METODE PELAKSANAAN
Definisi Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan
Lingkup area pekerjaan kolom yang diamati pada proyek pembangunan Gedung
Kuliah Bersama (GKB) Universitas Negeri Malang adalah lantai 1 sampai lantai 8 untuk
Gedung 2 zona 3, adapun tahap metode pelaksanaan kolom tersebut yaitu:
24
2) Pekerjaan Bekisting Kolom
1) Besi beton
Besi beton adalah besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi beton atau
lebih populer disebut sebagai beton bertulang. Besi beton tulangan pada dasarnya
terdiri dari dua bentuk yaitu besi beton polos atau Plain Bar dan besi beton ulir atau
Deformed Bar.
25
2) Beton Ready Mix
26
4) Multiplek Phenoli
27
bekisting konvensional, namun bekisting ini lebih awet dan tahan lama. Besi yang
dipakai di Proyek GKB adalah dengan ukuran 50 x 100.
1) Meteran
Sumber : alatproyek.com
Meteran digunakan untuk mengukur jarak atau panjang besi yang akan
digunakan pada pekerjaan pembesian kolom.
3) Tang
28
Gambar 14. Tang
Sumber : alatproyek.com
Mesin Cutting Wheel Besi merupakan sebuah gergaji kasar, juga dikenal sebagai
gergaji potong atau gergaji adalah alat listrik yang digunakan untuk memotong besi.
Tindakan pemotongan dilakukan dengan cakram abrasif, mirip dengan roda gerinda
tipis.
29
5) Bar Bender
6) Alat Las
Sumber : pengelasan.net
30
1) Gergaji
Sumber : mitratools.com
Gergaji kayu digunakan untuk memotong kayu bekisting yang akan digunakan
pada pekerjaan bekisting kolom.
Sumber : distributorbangunan.com
Pada pekerjaan bekisting kolom, paku atau martil adalah alat yang gunakan
untuk memaku atau menyatukan kayu bekisting dengan adanya paku beton.
31
Corner Tie Holder / Tierod merupakan penyambung antara panel bekesting kolom
yang ditempatkan pada ujung waller beam atau pada sudut-sudut beeisting kolom
(pertemuaan antar panel bekesting).
4) Push-pull
Kaki pipe support fungsinya sama dengan push-pull yaitu untuk menahan beban
akibat bekisting dan mempertahankan bentuk bekisting.
5) Waterpass
32
Gambar 23. Waterpass
Leveling atau Waterpass merupakan alat yang digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara
vertikal maupun horizontal. Pada pekerjaan bekisting kolom, digunakan untuk
membantu penggunaan Theodolit dalam menentukan letak bekisting kolom.
6) Theodolit
33
Gambar 25. Unting-unting dan Benang
Sumber : ilmutekniksipil.com
1) Concrete Mixer
Concrete Mixer berfungsi sebagai alat pengaduk campuran beton yang akan
digunakan pada pekerjaan pengecoran kolom.
2) Tower Crane
34
Gambar 26. Tower Crane
3) Bucket Cor
Bucket cor merupakan alat yang dipakai untuk mengangkut beton yang berasal
dari Truck Mixer Concrete sampai pada lokasi pengecoran. Setelah dilakukannya
pengetesan dan pengecekan slump sesuai standar mutu yang telah diputuskan, beton
yang masih ada di dalam Truck Mixer Concrete bisa dipindahkan/ dimasukkan ke
dalam Bucket cor. Kemudian material akan diangkut menggunakan Tower Crane.
4) Pipa Tremie
35
Sumber : kardinanawassa.blogspot.com
Pipa Tremie digunakan untuk menyalurkan material yang terdapat pada Bucket
cor pada lokasi bekisting agar material tepat masuk pada tempat yang telah
ditentukan.
5) Concrete Vibrator
Sumber : indimart.com
Concrete vibrator merupakan salah satu peralatan yang digunakan saat pengecoran
dimana alat ini berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan dalam bekisting,
hal ini ditujukan untuk mengeluarkan kandungan udara yang terjebak dalam air
campuran beton dengan getaran yang dihasilkan oleh vibrator. Sehingga beton yang
dihasilkan mendapatkan kekuatan yang merata dan juga untuk menghindari adanya
keropos pada beton.
Pelaksanaan Pekerjaan
Metode pekerjaan ini menjelaskan pekerjaan kolom secara umum mulai dari
pekerjaan pembesian, bekisting dan pengecoran kolom yang dilaksanakan di proyek
Gedung Kuliah Bersama (GKB) Universitas Negeri Malang.
36
Flowchart Pekerjaan Kolom
Start
Tidak
Cek Engineer Diperbaiki Fabrikasi
Ya Tidak
Ya
Instalasi Pembesian Inspeksi 1 Diperbaiki
Tidak
Inspeksi 2 Diperbaiki
Ya
Instalasi bekisting
Perkuatan
Tidak
Inspeksi 3 Diperbaiki
Ya
Pengecoran
Bongkar Bekisting
Perawatan (Curing)
Selesai
Tahapan Pekerjaan
37
5) Pekerjaan Kepala Kolom
Pekerjaan Pembesian
Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang yaitu untuk
menahan gaya tarik, oleh karena itu pada struktur kolom selalu diupayakan agar
tulangan longitudinal (utama) dipasang pada serat-serat beton yang mengalami
tegangan tarik, keadaan ini terjadi pada daerah yang menahan momen lentur
besar sehingga sering mengakibatkan terjadinya retakan beton akibat gaya geser,
agar kolom dapat menahan gaya geser, maka diperlukan tulangan geser yang
dapat berupa tulangan miring/tulangan serong atau berupa sengkang/begel
(Sangga, 2010). Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian kolom
mulai dari tahap fabrikasi hingga pemasangan tulangan:
1) Perencanaan Pre-Fabrikasi Tulangan Kolom
3) Inspeksi 1
40
sebelum diangkat (lifting) menggunakan tower crane (TC).
41
Pada tahap pemasangan tulangan kolom ini bisa juga disebut dengan
erection kolom. Erection kolom adalah menyambungkan pembesian
kolom yang telah diangkat (lifting) menggunakan Tower Crane (TC)
kemudian menempatkan dan menyambungkan ke tulangan overlap,
setelah itu diikat menggunakan kawat bendrat agar tulangan
menyambung dengan kuat. Menurut Fakhli (2014), dalam pemasangan
besi tulangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
(a) Besi atau baja tulangan harus bersih dari kotoran.
42
Pemberian beton decking
Sepatu kolom adalah sebuah alat bantu yang dibuat pada bawah
tulangan kolom yang berhubungan dengan pondasi yang sudah dicor,
fungsi dari sepatu adalah sebagai pengaku posisi tulangan kolom agar
tidak berubah posisi pada saat proses pengecoran dan juga berfungsi
sebagai penahan bekisting bagian bawah agar posisi bekisting tidak
berubah sepatu kolom biasanya terbuat dari profil baja siku L 30.30.3
yang dilas ke sengkang kolom (projectmedias.com, 2014).
Pada proyek GKB UM ini menggunakan 2 tulangan ulir yang
ditancapkan di setiap pojokannya sebagai marking sepatu kolom.
7) Inspeksi 2
44
1. Mengukur dimensi multiplek sebelum dipotong untuk setiap sisi,
untuk lebar sisi bawah dan atas disesuaikan dengan dimensi
penampang kolom, untuk panjang disesuaikan dengan ketinggian
kolom yaitu 4,5 m.
50x50x3 mm
hollow
50x100x3 mm
46
Gambar 45. Pemasangan Rangka Horizontal dan Vertikal
48
Sumber : Dokumentasi di proyek
49
Gambar 50. Perkuatan Bekisting Kolom
5) Inspeksi 3
(c) Setelah itu pada bekisting bagian bawah diukur jarak dari bekisting ke
benang unting-unting. Hal sama dilakukan pada bekisting bagian
atas. Apabila jarak dari bekisting ke benang pada bekisting bagian
atas dan bawah sudah sama, maka bekisting tersebut sudah dikatakan
vertikal.
50
Gambar 51. Uji Vertikalisasi kolom
Pekerjaan Pengecoran
mixer truck.
54
Gambar 52. Alat Uji Slump (kerucut Abrams)
Sumber: Dokumentasi di proyek
55
Gambar 54. Uji Slump Beton Ready Mix
Sumber: Dokumentasi di proyek
2) Pengecoran Kolom
56
Gambar 55. Pengecoran Kolom menggunakan Bucket Cor
57
dibongkar, dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya yaitu curing.
Curing secara umum dipahami sebagai perawatan beton yang
bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat
kehilangan air yang dapat mengakibatkan retak pada permukaan
beton (Yahya, 2016). Salah satu metode curing yang dipakai yaitu
membasahi permukaan beton secara berkala dengan air.
58
Gambar 58. Marking Kepala Kolom
Sumber: Dokumentasi proyek
59
Gambar 60. Kepala Kolom
Sumber: Dokumentasi proyek
60
Ulasan Pekerjaan Kolom
61
kehilangan air yang dapat mengakibatkan retak pada permukaan
beton (Yahya, 2016). Salah satu metode curing beton yang
dipakai pada proyek GKB UM yaitu membasahi permukaan
beton secara berkala dengan air.
Resiko :
1. Kepala kolom ngeplin, keropos.
2. Hasil cor geripis pada sudut balok dan kolom.
3. Hasil dimensi kepala kolom tidak sesuai dengan shop drawing.
4. Kepala kolom benangan tidak lurus
5. Pertemuan balok dan kolom / joint beam column menjadi tidak rapi
dan tidak cacat quality.
6. Pertemuan antara kepala kolom dan badan kolom tidak rapi.
Saran :
62
1. Memastikan metode kerja yang telah disetujui tersedia dan pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan metode kerja, dokumen kontrak dan
vendor dokumen.
2. Metoda kerja harus diketahui oleh setiap orang yang terlibat dalam
pekerjaan.
3. Memberikan Inspection Test Plan (ITP) dan memastikan ceklist
internal persiapan pekerjaan telah dipenuhi sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
4. Melakukan identifikasi semua material, alat, prosedur, sumber daya
dan manajemen agar tercapai pekerjaan baik.
63