Anda di halaman 1dari 26

BAB III

METODE PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Alat
Peralatan sangat berguna dalam menunjang pekerjaan dari suatu proyek.
Peralatan yang memadai dapat menciptakan kelancaran serta mempercepat
suatu pekerjaan dibanding hanya menggunakan tenaga manusia saja. Berikut ini
adalah alat dan bahan yang digunakan selama pekerjaan struktur kolom yang
digunakan pada proyek pembangunan Gedung IGD dan Rawat Inap Rumah
Sakit Permata Hati Metro Lampung adalah sebagai berikut :
1. Ready Mixed Concrete Truck (Truck Mixer Concrete)
Ready Mixed Concrete Truck (Truck Mixer) ini berfungsi untuk
mengangkut adonan beton ready mix dari mixing plant ke lokasi proyek, serta
menjaga kualitas beton selama perjalanan dan pengecoran. Truck Mixer ini
merupakan milik dari pabrik penyedia jasa beton ready mix, dan biaya sewanya
sudah merupakan/termasuk biaya beton per m3.

Gambar 6. Ready Mixed Concrete Truck (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

2. Concrete Pump

Concrete Pump / Pompa Beton adalah alat yang digunakan untuk


mendorong hasil cairan beton yang sudah diolah dari mixer truck. Pada proyek
Pembangunan Gedung Mapolda Sumatera Selatan ini concrete pump digunakan
untuk mengecor pekerjaan balok dan plat lantai.

21
22

Gambar 7. Concrete Pump (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)


3. Concrete bucket
Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari Truck mixer
concrete sampai ke tempat pengecoran yang sebelumnya sudah dilakukan
pengetesan slump. ada proyek Pembangunan Gedung Mapolda Sumatera
Selatan ini Concrete bucket hanya digunakan untuk mengecor pekerjaan kolom.

Gambar 8. Concrete bucket (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

4. Vibrator / Penggetar
Vibrator digunakan pada semua pekerjaan beton untuk memberikan
getaran pada beton saat pengecoran yang fungsinya memadatkan beton
sehingga tidak terdapat rongga-rongga udara yang dapat membuat beton
menjadi keropos dan menurunkan mutu beton tersebut.
23

Gambar 9. Vibrator (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

5. Meteran
Meteran adalah alat ukur yang sangat penting dipergunakan dalam
bangunan. Umumnya alat ukur dibuatkan dalam dua satuan ukuran metrik yaitu
dalam satuan meter dan inchi yang mana harus mengikuti ukuran standard yang
berlaku. Meter ukur kecil biasanya mempunyai ukuran panjang 3 m dan 5 m.
Sedangkan meter ukur panjang yang biasanya dalam bentuk roll terdapat dalam
ukuran 10 m, 20 m, 30 m, 50 m dan 100 m.

Gambar 10. Meteran (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

6. Mesin Pemotong Tulangan (Bar Cutting)


Alat ini berfungsi untuk memotong tulangan. Alat ini ditempatkan pada
tempat tertentu di lapangan yang disebut dengan area fabrikasi besi. Dengan
menggunakan alat ini, maka akan menghemat waktu serta tenaga untuk
memotong tulangan dikarenakan tulangan ulir yang akan dipotong berdiameter
cukup besar dan dalam jumlah banyak.
24

Gambar 11. Bar Cutting (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

7. Mesin Pembengkok Tulangan (Bar Bending)


Bar Bending berfungsi untuk membengkokkan tulangan (fabrikasi baja
tulangan). Dengan menggunakan alat ini, maka akan menghemat waktu serta
tenaga untuk membengkokkan tulangan dikarenakan tulangan ulir yang
digunakan berdiameter cukup besar dan dalam jumlah banyak.

Gambar 12. Bar Bending (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)


9. Scaffolding
Merupakan alat perancah yang terbuat dari baja. Alat perancah ini
digunakan untuk konstruksi besar dan dapat digunakan terus sampai alat
perancah ini rusak. Alat perancah ini dapat disambung-disambung sesuai
dengan kegunaannya, juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai tempat orang
bekerja yang dialasnya dapat dipasang roda.

B. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada teknis pelaksanaan
pekerjaan kolom, balok, dan pelat lantai ini adalah sebagai berikut :
25

1. Semen
Semen adalah bahan yang bertindak sebagai bahan pengikat agregat,
jika dicampur dengan air semen menjadi pasta. Dengan proses waktu dan
panas, reaksi kimia akibat campuran air dan semen menghasilkan sifat
perkerasan pasta semen. Semen juga merupakan bahan utama yang berperan
sangat penting dalam bidang konstruksi.

Gambar 13. Semen (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

2. Pasir
Pasir sebagai bahan yang digunakan dalam campuran beton yang biasa
disebut agregat halus. Agregat halus untuk beton berupa pasir alam sebagai
hasil disintegerasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu.

Gambar 14. Pasir (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)


3. Besi Tulangan
Besi tulangan dengan kualitas yang baik pada umumnya mempunyai
kondisi fisik berwarna abu-abu dan tidak berkarat. Pada proyek Pembangunan
Gedung Mapolda Sumatera Selatan ini Besi tulangan ulir digunakan sebagai
tulangan pokok pada struktur balok dan plat lantai dengan ukuran diameter D19
dan D22. Sedangkan besi wiremesh adalah rangkaian baja tulangan bermutu
26

tinggi dengan tegangan leleh karakteristik sampai 5000 kg/cm² berbentuk jaring -
jaring dengan spasi tertentu yang pada tiap titik pertemuannya dihubungkan
dengan kawat pengikat.

Gambar 15.Besi Tulangan (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

4. Air
Air digunakan untuk keperluan adukan pekerjaan pasangan atau beton
dan lain-lain harus bersih dan tidak mengandung garam-garaman yang dapat
merusak atau mengurangi mutu pekerjaan.

Gambar 16. Air (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

5. Kayu
Pada proyek ini digunakan kayu kering kelas III dengan kualitas baik.
Kayu digunakan untuk membuat rumah sementara tukang, gudang
penyimpanan, serta digunakan juga untuk membuat bekisting balok, kolom, pelat
lantai.
27

Gambar 17. Kayu (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)


6. Plywood
Merupakan salah satu bahan utama dalam acuan dan perancah yang
digunakan sebagai cetakan karena permukaan dari plywood yang telah rata dan
halus sehingga tidak perlu diketam lagi. Ukurannya telah memenuhi standar yaitu
12 mm.

Gambar 18. Plywood (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

7. Paku
Berfungsi sebagai penguat dan penyambung. Bentuk penampang paku
yang digunakan dalam acuan perancah ialah yang berpenampang bulat, hal ini
untuk mempermudah di dalam pembongkarannya.

Gambar 19. Paku (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)


28

8. Kawat Bendrat
Pada pekerjaan penulangan, kawat dibutuhkan untuk mengikat antar
tulangan sengkang dan tulangan utama agar tulangan-tulangan tersebut memiliki
jarak yang tetap sesuai dengan rencana.

Gambar 20. Kawat Bendrat (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

9. Beton Decking
Beton Decking adalah beton yang di buat berbentuk silinder ataupun
kubus yang memiliki ketebalan sesuai dengan selimut beton yang diingginkan.
Fungsi beton deking adalah untuk memastikan bahwa jarak antara pembesian
dengan selimut beton sesuai yang direncanakan.

Gambar 21. Beton Decking (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

C. Pelaksanaan Pekerjaan Kolom


Pelaksanaan pekerjaan kolom, melalui beberapa tahapan yaitu :
29

1. Tahap Persiapan
Persiapan awal pekerjaan kolom dimulai dengan mempersiapkan semua
peralatan yang dibutuhkan, baik untuk pekerjaan bekisting maupun penulangan.
Pekerjaan persiapan meliputi:
a. Melakukan pemotongan besi tulangan yang akan dipakai untuk penulangan
kolom (D19, dan D22).
Dalam proses ini dilakukan pemotongan besi tulangan dengan alat Bar
Cutter. Penggunaan Bar Cutter ini membuat pekerjaan pemotongan tulangan
dalam jumlah banyak menjadi lebih cepat, rapi dan efesien. Pemotongan besi
tulangan dipotong sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 22. Pemotongan besi tulangan (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)


b. Melakukan pembengkokan besi tulangan yang akan dipakai untuk
penulangan kolom (D19, dan D22), Dalam proses ini dilakukan
pembengkokan besi tulangan dengan alat Bar Bender.
c. Mempersiapkan bekisting yang akan digunakan untuk kolom.

Gambar 23. Perakitan Bekisting Kolom (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)


30

d. Melakukan pembuatan beton decking yang digunakan sebagai acuan


selimut beton. Pada kolom digunakan beton decking berbentuk silinder
dengan tebal 4 cm dan berdiameter 6 cm

Gambar 24. Pembuatan beton decking (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

2. Tahap Pelaksanaan
Setelah tahap persiapan selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan
tahap pelaksanaan.
a. Pemasangan dan Penyambungan Tulangan Kolom
Pemasangan tulangan kolom pada lantai 5 dipasang dengan
menyambungkan tulangan kolom lantai 5 pada lantai sebelumnya dengan
bantuan Tower Crane.

Gambar 25. Penyambungan kolom dengan bantuan tower crane (Sumber :


Dokumentasi Proyek,2022)
31

b. Perakitan tulangan kolom

Perakitan kolom yang dilakukan secara manual oleh pekerja dengan cara
mengaitkan tulangan satu sama tulangan lain dengan kawat bendrat.

Gambar 26. Perakitan tulangan kolom (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

a. Setelah tulangan terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu


dipasang beton decking sesuai ketentuan. Beton decking ini berfungsi sebagai
selimut beton.

Gambar 27. Pemasangan beton decking (Sumber : Dokumentasi


Proyek,2022)
c. Proses pemasangan bekisting kolom
Pemasangan bekesting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan
pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan. Berikut ini adalah uaraian
mengenai proses pembuatan bekesting kolom:
1) Bersihkan area kolom sebelum memasang bekesting.
32

2) Kemudian ukur sesuai ketentuan dari tulangan terluar kolom, masing-masing


dari ke empat sisinya untuk pemasangan bekesting.
3) Rakit bekesting sesuai dengan dimensinya.
4) Setelah bekisting jadi, anggkat bekisting tersebut menggunakan tower crane
menuju ke kolom yang ingin dilakukan pengecoran, kegiatan ini dibantu oleh
pekerja untuk memposisikan bekisting dengan tepat.

Gambar 28. Pemasangan bekisting Kolom (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)

Selanjutnya pasang penyangga bekisting kolom dengan menggunakan


bantuan besi yang di kaitkan satu sama lain pada keempat sisinya, hal ini
bertujuan agar bekisitng tertahan dengan kuat saat proses pengecoran dan
menghidari terjadinya beton bunting.

Gambar 29. Pemasangan penyangga bekisting (Sumber : Dokumentasi


Proyek,2022)
33

d. Proses Pengecoran Kolom


1) Persiapan Pengecoran
Sebelum pengecoran dilakukan ada hal-hal yang harus diperhatikan agar
pelaksanaan dan hasil pengecoran mempunyai kualitas yang baik.
a) Beton segar tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan bekesting
(acuan), ukuran, dan letak baja tulangan sesuai dengan gambar
pelaksanaan dan pemasangan.
b) Pengecoran belum dapat dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan
site manager, pengawas lapangan, dan pengawas quality control.
c) Semua permukaan tempat pengecoran beton (bekesting) harus
dibersihkan dari benda-benda dan kotoran-kotoran debu, sisa potongan
besi dan kayu yang dapat merusak mutu beton.
d) Periksa kerapatan bekesting agar tidak terjadi kebocoran pada saat
pengecoran.
e) Pekerjaan pembersihan dilakukan setelah pekerjaan pembesian dan
pekerjaan pemasangan bekesting selesai dan disetujui oleh pengawas lapangan.
2) Pelaksanaan pengecoran
Proses pelaksanaan pengecoran dilaksanakan sebagai berikut :
a) Beton yang digunakan dalam proses pengecoran ini adalah ready mix
concrete dengan mutu K-250. Sebelum beton ready mix ini dituangkan ke
cetakan, proyek tidak lupa melakukan tes slump dan mengambil sampel 6 buah
kubus untuk pengecekkan kuat tekan beton, apakah mutu beton sudah baik atau
belum dan memenuhi standard atau tidak. Setelah selesai, barulah adukan beton
disalurkan dari truk mixer concrete ke tempat pengecoran.

Gambar 30. Uji Tes Slump (Sumber : Dokumentasi Proyek,2022)


34

b) Tuangkan beton ready mix concrete dari truk mixer concrete kedalam
concrete bucket lalu diangkut dengan menggunakan tower crane.

Gambar 31. Pemindahan beton ready mix ke concrete bucket (Sumber :


Dokumentasi Proyek,2022)
c) Selama proses pengecoran terdapat satu orang operator concrete bucket
yang bertugas untuk membuka atau mengunci agar cor-an beton tidak
tumpah pada saat dibawa ke area pengecoran.
d) Setalah sampai diarea pengecoran, beton ready mix ditumpahkan kedalam
bekisting dengan bantuan operator concrete bucket dengan membuka
penutup bucket agar beton ready mix keluar melalui bagian bawah concrete
bucket.
e) Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang maksimal, maka selama
terjadinya proses pengecoran dilakukan proses pemadatan dengan
menggunakan vibrator (dengan cara ditusuk-tusuk sampai benar-benar
padat).
f) Ratakan permukaan adukan beton yang telah dipadatkan, dengan
menggunakan papan perata.
3) Pembongkaran bekisting kolom
Pada proyek pembangunan gedung Mapolda Sumsel, pembongkaran
bekisting kolom dilakukan setelah 24 jam. Pembongkaran bekisting kolom
dilakukan dengan cara pelepasan penyangga, pada proyek ini bekisting kolom
mempunyai penyangga yang berupa besi yang dikaitkan satu sama lain.
Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan ke tempat yang
telah disediakan.
35

3. Tahap Perawatan
Pekerjaan perawatan beton pada proyek ini dilakukan setelah
pengecoran selesai dilaksanakan. Pekerjaan perawatan ini dilakukan sampai
beton mencapai 7 hari. Perawatan beton dilaksanakan dengan cara menyiram
kolom dengan air, hal ini bertujuan agar kadar air di dalam beton tetap stabil dan
keadaan beton tidak mengering, biasanya proses ini dinamakan curing.

D. Pembahasan

1. Material Besi Kolom Utama

Pada proyek Pembangunan Gedung IGD dan Rawat Inap Rumah Sakit
Permata Hati Kelurahan Yosorejo Kecamatan Metro Timur Kota Metro
Provinsi Lampung menggunakan besi pokok dengan jenis besi ulir dengan
Ø19 dan Ø20 sebagai berikut berikut:

Gambar 32. Besi Ulir (Sumber : Google,2022)

2. Material Besi Sengkang

Pada proyek Pembangunan Gedung IGD dan Rawat Inap Rumah Sakit
Permata Hati Kelurahan Yosorejo Kecamatan Metro Timur Kota Metro
Provinsi Lampung menggunakan besi pokok dengan jenis besi ulir dengan
Ø10

3. Jenis Kolom

Tabel 1. Pemakaian Jenis Kolom Pada Lantai 2

Nama Kolom Ukuran Kolom Jumlah Kolom


K1 65 x 65 4 buah
K3 30 x 70 2 buah
36

Nama Kolom Ukuran Kolom Jumlah Kolom


K3A 35 x 70 3 buah
K4 40 x 70 3 buah
K8 25 x 60 3 buah
(Sumber : M alay Budiman,2022)

Tabel 2. Pemakaian Jenis Kolom Pada Lantai 3

Nama Kolom Ukuran Kolom Jumlah Kolom


K1 65 x 65 1 buah
K3 50 x 70 2 buah
K4 40 x 70 3 buah
K6 40 x 70 2 buah
K8 25 x 60 3 buah
(Sumber : M alay Budiman,2022)

Tabel 3. Pemakaian Jenis Kolom Pada Lantai 4

Nama Kolom Ukuran Kolom Jumlah Kolom


K1 65 x 65 1 buah
K3 50 x 70 2 buah
K4 40 x 70 3 buah
K6 40 x 70 2 buah
K8 25 x 60 3 buah
(Sumber : M alay Budiman,2022)

Tabel 4. Pemakaian Jenis Kolom Pada Lantai 5

Nama Kolom Ukuran Kolom Jumlah Kolom


K3 30 x 70 2 buah
K8 25 x 60 2 buah
K9 30 x 45 2 buah
(Sumber : M alay Budiman,2022)
37

4. Kebutuhan Besi

a. Kebutuhan besi kolom pada lantai 2

Tabel 5. Pemakaian Jenis Kolom Pada Lantai 2

Jenis Kolom Gambar Penjelasan


Jumlah Kolom Utama : 28 buah
D22
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10
– 150
K1 65 x 65 Besi Sengkang Lapangan :
3P10 - 75

Jumlah Kolom Utama : 24 buah


D22
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10
K3 30 x 70 – 150
Besi Sengkang Lapangan :
3P10 - 150

Jumlah Kolom Utama : 26 buah


D22
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10
K3A 35 x 70 – 150
Besi Sengkang Lapangan :
3P10 - 75
38

Jenis Kolom Gambar Penjelasan


Jumlah Kolom Utama : 26 buah
D22
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10
K4 40 x 70 – 150
Besi Sengkang Lapangan :
3P10 - 75

Jumlah Kolom Utama : 16 buah


D19
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10
– 150
K8 25 x 60 Besi Sengkang Lapangan :
3P10 - 75

(Sumber : M alay Budiman,2022)

b. Kebutuhan besi kolom pada lantai 3-4

Tabel 6. Pemakaian Jenis Kolom Pada Lantai 2

Jenis Kolom Gambar Penjelasan

Jumlah Kolom Utama : 28 buah


D22
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10
K1 65 x 65 – 75
Besi Sengkang Lapangan :
3P10 - 150
39

Jenis Kolom Gambar Penjelasan

Jumlah Kolom Utama : 24 buah


D22
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10
K3 30 x 70 – 100
Besi Sengkang Lapangan :
3P10 - 150

Jumlah Kolom Utama : 26 buah


D22
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10
K4 40 x 70 – 100
Besi Sengkang Lapangan :
3P10 - 150

Jumlah Kolom Utama : 26 buah


D22
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10
K6 40 x 70 – 100
Besi Sengkang Lapangan :
3P10 - 150

Jumlah Kolom Utama : 16 buah


D19
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10
– 150
K8 25 x 60 Besi Sengkang Lapangan :
3P10 - 100

(Sumber : M alay Budiman,2022)


40

c. Kebutuhan besi kolom pada lantai 5

Tabel 7. Pemakaian Jenis Kolom Pada Lantai 2

Jenis Kolom Gambar Penjelasan


Jumlah Kolom Utama : 24 buah
D22
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10 –
100
K3 30 x 70 Besi Sengkang Lapangan : 3P10 -
150

Jumlah Kolom Utama : 16 buah


D19
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10 –
150
Besi Sengkang Lapangan : 3P10 -
K8 25 x 60 100

Jumlah Kolom Utama : 16 buah


D19
Besi Sengkang Tumpuan : 3P10 –
K9 30 x 45 150
Besi Sengkang Lapangan : 3P10 -
100

(Sumber : M alay Budiman,2022)


41

d. Kebutuhan besi kolom pada tiap lantai

Tabel 8. Besi pada lantai 2

Diameter Besi Jumlah besi ulir


22 316 buah
19 48 buah
(Sumber : M alay Budiman,2022)

Tabel 9. Besi pada lantai 3 - 4

Diameter Besi Jumlah besi ulir


22 152 buah
19 176 buah
(Sumber : M alay Budiman,2022)

Tabel 10. Besi pada lantai 5

Diameter Besi Jumlah besi ulir


22 48 buah
19 80 buah
(Sumber : M alay Budiman,2022)

5. Analisa Gempa

Analisa gempa menggunakan SNI 1726 – 2019 yang merupakan parameter


dalam menganalisa apakah suatu struktur bangunan gedung tahan terhadap
gempa, Pada proyek Pembangunan Gedung IGD dan Rawat Inap Rumah
Sakit Permata Hati Kelurahan Yosorejo Kecamatan Metro Timur Kota Metro
Provinsi Lampung ini terdapat pada spektrum gempa seperti penjelasana
sebagai berikut :

a. Respons Spektrum Gempa

Lokasi : Kota Metro, Lampung (Spektum desain diperoleh di web puskim


PUPR ciptakarya.)

PGA (g) : 0,20903

Ss (g) : 0,42014

S1 (g) : 0,19375
42

FPGA : 0,69097

FA : 0,63958

Fv : 1.000

SMS(g) : 0,42014

SM1 : 0,19375

SDS : 0,27986

SD1 : 0,12917

T0 (detik) : 0.092

TS (detik) : 0,32014

b. Parameter gempa SNI 1726-2019;

Kelas situs : D

TI : 20 detik (periode transisi)

I : 1 (Faktor keutamaan gedung)

R : 8 (faktor redudansi SRPMK)

Ω : 3 (faktor kuat lebih)

Cd: 5.5 (faktor pembesaran defleksi)

G : 9,81 m/s2 (gravitasi bumi)

Scale factor (SNI 1726-2019)

Sf : g x 1/R

R : 9,81 x 1/8 = 1,226


43

Gambar 33. Spektrum Desain Respon Rumah Sakit Permata Hati (Sumber :
Puskim PUPR Ciptakarya,2022)

6. Pembebanan.

a. Beban Mati Tambahan (Super Dead)

1) Beban mati pelat lantai

Total Beban Mati keramik & MEP = 1,50 kN/m²

2) Beban mati pelat atap

Total Beban Mati waterprofing & MEP = 0,80 kN/m²

3) Beban mati balok

Dinding pas. ½ bata = 2,50 x (4 – 0,7) = 8,25 kN/m

b. Beban Hidup (Live)

Pembebanan sesuai SNI 1727 – 2020:

1) Beban hidup Apartemen (Semua hunian rumah tinggal lainnya)

Beban hidup = 4,79 kN/m²

2) Beban hidup pelat atap (Atap datar)

Total Beban hidup = 1,00 kN/m²

c. Kombinasi Pembebanan
44

Berdasarkan SNI 2847 : 2019 pasal 5.3.1

Gambar 34. Kombinasi Pembebanan (Sumber : SNI 2847,2019)

7. Analisa Gempa

Analisa Gempa menggunakan aplikasi SAP 2000 yang merupakan program


atau aplikasi yang digunakan untuk mendesain atau menganalisis suatu
struktur bangunan atau objek. Program SAP 2000 memiliki beberapa
kelebihan, terutama pada struktur beton dan struktur baja, bangunan yang
ditinjau pada laporan kerja praktik ini adalah Gedung IGD dan Rawat Inap
Rumah Sakit Permata Hati Kelurahan Yosorejo Kecamatan Metro Timur
Kota Metro Provinsi Lampung dengan menggunakan aplikasi kita dapat
mengetahui apakah bangunan tersebut tahan gempa pada kondisi tertentu
berikut hasil analisa perhitungan

a. Pemeriksaan Jumlah Ragam

SNI 1726 -2019 Pasal 7,9,1,1 disebutkan bahwa analisis harus menyertakan
jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi masa ragam,
terkombinasi sebesar paling sedikit 90% dari masa aktual dalam masing
masing arah horizontal ortogonal dari respon yang di tinjau, berikut
penjelasan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 11. Modeling Participating mass ratios (SAP2000)

Step num Period SUM ux SUM uy


1 -610745,12 0 0
45

Step num Period SUM ux SUM uy


2 153350,6364 0,045 0,423
3 61878,6693 0,045 0,423
4 -51183,618 0,293 0,484
5 -48897,844 0,303 0,514
6 -26990,8031 0,34 0,516
7 1,173656 0,379 0,52
8 0,797841 0,425 0,521
9 0,716379 0,496 0,604
10 0,68388 0,496 0,604
11 0,469584 0,627 0,628
12 0,423352 0,65 0,635
(Sumber : M alay Budiman,2022)

Jumlah partisipasi massa dalam 12 mode arah-x dan arah-y

sebesar 90%

arah -x Tidak memenuhi

arah -y Tidak memenuhi

b. Perbandingan geser statik dan dinamik

SNI 1726 -2019 Pasal 7,9,4,1 Tentang skala gaya Mengisyaratkan bahwa
gaya geser dinamik harus lebih besar dari 100% dari gaya geser statik, Vd >
100% Vs,

Tabel 12. Base Reactions (SAP2000)

Output case Global Fx (kN) Global Fy (kN)


Sx -4325,93 812,08
Sy 4533,29 -4529,38
Dy 2283,75 881,46
Dx 2961,77 1949,05
(Sumber : M alay Budiman,2022)

Tabel 13. Hasil Penjumlahan Gaya Dasar Untuk Masing - Masing Gempa

Geser Dinamik Statik Kontrol Vd > Faktor


Dasar (Vd) (kN) (Vs) (kN) 100% Vs Vd/Vs Skala (Fs)
X- Direction 2283,75 -4325,93 Memenuhi 0,793 1,261
Y- Direction 1949,05 -4529,38 Memenuhi 0,789 1,267
(Sumber : M alay Budiman,2022)
46

c. Deformasi Akibat Gempa

Gambar 35. Deformasi Comb 3 Terbesar Arah – y (Sumber : M alay


Budiman,2022)

Gambar 35. Deformasi Comb 7 Terbesar Arah – x (Sumber : M alay


Budiman,2022)

Anda mungkin juga menyukai