Anda di halaman 1dari 11

9

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Umum
Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting sebelum
dilaksanakannya suatu proyek. Tahapan awal ini dilakukan supaya tindakan yang
diambil dalam pelaksanaan suatu proyek tidak merugikan, oleh karena itu
perencanaan harus dibuat sematang mungkin dan dalam pelaksanaan harus
diserahkan pada orang atau badan usaha yang benar-benar ahli dan
berpengalaman dalam bidangnya serta mempunyai reputasi yang baik.
Tahap perencanaan merupakan tahap yang penting dalam proses
pelaksanaan suatu proyek karena perencanaan berkaitan dengan tahap
sebelumnya yaitu survey (pengamatan dan penyelidikan, selain itu tahap
perencanaan mempunyai kaitan ke depan, yaitu pada construction
(pelaksanaan), operation (pengoperasian atau pemakaian), maintenance
(pemeliharaan). Kegiatan ini sangat penting sebelum dimulainya sebuah proyek.
Perencanaan suatu proyek harus dibuat secermat dan seteliti mungkin, karena
bila terjadi kesalahan perencanaan ataupun urutan proses yang tidak benar
dapat menyebabkan terjadinya kerugian. Perencanaan yang matang sebelum
dimulainya suatu pekerjaan proyek tidak hanya menghemat biaya tetapi juga
dapat menghemat waktu dan tenaga.
Pelaksanaan di lapangan seringkali berbeda dengan perencanaan,
sehingga pengalaman kerja pelaksana di lapangan sangat dibutuhkan sebagai
unsur penunjang dalam menghadapi berbagai masalah yang ada di lapangan.
Perencanaan dan persiapan yang matang sebelum pelaksanaan proyek
merupakan tindakan yang seharusnya dilakukan Pemilik proyek untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi di lapangan.
Perencanaan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Konstruksi Harus Kuat Dan Aman
2. Mutu Pekerjaan Terjaga Dengan Baik
3. Pekerjaan Selesai Sesuai Dengan Waktu Yang Direncanakan
4. Biaya Pelaksanaan Seefisien Dan Seekonomis Mungkin.
Perancangan proyek yang baik haruslah didukung komitmen bersama
untuk dapat melaksanakannya secara konsekuen. Untuk itulah perlu adanya
rapat-rapat koordinasi sehingga menghasilkan kesepakatan mengenai mutu
10

yang ingin dicapai bersama. Perencanaan suatu proyek dilaksanakan dalam


beberapa tahap. Tahap pertama yaitu melakukan survey di lapangan. sedangkan
tahap perencanaan merupakan kelanjutan dari studi kelayakan tahap tersebut,
dimana dalam tahap perencanaan ini merupakan kerangka landasan untuk
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Tahap-tahap perencanaan pembangunan
suatu proyek antara lain :

1. Tahap Pra Rencana


Tahapan ini terdiri dari gambar-gambar sketsa atau merupakan outline
dari bangunan berikut dengan perkiraan biaya proyek. Gambar-gambar tersebut
dikembangkan lebih rinci lagi untuk dapat dipakai sebagai dasar pembahasan
berikutnya.

2. Tahap Perencanaan
Tahap ini terdiri dari uraian lanjutan dari gambar-gambar pra rencana dan
gambar-gambar dasar dengan skala yang lebih besar. Kemudian gambar-
gambar ini dikembangkan lagi menjadi gambar-gambar detail yang dilengkapi
dengan uraian kerja dan syarat-syarat serta perhitungan anggaran bangunan.

3. Pembuatan rencana kerja dan syarat-syarat


Rencana kerja dan syarat-syarat ini mencakup semua aspek antara lain
material, peralatan, tenaga kerja, dan waktu dari pelaksanaan pekerjaan.

4. Perhitungan anggaran biaya


Anggaran biaya merupakan perhitungan biaya yang dibutuhkan untuk
bahan, upah, dan biaya lain dalam pelaksanaan proyek. (Arif Wibowo 2011).
B. Pengertian Beton
Beton adalah campuran semen portland atau semen hidrolik lainnya,
agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan
(admixture). Seiring dengan penambahan umur, Beton akan semakin mengeras
dan akan mencapai kekuatan rencana pada usia 28 hari. Beton memliki daya
kuat tekan yang baik oleh karena itu beton banyak dipakai atau dipergunakan
untuk pemilihan jenis struktur terutama struktur bangunan, jembatan dan jalan.
(SNI2847:2013).
11

Besi dan beton dapat bekerja sama atas dasar beberapa hal :

1. Lekatan (bond) yang merupakan interaksi antara tulangan besi dengan


beton di sekelilingnya, yang akan mencegah slip dari besi relatif terhadap
beton.
2. Campuran beton yang memadai memberikan sifat anti resap yang cukup
dari beton untuk mencegah karat besi.
3. Angka kecepatan muai yang relatif serupa menimbulkan tegangan antara
besi dan beton yang dapat diabaikan di bawah perubahan suhu udara

C. Material Pembentuk Beton Bertulang


Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah
tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang diisyaratkan dengan atau
tanpa prategang, dan direncanakan bedasarakan asumsi bahwa kedua bahan
tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang terbuat dari
gabungan antara beton dan tulangan besi. Oleh karena itu, beton bertulang
memiliki sifat yang sama seperti bahan-bahan penyusunya yaitu sangat kuat
terhadap beban tekan dan beban tarik. (SNI 03-2847-2002 pasal 3.13)
1. Semen
Semen merupakan suatu jenis bahan yang memiliki sifat yang adesif
dankohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral
menjadi suatu massa yang padat. Dalam hal ini bahan semen akan menjadi
keras karena adanya faktor air, yang kemudian dinamakan semen hidrolik
(Hydraulic Cement). Semen hidrolik yang biasa digunakan pada beton
adalah semen portland (Portland Cement) yang umumnya membutuhkan
sekitar 14 hari untuk mencapai kekuatan yang cukup dan membutuhkan
waktu 28 hari untuk mencapai kekuatan rencana.
2. Agregat
Pada material beton, agregat memenuhi sekitar 75 % dari isi total beton,
sehingga perilaku beton sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat agregat. Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya agregat biasanya terdiri dari 2 macam
yaitu agregat halus yang umumnya berupa pasir dan agregat kasar yang
pada umumnya berupa kerikil. Agregat halus adalah bahan yang lolos dari
saringan no. 4 (lebih kecil dari 3/16 inci, berdasarkan ASTM). Dan agregat
kasar adalah bahan-bahan yang berukuran lebih besar.
12

3. Air
Air merupakan bahan utama dalam campuran beton karena air yang
mengakibatkan partikel-partikel semen saling mengikat baik mengikat antar
partikel maupun dengan tulangan besi.
4. Tulangan Besi
Tulangan besi secara umum terdiri atas 2 macam yaitu besi tulangan
polos dan besi tulangan berulir. Pembahasan berikut akan menitik beratkan
pada struktur balok beton bertulang segi empat sederhana, sebagai bahan
studi literatur penunjang penelitian yang akan dilakukan.

D. Pondasi
Pondasi adalah bagian dari struktur bawah gedung yang kekuatannya
ditentukan oleh kekuatan tanah yang mendukungnya, seperti pondasi telapak,
tiang pancang dan tiang bor (SNI-1726-2002).
Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah
disekitar bangunan tersebut, sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh
letak tanah padat yang mendukung posisi. Apabila pondasi terletak pada tanah
miring lebih dari 10%, maka pondasi bangunan tersebut harus dibuat rata atau
dibentuk tangga dengan bagian bawah dan atas rata. Adapun jenis terbagi
menjadi dua yaitu :

1. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal (shallow footing) adalah pondasi yang digunakan pada
kedalaman 0,8–1 meter. Karena daya dukung tanah telah mencukupi, jenis-jenis
pondasi dangkal secara umum yaitu :

a. Pondasi Tapak
Pondasi tapak adalah pondasi yang mendukung bangunan secara
langsung pada tanah pondasi, bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal
dengan kualitas yang baik yang mampu mendukung bangunan itu pada
permukaan tanah atau sedikit dibawah permukaan tanah. Pondasi ini biasa
digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan diatas tanah lembek.
pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan ditanah sempit yang
dikembangkan keatas. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya
tepat dibawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras.
13

b. Pondasi Menerus (Continius Fondations)


Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung beban
memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau kolom
dengan jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban
berat. Pondasi menerus dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan
persegi ataupun trapesium. Penggunaan bahan pondasi ini biasanya sesuai
dengan kondisi lingkungan atau bahan yang tersedia di daerah setempat.

2. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang ditanam didalam tanah dengan
kedalaman tertentu yang berfungsi meneruskan beban bangunan kedasar tanah.
Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3m di bawah
elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya digunakan oleh bangunan
besar, jembatan, struktur lepas pantai, dan sebagainya.
Di antara macam jenis pondasi dalam antara lain :

a. Bored Pile
Bored pile adalah pondasi tiang dalam berbentuk tabung yang berfungsi
meneruskan beban bangunan kedalam permukaan tanah. Digunakan untuk
pondasi bangunan-bangunan tinggi. Pelubangan bored pile dimulai dengan
pelubangan tanah terlebih dahulu sampai kedalaman yang dibutuhkan, kemudian
pemasangan tulang besi yang dilanjutkan dengan pengeboran beton. Pondasi ini
berdiameter 20 cm keatas, dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang
diatasnya terdapat pile cap.

b. Tiang pancang
Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bor pile, hanya saja yang
membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang menggunakan beton jadi yang
langsung ditancapkan ke tanah dengan menggunakan mesin pemancang.
Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang
pancang tidak memerlukan proses pengeboran.
14

E. Tinjauan Teori Pembahasan

1. Pengertian Pondasi Bored Pile


Pondasi bored pile adalah jenis pondasi yang membentuk tabung, yaitu
berfungsi meneruskan beban struktur bangunan diatasnya dari permukaan
tanah sampai lapisan tanah keras di bawahnya. Pondasi boree pile memiliki
fungsi yang sama dengan pondasi tiang pancang atau pondasi dalam lainnya.
Pondasi ini sangat cocok apabila digunakan pada tempat-tempat yang padat
oleh bangunan-bangunan, karena tidak terlalu bising dan getarannya tidak
menimbulkan dampak negative terhadap bangunan di sekitarnya. Namun
pembuatan pondasi tiang bored pile inni memerluukan peralatan yang besar,
sehingga hanya digunakan pada proyek-proyek yang besar saja.

2. Kelebihan Dan Kekurangan Pondasi Bored Pile

a. Kelebihan Pondasi Bored Pile


Adapun kelebihan pondaasi bored pile adalah sebagai berikut :
1) Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang
membahayakan banguan sekitarnya.
2) Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang
(pile cap).
3) Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak bored pile.
4) Kedalaman tiang dapat divariasikan.
5) Tanah dapat diperiksa daan dicocokkan dengan data laboratorium.
6) Boreed pile dapat dipasang menembus batuan.
7) Diameter tiang memungkinkan dibuat besar.
8) Tidak ada risikokenaikan muka tanah.

b. Kekurangan Pondasi Bored Pile


Adapun kekurangan ponndasi bored pile adalah sebagai berikut :
1) Pengecoran boreed pile dipengaruhi kondisi cuaca.
2) Pengecoran beton agak sulit bila di pengaruhi air tanah karena mutu beton
tidak dapat dikontrol dengan baik.
3) Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin kesegarannya di sepanjang
badan boreed pile mengurangi kapasitas dukung boreed pile, terutama jika
borred pile cukup dalam.
15

4) Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa


pasir atau tanah yang berkerikil.
5) Air yang mengalir kedalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan
tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang. Tetapi dapat diatasi
dengan penyedotan menggunakan mesin sedot air.
6) Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka
dipasang temporary casing untuk mencegah terjadinya kelongsoran.

3. Metode Pelaksanaan Boreed Pile


Pemasangan pondasi boreed pile dalam tanah dilakukan dengan cara
pengeboran tanah terlebih dahulu, yang kemudian diisi besi tulangan yang
telah dirangkai dan dicor dengan beton yang berkualitas mutu tinggi dan
dikerjakan dengan fresh di lokasi proyek tersebut. Apabila tanah mengandung
air, maka dibutuhkan pipa besi atau yang biasa disebut temporary casing
untuk menahan dinding lubang agar tidak terjadi kelongsoran, dan pipa ini
akan dikeluarkan pada waktu pengecoran beton.

Tiang pondasi boreed pile merupakan salah satu pondasi yang di


pergunakan untuk bangunan apabila tanah dasar nyya tiidak mempunyai daya
dukung tanh untuk memikul berat banguna tersebut. Pondasi boreed pile
ialah salah satu jenis pondasi dalam yang masih satu tipe dengan tiang
pancang, yang membedakan adalah cara pembuatan dan pemasangan serta
alat yang digunakan pada saat pengerjaan.

Ada beberapa metode pembuatan atau pengerjaan pondasi boreed pile


yang umuum sering digunakan, antara lain :

a. Bor Kering ( Dry Driling )


Pelaksanaannya mengunakan mata bor biasa ( spiral palt ) diputar
di permukaan sampai dalam tanah dengan menggunakan alat bor mini crane,
dengan mengunakan mesin diesel dan as mata diatur serta di kendalikan
dengan kaki tripot sebagai penyangga untuk menaikkan dan menurunkan
mata bor. Pada metode ini bias mengerjakan pengeboran dengan kedalaman
maksimal 8 meter, dengan asumsi diameter antara 30 cm – 40 cm. manfaat
pada bor kering ini lokasi pengeboran lebih bersih bila dibandingkan dengan
system wash borring.
16

Pada metode kering lubang dibuat dengan menggunakan mesin


bor tanpa pipa pelindung ( casing ). Settelah itu dasar lubang bor yang kotor
oleh rontokan tanah dibersihkan, tulangan yang telah dirangkai kemudian di
masukkan kedalam lubang galian untuk kemudian di cor dengan beton.

Gambar 3. Bore pile dry drilling method ( sumber Academia.edu ).

b. Bor Basah ( Wash Boring )


Metode basah umumnya dilakukan bila pengeboran melewati
muka air tanah sehingga lubang bor selalu longsor bila dindingnya tidak di
tahan. Agar lubang tidak longsor, di dalam lubang bor diisi dengan larutan
tanah lempung atau larutan polimer. Jika kedalaman yang diinginkan telah
tercapai, lubang bor di bersihkan dan tulangan yang telah dirangkai
dimasukan kedalam lubang bor yang masih berisi cairan bentonite. Adukan
beton dimasukkan kedalam lubang bor dengan pipa tremie. Larutan bentonite
akan terdesak dan terangkat keatas oleh adukan beton. Larutan yang keluar
dari lubang bor di tamping dan dapat digunakan kembali untuk pengeboran di
lokasi berikutnya.
Pada metode bor basah ini membutuhkan banyak air untuk proses
pengerjaannya dan memerlukan casing untuk menahan tanah dari
kelongsoran dan pompa air untuk sirkulasi, maka dari itu persediaan air harus
cukup banyak untuk mencapai kedalaman pengeboran pondasi bore pile yang
17

direncanakan . pada metode basah ini bias melakukan pengeboran sedalam


28 meter, dengan diameter 30 cm, sampai 60 cm.

Gambar 5. Bore Pile Wash Boring Methode ( sumber Academia.edu ).

c. Metode Casing
Metode ini di gunakan bila lubang bor sangat mudah longsor,
misalnya tanah di lokasi adalah pasir bersih di bawah muka air tanah.
Unntuk menahan agar lubang tidak longsor digunakan pipa selubung baja
(casing). Pemasangan casing kedalam lubang bor dilakukan dengan cara
memancang, menggetarkan atau menekan pipa baja sampai kedalaman
yang di tentukaan. Sebelum sampai menembus muka air tanah, pipa
selubung (casing) dimasukkan. Tanah didalam pipa selubung di keluarkan
18

saat penggalian atau setelah pipa selubung sampai ke kedalaman yang


diingin kan.
Metode casing Larutan bentonite kadang-kadang digunnakan
untuk menahan longsornya dinding di dalam lubang galian, bila penggalian
sampai di bawah muka air tanah. Setelah pipa selubung samai di
kedalaman yang diinginkan, lubang bor lalu di bersihkan dan tulangan yang
telah dirangkai dimasukkan kedalm lubang galian yang telah di pakai casing.
Adukan beton dimasukkan kedalam lubang ( bila pembuatan lubang
digunakan larutan, maka untuk pengecoran di gunakan pipa tremie ) dan
casing di Tarik keatas, namun kadang-kadang casing ditinggal ditempat.

Gambar 6. Bore Pile Casing Metode ( sumber Academia.edu ).

4. Capping Beam

Capping Beam merupakan suatu struktur pada bangunan yang


berfungsi sebagai pengikat rangkaian secant pile yang tujuannya agar
meratanya beban yang diterima oleh setiap secant pile. Dalam
pelaksanaannya metode pembuatan bekisting untuk capping beam memiliki
dua metode, yaitu metode konvensional dan metode knock down.

a. Metode Bekisting Konvensional

Metode bekisting ini biasa digunakan pada bangunan dengan


material utama beton. Bahan yang digunakan pada bekiting konvensional
19

diantaranya kayu, multiplex, papan, dan paku yang mudah di dapat tetapi
masa pemakaiannya lebih pendek dikarenakan penyusutan yang besar.
Umumnya bekisting konvensional hanya dipaakai untuk satu kali pekerjaan,
namun jika material kayu masih memungkinkan untuk dipakai maka dapat di
gunakan kembali. Hasil akhir permukaan beton yang diperoleh dengan
menggunakan bekisting material kayu ini tidak terlalu baik, namun pemakaian
bekisting ini mempunyai tingkat fleksibilitas yang tinggi.

Dikatakan tinggi karena bekisting tradisional ini dapat dibuat dan


di pakai untuk struktur bangunan dengan bentuk yang bervariasi. Dengan
mengggunakan bekisting metode konvensional kekurangannya adalah :

1) Material kayu tidak awet untuk dipakai nerulang-ulang kali.


2) Waktu untuk pasang dan bongkar bekisting menjadi lebih lama.
3) Banyak menghasilkan sampah kayu dan paku, sehingga lokasi menjadi kotor.
4) Bentuk nya tidak presisi.

b. Metode Bekisting Knock Down


Dengan berbagai kekurangan pada metode bekisting Konvensional
tersebut direncanakanlah system bekisting knock down yang terbuat dari plat
baja dan besi hollow. Untuk satu unit bekisting knock down memang biayanya
jauh lebih mahal jika di bandingkan dengan bekisting kayu, namun bekisting ini
lebih awet dan tahan lama, sehingga dapat digunakan seterusnya sampai
pekerjaan selesai, jadi jika ditotal sampai selesai pelaksanaan, bekisting knock
down ini menjadi lebih murah.

Anda mungkin juga menyukai