Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGANTAR METODE PELAKSANAAN

DAN PEMBONGKARAN KONSTRUKSI

“PELAKSANAAN KONSTRUKSI DAN HITUNGAN KEKUATAN PERANCAH


DAN BEKISTING SERTA PELAKSANAAN PEMBETONAN MANUAL DAN SITE
MIX ”

Dosen Pengampu :

ARMAN A, S,ST.,MT.

Oleh :

AIDA UTAMI PUTRI

2020210007

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Pengantar Metode Pelaksanaan dan Pembongkaran Konstruksi dengan judul
Pelaksanaan Konstruksi dan Hitungan Kekuatan Perancah dan Bekisting serta Pelaksanaan
Pembetonan Manual dan Masimal Site Mix

Dalam penulisan makalah ini kami sedikit menghadapi kesulitan dan hambatan tetapi
berkat dorongan dan dukungan dari teman-teman, sehingga kesulitan dan hambatan tersebut
dapat diatasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua sumber yang
telah membantu saya sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konstruksi atau pembinaan adalah suatu kegiatan pembangunan sarana maupun prasarana.
Selain itu kontruksi juga dapat diartikan sebagai bangunan maupun satuan prasarana dalam
satu atau beberapa area.

Kontruksi juda merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana dalam
sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil. Sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan
atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi
didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur.
Misal, konstruksi struktur bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur
bangunan. contoh lain: Konstruksi jalan raya, konstruksi jembatan, konstruksi kapal, dan lain
lain.

Bekisting dan perancah merupakan sebuah struktur sementara yang niscaya akan digunakan
dalam suatu proyek konstruksi baik dalam skala kecil maupun skala besar. Bekising
merupakan suatu cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton segar selama
dituang dan bekisting dibuat sesuai dengan kebutuhan sedangkan perancah merupakan
struktur sementara yang digunakan untuk menahan beban dari material konstruksi dan insan
(dalam hal ini pekerja).

Beton site mix adalah jenis beton siap pakai yang dibuat dengan memadukan bahan-bahan
baku seperti semen, air, agregat dan aditif pada lokasi proyek. Proses pembuatannya
dilakukan dengan menggunakan mesin mixer beton pada lokasi dan beton siap digunakan
tanpa harus dibawa dari pabrik. Keuntungannya adalah fleksibilitas dan efisiensi waktu
karena beton dapat dibuat sesuai dengan jumlah dan spesifikasi yang dibutuhkan untuk setiap
proyek, tanpa harus menunggu pengiriman dari pabrik. Sifat dan kualitas beton juga dapat
dipastikan karena bahan-bahan baku dapat dipantau dan dikontrol secara langsung pada
lokasi.
1.2. Rumusan Masalah
a) Apa definisi dari Konstruksi, Perancah dan Bekisting serta Beton Site Mix?
b) Bagaimana Tahap Pelaksanaan Konstruksi?
c) Bagaimana Hitungan Kekuatan Perancah dan Bekisting?
d) Bagaimana Metode Pelaksanaan Beton Site Mix?
Terjaminnya kualitas struktur
rumah masyarakat yang
memenuhi persyaratan
bangunan yang
yang kuat dan
kokoh ,merupakan suatu
keharusan untuk membangun
rumah .Salah satu elemen
struktur yang penting dan
diatur di dalam persyaratan
pokok adalah
pondasi.Pondasi adalah
dasar dari suatu struktur
bangunan. Apabila pondasi
mengalami kerusakan, maka
struktur atas
bangunan juga akan
mengalami kerusakan seperti
deformasi kolom dan balok
serta keretakan
pada elemen dinding. Jika
kualitas pondasi tidak
memenuhi persyaratan pokok
rumah yang
aman, maka tentu sangat
berbahaya bagi struktur
rumah secara keseluruhan.
Namun
padaumumnya yang diteliti
adalah struktur atas
bangunan yang terlihat dan
mudah diamati
seperti atap, dinding, kolom
dan balok, padahal pondasi
sebagai dasar dari
struktursangat
memegang peranan peting
pada kekuatan dan stabilitas
struktur atas. Untuk itu,
penulis tertarik
untuk melakukan penelitian
mengenai pondasi rumah
dengan menggunakan pondasi
batu kali .
Terjaminnya kualitas struktur
rumah masyarakat yang
memenuhi persyaratan
bangunan yang
yang kuat dan
kokoh ,merupakan suatu
keharusan untuk membangun
rumah .Salah satu elemen
struktur yang penting dan
diatur di dalam persyaratan
pokok adalah
pondasi.Pondasi adalah
dasar dari suatu struktur
bangunan. Apabila pondasi
mengalami kerusakan, maka
struktur atas
bangunan juga akan
mengalami kerusakan seperti
deformasi kolom dan balok
serta keretakan
pada elemen dinding. Jika
kualitas pondasi tidak
memenuhi persyaratan pokok
rumah yang
aman, maka tentu sangat
berbahaya bagi struktur
rumah secara keseluruhan.
Namun
padaumumnya yang diteliti
adalah struktur atas
bangunan yang terlihat dan
mudah diamati
seperti atap, dinding, kolom
dan balok, padahal pondasi
sebagai dasar dari
struktursangat
memegang peranan peting
pada kekuatan dan stabilitas
struktur atas. Untuk itu,
penulis tertarik
untuk melakukan penelitian
mengenai pondasi rumah
dengan menggunakan pondasi
batu kali .

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Konstruksi adalah suatu kegiatan pembangunan sarana maupun prasarana. Selain itu
kontruksi juga dapat diartikan sebagai bangunan maupun satuan prasarana dalam satu atau
beberapa area. Kontruksi juda merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil.
Perancah merupakan suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga dalam
konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan besar lainnya. Bekisting merupakan cetakan
sementara untuk beton segar dan sebagai pendukungnya digunakan perancah.
Beton site mix adalah jenis beton siap pakai yang dibuat dengan memadukan bahan-bahan
baku seperti semen, air, agregat dan aditif pada lokasi proyek. Proses pembuatannya
dilakukan dengan menggunakan mesin mixer beton pada lokasi dan beton siap digunakan
tanpa harus dibawa dari pabrik.
2.2. Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Dalam menyelesaikan suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien,
diperlukan sistem manajemen yang baik. Untuk menerapkan sistem manajemen yang baik,
diperlukan berbagai metode sesuai jenis bangunan yang diselesaikan. Pihak manajemen
menyusun dan mengarahkan metode-metode agar dapat menyelaraskan antara sumber daya
dan penggunaan peralatan untuk mencapai tujuan proyek. Banyak faktor yang mempengaruhi
ketepatan penggunaan peralatan dan pemanfaatan sumber daya di antaranya biaya, waktu,
dan sosial. Untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien, maka manajemen konstruksi
melibatkan tahapan-tahapan metode yang standar digunakan pada setiap bangunan (rumah,
gedung, dll). Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan merupakan persiapan awal yang wajib dilakukan dalam
melaksanakan suatu proyek. Pada tahap ini, segala izin yang dibutuhkan untuk proses
pembangunan telah diurus serta segala sesuatu yang menyangkut kelancaran pekerjaan
pelaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan. Penyusunan
jadwal terinci, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja, hingga kelengkapan administrasi
lapangan harus sudah disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
Kontraktor juga harus mempertimbangkan situasi lapangan sebagai berikut:
a. Volume pekerjaan yang merujuk pada batasan minimal yang wajib terpenuhi. Hal ini
agar proyek tidak menyimpang dari perencanaan.
b. Kontraktor meneliti situasi lapangan seperti kontur tanah, sifat dan luasan proyek
hingga hal-hal yang bersangkutan agar tidak berpengaruh pada estimasi biaya dan
waktu.
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan proyek, kontraktor juga wajib melakukan
pengukuran yang sesuai dengan target dan estimasi waktu serta biaya proyek.
Pada tahap ini, kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran dan mutu bangunan yang
sesuai dengan syarat dan rencana kerja. Akan tetapi, jika terjadi ketidakcocokan, kontraktor
tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan pembetulan sebelum mendapatkan
persetujuan dari manajemen konstruksi.
Selanjutnya, pada tahap ini perlu diambil langkah pembersihan yang mana kontraktor wajib
membersihkan lokasi proyek dari hal-hal yang dapat menghambat proses pembangunan.
Contohnya, lokasi harus bersih dari pepohonan sampai ke akarnya agar tidak merusak
struktur tanah pada bangunan.
2. Pekerjaan Tanah dan Pasir
Tahap ini meliputi penggalian fondasi, hingga penimbunan galian serta pemadatan setiap
lapisan mencapai titik peil yang telah direncanakan. Dalam tahap ini, terdapat beberapa
ketentuan yang wajib di penuhi kontraktor seperti:
a. Memastikan posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar serta mendapatkan
persetujuan dewan pengawas lapangan.
b. Penggalian tanah fondasi dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok
disetujui direksi / pengawas lapangan. Fondasi yang dibangun menggunakan batu
gunung yang bermutu tinggi serta mengandung lumpur dan pada bagian entrance
menggunakan dengan batu bata.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras dan bersih dari akar-akar kayu, kotoran-
kotoran serta bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat)
d. Dilakukan pengurugan yang meliputi urugan pasir, urugan tanah dan urugan kembali
bekas tanah galian sesuai dengan gambar proyek.

3. Pekerjaan Pemasangan
Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang bertulang hingga beton yang
tidak bertulang. Kualitas beton sangat tergantung pada bahan-bahan yang digunakan, yaitu:
a. Portland Cement
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi
Semen Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum
mengeras. Dalam menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib
memenuhi syarat penyimpanan semen tersebut.
b. Air Tawar
Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton adalah air tawar yang memenuhi syarat
dari PBI 1971 yaitu tidak mengandung minyak, asam alkali, dan bahan kimia lainnya yang
merusak mutu beton.
c. Kerikil
Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam penggunaannya sebagai bahan campuran
beton, kerikil yang dipilih juga harus memenuhi syarat PBI 1971 yaitu memiliki gradasi yang
baik, syarat kekerasan yang tinggi, tidak terkandung lumpur > 1%, dan tidak berpori.
d. Pasir
Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus memenuhi syarat mutu dari PBI 1971
diantaranya adalah dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu atau pasir alam, memiliki
gradasi yang baik, terdiri dari butir-butir tajam, tidak berpori, serta tidak mengandung lumpur
> 5%.
e. Besi Beton
Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton yang baik juga harus memenuhi
syarat PBI 1971 diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak / karat / bebas cacat.
f. Kayu
Dalam pembuatan beton, kayu yang memenuhi syarat untuk digunakan adalah kayu yang
bentuk dan sifatnya tidak mengurangi mutu bangunan dan memenuhi syarat dan ketentuan
PPKI NI-5.
Setelah pemasangan beton, dilanjutkan dengan pekerjaan kuda-kuda atap yang meliputi kuda-
kuda, gording, atap penutup hingga seluruh detail sesuai rancangan proyek. Perlu diketahui,
bahan atap yang baik digunakan adalah yang bertaraf Standar Nasional Indonesia (SNI)
seperti atap genteng berbahan metal roof serta nok metal roof. Selain itu, atap harus ditopang
dengan kerangka berbahan kayu kelas 11 berkualitas baik.
4. Pekerjaan Lantai
Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari manajemen konstruksi serta
rancangan proyek. Jika lantai dilengkapi dengan keramik, maka kontraktor harus mengikuti
petunjuk dari manajemen konstruksi. Pada dasarnya, pemasangan lantai keramik harus
mengikuti aturan bahwa lantai keramik harus bersih, tidak retak ataupun bergelombang.
Apabila pemasangan keramik tidak rapi atau tidak sesuai dengan rancangan proyek, maka
wajib dibongkar dan dipasang ulang.
5. Pekerjaan Instalasi Listrik
Salah satu komponen yang tidak kalah penting adalah instalasi listrik. Pemasangan instalasi
listrik harus sesuai dengan peraturan listrik yang berlaku di Indonesia. Pada tahap ini,
pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh komponen-komponen kelistrikan
tidak terkecuali sakelar, stop kontak, lampu, panel listrik, hingga tahap percobaan sampai
listrik dapat menyala dengan baik.
6. Pekerjaan Penutup
Pekerjaan penutup ini meliputi pekerjaan pembersihan dan pemeliharaan. Pada masa
pekerjaan pembersihan, kontraktor wajib membersihkan seluruh bagian dari proyek yang
meliputi lantai, dinding, atap, pintu, jendela, plafon dan lainnya hingga bangunan siap untuk
dihuni. Sedangkan pada masa pemeliharaan, kontraktor berkewajiban mengganti material-
material yang rusak ataupun tidak berfungsi sebagai mana target proyek.
2.3. Hitungan Kekuatan Perancah dan Bekisting
Perhitungan bekisting dan perancaha itu simple. Tapi justru sering keliru. Bahkan belakangan
menjadi blunder akibat kesalahan fatal dalam melakukan perhitungannya. Kesalahan
menghitung beban, penentuan jenis tumpuan, dan keterkaitan dengan metode pelaksanaan
serta bahkan pemahaman sederhana struktur kolom adalah penyebabnya.
Berikut petunjuk dalam melakukan perhitungan kekuatan bekisting dan perancah:
1. Metode Pelaksanaan.
Sebelum dilakukan perhitungan, tentukan terlebih dahulu metode pelaksanaan strukturnya.
Hal penting dalam metode pelaksanaan adalah zoning, urutan pelaksanaan, schedule
pelaksanaan, metode bekisting, dan metode pengecoran.
2. Identifikasi Perhitungan.
Identifikasi ini menentukan elemen bekisting dan perancah apa saja yang perlu dihitung dan
batasan kekuatan strukturalnya. Secara umum elemen yang perlu dihitung adalah tembiring
(bekisting vertikal – plywood, usuk), bodeman (bekisting horizontal – plywood, usuk, balok
suri), perancah – distribusi beban ke tiap perancah, perhitungan kapasitas perancah, dll.
3. Perhitungan Beban Bekisting.
Perhitungan ini melingkupi semua beban yang terjadi, yaitu beban hidup (pekerja), beban air
hujan, beban kejut, beban beton cair dan tulangan, beban sendiri bekisting dan perancah.
Perhitungan beban perlu memperhatikan metode pelaksanaan dan aliran beban yang terjadi
secara gravitasi dari struktur bekisting paling atas hingga terbawah termasuk pengaruhnya ke
struktur penumpu perancah.
4. Penentuan Asumsi Tumpuan Bekisting dan Perancah.
Ini mestinya hal sederhana, tapi nyatanya sering bermasalah. Cara sederhana adalah dengan
memperhatikan translasi vertikal, horizontal, dan momen. Tumpuan umumnya berupa sendi
dan rol. Bekisting jarang sekali didesign atau dihitung dengan tumpuan jepit kecuali untuk
kondisi khusus. Hati-hati dalam penentuan tumpuan ini, karena sering terjadi suatu tumpuan
perancah balok lantai 2 suatu gedung yang menumpu di atas tanah lantai dasar yang dianggap
tidak memiliki translasi vertikal. Padahal ini sangat tergantung dengan kondisi tanah dan
distribusi beban ke tanah atau perkuatan tanahnya.
5. Idealisasi Struktur Bekisting dan Perancah.
Pembuatan idealisasi struktur atas bekisting atau perancah yang telah direncanakan perlu
dilakukan sebagai dasar untuk melakukan perhitungan struktur. Ini sangat terkait dengan
penenuan asumsi tumpuan bekisting dan perancah. Dalam idealisasi struktur, akan ditentukan
suatu struktur yang terdiri atas bentang, tumpuan, dan beban. Khusus untuk pekerjaan
gedung, perlu dibuat idealisasi struktur yang lebih detil yang melingkupi pengaruh bekisting
terhadap kekuatan struktur yang menumpunya.
6. Perhitungan Kekuatan Bekisting dan Perancah.
Perhitungan kekuatan bekisting dapat dilakukan secara manual dengan program excel
sederhana atau dengan software. Tergantung dengan tingkat kesulitan atau kerumitan
perhitungannya. Untuk perhitungan yang sulit atau rumit, dapat menggunakan software.
Namun apapun caranya, perlu memperhatikan akurasi asumsi dan input karena perhitungan
cara apapun asal asumsi dan input serta dengan kaidah yang benar, maka hasilnya akan benar
dan akurat pula.
7. Kontrol Batasan Keamanan Struktural.
Kontrol ini adalah cek hasil perhitungan terhadap batasan-batasan struktural bekisting dan
perancah serta struktur penyokong perancah. Pada bekisting kayu perlu diperhatikan kondisi
aktual kayu. Kayu berkualitas baik akan memiliki batasan yang tinggi. Tapi jika kayu
digunakan untuk beberapa kali pengecoran, tentu secara perlahan mengalami pengurangan
kekuatan yang tergantung dengan cara handling material bekisting. Pada kondisi ini, tidak
ada acuan baku bagaimana mengurangi batasan kekuatan yang ada. Namun engineer
kontraktor perlu untuk melakukan cek langsung ke lapangan untuk melihat secara aktual
kondisi bekisting yang telah beberapa kali digunakan. Demikian pula pada perancah seperti
scaffolding. Kondisi scaffolding akan mempengaruhi batasan struktural atau kapasitas beban.
Scaffolding yang berkarat dan banyak cacat akan berkurang kapasitasnya. Ketinggian
perancah harus mendapat perhatian, mengingat semakin tinggi perancah, maka akan terjadi
penurunan kapasitas akibat faktor tekuk kolom.
8. Perhitungan Pembongkaran Bekisting dan Kontrolnya.
Kesalahan melakukan perhitungan ini telah beberapa kali berdampak pada keruntuhan
gedung. Hati-hati…Jangan pernah anggap remeh perhitungan ini. Pembongkaran bekisting
harus dicek dengan perhitungan yang cukup teliti. Hal ini karena saat dilakukan
pembongkaran, terjadi peralihan aliran beban awal. Struktur yang baru beberapa hari dicor,
tentunya belum memiliki kekuatan rencana. Kekuatan aktual berdasarkan mutu beton aktual
harus dikalkulasi ulang untuk meyakinkan bahwa struktur telah mampu menahan beban
sendiri, termasuk penambahan beban material untuk pekerjaan bekisting di atas struktur lantai
tersebut.

Gambar, Bekisting dan Perancah


2.4. Metode Pelaksanaan Beton Site Mix
Berikut adalah metode pekerjaan umum untuk beton site mix:
1. Persiapan bahan baku: Persiapan bahan baku seperti agregat, semen, air, dan aditif
harus dilakukan sebelum proses pembuatan beton sitemix dimulai.
2. Penyiapan lokasi: Area yang cukup luas harus disediakan untuk mesin mixer beton
dan penyimpanan bahan baku.
3. Pemasangan mesin mixer beton: Mesin mixer beton harus dipasang dan diperiksa
untuk memastikan bahwa mesin dapat beroperasi dengan baik.
4. Penambahan bahan baku: Bahan-bahan baku seperti agregat, semen, air, dan aditif
harus ditambahkan ke mesin mixer beton sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan.
5. Pemadatan beton: Setelah bahan baku ditambahkan, mesin mixer beton harus
bekerja untuk memadatkan beton.
6. Penyaluran beton: Setelah beton siap, beton harus disalurkan ke area yang
dibutuhkan dengan menggunakan truk mixer atau pipa beton.
7. Pemadatan dan pengerjaan permukaan: Setelah beton ditempatkan, beton harus
dipadatkan dan dikerjakan permukaannya untuk memastikan bahwa permukaan beton
rata dan bersih.
8. Pengeringan dan curing: Setelah beton dikerjakan permukaannya, beton harus
dibiarkan mengering dan melalui proses curing selama beberapa hari untuk
memastikan kualitas beton.
Proses pekerjaan beton sitemix mungkin berbeda-beda tergantung pada spesifikasi dan jenis
proyek yang sedang dikerjakan. Alat dan teknik yang digunakan juga mungkin berbeda-beda
tergantung pada kondisi proyek.

Gambar, Perancangan Campuran Beton (Site Mix)


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
 Pelaksanaan Konstruksi dilakukan dengan beberapa tahap pekerjaan, diantaranya: a.
Pekerjaan pendahuluan, b. Pekerjaan tanah dan pasir, c. Pekerjaan pemasangan, d.
Pekerjaan lantai, e. Pekerjaan instalasi listrik, f. Pekerjaan penutup

 Agar tidak terjadi keliru dan fatal saat menghitung kekuatan perancah dan bekisting,
ada beberapa petunjuk dalam melakukan perhitungan kekuatan bekisting dan
perancah: a. Metode Pelaksanaan, b. Identifikasi Perhitungan, c. Perhitungan Beban
Bekisting, d. Penentuan Asumsi Tumpuan Bekisting dan Perancah, e. Idealisasi
Struktur Bekisting dan Perancah, f. Perhitungan Kekuatan Bekisting dan Perancah, g.
Kontrol Batasan Keamanan Struktural, h. Perhitungan Pembongkaran Bekisting dan
Kontrolnya.

 Pelaksanaan betn site mix dilakukan dengan beberapa metde pekerjaan diantaranya: a.
Persiapan bahan baku, b. Penyiapan lokasi, c. Pemasangan mesin mixer beton, d.
Penambahan bahan baku, e. Pemadatan beton, f. Penyaluran beton, g. Pemadatan dan
pengerjaan permukaan, h. Pengeringan dan curing

3.2. Saran
Demikianlah makalah tentang pelaksanaan konstruksi dan hitungan kekuatan perancah dan
bekisting serta pelaksanaan pembetonan manual dan masimal site mix dibuat, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi penulis selaku yang membuat makalah ini. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada penulis.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan dimaklumi, karena penulis
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, khilaf dan lupa

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Konstruksi
https://strong-indonesia.com/artikel/tahapan-metode-pelaksanaan-konstruksi-bangunan/
#axzz862DAYx7Z
https://manajemenproyekindonesia.com/?p=2947
https://ilmuteknik.id/pengertian-beton-site-mix-dan-jenis-jenisnya/

Anda mungkin juga menyukai