Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN KONTRUKSI GEDUNG (MKG)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Kontruksi Gedung Pada Semester 3 (Ganjil)

Disusun Oleh :

DHUTA AGUNG PRAYOJANAFAJRUL M


362122401024

Dosen Pengampu:

YUNI ULFIYATI, S.T., M.T


NIPPPK. 19810607202121007

Progam Studi Diploma 3 Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Banyuwangi


2022
PENGERTIAN MANAJEMEN KONTRUKSI GEDUNG

Manajemen Konstruksi adalah kemampuan untuk mengelola pelaksanaan kegiatan


pembangunan agar mencapai hasil sesuai dengan tujuan dari pembangunan tersebut dengan
tujuan mengelola atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil sesuai dengan persyaratan (specification). Rangka pencapaian hasil, perlu
diperhatikan mengenai biaya yang digunakan, mutu bangunan, dan waktu pelaksanaan.
Ketiga hal tersebut harus diawasi dan kegiatan pengawasannya harus dilaksanakan dalam
waktu yang bersamaan.

Tujuan pokok manajemen kontruksi : Mengelola atau mengatur pelaksanaan


pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil sesuai dengan persyaratan
(specification).

Ruang lingkup manajemen sebagai berikut:

• Perencanaan (Planning) Kegiatan Perencanaan meliputi perumusan persyaratan dari


bangunan yang akan dibangun, termasuk pembuatan gambar-gambar perencanaan
lengkap dengan persyaratan teknis yang diperlukan.
• Pengorganisasian (Organizing)
Kegiatan pengorganisasian berupa kegiatan mengatur dan menyusun organisasi yang
akan melaksanakan pembangunan, termasuk mengatur hubungan kerja diantara unsur-
unsur organisasi.
Unsur-unsur Pelaksana Pembangunan :
a.Pemberi tugas (Owner)
b.Konsultan Perencana, Pengawas (Designer, Supervisor)
c. Pelaksana (Contractor)
• Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan pelaksanaan meliputi seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan dalam
rangka mewujudkan bangunan yang akan dibangun sesuai perencanaan.
• Pengawasan (Controlling)
Kegiatan pengawasan dilaksanakan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini tugas konsultan
pengawas sangat penting terutama dalam pembimbingan dan pengarahan pelaksanaan
pekerjaan.

INDUSTRI KONSTRUKSI
Industri konstruksi mirip dengan industri manufaktur, keduanya concern dengan
pengkonversian material dasar ke barang jadi. Perbedaan utama dari konstruksi adalah pada
produk akhir struktur yang relatif (berumur) jangka panjang. Kontras dengan produk
manufaktur yang seringkali dapat segera dikonsumsi (dan langsung habis), manfaat produk
konstruksi dapat selama bertahun-tahun. Karena aliran manfaat ini maka, konstruksi adalah
investasi yang dapat memperkuat perekonomian Negara.
Berbasis lokasi sebagai berikut:
A. Manufaktur : produk berjalan melalui station dimana pekerja menunggu, pekerja
tidak berpindah dan pekerja di suatu station memberikan produk hasil kerjanya ke
station berikutnya.
B. Konstruksi : pekerja berpindah dari suatu lokasi ke lokasi lain, produk tidak
berpindak dan pekerja memberikan lahan untuk bekerja kepada pekerja lain.
Karakteristik Proyek : terbatas waktu, Organisasi temporer, customized, cenderung
unik
Daur Hidup Proyek : definisi proyek, perancangan, pengadaan, implementasi, serah
terima
Undang – undang Nomor 18 tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi dalam undang-
undang ini berisi sebagai berikut:
“Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi, perencanaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan
konstruksi. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektual,
sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya
untuk mewujudkan sutau bangunan atau bentuk fisik lain.”
Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau
pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi
Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa konstruksi
Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan
hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh
penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi baik sebagian atau secara
keseluruhan dan /atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja
konstruksi atau pemanfaotannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia jasa
dan/atau pengguna jasa
Forum jasa konstruksi adalah sarana komunikasi dan konsultasi antara
masyarakat jasa konstruksi dan Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
masalah jasa konstruksi nasional yang bersifat nasional, independen, dan mandiri
Registrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kompetensi profesi keahlian dan
keterampilan tertentu, orang perseorangan dan badan usaha untuk menentukan izin usaha
sesuai klasifikasi dan kualifikasi vang diwujudkan dalam sertifikat
Perencanaan konstruksi adalah penyedia jasa orang perorangan / badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional dibidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu
mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain
Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk
bangunan atau bentuk fisik lain
Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu
melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal Pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai
selesai dan diserahterimakan
Peran profesi :
Bidang arsitektural: arsitektur bangunan berteknologi sederhana, menengah, tinggi,
arsitektur ruang dalam bangunan (interior), arsitektur lansekap termasuk perawatannya.
Bidang pekerjaan sipil: pembuatan jalan dan jembatan, jalan kereta api, landasan,
terowongan, jalan bawah tanah, saluran drainase dan pengendalian banjir, pelabuhan,
bendung/bendungan, bangunan dan jaringan pengairan atau prasarana sumber daya air,
struktur bangunan gedung, geoteknik, konstruksi tambang dan pabrik, termasuk
perawatannya, dan pekerjaan penghancuran bangunan (demolition).
Bidang pekerjaan tata lingkungan: penataan perkotaan/planologi, analisa dampak
lingkungan, teknik lingkungan, tata lingkungan lainnya, pengembangan wilayah, bangunan
pengolahan air bersih dan pengolahan limbah, perpipaan air bersih dan perpipaan limbah,
termasuk perawatannya.
Peran Pemerintah dalam penyelenggaraan konstruksi yaitu Melakukan pembinaan jasa
konstruksi dalam bentuk pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan.
Peran Masyarakat dalam jasa penyelenggaraan konstruksi:
1. Melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan jasa konstruksi
2. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara langsung
sebagai akibat penyelenggaraan konstruksi
3. Menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan yang berlaku di bidang pelaksanaan jasa
konstruksi
4. Turut mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi yang membahayakan kepentingan
umum.
Sanksi administratif yang dapat dikenakan atas pelanggaran UU Jasa Konstruksi berupa:
 Peringatan tertulis;
 Penghentian sementara pekerjaan konstruksi;
 Pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi;
 Larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi (khusus bagi pengguna
jasa);
 Pembekuan izin usaha dan/atau profesi;
 Pencabutan izin usaha dan/atau profesi;
 Denda paling banyak sebesar 10% dari nilai kontrak atau pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun.
Jenis-jenis kontruksi : bangunan industry, bangunan rekayasa, bangunan perumahan, dan
bangunan gedung.
Proses kontruksi berulang suatu proyek kontruksi adalah unik, namun proses dan operasi
yang ada dalam proyek yang unik tersebut dapat berulang. Proses dan operasi kontruksi yang
berulang adalah lahan untuk perbaikan atau peningkatan. Contoh proyek dengan proses
kontruksi berulang yaitu gedung bertingkat yang tipikal, perumahan bertipe yang sama,
perkerasan jalan, jembatan, dan laying terowongan. Dengan melibatkan pihak yaitu pemilik,
pelaksana, dan perancang.
SISTEM PELAKSANAAN PROYEK
Berbagai Sistem Pelaksanaan Proyek dan PDS untuk owner:
• Swakelola (owner-provided delivery)
• Tradisional (design-bid-build/DBB)
• Manajemen Konstruksi (construction management/CM)
• Rancang Bangun (design-build/DB)
• Variasi DB
PDS merupakan setiap proyek melalui suatu daur hidup proyek. Sistem pelaksanaan
seluruh tahapan yang terkait dengan pihak-pihak yang akan terlibat dalam setiap tahapan
disebut project delivery system (PDS) atau sistem pelaksanaan proyek.
Yang memilih dan menetapkan PDS adalah owner dengan pertimbangan pengalaman,
kebiasaan, saran konsultan, sumber dan kendala pembiayaan, pengunaan sumber daya yang
dimiliki, keinginan stakeholder dari proyek.
Swakelola (owner-provided) sebagai berikut:
• Swakelola dilakukan jika lingkup pekerjaan sesuai dengan keahlian, pengalaman, dan
sumber daya yang dimiliki oleh owner.
• Swakelola bisa dilakukan baik untuk perancangan maupun pelaksanaan.
• Owner dapat menambahkan sumber daya pada bagian perancangan dari seorang ahli
perancangan.
• Owner dapat pula berlaku sebagai general contractor yang mengelola beberapa sub-
kontraktor.
• Dalam hal ini owner harus memiliki ijin praktek dan juga sertifikat yang memadai.
• Contoh: Bina Marga melakukan swakelola untuk pekerjaan permeliharaan jalan dan
jembatan.

Tradisional (DBB) 1 sebagai berikut:

 Merupakan PDS yang ditetapkan oleh perundangan untuk pelaksanaan proyek


pemerintah. Namun owner swasta pun banyak pula yang menggunakannya.

 PDS ini digunakan jika owner membutuhkan baik perancang maupun pelaksana
konstruksi.

 PDS ini dibutuhkan owner dalam rangka:

5. Pengendalian yang tinggi kepada pihak-pihak yang ada


6. Owner dari fasilitas publik dan harus akuntabel dalam pengeluaran dana milik
public
7. Ditetapkan oleh peraturan: menggunakan metoda seleksi perancang berbasis
kualifikasi serta menggunakan metoda kompetisi untuk pemilihan kontraktor

Tradisional (DBB) 2 sebagai berikut:

 Owner melihat bahwa tahapan pada PDS tradisional yang bertahap sebagai manfaat
untuk pemastian kualitas.

 Owner harus memastikan dana tersedia, tujuan proyek, menetukan standard dan
bentuk kontrak. Dalam hal ini owner akan melakukan tahapan planning dan
conceptual design, terkadang dibantu pula oleh professional.
 Perancang melakukan design dan juga mempersiapkan dokumen pengadaan untuk
konstruksi.

Tradisional (DBB) 2 sebagai berikut:

 Dalam tahapan pengadaan (bid), calon kontraktor berkompetisi mengusulkan proposal


baik teknis maupun harga. Pemilihan biasanya didasarkan pada harga terendah yang
telah memenuhi semua persyaratan yang ada. Namun, terkadang dapat pula dilakukan
pemilihan berdasarkan sistem nilai, dimana harga penawaran adalah hanya salah satu
kriteria yang dilihat.

 Owner dapat pula melakukan pemilihan kontraktor dengan metoda perbandingan dan
negosiasi.

 Kontraktor kemudian melakukan pelaksanaan konstruksi (build). Dalam tahap ini


owner akan memiliki perwakilan (representatives) baik dari sumber daya yang
dimiliki maupun dari profesional yang dikontrak oleh owner untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan (pengawas).

Tugas Manajemen Kontruksi (CM) yaitu:

 Owner menugaskan CM untuk membantunya membuat dokumen pengadaan dan


mengawasi pelaksanaan konstruksi. Namun demikian, saat ini lingkup CM dalam
membantu owner bisa melebar mulai dari awal daur hidup proyek.
 Terdapat 2 jenis CM
 Agency Construction Management (ACM)
 Construction Manager-at-Risk (CM-at-Risk)

Tugas Agency Contruction Manajer yaitu:

 Seorang CM berlaku sebagai agen dari owner untuk melakukan tugasnya sebagai
owner dalam suatu proyek. CM dapat bertugas hanya dengan panggilan (on-call) atau
selama proyek berlangsung. CM berlaku sebagai bagian dari internal organisasi
owner.
 Layanan CM ini dapat mencakup berbagai jenis PDS.

Tugas Agency Contruction Manajer yaitu:

 CM@Risk melakukan kontrak dengan owner dalam dua tahap:


- Pada saat planning dan conceptual design, bergabung dengan designer untuk
perancangan. Dengan demikian, CM akan memberikan masukan kepada
perancangan mengenai jadwal, biaya dan juga constructability.
- Pada saat pelaksanaan konstruksi berlaku sebagai general contractor.
8. Dapat diterapkan strategi fast track.
9. Banyak dipakai oleh owner swasta.

Variasi DB yaitu:
 Terdapat beragam arrangement untuk kontrak DB yang menyediakan berbagai fungsi
lain untuk melaksanakan proyek, seperti fungsi pendanaan, penyewaan, operasi dan
pemeliharaan.

 Beberapa ragam tersebut:

 Turnkey

 Variasi Turnkey

 Variasi Pendanaan

PERENCANAAN PROYEK

1. Peranan Owner

2. Tim Proyek

3. Produk Tahap Perencanaan Proyek

4. Studi Alternatif dan Analisa Dampak

5. Studi Kelayakan Proyek

6. Pemilihan Konsultan Professional

7. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Peranan Owner memegang peranan penting untuk tercapainya kualitas dan sukses
proyek kontruksi sebagai berikut:

 Mendefinisikan kebutuhan proyek

 Menetapkan tujuan proyek

 Membentuk dan memilih anggota tim proyek

 Mengkomunikasikan persyaratan bagaimana proyek dilaksanakan

 Menyakinkan dan mengelola pendanaan untuk proyek

Owner Swasta

 Owner swasta dapat melaksanakan proyek lebih cepat dari owner pemerintah,
namun jika owner swasta melaksanakan proyek di dalam industri yang juga
dikendalikan oleh aturan, maka owner tersebut harus mengikutinya, seperti di
indusri oil and gas, telecommunication, power plant.
 Owner swasta lebih terpengaruh oleh faktor ekonomis, seperti pendanaan,
investasi, ROI, keuntungan, cash flow, dan resiko ekonomi.
 Kesuksesan proyek lebih ditekankan pada kesuksesan memenuhi nilai yang
diminta oleh customer dan investor.
Owner Pemerintah

 Owner pemerintah akan sangat concern dengan pemenuhan kebutuhan publik dan
akan sangat diperhatikan oleh publik dalam pelaksanan proyek. Masukan dari
publik harus didengar dan diakomodasi dengan baik.
 Kesuksesan proyek publik ditentukan oleh lebih banyak faktor dari proyek
swasta, seperti pemenuhan kebutuhan publik, utilitas komunitas, peningkatan
aksesibilitas, dan proteksi kepada lingkungan.
 Terkadang tujuan proyek akan terpengaruh oleh perubahan politik, terutama jika
tahapan perencanaan sangat memakan waktu. Perubahan perundangan akan pula
mempengaruhi tujuan proyek dan jalannya proyek publik.

Tim proyek:

 Tim proyek dan anggotanya serta bagaimana tim tersebut diorganisasikan akan
memberikan dampak yang signifikan untuk kesuksesan proyek.
 Tim proyek terdiri dari tiga fungsi utama, yaitu owner, perancang dan pelaksana.
 Keberadaan tim proyek ini akan terkait dengan pemilihan PDS dan tahapan
proyeknya.
 Tim proyek harus berkomunikasi dengan baik dan memiliki kesamaan tujuan dan
kepentingan. Perbedanan kepentingan tetap ada antar anggota tim proyek, namun
hal ini harus diresolusi dengan baik untuk pencapaian tujuan bersama.

Produk dari tahap perencanaan

 Produk tahap perencanaan biasanya digunakan untuk pencarian dana proyek

 Produknya adalah:

- Cost/Benefit Analysis. Hasil dari studi pengembangan alternatif dan studi


kelayakan.
- Graphical Presentation of the Project. Sketsa atau artis rendering serta layout
fasilitas awal.
- Conceptual Cost Estimate. Didasarkan pada rancangan awal.

Konseptualisasi proyek

 Tim proyek memulai dengan konseptualisasi proyek. Ini digunakan untuk


menetapkan tujuan dan kebutuhan proyek.
 Beberapa pertanyaan yang harus dijawab saat konseptualisasi proyek adalah:

– Apa tujuan proyek dan apa semua anggota tim mengerti?

– Apa ekspektasi masing-masing anggota tim?

– Apa ada tantangan dan kendala yang unik?

– Peraturan, proses administrasi dan dokumen apa yang harus


disiapkan?

 Hasilnya adalah prioritas kegiatan yang harus dilakukan oleh tim proyek dan
kebutuhan akan sumber daya, seperti konsultan profesional.

KONSEP BIM IMPLEMENTAS (BERSAMA PRAKTISI)

BIM adalah sebuah konsep atau proses mengelola data bangunan dalam siklus
proyek. Menggunakan metode pemodelan dinamis, real time 3 dimensi, dengan
memanfaatkan sistem berbasis data dan hasil proses ini meliputi geometri bangunan,
hubungan spasial, informasi geografis, jumlah dan properti data komponen bangunan.

Solusi dalam 3 tahap desain, perencanaan dan detailing dan fabrikasi dan konstruksi.
Estimasi dalam proses dan optimalisasi hasil: Alur model BIM, Penyedia sumber data
informasi, Model sebagai sumber data yang akurat, Meminimalkan salah interprestasi
informasi, Koordinasi

dan manajemen perubahan. Efisien waktu ada 3: Meminimalkan pekerjaan ulang,


Meminimalkan pekerjaan tidak efektif di

lapangan, dan Beban kerja yang diambil alih oleh komputasi digital. Digital
construction atau transformasi data: Kuasai keilmuan dasar dari bangku pendidikan,
Meningkatkan softskill dalam menggunakan tools atau perangkat untuk implementasi
keilmuan dan kuasai bahasa (bahasa pemrograman digital).

Anda mungkin juga menyukai