Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Proyek
2.1.1 Pengertian Proyek
Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai
sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu
periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas
dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja sama yang
berbeda dari yang biasanya digunakan. Proyek juga didefinisikan sebagai sebuah
rangkaian aktifitas unik yang saling terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan
dilakukan dalam periode waktu tertentu pula.
Sebuah proyek memiliki beberapa karakteristik penting yang terkandung
di dalamnya yaitu:
1. Sementara (Temporary)
Setiap proyek selalu memiliki jadwal yang jelas kapan dimulai dan kapan
diselesaikan. Sebuah proyek berakhir jika tujuannya telah tercapai atau
kebutuhan pada proyek itu tidak ada lagi sehingga proyek itu dihentikan.
2. Unik
Bahwa setiap proyek menghasilkan suatu produk, solusi, service atau
output tertentu yang berbeda-beda satu dan lainnya.
3. Progressive Elaboration
karakteristik proyek yang berhubungan dengan dua konsep sebelumnya
yaitu sementara dan unik. Setiap proyek terdiri dari langkah-langkah yang
terus berkembang dan berlanjut sampai proyek berakhir. Setiap langkah
semakin memperjelas tujuan proyek.
Karakteristik- karakteristik tersebut di atas yang membedakan aktifitas suatu
proyek terhadap aktifitas rutin operasional. Aktifitas operasional cenderung bersifat
terus-menerus dan berulang-ulang, sementara aktifitas proyek bersifat temporer dan
unik. Dari segi tujuannya, aktifitas proyek akan berhenti ketika tujuan telah
tercapai. Sementara aktifitas operasional akan terus menyesuaikan tujuannya agar
pekerjaan tetap berjalan.

5
2.1.2 Macam-macam Proyek
Menurut jenisnya pekerjaanya, proyek bisa diklasifikasikan antara lain
sebagai berikut
1. Proyek Konstruksi
Proyek ini biasanya berupa pekerjaan membangun atau membuat produk
fisik.. Secara umum (garis besar) klasifikasi/jenis proyek konstruksi dapat dibagi
menjadi.
a. Konstruksi bangunan gedung
Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung
perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah sakit, rumah tinggal dan
sebagainya. Dari segi biaya dan teknologi terdiri dari yang berskala
rendah, menengah, dan tinggi. Biasanya perencanaan untuk proyek
bangunan gedung lebih lengkap dan detail.
b. Konstruksi bangunan perumahan/pemukiman
Di sini proyek pembangunan perumahan/pemukiman (real estate)
dibedakan dengan proyek bangunan gedung secara rinci yang didasarkan
pada klase pembangunannya serempak dengan penyerahan prasarana-
prasarana penunjangnya, jadi memerlukan perencanaan infrastruktur dari
perumahan tersebut. Proyek pembangunan pemukiman ini dari rumah
yang sangat sederhana sampai rumah mewah, dan rumah susun.
c. Konstruksi teknik sipil/proyek
Konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering Construction) umumnya
proyek yang masuk jenis ini adalah proyek-proyek yang bersifat
infrastruktur seperti proyek bendungan, proyek jalan raya, jembatan,
terowongan, jalan kereta api, pelabuhan, dan lain-lain. Jenis proyek ini
umumnya berskala besar dan membutuhkan teknologi tinggi.
d. Konstruksi industri
Proyek konstruksi yang termasuk dalam jenis ini biasanya proyek industri
yang membutuhkan spesifikasi dan persyaratan khusus seperti untuk
kilang minyak, industri berat/industri dasar, pertambangan, nuklir dan
sebagainya. Perencanaan dan pelaksanaannya membutuhkan ketelitian
dan keahlian/ teknologi yang spesifik.

6
2. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa berupa penemuan produk baru, temuan alat baru, atau
penelitian mengenai ditemukannya bibit unggul untuk suatu tanaman.
Proyek ini bisa muncul di lembaga komersial maupun pemerintah. Setelah
suatu produk baru ditemukan atau dibuat biasanya akan disusul pembuatan
secara massal untuk dikomersialisasikan.
3. Proyek yang Berhubungan dengan Manajemen Jasa
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah.
Proyek ini bisa berupa:
a. Perancangan struktur organisasi
b. Pembuatan sistem informasi manajemen
c. Peningkatan produktivitas perusahaan
d. Pemberian training.

2.1.3 Pemangku Kepentingan Proyek


Pemangku Kepentingan suatu proyek adalah pihak-pihak, individu
ataupun organisasi yang secara aktif terlibat dalam proyek, baik postif maupun
negatif atas terlaksananya proyek. Mereka mempunyai pengaruh terhadap proyek
dan hasilnya. Pihak tersebut antara lain :
1. Manajer proyek
Individu yang bertanggungjawab atas manajemen suatu proyek.
2. Pelaksana proyek
Organisasi yang pegawainya paling terlibat secara langsung dalam
pengerjaan proyek.
3. Kustomer atau user
Pihak individu maupun organisasi yang akan menggunakan hasil dari
proyek
4. Anggota tim proyek
Tim yang melaksanakan pekerjaan proyek
5. Sponsor
Individu atau kelompok dalam atau eksternal organisasi yang memberi
dukungan dana tunai atau sejenisnya untuk proyek

7
2.1.4 Tahapan Proyek
Adapun tahapan-tahapan dalam pengerjaan sebuah proyek adalah sebagai
berikut.
1. Tahap Konseptual
Tahap ini merupakan tahap awal bagi pemilik proyek atau pemberi tugas.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
a. Memformulasikan gagasan
b. Studi kelayakan yang mencakup berbagai aspek termasuk biaya dan resiko
c. Pembuatan strategi perencanaan.
2. Tahap Perencanaan dan Desain
Tahap ini merupakan tahap kedua, tahap ini sudah melibatkan beberapa
konsultan untuk membuat perencanaan bagi keberlanjutan proyek. Pada
tahap ini dilakukan kegiatan kegiatan, antara lain:
a. Desain dasar perencanaan proyek
b. Perencanaan lebih jelas mengenai biaya dan penjadwalan proyek
c. Penentuan syarat dan ketentuan kontrak serta pelaksanaan pelelangan.
3. Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Tahap ini merupakan tahap ketiga, yaitu tahap pembangunan atau
implementasi proyek konstruksi yang sudah melibatkan pelaksana atau
kontraktor. Tahap ini berisikan kegiatan-kegiatan, yaitu antara lain:
a. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja;
b. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan sipil;
c. Pengendalian dan pengujian-pengujian.
4. Tahap Operasional
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proyek konstruksi setelah
pelaksanaan pembangunan terjadi. Pada tahap ini dilakukan, antara lain:
a. Serah terima proyek
b. Perawatan bangunan hingga jangka waktu yang disepakati
c. Operasional bangunan.

8
2.1.5 Bentuk Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek
Secara umum struktur organisasi pelaksanaan proyek yang pernah
digunakan di Indonesia ada 2 bentuk, yaitu:
1. Sistem Konvensional
Sistem struktur organisasi konvensional adalah sebagai berikut:

Pemilik

Konsultan Kontraktor Konsultan


Perencana Utama Pengawas

SK SK SK SK SK

SK

SP

Keterangan : = Garis Kerja Kontrak


= Garis Kerja Konsultasi
SK = Sub-Kontraktor
SP = Supplier
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Sistem Konvensional
Terlihat pada gambar 2.1, bahwa pemilik proyek dan konsultan
perencanaan / pengawas hanya berhubungan langsung dengan kontraktor
utama. Dalam rangka keperluan beberapa sub-sub kontraktor untuk
bagian-bagian pembiayaan oleh kontraktor utama dianggap perlu untuk
dibagikan kepada sub-sub kontraktor. Sementara itu, untuk penyediaan
pengadaan material, kontraktor utama dapat menunjuk langsung beberapa
supplier (penyalur) yang dianggap sesuai. Pada sistem ini, antara
kontraktor utama dengan sub-sub kontraktor dan supplier terdapat
hubungan kontrak sekaligus konsultatif. Hubungan ini menjadikan adanya
kontrak bertingkat. Kerugian juga mungkin terjadi sebagai akibat adanya
peningkatan pengeluaran dari pengambilan keuntungan bertahap.

9
2. Sistem Manajemen Konstruksi (sistem MK)
Sistem Manajemen Konstruksi (MK) merupakan pembaharuan terhadap
sistem yang pertama dengan pertimbangan untuk lebih meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kerja komponen sehubungan dengan
meningkatnya kerumitan proyek. Sistem manajemen konstruksi
sebenarnya bukan hal yang baru, namun berbeda dari cara konvensional.
Skema struktur organisasi di dalam sistem manajemen konstruksi :

Pemilik

Konsultan Konsultan
Perencana Manajemen Konstruksi

SK SK SK SP

Keterangan : = Garis Kerja Kontrak


= Garis Kerja Konsultasi
SK = Sub-Kontraktor
SP = Supplier
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Sistem Manajemen Konstruksi
Dari skema pada gambar 2.2 tersebut, terlihat bahwa sistem manajemen
konstruksi tidak mengenal adanya kontraktor utama. Masyarakat
kontraktor spesialis dan supplier ditangani atau di bawah koordinasi oleh
manajemen konstruksi sesuai degan bidang dan keahlian masing-masing.
Kontrak yang dilakukan terhadap kontraktor spesialis dan supplier
dilakukan langsung dengan pemilik proyek. Sedangkan hubungan antara
manajer konstruksi dengan kontraktor spesialis dan supplier adalah
hubungan konsultatif, tetapi mengikat. Jadi tugas menajer konstruksi
adalah mengkoordinasi pelaksanaan kerja masing-masing kontraktor
spesialis dan supplier serta mengawasi kualitas dan kuantitas hasil
pekerjaan tersebut.

10
Keuntungan dari pemakaian sistem ini adalah tidak ada kemungkinan
terjadinya bentuk kontrak bertingkat, sehingga tidak ada pengambilan
keuntungan secara bertahap. Kerugian yang mungkin terjadi adalah
adanya ketergantungan kerja antara masing-masing kontraktor spesialis,
akibat adanya keterkaitan kerja yang erat. Dengan demikian keterlambatan
prestasi salah satu kontraktor spesialis sangat mungkin mempengaruhi
program kerja kontraktor spesialis lainnya.
Pelaksanaan kegiatan proyek dilakukan oleh pelaksana proyek yang
ditunjuk atas dasar prosedur sebagai berikut:
1. Konsultan Manajemen Konstruksi
Konsultan Manajemen Konstruksi diperlukan apabila dibutuhkan
koordinasi teknis pelaksanaan diantara para pelaksana-pelaksana dalam
kegiatan proyek, misalnya koordinasi untuk:
a. Perencana yang dilakukan oleh lebih dari satu konsultan perencana
b. Pelaksanaan konstruksi dilakukan lebih dari satu pelaksana
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah seseorang atau suatu badan usaha yang
dianggap mampu untuk digunakan sebagai perencana dan pembuat desain
pada semua tahapan pembangunan yang meliputi tahap persiapan
(termasuk detail perencanaan), tahap perancangan, tahap konstruksi fisik,
maupun tahap pemanfaatan.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah seseorang atau badan usaha yang digunakan
apabila perancangan dilakukan oleh satu konsultan perencana dan
pengawasan dilakukan terhadap satu kontraktor pelaksana.
4. Value Engineering
Pelaksana Value Engineering diperlukan apabila rancangan yang
dihasilkan / dilakukan oleh konsultan perencana perlu dievaluasi kembali
oleh pihak-pihak dengan suatu harapan akan menghasilkan suatu produk
akhir yang lebih efisien tanpa mengurangi fungsi dan hasil-hasil kerja
teknis.

11
5. Kontraktor (Pelaksana Konstruksi Fisik)
Kontraktor adalah seseorang atau suatu badan usaha yang digunakan untuk
pelaksana konstruksi dari hasil rancangan konsultasi perencana di bawah
pengawasan konsultan pengawas. Pelaksana konstruksi fisik yang ditunjuk
dapat mengerjakan seluruh kegiatan konstruksi fisik atau dengan bantuan
kontraktor-kontraktor spesialis.
Hubungan kerja dalam proyek konstruksi merupakan pengaitan antara
siklus atau tahapan proyek dengan orang-orang atau instansi yang terlibat dalam
proyek konstruksi. Orang-orang atau instansi yang terlibat adalah Pemangku
Kepentingan Proyek atau Stake Holders Proyek. Pemangku Kepentingan ini adalah
para individu dan organisasi yang secara aktif terlibat di dalam proyek atau terkena
dampak dari pelaksanaan atau hasil proyek. Stake holders bisa berpengaruh positif
maupun negatif terhadap proyek.
Pemangku Kepentingan Proyek memiliki tanggung jawab dan wewenang
beragam yang dapat mengubah siklus hidup proyek. Tanggung jawab dan
wewenang tersebut mencakup kontribusi dari tahapan survei dan pembicaraan awal
di tahap konseptual, hingga sampai ke pendukungan proyek secara penuh, termasuk
penyediaan biaya dan dukungan politik.
Dasar hubungan kerja antara pemilik proyek dengan pihak pelaksana
proyek (masing-masing konsultan manajemen konstruksi, konsultan perencana,
konsultan pegawai pelaksana value engineering dan kontraktor) dilakukan secara
kontraktual dalam bentuk kontrak. Kontrak untuk melaksanakan seluruh pekerjaan
dilakukan berdasarkan dokumen penujukkan yang berbentuk:
1. Untuk konsultasi berisi :
a. Dokumen pelelangan;
b. Syarat-syarat pelelangan; dan
c. Pedoman persyaratan pelaksanaa (TOR/Term Of Reference)
2. Untuk kontraktor berisi :
a. Dokumen pelelangan;
b. Persyaratan pelelangan;
c. Gambar rencana; dan
d. Rencana kerja dan syarat-syarat &rencana anggaran biaya.

12
2.1.6 Tim Proyek
Tim proyek suatu perusahaan kontraktor utama biasanya terdiri dari :
1. Manajer Proyek
Harus mampu mengelola berbagai macam kegiatan, sejumlah besar tenaga
kerja dan tenaga ahli terutama dalam aspek perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, seperti
jadwal, biaya, mutu. Kriteria manajer proyek adalah :
a. Mempunyai orientasi yang kuat pada pencapaian tujuan
b. Bergairah terhadap tantangan
c. Menguasai aspek hubungan antara manusia karena adanya hubungan
vertikal dan horizontal
d. Generalisasi dan spesifikasi, yaitu menguasai keseluruhan kegiatan agar
tercipta sinkronisasi kegiatan di bidang-bidang fungsional menjadi suatu
kegiatan yang terpadu.
e. Kekuatan berasal dari keahlian dan referent power
2. Tim Proyek yang Bertugas Penuh untuk Proyek
Kriteria yang menjadi perttimbangan untuk memindahkan personal secara
permanen dalam tim inti adalah :
a. Mereka yang berhubungan dengan aspek manajemen dalam proyek
b. Mereka yang diperlukan full time setidaknya 6 bulan berturut-turut
c. Mereka yang sifat pekerjaannya memerlukan selalu dekat berhubungan
dengan manajer proyek atau tim inti proyek
d. Mereka yang tidak dapat diawasi dan dikendalikan karena sebab-sebab
geografis maupun pertimbangan organisasi.
3. Bidang Fungsional yang Mendukung Pekerjaan Proyek
a. Teknis, seperti teknik, konstruksi, logistik, dll
Berperan dalam menyediakan tenaga ahli, mengerjakan paket pekerjaan,
memberi petunjuk standar kriteria dan prosedur, serta melaporkan pada
manajer proyek mengenai kemajuan dan hambatan.
b. Non Teknis, seperti pemasaran, keuanagan, personalia, dll
Berperan dalam menyediakan tenaga ahli, melaksanakan perkerjaannya,
dan melaporkan pada manajer proyek mengenai kemajuan dan hambatan.

13
2.2 Perusahaan
2.2.1 Definisi Perusahaan
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya
semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada
pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai
badan usaha untuk perusahaannya.
Dalam rumusan definisi perusahaan, setiap unsur mengandung segi hukum
yang diatur oleh undang-undang. Segi hukum dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Badan Usaha
Setiap perusahaan mempunyai bentuk hukum yang diakui oleh undang-
undang. Bentuk hukum menunjukkan legalitas perusahaan sebagai badan
usaha yang menjalankan kegiatan ekonomi.
2. Kegiatan dalam Bidang Ekonomi
Kegiatan itu harus halal, artinya tidak dilarang oleh undang-undang, tidak
bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
3. Terus-menerus dan Tetap
Kegiatan itu dijalankan sebagai mata pencaharian, bukan sambilan.
Dengan demikian, kegiatan itu dijalankan untuk jangka waktu yang lama,
yang telah ditetapkan dalam akta pendirian atau surat izin usaha.
4. Terang-terangan
Pengakuan dan pembenaran itu dilakukan oleh pemerintah melalui
perbuatan hukum pengesahan anggaran dasar yang termuat dalam akta
pendirian, penerbitan surat izin usaha, penerbitan surat izin tempat usaha,
dan penerbitan sertifikat pendaftaran perusahaan.
5. Keuntungan
Keuntungan dan/atau laba ini harusnya diperoleh berdasarkan legalitas dan
ketentuan undang-undang, artinya bukan hasil yang diperoleh secara
melawan hukum.
6. Pembukuan
Segi hukum bukan pada bentuk pembukuan, melainkan pada kebenaran isi
pembukuan dan kebenaran alat bukti pendukungnya, misalnya kwitansi,
nota penerimaan, daftar barang.

14
2.2.2 Jenis Organisasi Perusahaan
Jenis organisasi perusahaan berdasarkan kepemilikan dapat dikategorikan
atas beberapa bagian yaitu :
1. Perusahaan Negara
Apabila semua harta / modal perusahaan dimiliki oleh negara, dapat juga
dikatakan bahwa “public ownership” itu ada apabila badan-badan
pemerintah (pusat maupun daerah) menikmati hak kepemilikan. Biasanya
perusahaan negara itu mengusahakan barang dan jasa yang menguasai
hayat hidup orang banyak, misalnya PJKA, Telekomunikasi, air minum,
listrik, dll.
2. Perusahaan Swasta
Jenis perusahaan dimana seluruh modal yang dimiliki oleh pihak swasta
dan keuntungannya dinikmati oleh pemiliknya secara pribadi sebagai
pihak swasta.
3. Perusahaan Campuran
Merupakan perusahaan campuran antara pihak negara dan pihak swasta
yang berarti modal dari perusahaan ini sebagian dari pihak negara dan
sebagian dari pihak swasta.
4. Perusahan Koperasi
Jenis perusahaan yang didirikan dan dimodali oleh anggota-anggotanya
sendiri
5. Joint Venture
Merupakan organisasi pemilikan antara negara dan dari pihak swasta asing
untuk jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan secara bersama.

2.2.3 Bentuk Perusahaan


Secara umum bentuk perusahaan dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Perusahaan Perseroan
Yaitu perusahaan yang dikelola dan dipimpin oleh seseorang yang
bertanggung jawab penuh terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan,
semua harta dan kekayaan menjadi jaminan dari semua utang perusahaan.
2. Firma (Fa)

15
Suatu persekutuan antara dua orang atau lebih dengan nama bersama untuk
menjalankan usaha, dimana tanggung jawab masing-masing anggota firma
tidak terbatas, sedangkan laba yang diperoleh dari usaha tersebut akan
dibagi bersama-sama, demikian pula jika menderita kerugian akan dipikul
bersama.
3. Perseroan Komanditer (CV)
Perseroan Komanditer atau disebut Commanditaire Vennootschaap (CV),
ialah suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama-sama
antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan, serta
tanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-orang
yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan
serta bertanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan
dalam perusahaan itu.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal
usaha yang terbagi atas beberapa saham, dimana tiap sekutu / persero turut
mengambil bagian sebanyak satu atau lebih saham. Di sini para pemegang
saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan
sebesar modal yang disetorkan. Kekayaan PT terpisah dari kekayaan
pribadi masing-masing pemegang saham.
5. Perusahaan dengan bentuk koperasi
Suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan
yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan
bekerja sama secara kekeluargaan, menjalankan usaha untuk
mempertinggi kesejahteraan para anggotanya.
Suatu kepemilikan dari bentuk perusahaan-perusahaan dipengaruhi oleh
faktor-faktor antara lain:
a. Ukuran besar kecilnya perusahaan;
b. Jenis perusahaan;
c. Pembagian laba yang diinginkan oleh para pemiliknya;
d. Resiko yang dapat ditanggung oleh pemilik; dan
e. Pembagian pengawasan atau penguasaan perusahaan

16
Penggolongan suatu kualifikasi usaha jasa perencana konstruksi dan usaha
jasa pengawas konstruksi biasanya didasarkan pada kriteria-kriteria tingkat /
kedalaman kompetensi dan potensi kemampuan usaha, serta kemampuan
melakukan perencanaan dan pengawasan pekerjaan berdasarkan kriteria resiko
dan/atau kriteria penggunaan teknologi dan/atau kriteria besaran biaya.

2.2.4 Struktur Organisasi Perusahaan Developer


Pada umumnya, struktur organisasi sebuah perusahaan developer terdiri
dari 2 bagian, yaitu bidang developer perumahan dan bidang kontraktor.
1. Deskripsi Jabatan Bidang Developer
a. Komisaris
 Menyusun, merencanakan, mengorganisir serta menerima pertanggung
jawaban dari direktur dan manajer proyek proyek yang akan
dilaksanakan;
 Bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi
perusahaan;
 Bertanggung jawab terhadap pemanfaatan bawahan dan sumber daya
organisasi; dan
 Menentukan kebijaksanaan perusahaan, baik urusan intern maupun
urusan ekstern.
b. Direktur
 Bertanggung jawab terhadap kegiatan perusahaan serta mengelola
kelancaran operasi perusahaan; dan
 Menerima pertanggung jawaban dari manajer proyek akuntansi pajak,
bagian umum, bagian keuangan dan akuntansi.
c. Proyek Manajer
 Menerima pertanggung jawaban langsung dari bagian marketing,
bagian umum, bagian akuntansi pajak, bagian akuntansi/keuangan,
bagian pelaksana dan pengawas; dan
 Mengkoordinir pekerjaan di semua bagian di developer.
d. Kabag. Marketing
 Melayani konsumen perusahaan;

17
 Membuat administrasi penjualan;
 Melakukan layanan purna jual;
 Melakukan realisasi dari notaris dan realisasi dengan pihak-pihak bank;
 Bertanggung jawab terhadap kegiatan promosi serta publikasi
perusahaan;
 Bertanggung jawab melakukan penagihan piutang;
 Menetapkan rencana kerja yang berhubungan dengan perusahaan-
perusahaan; dan
 Mencari konsumen yang baru serta menjaga hubungan baik dengan
konsumen perusahaan yang telah ada.
e. Kabag. Umum
 Melaksanakan administrasi perusahaan secara umum; dan
 Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan administrasi suatu
perusahaan.
f. Kabag. Akuntansi Pajak
 Menyiapkan segala laporan akuntansi perusahaan yang berkenaan
dengan pajak; dan
 Menerima pemeriksa dari kantor pajak dan menyiapkan segala laporan
yang diperlukan.
g. Kabag. Akuntansi
 Membuat laporan keuangan secara lengkap, meliputi : neraca akhir,
neraca saldo, dan laporan rugi-laba;
 Membuat kalkulasi harga pokok produk; dan
 Mengontrol biaya aktual yang terjadi.
h. Kabag. Keuangan
 Bertugas membuat cash flow dan perencanaan (forecast);
 Melakukan pembayaran baik melalui bank maupun tunai;
 Bertugas membuat laporan harian kas dan laporan harian bank;
 Bertugas menagih piutang termin;
 Bertanggung jawab terhadap pembayaran gaji karyawan (termasuk
uang makan);

18
 Mengecek kebenaran bukti pemasukan dan pengeluaran kas
perusahaan;
 Menginventarisir penggunaan-penggunaan keuangan perusahaan
secara berkala;
 Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan keuangan
perusahaan.
i. Kabag. Pelaksana
 Bertanggung jawab mengatur serta merencanakan proyek bagian
developer secara keseluruhan.
 Bertanggung jawab mengenai mutu bangunan-bangunan yang telah
dibangun dan juga terhadap proyek-proyek perusahaan secara
keseluruhan.
2. Deskripsi Jabatan Bidang Kontraktor
a. Kabag. Perencanaan
 Bekerjasama dengan bagian bagian drafter dan bagian estimator
(penilai); dan
 Membuat suatu perencanaan, yang disebut dengan RAPB.
b. Bagian Drafter
 Membuat detail suatu proyek tertentu, setelah diketahui perencanaan
anggarannya.
c. Bagian Estimator
 Bertugas membuat penilaian terhadap suatu proyek, setelah mengetahui
anggaran-anggaran yang dikeluarkan dan detail detailnya; dan
 Memperkirakan dengan memperhitungkan permintaan permintaan
yang ada.
d. Bagian Logistik
 Bertanggungjawab terhadap penyediaan kebutuhan bahan suatu
proyek.
e. Bagian Gudang
 Mengusahakan tersedianya stok bahan bahan bangunan di dalam
gudang; dan

19
 Memperhitungkan sirkulasi keluar dan masuk bahan-bahan bangunan
tersebut.
f. Bagian Pelaksana
 Bertanggung jawab mengenai pelaksanaan pembangunan proyek
terhadap bagian kontraktor.
g. Bagian Pengawas
 Bertanggung jawab mengawasi proyek yang ada terhadap pihak pemiik
proyek.

2.3 Pelaksana Proyek


2.3.1 Pengertian Pelaksana Proyek
Pelaksana proyek adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner)
untuk melaksanakan pekerjaan pelaksanaan. Pelaksana proyek dapat berupa badan
usaha atau perorangan. Perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-
masing seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain
sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan
efisien.

2.3.2 Ruang Lingkup Tugas


1. Tahap Pelaksanaan konstruksi
Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan mendirikan
bangunan gedung, baik merupakan pembangunan baru, perbaikan
sebagian atau seluruhnya, maupun perluasan yang sudah ada, dan/atau
lanjutan pembangunan yang belum selesai, dan/atau perawatan
(rehabilitasi, renovasi, restorasi) dilakukan dengan menggunakan
penyedia jasa pelaksana konstruksi sesuai ketentuan. Keluaran akhir yang
harus dihasilkan pada tahap ini adalah:
a. Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi;
b. Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi:
 Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings).;

20
 Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB);
 Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan
beserta segala perubahan/addendumnya;
 Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan
konstruksi fisik, laporan akhir manajemen konstruksi/pengawasan, dan
laporan akhir pengawasan berkala;
 Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah
terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik;
 Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik; dan
 Manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, termasuk
petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan perawatan peralatan dan
perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
Agar hasil pembangunan tidak berbeda dari yang sudah direncanakan
maka pihak pelaksana konstruksi membuat gambar yang isinya lebih detil
daripada gambar rencana teknis yang dibuat konsultan perencana teknis.
Gambar ini lebih rinci karena ukuran sudah diberikan hingga detil,
material yang akan digunakan sudah dicantumkan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan, selain itu acuan-acuan pekerjaan juga
sudah dicantumkan. Intinya gambar ini dibuat sejelas mungkin sehingga
pelaksana pekerjaan seperti tukang dan pengawas mengerti hasil yang
diinginkan dan mempunyai acuan untuk mewujudkan bangunan. Gambar
inilah yang disebut dengan shop drawing.
2. Tahap Pengawasan konstruksi
Setelah kita memahami pekerjaan perencanaan teknis dan pelaksanaan
konstruksi, selanjutnya kita perlu melihat kegiatan-kegiatan pada
pekerjaan pengawasan konstruksi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
terdiri atas:
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;

21
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas,
dan laju pencapaian volume/realisasi fisik;
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi;
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil
rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan
konstruksi yang dibuat oleh pelaksana konstruksi;
f. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang
diajukan oleh pelaksana konstruksi;
g. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As
Built Drawings) sebelum serah terima;
h. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima, mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir
pekerjaan pengawasan;
i. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, berita acara
pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua pelaksanaan
konstruksi sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi;
j. Bersama-sama penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung;
k. Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen Pendaftaran;
dan
l. Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.
Persetujuan atas shop drawing yang diajukan oleh pelaksana konstruksi.
Di atas sudah penulis jelaskan bahwa shop drawing memuat ukuran, detil
material dan acuan yang akan dikerjakan oleh pelaksana konstruksi, maka
tugas konsultan pengawas konstruksi memberikan persetujuan atas hal
tersebut. Misalnya, apakah ukurannya sudah sesuai, atau apakah material

22
yang digunakan sesuai kebutuhan dan kontrak. Selanjutnya, konsultan
mengeluarkan beberapa jenis persetujuan yang menunjukkan status shop
drawing yaitu:
a. Approved berarti shop drawing disetujui dan dapat dijadikan pedoman
pelaksanaan di lapangan;
b. Approved as note berarti disetujui dengan catatan-catatan yang ada untuk
dijadikan pedoman pelaksanaan di lapangan; dan
c. Not approved berarti tidak disetujui dan pelaksana konstruksi harus
membuat perbaikan-perbaikan sesuai dengan kesalahan teknis dan catatan
yang ada.

2.3.3 Tugas dan Kewajiban


Pelaksana proyek dalam suatu proyek konstruksi mempunyai tugas
sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak
kerja;
2. Melaksanakan pelaksanaan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan
proyek;
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh
pemilik proyek;
4. Pelaksana proyek memberikan saran atau pertimbangan-pertimbangan
kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan
pekerjaan;
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar-gambar shop drawing yang diajukan
kontraktor sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan proyek;
dan
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang
diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah
dibuat sebelumnya;
Pelaksana proyek dalam suatu proyek mempunyai kewajiban sebagai
berikut:

23
1. Pengolahan dan pengawasan mencakup :
a. Pengesahan sub kontraktor dan sub pemborong meliputi kemampuan
teknis, keuangan, dan administrasi yang bersangkutan;
b. Menetapkan, menyediakan, dan mengkoordinir tenaga ahli yang khusus;
c. Meminta keputusan arsitek perencana yang menyangkut perubahan
arsitektural yang perlu dilakukan; dan
d. Meminta penjelasan mengenai hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan
dan perencanaan.
2. Pengawasan administrasi :
a. Menyelenggarakan surat-menyurat yang berkaitan dengan pelaksanaan
proyek;
b. Membuat laporan berkala mengenai kegiatan pembangunan kepada
pemberi tugas; dan
c. Mencatat dan menghitung pekerjaan ataupun pengurangan pekerjaan.
3. Pengawasan teknik
Pengawasan teknis bertugas menjalankan pelaksanaan kualitas, bahan,
peralatan, tenaga, hasil pekerjaan, waktu, serta cara-cara pelaksanaan
sesuai dengan perjanjian pemborong.

2.3.4 Wewenang
Seorang pelaksana proyek mempunyai wewenang, antara lain:
1. Meminta kontraktor untuk mengadakan pengetesan terhadap bahan dan
peralatan;
2. Melakukan penilaian prestasi kerja kontraktor;
3. Membatalkan pembelian dan mencabut pekerjaan dari tangan pemborong,
menyerahkan persetujuan pekerjaannya pada pemborong lain tanpa
pemberitahuan kepada pemilik proyek;
4. Membatalkan contoh bahan apabila tidak sesuai dengan apa yang diminta;
5. Memperingatkan atau menegur pihak peleksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja;
6. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan;

24
7. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek;
8. Pelaksana proyek berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana;
9. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site
Instruction); dan
10. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.

2.4 Drafter
Drafter adalah juru gambar yang bekerja untuk membuat gambar. Drafter
membuat atau menyiapkan gambar-gambar kerja teknik, sehingga gambar tersebut
dapat dengan jelas dan mudah dimengerti orang lain dan mudah dalam proses
pembentukan obyek gambar tersebut. Drafter dapat berperan dalam mendukung
pihak perencana, pelaksana, maupun pengawas dalam suatu proyek, ada berbagai
macam tugas dalam pekerjaannya, diantaranya :
1. Membuat gambar pelaksanaan
Membuat detail gambar yang disertai ukuran dan bentuknya untuk
dijadikan acuan pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan
dilapangan sesuai dengan gambar perencanaan yang telah dibuat.
2. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di lapangan
Seringkali gambar perencanaan tidak dapat dilaksanakan di lapangan
karena adanya kenyataan yang berbeda ataupun perubahan struktur yang
terjadi di lapangan, disinilah tugas drafter untuk membuat penyesuaian
gambar kerja.
3. Membuat gambar akhir pekerjaan
Membuat gambar hasil pelaksanaan di lapangan setelah tidak ada
perubahan lagi untuk diserahkan kepada pemilik proyek.
4. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan
Melakukan koordinasi pada pelaksana lapangan mengenai gambar kerja.

25
BAB III
TINJAUAN KHUSUS

3.1 Deskripsi Perusahaan


Adapun deskripsi perusahaan yang melaksanakan proyek Pembangungan
Office PT. Bilah Baja adalah sebagai berikut:
Nama Perusahaan : PT. Trimatra Liguna
Tahun Berdiri : 1993
Alamat : JL. Lb. Bulus I No. 11, RT.10/RW.6,
Lb. Bulus, Cilandak, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12440
Jenis Pemilikan Perusahaan : Perusahaan Swasta
Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas ( PT )
PT. Trimatra Liguna atau yang lebih dikenal dengan nama (TL)
merupakan perusahaan yang menjalankan usahanya di bidang kontraktor. PT.
Trimatra Liguna adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor
atau jasa kontruksi. Sesuai spesifikasinya adalah kontraktor pelaksana dalam
bidang pembangunan : perumahan multi hunian, bangunan pergudangan dan
industri, bangunan komersial dan bangunan non perumahan lainnya. Perusahaan ini
memiliki proyek proyek yang terbilang cukup banyak di Kota Jawa.
Proyek Pembangungan Office PT. Bilah Baja ini dikelola oleh PT. Bilah
Baja yang bekerjasama dengan PT. Trimatra Liguna, Quanta Scostindo, PT.
Pratama Savindo Detama dan Fusionarc Architects. Office PT. Bilah Baja berlantai
11 ini berlokasi di Jalan Wajir, Medan.

3.2 Struktur Organisasi


Proyek Pembangunan Office PT. Bilah Baja di Jalan Wajir, ini
dilaksanakan oleh PT. Bilah Baja dan PT. Trimatra Liguna melalui sebuah tim yang
terorganisir. Setiap anggota-anggota tim telah memiliki kedudukan dan tugas
masing-masing dalam proyek yang terlihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:

26
Project Coordinator
Fendy

Project Manager
Ragil Kurnianto

Admin Site Manager Drafter


Dessy Oktavianus Fachrusy Alwafi

Logistik Supervisor Utama Surveyor


Amos Budi Arintono Supriyanto

Mekanik PKL Supervisor Arsitektur QC


Karmin Felix Chuadinata Leopold Sinaga Ravela Andika

Gudang Supervisor Plumbing K3 Konstruksi


Suherman Dawa Mantiro M.Hidayat

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek Bilah Baja Office

3.3 Tugas dan Tanggung Jawab Tiap Bagian


Adapun tugas dan tanggung jawab tiap bagian pada struktur organisasi
adalah sebagai berikut:
1. Project Manager Coordinator (Quality Project)
a. Menerima tugas dari direktur mengenai proyek-proyek yang akan
dirancang oleh perusahaan;
b. Merancang dan merevisi desain bangunan;
c. Bersama dengan Engineering menyusun kembali metode pelaksanaan
konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai
dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan;
e. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan
harian kepada pelaksana pekerjaan;
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil pekerjaan di lapangan;

27
g. Membuat program penyesuaian dan tidakaan turun tangan, apabila terjadi
keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan;
h. Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses
berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan;
i. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode
kerja, gambar kerja, dan spesifikasi teknik;
j. Menyiapkan tenaga kerja sesuai jadwal tenaga kerja dan mengatur
pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek;
k. Mengupayakan efisiensi dan efektivitas pemakaian bahan, tenaga dan alat
di lapangan;
l. Melakukan pengukuran danpemeriksaan hasil pekerjaan di lapangan serta
menyusunnya dalam sebuah laporan; dan
m. Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan proyek di
lapangan.
2. Project Manager
a. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul
agar dapat diantisipasi secara dini.
b. Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dll) dan
keluar.
c. Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek,
meliputi aspek teknis, waktu, administrasi, dan keuangan proyek.
d. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi
proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana (on track).
e. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan Kemajuan
Pekerjaan).
f. Seorang Project Manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya.
Proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan
waktu.
g. Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap
organisasi. Taat kepada setiap kebijakan yang di keluarkan organisasi,
harus mengambil keputusan dengan wewenang yang terbatas dari
organisasi.

28
3. Manajer Keuangan / Admin
a. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang, dll;
b. Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan
dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek;
c. Mengisi dan menyimpan data-data kepegawaian, data pelaksanaan, data
asuransi tenaga kerja, data pembayaran gaji, serta tunjangan karyawan;
d. Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi;
e. Menerima, mengurus, dan memproses tagihan dengan pihak supplier alat,
bahan bangunan, dan keperluan pembangunan, dan kepada pemilik proyek
ataupun ke bagian pusat keuangan; dan
f. Membantu Project Coordinator dalam hal keuangan dan sumber daya
manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan sengan
lancar.
4. Logistik
a. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari
beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih
harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang telah
ditetapkan;
b. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan
bangunan dengan melaksanakan seleksi sebelumnya sehingga bisa
mendapatkan harga material termurah pada supplier terpilih;
c. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol
dengan baik jumlah barang dan alat yang masuk dengan jumlah
pemakaian;
d. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari
kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan barang lain;
e. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab
atas pemasukan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pembangunan;

29
f. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu
material tersebut diperlukan dengan biaya termurah serta memenuhi
persyaratan mutu spesifikasi bahan dalam kontrak kontruksi;
g. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang
sudah menjadi standar perusahaan kontraktor;
h. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material
setelah melalui kontrol kualitas bahan oleh Quality Control;
i. Menyusun macam-macam laporan logistik yang diminta oleh perusahaan;
dan
j. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek
mengenai jumlah dan jadwal pemasukan bahan yang dibutuhkan pada
masing-masing waktu pelaksanaan pembangunan.
5. Mekanik
a. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3-
LH) yang antara lain adalah mengidenifikasi potensi bahaya dan resiko
kecelakaan kerja dengan cermat, menentukan dampak dari kecelakaan
kerja dan menghidarinya, menerapkan semua prosedur K3-LH dan
mengikuti sosialisasi dan penjelasan K3-LH yang diberikan
b. Menerapkan komunikasi di tempat kerja yang antara lain adalah menerima
dan menyalurkan informasi, menyampaikan dan menerima informasi
dengan baik, menerapkan system pelaporan sesuai prosedur
c. Menerapkan kerja sama di tempat kerja yang antara lain adalah
mengidentifikasi tujuan dan peran kelompok serta memberikan kontribusi
efektif dan tepat dalam pertemuan kelompok
d. Mengidentifikasi komponen utama engine yang antara lain adalah
melakukan identifikasi spesifikasi teknik engine dan mengidentifikasi
struktur dan fungsi system mekanis, system bahan bakar, system
pelumasan, system pendingin dan system udara masuk dan gas buang
engine
6. Gudang
a. Menyimpan barang yang telah dibeli dan mengaturnya dengan baik agar
barang dapat keluar secara teratur.

30
b. Membuat laporan mengenai stock barang.
c. Mengeluarkan barang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan proyek.
d. Memberi informasi sedini mungkin atas produk.
e. Sudah mencapai persediaan yang minimum.
7. Site Manager
a. Merencanakan Time Schedule pelaksanaan proyek sesuai dengan
kewajiban dari perusahaan terhadap pemilik proyek atau kepentingan
perusahaan sendiri;
b. Merencanakan pemakaian bahan dan alat serta pekerjaan instalasi untuk
setiap proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan waktu
penggunaannya;
c. Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada pelaksana dalam
menunjang pelaksanaan proyek;
d. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan sesuai instruksi yang diberikan baik
dari segi teknis, kulitas pekerjaan, maupun Time Schedule-nya;
e. Mengontrol disiplin kerja pelaksana proyek, mandor maupun tenaga kerja
sesuai dengan tugas, kewajiban dan wewenang masing-masing;
f. Membicarakan masalah dan kesulitan, serta rencana detail pembangunan
dalam pelaksanaan proyek di lapangan dengan Coordinator/Quality
Project;
g. Membuat laporan mingguan yang mencakup kegiatan proyek, masalah dan
kesulitan, serta berbagai hal yang perlu dilaporkan mengenai pelaksanaan
pembanguna proyek di lapangan;
h. Mengatur penggunaan tenaga kerja agar sesuai dengan Time Schedule; dan
i. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga kerja sesuai dengan
anggaran dana proyek pembangunan.
8. Supervisor
a. Memahami gambar pelaksanaan proyek;
b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan proyek di lapangan;
c. Memberikan solusi kesulitan pelaksanaan proyek yang ditemui di
lapangan;
d. Membuat laporan harian pekerjaan proyek;

31
e. Membuat laporan harian kendala pelaksanaan proyek di lapangan; dan
f. Bertanggung jawab atas hasil kerja pelaksana lapangan kepada Site
Manager.
9. Drafter
a. Menggambar dan memperbaiki gambar kerja proyek;
b. Menyimpan dan menyusun dokumen gambar;
c. Mengumpulkan data-data yang diperlukan; dan
d. Membantu pengukuran di lapangan dan perhitungan volume pekerjaaan.
10. Surveyor
a. Menentukan titik-titik batas area proyek, ini diperlukan guna pembuatan
alur pagar proyek dan penentuan koordinat gedung;
b. Membaca gambar kerja dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan agar
dapat diaplikasikan di lapangan;
c. Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi, kesalahan dalam
penentuan elevasi bisa menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan
galian tanah;
d. Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile
cap;
e. Memantau kedataran cor beton pada pekerjaan lantai;
f. Menentukan as kolom gedung untuk mengecek apakah pembesian dan
bekisting kolom sudah benar;
g. Pengecekan ketegakan kolom menggunakan waterpass atau benang ukur
yang diberi bandul;
h. Menghitung ketinggian elevasi cor kolom beton agar tidak miring untuk
menaruh balok dan plat lantai;
i. Menandai perletakan stek besi tulangan struktur, perletakan void, dan
lubang lift pada gedung sesuai dengan rencana dan gambar kerja;
j. Membuat serta mengukur penurunan gedung setiap hari atau seminggu
sekali untuk mengetahui apakah posisi gedung yang sudah dibangun
berada pada posisi yang aman;

32
k. Menandai posisi pekerjaan arsitektur seperti pemasangan dinding batu
bata, pemasangan kepala keramik, penentuan posisi titik lampu, penentuan
posisi sanitair toilet, dll; dan
l. Bertanggung jawab atas pekerjaan gedung di lapangan kepada Supervisor.
11. Quality Control
a. Membuat permintaan untuk pemeriksaan atau pengetesanbarang untuk
intern kontraktor maupun bersama dengan konsultan pengawas atau owner
untuk memastikan material yang akan digunakan sudah selesai dengan
kriteria yang diinginkan pemilik proyek pembangunan;
b. Membuat surat teguran atau menegur secara langsung kepada pelaksana,
sub kontraktor atau mandor apabila terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaan atau pengadaan material yang mempengaruhi mutu hasil
pekerjaan di lapangan;
c. Melakukan pengecekan terhadap material yang akan didatangkan maupun
yang sudah tiba di lokasi proyek untuk memberikan status kepada bahan
bangunan tersebut apakah ditolak atau diterima setelah melihat kualitas
bahan;
d. Mengikuti jalannya pelaksanaan pembangunan sehingga setiap
penyimpangan dalam pelaksanaan yang dapat mengurangi mutu pekerjan
dapat dicegah, hal ini lebih baik jika dibandingkan perlakuan pengecekan
pekerjaan pada hasil akhir saja sehingga apabila terjasi mutu yang kurang
baik harus dilakukan bongkar pasang yang dapat menyebabkan biaya
tambahan;
e. Melakukan pengecekan apakah pelaksanaan pekerjaan di lapangan sudah
sesuai dengan gambar pelaksanaan atau shop drawing;
f. Meminta contoh material atau brosur yang berisi spesifikasi material
bahan kepada supplier sebelum melakukan pembelian sehingga material
terpilih sesuai dengan standar kualitas dalam kontrak kerja; dan
g. Membuat laporan yang dibutuhkan perusahaan yang berhubungan dengan
pekerjaan Quality Control pada proyek pembangunan.
12. K3 Konstruksi

33
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 Konstruksi.
b. Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi.
c. Mengevaluasi program K3.
d. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi.
g. Mengevaluasi perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis
K3, jika diperlukan.
h. Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat.

3.4 Tata Tertib Perusahaan


Untuk mengendalikan jalannya perusahaan, maka pimpinan perusahaan
membuat beberapa peraturan umum. Peraturan ini diberlakukan untuk semua
pegawai di lingkungan kerja.
Adapaun peraturan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Waktu kerja dimulai pukul 08.00-17.00 WIB setiap hari kerja (hari Senin
sampai hari Sabtu).
2. Waktu Istirahat pada pukul 12.00-14.00 WIB setiap hari kerja (hari Senin
sampai hari Sabtu);
3. Setiap orang wajib menunjukkan loyalitas kerja bagi perusahaan dan
bersama-sama berusaha untuk mengembangkan perusahaan;
4. Setiap orang wajib melaksanakan tugas sesuai kedudukan masing-masing
dan bertanggung jawab atas hasil kerjanya;
5. Setiap orang harus menjaga nama baik perusahaan;
6. Setiap orang bertanggung jawab menciptakan suasana kerja yang aman
dan nyaman di dalam lingkungan perusahaan;

34
7. Bagi setiap anggota dalam perusahaan tidak dibenarkan menerima proyek
atas nama pribadi ataupun dalam bentuk perjanjian kerja sama apapun
yang bersifat menguntungkan pribadi;
8. Setiap orang tidak diperbolehkan untuk merusak properti proyek dalam
bentuk apapun.
9. Setiap meninggalkan kantor atau pekerjaan harus diberitahukan kepada
pimpinan baik sewaktu bertugas ataupun untuk keperluan lain;
10. Buku dan peralatan yang dipinjam harus dikembalikan ke tempat semula.

3.5 Sarana Kerja


Terdapat beberapa ruang/kantor sementara yang disekat semi permanen
pada lokasi proyek untuk mendukung kelancaran aktifitas. Adapun sarana yang
tersedia pada perusahaan adalah :
1. Ruang Penanggung Jawab Proyek
Ruang Penangung Jawab Proyek disekat dari bahan kayu dengan hanya
mempertimbangkan aspek fungsional dan bersifat sementara, ruangan ini
terdapat pada lantai 2.
2. Ruang Rapat
Ruang Rapat terletak pada bangunan kantor marketing yang terletak pada
sisi depan dari bangunan apartemen.
3. Ruang Administrasi
Tempat kerja untuk membuat laporan mengenai keuangan secara rutin
yang berada di bangunan kantor marketing.
4. Area Staff Perencana dan Pelaksana
Tempat staff dan pembantu pelaksana atau perencana berkumpul untuk
beristirahat, meletakkan barang, ataupun menjalankan tugas yang disekat
sementara pada lantai 2 bangunan.
5. Gudang
Sebagai tempat penyimpanan bahan – bahan keperluan proyek yang
memerlukan tempat tertutup dan khusus, seperti semen, dan peralatan lain
agar dapat terjaga baik dari segi cuaca maupun keamanan.

35
3.6 Prosedur Hubungan Kerja
Untuk mencapai hasil maksimal dalam pengerjaan suatu proyek, suatu
perusahaan harus mengoordinasi dengan baik dan hubungan kerjasama yang baik
pula dalam lingkungan perusahaan maupun dengan pihak luar. Dikarenakan
perusahaan terdiri dari beberapa bagian yang berbeda dan saling bergantungan satu
sama lain maka kerjasama yang apik sangat diperlukan. Tidak mungkin suatu
bagian saja dapat menyelesaikan semua pekerjaan sendiri. Presiden direktur dari
perusahaan itu haruslah sseorang yang dapat mengoordinasi bawahannya secara
bijaksana dan mempunyai pengetahuan manajemen yang kuat. Dengan pihak luar,
perusahaan harus bekerjasama menurut prosedur tertentu sehingga pekerjaan dapat
berjalan lancar dan optimal.

3.6.1 Prosedur Hubungan Kerja dengan Klien


Bagian perusahaan yang berhubungan dengan pihak luar (klien) adalah
Direksi (Direktur Utama dan Wakil Direktur). Sedangkan bagian-bagian lain dari
perusahaan tidak mempunyai hak untuk ikut campur dalam urusan dengan pihak
luar tersebut, karena hal ini akan mengacaukan pekerjaan dari bagian-bagian
perusahaan itu sendiri atau menyebabkan masalah lain seperti:
1. Mengganggu konsentrasi kerja pegawai lainnya dalam mengerjakan
tugasnya masing-masing; dan
2. Akan ada anggota tim lain yang mengambil alih proyek yang sedang
dijalankan atau yang akan dilaksanakan perusahaan.
Hubungan sebuah perusahaan dengan pemilik suatu proyek (klien)
mempunyai beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap permulaan/gagasan
Pada tahap ini disepakati bersama mengenai tahap pembayaran upah
desain yang juga harus dilunasi secara bertahap sesuai dengan gambar
kerja yang telah diselesaikan. Pada kesempatan ini, perusahaan akan
menjelaskan tentang pengalaman-pengalamannya dalam menangani
proyek-proyek yang dapat memberinya masukan, seperti mengenai data-
data tentang style desain yang menjadi keinginan publik, kebutuhan
jumlah ruang yang diinginkannya serta berapa orang yang akan menempati

36
bangunan tersebut. Terkadang, pemilik dapat mengajukan masalah-
masalah yang ada di tapak atau bangunannya, kemudian pihak perusahaan
yang memberikan alternatif-alternatif solusi secara konseptual. Hal ini
dilakukan untuk mencapai suatu kesepakatan sehingga proses pekerjaan
menjadi lancar dan tidak terkendala masalah kesalahpahaman.
2. Tahap proses perancangan
Pada tahap ini, pertama kali pemilik dan marketing berkonsultasi
mengenai denah yang dilanjutkan dengan turun ke lapangan. Dalam proses
perancangan diusahakan gambar tersebut dapat memuaskan dan disetujui
pemilik, setelah disetujui oleh pemilik, maka dipersiapkan ke dalam
gambar kerja dan anggaran biaya, kemudian diserahkan kepada pemilik.
Setelah menerima gambar kerja, barulah pemilik membayar upah desain.
3. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini pemilik telah menyetujui gambar kerja dan angaran
yang telah dibuat, serta telah menandatangani surat kontrak kerja. Setiap
adanya masalah di lapangan selama proses pembangunan, maka pihak tim
yang akan bertanggung jawab. Pemecahan masalah harus diputuskan oleh
tim pelaksana atau, pemilik juga dapat menyampaikan masukan kepada
tim pelaksana dalam menyelesaikan masalah tesebut sehingga dapat
menjadi suatu pertimbangan yang kuat.
3.6.2 Prosedur Hubungan Kerja dengan Supplier
Supplier adalah badan usaha atau toko yang menyalurkan peralatan serta
bahan-bahan yang diperlukan atau dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan
proyek. Kepala proyek akan mencatat dan mengecek semua barang yang kurang
dan yang terpakai dalam pelaksanaan proyek. Kemudian bersama-sama dengan staf
engineering membuka daftar pesanan bahan yang terdiri dari 3 rangkap, yaitu satu
untuk kepala lapangan sebagai pegangan untuk pengecekan bila bahan masuk dan
2 lembar lagi diserahkan kepada bagian pembelian. Selanjutnya bagian pembelian
yang melakukan pemesanan atau pembelian barang/bahan tersebut.
Ketika bahan suatu peralatan yang dipesan tersebut tiba di lokasi proyek,
maka kepala lapangan harus segera mengecek apakah pesanan telah sesuai yang
telah dipesan. Pembayaran bergantung pada kesepakatan antara pihak supplier

37
dengan pihak perusahaan. Pada umumnya, apabila bahan-bahan atau peralatan
dipesan dalam jumlah banyak, maka pembayarannya dapat dilakukan 2 atau 3
minggu setelah bahan atau peralatan tersebut diterima.

38

Anda mungkin juga menyukai