Anda di halaman 1dari 18

BAB II MANAJEMEN PROYEK

BAB II

MANAJEMEN PROYEK

II.1 Uraian Umum

Manajemen proyek adalah suatu sistem usaha melalui sistem pengelolaan,


perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proyek secara terus menerus dari
awal hingga akhir pelaksanaan agar proyek dapat mencapai tujuannya secara
efisien dan efektif.

Istilah proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktifitas yang


saling terkait dalam rangkaian kegiatan yang kompleks dimana adanya awal suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tahap akhir atau adanya suatu
penyelesaian.

Dalam merealisasikan suatu proyek ada beberapa tahap pelaksanaan


pekerjaan yang saling terkait yaitu :

II.1.1 Studi Pengenalan ( Recognaisance Study )

Merupakan tahapan awal suatu proyek. Kegiatan yang dilakukan adalah


pengumpulan serta penyusunan data-data pendahuluan dari proyek yang
direncanakan, sesuai dengan tujuan dan kegunaan proyek.

II.1.2 Studi Kelayakan ( Feasibility Study )

Tujuan dari tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa
proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek
perencanaan, aspek ekonomi ( biaya dan sumber pendanaan ) dan aspek
lingkungan.

Laporan Kerja Praktek 8


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

II.1.3 Penjelasan ( Briefing )

Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang
diijinkan, sehingga konsultan perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan
pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan. Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap penjelasan yaitu :

1) Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli.

2) Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi, merencanakan

rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu.

3) Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, dan rencana

pelaksanaan.

4) Mempersiapkan sketsa dengan skala, yang menggambarkan denah dan

batas – batas proyek.

II.1.4 Perencanaan ( Planning )

Tahapan ini dimulai dengan dibuatnya perencanaan desain oleh konsultan


perencana yang akan disesuaikan dengan alokasi dana yang tersedia. Kegiatan –
kegiatannya meliputi :

1) Pembuatan program kerja.

2) Survey lokasi yang dilanjutkan dengan pengukuran.

3) Menentukan jenis konstruksi yang akan digunakan.

4) Melakukan perhitungan tentang konstruksi tersebut.

5) Menetapkan Rencana Anggaran Biaya ( RAB ).

6) Membuat gambar rencana beserta detailnya.

Laporan Kerja Praktek 9


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

II.1.5 Pelaksanaan Konstruksi (actuating Construction )

Pelaksanaan konstruksi merupakan realisasi dari desain yang telah


direncakan sebelumnya. Pada pelaksanaan tersebut, terdapat batasan biaya dan
waktu yang telah disepakati, serta mutu bahan yang disyaratkan. Dalam
pelaksanaan konstruksi, konsultan pengawas harus mengamati semua pekerjaan
yang dilaksanakan oleh kontraktor, agar hasil yang dikerjakan sesuai dengan
desain rencana.

1. Pelaksanaan (actuating Construction) terbagi atas :

1) Koordinasi (coordination), merupakan kerjasama yang baik antara


sesama manusia, ditinjau dari segi psikologis, antara lain sesuai
dengan keahlian, pengalaman kerja, keterampilan dan kecocokan
dalam penyampaian maksud.
2) Pengarahan (direction), merupakan salah satu unsur pokok yang
dapat menunjang kelancaran kerja proyek. Pengarahan berkaitan
erat dengan komunikasi dan akan diperoleh dengan cara
penyampaian/komunikasi yang baik dalam setiap kegiatan proyek
secara profesional oleh setiap staffnya.

3) Pengendalian (Controlling), merupakan pengendalian proyek yang


baik dapat mengoreksi segala kesalahan – kesalahan atau
penyimpangan yang dapat terjadi dalam proyek tersebut.
Pengendalian ini dilakukan dari dari waktu ke waktu, sehingga
segala sesuatu yang terjadi dalam proyek dapat berjalan dengan
baik. Apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan maka proses
manajemen proyek kembali lagi ke proses perencanaan sampai
dengan proses pengendalian.

II.2 Struktur Organisasi proyek

Organisasi proyek merupakan suatu system jaringan yang melibatkan


pihak-pihak terkait yang saling berkoordinasi untuk melaksanakan suatu proyek

Laporan Kerja Praktek 10


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

sesuai dengan rencana. Untuk memperjelas kedudukan pihak yang terkait dalam
sebuah organisasi proyek digambarkan dalam susunan bagan.

Pemilik Proyek

PT. SUMBERTENAGA LESTARI

Kontraktor Utama Konsultan Perencana


PT. CATURBANGUN MANDIRI PT. SUMBER TENAGA LESTARI

Konsultan Arsitek

HAN GIE A.r.c.h.i.t.e.c.t.s

Konsultan M & E

PT. SUMBER TENAGA LESTARI

II.2.1 Pemilik ( Owner )

Pemilik adalah orang / badan hukum yang mempunyai hak atas


pembangunan proyek tersebut sesuai dengan jangka waktu yang disepakati

dengan pemberi kerja. Pemilik mempunyai hak untuk memilih wakil yang diberi
wewenang penuh olehnya untuk membuat keputusan yamg berkaitan dengan
pembangunan proyek tersebut.
Pemilik proyek atau Owner dalam pembangunan proyek ini adalah PT SUMBER
TENAGA LESTARI

Laporan Kerja Praktek 11


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

II.2.2 Konsultan Perencana

Konsultan perencana bertugas membuat rencana bangunan beserta


detailnya, dan hasil pekerjaan yang akan digunakan sebagai landasan untuk
pelaksanaan pekerjaan proyek tersebut.
Konsultan perencana atau perencana pada proyek Pembangunan
Apartement City Light Ciputat dipegang juga oleh PT SUMBER TENAGA
LESTARI

II.2.3 Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah perorangan atau badan hukum yang memberi


jasa di bidang pengawasan proyek selama pelaksanaan proyek tersebut agar sesuai
dengan rencana. Konsultan pengawas pada proyek Pembangunan Apartement
City Light yaitu PT. SUMBER TENAGA LESTARI.

II.2.4 Kontraktor

Kontraktor adalah suatu badan hukum yang bergerak di bidang jasa


konstruksi dan bertugas untuk melaksanakan serta mewujudkan gagasan atau
rencana proyek dari pemberi tugas yang masih berupa gambar – gambar kerja, ke
dalam bentuk nyata berdasarkan peraturan – peraturan dan syarat – syarat yang
telah ditetapkan. Kontraktor pada proyek Pembangunan PT. CATUR BANGUN
MANDIRI.

II.2.5 Struktur Organisasi Kontraktor Utama

Adapun struktur organisasi pelaksana di lapangan dalam proyek ini


terdapat pada lampiran.

II.2.6 Ketua Pelaksana

Ketua Pelaksana adalah orang yang diberi kepercayaan oleh pemilik


proyek yang merupakan koordinator penanggungjawab umum dan sebagai unsur
Laporan Kerja Praktek 12
Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

pengawas dari seluruh aktivitas proyek dibidang pelaksanaan konstruksi dan


pembiayaan agar sesuai dengan batas waktu dan biaya yang telah direncanakan.

II.2.7 Perencana

Perencana adalah orang yang menentukan keberhasilan proyek antara lain


ketepatan memilih bentuk organisasi proyek, memilih pimpinan yang cakap, dan
pembentukan tim proyek yang terintegrasi dan terorganisir dalam mengestimasi
waktu, biaya dan performansi penyelesaian proyek.

II.2.8 Administrasi

Administrasi atau Bagian keuangan adalah orang yang mengatur keuangan


proyek dan membayar semua kebutuhan keuangan yang diperlukan dalam
pelaksanaan proyek atas persetujuan pemilik proyek selaku pimpinan proyek.
Bagian keuangan berfungsi membantu pimpinan proyek dalam hal perencanaan
biaya yang harus dipenuhi.

II.2.9 Site Engineer

Site Engineer adalah orang yang fokus pada perhitungan construction


engineering, value engineering, pembuatan shop drawing, time control dan
pengawasan pelaksanaan engineering proyek.

II.2.10 Kesehatan Keselamatan Kerja

Orang yang bertanggung jawab dibidang yang terkait dengan kesehatan,


keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan
lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen,
dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.

Laporan Kerja Praktek 13


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

II.2.11 Logistik

Logistik berkaitan dengan penyediaan suatu bahan dan peralatan serta


kebutuhan material di proyek.

II.2.12 Pelaksana Struktur

Pengolahan Kekuatan dan massa bangunan gedung berdasarkan fungsi


serta persyaratan yang diperlukan setiap pekerjaan konstruksi.

II.2.13 Surveyor

Surveyor adalah orang yang bertugas memeriksa dan mengukur pekerjaan


yang akan dilaksanakan.

II.2.14 Pelaksana Arsitek

yang mencakup antara lain pengolahan bentukdan massa bangunan gedung


berdasarkan fungsi serta persyaratanyang diperlukan setiap pekerjaan konstruksi.

II.2.15 Quality Control

Quality Control merupakan aktifitas yang mengacu pada penilaian mutu


dari hasil pekerjaan atau produk yang dihasilkan oleh proyek, apakah pekerjaan
memenuhi standar mutu, lengkap dan benar, dengan menggunakan sarana
pemeriksaan dan pengujian.

II.2.16 Mekanikal Elektrikal

Mekanikal Elektrikal adalah sistem-sistem pendukung bangunan yang


memerlukan sebuah sistem mekanis dan sistem yang memerlukan tenaga listrik.
Sistem - sistem pendukung tersebut diaplikasikan dalam bangunan untuk tujuan
menunjang kegiatan yang dilakukan dalam bangunan, termasuk dalam hal

Laporan Kerja Praktek 14


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

kenyamanan dan keamanan bagi setiap aktivitas dan pelakunya di dalam


bangunan tersebut.

II.2.17 Mandor

Mandor adalah orang yang mengatur dan mengawasi para pekerja agar
kegiatan proyek dapat berjalan dengan lancar. Tugas mandor antara lain :

(1) Mengatur pekerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan benar.

(2) Meminta keterangan kepada pelaksana lapangan tentang hal yang


tidak diketahui selama pelaksanaan.

II.2.18 Pekerja

Pekerja adalah orang yang memiliki keahlian dalam suatu pekerjaan sesuai
dengan keterampilan yang dimiliki.

II.2.19 Satpam

Satpam bertugas untuk menjaga keamanan disekitar lokasi pelaksanaan


pekerjaan proyek agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, misalnya
pencurian.

II.3 Adminitrasi Proyek

Pengendalian Teknis dilapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui


perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan
koordinasi proyek. Berikut data – data proyek pada saat pelaksanaan :

 Laporan Harian

Pada laporan harian proyek Pembangunan Apartement City Light


berisikan mengenai laporan seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja

Laporan Kerja Praktek 15


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

meliputi pekerjaan fisik, catatan-catatan, perintah yang disusun oleh


pelaksana dengan persetujuan konsultan/Manajemen Konstruksi.,

 Laporan Mingguan

Terlampir

Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu,


meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu, jumlah tenaga
kerja, peralatan dan bahan yang digunakan disusun oleh bagian
teknik/administrasi kontraktor dengan persetujuan konsultan /
Manajemen Konstruksi (MK).

 Laporan Bulanan

Laporan bulanan dibuat dari hasil rekap laporan mingguan dan harus
dibuat setiap bulan. Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh
kegiatan proyek dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana
awal, baik pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya.

II.3.1 Sistem Kontrak

Jenis pekerjaan dan besarnya resiko dari pemilik dan pelaksana dalam
pekerjaan konstruksi biasanya diatur dalam suatu kontrak kerja. Pada proyek
pembangunan Apartement City Ligth ini dipakai sistem kontrak Lumpsump &
Fixed price, dimana sistem pembayarannya dilakukan setiap dua minggu sekali
dimana besarnya pembayaran sesuai dengan persentase kinerja kerja yang telah
dilaksanakan (Weekly Progress Payment). Ada beberapa jenis kontrak yang
biasanya sering dipakai, antara lain :

1. Charier Contract, yaitu kontrak drngan resiko maksimum bagi


pemilik dan resiko minimum bagi pelaksana.
2. Trun Key Project, yaitu dengan resiko minimum bagi pemillik dan
resiko maksimum bagi pelaksana.
3. Lump Sump Contract, yaitu kontrak dengan sistem kerja fleksibel
dengan dana kontrak sesuai perjanjian awal.
Laporan Kerja Praktek 16
Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

4. Unit Price / Fixed Price Contract, yaitu kontrak dengan resiko yang
sama bagi pemilik dan pelaksana.

II.3.2 Rapat

Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga


dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka
diperlukan rapat untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama.

Pada proyek Pembangunan Apartement City Light Ciputat, rapat yang diadakan
terbagi menjadi dua, yaitu :

 Rapat Kordinasi dihadiri oleh Owner ( PT.SUMBER TENAGA


LESTARI), Kontraktor (PT.CATUR BANGUN MANDIRI).
 Rapat Engineering dihadiri oleh Owner ( PT.SUMBER TENAGA
LESTARI), Kontraktor (PT.CATUR BANGUN MANDIRI).

II.4 Manajemen Mutu

Manajemen Mutu konstruksi harus diarahkan pada upaya untuk memenuhi


persyaratan dan segenap kebutuhan pemberi tugas (owner). Seperti diketahui
kebutuhan tersebut dinyatakan dalam bentuk kriteria perencanaan yang akan
memandu secara keseluruhan proses rekayasa, perencanaan dan penyusunan
spesifikasi teknis.
Manajemen mutu bersifat mendasar dan harus diterapkan pada seluruh
proyek, baik pada perencanaan maupun konstruksi fisiknya. Agar upaya
Manajemen mutu dapat terlaksana dengan baik, maka seluruh tahap perencanaan
dan pengambilan keputusan, langkah demi langkah, dihubungkan dengan satu
titik kontrol, di mana perencanaan yang sedang dikembangkan ditinjau secara
formal. Sudah selayaknya apabila upaya Manajemen mutu mendapatkan cukup
perhatian karena erat kaitannya dengan faktor pembiayaan, perencanaan dan
pengadaan. Semakin tinggi tuntutan mutu, tentu memerlukan pembiayaan yang
meningkat pula.

Laporan Kerja Praktek 17


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

Pada prinsipnya Manajemen mutu adalah :


1. Mengarahkan agar pelaksanaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi
teknis dan dokumen kontrak.
2. Mencakup pertimbangan ekonomi dan penetapan jenis material
metode konstruksi yang dipakai dengan memastikan bahwa
perencanaannya telah memenuhi syarat peraturan pembangunan.
Unsur utama Manajemen mutu pada tahap konstruksi fisik adalah
pengawas lapangan, dalam hal ini adalah konsultan pengawas yang bertanggung
jawab agar kegiatan harian kontraktor memberi hasil akhir yang sesuai dengan
spesifikasi kontrak. Secara umum Manajemen mutu tersebut meliputi hal-hal
sebagai berikut :

 PENGETESAN BETON (SLUMP TEST)


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang
berhubungan dengan mutu beton. Dalam proyek Pembangunan
Apartement City Ligth nilai slump yang dipakai yaitu 12 ± 2 cm.
pengujian ini dilakukan dengan mengunakan kerucut abrams. Cara
pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Siapkan tabung kerucut yang berukuran diameter bawah 30 cm,
tinggi 30 cm, dan diameter atas 10 cm.
2. Siapkan pula batang pengaduk, biasanya terbuat dari besi bulat
dengan panjang ± 50 cm.
3. Simpan kerucut dimana bagian atas berdiameter 10 cm.
4. Ambil beton dan masukan ke dalam kerucut hingga penuh dengan
tiga kali tahapan pengisian.
5. Setiap tahapan pemasukan beton tusuk-tusuklah dengan
menggunakan tongkat sebanyak 25-30 kali.
6. Buka kerucut dengan perlahan.
7. Simpanlah kerucut pada samping beton yang akan diuji.
8. Ukur penurunan beton yang terjadi setelah kerucut dibuka, dengan
cara menyimpan tongkat di atas kerucut dan ukur kedalaman beton
tersebut dari tongkat dengan meteran.

Laporan Kerja Praktek 18


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

9. Toleransi dari
kekentalan beton
yang diinginkan
untuk test ini yaitu
± 2 cm. Ketentuan
pada
proyek ini
kekentalan
beton yang
ditetapkan
adalah 12
cm.
10. Jika test benar
maka
beton dapat digunakan.

Test slump pada proyek pembangunan Apartement City Light

 TES UJI KUAT TEKAN BETON (UJI SILINDER BETON)


Tes uji kuat bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik
(kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton
mengalami kehancuran).
Cara pengujian :
1. Silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dipersiapkan.
2. Cetakan silinder diletakan pada pelat atas baja yang telah
dibersihkan dan sisi dalamnya diolesi minyak pelumas secukupnya
agar mempermudah pelepasan beton dari cetakannya.
3. Adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test dimasukan
kedalam cetakan yang dibagi dalam tiga lapisan yang sama.
4. Adukan beton ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali disetiap lapisan.
5. Bagian atasnya diratakan dan diberi kode tanggal pembuatan

Laporan Kerja Praktek 19


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

Beton didiamkan selama 24 jam dan direndam dalam air (curing)


selama waktu tertentu, kemudian diserahkan ke laboratorium untuk
dilakukan pengetesan beton.

Hasil dari pengujian diatas dapat dilihat pada lampiran.

Selaku kontraktor utama di proyek apartemen City Light Ciputat


PT.CATUR BANGUN MANDIRI menyerahkan kepada PT.KARYA
BETON SUDHIRA untuk menguji dan memerisa kuat tekan beton
sebelum di gunakan untuk pengecoran. dalam uji kuat tekan tersebut
PT.KARYA BETON SUDHIRA menggunakan peraturan A.S.T.M C
14374. C31-75 dan C39-72.
Sample beton yang di uji adalah beton silinder ukuran 15 x 30 cm dan
kubus 15 x 15 cm dengan mutu K300 dan K400 dan tes slump ±12 cm.
dengan lama nya curing 7 hari dan 14 hari

 UJI TARIK & LENGKUNG STATIS BJTD


Pemeriksaan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui mutu
tulangan yang dipakai. Tulangan diambil sampel pada tiap jenis diameter
tulangan sepanjang 1 meter. Setiap 1 meter besi mewakili 100
ton material besi yang datang. Sampel tersebut kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian kuat tarik dan lengkung
statis baja. Pemeriksaan tulangan yang dilakukan antara lain adalah :

I. Pemeriksaan Visual Tulangan

Yaitu meliputi pemeriksaan diameter tulangan yang dipakai


dengan jangka sorong dan pemeriksaan tulangan terhadap
adanya cacat luar.

II. Pengujian Tarik Tulangan

Pengujian tarik dilakukan terhadap sampel tulangan dengan


berbagai diameter dengan menggunakan mesin uji tarik
sehingga didapatkan data regangan, tegangan leleh maupun kuat
tarik baja. Pengujian mutu besi tulangan ini dilakukan oleh

Laporan Kerja Praktek 20


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

Laboratorium Uji mekanik Balai Besar Teknologi Kekuatan


Struktur (B2TKS) BPPT ( Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi ).

III. Pengujian Lengkung Statis Tulangan

Pengujian lengkung statis di lakukan terhadap sample tulangan


dengan berbagai diameter dengan menggunakan mesin uji
lengkung statis sehingga didapatkan data gaya maksimum yang
dapat di tahan oleh tulangan sampai tulangan mengalami sudut
lengkung 180°. pengujian ini dilakukan oleh PT SOFCO

Hasil dari pengujian diatas dapat dilihat pada lampiran.

Selaku kontraktor utama di proyek apartemen City Light Ciputat


PT.CATUR BANGUN MANDIRI menyerahkan kepada BPPT Balai
Besar Teknologi Pemeriksaan Struktur untuk uji tarik statis tulangan
sebelum di gunakan untuk pengerjaan proyek apartemen City Light
Ciputat . dalam uji tarik statis tulangan tersebut BPPT Balai Besar
Teknologi Pemeriksaan Struktur menggunakan peraturan SNI 07-2052-
2002 dan JIS Z 2241-2011. Tulangan yang di uji adalah tulangan ø10
mm, ø 13 mm, ø 16 mm, ø 19mm, ø 22 mm, dan ø 25 mm

II.5 Manajemen Waktu dan Biaya

Manajemen Waktu merupakan suatu kegiatan dari bagian pengelolaan


yang berguna untuk memonitor dan mengukur secara berkala hasil pelaksanaan
dari suatu rencana kerja yang kemudian dibandingkan
Dengan standar rencananya. Hal ini dijadikan suatu pedoman untuk
menjaga kelangsungan komunitas pekerjaan dengan cara melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan jadwal yang telah ditentulan, dan dimungkinkan dengan adanya
Manajemen Konstruksi dapat mengkoordinir waktu pelaksanaan pekerjaan
proyek.

Laporan Kerja Praktek 21


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

 Bar Chart

Bar Chart adalah hubugan antara bobot pekerjaan dengan waktu yang
diperlukan. Penyusunan bar chart yang baik akan mempengaruhi
peningkatan pekerjaan.

Cara Pembuatan Bar Chart :

- Data seluruh jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.


- Susun urutan dari masing-masing pekerjaan.
- Hitung volume tiap-tiap pekerjaan dari total hari kerja secara
keseluruhan.
- Perkirakan durasi pelaksanaan masing-masing pekerjaan.
- Tentukan jangka waktu penyelesaian dari masing-masing
pekerjaan.
- Gambarkan hasil yang didapat dalam diagram batang.

Bar Chart dapat dilihat pada lampiran.

Dari Bar Chart yang dilamprikan. dalam proyek apartnment City Light
Ciputat ada beberapa paket pengerjaan yang tidak sesuai dengan rencana. Paket
pengerjaan yang tertunda atau tidak sesuai rencana di proyek apartemen City
Light Ciputat adalah pekerjaaan dinding hable, dinding precast

 Kurva S
Kurva S adalah suatu metode untuk menganalisa kemampuan
proyek berdasarkan volume pekerjaan dalam waktu yang telah
ditempuh selama proyek berlangsung. Kurva S secara luas digunakan
pada proyek-proyek konstruksi, di sampig metode konvensional. Kurva
S ini terdiri dari dua sumbu, vertical dan horizontal. Sumbu horizontal
menunjukkan keseluruhan pekerjaan, sedangkan sumbu vertical
digunakan untuk menunjukkan besar nilai komulatif kemajuan
Pekerjaan tiap unit pekerjaan. Kurva S ini berfungsi sebagai :
- Alat pengontrol pekerjaan dalam persentasi lapangan.
- Sebagai referensi atau pegangan pihak owner dalam mengevaluasi
prestasi.
Laporan Kerja Praktek 22
Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

- Untuk referensi control pembayaran.

Manajemen biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang


telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya
biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari pembandingan
ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut
terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi
biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik
mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan.
Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar
absensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan
dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah
dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan untuk
memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

Kurva S yang terlampir adalah Kurva S rencana awal pekerjaan Struktur, dan
Arsitektur, Proyek City Light Apartement dengan waktu pelaksanaa selama 365
hari.

 Pekerjaan Persiapan Pra Sarana dan Penunjang

 Pekerjaan Struktur

 Pekerjaan Arsitektur

 Pekerjaan Plumbing

Kurva S dapat dilihat pada lampiran.

II.6 Manajemen Material

Manajemen Material memerlukan pengetahuan yang luas mengenai jenis

material dan peralatan yang memenuhi standar spesifikasi dan dapat diperoleh

Laporan Kerja Praktek 23


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

dengan biaya modal dan operasi yang terendah. Apabila tidak ditangani dengan

baik, proses Manajemen Material dan peralatan sangat berpotensi mengundang

permasalahan yang tentunya tidak dikehendaki.

Proses pengadaan material merupakan komponen dari sistem penjadwalan

dan pengendalian yang antara satu dengan lainnya saling berhubungan dan saling

mempengaruhi. Keterlambatan dalam hal pembelian dan pengadaan material akan

berdampak langsung pada operasi konstruksi.

( Manajemen Material akan dibahas lebih lanjut pada Bab V )

II.7 Manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus selalu


ada dan diutamakan, sebab menyangkut berhasil tidaknya proyek tersebut. Secara
umum pengendalian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus


selalu ada dan diutamakan, sebab menyangkut berhasil tidaknya proyek
tersebut. Secara umum pengendalian tersebut meliputi hal-hal sebagai
berikut penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai
hasil pekerjaan dari segi kualitas dan ketepatan waktu.
b. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan
untuk mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.
c. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah
diketahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dari
perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan
lancar atau mengalami keterlambatan.
d. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
proyek. Bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan
pemecahannya dan pelaksanaan selanjutnya.

Laporan Kerja Praktek 24


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)
BAB II MANAJEMEN PROYEK

Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga


kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. Pengendalian K3 dalam
Proyek Pembangunan Highrise building yaitu:

a. Implementasi dan operasi K3:

 pokok perhatian : kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan

pemaparan kondisi dilingkungan.

 training K3 untuk proyek.

 komunikasi dan konsultasi atau safety meeting.

 rencana tanggap darurat.

b. Pembuatan safety plan.

c. Pemasangan alat pemadam kebakaran.

d. Checking & corrective action.

e. Management Review.

Penerapan K3 pada proyek ‘tempat penulis kerja praktek’ dapat


dikategorikan kurang memenuhi syarat. Tetapi ada beberapa pekerja
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti helm proyek dan safety shoes.

Pada Proyek Pembangunan Apartement City Light ini berkomitmen safety


plan ‘ZERO ACCIDENT’ yaitu melindungi segenap sumber daya manusia yang
terlibat dalam pelaksanaan Proyek untuk menciptakan suasana kerja yang aman.

Laporan Kerja Praktek 25


Oka Wege Indarwoko (121-11-0004)

Anda mungkin juga menyukai