id
9
Laporan Kerja Praktik 2019
Proyek Spazio Tower Surabaya
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Bab 2
Organisasi dan
Manajemen Proyek
Secara garis besar, manajemen proyek diberlakukan untuk mencapai ketujuh hal di
atas. Dalam mencapainya, harus benar-benar diperhatikan metode yang digunakan
selama proyek. Bukan hanya dalam pemilihan metode saja, ada beberapa tahapan yang
harus diperhatikan dalam proyek, antara lain:
• Tahap perencanaan (planning)
Secara garis besar, tahapan ini merupakan tahap pengelolaan atau briefing,
studi, evaluasi, dan program yang akan dijalankan yang meliputi rekruitmen
MK dan perencana untuk menerjemahkan kebutuhan dan kemauan pemilik,
dan SDM lainnya, pembuatan TOR, survey lapangan, studi kelayakan,
pemilihan desain, schematic design, penyusunan job description,
Secara umum, pra desain adalah tahapan yang mewujudkan suatu gagasan
atau konsep bangunan yang diinginkan menjadi gambar kerja arsitektural yang
dituangkan dalam sketsa. Kemudian disusun pola dan konfigurasi, serta tata
letak ruangan semaksimal mungkin.
Setelah konsep bangunan tervisualisasi melalui sketsa gambar, masuklah ke
dalam tahapan pengembangan rancangan yang meliputi perhitungan detail
struktur, pembuatan gambar pada detail bangunan, dan estimasi biaya
konstruksi secara rinci
• Tahap pengadaan/pelelangan
Dalam tahapan ini, persiapan proyek difokuskan pada dokumen-dokumen
yang nantinya berfungsi untuk materi pelelangan proyek. Dokumen yang
disiapkan antara lain DED (Detailed Engineering Design) untuk gambar
pedoman pelaksanaan di lapangan, RKS (Rencana Kerja dan Syarat) yang
berisi spesifikasi bahan/material, alat, teknik/metode kerja untuk pedoman
pelaksanaan. Setelah berkas-berks tersebut siap, maka akan dilakukan
pelelangan proyek kepada kontraktar.
Pada proyek Pembangunan Spazio Tower, dipilih suatu badan atau pelaksana
proyek yaitu PT. Tatamulia Nusantara Indah sebagai kontraktor utamanya. Sedangkan
unsur-unsur dalam pekerjaan pembangunan Spazio Tower ini, yaitu:
o Pemilik proyek : PT. Intiland Grande TBK
o Konsultan struktur : Benjamin Gideon & Associates
o Konsultan arsitektur : Quadratura Indonesia
o Pengawas : PT. Intiland Grande TBK
o Kontraktor utama : PT. Tatamulia Nusantara Indah
o Sub kontraktor : PT Saancaka dan PT Alkonusa
a. Pemilik Proyek
Pemilik proyek merupakan pihak yang memiliki ide dan sarana untuk
mewujudkan ide tersebut, sehingga memberikan hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan. Gagasan tersebut nantinya dirancang menjadi nyata baik dari segi
rencana bangunan dan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Secara garis besar, fungsi utama dari pemilik adalah memberikan pembayaran
atas dilaksanakannya proyek oleh penyedia jasa konstruksi (tim perencana,
pelaksana, dan manajemen konstruksi) berdasarkan persetujuan yang sudah
disepakati.
b. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah seorang atau badan hukum yang menerima tugas dari
pemilik proyek untuk merencanakan dan memberi nasihat dalam bentuk gambar
bestek atau gambar konstruksi. Dalam proyek ini, yang bertindak sebagai konsultan
perencana yaitu Benjamin Gideon & Associated sebagai konsultan perencana bagian
struktur dan Quadratura Indonesia dibagian arsitektur.
Tugas utama dari konsultan perencana adalah memberikan visualisasi atas ide
gagasan pemilik proyek dan memberikan penjelasan serta saran terhadap
permasalahan dalam proyek yang timbul selama tahap konstruksi.
c. Pelaksana
Pelaksana adalah orang yang diberi kuasa untuk menyelesaikan proyek di bawah
persyaratan-persyaratan yang sudah disepakati. Dalam hal ini, pelaksana yang
dimaksud adalah kontraktor yang menjalankan proyek yaitu PT Tatamulia Nusantara
Indah, PT Alkonusa, dan PT Saancaka.
Fungsi dari pelaksana yaitu melaksanakan instruksi yang disetujui oleh pemilik
atau konsultan dalam menjalankan proyek, menyusun rencana kerja, membuat gambar
kerja (as built drawing), menyediakan hal-hal lainnya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek.
Pemilik Proyek
PT. Intiland Grande, Tbk
Konsultan Pengawas
Benjamin Gideon Associates
PT. Intiland Grande, Tbk
Quadratura
Pelaksana
1. Project Manager
Project Manager adalah orang yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk memimpin
Pelaksanaan Proyek. Adapun tugas dari Project Manager:
a. Menjalankan perintah dari pemilik proyek, sesuai dengan perjanjian yang disetujui
kedua belah pihak.
b. Menyetujui atau tidaknya program kerja
c. Mengawasi dan mengendalikan proyek bersama site manager
d. Mengevaluasi hasil kerja Site Manager dan Pelaksana
2. Site Manager
Site Manager adalah orang yang di tunjuk oleh pemilik proyek serta project manager
untuk memimpin, membantu dan merencanakan program kerja. Adapun tugas dari Site
Manager adalah sebagai berikut :
a. Membuat atau merencanakan program kerja bersama-sama pelaksana serta
membantu pelaksanaan proyek.
b. Memimpin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan program kerja.
c. Mengawasi dan mengendalikan proyek sesuai dengan program kerja.
d. Mengevaluasi pekerjaan yang direncanakan.
3. Pelaksana Struktur
Pelaksana Struktur bertugas secara aktif berada dilapangan.
Adapun tugas, kewajiban,wewenang dan tanggung jawab dari seorang pelaksana
proyek adalah sebagai berikut :
a. Mengatur pekerja untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Time Schedule atas
perintah atasan.
b. Ikut mengawasi jalannya pekerjaan.
c. Ikut telibat dan bertanggungjawab( terjun langsung dilapangan ).
d. Absensi tukang yang bekerja untuk dilaporkan kebagian logistik.
4. Surveyor
Surveyor adalah orang yang melakukan pengukuran, baik dalam pengukuran awal
maupun pengukuran as – as bangunan
Adapun tugas dan wewenang serta tanggungjawab adalah sebagai berikut :
a. Menentukan pile utama yang dijadikan acuan pada awal proyek
b. Menentukan posisi as setelah pengecoran
c. Menentukan kesejajaran dan ketegaan cetakan kolom.
5. Quality Control
Quality Control mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pengendalian mutu, sehingga
diharapkan akan dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan
yang tercantum dalam kontrak kerja.
7. Quantity Surveyor
Tugas quantity surveyor pada kontraktor
a. Menghitung luas pekerjaan bangunan ( m2 ) seperti pasangan batu bata, plesteran,
pasangan keramik, pekerjaan genteng,
b. Menghitung volume pekerjaan ( m3 )seperti pekerjaan beton, screed lantai,
pekerjaan urugan tanah dll,
c. Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang, alumunium, profil baja
dll,
d. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barak untuk memberikan informasi
kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek pembangunan,
e. Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa
pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/ pemborong dan untuk
keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan,
f. menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item pekerjaan
bangunan,
g. mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang dihitung oleh
estimator,
h. mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan dari apa yang
sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas quantity surveyor
adalah menghitung ulang volume pekerjaan atau menghitung pada item pekerjaan
tambah kurang saja.
2.4.2 Kurva S
Kurva S merupakan time schedule yang dilengkapi dengan bobot atau nilai
pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap waktu.
Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan di
lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan yang telah selesai.
Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S. Bobot masing-masing pekerjaan
dapat dihitung dengan rumus :
Kurva S menunjukkan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macam-macam
pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan
pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam
pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak pekerjaan
yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya. Secara garis besar tujuan
dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut :
• Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang dan yang akan
diselesaikan.
mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik jika kurva S
realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya.
Pengawasan adalah proses penilaian pekerjaan dengan tujuan agar hasil pekerjaan
sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua anggota kelompok dapat
melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada perencanaan serta mengadakan tindakan
koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi penyimpangan.
Keberhasilan suatu proyek dilihat dari beberapa hal, yaitu :
a. Kualitas hasil pekerjaan (mutu bangunan) yang dihasilkan.
b. Biaya yang digunakan selama proyek tersebut berlangsung.
c. Waktu penyelesaian pekerjaan.