Anda di halaman 1dari 9

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
9
Laporan Kerja Praktik 2019
Proyek Spazio Tower Surabaya
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Bab 2
Organisasi dan
Manajemen Proyek

2.1 Uraian umum


Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam suatu
wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Kegiatan yang
dilakukan pada proyek dapat berupa pembangunan ataupun perbaikan sarana fasilitas
atau bisa juga berupa kegiatan penelitian atau pengembangan (D. I. Cleland dan W. R.
King, 1987). Proyek merupakan pekerjaan yang hanya sekali terjadi, dengan kata lain
merupakan kegiatan tunggal yang hanya terjadi satu kali, tidak berulang ataupun tidak
rutin. Selain itu, proyek merupakan suatu kegiatan yang dibatasi oleh waktu, tenaga,
dan dana. Dengan adanya batasan-batasan tersebut, maka perlu dilakukan manajemen
agar proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Dari pemberlakuan manajemen
proyek, diharapkan dapat memenuhi tujuan yang direncakan, antara lain:
• Tepat waktu (time)
• Tepat biaya (cost)
• Tepat mutu (quality)
• Tepat kuantitas pekerjaan (quantity)
• Tepat keselamatan kerja (safety)
• Tepat lingkungan (environmental damage)

Secara garis besar, manajemen proyek diberlakukan untuk mencapai ketujuh hal di
atas. Dalam mencapainya, harus benar-benar diperhatikan metode yang digunakan
selama proyek. Bukan hanya dalam pemilihan metode saja, ada beberapa tahapan yang
harus diperhatikan dalam proyek, antara lain:
• Tahap perencanaan (planning)
Secara garis besar, tahapan ini merupakan tahap pengelolaan atau briefing,
studi, evaluasi, dan program yang akan dijalankan yang meliputi rekruitmen
MK dan perencana untuk menerjemahkan kebutuhan dan kemauan pemilik,
dan SDM lainnya, pembuatan TOR, survey lapangan, studi kelayakan,
pemilihan desain, schematic design, penyusunan job description,

• Tahap perancangan (design)


Tahap perancangan biasanya dibagi menjadi dua, yaitu pra-desain
(preliminary designI) dan pengembangan atau detail desain (development or
detail design).

Harits Darma Intifidia


I0114053
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Laporan Kerja Praktik 2019
Proyek Spazio Tower Surabaya
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Secara umum, pra desain adalah tahapan yang mewujudkan suatu gagasan
atau konsep bangunan yang diinginkan menjadi gambar kerja arsitektural yang
dituangkan dalam sketsa. Kemudian disusun pola dan konfigurasi, serta tata
letak ruangan semaksimal mungkin.
Setelah konsep bangunan tervisualisasi melalui sketsa gambar, masuklah ke
dalam tahapan pengembangan rancangan yang meliputi perhitungan detail
struktur, pembuatan gambar pada detail bangunan, dan estimasi biaya
konstruksi secara rinci

• Tahap pengadaan/pelelangan
Dalam tahapan ini, persiapan proyek difokuskan pada dokumen-dokumen
yang nantinya berfungsi untuk materi pelelangan proyek. Dokumen yang
disiapkan antara lain DED (Detailed Engineering Design) untuk gambar
pedoman pelaksanaan di lapangan, RKS (Rencana Kerja dan Syarat) yang
berisi spesifikasi bahan/material, alat, teknik/metode kerja untuk pedoman
pelaksanaan. Setelah berkas-berks tersebut siap, maka akan dilakukan
pelelangan proyek kepada kontraktar.

• Tahap pelaksanaan (construction)


Tahap pelaksanaan merupakan tahapan yang paling penting dalam hal ini.
Perbedaan dari suatu proyek yang termanajemen sangatlah terlihat disbanding
proyek yang seadanya. Dalam tahapan ini, perkembangan pelaksanaan erat
hubungannya dengan hal-hal yang sudah dilakukan di awal, seperti perekrutan
MK, visualisasi desain, penggambaran DED, hingga penentuan konstraktor
pelaksana sangat mempengaruhi perkembangan proyek. Apabila ada perbedaan
sudut pandang pada MK dan konstraktor contohnya, maka akan membuat
proyek tersendat, yang secara jangka panjang nantinya akan mempengaruhi
jalannya kurva S.

2.2 Unsur pengelola proyek


Keberjalanan proyek sejak awal tentunya dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan antara setiap pekerjaannya, maka dari itu apabila ada pekerjaan
yang tersendat akan mempengaruhi pekerjaan-pekerjaan lainnya yang akan berdampak
pada jalannya kurva S.
Semua unsur saling berketerkaitan yang artinya setiap unsur tidak dapat
berjalan sendiri dan saling mendukung. Setiap unsur memiliki tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing. Karena perbedaan tanggung jawab dan tugas ini, maka
diperlukan manajemen sebagai alat bantu untuk meringankan organisir proyek agar
keberjalanannya sesuai dengan yang direncanakan.

Harits Darma Intifidia


I0114053
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Laporan Kerja Praktik 2019
Proyek Spazio Tower Surabaya
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Pada proyek Pembangunan Spazio Tower, dipilih suatu badan atau pelaksana
proyek yaitu PT. Tatamulia Nusantara Indah sebagai kontraktor utamanya. Sedangkan
unsur-unsur dalam pekerjaan pembangunan Spazio Tower ini, yaitu:
o Pemilik proyek : PT. Intiland Grande TBK
o Konsultan struktur : Benjamin Gideon & Associates
o Konsultan arsitektur : Quadratura Indonesia
o Pengawas : PT. Intiland Grande TBK
o Kontraktor utama : PT. Tatamulia Nusantara Indah
o Sub kontraktor : PT Saancaka dan PT Alkonusa

a. Pemilik Proyek
Pemilik proyek merupakan pihak yang memiliki ide dan sarana untuk
mewujudkan ide tersebut, sehingga memberikan hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan. Gagasan tersebut nantinya dirancang menjadi nyata baik dari segi
rencana bangunan dan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mencapainya.
Secara garis besar, fungsi utama dari pemilik adalah memberikan pembayaran
atas dilaksanakannya proyek oleh penyedia jasa konstruksi (tim perencana,
pelaksana, dan manajemen konstruksi) berdasarkan persetujuan yang sudah
disepakati.

b. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah seorang atau badan hukum yang menerima tugas dari
pemilik proyek untuk merencanakan dan memberi nasihat dalam bentuk gambar
bestek atau gambar konstruksi. Dalam proyek ini, yang bertindak sebagai konsultan
perencana yaitu Benjamin Gideon & Associated sebagai konsultan perencana bagian
struktur dan Quadratura Indonesia dibagian arsitektur.
Tugas utama dari konsultan perencana adalah memberikan visualisasi atas ide
gagasan pemilik proyek dan memberikan penjelasan serta saran terhadap
permasalahan dalam proyek yang timbul selama tahap konstruksi.

c. Pelaksana
Pelaksana adalah orang yang diberi kuasa untuk menyelesaikan proyek di bawah
persyaratan-persyaratan yang sudah disepakati. Dalam hal ini, pelaksana yang
dimaksud adalah kontraktor yang menjalankan proyek yaitu PT Tatamulia Nusantara
Indah, PT Alkonusa, dan PT Saancaka.
Fungsi dari pelaksana yaitu melaksanakan instruksi yang disetujui oleh pemilik
atau konsultan dalam menjalankan proyek, menyusun rencana kerja, membuat gambar
kerja (as built drawing), menyediakan hal-hal lainnya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek.

Harits Darma Intifidia


I0114053
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
Laporan Kerja Praktik 2019
Proyek Spazio Tower Surabaya
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

2.3 Hubungan Kerja


Hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara unsur-unsur
pelaksana suatu proyek. Hubungan kerja ini diperlukan dalam usaha mencapai hasil
pekerjaan yang sesuai dengan apa yang direncanakan, sehingga pekerjaan bisa
terkoordinir dengan baik.
Dalam hubungan kerja ini terdapat koordinasi dan komunikasi antara pihak-pihak
yang terkait. Pengertian dari koordinasi dan komunikasi dalam ketatalaksanaan suatu
kegiatan proyek. Koordinasi dan komunikasi dalam proyek bertujuan untuk
menyelaraskan dan mewujudkan tanggung jawab dan wewenang semua pihak sesuai
peraturan yang ada, sehingga organisasi proyek dapat berfungsi sebagai kesatuan yang
harmonis, tangguh, dan bijak dalam mewujudkan setiap rencana.
Hubungan kerja antar unsur-unsur pelaksana proyek dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Pemilik Proyek
PT. Intiland Grande, Tbk

Konsultan Pengawas
Benjamin Gideon Associates
PT. Intiland Grande, Tbk
Quadratura

Pelaksana

PT. Tatamulia Nusantara Indah

Gambar 2. 1 Skema Hubungan Kerja Unsur-Unsur Pengelola Proyek


Keterangan : = garis komando
= garis koordinasi

Harits Darma Intifidia


I0114053
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Laporan Kerja Praktik 2019
Proyek Spazio Tower Surabaya
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

2.4 Struktur organisasi kontraktor pelaksana proyek

Tim pelaksana proyek pekerjaan pembangunan Spazio Tower mempunyai tugas


melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Tujuan dibentuknya
tim pelaksana ini adalah untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dengan sistem
kerja yang jelas dan terarah.

2.4.1 Uraian Tugas Personil


Sesuai dengan arahan dalam Kerangka Acuan Kerja maka untuk memberikan
kejelasan lingkup penugasan masing-masing personil yang dilibatkan, maka dapat
dirinci dalam uraian tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :

1. Project Manager
Project Manager adalah orang yang ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk memimpin
Pelaksanaan Proyek. Adapun tugas dari Project Manager:
a. Menjalankan perintah dari pemilik proyek, sesuai dengan perjanjian yang disetujui
kedua belah pihak.
b. Menyetujui atau tidaknya program kerja
c. Mengawasi dan mengendalikan proyek bersama site manager
d. Mengevaluasi hasil kerja Site Manager dan Pelaksana

2. Site Manager
Site Manager adalah orang yang di tunjuk oleh pemilik proyek serta project manager
untuk memimpin, membantu dan merencanakan program kerja. Adapun tugas dari Site
Manager adalah sebagai berikut :
a. Membuat atau merencanakan program kerja bersama-sama pelaksana serta
membantu pelaksanaan proyek.
b. Memimpin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan program kerja.
c. Mengawasi dan mengendalikan proyek sesuai dengan program kerja.
d. Mengevaluasi pekerjaan yang direncanakan.

3. Pelaksana Struktur
Pelaksana Struktur bertugas secara aktif berada dilapangan.
Adapun tugas, kewajiban,wewenang dan tanggung jawab dari seorang pelaksana
proyek adalah sebagai berikut :
a. Mengatur pekerja untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Time Schedule atas
perintah atasan.
b. Ikut mengawasi jalannya pekerjaan.
c. Ikut telibat dan bertanggungjawab( terjun langsung dilapangan ).
d. Absensi tukang yang bekerja untuk dilaporkan kebagian logistik.

Harits Darma Intifidia


I0114053
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
Laporan Kerja Praktik 2019
Proyek Spazio Tower Surabaya
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

e. Mengatur kebutuhan bahan bangunan sesuai dengan schedule dan pelaksanaan


dilapangan.

4. Surveyor
Surveyor adalah orang yang melakukan pengukuran, baik dalam pengukuran awal
maupun pengukuran as – as bangunan
Adapun tugas dan wewenang serta tanggungjawab adalah sebagai berikut :
a. Menentukan pile utama yang dijadikan acuan pada awal proyek
b. Menentukan posisi as setelah pengecoran
c. Menentukan kesejajaran dan ketegaan cetakan kolom.

5. Quality Control
Quality Control mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pengendalian mutu, sehingga
diharapkan akan dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan
yang tercantum dalam kontrak kerja.

7. Quantity Surveyor
Tugas quantity surveyor pada kontraktor
a. Menghitung luas pekerjaan bangunan ( m2 ) seperti pasangan batu bata, plesteran,
pasangan keramik, pekerjaan genteng,
b. Menghitung volume pekerjaan ( m3 )seperti pekerjaan beton, screed lantai,
pekerjaan urugan tanah dll,
c. Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang, alumunium, profil baja
dll,
d. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barak untuk memberikan informasi
kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek pembangunan,
e. Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa
pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/ pemborong dan untuk
keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan,
f. menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item pekerjaan
bangunan,
g. mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa yang dihitung oleh
estimator,
h. mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi perubahan dari apa yang
sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi perubahan maka tugas quantity surveyor
adalah menghitung ulang volume pekerjaan atau menghitung pada item pekerjaan
tambah kurang saja.

8. Tenaga Ahli K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja )


Peranan K3 dalam konstruksi adalah menyusun program k3 serta Penerapannya dalam
konstruksi. Brikut adalah beberapa tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli K3
Konstruksi:

Harits Darma Intifidia


I0114053
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Laporan Kerja Praktik 2019
Proyek Spazio Tower Surabaya
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3


Konstruksi.
b. Mengevalusi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi.
c. Mengevaluasi program K3.
d. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3.
f. Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat.

9. Tenaga Ahli Elektrikal


Adapun tugas Tenaga Ahli Mekanikal adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perencanaan sistem elektrikal yang berdasar pada kebutuhan
perhitungan.
b. Melakukan analisis dan perhitungan kebutuhan.
c. Melakukan koordinasi dengan Tenaga Ahli lain.
d. Melakukan kontrol terhadap kualitas yang telah disepakati.

10. Tenaga Ahli Mekanikal


Adapun tugas Tenaga Ahli Mekanikal adalah sebagai berikut:
a. Melakukan perencanaan sistem mekanikal dan plumbing yang berdasar pada
perhitungan kebutuhan.
b. Melakukan analisa dan perhitungan kebutuhan.
c. Melakukn koordinasi dengan tenaga ahli lain dan tenaga pendukung yang ada.
d. Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan sistem meanikal sesuai dengan
jadwal waktu, dan spesifikasi yang telah ditentukan.
e. Melakukan pengujian hasil instalasi sistem mekanikal.
f. Melakukan pemeliharaan sistem mekanikal yang telah dipasang.
g. Membuat laporan hasil pekerjaan.

2.5 Rencana Kerja


Rencana Kerja adalah gambaran tentang kejadian yang akan berlangsung di proyek
dari awal sampai akhir proyek. Adanya rencana kerja, membuat pengendalian proyek
lebih mudah dan berjalan lancar.
Kesinambungan kegiatan pekerjaan dapat diatur sehingga tidak ada kegiatan yang
bersamaan dalam satu tempat dan dalam satu waktu yang sama.
Dengan perencanaan kerja, pengawasan dapat berjalan dengan baik sehingga apabila
terjadi penyimpangan pekerjaan dapat dengan mudah diketahui dan dapat dicari
penyelesaiannya. Dalam pembuatan rencana kerja, faktor-faktor penghambat yang perlu
diperhatikan antara lain :
a. Keadaan cuaca yang tidak mengijinkan untuk meneruskan pekerjaan, misalnya hujan
lebat.

Harits Darma Intifidia


I0114053
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Laporan Kerja Praktik 2019
Proyek Spazio Tower Surabaya
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

b. Keterbatasan dan keterlambatan penyediaan bahan material.


c. Perubahan desain sewaktu-waktu atas permintaan pihak owner sehingga menghambat
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

2.4.1 Network Planning


Network Planning (NWP) adalah suatu rencana penyusunan jaringan pekerjaan yang
menggunakan alur, urutan waktu dan jenis aktivitas. Prosedur penysunan Network
Planning (NWP) secara umum adalah sebagai berikut :
a. Menyusun daftar kegiatan yang ada di proyek.
b. Menghitung volume tiap pekerjaan.
c. Mempelajari saling ketergantungan setiap pekerjaan dan penyusunan diagram network.
d. Menentukan jalur kritis diagram, dimana rentetan kegiatan yang diperkirakan tidak
boleh terlambat dan mempengaruhi setiap kegiatan yang lain.
Istilah yang dijumpai dalam pembuatan Network Planning (NWP) suatu proyek
adalah :
a. Durasi
Adalah lama suatu pekerjaan dapat diselesaikan.
b. Dummy
Adalah kegiatan semu yang saling tergantung dan tidak membutuhkan waktu dan tenaga
kerja.
c. Free Floating
Adalah jumlah waktu pelaksanaan yang dapat diperpanjan tanpa mempengaruhi aktivitas
berikutnya atau keseluruhan.

2.4.2 Kurva S
Kurva S merupakan time schedule yang dilengkapi dengan bobot atau nilai
pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap waktu.
Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan di
lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan yang telah selesai.
Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S. Bobot masing-masing pekerjaan
dapat dihitung dengan rumus :
Kurva S menunjukkan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macam-macam
pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan
pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam
pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak pekerjaan
yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya. Secara garis besar tujuan
dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut :
• Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang dan yang akan
diselesaikan.

• Mengontrol kegiatan selama pelaksanaan untuk mengantisipasi waktu jika ada


perubahan jadwal sehingga tidak mengganggu kegiatan secara keseluruhan dan

Harits Darma Intifidia


I0114053
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Laporan Kerja Praktik 2019
Proyek Spazio Tower Surabaya
BAB 2 ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik jika kurva S
realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya.

• Memudahkan konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan


apakah sesuai dengan rencana.

2.6 Pengendalian dan Pengawasan Proyek


Suatu proyek tidak akan terlaksana dengan baik apabila pimpinan proyek tidak dapat
mengendalikan jalannya proyek tersebut dengan baik. Pengendalian proyek harus
dilakukan terus menerus selama proyek tersebut berlangsung. Peninjauan secara periodik
sangat efektif dalam membandingkan kemajuan proyek. Metode pengendalian proyek
didasarkan pada perencanaan dan rencana kerja sebagai dasar untuk membandingkan
kemajuan proyek.
Pengendalian proyek mutlak diperlukan untuk mencapai pekerjaan yang diharapkan.
Kualitas pekerjaan menjadi target tanpa meninggalkan segi ekonomis dan waktu
pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian pekerjaan proyek yang dilakukan antara lain :
a. Pengendalian mutu (Quality control).
b. Pengendalian biaya (Cost control).
c. Pengendalian waktu (Time control).

Pengawasan adalah proses penilaian pekerjaan dengan tujuan agar hasil pekerjaan
sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua anggota kelompok dapat
melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada perencanaan serta mengadakan tindakan
koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi penyimpangan.
Keberhasilan suatu proyek dilihat dari beberapa hal, yaitu :
a. Kualitas hasil pekerjaan (mutu bangunan) yang dihasilkan.
b. Biaya yang digunakan selama proyek tersebut berlangsung.
c. Waktu penyelesaian pekerjaan.

Harits Darma Intifidia


I0114053

Anda mungkin juga menyukai