Anda di halaman 1dari 17

BAB 3

TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK

3.1 MANAJEMEN PROYEK

Pengertian Manajemen Proyek Adalah penerapan suatu ilmu


pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian yang berkaitan dengan proyek yang
ditangani serta metode teknis yang digunakan dalam mengelola sumber daya
yang ada guna memperoleh tujuan yang telah ditetapkan yaitu output/hasil yang
maksimal yang terkait dengan kualitas, waktu, kinerja, dan keselamatan kerja.
Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran
dan tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah
dipahami sebelumnya. Pada umumnya batasan-batasan itu adalah ruang
lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran pekerjaan. Dan hal ini
biasanya disebut dengan "tiga batasan". Dengan semakin meningkatnya
kesadaran akan harkat dan martabat individu dalam menjalankan proyek, maka
batasan ini kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan batasan
keempat yaitu faktor keselamatan.
Manajemen proyek memiliki tujuan tertentu. Tujuan manajemen proyek
harus bisa dicapai saat pelaksanaan proyek supaya tujuan utama yaitu
mencapai tujuan ptoyek secara efektif dan efisien dapat tercapai. Berikut tujuan-
tujuan manajemen proyek :
1. On Time.
Penyelesaian suatu proyek sesuai dengan waktu yang ditentukan dan
tidak terjadi keterlambatan.
2. Perencanaan.
Penggunaan anggaran dalam proyek sesuai dengan rencana anggaran
yang telah disusun dan tidak ada pemborosan dan biaya tambahan di
luar rencana anggaran.
3. Kualitas sesuai dengan Kriteria yang disyaratkan.
4. Progres kegiatan Proyek berlangsung dengan lancar.

12
3.2 PERENCANAAN PROYEK
Sebelum melakukan pelaksanaan pekerjaan Konstruksi Pembangunan
Perumahan Dosen, Asrama Mahasiswa Dan Rehabilitasi Bangunan Mep
Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Ditjen Pendidikan Islam (Paket
II), aktivitas pengelolaan atau kegiatan manajemen proyek awal adalah
menyusun perencanaan yang matang. Perencanaan proyek disusun untuk
menentukan tujuan dari sebuah proyek yang ingin dicapai. Selain itu
perencanaan proyek juga menyusun metode yang sesuai dan segala hal yang
berkaitan dengan administrasi sebagai acuan dalam penerapan pelaksanaan
proyek.
Fungsi perencanaan dalam manajemen proyek dilaksanakan agar
keberjalanan dan hasil proyek sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yang
meliputi deadline, kualitas hasil, anggaran, serta keselamatan kerja. Aktivitas
dalam perencanaan proyek seperti studi kelayakan, rekayasa area, penyusunan
metode pelaksanaan, dan standard kerja (waktu, anggaran, keselamatan dan
kesehatan, lingkungan kerja, sumber daya, manajemen resiko, manajemen
proyek sistem informasi). Pelaksanaan suatu proyek dapat berhasil apabila
sumber daya yang ada digunakan secara efektif dan efisien. Keberhasilan
pelaksanaan proyek tak lepas dari ’trial and error’ selama menjalani prosesnya.
Resiko bisa saja mengganggu keberlangsungan suatu proyek, namun bukan
berarti tidak bisa dikelola. Dengan melakukan manajemen proyek, Anda dapat
mengatasi risiko yang mungkin terjadi.
Proyek pembangunan asrama (UIII) ini menggunakan Metode Analisis
Jaringan Kerja dengan menganalisis jalur kritis yang terjadi pada paket-paket
pekerjaan yang direncanakan. Perencanaan proyek dengan metode ini
memungkinkan perencana untuk menganalisis pekerjaan-pekerjaan yang
diprediksi akan mengganggu jalannya proyek secara keseluruhan karena
pekerjaan tersebut memiliki keterkaitan terhadap pekerjaan selanjutnya,
singkatnya apabila terjadi keterlambatan pada pekerjaan tersebut maka akan
berimbas langsung terhadap umur proyek. Adapun proses selanjutnya adalah
menafsirkan hasil analisis tersebut ke dalam diagram batang yang nantinya akan
membentuk kurva S. Kurva S adalah suatu metode penjadwalan yang dibuat
dari Ms.Excel untuk mengatur jadwal kegiatan proyek agar kegiatan bisa
berjalan lancar dan terstruktur.

13
3.3 ORGANISASI PROYEK
Struktur organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian
tujuan dengan mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja,
material, peralatan dan modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan
sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek. Dengan adanya struktur organisasi
ini, diatur pembagian tugas dan wewenang setiap bagian. Pembagian tugas dan
wewenang harus jelas agar setiap bagian memiliki pekerjaan dan tanggung
jawab masing - masing serta memiliki keterkaitan satu dengan lainnya sebagai
suatu tim. Keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek
menjadikan sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur
sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron
sehingga tujuan proyek bisa tercapai.
Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan
dapat dislesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan
kualitas yang diharapkan. Struktur organisasi adalah bagian dari manajemen
atau pengelolaan proyek dengan cara tertentu untuk mendapat tujuan tertentu.
Berikut ini adalah struktur organisasi proyek yang mengelola Pekerjaan
Konstruksi Pembangunan Perumahan Dosen, Asrama Mahasiswa Dan
Rehabilitasi Bangunan Mep Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII)
Ditjen Pendidikan Islam (Paket II) PT. Wijaya Karya Tbk.

14
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK UNIVERSITAS ISLAM INTERNASIONAL
INDONESIA (UIII)

Kementrian Agama Indonesia


(Owner)

PT.Pandu Persada KSO PT.Sarana Budi PT.Benatin Surya


Prakarsaripta
(Konsultan Perencana) (Konsultan Perencana) (MK)

PT.Wijaya Karya
(Kontraktor)

Sub Kontraktor

- PT. Adhimix (Pengecoran Beton)


- PT. Master Steel (Besi)
- PT. Krakatau Steel (Besi)
- PT. Inter World Steel (Besi)
- PT. Delcon Prima (Besi)
- PT. HILTI (Besi Angkur)
- PT. HILTI (Bahan Kimia Campuran)
- PT. Trocon (Borepile)

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Proyek

3.3.1 Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek (owner) disebut juga sebagai pemberi tugas. Pemilik
proyek adalah suatu badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun
swasta yang memiliki, memberikan pekerjaan dan membiayai suatu proyek
dalam proses pembangunan suatu proyek. Peran utama pemilik proyek adalah
sebagai pengguna jasa dan penyedia dana dalam proses pembangunan
Pembangunan Perumahan Dosen, Asrama Mahasiswa Dan Rehabilitasi

15
Bangunan Mep Universitas Islam Internasional Indonesia (Uiii) Ditjen Pendidikan
Islam (Paket II) ini. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab pemilik proyek
yaitu:
1. Menyediakan dan mengadakan pendanaan bagi kontraktor atau pelaksana.
2. Menunjuk dan mengangkat wakilnya bagi kebutuhan perencanaan dan
pelaksanaan. Dalam hal ini, pemilik proyek mengangkat kontraktorpelaksana
dan pengawas proyek yang telah dipilih melalui sistem lelang.
3. Mengesahkan keputusan yang menyangkut biaya, mutu dan waktu
pelaksanaan.
4. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan
memperhatikan segala bentuk pertimbangan yang diajukan oleh
konsultannya.

3.3.2 Quantity Surveyor (QS)


Quantity Surveyor (QS) merupakan penanggung jawab dalam membuat,
mengatur, melaksanakan dan mengontrol kegiatan oprasional kuantitas
kontruksi. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab Quantity Surveyor adalah
sebagi berikut :
1. Melakukan market survey untuk mendapatkan harga material bahan
bangunan yang akan perusahaan gunakan.
2. Melakukan koordinasi dengan Site Manager Project Manager terkait dengan
kebutuhan material dan biaya dengan persetujuan atasan.
3. Melakukan koordinasi dengan Project Manager terkait dengan progress
klaim proyek dengan persetujuan atasan.
4. Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan evaluasi proyek
berjalan dengan persetujuan atasan.
5. Melakukan koordinasi dengan Subkontraktor terkait volume dan progress
pekerjaannya dengan persetujuan atasan.
6. Menghitung volume pekerjaan pada awal proyek untuk pembuatan RAP
(Rencana Anggaran Proyek).
7. Menyiapkan SPK untuk mandor berdasarkan quantity yang sudah dihitung
dari approved shop drawing.
8. Memberikan informasi upah Mandor kepada PM / SM berdasarkan prosedur
dan ketentuan yang berlaku, dalam pembuatan SPK dan opname mandor.

16
9. Menghitung prestasi volume kerja Subkontrktor dan Mandor dari pencapaian
progress pelaksanaan dilapangan.

3.3.3 Kontruksi Manajemen (MK)


MK bergerak sebagai pihak kepercayaan owner di bidang pengendalian
mutu dan waktu yang secara langsung juga akan berimbas pada pengendalian
biaya. Pekerjaan yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan oleh kontraktor
akan selalu diperiksa oleh MK agar mutu yang dihasilkan sesuai dengan
perencanaan serta pelaksanaannya tepat atau kurang dari sama dengan waktu
yang telah direncanakan. Peranan konsultan manajemen konstruksi dalam
Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk
mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi.
Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab sebagai MK adalah :
1. Membantu owner dalam menyusun anggaran biaya dan lingkup pekerjaan
disesuaikan dengan pagu anggaran yang tersedia
2. Membantu owner dalam melakukan klarifikasi dan negosiasi atas pengajuan
kontraktor terhadap anggaran biaya dan lingkup pekerjaan disesuaikan
denganpagu anggaran yang tersedia.
3. Membantu menyiapkan draf surat perjanjian pekerjaan pelaksanaan
konstruksi fisik.
4. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh
pelaksana konstruksi yang meliputi program pencapaian sasaran fisik,
penyediaan dan penggunaan sumber daya berupa tenaga kerja, peralatan
dan perlengkapan bahan bangunan, informasi, dana, program quality
assurance, quality control dan program kesehatan dan keselamatan kerja
(K3).
5. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu,
pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil konstruksi,
pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi,
pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.
6. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan
manajemen yang timbul, usulan koreksi program serta melakukan koreksi
teknis bila terjadi penyimpangan.

17
7. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi fisik.
8. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelelangan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
9. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
10. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.

3.3.4 Konsultan Perencana (Arsitek, Struktural, MEP, Infrastruktur)


Konsultan perencana adalah sebuah badan hukum/organisasi atau
perseorangan yang melayani jasa konstruksi yang berkaitan dengan arsitektur,
pekerjaan sipil, manajemen dan memiliki keahlian, kemampuan dan tanggung
jawab di bidang perencana dan perancangan suatu proyek.
Konsultan perencana terbagi ke dalam 4 bagian yaitu konsultan
arsitektur, konsultan struktur, konsultan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing
(MEP), dan konsultan infrastruktur atau jalan. Adapun tugas yang dijalankan oleh
konsultan perencana adalah :
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja, syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya.
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dan gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS).
4. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
5. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

3.3.5 Kontraktor Utama


Pengertian kontraktor secara umum adalah sebuah
badan/lembaga/orang yang mengupayakan atau melakukan aktifitas pengadaan.
Baik itu berupa barang ataaupun jasa yang dibayar dengan nilai kontrak yang
telah disepakati. Perlu Anda pahami bahwa Jasa kontraktor sipil sendiri adalah
jasa yang berupa pengadaan barang dan jasa yang berhubungan dengan

18
pekerjaan sipil, dapat berupa jalan, bangunan, konstruksi jembatan dan yang
lainnya. Mengenai makna dari kontraktor disini merupakan sinonim dengan kata
Pemborong, arti lain Kontraktor berasal dari kata kontrak yang berarti surat
perjanjian atau kesepakatan kontrak dapat juga berarti sewa, jadi kontraktor
dapat disamakan dengan orang atau suatu badan hukum atau badan usaha
yang di kontrak atau di sewa untuk menjalankan proyek pekerjaan berdasarkan
isi kontrak yang dimenangkannya dari pihak pemilik proyek. Tugas utama
kontraktor utama dalam proyek yaitu melihat dan mengukur progres pekerjaan
serta cepat mengambil tindakan apabila terjadi masalah dalam proses
pelaksanaan pekerjaan.

3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK


Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan
membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga
diperoleh hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Untuk itu dalam pembangunan suatu proyek, perlu adanya
manajemen pelaksanaan proyek karena kemajuan pekerjaan suatu proyek
dibahas dalam manajemen pelaksanaan proyek. Oleh sebab itu manajemen
proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat
diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi akan
sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan semua operasional di lapangan. Laporan
harian, mingguan, dan bulanan merupakan salah satu cara agar memantau
kemajuan proyek.

3.4.1 Laporan Kemajuan Proyek


Dalam pelaksanaan proyek diperlukan adanya pengelolaan yang baik
dan terarah walaupun suatu proyek tentu memiliki keterbatasan namun
diusahakan seminimal mungkin sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa
tercapai. Biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumber daya,
lingkungan, resiko, dan sistem informasi merupakan hal-hal yang perlu dikelola
dalam manajemen proyek sedangkan dalam manajemen pelaksanaan proyek di

19
lapangan ini membahas tentang kemajuan proyek konstruksi yang dapat dilihat
melalui laporan harian, mingguan maupun bulanan.
1. Laporan Harian
Laporan harian proyek merupakan laporan kegiatan proyek yang merupakan
pertanggung jawaban kontraktor dalam waktu perhari. Laporan ini
ditandatangani oleh pihak kontraktor dan pengawas.
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan proyek merupakan laporan kegiatan proyek yang
merupakan pertanggung jawaban kontraktor dalam waktu tiap minggu.
Laporan mingguan berisi kegiatan yang dijalankan selama satu minggu
untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis. Adapun isi laporan
mingguan adalah :
a. Progress pekerjaan selama satu minggu
b. Volume dan presentasi kerja selama satu minggu
c. Jenis pekerjaan yang telah selesai dikerjakan selama satu minggu
d. Presentasi akumulasi pekerjaan yang telah diselesaikan.
3. Laporan Bulanan
Pembuatan laporan bulanan dilakukan rekapitulasi dari laporan mingguan
maupun laporan harian yang memberikan gambaran kemajuan dan prestasi
pelaksanaan pekerjaan selama kurun waktu satu bulan. berikut proses-
proses yang mendukung. Adapun isi laporan bulanan adalah :
a. Biaya yang dikeluarkan dan progress pelaksanaan dalam jangka waktu
sebulan
b. Rangkuman Pekerjaan selama satu bulan dengan perbandingan terhadap
rencana yang telah ditetapkan
c. Foto-foto dokumentasi bangunan dengan tolak ukur kemajuan
d. Kondisi cuaca harian dalam satu bulan.

3.4.2 Pelaksanaan Displin Kerja


Disiplin dalam pekerjaan sangat penting untuk menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Tata tertib dibuat
bagi karyawan yang terlibat dalam proyek Pembangunan Perumahan Dosen,
Asrama Mahasiswa Dan Rehabilitasi Bangunan Mep Universitas Islam

20
Internasional Indonesia (Uiii) Ditjen Pendidikan Islam (Paket II), di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Waktu Kerja
Waktu kerja untuk para staf dalam pelaksanaan proyek pembangunan
Pembangunan Perumahan Dosen, Asrama Mahasiswa Dan Rehabilitasi
Bangunan Mep Universitas Islam Internasional Indonesia (Uiii) Ditjen
Pendidikan Islam (Paket II) yaitu mulai hari Senin sampai dengan Sabtu.
Jam kerja dimulai pukul 08.00 WIB sampai 22.00 WIB. Namun berbeda
dengan jam kerja untuk pekerjaan di lapangan yang dilakukan setiap hari.
2. Jam Lembur
Bagi karyawan yang bekerja melebihi jam kerja yaitu pukul 22.00 WIB akan
dihitung sebagai jam lembur.
3. Tidak Masuk Kerja
Apabila ada karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit selama 1 (satu)
hari atau lebih, harus menyertakan bukti surat keterangan istirahat dari
dokter.
4. Telat Safety Morning
Apabila ada karyawan yang telat menghadiri safety morning di pagi hari
pukul 07.00 WIB maka akan di denda sejumlah uang yang sudah ditentukan
dalam peraturan.
5. Hari Cuti bagi Karyawan
Karyawan PT. Wijaya Karya hak cuti yang diterima adalah satu hari dalam
seminggu atau 4 hari untuk satu bulan.

3.5 Pengendalian Proyek


Dalam suatu kegiatan proyek, mutlak diperlukan adanya pengawasan
terhadap kualitas dari semua pekerjaan yang dilaksanakan atau pengendalian
untuk menunjang tercapainya target yang telah ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian dalam suatu proyek konstruksi merupakan sesuatu yang harus
dilaksanakan secara ketat untuk menghindari hal-hal yang merugikan terutama
bila berada dalam kondisi rentang waktu yang sempit karena pada saat-saat
itulah sering terjadi kelalaian untuk mutu yang harus dicapai. Pengendalian
proyek Pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia bertujuan untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan seperti:

21
1. Mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin dengan meningkatkan
efisiensi pekerjaan sehingga dapat meminimalkan pengeluaran proyek,
dalam hal ini ialah pengendalian biaya.
2. Memperoleh kualitas bangunan yang sesuai dengan perencanaan, dalam
hal ini ialah pengendalian mutu bahan bangunan.
3. Waktu pelaksanaan sesuai dengan waktu perencanaan sehingga pihak
owner maupun pelaksana tidak merasa dirugikan karena adanya
keterlambatan, dalam hal ini ialah pengendalian waktu pelaksanaan.

3.5.1 Pengendalian Mutu


Pelaksanaan suatu proyek dibutuhkan suatu pengendalian agar proyek
yang sedang di kerjakan dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat pada tahap persiapan.dalam pengendalian suatu
proyek harus memenuhi persyaratan mutu, yang merupakan sasaran
pengelolaan proyek disamping jadwal dan biaya. Mutu adalah sifat dan
karakteristik produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan
pelanggan atau pemakai (customers). Dalam pengendalian mutu juga
memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah
pemeliharaan. Berikut adalah mutu dari struktur yang harus di perhatikan antara
lain:
1. Mutu Beton
Pada pengendalian material beton ini dilakukan dengan cara pemeriksaan
dan pengujian terhadap bahan-bahan yang akan digunakan, seperti pada
beton segar harus dilakukakan pengujian slump apakah sudah sesuai
dengan slump rencana sebelum memulai pengecoran. Pengendalian mutu
alat pun dilakukan yaitu dengan cara pemeriksaan terhadap alat-alat
pendukung pekerjaan seperti kalibrasi alat agar tidak terjadi kerusakan
selama proses pekerjaan. Mutu yang digunakan di proyek ini untuk
bangunan struktur menggunakan jenis beton f’c 25, f’c 30, f’c 40

22
2. Mutu Tulangan
Pekerjaan pembesian yang dimaksudkan dalam hal ini, adalah pekerjaan
pada pembuatan struktur beton bertulang. Beton bertulang adalah beton
yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai
minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang dan direncanakan
berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama sama dalam
menahan beban. Gaya gaya yang bekerja pada beton hanya diperhitungkan
dalam memikul gaya tekan sedangkan tulangan diperhitungkan memikul
gaya tarik. Kekuatan tulangan yang digunakan di proyek ini untuk baja polos
berkekuatan 240Mpa sedangkan untuk baja ulir berkekuatan 400Mpa.
Mutu Baja Tulangan :
a. Ulir U-40 (BJTP40) ≥ D10 (Tegangan Leleh = 400 Mpa)
b. Ulir U-40 (BJTU40) ≥ D13 (Tegangan Leleh = 400 Mpa)
c. Ulir U-40 (BJTU40) ≥ D16 (Tegangan Leleh = 400 Mpa)
d. Ulir U-40 (BJTU40) ≥ D19 (Tegangan Leleh = 400 Mpa)
e. Ulir U-40 (BJTU40) ≥ D22 (Tegangan Leleh = 400 Mpa)

3. Marking
Marking adalah salah satu item pekerjaan surveyor di lapangan yang
seringkali dibutuhkan pada setiap pekerjaan struktur dan arsitektur, sebagai
panduan dilapangan untuk memulai pekerjaan yaitu memplot gambar dan
ukuran pasangan dinding unit dan gambar kerja ke lantai kerja.
Dimaksimalkan agar setiap pekerjaan atau pemasangan sesuai dengan
gambar kerja. Dalam bentuk desain, ukuran, penempatan ruang secara
presisi bisa dicapai. Dalam pengerjaan marking yang harus memperhatikan
kebersihan area lantai kerja dari debu, sampah dan air, usahakan agar tetap
kering agar tinta bisa menempel sempurna di lantai dan tidak mudah hilang.
Langkah ini menggunakan theodolith agar keperluan pemindahan as dari
lantai ke lantai agar vertikality tetap terjaga.

23
4. Vertikaliti Pada Kolom
Vertikaliti merupakan metode yang dilakukan untuk menentukan tingkat
ketegak lurusan sebuah kolom pada kontruksi bangunan. Metode ini sangat
penting karena bisa mempengaruhi kekuatan kolom saat menerima beban
aksial. Vertikality yang diterapkan proyek Pembangunan Asrama Universitas
Islam Internasional Indonesia (UIII) dengan cara Menggantukan sebuah
benda yang di ikat dengan Benang, lalu di ukur dengan meteran dari 4 sisi
pada kolom yang sedang ditinjau.
5. Slump Test
Uji Slump adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan
campuran beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat kuat tekan
pada suatu beton. Suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air
yang digunakan. Untuk itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton
kekurangan, kelebihan, atau cukup air. Dalam suatu adukan/campuran
beton, kadar air sangat diperhatikan karena menentukan suatu syarat atau
tidak. Campuran beton yang terlalu cair akan menyebabkan mutu beton
rendah, dan lama mengering. Sedangkan campuran beton yang terlalu
kering menyebabkan adukan tidak merata dan sulit untuk dicetak. Syarat
yang digunakan proyek Pembangunan Asrama Universitas Islam
Internasional Indonesia (UIII) harus dengan ketelitian 12 ± 2 cm.
6. Curing
Beton yang bermutu harus dibuat dengan perencanaan komposisi bahan
yang sesuai dan hal lain yang tidak kalah kalah penting adalah proses
perawatan (curing) beton.
7. Pemadatan Beton
Pemadatan beton adalah salah satu metode yang digunakan saat
pengecoran dimana berfungsi untuk pemadatan beton yang dituangkan
dalam bekisting, dimana hal ini ditujukan untuk mengeluarkan kandungan
udara yang terjebak dalam air campuran beton sehingga dengan getaran
yang dihasilkan oleh vibrator maka beton akan mengeluarkan gelembung
udara dari beton sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan
kekuatan yang merata dan juga untuk menghindari adanya keropos atau
sarang labah pada beton.

24
8. Persiapan Pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, Pekerjaan yang akan dicor harus benar-
benar bersih dari kotoran dengan menggunakan alat aircompressor agar
tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
9. Persiapan Scafolding
Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai
dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat
agar dapat menahan beban diatas nya dengan efesien dan tidak terjadi
lendutan pada balok dan plat.
10. Mutu Bekisting
Bekisting untuk pelat dan balok harus rapat terpasang, sebaiknya diolesi
dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting,
sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan
bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.

3.5.2 Pengendalian Waktu


Pengendalian waktu merupakan suatu pembagian waktu terperinci yang
disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari permulaan sampai
dengan pekerjaan berakhir. Time schedule diperlukan oleh semua pihak sebagai
pedoman koordinasi dan kerja sama antar bagian pelaksana proyek di lapangan.
Pengendalian waktu dibutuhkan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai target dan
tidak melebihi batas waktu yang direncanakan. Pengendalian waktu pada proyek
umumnya dilakukan dengan pembuatan master schedule dan time schedule.
Pengawasan dan pengendalian ini dibutuhkan agar pekerjaan yang dilakukan
sesuai target dan tidak melebihi batas waktu yang direncanakan.
Master schedule merupakan sistem pengendalian waktu pelaksanaan
pada seluruh bagian pekerjaan dengan menetapkan alokasi waktu serta urutan
penyelesaian dari awal hingga akhir dan dapat digunakan untuk mengukur hasil
pekerjaan terhadap lamanya pelaksanaan. Pada Proyek Pembangunan
Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) jadwal yang telah direncanakan
dengan jadwal yang sesungguhnya terjadi dilapangan mengalami keterlambatan
selama 2 bulan yang disebabkan surat IMB (Izin Mendirikan Bangunan) belum
keluar, mengharuskan dibuat kembali kurva S yang baru agar dapat

25
menyesuaikan jadwal yang ada di lapangan. Pekerjaan yang dimulai tanggal 3
februari 2019. Adapun fungsi dari time schedule adalah sebagai berikut:
1. Waktu yang tersedia bagi tiap jenis pekerjaan teratur
2. Pengadaan material dan peralatan terpenuhi bila pekerjaan akan
berlangsung.
3. Jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan.
4. Membuat kurva S untuk merencanakan penjadawalan progress pekerjaan
dan mengetahui progress pekerjaan secara real time.
5. Mengetahui apabila ada keterlambatan progress sehingga dapat
melakukan perubahan kurva s.
6. Monitoring hasil kerja masing masing kegiatan
7. Mengupdate progres pekerjaan yang terlambat dan sudah di selesaikan

3.5.3 Pengendalian Biaya


Pengendalian biaya di proyek dilakukan oleh bagian Cost Consultant
dengan cara membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Besarnya biaya
yang telah dikeluarkan ini akan dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya
(RAB). Pengendalian biaya bertujuan agar biaya yang dikeluarkan oleh proyek
sesuai dengan perencanaan yang telah disetujui agar harga kontrak tidak
terlampaui dan penggunaan jasa melakukan pembayaran kepada penyedia jasa
sesuai dengan besaran volume yang dapat dihasilkan. Pengendalian biaya ini
dilakukan secara rutin selama pelaksanaan proyek, dan hasilnya diwujudkan
dalam bentuk laporan yang berisikan rincian pemasukan dan pengeluaran
operasional dan non operasional. Biaya dalam dunia kontruksi dibagi menjadi 2
kategori:
1. Biaya langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah semua biaya yang langsung berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan. Biaya-biaya yang
dikelompokkan dalam biaya langsung adalah biaya bahan material, biaya
upah pekerja dan biaya peralatan (equipment).
2. Biaya tak langsung (indirect cost)
Biaya tak langsung adalah semua biaya proyek yang tidak secara langsung
berhubungan dengan konstruksi di lapangan tetapi biaya ini harus ada dan

26
tidak dapat dilepaskan dari proyek yaitu biaya overhead, biaya tak terduga,
profit, pajak dan lainnya.
Hubungan biaya langsung dan biaya tak langsung terhadap waktu
memiliki kecendrungan bertolak belakang. Jika waktu pelaksanaan proyek
dipercepat akan mengakibatkan peningkatan biaya langsung tetapi pada biaya
tidak langsung terjadi penurunan. Jika terjadi permasalahan biaya dalam proyek,
metode ini bisa dijadikan alternatif untuk sebuah permasalahan pengendalian
biaya, yaitu dengan menggunakan metode analisa perbandingan biaya yang
keluar dengan biaya yang sudah di rencanakan, selanjutnya dengan
menggunakan grafik S untuk mengetahui seberapa besar volume pekerjaan yang
sudah dikerjakan.

3.6 KENDALA DI LAPANGAN DAN SOLUSI DALAM MANAJEMEN


PROYEK
Pelaksanaan kegiatan konstruksi di lapangan tidak selalu berjalan
lancar. Kendala di lapangan adalah hal yang sangat wajar ditemui dalam
kegiatan konstruksi. Walaupun wajar ditemukan, kendala yang terjadi dapat
mempengaruhi sistem manajemen dalam proyek tersebut. Maka perlu adanya
sebuah sistem penataan kegiatan-kegiatan proyek agar teratur. Kendala yang
terjadi selama pelaksanaan proyek dapat disebabkan oleh kesalahan dari
pelaksanaan pekerjaan di lapangan maupun faktor-faktor lain yang tidak dapat
dihindari seperti faktor cuaca. PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk selaku kontraktor
utama harus membuat solusi dari permasalahan tersebut agar tidak mengganggu
jadwal yang telah direncanakan. Berikut adalah masalah yang terjadi dalam
kegiatan proyek pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia :
1. Pengecoran
Cuaca merupakan faktor alam yang tidak dapat dikendalikan. Keadaan
cuaca yang tidak menentu akan mempengaruhi pekerjaan di lapangan. Hal ini
karena ada pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat dilakukan apabila cuaca tidak
mendukung, seperti pekerjaan pengecoran yang tidak boleh dilakukan saat hujan
karena dapat mempengaruhi mutu beton. Namun apabila ditunda terus menerus
maka akan mempengaruhi jadwal pekerjaan yang telah direncanakan. Solusi
yang dapat dilakukan jika hal tersebut terjadi adalah dengan menambahkan zat
aditif pada beton agar mutu beton tidak berubah.

27
2. Mobilitas kendaraan
Area proyek akan mempengaruhi mobilitas alat berat serta penyimpanan
material-material yang akan digunakan selama pekerjaan. Apabila area proyek
tidak terlalu besar maka dibutuhkan manajemen yang baik agar tidak terjadi
penumpukan dan menghambat keseluruhan pekerjaan. Proyek pembangunan
Universitas Islam Internasional Indonesia ini areanya cukup terbatas dan berada
di daerah padat sehingga sedikit menyulitkan dalam penjadwalan truk- truk
pengangkut maupun concrete mixer truck untuk pengecoran. Solusi yang dapat
dilakukan yaitu dengan membuat penjadwalan yang baik, disertai dengan
koordinasi yang baik dengan pihak-pihak terkait agar tidak terjadi keterlambatan
dalam pelaksanaan jadwal. Hal ini bertujuan agar tidak mempengaruhi pekerjaan
selanjutnya.

28

Anda mungkin juga menyukai