Anda di halaman 1dari 21

BAB 3

TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK

3.1 MANAJEMEN PROYEK


Pengertian suatu proyek adalah kegiatan sementara yang memiliki
tujuan dan sasaran yang jelas, berlangsung dalam jangka waktu yang
terbatas, dengan lokasi sumber daya tertentu. Proyek konstruksi
merupakan proyek yang berkaitan dengan pembangunan umumnya
mencakup pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan
arsitektur. Selain itu juga melibatkan bidang lainnya, seperti teknik industri,
mesin, elektro, geoteknik. Tahap proyek konstruksi dimulai sejak
munculnya kegitan pembangunan, yang selanjutnya di tindak lanjuti dengan
survey, hingga konstruksi benar-benar berdiri dan dapat dioperasikan
sesuai dengan tujuan fungsionalnya.
Fungsi dasar dari manajemen proyek terdiri atas pelingkupan
(scooping) yang menjelaskan mengenai batasan dari sebuah proyek,
perencanaan (planning) yang menidentifikasi tugas apa saja yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah proyek, perkiraan (estimating)
yang dimana setiap tugas yang diberikan dalam sebuah proyek harus
diperkirakan sebaik mungkin, penjadwalan (scheduling) yang dimana
seorang manajer proyek harus bertanggung jawab atas penjadwalan
seluruh kegiatan suatu proyek, pengorganisasian (organizing) yang harus
memastikan bahwa seluruh anggota tim dari sebuah proyek mengetahui
peran serta tanggung jawab masing-masing, pengarahan (directing) yang
dimana mengarahkan seluruh kegiatan tim di proyek agar mengetahui
peranan masing-masing di proyek, pengontrolan (controlling) fungsi
pengotrolan atau pengendalian pada suatu proyek untuk memastikan
pekerjaan dalam proyek sudah memenuhi kriteria yang diinginkan dan
penutupan (closing) yaitu menilai keberhasilan atau kegagalan pada
proyek.
Manajemen proyek bertujuan untuk mengatur serangkaian rencana
kegiatan terkait untuk mencapai tujuan bisnis. Manajemen proyek mengacu
pada penerapan pengertahuan, keterampilan, peralatan dan teknik untuk
mencapai target tertentu dalam anggaran dan waktu yang telah ditentukan.
Kegiatan manajemen proyek termasuk perencanaan pekerjaan, menilai
risiko, memperkirakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan, memperoleh sumber daya
manusia dan material, menetapkan tugas, mengendalikan pelaksanaan
proyek, melaporkan kemajuan dan menganalisis hasil.
3.2 PERENCANAAN PROYEK
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan
dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk
mecapainya. Perencanaan memberikan pegangan bagi pelaksanaan
mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan (Imam
Soeharto,1997). Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk
meletakkan dasar sasaran proyek yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.
Perencanaan merupakan tahap awal dari pembangunan suatu
proyek, sehingga dibutuhkan perencanaan yang matang sebelum
pelaksanaan pekerjaan suatu proyek. Perencanaan juga dapat digunakan
sebagai alat pengukur pelaksanaan, sehingga dapat diketahui seberapa
besar penyimpangan yang terjadi. Adanya penjadwalan pada pelaksanaan
proyek akan memudahkan untuk mengamati proses berjalannya suatu
proyek. Schedule pelaksanaan proyek adalah suatu rangkaian aktifitas
pelaksanaan pekerjaan yang memuat urutan/ tahapan pekerjaan sejak
dimulainya proyek sampai dengan pekerjaan selesai seluruhnya dan
diserah terimakan kepada pemberi tugas. Pada proyek pembangunan
Rusun BLK Pasar Rebo PT. Hutama Karya membuat master schedule yang
merupakan suatu schedule utama dalam pelaksanaan proyek. Master
schedule yang dibuat dalam proyek ini, disamping memuat pekerjaan
utama, juga telah memuat pekerjaan yang lebih rinci untuk semua kelompok
pekerjaan persiapan, struktur dan arsitektur.
Schedule proyek menginformasikan mengenai urutan pelaksanaan
pekerjaan serta keterkaitan antar pekerjaan. Setiap aktifitas kegiatan yang
tertuang dalam schedule pelaksanaan mengenai:
1. Durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan
tersebut.
2. Kapan aktifitas tersebut dapat dimulai dan kapan paling lambat
harus diselesaikan.
3. Keterkaitan atau ketergantungan terhadap aktifitas lain.
Selanjutnya dalam penyusunan schedule pelaksanaan Master Schedule
menggunakan bantuan software microsoft project. Rencana waktu kerja
atau time schedule menggunakan kurva S sebagai alat kontrol untuk
mengetahui tingkat prestasi kerja. Pada time schedule dilengkapi dengan
kurva S yang dibuat dari hasil kumulatif persentase bobot pekerjaan yang
menunjukkan idealnya urutan pekerjaan. Kurva S berbentuk grafik yang
menyatakan hubungan waktu sebagai absis dengan bobot kumulatif
pekerjaan dalam persen sebagai ordinatnya. Pengertian di atas
menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, ini berarti
perencanaan tersebut mengalami tahap-tahap pengerjaan tertentu. Tahap-
tahap pekerjaan itu yang disebut proses. Dalam menyusun suatu
perencanaan yang lengkap minimal meliputi :
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan sasaran
3. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan
4. Memilih alternatif
5. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan.
3.3 ORGANISASI PROYEK
Organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya
yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron
sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan
untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang
efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa digunakan
dalam menyelesaiakn suatu proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek
yang dimaksud antara lain:
1. Organisasi proyek fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek
dibentuk dari fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi.
2. Organisasi proyek tim khusus
Dalam organisasi proyek tim khusus, organisasi akan membentuk
tim yang bersifat independen.
3. Organisasi proyek matriks
Organisasi proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek
yang melekat pada divisi fungsional suatu organisasi induk.
4. Organisasi proyek virtual
Organisasi virtual adalah suatu bentuk organisasi proyek yang
merupakan aliansi dari beberapa organisasi dengan tujuan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu.
3.3.1 Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau intansi yang
memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya pihak lain yang mampu
melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Owner
mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai
proyek agar proyek yang direncanakan dapat terealisasikan. Pada proyek
pembangunan Rusun (BLK) Pasar Rebo yang bertindak sebagai pemilik
proyek adalah Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta.
Adapun tugas dan kewajiban owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi
bangunan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
proyek.
2. Mengadakan kegiatan administrasi proyek.
3. Memberikan tugas kepada kontraktor atau memberikan pekerjaan
proyek.
4. Menerima proyek yang sudah diselesaikan oleh kontraktor.
5. Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah
kerja.
Pemilik proyek menjadi penguasa utama dalam berjalannya
pelaksanaan proyek, oleh sebab itu pemilik proyek memiliki wewenang atas
pelaksanaan dan pengendalian proyek. Wewenang pemilik proyek adalah
sebagai berikut:
1. Membuat surat perintah kerja (SPK)
2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
3. Meminta Pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas
hasil proyek yang di kerjakan.
4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak.
3.3.2 Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan suatu badan perorangan atau
badan hukum yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor pelaksana
untuk melakukan perencanaan. Konsultan perencana bertugas
merencanakan struktur, menaika elektrikal, arsitektur, rencana anggaran
biaya (RAB) serta dokumen-dokumen pelengkap lainnya. Pada proyek
pembangunan Rusun BLK Pasar Rebo, yang ditunjuk sebagai konsultan
perencana adalah PT. Mitraplan Kons.
Konsultan perencana tentunya memiliki peran dan tugas di dalam
pelaksanaan perencanaan. Adapun tugas konsultan perencana adalah
sebagai berikut:
1. Membuat gambar/ desain dan dimensi bangunan secara lengkap
dengan spesifikasi teknis, fasilitas dan penempatannya.
2. Membuat hitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang telah
ditentukan sebelumnya.
3. Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk finishing pada
bangunan proyek.
4. Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis secara
administrasi untuk pelaksanaan proyek.
5. Membuat rencana dan gambar-gambar revisi bilamana diperlukan.
6. Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan yang dibuat
apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
7. Membuat rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar-
gambar detail serta rincian volume pekerjaan.
8. Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama
konstruksi.
3.3.3 Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah badan atau perorangan yang ditunjuk
untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya.
Kontraktor bertanggung jawab langsung pada pemilik proyek atau owner
dan dalam melaksanakan pekerjaannya kontraktor pelaksana diawasi
langsung oleh tim pengawas dari owner serta dapat berkonsultasi langsung
dengan tim pengawas, apabila terjadi permasalahan dalam pelaksanaan.
Pada proyek pembangunan Rusun (BLK) Pasar Rebo yang ditunjuk untuk
menjadi kontraktor pelaksana adalah PT. Hutama Karya (PERSERO).
Kontraktor sebagai pelaksana proyek tentunya mempunyai tugas
dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya. Pembagian tugas dan
kewajiban setiap unsur-unsur yang terdapat dalam manajemen konstruksi
berbeda-beda. Adapun tugas dan kewajiban kontraktor adalah sebagai
berikut:
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak
perjanjian pemborongan.
2. Memberikan laporan progres yang meliputi laporan harian,
mingguan serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat
tentang hal-hal seperti pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja yang
dicapai, jumlah bahan yang masuk, keadaan cuaca dan
sebagainya.
3. Menyediakan tenaga kerja, bahan, material, tempat kerja, dan alat
pendukung lain yang mengacu dari spesifikasi gambar yang telah
ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan
keamanan pekerjaan.
4. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan
metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
5. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati.
Kontraktor pelaksana selain ditunjuk untuk melaksanakan
pekerjaan proyek, juga memiliki wewenang atau kekuasaan di dalam
proyek. Adapun wewenang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan layanan jasa pelaksanaan konstruksi sebagai
kontraktor utama.
2. Menempatkan sejumlah tenaga ahli yang bekerja sepenuhnya
dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Meminta kepada pemilik proyek sehubung dengan pengunduran
waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan
yang logis dan sesuai dengan keadaan dilapangan yang
memerlukan tambahan waktu.
3.3.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang
atau lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara
bersama-sama dengan kemampuan dan keahlian masing-masing untuk
mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Pentingnya suatu
organisasi dalam suatu proyek adalah untuk membatasi tugas dan
tanggung jawab masing-masing dari setiap bagian/ divisi. Setiap bagian/
divisi juga memiliki wewenang/ kekuasaan utnuk melakukan sesuatu sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya. Berikut adalah Struktur Organisasi
Pekerjaan Struktur pada proyek pembangunan Rusun (BLK) Pasar Rebo
pada Gambar 3.1
3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK
Manajemen pelaksanaan proyek merupakan perencanaan proyek
yang dilakukan oleh seluruh aspek departemen baik owner sebagai
stakeholder, konsultan perencana, konsultan supervisi dan kontraktor
utama. Semua aspek departemen bertanggung jawab atas lancar tidaknya
suatu proyek. Fase ini melibatkan pelaksanaan setiap kegiatan dan tugas
yang tercantum dalam Rencana Proyek. Manajemen proyek konstruksi
adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan
menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai
tujuan proyek secara optimal. Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik
konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen tenaga
kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen
perencanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen pelaksanaan
termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek. Manajemen
konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain:
1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan.
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak
pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan.
3. Memantau presentasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal
itu dilakukan dengan laporan harian, mingguan, dan bulanan.
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan
terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan.
5. Fungsi manajerial dan manajemen merupakan sistem informasi
yang baik untuk menganalisis performa di lapangan.
3.4.1 Laporan Kemajuan Proyek
Pada pelaksanaan proyek diperlukan adanya pengelolaan yang
baik dan terarah walaupun suatu proyek tentu memiliki keterbatasan namun
diusahakan seminimal mungkin sehingga tujuan akhir dari suatu proyek
bisa tercapai. Oleh karena itu dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya
suatu laporan mengenai evaluasi proyek dari awal hingga akhir
pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui kemajuan
pekerjaan proyek tersebut. Laporan kemajuan proyek dapat berupa laporan
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan. Pada proyek pembangunan
Rusun BLK Pasar Rebo laporan-laporan dibuat oleh PT. Hutama Karya
selaku kontraktor pelaksana, yang kemudian akan dilaporkan kepada PT.
Mitraplan Kons selaku konsultan pengawas.
1. Laporan Harian Proyek berisikan monitoring pekerjaan yang
disusun oleh pihak pelaksana proyek dengan cara pemetaan
gambar dan tertulis yang telah dicapai dalam waktu kurun satu hari.
Laporan ini tercantum semua peristiwa yang berhubungan dengan
pekerjaan pada hari tersebut, diantaranya adalah:
a. Pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Jenis dan jumlah peralatan yang digunakan.
c. Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari
tersebut.
d. Daftar material yang digunakan.
e. Waktu dan jam kerja.
f. Jumlah tenaga kerja serta keahliannya yang bekerja pada hari
itu.
g. Catatan kejadian-kejadian khusus lain yang penting
selamapelaksanaan pekerjaan.
2. Laporan Mingguan Proyek merupakan sebuah pertanggung
jawaban dalam bentuk tulisan mengenai kegiatan yang sudah
dijalankan selama satu minggu untuk kemudian akan dituangkan
dalam bentuk tertulis, laporan mingguan ini dibuat oleh kontraktor
untuk diberikan pada owner atau pemilik proyek. Adanya laporan
ini membuat segala proses pelaksanaan pekerjaan dapat
diarsipkan. Tercantum secara garis besar apa yang terjadi setiap
hari pada minggu tersebut. Laporan mingguan ditandatangani oleh
pihak kontraktor dan pengawas dalam rapat koordinasi mingguan.
Laporan mingguan memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan
b. Kemajuan dalam satu minggu dan presentase akumulasi
pekerjaan yang telah diselesaikan hingga minggu tersebut.
3. Laporan Bulanan Proyek dibuat dengan maksud agar pemilik
proyek dapat mengontrol penggunaan dana dan prestasi kerja
selama satu bulan sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui
dalam tender proyek. Laporan bulanan ini berisikan hal-hal yang
menghambat pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang mencangkup isi
dari laporan bulanan adalah sebagai berikut:
a. Rangkuman pekerjaan selama satu bulan dan
perbandingannya terhadap rencana yang telah ditetapkan dan
rangkuman ijin pelaksanaan (SPIP).
b. Pengeluaran biaya dan progres pelaksanaan dalam kurun
waktu satu bulan disesuaikan dengan kurva s rencana
(planning and actual).
c. Status gambar yang telah selesai dibuat (drawing status).
d. Pengaturan biaya anggaran proyek dan biaya pengeluaran
proyek.
e. Penjelasan atas usaha yang dilakukan untuk mengurangi
ketidaksesuaian agar relasasi tercapai sesuai dengan yang
direncanakan.
f. Foto-foto dokumentasi bangunan yang dilihat dari berbagai
sisi (photo progress) sebagai tolak ukur kemajuan.
g. Rencana kerja untuk bulan selanjutnya.
3.4.2 Tinjauan Manajemen
Tinjauan Manajemen adalah pertemuan yang dilakukan oleh
manajemen secara periodic untuk meninjau kinerja sistem manajemen
mutu, dan kinerja pelayanan atau upaya untuk memastikan kelanjutan,
kesesuaian, kecukupan dan efektivitas sistem manajemen mutu dan sistem
pelayanan.
1. Rapat Mingguan Pada proyek pembangunan Rusun BLK Pasar
Rebo dilakukan setiap hari sabtu pada setiap minggunya. Rapat
mingguan membahas realisasi kerja minggu yang lalu dan rencana
kerja minggu ini. Evaluasi mingguan membahas hasil pemantauan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, harga satuan sumber daya
yang dilaksanakan, volume sumber daya yang dilaksanakan
dibandingkan dengan perolehan progres yang didapat pada
minggu yang lalu serta rencana kerja minggu ini.
2. Rapat Bulanan Pada proyek pembangunan Rusun BLK Pasar Rebo
dilakukan rapat mingguan setiap hari sabtu pada setiap minggu
terakhir bulan yang bersangkutan. Rakor bulanan membahas
realisasi kerja bulan ini/ yang lalu dan rencana kerja bulan depan,
hasil pemantauan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, harga satuan
sumber daya yang dilaksanakan, volume sumber daya yang
dilaksanakan dibandingkan dengan perolehan progress yang
didapat pada bulan lalu serta rencana kerja bulan ini serta
membahas hasil evaluasi biaya per item pekerjaan.
3.4.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja
Disiplin dalam pekerjaan sangat penting untuk menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif dan sesuai dengan aturan yang berlaku,
dalam hal ini sumber daya manusia merupakan faktor penentu untuk
keberhasilan pencapaian tujuan dibanding sumberdaya lain. Tata tertib
dibuat agar karyawan yang terlibat dalam proyek dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik. Tata tertib yang berlaku pada proyek
pembangunan Rusun BLK Pasar Rebo diantaranya adalah:
1. Waktu Kerja
Waktu kerja yang ditentukan untuk para staf dalam pelaksanaan
proyek pembangunan Rusun BLK Pasar Rebo yaitu:
Waktu kerja : Senin s/d Sabtu
Masuk kerja : Jam 08.00 WIB
Pulang kerja : Jam 17.00 WIB
Istirahat : Jam 12.00 – 13.00 WIB
Namun berbeda dengan jam kerja untuk pekerjaan di lapangan yang
dilakukan setiap hari.
2. Jam Lembur
Bagi karyawan yang bekerja terus selama satu jam atau lebih dihitung
setelah jam 17.00 WIB, atau bahkan bisa bekerja sampai 24 jam
penuh maka kelebihan waktu kerjanya bisa diperhitungkan sebagai
jam lembur (storing).
3.5 PENGENDALIAN MUTU DAN BIAYA
Pengendalian proyek adalah suatu sistem untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan proyek, agar pihak-pihak yang terlibat di dalamnya
dapat berfungsi dan bekerja secara optimal, efisiensi waktu dan tenaga
kerja. Pengendalian proyek tidak hanya dilakukan pada satu aspek saja,
melainkan pada semua aspek yang mempengaruhi jalannya
pembangunan. Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk
memberikan hasil yang optimal dan sesuai standard spesifikasi yang ada.
Dengan demikian, efisiensi, efektifitas waktu, mutu dan biaya dapat
tercapai.
PT. Hutama Karya (Persero) memiliki komitmen yang kuat terhadap
pengendalian Biaya, Mutu dan Waktu, oleh karena itu untuk mengendalikan
biaya, mutu dan waktu di seluruh proyeknya, PT Hutama Karya
menetapkan suatu prosedur pelaksanaan yang ditujukan untuk memastikan
bahwa seluruh proses pelaksanaan dapat dikendalikan dengan metode
pengendalian yang mencakup antara lain:
1. Pembuatan Rencana Kerja dan Keuangan (RKK) Proyek yang
dijadikan sebagai pedoman kerja pelaksanaan dan anggaran biaya
dari suatu proyek yang akan dilaksanakan.
2. Pengelolaan sumber daya.
3. Pengendalian proyek.
4. Perhitungan rencana penyelesaian proyek.
5. Pengelolaan keluhan pelanggan.
3.5.1 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah suatu proses untuk memastikan
apakah mutu dari suatu produk atau jasa telah memenuhi tingkat mutu yang
diinginkan & mengidentifikasi perbaikan (jika ada) yg perlu dilakukan dalam
proses produksi. Tujuan dari pengendalian mutu adalah untuk memenuhi
persyartan pelanggan yang tertuang dalam kontrak. Pengawasan dan
pengendalian mutu dilakukan terhadap material, alat, dan juga pekerjaan.
Pada pengendalian material dilakukan dengan cara pemeriksaan dan
pengujian terhadap bahan-bahan yang akan digunakan ke dalam
bangunan. Pengendalian mutu alat dilakukan dengan cara pemeriksaan
terhadap alat-alat pendukung pekerjaan agar tidak terjadi kerusakan
selama proses pekerjaan. PT. Hutama Karya menetapkan proses
pengendalian mutu dalam rangka untuk memberikan kepuasan kepada
pelanggan dengan tahapan pengendalian sebagai berikut:
1. Tahap pengadaan barang dan jasa.
Rekanan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan, termasuk
persyaratan mutu, K3 dan lingkungan yang ditetapkan oleh PT.
Hutama Karya. Ketentuan dalam memilih rekanan (Subkontraktor,
Upah Dan Alat).
a. Pemborong upah
Pemborong Upah dipilih dari berdasarkan hasil prestasi yang
baik dan dapat menyediakan tenaga terampil yang diperlukan
menurut jadwal yang ditentukan. Pemborong upah dapat
merupakan perorangan maupun berbadan hukum. Penetapan
banyaknya Pemborong upah berdasarkan volume pekerjaan
yang harus dilaksanakan dan kemampuan Pemborong upah.
b. Sub kontraktor
Sub kontraktor dipilih berdasarkan hasil prestasi yang baik
dan mempunyai sumber daya yang memadai dan harus
berbadan hukum. Penetapan banyaknya sub kontraktor
berdasarkan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
kesesuaian bidang dan kemampuan sub kontraktor , agar
dihindari penunjukan hanya kepada 1 (satu) sub kontraktor
saja.
c. Penyewa alat
Sub Kontraktor dipilih yang mempunyai alat dan sumber daya
yang memadai, dapat merupakan perorangan maupun
berbadan hukum.Penetapan banyaknya penyewaan alat
berdasarkan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
alat yang dimiliki.
2. Tahap Penerimaan Material
Setiap barang, material dan alat yang masuk ke proyek akan dilakukan
ceklist pemeriksaan, apabila tidak sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan maka barang, material dan alat akan di reject. Untuk
proses keterimaan material dapat mengacu pada tabel Schedule of
Inspection dan Schedule of Test terlampir. Setiap alat berat yang
masuk di proyek akan dilakukan pengujian kelayakan alat sebelum di
operasikan. Setiap alat berat yang masuk di proyek akan dilakukan
pengujian kelayakan alat sebelum di operasikan dan dilakukan
kalibrasi.
3. Tahap Pelaksanaan
Setiap pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dilakukan dengan gambar
kerja dan spesifikasi teknis. Setiap Gambar Kerja yang digunakan
sebagi acuan kerja dilapangan adalah gambar kerja yang memiliki
status terkendal yang dikendalikan oleh engineering proyek.
Pelaksana memberikan pengarahan kepada pekerja dan mandor
tentang metode kerja, sedangkan petugas K3L memberikan
pengarahan tentang peraturan K3L di lingkungan proyek sebelum
pekerjaan dimulai. Subkont, Mandor harus melakukan pekerjaan
sesuai tahapan pekerjaan dan setiap tahapan pekerjaan akan
dlakukan ceklist oleh quality control. Pekerjaan hanya boleh
dilanjutkan ke tahap berikutnya jika cheklist pekerjaan telah disetujui
oleh Qualty Control atau inspector mutu.
4. Tahap Delivery Produk
Melakukan ceklist internal sebelum produk diserah terimakan kepada
owner serta dilakukan checklist bersama owner dan MK.
5. Tahap Pemeliharaan
Sebagai komitmen PT. Hutama Karya pada tahap pemeliharaan,
proyek wajib membuat dan melaksanakan rencana mutu, K3 &
lingkungan pada masa pemeliharaan bisa dilihat pada gambar 3.2
dibawah ini.

Gambar 3.2 Bagan Alir Pengendalian Mutu


(sumber: PT. Hutama Karya Persero, 2017)
3.5.2 Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu adalah proses yang menjamin bahwa
keterlambatan waktu pelaksanaan dapat dideteksi lebih dini dan tindak
turun tangan segera dilaksanakan sehingga penyelesaian pekerjaan dapat
dilaksanakan tepat waktu. Pengendalian waktu pada pelaksanaan
pekerjaan konstruksi mempunyai fungsi untuk menghindari terjadinya
keterlambatan pada proyek konstruksi, yang kemudian keterlambatan
proyek dapat mengakibatkan pembengkakan biaya. Adapun tahapan dalam
pengendalian waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Prestasi Bulan Berjalan (N)
Rencana prestasi disini adalah rencana prestasi pekerjaan yang akan
diakui oleh pemilik proyek yang dituangkan dalam Laporan Mingguan
Prestasi (LMP). Rencana prestasi work item yang dikerjakan oleh
proyek yang dituangkan dalam Laporan Prestasi Pekerjaan (LP2).
Rencana prestasi pekerjaan yang akan diakui oleh pemilik proyek
yang dituangkan dalam Tagihan Pekerjaan (MC/Termyn). Rencana
prestasi pekerjaan yang ditetapkan harus mengacu pada master
skedul dan mengeliminir keterlambatan bulan sebelumnya.
2. Penyusun Realisasi Prestasi Bulan Sebelumnya
Realisasi prestasi disini adalah realisasi prestasi pekerjaan yang telah
diakui oleh pemilik proyek yang dituangkan dalam Laporan Mingguan
Prestasi (LMP). Realisasi prestasi work item yang dikerjakan oleh
proyek yang dituangkan dalam Laporan Prestasi Pekerjaan (LP2).
Realisasi prestasi pekerjaan yang telah diakui oleh pemilik proyek
yang telah dituangkan dalam Tagihan Pekerjaan (MC/Termyn).
3. Tahap Pemantauan Pelaksanaan
Pemantauan prestasi item pekerjaan yang dikerjakan ditujukan untuk
mengetahui apakah realisasi prestasi sesuai atau lebih besar dari
rencana prestasi RKK. Apabila terjadi item pekerjaan yang dikerjakan
lebih sedikit dari rencana prestasi RKK, maka pengendalian proyek
agar segera mengidentifikasikan permasalahan yang ada untuk
disampaikan pada rapat koordinasi mingguan.
4. Penanganan atas keterlambatan
Penanganan atas keterlambatan dapat dilakukan apabila proyek
sendiri, wilayah dengan melibatkan proyek, atau kantor pusat dengan
melibatkan wilayah dan proyek mempunyai ketentuan:
a. Apabila masalah tersebut tidak dapat diselesaikan pada
masing-masing level, direksi segera memutuskan rencana
tindak lanjut dalam Rapat Operasi.
b. Pembahasan dalam Rapat Operasi dan/atau RTM mencakup
tindakan koreksi dan pencegahan agar efektif dan tidak terjadi
di proyek lain.
Untuk masing-masing kriteria keterlambatan harus dibuat action plan
termasuk program recovery yang dikendalikan oleh masing-masing
tingkatan penanganan.
3.5.3 Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan
pada proyek tersebut sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan
dan telah disetujui. Pengendalian biaya ini dilakukan dengan cara
pengontrolan masing-masing bagian pekerjaan dengan perhitungan dari
analisa harga satuan. Pengendalian biaya adalah proses yang bertujuan
untuk mengendalikan realisasi biaya proyek agar tetap sesuai standar yang
telah ditetapkan dalam anggaran rencana pelaksanaan (ARP).
Penetapan anggaran sebagai dasar pengukuran yaitu ARP, RKK,
PRPP disusun saling berhubungan dan tidak bertentangan satu sama lain
untuk menjamin tolok ukur yang ditetapkan tetap konsisten dengan rencana
kerja yang telah ditetapkan.
1. Penyusunan rencana biaya proyek pada bulan berjalan (N)
Rencana biaya proyek disini adalah rencana biaya pekerjaan per
sumber daya proyek.
2. Penyusunan realisasi biaya proyek pada bulan sebelumnya (N-1)
Realisasi biaya proyek disini adalah realisasi biaya pekerjaan per
sumber daya proyek. Sumber data realisasi biaya berasal dari:
a. Material bersumber dari data prestasi pekerjaan sub upah,
data pembayaran upah langsung (kas).
b. Upah bersumber dari data prestasi pekerjaan sub upah, data
pembayaran upah langsung (kas).
c. Alat bersumber dari data pemakaian peralatan intern.
d. Sub kontraktor bersumber dari data prestasi pekerjaan sub
kontraktor.
e. Biaya umum bersumber dari data pembayaran (kas) atau
hutang biaya umum di lapangan yang terjadi.
f. Biaya bank bersumber dari data pembebanan (jurnal umum)
atau data pembayaran langsung (kas).
3. Realisasi Biaya dengan Anggaran Biaya
Proses ini adalah proses memantau, membandingkan dan
melaporkan realisasi pelaksanaan dengan anggaran pelaksanaan.
4. Melakukan evaluasi terhadap deviasi negatif
Masing-masing deviasi tersebut harus dibuat action plan termasuk
program recovery yang dikendalikan oleh masing-masing tingkatan
penanganan dan disampaikan dalam show cause meeting.
5. Pemantauan atau Monitoring serta evaluasi biaya dan keuangan
Sumber data pada tahap ini adalah anggaran rencana pelaksanaan
proyek, rencana kerja dan keuangan proyek pada bulan yang
bersangkutan, realisasi biaya proyek, realisasi progres proyek serta
realisasi keuangan proyek.
3.6 KENDALA DI LAPANGAN DAN SOLUSI DALAM MANAJEMEN
PROYEK
Pelaksanaan kegiatan konstruksi di lapangan tidak selalu berjalan
lancar, seringkali kegiatan konstruksi mengalami keterlambatan bahkan
80% proyek selalu megalami keterlambatan. Keterlambatan proyek sering
berulang pada aspek yang dipengaruhi maupun faktor yang
mempengaruhi. Waktu (time) adalah salah satu constraint dalam project
management di samping biaya (cost), dan kualitas (quality). Keterlambatan
proyek akan berdampak pada aspek lain dalam proyek. Keterlambatan
proyek dapat dilihat dalam dua hal seperti yang telah disebutkan di atas
yaitu aspek yang terpengaruh dan faktor yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab. Beberapa faktor yang menjadi penyebab keterlambatan
proyek dapat disebabkan oleh keterlambatan terkait material, tenaga kerja,
peralatan, metode pelaksanaan yang tidak sesuai dan masih banyak faktor
lainnya. Pada proyek pembangunan Rusun BLK Pasar Rebo terjadi
keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh beberapa faktor eksternal,
yaitu:

1. Keterlambatan Pembebasan Lahan


Keterlambatan pembebasan lahan berdampak pada keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi oleh kontraktor pelaksana,
sehingga pihak kontraktor yaitu PT. Hutama Karya melakukan
beberapa upaya dalam manajemen proyek agar tidak berdampak
buruk terhadap progres pekerjaan. Upaya yang dilakukan adalah
dengan menuntaskan pekerjaan konstruksi pada Tower A dan B As 1
sampai dengan 5 sebagai progres bulanan untuk diserahkan kepada
pihak owner, setelah itu menutup progress pekerjaan sampai waktu
yang ditentukan oleh kedua pihak berdasarkan rapat kerja.
2. Kendala Cuaca
Kendala yang disebabkan oleh cuaca adalah tidak stabilnya musim
hujan yang terjadi setiap bulannya, sehingga saat intensitas terjadinya
hujan meningkat menjadi kendala utama pada pekerjaan yang akan
berpengaruh pada waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi tidak
efektif dan membuat pekerjaan di lapangan tidak berjalan dengan
maksimal. Hal yang dilakukan untuk menangani kendala yang
disebabkan oleh cuaca hujan adalah dengan melakukan pekerjaan
pengecoran pada malam hingga pagi hari.

Anda mungkin juga menyukai