Anda di halaman 1dari 15

BAB II

ORGANISASI PELAKSANAAN

Pembangunan suatu kegiatan perlu pengorganisasian yang terkoordinasi


secara efektif dan sistematis. Dalam pelaksanaan kegiatan perlu adanya suatu
pengatur struktur organisasi. Organisasi kegiatan ini di butuhkan untuk
mempelancar pelaksanaan dan keberhasilan pembangunan sehingga hasil yang di
perlukan lebih maksimal dan sesuai dengan rencana. Untuk tercapainya sasaran
pelaksanaan sebagai mana di harapkan, maka setiap unsur yang terlibat harus
dapat berinteraksi dengan baik dan saling menunjang antara satu dengan lainnya
sesuai dengan wewenang dan fungsinya masing-masing.

2.1 Struktur organisasi

Suksesnya suatu proyek dalam mencapai hasil yang maksimal sangat


tergantung dari mulai perencanaan sampai pelaksanaannya. Untuk menjamin
kelancaran suatu pekerjaan di perlukan adanya unsur-unsur organisasi sehingga
masing-masing unsur tersebut terlibat di dalamnya dan bertanggung jawab demi
kelancaran pembangunan dan pelaksanaan hingga selesainya proyek. Hubungan
satu unsur dengan unsur lainnya harus saling berinteraksi dengan baik, sehingga
pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan.
Dimana unsur-unsur yang terlibat langsung dalam menangani kegiatan tersebut
adalah:
1. Pimpinan pelaksana kegiatan (Bowheer/Owner);
2. Konsultan Perencana; (Consultant/Designer);
3. Konsultan Pengawas (Manajmen Kontruksi);
4. Pelaksana (Contraktor).
Semua unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang berbeda-beda, tetapi dalam pelaksanaannya unsur-unsur tersebut
saling terkait dan tergantung satu sama lainnya, sehingga dalam pelaksanaan
pekerjaan akan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya.

4
2.1.1 Pemilik proyek (bouwheer/owner)
Ervianto (2002) berpendapat bahwa pimpinan pelaksana kegiatan (owner)
adalah pihak yang memiliki gagasan untuk membangun proyek dan memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut, pimpinan pelaksana kegiatan atau pengguna jasa, dapat berupa
perseorangan, badan/lembaga/instansi pemerintah. Adapun yang menjadi pemilik
proyek pada Pembangunan Duplikasi Jembatan Kr. Pante Raja adalah Pejabat
Pembuat Komitmen 1.1 (PPK 1.1) unit Satuan Pelaksanaan Jalan Nasional
Wilayah I Provinsi Aceh.
Adapun tugas dan tanggung jawab pemilik proyek adalah sebagai berikut :
1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor);
2. Meminta laporan secara priodik mengenai plaksanaan pekerjaan yang telah di
lakukan oleh penyedia jasa;
3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh
pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan;
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan;
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang di perlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan;
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik;
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi); dan
8. Menerima dan mengesahlkan pekerjaan yang telah selesai di laksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang di kehendaki.

2.1.2 Konsultan perencana (consultant/designer)


Soeharto (1995) berpendapat bahwa konsultan perencana adalah pihak
perorangan atau badan hukum yang menerima tugas dari pimpinan pelaksana
kegiatan (PPK) umtuk melaksanakan pekerjaan perencana/pelaksanaa proyek.

5
Adapun yang menjadi konsultan perencana pada proyek Pembangunan Duplikasi
Jembatan Kr. Pante Raja.

Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah sebagai


berikut :
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat, hitung struktur dan rencana anggaran biaya;
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan;
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dalam gambaran rencana, rencana kerja, dan syarat-syarat;
4. Membuat gambar revisi apabila terjadi perubahan perencanaan, dan
5. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

2.1.3 Konsultan Pengawas


Ervianto (2002) berpendapat bahwa konsultan pengawas (Manajmen
Kontruksi) adalah pihak perorangan atau badan hukum yang di tunjuk dan di beri
kuasa penuh oleh pemilik proyek untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Pengawasan dan pengontrolan dilakukan agar tercapai
hasil kerja sesuai dengan persyaratan yang ada. Adanya pengawasan dari direksi
diharapkan pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh
hasil sesuai perencanaan yang di harapkan. Adapun tugas dan tanggung jawab
konsultaan pengawas adalah sebagai berikut :
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan;
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan;
3. Melakukan perhitungan prestasi perkerjaan;
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar;
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya;

6
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar di capai
hasil akhir sesuai dengan yang di harapkan dengan kualitas, kuantitas serta
waktu pelaksanaan yang telah di tetapkan;
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang di datangkan kontraktor;
8. Menghentikan sementara apabila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku;
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan,bulanan); dan
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan bertambah atau
berkurangnya pekerjaan.
Dalam melasksanakan tugasnya, konsultan pengawas bertanggung jawab
kepada pemimpin proyek. Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk
kepada pelaksana (pemborong/kontraktor) jika disarankan perlu, agar waktu
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang telah di sepakati bersama di
dalam RKS. Adapun yang menjadi konsultan pengawas pada proyek
Pembangunan Duplikasi Jembatan Kr. Pante Raja, adalah PT. Karla Indah
Pramuditha.

2.1.4 Pelaksana (contractor)


Sueharto, (1995) berpendapat bahwa pelaksana (contractor) adalah pihak
perorangan atau badan hukum yang menerima pekerjaan, yang di percaya untuk
melaksanakan kegiatan pembangunan sesuai dengan biaya yang di tetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan syarat-syarat yang telah di tetapkan.
Kontraktor juga harus memiliki usaha yang bergerak di bidang jasa kontruksi
sesuai dengan keahlian dan kemampuannya serta mempunyai tenaga ahli teknik
dan sarana peralatan yang cukup. Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana
(contraktor) adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan saran penunjang untuk kelancaran kerja;
2. Menyediakan dan mempersiapkan perlengkapan bahan yang akan digunakan
pada proyek sesuai dengan persyaratan bestek;
3. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang di
perlukan saat pelaksanaan pekerjaan;

7
4. Melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan memenuhi
peraturan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);
5. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang
telah di tetapkan dalam kontrak;
6. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung
jawab pelaksana; dan
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan.
Adapun yang menjadi pelaksana pada proyek Pembangunan Duplikasi
Jembatan Kr. Pante Raja, adalah PT. Takabeya Perkasa Group yang beralamat di
Jl. Medan – Banda Aceh Km. 217 Gp. Bireuen Mns. Blang Kab. Bireuen.

2.2 Hubungan Kerja Antara Unsur-unsur Organisasi Proyek

Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai sturuktur organisasi tertentu


yang mencerminkan tingkat serta hubungan kerja dalam perusahaan tersebut.
Hubungan ini merupakan hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi yaitu
antara pemilik proyek dengan perencana, pengawas, dan pelaksana merupakan
suatu cara untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan operasional yang dapat
terkoordinasi dengan baik. Sehingga dapat mencapai tingkat kesuksesan
perusahaan yang diinginkan sesuai dengan yang di rencanakan.
Agar proses pelaksanaan sebuah proyek pembangunan dapat berlangsung
dengan baik, dibutuhkan suatu wadah yang berupa hubungan kerja antara unsur-
unsur dari organisasi yang terlibat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
secara teknis dan secara hukum.

2.2.1 Hubungan Kerja Secara Teknis


Hubungan kerja secara teknis merupakan suatu hubungan tanggung jawab
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan suatu proyek. Dalam hal ini semua masalah
teknis perencanaan diserahkan oleh pemimpin proyek kepada perencana.
Berdasarkan penunjukan pengawas oleh pemimpin proyek, maka seluruh teknis
pengawasan diserahkan kepada pengawas. Jika terdapat suatu masalah teknis yang

8
perlu dibicarakan, pemilik proyek tidak dapat berhubungan langsung kepada
pelaksana melainkan harus melalui pengawas. Dalam pelaksanaan di lapangan
pengawas memiliki kuasa penuh untuk menegur pelaksana apabila pekerjaan yang
dilaksanakannya menyimpang dari bestek, plat lantai, balok, kolom lantai 2 (dua).
Untuk lebih jelas hubungan kerja antar unsur-unsur organisasi tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2.1

PEMILIK PROYEK

PENGAWAS PERENCANA

PELAKSANA
Keterangan :
= Garis Perintah
= Garis Konsultasi

Gambar 2.1 : Struktur hubungan kerja secara teknis


Sumber : Ervianto (2002)

2.2.2 Hubungan Kerja Secara Hukum


Secara hukum masing-masing pihak mempunyai kedudukan yang sama
dan terikat dengan kontrak, sehingga masing-masing pihak menjalankan tugasnya
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Pelaksana dan pengawas
proyek bertanggungjawab terhadap pemilik proyek. Keduanya saling terkait satu
sama lain, sehingga didapat hasil proyek sesuai dengan yang direncanakan. Sama
halnya dengan pelaksana dan pengawas proyek, perencana juga bertanggungjawab
terhadap pemilik proyek. Untuk lebih jelas hubungan kerja antar unsur-unsur
organisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 pada halaman 9.

9
Pemilik Proyek (Owner) Perencana (consultant)

Pengawas (Direksi) Pelaksana (Kontraktor)

Keterangan: Membayar jasa kepada konsultan


perencana, pengawas, kontraktor
Memberi jasa kepada pimpinan pelaksana kegiatan
Kontrak
Mengawasi RKS / Waktu / Biaya
Realisasi RKS

Gambar 2.2 : Struktur hubungan kerja secara hukum


Sumber : Ervianto (2002)

10
2.2.3 Pelaksanaan Prosedur Pelelangan (Metode Pelelangan)
Pelelangan adalah suatu sistem penawaran yang memberikan kesempatan
kepada rekanan yang diundang untuk mengajukan penawaran biaya pekerjaan
yang ditawarkan. Melalui persaingan yang sehat, maka diperoleh rekanan yang
benar-benar mampu serta memenuhi syarat administrasi, teknis dan finansial
(keuangan) untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Penentuan pelaksanaan kegiatan pada dasarnya dapat dilakukan dengan
empat cara :
1. Pelelangan umum, yaitu pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui media massa atau papan pengumuman
resmi untuk penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia usaha yang
berminat dapat mengikutinya;
2. Pelelangan terbatas, yaitu pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang dilakukan
antara pemborong/rekanan yang dipilih dari pemborong/rekanan yang tercatat
dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha ruang
lingkupnya atau klasifikasi kemampuannya;
3. Pemilihan langsung, yaitu pelaksana pekerjaaan pembangunan maupun
pengadaan barang/jasa oleh rekanan tanpa melalui pelelangan umum atau
pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-
kurangnya tiga penawar yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu
(DRM) dan dilakukan negosiasi penawaran secara teknis dan administratif
serta perhitungan harga yang dapat dipertanggung jawabkan; dan
4. Penunjukan langsung, yaitu pelaksana pelelangan yang hanya mengundang
satu rekanan yang dianggap mampu untuk mengajukan penawaran dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia lelang mempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut :
1. Menetapkan syarat-syarat pelelangan;
2. Mengadakan pengumuman yang akan diadakan;
3. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara;
4. Menetapkan tata cara penilaian pelelangan;

11
5. Melaksanakan pelelangan;
6. Mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang, dimana calon
pemenang diusulkan kepada Kepala Satuan Kerja (Ka.Satker) untuk
diputuskan sebagai pemenang; dan
7. Membuat laporan dan pertanggung jawaban kepada kegiatan.
Setelah pra lelang suatu proyek konstruksi yang akan dibangun akan
dibuka proses lelang beserta persyaratan lelang dimana pengumuman proses
lelang akan diumumkan melalui internet, koran, maupun rekan-rekan owner.
Adapun batasan-batasan nilai pelelangan yang ditetapkan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 70 tahun
2012 tentang perubahan kedua atas Perpres nomor 54 tahun 2010 tentang
pengadaan barang/jasa pemerintah.
Perpres baru ini mengatur kenaikan batas nilai pengadaan langsung
barang/jasa pemerintah. Perpres ini ditandatangani Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sejak 31 Juli dan diundangkan menteri Hukum dan HAM pada
tanggal 1 Agustus 2012.
a. Proses pelelangan.
- Pengambilan dokumen lelang.
- Pembentukan team pelaksana lelang (TPL).
- Membaca dan mempelajari dokumen lelang.
- Aanwijzing kantor dan lapangan.
- Pelajari lebih dalam dokumen lelang.
- Survey lapangan detail.
- Perhitungan volume.
- Metode kerja.
- Sub-kontraktor.
- Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
- Pembuatan pra rencana mutu proyek.
- Plafond harga penawaran.
- Proses komputer.
- Jaminan bank, referensi bank dan syarat-syarat administrasi.

12
- Memperhitungkan kemampuan lawan.
- Perhitungan mark up.
- menyusun, pengecekan dan pemasukan peawaran.
- Laporan hasil lelang atau tender, dan
- Data-data tetap.
b. Syarat-syarat pelelangan
- Telah melunasi kewajiban pajak setahun terakhir.
- Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan surat pengukuhan
pengusaha kena pajak (SPPKP) Telah memenuhi kewajiban perpajakan
terakir surat pemberitahuan tahunan (SPT) tahunan.
- Membuat pernyataan tertulis bahwa, salah satu atau semua pengurus dan
badan usahanya tidak masuk daftar hitam memiliki sertifikat BPJS
ketenaga kerjaan (sertifikat, bukti setotan).
- Memiliki akta pendirian perusahaan dan perubahannya bila ada, dan untuk
badan usaha berbadakan hukum telah terdaftar dan terigrestasi di
kementrian hukum dan HAM RI.
- Memenuhi sisa kemampuan paket sasaran kerja pegawai (SKP).
- Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai pemyedia jasa
pelaksanaan konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakir, baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi penyedia usaha kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga)
tahun.
- Memiliki pengalaman pada subbidang pelaksanaan konstruksi jalan raya
(memiliki lingkungan yang sejenisdengan yang dilelangkan dan setara
dengan jalan nasiaonal/privinsi/kabupaten) dengan kemampuan dasar
(KD) sebesar minimal sama dengan nilai harga perkiraan sendiri (HPS)
yang di buktikan dengan kontrak dan provisional hand over (PHO) jika
sudah berakhir masa pemeliharaannya, diharapkan melampirkan SCAN
asli untuk pengalaman pekerjaan yang sudah selesai, tanggal PHO
terhitung sejak selambat-lambatnya batas akhir pemasukan penawaran.

13
- Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah untuk
mengikuti pengadaan pelelangan tersebut sebesar paling kurang 10% dari
nilai paket (HPS), akan dilakukan konfirmasi faktual secara resmi terhadap
dukungan bank tersebut kepada bank penerbit, sehingga tidak hanya
sebagai kelengkapan surat penawaran persyaratan administrasi pelelangan
belaka akan tetapi merupakan dukungan keuangan rill dari bank tanpa
syarat-syarat hasil, konfirmasi faktual dapat menggugurkan penawaran,
jika hanya sebagai kelengkapan administrasi saja atau bersyarat.
- Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik
dilingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak, kecuali bagi penyedia usaha kecil yang baru berdiri kurang
dari 3 (tiga) tahun.
- Memiliki dan menyampaikan sertifikat manajemen mutu perusahaan
(SNI/ISO 9001:2008), dan sertifikat manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) (OHSAS 18001:2007).
- Untuk peserta yang melakukan kemitran/kerjasama operasi (KSO)
formulir kualifikasi dan Pakta Integritas ditandatangani oleh seluruh
anggota KSO, kecuali leadfirm cukup mengisi data kualifikasi pada data
isisan kualifikasi melalui sistem pengadaan secara elektronik (SPSE),
hanya dicantumkan apabila membolehkan KSO.
- Memiliki tenaga teknis dengan kualifikasi keahlian sesuai dengan yang
tertuang dalam dokumen pengadaan lembar data pemilihan dan lembar
data kualifikasi (LDP dan LDK).
- Memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan sesuai dengan yang
tertuang dalam dokumen pengadaan (LDP dan LDK).
- Menyampaikan pekerjaan yang sedang dilakasanakan (jika ada).
- Dalam hal proses pemilihan penyedia jasa dilaksanakan mendahului
pengesahan dewan pertimbangan agung (DPA) dan alokasi anggaran
dalam DPA tidak disetujui atau ditetapkan kurang dari nilai pengadaan
barang/jasa yang diadakan, maka proses pemilihan penyedia jasa

14
dilanjutkan ketahap penandatanganan kontrak setelah dilakukan revisi
DPA atau proses pemilihan penyedia jasa dibatalkan demi hukum dan
peserta tidak dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
- Batasan-batasan nilai pelelangan menurut (perpres nomor 70 tahun 2012)
- Kenaikan batas nilai pengadaan langsung barang/pekerjaan/konstruksi Jasa
dan lainnya (yang semula s.d. Rp100 juta menjadi s.d. Rp 200 juta).
- Kenaikkan batas nilai pelelangan sederhana dan pemilihan langsung yang
semula s.d. Rp 200 juta menjadi s.d. Rp 5 miliar.
- Untuk mempercepat proses pengadaan, jawaban sanggahan banding dapat
dilakukan oleh pejabat eselon I atau pejabat eselon II yang mendapatkan
penugasan dari menteri/kepala lembaga.
- Penambahan pengaturan untuk pengadaan yang bersifat khusus di bidang
keuangan terkait pengelolaan utang, yang diatur lebih lanjut oleh menteri
keuangan.
- Kepemilikan sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa dikecualikan untuk
pejabat pembuat komitmen (PPK )yang dibuat oleh eselon 1 atau 2, atau
PPK pada pemerintah daerah yang dirangkap oleh pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran (PA/KPA),semula semua PPK wajib
memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa.
- Persetujuan kontrak tahun jamak untuk kegiatan yang nilai kontraknya
Sampai dengan Rp 10.000.000.000,00 bagi kegiatan penanaman benih,
bibit, penghijauan, pelayanan perintis/darat/laut/udara, makanan dan obat
dirumah sakit, makanan untuk narapidana dilembaga pemasyarakatan,
pengadaan pita cukai, layanan pembuangan sampah, dan pengadaan jasa
cleaning service, dilakukan oleh menteri/pimpinan lembaga terkait semula
semua kegiatan kontrak tahun jamak harus melalui persetujuan menteri
keuangan.
- Penegasan bahewa pihak yang dapat melakukan sanggahan adalah peserta
yang memasukkan penawaran.

2.2.4 Tenaga Kerja

15
Pada pelaksanaan proyek konstruksi ini, kontraktor menunjuk langsung
seorang kepala tukang untuk mengatur para tukang dan pekerja dalam bekerja.
Kepala tukang seara langsung bertanggung jawab kepada kontraktor terhadap
segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerja. Untuk kelancaran
kerja,kontraktor menempatkan seorang pengawas yang bertugas mengawasi setiap
pekerjaan dan kebutuhan bahan bangunan.
Tenaga kerja yang dipakai pada proyek ini berasal dari dalam dan luar
Aceh, diantaranya dari Bandung. Pada pekerjaan lapangan, jumlah pekerja
disesuaikan dengan item pekerjaan yang sedang dilakukan. Saat suatu pekerjaan
sedang tinggi kuantitasnya, pekerja akan lebih difokuskan pada pekerjaan
tersebut. Penginapan untuk pekerja dari luar disediakan di lokasi proyek oleh
kontraktor. Kegiatan pekerjaan proyek dilaksanakan menurut keahliannya masing-
masing. Waktu kerja ditentukan, yaitu :
a. Pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.
b. Istirahat dari pukul 12.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB.
c. Dan dimulai kembali pada siang hari pukul 13.00 WIB sampai
dengan pukul 17.00 WIB.
d. Lembur di mulai Pukul 17.00 WIB sampai dengan pukul 22.00
WIB.
Upah kerja dibayar kontraktor kepada kepala tukang, sedangkan kepala
tukang membayar upah bulanan kepada pekerja yang masing-masing berbeda
menurut keahlian, kemampuan dan kerjanya. Selain itu tenaga kerja dibekali
dengan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang terdiri dari safety helmet,
sepatu boot, dan safety belt.

2.2.5 Penjadwalan Proyek


Proyek Pembangunan Duplikasi Jembatan Kr. Pante Raja dimulai pada
tanggal 08 Mei 2020 dan berakhir pada tanggal 31 Maret 2021 sedangkan penulis
mulai melaksanakan Kerja Praktek pada tanggal 15 Oktober 2020 dan berakhir
pada 15 Desember 2020. Selama melaksanakan kerja praktek tersebut penulis
menilai pelaksanaan proyek pembangunan tersebut sangat cepat, dikarenakan

16
sesuai tinjauan yang sudah ditetapkan oleh Prodi, adapun yang ditinjau oleh
mahasiswa ialah, Puer Pire, Kolom Pire dan Plat Lantai Jembatan. Perkerjaan
proyek ini mengejar target yang sudah ditetapkan di bulan Maret 2021.

2.2.6 Kedudukan Penulis


Berdasarkan surat pengantar dari Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Aceh, nomor 086/UM MS.FT-TS/X/2020,
penulis ditempatkan pada pihak kontraktor pelaksana yaitu perusahaan PT.
Takabeya Perkasa Group adalah perusahaan jasa konstruksi yang bergerak dalam
bidang jasa konstruksi. Kegiatan ini lebih kurang selama 2 (dua) bulan, dari
tanggal 15 Oktober 2020 sampai dengan. 15 Desember 2020.

2.2.7 Penunjukan Pelaksanaan Pekerjaan


Proyek Pembangunan Duplikasi Jembatan Kr. Pante Raja, maka untuk
menetapkan pelaksana proyek diadakan pelelangan. Sistem pelelangan yang
dilakukan adalah sistem pelelangan umum, yang dilakukan secara terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui media masa atau papan pengumuman resmi.
Berdasarkan penawaran yang diajukan oleh para kontraktor yang ikut dalam
pelelangan umum ini yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara
luas, maka ditetapkan sebagai :
1. Pemenang :
a. Nama perusahaan : PT. Takabeya Perkasa Group, beralamat di Jl.
Medan – Banda Aceh Km. 217 Gp. Bireuen Mns.
Blang Kab. Bireuen.
b. Harga penawaran : Rp. 34.414.872.000, (Tiga Puluh Empat Miliar
Empat Ratus Empat Belas Juta Delapan Ratus
Tujuh Puluh Dua Ribu Rupiah).
Mengajukan penawaran kepada pemilik, kemudian tunggu penunjukan
pemenang dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, setelah berlaku masa proses
30 (tiga puluh) hari kalender pemenang ditentukan dan sejak itu tunggu masa
sanggah selama 7 (tujuh) hari kalender, bila pada masa tersebut tidak ada yang

17
sanggah maka pemenang dapat menandatangani kontrak kerja antara pemilik
pekerjaan dengan pemenang tender.
Dan langkah selanjutnya menunggu dikeluarkannya Gunning dan SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja) dari pihak pemilik pekerjaan dalam waktu seminggu
setelah mendapat Gunning dan SPMK di tangan pemenang, selanjutnya sudah
dapat diurus uang muka/termin sebesar 20 % dari nilai kontrak kerja dan uang
tersebut digunakan sebagai modal awal pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Langkah selanjutnya setelah SPMK dikeluarkan pemenang
mempersiapkan personil dan bahan/alat yang akan dimobilisasikan dalam waktu
60 (enam puluh) hari kalender.
Beberapa hal yang dimobilisasikan adalah :
- Personil (mulai dari G.S/General Intendent) sampai ke pekerjaan harian.
- Pembuatan direksi keet (rumah/kantor lapangan).
- Peralatan (mulai dari alat berat sampai alat ringan).

18

Anda mungkin juga menyukai