Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Perkembangan suatu daerah sangat di pengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi


daerah tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan suatu daerah
adalah tersedianya sarana dan prasarana perhubungan yang baik, yaitu jalan. Untuk
meningkatkan pembangunan di daerah-daerah, maka perlu di adanya pembangunan,
peningkatan jalan dan perbaikan serta perawatan atau pemeliharaan prasarana jalan
Peningkatan Jalan Meureuboe-Suka Ramai Kecamatan Makmur (DAK) agar
pengguna jalan dapat dengan aman dan nyaman pada saat melakukan perjalanan ke
suatu tempat. Suatu alternatif yang di laksanakan pemerintah Aceh untuk
meningkatkan sarana transportasi di salah satu Kecamatan di Makmur adalah
melakukan peningkatan Jalan Meureuboe-Suka Ramai Kecamatan Makmur (DAK) .
Merupakan paket yang dilaksanakan dalam anggaran tahun 2016. Sumber
dana pembangunan jalan tersebut berasal dari APBK – DAK Bireun Tahun 2016
NOMOR : 620/15.029/SP/PNK/VI/2016 dengan tanggal kontrak 15 Juni 2016. Yang
kemudian di adakan pelelangan yang di ikuti beberapa kontraktor. Pemenang yang
berhak pada proyek ini adalah PT.KRUENG MEUH dengan dana APBK – DAK
Rp,2.646.049.000; (Dua milyar enam ratus empat puluh enam juta empat puluh
Sembilan ribu rupiah). Masa pemeliharaan rekontruksi / pembangunan jalan adalah
180 (seratus delapan puluh) hari kelender. Apabila terjadi perubahan ketentuan
pemerintah dalam hal berakhirnya tahun anggaran akan di lakukan perubahan waktu
penyesuaian pekerjaan.

1.2 Struktur Organisasi Proyek


Proyek ini memiliki struktur organisasi yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya. Agar semua ini berjalan lancar maka semua unsur yang terkait telah
membuat kesepakatan untuk pekerjaan ini. Hubungan yang baik ini diharapkan dapat
terus berjalan sampai proyek tersebut selesai. Unsur yang terlibat dalam palaksanaan
pekerjaan ini adalah:

1
2

1.Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


2. Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan (PPTK)
3.Konsultan Perencana
4.Konsultan Pengawas
5.Pelaksana/ kontraktor

Untuk pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan,


maka diperlukan kerja sama antara unsur-unsur yang terlibat di dalamnya seperti
diperlihatkan pada gambar 1.1.

KPA

PPK

PPTK ( Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan)

KONSULTAN KONSULTAN PENYEDIA


PERENCANA PENGAWAS BARANG/JASA

Gambar 1.1 Skema Hubungan Kerja Secara Hukum

Secara teori dalam melaksanakan tugasnya pimpinan proyek dibantu oleh pengawas.
Masalah yang berhubungan dengan segi teknis di lapangan ditangani sepenuhnya
oleh direksi dan menyampaikan kepada pimpinan proyek mengenai kegiatan di
lapangan dan hal lainnya yang berhubungan dengan proyek.
Direksi berkuasa penuh untuk menegur kontraktor bila pekerjaan yang
dilaksanakan di lapangan menyimpang dari yang disyaratkan. Apabila teguran
direksi baik secara lisan maupun tulisan tidak dipatuhi oleh kontraktor maka direksi
dapat menghentikan seluruh pekerjaan.Masing-masing pihak melaksanakan tugasnya
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama. Berikut ini akan diuraikan
struktur organisasi dari masing-masing perusahaan.
3

1.2.1 Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


Tugas KPA adalah membuat gagasan untuk pekerjaan tersebut baik secara
perorangan atau kelompok yang mewakili suatu perusahaan atau suatu lembaga
pemerintah (Peraturan Presiden No. 4 tahun 2015). Diantara tugas dan tanggung
jawab Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) tersebut adalah:
1. Mengatur pelaksanaan dan tata cara kerja proyek.
2. Bertanggung jawab dengan baik dari segi fisik maupun keuangan proyek dan
kelancaran administrasi proyek.
3. Membentuk panitia lelang dan memutuskan pemenang pelelangan berdasarkan
usulan panitia pelelangan.
4. Menyetujui dan menetapkan pengaturan pembayaran dan serah terima pihak
pertama dan pihak kedua.
5. Menyetujui dan menetapkan waktu pelaksanaan proyek.
6. Mengadakan ikatan kontrak dengan konsultan, pengawas dan kontraktor.
Dinas Bina Marga Aceh selaku pemilik proyek telah melaksanakan
ketentuan tersebut, sehingga proses pengadaan proyek ini dapat terwujud.

1.2.2 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah pejabat pada unit kerja
yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
bidang tugasnya. Berdasarkan pasal 12 ayat (1) PP N0. 58 Tahun 2005, PA atau KPA
menunjuk pejabat pada unit kerja selaku PPTK untuk melaksanakan progam dan
kegiatan, dengan tugas mencakup pasal 12 ayat (2):
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan.
2. Melaporkan perkembangan pelaksana kegiatan.
3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.
Dengan demikian PPTK bertanggung jawab kepada PA/KPA (pasal 13 ayat
2). Perpres No. 54 tahun 2010 mengatur bahwa penanggung jawab dalam kegiatan
pengadaan barang/jasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), sedangkan
pelaksananya dilakukan oleh unit layanan pengadaan/pejabat pengadaan, tidak ada
kewenangan yang diatur dan diberikan kepada PPTK dalam pengadaan barang/jasa.
4

1.2.3 Konsultan Perencana


Menurut Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015, konsultan perencana
merupakan suatu badan yang ahli bidang perencana kontruksi. Dalam merencanakan
suatu proyek konsultan perencana harus mengawasi tujuan dibangunnya bangunan
tersebut, anggaran biaya yang tersedia dan juga keadaan lingkungan yang
berhubungan dengan perencanaan. Setelah memperoleh data-data tersebut barulah
dibuat gambar rencana, detail serta syarat-syarat dalam perencana proyek. Tugas dan
tanggung jawab perencana dalam melaksanakan proyek adalah:
1. Menyelidiki atau mensurvei keadaan tanah dan mengumpulkan data lapangan
yang telah didapatkan.
2. Merencanakan kontruksi gedung, arsitektur, struktur, elektikal, dan mekanikal,
pluming, site development dan lain-lainnya.
3. Membuat gambar rencana, detail dan lainnya.
4. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat, daftar perhitungan volume dan rencana
anggaran biaya.
5. Mempersiapkan seluruh dokumen proyek yang berisikan syarat-syarat khusus,
syarat-syarat umum, spesifikasi teknis, gambar bestek. penunjukan pelelangan dan
perkiraan waktu pelaksanaan.
6. Memberikan penjelasan pelaksanaan pekerjaan kepada pemborong (pelaksana)
pada waktu rapat penjelasan dan melaksanakan pengawasan berkala baik dari
segi struktur maupun arsitekturnya dalam pelaksanaan pekerjaan.
7. Mengurus izin prinsip data direktorat Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
Pada pekerjaan ini konsultan perencana mempunyai peranan yang penting
dan juga merupakan dasar dari pekerjaan tersebut. Dalam hal ini konsultan perencana
telah melakukan tugas seperti yang disebutkan. Dimulai dengan pekerjaan
pengukuran dan pemgumpulan data, membuat gambar rencana, membuat rencanan
kerja, membuat spesifikasi teknis, mengurus surat izin dan kemudian memberikan
penjalasan kepada pemborong atau pelaksana.

1.2.4 Konsultan Pengawas


5

Konsultan Pengawas merupakan suatu badan hukum yang di percaya oleh


pimpinan proyek, agar diperoleh suatu kualitas bangunan yang maksimal dan sesuai
dengan perencanaan. Adapun tugas dan tanggung jawab pengawas dalam mengawasi
pelaksanaan proyek adalah:
1. Mengawasi pembangunan proyek baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahan
bangunan yang sesuai dengan bestek.
2. Memeriksa dan menyetujui perubahan-perubahan penyesuaian desain yang terjadi
selama pelaksanaan pembangunan proyek atau persetujuan bersama.
3. Mengawasi kemajuan pekerjaan fisik konstruksi.
4. Mengawasi penetapan waktu pelaksanaan dalam penyelesaian proyek.
5. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan atas kemajuan pekerjaan.
6. Seksi tata usaha bertugas dalam administrasi teknis, laporan bulanan, laporan
triwulan, laporan berkala dan lain-lain.
7. Menyusun dokumen untuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan pendaftaran
gedung-gedung milik negara.
8. Membuat dan menyusun as built drawing.
9. Membuat progress report dan dokumen untuk serah terima pertama dan kedua
pekerjaan pelaksanaan.
10.Mengontrol pelaksanaan pengujian terhadap kualitas pekerjaan (quality control).
Untuk PT. Abdi Mitra Perdana Consultant sebagai konsultan pengawas pada
proyek ini yang tugas besarnya adalah mengawasi setiap item pekerjaan. Pengawas
melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah yang telah diberikan. Ini terbukti dari
pengawasan yang mereka lakukan pada setiap pekerjaan. Pengawas ini melakukan
pengawasan pada setiap proses pekerjaan awal di mulainya proyek Peningkatan Jalan
Leme – Peparik kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues.

1.2.5 Pelaksana/ kontraktor


Menurut Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015, pelaksana adalah suatu usaha
berbadan hukum yang didirikan berdasarkan akte notaris dan bergerak dibidang jasa
kontruksi yang disesuaikan menurut golongan keahlian serta kemampuan modal,
6

baik di pandang dari segi personil maupun peralatan yang dimilikinya. Tugas yang
harus dilakukan pelaksanaan adalah:
1. Mempersiapkan sarana penunjang untuk kelancaran pelaksana pekerjaan.
2. Mengerjakan pekerjaan berdasarkan gambar bestek dan sesuai dengan peraturan
yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Menempatkan
seorang pemimpin pelaksana atau tenaga ahli yang dapat menerima dan
memutuskan semua petunjuk dari direksi.
3. Menempatkan seorang pemimpin pelaksana atau tenaga ahli yang dapat menerima
atau memutuskan semua peunjuk dari direksi.
4. Menyelesaikan serta menyerahkan pekerjaan tepat pada waktu yang telah
ditetapkan dalam kontrak kerja.
5. Melakukan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung jawab
pelaksanaan.
6. Menyediakan bahan-bahan yang diperlukan; peralatan kerja dan tenaga kerja yang
dibutuhkan.
7. Mengurus IMB (Izin Mendirikan Bangunan )
Berdasarkan surat keputusan Pemerintah Aceh Dinas Bina Marga
NOMOR : : 620/15.029/SP/PNK/VI/2016 dengan tanggal kontrak 15 juni 2016
tentang penunjukan Pemborongan (Gunning) menetapkan PT. Krueng Meuh sebagai
pelaksana Pembangunan Peningkatan Jalan Meureuboe – Suka Ramai kecamatan
Makmur (DAK).
Untuk pekerjaan pelaksana ini dianggap telah sesuai dengan pekerjaan yang
disyaratkan dan melakukan pengawasan disetiap pekerjaan. Ini terbukti dari
ditempatkannya seorang tenaga ahli untuk pengawasan. Setiap pembangunan
pekerjaan selalu diawasi dan dipantau dengan menggunakan alat berupa Theodolit.
Ini dimaksudkan untuk menyesuaikan setiap pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana. Untuk penyediaan bahan juga telah dilakukan sesuai dengan perintah yang
disyarakan. Jika terdapat gambar yang kurang sesuai dengan kondisi lapangan maka
pelaksana mencari solusi agar pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan. Setelah mendapat
solusi yang baik, maka dibuatlah gambar sesuai kondisi yang ada untuk mendapatkan
persetujuan dari pemilik proyek.
7

1.3 Konsentrasi Tinjauan


Pekerjaan yang ditinjau adalah :
a. Lapis Pondasi Atas( base course).
Lapis pondasi atas (base course) adalah lapisan yang terletak di antara lapisan
pondasi bawah dan lapisan perkerasan / penutup. Tebal Lapisan Pondasi Atas
adalah 15 cm. Untuk pekerjaan
b. Lapisan Perkerasan / Penutup (Surface Course)
Lapisan Perkerasan atau Penutup (Surface Course), pekerjaan ini dihampar
di atas lapis pondasi aggregat kelas A yang telah dilapisi dengan lapis resap
pengikat. Pada pekerjaan lapis perkerasan menggunakan Aspal Concrete-
Binder Course yang terdiri dari campuran agregat kasar dan agregat halus dan
piler sebagai bahan pengisi. Tebal lapis perkerasan adalah 6 cm.Lapisan
permukaan dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga
menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya
tahan yang lama.Masalah yang terjadi adalah faktor buruknya cuaca pada saat
pengerjaan.

1.4 Tujuan Tinjauan


Tujuan tinjauan pada pekerjaan ini adalah untuk mengetahui tahapan-tahapan
dan proses pekerjaan, dimulai dari penyiapan material, penyimpanan material hingga
proses pengangkutan dan penghamparan material di lokasi pekerjaan proyek. Tujuan
tinjauan lain adalah untuk mengetahui proses penyiapan material yang dilakukan dan
kemudian membandingkan hasil pengamatan dengan teori yang didapat di bangku
perkuliahan

1.5 Hasil Tinjauan


Menurut pengamatan di lapangan untuk pekerjaan lapis pondasi atas pada saat
penghamparan material pada lapisan pondasi atas tebal hamparan material 18 cm,
setelah di padatkan menggunakan vibrator roller tebal lapis pondasi bawah 15 cm.
Proses perataan harus diulang beberapa kali agar permukaan dapat sesuai dengan
spek dan gambar rencana. Setelah material diratakan dan di gilas perlu dilakukan
8

penyiraman agar permukaan jalan tidak kering dan berdebu. Penyiraman dilakukan 2
kali dalam 1 hari. Proses penyiraman ini juga berfungsi untuk pemadatan, karena
dengan adanya penyiraman ini maka rongga-rongga antara agregat akan terpadatkan
dengan sendirinya.Setelah pemadatan selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan
hubungan antara hamparan baru dengan hamparan lama dengan cara
menghamparkan aspal cair (Prime Coat) yang diencerkan dengan cara emulsi
memakai air dengan perbandingan 2:3. (Volume) dilakukan dengan semprotan atau
ditaburkan dengan tipis.
Untuk Lapisan Perkerasan / Penutup (Surface Course) Suhu aspal pada saat
dimasak mencapai suhu 150ºC, kemudian dihamparkan kebadan jalan,
penghamparan awal dilakukan pada temperature 130 ºC dan di padatkan pada suhu
98 ºC sampai 110 ºC dengan Tandem Roller yang bekerja secara horizontal. Jarak
passing pemadatan adalah 100 m. setelah pamadatan dengan Tandem Roller selesai,
pekerjaan pemadatan dilanjutkan dengan menggunakan Pneumatic Tire Roller.

Anda mungkin juga menyukai