Anda di halaman 1dari 8

Uang muka dapat diberikan PPK  

kepada Penyedia untuk semua jenis Pengadaan


Barang/Jasa untuk Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan. Diantaranya :

1. mobilisasi barang/bahan/material/peralatan dan tenaga kerja;


2. pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
barang/bahan/material/peralatan; dan/atau
3. pekerjaan teknis yang diperlukan untuk persiapan pelaksanaan
pekerjaan

Kebijakan Uang Muka dalam Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia dalam
Peraturan LKPP No. 12 tahun 2021 menyebutkan :

”Besaran uang muka untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil, serta Koperasi :
a. nilai pagu anggaran/kontrak paling sedikit di atas Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) diberikan uang muka
paling rendah 50% (lima puluh persen);
b. nilai pagu anggaran/kontrak paling sedikit di atasRp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
2. 500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) dapat
diberikan uang muka paling rendah 30% (tiga puluh persen); dan
c. nilai pagu anggaran/kontrak paling sedikit di atas
2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah) diberikan uang muka paling tinggi 30% (tiga puluh persen).

Besaran uang muka untuk nilai pagu anggaran/kontrak lebih dari


Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) diberikan uang muka paling tinggi 20% (dua
puluh persen) dan
Besaran uang muka untuk nilai pagu anggaran/kontrak Kontrak tahun jamak diberikan Uang
muka paling tinggi 15% (lima belas persen). “
 

Kebijakan yang berbeda dengan kebijakan sebelum nya adalah Kebijakan Uang Muka yang
menunjukkan keberpihakan pada pengusaha mikro, usaha kecil serta koperasi. Dimana
Metode Pemilihan Pengadaan B/J  Pengadaan langsung atau Penunjukan Langsung dengan
menggunakan bentuk Kontrak SPK diberikan uang muka paling sedikit  50 %.

Sedangkan Untuk Kontrak untuk usaha kecil dengan Nilai Kontrak 200 Juta sampai 2,5 M
diberikan Uang Muka Paling Sedikit 30 %

Pemberian uang muka yang merupakan kewenangan PPK ini , menjadi hak Penyedia apabila
sudah tercantum di dalam kontrak.
PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Jalan Merdeka No.5 Telepon (0771) 21284, Kode Pos 29111
Email :disbudpar.tanjungpinang@gmail.com Website : www.disparbud.tanjungpinangkota.go.id

Mengenal Pre Award Meeting dan Pre Construction Meeting

Pre award meeting (PAM) atau rapat pra penunjukan, yaitu rapat yang membahas mengenai persiapan
penunjukan penyedia jasa. Dalam rangkaian proses panjang sebuah pemilihan penyedia jasa, Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang diberi
wewenang sesuai undang-undang untuk mengadakan perjanjian/kontrak dengan pihak Penyedia jasa.

Sebagai pejabat yang berwenang penuh terhadap penggunaan anggaran, KPA haruslah berhati-hati dalam
menunjuk penyedia jasa dan sebab itulah rapat pre award meeting (PAM) ini perlu dilakukan. 

PAM ini harus dilakukan sebelum tanda tangan kontrak antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
Penyedia Jasa.

Setelah penyedia jasa ditunjuk, KPA selaku pimpinan kegiatan pengadaan barang/jasa akan meminta pihak
Penyedia untuk segera melaksanakan pekerjaan proyek di lapangan. 

Namun, sebelum mereka bekerja di lapangan, penyedia jasa dan KPA beserta struktur organisasinya harus
melakukan rapat persiapan pelaksanaan pekeraan atau pre construction meeting (PCM).
Pelaksanaan PCM ini selambat-lambatnya dilakukan 7 hari (kalender) setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) ditandatangani KPA. Singkatnya, rapat PCM ini dilakukan sebelum pekerjaan lapangan/pelaksanaan
kontrak.

Fungsi PAM dan PCM

Kedua kegiatan rapat baik PAM dan PCM tersebut mempunyai fungsi yang sangat penting demi lancarnya
pelaksanaan proyek konstruksi. Berikut detail penjelasan dari fungsi PAM dan PCM.

Pre award meeting (PAM) berfungsi sebagai berikut :

1. Untuk menyamakan persepsi dan juga menemukan kesepakatan terhadap hal-hal spesifik yang
berhubungan dengan dokumen kontrak.
2. Sebagai bentuk tertib administrasi sebuah proyek dalam tahapan pekerjaannya, karena tahap
perencanaan dan tahap pemilihan Penyedia Jasa juga menjadi menjadi bagian integral dari kegiatan
proyek konstruksi.
3. Kedua belah pihak baik KPA dan Penyedia Jasa agar lebih profesional dan melihat seberapa jauh
mereka menguasai proyek pekerjaan yang sedang dipimpinnya. 

Pre award meeting (PAM) berfungsi sebagai berikut :

1. Untuk menyamakan persepsi dan juga menemukan kesepakatan terhadap hal-hal spesifik yang
berhubungan dengan dokumen kontrak.
2. Sebagai bentuk tertib administrasi sebuah proyek dalam tahapan pekerjaannya, karena tahap
perencanaan dan tahap pemilihan Penyedia Jasa juga menjadi menjadi bagian integral dari kegiatan
proyek konstruksi.
3. Kedua belah pihak baik KPA dan Penyedia Jasa agar lebih profesional dan melihat seberapa jauh
mereka menguasai proyek pekerjaan yang sedang dipimpinnya. 

Sementara itu, fungsi dilaksanakannya pre construction meeting berfungsi sebagai berikut :

1. Menjadi sarana perkenalan antara struktur organisasi KPA dengan struktur organisasi penyedia jasa.
Dalam kegiatan rapat pre construction meeting ini para asisten dan staf dari pihak KPA bisa saling
mengenal dengan para Tenaga Ahli dan supporting staff dari pihak Penyedia Jasa agar komunikasi terkait
pekerjaan selanjutnya lebih lancar.
2. Menjadi alat kontrol atas keseluruhan tahapan pembangunan. Pihak jajaran KPA dapat melakukan
identifikasi dan antisipasi terhadap proyek yang akan dikerjakan melalui pelaksanaan rapat PCM ini.
3. Menjadi alat legitimasi kedua belah pihak baik KPA maupun Penyedia jasa atas proses pekerjaan
proyek yang terjadi di lapangan. 

Item yang dibahas dalam  pre award meeting  adalah sebagai berikut :

1. Ketentuan terkait dengan jumlah persentase nilai jaminan pelaksanaan, termasuk masa berlaku dan
batas waktu penyerahan jaminan pelaksanaan;
2. Jenis asuransi yang digunakan dimana harus diserahkan sebelum pelaksanaan tanda tangan
kontrak/perjanjian;
3. Harga satuan timpang;
4. Ketentuan perhitungan eskalasi biaya pada proyek;
5. Hal-hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat evaluasi penawaran (evaluasi administrasi,
teknis, dan harga); dan lain sebagainya.
 
Hasil rapat PAM ini kemudian dituangkan dalam notulen rapat dan juga dalam Berita Acara Pre
Award Meeting.

Sedangkan item pembahasan pre construction meeting adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan Program mutu;


2. Rencana K3 Kontrak;
3. Organisasi kerja;
4. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
5. Jadwal pelaksanaan pekerjaan, termasuk juga uraian tentang metode pelaksanaan pekerjaan;
6. Jadwal pengadaan bahan/material, termasuk mobilisasi peralatan dan tenaga kerja;
7. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan;
8. Sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi setempat mengenai rencana kegiatan proyek.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh Peserta dalam rapat PCM secara detail adalah:

1. Dalam rapat pre construction meeting masing-masing pihak dalam hal ini PPK bersama dengan
Penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan harus berperan aktif terhadap hal-hal yang sangat
mungkin terjadinya dualism pengertian terhadap klausul-kalusul dokumen kontrak (termasuk Nilai
Kontrak, TOR atau Kerangka Acuan Kerja (KAK), dan juga Spesifikasi Teknis dan Gambar Teknis). 
2. Masing-masing pihak harus menyamakan persepsi tentang pasal-pasal dan butir-butir yang tertuang
dalam dokumen kontrak, meliputi asuransi pekerjaan, pekerjaan tambah kurang (contract change order),
penyelesaian perselisihan, pemeliharaan pekerjaan, kompensasi, denda, pemutusan kontrak, dan hal-hal
lain yang dianggap perlu.

Hasil rapat PCM ini dituangkan dalam notulen rapat dan juga dalam Berita Acara Pre Construction
Meeting.
Tugas Site Engineering dalam Pekerjaan Proyek Konstruksi

Pengendalian pelaksanaan pekerjaan konstruksi haruslah dilakukan dengan cara mengevaluasi atau
memperbaiki setiap pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan berpedoman pada standar dan peraturan yang
berlaku. Tugas pengendalian pekerjaan konstruksi tersebut merupakan tanggungjawab utama dari seorang
site engineer yang bertujuan agar dicapai efisiensi pada setiap kegiatan. Seorang site engineer tersebut
harus memiliki kemampuan construction engineering, value engineering, dan time control yang baik.

Site engineer adalah pembantu tugas Project Manager (manager proyek) yang bertanggunjawab dalam
perencanaan teknis dan material konstruksi, termasuk menyediakan seluruh shop drawing, membuat
perhitungan konstruksi yang diperlukan, dan menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume
pekerjaan konstruksi. Site engineer bertanggungjawab kepada direksi, project manager (PM), dan Site
Manager (SE). Kedudukannya dalam struktur organisasi proyek adalah membawahi drafter, safety control,
dan administrasi sekretariat. 

Site engineer ini dipekerjakan untuk mempersiapkan atau menentukan site sebelum dimulainya pekerjaan
konstruksi, merencanakan proyek dan memastikan bahan material yang akan digunakan telah memenuhi
spesifikasi yang disepakati. Selain itu, site engineer melakukan koordinasi dalam penyusunan anggaran dan
rentang waktu pekerjaan konstruksi, dan yang terkahir adalah mengawasi pekerjaan pada bidang masing-
masing di lapangan.

Site engineer bertugas memberikan bantuan dan pertimbangan teknis kepada project manager terhadap
masalah teknis yang dihadapi di lapangan. Berikut ini selangkapnya mengenai tugas fungsi site
engineering adalah:

1. Menyusun schedule, metode pelaksanaan dan breakdown aktivitas bulanan dan mingguan.


2. Mengkoordinasikan kepada pemilik proyek (owner) mengenai penentuan schedule material dan
persetujuan bahan material apa saja yang akan digunakan dalam pekerjaan.
3. Menyusun dan menyediakan shop drawing.
4. Menentukan cara pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan murah.
5. Melakukan supervisi di lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan.
6. Menginformasikan adanya penyimpangan waktu dan biaya yang terjadi kepada Project Manager.
7. Mempersiapkan prosedur pelaksanaan untuk menjamin pencapaian sasaran kerja.
8. Mengajukan daftar kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pencapaian sasaran kerja
kepada Pemilik Proyek.
9. Melakukan monitoring secara intensif terhadap tahapan pelaksanaan kegiatan harian mingguan dan
laporan keuangan.
10. Melakukan koordinasi pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek secara periodik.
11. Mengevaluasi kualitas mutu dan menetapkan cara agar tidak terjadi penyimpangan yang kemungkinan
akan terjadi.
12. Mempersiapkan data untuk menyusun schedule, meliputi item aktivitas kegiatan, jangka waktu, bahan
dan peralatan.
13. Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering (VE).

erikut ini adalah tugas dan wewenang tiap bagian dalam Struktur Organisasi Proyek:

1. Project Manager (PM)


Tugas dan tanggung jawab dari Project Manager  adalah:

 Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan jasa manajemen proyek konstruksi


 Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan pengawas terkait dengan kegiatan
pelaksanaan proyek.
 Membuat dan mengontrol time schedule poyek yang akan dilaksanakan.
 Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan.
 Membuat dan mengatur perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek
 Melaksanakan, mengkoordinir, dan mengontrol kegiatan operasional pelaksanaan proyek
 Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat usulan, permintaan, pembelian,
pemakaian dan pembayaran untuk kebutuhan proyek konstruksi.
 Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yang berkaitan dengan kebutuhan
proyek.
 Menandatangani laporan bulanan terkait dengan pelaksanaan proyek konstruksi.
 Mengajukan dan menandatangani pekerjaan tambah atau kurang/contract change
order (CCO) kepada owner jika diperlukan.

2. Site Engineer
Tugas dan tanggung jawab dari Site Engineering adalah:

 Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan segera
setelah dokume kontrak ditandatangani. 
 Memberikan petunjuk (rekomendasi) kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan
usulan desain konstruksi dan data pendukung yang diperlukan. Dan juga mencarikan solusi atas
permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak.
 Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dipenuhi dengan baik dan sesuai
dengan ketentuan.
 Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan
 Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan terlambat sesuai
dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani.
 Mengatur/membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor agar
dicapai efisiensi pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani).
 Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium.
 Melakukan pengecekan terhadap hasil laporan pengujian serta analisanya.

3. Structure Engineering

Tugas dan tanggung jawab dari Structure Engineering adalah :

 Menjalankan tugas yang diberikan oleh Site Engineer


 Menganalisa struktur yang sudah diberikan oleh pihak Konsultan
 Membuat perhitungan struktur untuk dikerjakan oleh mandor
4. Architect Engineering

Tugas dan tanggung jawab dari Architect Engineering adalah :

 Menganalisa gambar yang sudah dibuat oleh Drafter


 Memperbaiki hasil gambar untuk diberikan kepada atasan
 Membuat Shop Drawing yang dapat dimengerti oleh mandor
5. Quality Control

Tugas dan tanggung jawab dari Quality Control  adalah:


 Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan ke dalam monthly certificate (MC) atau laporan
bulanan.
 Memeriksa kualitas bahan material yang akan digunakan agar sesuai dengan spesifikasi yang terdapat di dalam
dokumen kontrak.
 Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk mendukung data kuantitas setiap bulannya.
 Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam setiap item pekerjaan.
 Memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap bahan material yang digunakan.
 Melakukan pengujian terhadap komposisi material yang akan dipergunakan.

Baca juga: Syarat Pendidikan Quality Control


6. Drafter

Tugas dan tanggung jawab dari Drafter  adalah:


 Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.
 Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
 Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
 Membuat gambar akhir pekerjaan/as built drawing.
7. Quantity Engineer (QE)
Tugas dan tanggung jawab Quantity Engineer adalah :
 Melaksanakan tugas pengawasan tehadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai dengan kuantitas yang telah
ditentukan.
 Tidak menerima pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja
(RAB).
 Membuat laporan tertulis kepada pelaksana pekerjaan atas hal-hal yang menyangkut pengendalian kuantitas.
 Membantu pelaksanaan kegiatan dalam mempersiapkan proses serah terima khususnya terlibat dalam hal
pelaporan jenis dan kuantitas hasil akhir pelaksanaan kerja kontraktor secara menyeluruh.

8. Staff Akutansi
Tugas dan tanggung jawab dari Staff Akutansi adalah :

 Membuat dan menyusun buku kas umum beserta buku penunjangnya, termasuk mengelola kas
kecil.
 mengolah data yang bersifat kearsipan yang menyangkut dengan pembukuan.
 Bertanggung jawab atas kas proyek yang diamanatkan oleh pimpinan proyek.
 Membuat laporan periodik mengenai penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran serta bertanggung
jawab sepenuhnya atas pengolahan keuangan proyek.
 Membuat dan menyusun Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pembangunan (SPJP)
9. Administrasi dan Umum

Tugas dan tanggung jawab Administrasi dan Umum adalah :


 Mempersiapkan dan menyediakan semua kebutuhan perlengkapan administrasi dan alat-alat kantor untuk
menunjang kelancaran proyek konstruksi.
 Membantu kepala pelaksana bagian proyek dan mengkoordinasi serta mengawasi tata laksana administrasi.

10. Mechanic

Tugas dan tanggungjawab mechanic adalah :

 Memodifikasi, mengembangkan, menguji, atau menyesuaikan mesin dan peralatan.


 Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas & kuantitas) hasil kemajuan pekerjaan di lapangan
untuk bidang Mekanikal Bangunan
 Merancang dan menerapkan modifikasi peralatan secara cost-effective
 Membahas dan memecahkan masalah kompleks dengan departemen manufaktur, sub-kontraktor,
supplier dan pelanggan
 Mengelola proyek dengan menggunakan prinsip rekayasa dan teknik

11. Operator Tower Crane

Tugas dan tanggung jawab Operator Tower Crane:

 Mengoperasikan tower crane sesuai dengan titik-titik lokasi pekerjaan.


 Mengangkut dan meletakkan bahan material/barang menggunakan tower crane
 Memindahkan alat atau material yang berada di lapangan sesuai dengan instruksi kepala pelaksana
pekerjaan.
 Menjaga dan merawat tower crane agar selalu dapat beroperasi dengan baik
12. Chief Inspector

Tugas dan tanggung jawab Chief Inspector adalah :


 Melakukan pengawasan terhadap setiap item pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor agar pekerjaan tersebut
sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani.
 Menyampaikan laporan harian tentang pekerjaan kepada site engineering.
 Melaksanakan pengarsipan atas dokumen surat-menyurat, laporan harian, laporan bulanan, jadwal kemajuan
pekerjaan dan lain-lain.
 Membantu pekerjaan site engineer dalam menyiapkan data untuk “Final Payment”.
13. Supervisor

Tugas dan tanggung jawab dari Supervisor adalah :


 Mengatur dan mengorganisir staf bawahan
 Menjelaskan job description dengan baik agar mudah dipahami oleh staf bawahan
 Memberikan pengarahan/briefing rutin kepada staf di bawahnya
 Mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan yang ditugaskan kepada para staf bawahannya
 Memberikan motivasi agar tetap semangat bekerja dalam kondisi apapun kepada semua staf di
bawahnya

Baca juga:  Pengertian Supervisor dan Tugasnya Secara Lengkap

14. Surveyor

Tugas dan tanggung jawab dari Surveyor adalah :

 Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya pengukuran topografi lapangan dan
penentuan koordinat bangunan.
 Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan benchmark, center line, titik
elevasi tanah asli dari border line.
 Menentukan titik elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai  basement, agar proses galian dan
urugan tanah sesuai dengan perencanaan konstruksi.
 Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang telah dihitung untuk mencari
lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
 Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal dan horizontal. sesuai
dengan gambar rencana.
 Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada kepala proyek.
 Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik beserta perlengkapannnya.
 Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.

15. General Affair (GA)

Tugas dan tanggung jawab dari General Affair (GA) adalah:

 Mewakili perusahaan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar seperti Owner, MK, dan Konsultan.
 Melengkapi semua kebutuhan operasional termasuk seluruh dokumen pada internal
perusahaan demi kelancaran kerja perusahaan secara menyeluruh.
 Bertanggung jawab dalam mendata, memelihara dan merawat seluruh aset perusahaan yang telah
dibeli.
16. Petugas Logistik

Tugas dan tanggung jawab bagian logistik proyek adalah :

 Mensurvei data jumlah alat dan bahan material yang dibutuhkan. Setelah itu, mencari harga alat
bahan material tersebut ke beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih
harga bahan terbaik dan memenuhi spesifikasi dan kualitas yang telah ditetapkan.
 Melakukan pembelian alat dan bahan material ke supplier atau toko bahan bangunan.
 Menyiapkan dan mengelola tempat penyimpanan (gudang). Petugas Logistik bertanggung jawab
atas penyimpanan alat dan bahan material yang sudah didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata
rapi dan terkontrol dengan baik.
 Menganalisis dan bertanggung jawab atas Sistem Rantai Pasok yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pembangunan.
 Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek terkait dengan jumlah
dan jadwal pendatangan bahan yang dibutuhkan pada masing-masing item pekerjaan konstruksi.
17. Safety Supervisor dan Safety, Health, and Environment (SHE)

Tugas dan tanggung jawab dari Safety Supervisor dan SHE adalah :

 Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasian agar tercipta lingkungan kerja yang sehat.
 Memastikan berjalannya program dan membuat dokumentasinya.
 Membuat laporan dan menganalisis data statistik SHE.
 Melakukan peninjauan risiko assessment, SOP/SWP dan JSA.
 Memeriksa pada peralatan kerja apakah terdapat aus atau tidak, dan juga memerika kondisi kesehatan tenaga
kerja dan lingkungan kerja.
 Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan.
 Mencegah dan melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan melakukan penyelidikan penyebabnya.
 Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP.
 Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban dan sesuai dengan sistem operasi perusahaan.

Demikianlah penjelasan mengenai struktur organisasi proyek yang merupakan suatu badan yang
menggambarkan jabatan atau kedudukan dari suatu kerja atau jabatan yang tertinggi sampai pada yang
paling rendah. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai