Kebijakan Uang Muka dalam Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia dalam
Peraturan LKPP No. 12 tahun 2021 menyebutkan :
”Besaran uang muka untuk Usaha Mikro, Usaha Kecil, serta Koperasi :
a. nilai pagu anggaran/kontrak paling sedikit di atas Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) diberikan uang muka
paling rendah 50% (lima puluh persen);
b. nilai pagu anggaran/kontrak paling sedikit di atasRp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
2. 500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) dapat
diberikan uang muka paling rendah 30% (tiga puluh persen); dan
c. nilai pagu anggaran/kontrak paling sedikit di atas
2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah) diberikan uang muka paling tinggi 30% (tiga puluh persen).
Kebijakan yang berbeda dengan kebijakan sebelum nya adalah Kebijakan Uang Muka yang
menunjukkan keberpihakan pada pengusaha mikro, usaha kecil serta koperasi. Dimana
Metode Pemilihan Pengadaan B/J Pengadaan langsung atau Penunjukan Langsung dengan
menggunakan bentuk Kontrak SPK diberikan uang muka paling sedikit 50 %.
Sedangkan Untuk Kontrak untuk usaha kecil dengan Nilai Kontrak 200 Juta sampai 2,5 M
diberikan Uang Muka Paling Sedikit 30 %
Pemberian uang muka yang merupakan kewenangan PPK ini , menjadi hak Penyedia apabila
sudah tercantum di dalam kontrak.
PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Jalan Merdeka No.5 Telepon (0771) 21284, Kode Pos 29111
Email :disbudpar.tanjungpinang@gmail.com Website : www.disparbud.tanjungpinangkota.go.id
Pre award meeting (PAM) atau rapat pra penunjukan, yaitu rapat yang membahas mengenai persiapan
penunjukan penyedia jasa. Dalam rangkaian proses panjang sebuah pemilihan penyedia jasa, Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang diberi
wewenang sesuai undang-undang untuk mengadakan perjanjian/kontrak dengan pihak Penyedia jasa.
Sebagai pejabat yang berwenang penuh terhadap penggunaan anggaran, KPA haruslah berhati-hati dalam
menunjuk penyedia jasa dan sebab itulah rapat pre award meeting (PAM) ini perlu dilakukan.
PAM ini harus dilakukan sebelum tanda tangan kontrak antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
Penyedia Jasa.
Setelah penyedia jasa ditunjuk, KPA selaku pimpinan kegiatan pengadaan barang/jasa akan meminta pihak
Penyedia untuk segera melaksanakan pekerjaan proyek di lapangan.
Namun, sebelum mereka bekerja di lapangan, penyedia jasa dan KPA beserta struktur organisasinya harus
melakukan rapat persiapan pelaksanaan pekeraan atau pre construction meeting (PCM).
Pelaksanaan PCM ini selambat-lambatnya dilakukan 7 hari (kalender) setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) ditandatangani KPA. Singkatnya, rapat PCM ini dilakukan sebelum pekerjaan lapangan/pelaksanaan
kontrak.
Kedua kegiatan rapat baik PAM dan PCM tersebut mempunyai fungsi yang sangat penting demi lancarnya
pelaksanaan proyek konstruksi. Berikut detail penjelasan dari fungsi PAM dan PCM.
1. Untuk menyamakan persepsi dan juga menemukan kesepakatan terhadap hal-hal spesifik yang
berhubungan dengan dokumen kontrak.
2. Sebagai bentuk tertib administrasi sebuah proyek dalam tahapan pekerjaannya, karena tahap
perencanaan dan tahap pemilihan Penyedia Jasa juga menjadi menjadi bagian integral dari kegiatan
proyek konstruksi.
3. Kedua belah pihak baik KPA dan Penyedia Jasa agar lebih profesional dan melihat seberapa jauh
mereka menguasai proyek pekerjaan yang sedang dipimpinnya.
1. Untuk menyamakan persepsi dan juga menemukan kesepakatan terhadap hal-hal spesifik yang
berhubungan dengan dokumen kontrak.
2. Sebagai bentuk tertib administrasi sebuah proyek dalam tahapan pekerjaannya, karena tahap
perencanaan dan tahap pemilihan Penyedia Jasa juga menjadi menjadi bagian integral dari kegiatan
proyek konstruksi.
3. Kedua belah pihak baik KPA dan Penyedia Jasa agar lebih profesional dan melihat seberapa jauh
mereka menguasai proyek pekerjaan yang sedang dipimpinnya.
Sementara itu, fungsi dilaksanakannya pre construction meeting berfungsi sebagai berikut :
1. Menjadi sarana perkenalan antara struktur organisasi KPA dengan struktur organisasi penyedia jasa.
Dalam kegiatan rapat pre construction meeting ini para asisten dan staf dari pihak KPA bisa saling
mengenal dengan para Tenaga Ahli dan supporting staff dari pihak Penyedia Jasa agar komunikasi terkait
pekerjaan selanjutnya lebih lancar.
2. Menjadi alat kontrol atas keseluruhan tahapan pembangunan. Pihak jajaran KPA dapat melakukan
identifikasi dan antisipasi terhadap proyek yang akan dikerjakan melalui pelaksanaan rapat PCM ini.
3. Menjadi alat legitimasi kedua belah pihak baik KPA maupun Penyedia jasa atas proses pekerjaan
proyek yang terjadi di lapangan.
Item yang dibahas dalam pre award meeting adalah sebagai berikut :
1. Ketentuan terkait dengan jumlah persentase nilai jaminan pelaksanaan, termasuk masa berlaku dan
batas waktu penyerahan jaminan pelaksanaan;
2. Jenis asuransi yang digunakan dimana harus diserahkan sebelum pelaksanaan tanda tangan
kontrak/perjanjian;
3. Harga satuan timpang;
4. Ketentuan perhitungan eskalasi biaya pada proyek;
5. Hal-hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat evaluasi penawaran (evaluasi administrasi,
teknis, dan harga); dan lain sebagainya.
Hasil rapat PAM ini kemudian dituangkan dalam notulen rapat dan juga dalam Berita Acara Pre
Award Meeting.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh Peserta dalam rapat PCM secara detail adalah:
1. Dalam rapat pre construction meeting masing-masing pihak dalam hal ini PPK bersama dengan
Penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan harus berperan aktif terhadap hal-hal yang sangat
mungkin terjadinya dualism pengertian terhadap klausul-kalusul dokumen kontrak (termasuk Nilai
Kontrak, TOR atau Kerangka Acuan Kerja (KAK), dan juga Spesifikasi Teknis dan Gambar Teknis).
2. Masing-masing pihak harus menyamakan persepsi tentang pasal-pasal dan butir-butir yang tertuang
dalam dokumen kontrak, meliputi asuransi pekerjaan, pekerjaan tambah kurang (contract change order),
penyelesaian perselisihan, pemeliharaan pekerjaan, kompensasi, denda, pemutusan kontrak, dan hal-hal
lain yang dianggap perlu.
Hasil rapat PCM ini dituangkan dalam notulen rapat dan juga dalam Berita Acara Pre Construction
Meeting.
Tugas Site Engineering dalam Pekerjaan Proyek Konstruksi
Pengendalian pelaksanaan pekerjaan konstruksi haruslah dilakukan dengan cara mengevaluasi atau
memperbaiki setiap pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan berpedoman pada standar dan peraturan yang
berlaku. Tugas pengendalian pekerjaan konstruksi tersebut merupakan tanggungjawab utama dari seorang
site engineer yang bertujuan agar dicapai efisiensi pada setiap kegiatan. Seorang site engineer tersebut
harus memiliki kemampuan construction engineering, value engineering, dan time control yang baik.
Site engineer adalah pembantu tugas Project Manager (manager proyek) yang bertanggunjawab dalam
perencanaan teknis dan material konstruksi, termasuk menyediakan seluruh shop drawing, membuat
perhitungan konstruksi yang diperlukan, dan menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume
pekerjaan konstruksi. Site engineer bertanggungjawab kepada direksi, project manager (PM), dan Site
Manager (SE). Kedudukannya dalam struktur organisasi proyek adalah membawahi drafter, safety control,
dan administrasi sekretariat.
Site engineer ini dipekerjakan untuk mempersiapkan atau menentukan site sebelum dimulainya pekerjaan
konstruksi, merencanakan proyek dan memastikan bahan material yang akan digunakan telah memenuhi
spesifikasi yang disepakati. Selain itu, site engineer melakukan koordinasi dalam penyusunan anggaran dan
rentang waktu pekerjaan konstruksi, dan yang terkahir adalah mengawasi pekerjaan pada bidang masing-
masing di lapangan.
Site engineer bertugas memberikan bantuan dan pertimbangan teknis kepada project manager terhadap
masalah teknis yang dihadapi di lapangan. Berikut ini selangkapnya mengenai tugas fungsi site
engineering adalah:
erikut ini adalah tugas dan wewenang tiap bagian dalam Struktur Organisasi Proyek:
2. Site Engineer
Tugas dan tanggung jawab dari Site Engineering adalah:
Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan segera
setelah dokume kontrak ditandatangani.
Memberikan petunjuk (rekomendasi) kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan terkait dengan
usulan desain konstruksi dan data pendukung yang diperlukan. Dan juga mencarikan solusi atas
permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak.
Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan dipenuhi dengan baik dan sesuai
dengan ketentuan.
Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan
Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan terlambat sesuai
dengan dokumen kontrak yang telah ditandatangani.
Mengatur/membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor agar
dicapai efisiensi pada setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani).
Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium.
Melakukan pengecekan terhadap hasil laporan pengujian serta analisanya.
3. Structure Engineering
8. Staff Akutansi
Tugas dan tanggung jawab dari Staff Akutansi adalah :
Membuat dan menyusun buku kas umum beserta buku penunjangnya, termasuk mengelola kas
kecil.
mengolah data yang bersifat kearsipan yang menyangkut dengan pembukuan.
Bertanggung jawab atas kas proyek yang diamanatkan oleh pimpinan proyek.
Membuat laporan periodik mengenai penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran serta bertanggung
jawab sepenuhnya atas pengolahan keuangan proyek.
Membuat dan menyusun Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pembangunan (SPJP)
9. Administrasi dan Umum
10. Mechanic
14. Surveyor
Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya pengukuran topografi lapangan dan
penentuan koordinat bangunan.
Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan benchmark, center line, titik
elevasi tanah asli dari border line.
Menentukan titik elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai basement, agar proses galian dan
urugan tanah sesuai dengan perencanaan konstruksi.
Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang telah dihitung untuk mencari
lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal dan horizontal. sesuai
dengan gambar rencana.
Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada kepala proyek.
Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik beserta perlengkapannnya.
Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.
Mewakili perusahaan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar seperti Owner, MK, dan Konsultan.
Melengkapi semua kebutuhan operasional termasuk seluruh dokumen pada internal
perusahaan demi kelancaran kerja perusahaan secara menyeluruh.
Bertanggung jawab dalam mendata, memelihara dan merawat seluruh aset perusahaan yang telah
dibeli.
16. Petugas Logistik
Mensurvei data jumlah alat dan bahan material yang dibutuhkan. Setelah itu, mencari harga alat
bahan material tersebut ke beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih
harga bahan terbaik dan memenuhi spesifikasi dan kualitas yang telah ditetapkan.
Melakukan pembelian alat dan bahan material ke supplier atau toko bahan bangunan.
Menyiapkan dan mengelola tempat penyimpanan (gudang). Petugas Logistik bertanggung jawab
atas penyimpanan alat dan bahan material yang sudah didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata
rapi dan terkontrol dengan baik.
Menganalisis dan bertanggung jawab atas Sistem Rantai Pasok yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pembangunan.
Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek terkait dengan jumlah
dan jadwal pendatangan bahan yang dibutuhkan pada masing-masing item pekerjaan konstruksi.
17. Safety Supervisor dan Safety, Health, and Environment (SHE)
Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasian agar tercipta lingkungan kerja yang sehat.
Memastikan berjalannya program dan membuat dokumentasinya.
Membuat laporan dan menganalisis data statistik SHE.
Melakukan peninjauan risiko assessment, SOP/SWP dan JSA.
Memeriksa pada peralatan kerja apakah terdapat aus atau tidak, dan juga memerika kondisi kesehatan tenaga
kerja dan lingkungan kerja.
Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan.
Mencegah dan melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan melakukan penyelidikan penyebabnya.
Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP.
Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban dan sesuai dengan sistem operasi perusahaan.
Demikianlah penjelasan mengenai struktur organisasi proyek yang merupakan suatu badan yang
menggambarkan jabatan atau kedudukan dari suatu kerja atau jabatan yang tertinggi sampai pada yang
paling rendah. Semoga bermanfaat.