Anda di halaman 1dari 38

METODOLOGI DAN

SPEFIKASI TEKNIS

2023
METODOLOGI SPEFIKASI TEKNIS

A. METODOLOGI SPEFIKASI TEKNIS


1. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Kerangka Pendekatan
Kerangka pendekatan yang digunakan dalam Pengawasan Pekerjaan
Lanjutan Tahap II Pembangunan Sekolah Satu Atap SD-SMP-SMA (Satap)
Terfones,Tahun Anggaran 2023 ini, adalah melalui pendekatan teoritis dan
pendekatan praktis.
 Pendekatan Teoritis
Pendekatan teoritis dilakukan dengan cara melaksanakan studi literatur (desk
study) terhadap faktor-faktor yang sangat kuat relevansinya dengan kegiatan
pekerjaan ini atau kajian terhadap standard/kriteria/parameter perencanaan.
 Pendekatan Praktis
Pendekatan praktis dilakukan dengan cara melaksanakan survey lapangan pada
lokasi kegiatan. Pendekatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran nyata (kondisi, potensi dan permasalahan) dan untuk dapat
merumuskan berbagai kemudahan didalam upaya pelaksanaan kegiatan
supervisi.

Dari kedua pendekatan tersebut diatas, selanjutnya dapat dijabarkan dalam


bentuk identifikasi dan kajian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk pekerjaan Pengawasan Pekerjaan
Lanjutan Tahap II Pembangunan Sekolah Satu Atap SD-SMP-SMA (Satap)
Terfones,Tahun Anggaran 2023

b. Strategi Penanganan Pekerjaan


Strategi penanganan pekerjaan disusun dengan maksud agar pendekat-an yang
telah dibuat dapat mencapai tujuan dan sasaran sebagaimana yang telah
ditetapkan.

Strategi penanganan dimaksud, adalah :

 Secara intensif akan melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Tim Teknis/Tim
Pengarah, Aparat Pemerintah dan berbagai pihak lainnya yang terkait dan
peduli dengan kegiatan ini serta kontraktor pelaksana pekerjaan fisik. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya masukan, aspirasi,
koreksi dan saran-saran yang konstruktif untuk kepentingan kegiatan ini. Selain
itu, pada saat melaksanakan kegiatan ini akan lebih difokuskan pada aparat
dari institusi yang terkait langsung dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan prasarana dan sarana los pasar pharaa sentani baik ditingkat
kabupaten jayapura dimana lokasi proyek berada.
 Untuk efisiensi dan efektifitas waktu pelaksanaan pekerjaan, maka dalam
pelaksanaannya akan dilakukan pemberdayaan semua potensi yang ada, baik
sistem manajemen pelaksanaan pekerjaan, potensi keahlian yang dimiliki oleh
keseluruhan tim ahli, penelusuran literatur yang relevan, maupun
perangkat/peral atan pendukung pelaksanaan pekerjaan yang memadai.
2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Tugas utama Konsultan Perencana Teknik adalah menyiapkan informasi
berupa data teknik dan melaksanakan proses administrasi proyek,
melaksanakan pemeriksaan dan perencanaan secara terus- menerus, di
lapangan termasuk melakukan pengujian-pengujian, mengevaluasi dan
memperbarui data serta membuat laporan- laporan dan rekomendasi bagi
pemberi kerja.
Secara umum dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja bahwa konsultan
perencana merupakan institusi yang independen dalam membantu Dinas
Pendidikan Kabupaten Keerom pada saat melaksanakan pekerjaan
perencanaan yang mencakup pengendalian keuangan, waktu dan mutu
dengan rincian umum tugasnya sebagai berikut :
a. Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan
desain, persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.
b. Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam memahami
dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak terutama sehubungan dengan pemenuhan kewajiban
dan tugas kontraktor;
c. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “Kontrak Change Order”
dan Addendum, sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan
dan dibuat secara optimum;
d. Mengkoordinir pengumpulan data lapangan yang diperlukan dan dibuat
secara, menyusun perhitungan desain, membuat gambar desain dan
menyiapkan perintah-perintah kepada kontraktor, sehingga perubahan
tersebut dapat dilaksanakan;
e. Melaksanakan pengecekan secara cermat pengukuran dan perhitungan
volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran,
sehingga semua pengukuran pekerjaan, perhitungan volume dan
pembayaran didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak;
f. Melaporkan monitoring dan pengecekan secara terus-menerus
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan
pencapaian target fisik, serta usaha-usaha penanggulangan dan tindak
turun tangan yang diperlukan dengan terlebih dahulu
mengkonsultasikannya kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK)
g. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus menerus sehubungan
dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan serta menandatangani
“Monthly Certificate (MC)” apabila mutu dan pelaksanaan pekerjaan
telah memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang ditentukan;

h. Melaksanakan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar


terlaksana : Sub Drawing yang menggambarkan secara terinci setiap
bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor, serta
membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) meneruskan
gambar-gambar tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Keerom.
i. Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) menyusun laporan
perencanan tentang kegiatan-kegiatan pelaksanaan pekerjaan untuk
dilaporkan kedinas terkait kabupaten jayapura Tahun 2022 ;
j. Menyusun Laporan akhir perencanaan mencakup laporan kemajuan
pekerjaan dan perencanaan serta masalah-masalah yang di temui
dilapangan;
k. Menyusun Laporan Akhir (Final Report) yang berisi ringkasan konstruksi
yang telah dilaksanakan, rekomendasi untuk pemeliharaan yang akan
datang, segala permasalahan teknis yang muncul selama pelaksanaan,
persoalan yang mungkin akan timbul bila ada, dan berbagai macam
perbaikan yang diperlukan di masa datang;
l. Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam
melaksanakan Pengawasan Pekerjaan Lanjutan Tahap II
Pembangunan Sekolah Satu Atap SD-SMP-SMA (Satap)
Terfones,Tahun Anggaran 2023 terutama dalam menyusun
perencanaan.

a. Masa Pra Pelaksanaan


 Persiapan dan Mobilisasi Konsultan
Dalam hal ini konsultan perencanaan akan
menyiapkan :
 Personil/tenaga ahli dan tenaga pendukung. Apabila ada
penggantian personil terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Dinas Perindustrian dan perdagangan kabupaten jayapura
sebagai Pengguna Jasa.
 Kantor berikut perlengkapannya, kendaraan dan fasilitas
penunjang lainnya
 Peralatan/alat-alat ukur dan laboratorium dalam hal ini bukan
alat laboratorium yang lengkap tetapi hanya peralatan
pendukung pelaksanaan kerja karena yang menyiapkan lebih
lengkap Kontraktor.
 Peta, data dan peral atan penunjang
 Fasilitas akomodasi dan transportasi untuk kebutuhan Proyek.

 Rapat Pra Konstruksi


Secara umum walaupun hanya berbentuk suatu rapat, Rapat Pra
Konstruksi adalah tahapan penting untuk melaksanakan pekerjaan
supaya sesuai dokumen kontrak karena merupakan koordinasi awal
yang dihadiri oleh semua pihak pelaksana pekerjaan meliputi
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Dinas-Dinas Terkait,
Kontraktor dan Konsultan perencana. Dengan demikian semua pihak
akan memberikan tanggapan tata cara melaksanakan dan apresiasi
terhadap dokumen kontrak.

Di dalam acara ini dijelaskan materi-materi berikut :


 Materi
 Organisasi Kerja
 Tata cara pengaturan pelaksanaan
 Review dan penyempurnaan terhadap schedule dikaitkan
dengan target volume, mutu dan waktu.
 Jadwal pengadaan bahan, alat dan mobilitas personil.
 Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
(mutual check), kordinasi dengan tim perencana.
 Menentukan lokasi bahan material (quarry), estimate quantity
dan rencana quality control bahan yang akan digunakan.
 Pendekatan terhadap masyarakat dan Pemda setempat.
 Penyusunan rencana kendali mutu proyek
 Penentuan titik BM bersama tim perencana

 Menyusun acara “Rekayasa Lapangan/Field Engineering” guna


penyesuaian gambar-rencana terhadap kebutuhan lapangan.
 Pemahaman mengenai keselamatan kerja, keselamatan
bangunan, keselamatan pengguna jalan beserta
penanganannya berupa asuransi-asuransi, peralatan-peral
atan keselamatan kerja dan pengaturan lalu lintasnya.
 Penjelasan dan pembahasan mengenai rencana base camp
dan penentuan instansi penguji independen.
 Pemahasan mengenai prosedur pelaporan, jenis-jenis laporan
yang harus dibuat oleh masing-masing pihak.
 Penjelasan mengenai prosedur penilaian
pekerjaan terlaksana dan prosedur pembayaran.
 Kesamaan pengertian terhadap pasal-pasal dokumen kontrak
 Pekerjaan tambah/kurang
 Termination atau force majeure
 Maintenance & protection of traffic
 Sub letting
 Asuransi
 Lainnya yang dianggap perlu
 Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur
 Reequest, approval & examination of works
Shop Drasing, As Buil Drawing
Monthly Certificate (MC)
PHO & FHO
Change Order, Addendum
Kesepakatan tentang tata cara dan prosedur
teknis pelaksanaan pekerjaan utama (major items).
Berdasarkan rapat ini semua pihak terutama instansi-instansi pelaksana
pekerjaan akan mempunyai pandangan yang sama terhadap sasaran,
tata cara dan detail-detail pelaksanaan sehingga semua pihak bisa
mendukung kelancaran pekerjaan.
b. Masa Pelaksanaan  Mobilisasi
Pada tahap ini Konsultan perencana Teknik akan melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan antara lain :
 Menyiapkan formulir- desain perencanaan yang diperlukan
dalam perencanaan pekerjaan.
 Memeriksa dan melengkapi data survei yang akan digunakan,
serta menentukan titik-titik lokasi survei di lapangan sesuai
dengan data tersebut.
 Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas di dalam tahapan
kegiatan pelaksanaan.
 Memeriksa dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan
batas lingkup.
 Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan
personil yang akan didatangkan, fasilitas Base Camp dan lokasi
penempatan peralatan.
 Memeriksa dan mempersiapkan cara perhitungan kuantitas dan
prosedur pemeriksaan mutu (quality control).
 Memeriksa dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material
yang disediakan oleh kontraktor.
 Membantu Pemberi Tugas untuk memeriksa dan memecahkan
masalah yang mungkin akan muncul, serta bertindak untuk
menghindari timbulnya klaim dari kontraktor.

 Reviw Design
Metodologi pelaksanaan Review Design, akan dibagi dalam
beberapa tahapan proses :
 Tahap Persiapan dan Survei Pendahuluan
Pekerjaan persiapan ini termasuk pengorganisasian personil dan
penyusunan rencana kerja, persiapan peralatan yang akan
digunakan untuk survei dan mobilisasi.

Survei pendahuluan ini bertujuan untuk mencari dan menentukan trase


jalan/wilayah pelebaran yang terbaik ditinjau dari segi teknis dan
ekonomi, mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi data-data
Survei Topografi, Hidrologi, Soil dan lainlain.

Untuk pelaksanaan Survei pendahuluan ini konsultan akan membentuk


tim untuk mencatat data-data yang diperlukan seperti :
 Data-data utilitas yang terletak/berada di Damija seperti :
PAM, PLN, GAS, Telkom, dll.
 Data lain yang diperlukan untuk bangunan pelengkap
lainnya.

 Data kondisi lereng berupa data properties tanah, data


topografi, serta data lain berupa daerah peruntukkan pada
lahan di sekitar lokasi longsor.
 Data banjir dan erosi.
 Bahan-bahan yang tersedia yang dapat menentukan macam
konstruksi yang paling menguntungkan.
 Data mengenai informasi harga satuan dan biaya hidup
sehari-hari.
 Data lain yang diperlukan serta usulan dari Dinas.

Selama Survei pendahuluan, konsultan perencana akan mengecek


semua data-data yang diperlukan tersebut dilapangan, memberi
koreksi-koreksi seperlunya serta mengambil keputusan apa yang
harus dilakukan pada saat desain.

Adapun tugas dari tim Survei pendahuluan ini antara lain :


 Mencatat kerusakan.
 Menentukan jenis pengujian mekanika tanah yang sesuai,
lokasi titik pengujian pada lereng tersebut serta perkiraan
jenis keruntuhan yang timbul.
 Menentukan jenis konstruksi yang sesuai dengan kondisi lokasi
pelaksanaan proyek.
 Menentukan tipe konstruksi yang paling baik untuk lokasi
tersebut sehubungan dengan material dan kondisi tanah.
 Mencatat informasi banjir serta erosi yang terjadi
 Menentukan titik referensi dari beton
 Mencatat material yang tersedia
 Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi
penting
 Data lain yang diperlukan.

Semua hasil Survei pendahuluan akan dilaporkan dalam bentuk


laporan Survei pendahuluan lengkap dengan photo berwarna
ukuran postcard.

 Pengumpulan Data Lapangan


Pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan pada pekerjaan
ini sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dilakukan dengan
menggunakan data yang disederhanakan (simplified method),
yaitu cara pengumpulan data lapangan sesuai standar
pelaksanan yang ada dan telah dibakukan.
 Survei Topografi
Pengukuran Survei topografi ini dimaksudkan untuk
mengumpulkan data topografi yang cukup untuk kebutuhan
perencanaan dan dilakukan lokasi proyek
Detail dari pengukuran ini adalah sebagai berikut :

 Pengukuran polygon dengan ketelitian 1 : 10.000 dan


patok-patok permanen harus dipasang dengan interval
tidak lebih dari 500 m serta dapat terlihat dengan mudah.
Untuk kebutuhan review design data yang didapatkan
harus sedetail mungkin, pada umumnya cross section
dibuat per 12,5 m panjang jalan, sedang untuk lereng
dilakukan pada perubahan kemiringan yang mencolok.
 Pengukuran jarak dapat dilakukan secara langsung atau
menggunakan titik-titik sementara dan bantuan alat ukur
elektronis.

Patok-patok pengukuran dapat berupa :


 Patok beton bertulang dengan ukuran 10 x 10 x 60 cm
dipasang ditempat yang bebas dari gangguan lalu lintas
atau lainnya selama pelaksanaan.

 Paku yang dipasang pada beton atau cara lainnya, pada


bangunan-bangunan tetap.

Gambar peta topografi dibuat pada kertas melimeter


dengan skala 1:1000 dengan garis kontur tiap interval 1
meter semua titik-titik kontrol harus dicantumkan dalam
gambar.

 Pengambilan Contoh Tanah


Pengambilan Contoh Tanah bertujuan untuk penyelidikan
tanah tersebut dilaboratorium. Pengambilan Contoh Tanah
dikerjakan dengan cara Disturbed Sample dengan jumlah
yang disesuaikan dengan kebutuhan. Umumnya pada lapisan
tanah yang berbeda harus dilakukan pengambilan Contoh
Tanah.

Dalam hal ini dilakukan batasan-batasan sebagai berikut :


 Pada daerah yang lapisan tanahnya sama,
sekurangkurangnya sejauh 2 km harus diambil 1 buah
contoh tanah untuk jalan baru dan maksimum 5 km untuk
peningkatan atau pemeliharaan jalan.
 Pada tempat-tempat dimana terjadi perubahan lapiran
tanah, baik kedudukan maupun macamnya harus diambil
contoh tanah.
 Untuk dinding lereng akan dilakukan percobaan pada
titik-titik yang telah ditentukan saat Survai pendahuluan.
 Selain itu untuk perencanaan lereng, sampel tanah pada
bagian kaki lereng terbawah dapat dilakukan
pengujian praktis guna penentuan perkiraan jenis
keruntuhan yang timbul.
 Test Laboratorium
Pelaksanaan Test Laboratorium dimaksudkan untuk
mendapatkan data-data yang digunakan dalam perhitungan
perencanaan.

c. Masa Konstruksi
Dalam masa konstruksi, Konsultan perencana akan melaksanakan dan
pemantauan terhadap pencapaian program proyek secara menerus
dilapangan dan pengendalian proyek secara sistematis dengan
menggunakan metode-metode yang sudah baku, adalah sebagai berikut
:
 Membuat analisa, prediksi dan rekomendasi terhadap
kendalakendala yang berpengaruh terhadap kelancaran
pelaksanaan proyek.
 Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas di dalam menyusun
kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.
 Menyediakan bantuan dan arahan yang tepat bagi Kontraktor pada
saat ditemukannya masal ah yang ada hubungannnya dengan
dokumen kontrak, pemeriksaan terhadap survei tanah dasar, test
pengawasan mutu, dan masalah lain yang berhubungan dengan
dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
 Menyediakan informasi yang diperlukan oleh Pemberi Tugas,
menghadiri dan mencatat semua rapat/pertemuan dengan
Kontraktor, Pemimpin Proyek, dan instansi terkait lainnya serta
menyediakan bantuan teknis apabila diperlukan di dalam kaitannya
dengan pelaksanaan proyek dan masalah - masalah kontrak.

Sedangkan tugas Konsultan Perencana dal am


hal kontrak terhadap Kontraktor secara garis besar akan meliputi : 
Pengendalian teknis : aspek mutu, volume, waktu dan biaya
 Pengendalian atas proses koordinasi terkait
 Pengendalian administrasi proyek
 Evaluasi rencana proyek
 Pelaporan

d. Pengendalian Pelaksanaan
Bertindak untuk dan atas nama pemberi tugas mengendalikan
pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan
dengan rentang meliputi “preaudit”, “monitoring”, “dan “postaudit”.

Lingkup pengedalian antara lain meliputi :


 Aspek mutu hasil pekerjaan
 Aspek volume pekerjaan
 Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
 Aspek biaya keseluruhan pekerjaan
Segala sesuatunya merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang
tercantum dalam kontrak pemborongan.

 Rentang Kendali Pre-audit


Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam tentang
“pre-audit” adalah seluruh kegiatan konsultan sbelum melakukan
pengawasan, yang terdiri dari :

 Pengumpulan dan analisa terhadap data.


 Pengecekan hasil perencanaan dengan
membandingkan terhadap kondisis lapangan.
 Pemerikasaan terhadap kesiapan pelakasana kegiatan, yang
meliputi material, peralatan, tenaga, dan jadwal pelaksanaan.
 Pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil
perencanaan akan menghasilkan catatan mengenai seluruh
kegiatan antara lain :

 Jenis pekerjaan
 Kuantitas pekerjaan
 Kualitas yang dipersyaratkan
 Schedule pelakasanaan
 Schedule pembayaran

 Review design
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa
hasil perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil
perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada.

Apabila ternyata dari hasil pengecekan design tidak sesuai


dengan kondisi lapangan, konsultan coordination tim akan
membuat alternative lain yang sesuai untuk diajukan kepada
pemberi tugas.

 Persiapan konstruksi
Material dan peralatan yang didatangkan pelaksana kegiatan
akan diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan sehingga
benarbenar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

Jadwal waktu yang dibuat oelh pelaksana kegiatan akan diteliti


terlebih dahulu apakah sudah memadai terhadap volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga
kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang akan
digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara
volume dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu
yang tersedia maka konsultan akan menyarankan kepada
pelaksana kegiatan untuk menyiapkan tenaga kerja dan
peralatan yang memadai agar bisa selesai tepat pada
waktunya.
Penyimpangan biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh
adanya pekerjaan tambahan sebagai akibat dari perubahan
design dan pertambahan volume pekerjaan.

Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan akan


mengusulkan menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan
pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi kompensasi dan
tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut
memungkinkan dan mendapat persetujuan dari kepala Satker /
pemimpin bagian pelaksana kegiatan fisik.

Dalam hal ini, konsultan berupaya menghindari pekerjaan


tambah, justru mengupayakan pekerjaan kurang jika memang
dari evaluasi teknis dan biaya memungkinkan untuk dilakukan
pekerjaan kurang.
 Pre Construction Meeting (PCM)

Dalam waktu kurang dari 14 hari sejak SPMK, diadakan pre


construction meeting (PCM) dengan materi seperti telah dijelaskan
dimuka

 Rentang Kendali Monitoring


Kegiatan pengedalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan
kegiatan yang dilakukan selama masa pelkasanaan pekerjaan.
Meskipun konsultan perencana telah melakukan “pre-audit” namun
setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan terus dimonitor agar
kalau terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan
kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini konsultan
akan selalu melakukan evaluasi terhadap progress dan kualitas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan.

Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan


kita jaga sebaik-baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa
berjalan dengan cepat, sehingga kerugian yang menyangkut aspek
mutu, volume, waktu, dan biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat
dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Selain mengawasi pekerjaan
fisik konsultan pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar
proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-
tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna
yang ada.

Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan


memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.

 Rentang Kendali Post-audit


Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi
kerja bagi pelaksana kegiatan. Kemajuan fisik ini
akan dipakai untuk pengajuan pembayaran senilai hasil kerjanya.
Namun pelaksana kegiatan tidak akan bisa mengajukan permintaan
pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari konsultan
pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi persyaratan
teknis atau tidak.

e. Koordinasi Dengan Instansi Terkait


Konsultan perencana dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian
teknis tersebut diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi
ysng perlu dilakukan oleh pihak lain (khususnya oleh pemberi tugas)

Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :


 Dinas setempat
 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
 Konsultan lain yang terkait
 Instansi lain terkait lainnya

f. Pengendalian Administrasi Proyek


Dalam hal ini konsultan perencana akan merancang, memberlakukan
serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek
yang diawasinya, yaitu mencakup antara lain : surat, memorandum,
risalah, laporan, contoh barang, foto, berita acara, gambar, sketsa,
brosur, kontrak, dan addendum dan lain-lain yang dianggap perlu.

Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan konsultan perencana


untuk maksud diatas adalah :
 Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai
tuntas maksud dari surat masuk maupun keluar.
 Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman dalam
pelaksanaan tugas konsultan.
 Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi
persyaratan yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas.
 Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan.
 Mempelajari dan mengecek gambar-gambar / sketsa pelaksanaan
agar sebelum maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi
penyimpangan.
 Membantu/menyiapkan addendum serta lain-lain yang dianggap
perlu.

g. Evaluasi Rencana
Konsultan perencana terus-memerus melakukan evaluasi atas rencana
proyek yang akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan/
penyempurnaan / penyesuaian rencana yang perlu dilakukan (bila ada)
guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek dengan sebaik-
baiknya.
h. Verifikasi Hasil Pekerjaan Pelaksana Kegiatan
Konsultan perencana berwenang dan pada saatnya berkewajiban
menyatakan bahwa hasil pekerjaan pelaksana kegiatan telah memenuhi
segala persyaratan untuk proses selanjutnya yaitu persetujuan pemberi
tugas. Verifikasi ini berupa sertifikasi pada saat pelaksana kegiatan
mengajukan pembayaran. Rekomendasi- rekomendasi persetujuan,
penundaan ataupun penolakan hasil kerja dilakukan saat tersebut
berdasarkan hasil penelitian mutu dan volume yang diproduksi.

i. Kontrol Sistematik Terhadap Kegiatan Lapangan


Dalam konteks lebih luas, pekerjaan perencanaan mengemban juga
fungsi kontrol manajemen proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil
pekerjaan, perlu diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan
pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara
perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang
tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu
kontrol yang sistematik. Perencana perlu menerapkan sistem kontrol yang
baik di lapangan.

Kontrol yang sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki 3 tujuan


yaitu :
 Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada
beberapa bidang kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan
yang terjadi, maka harus dikembangkan sasaran jangka pendek dan
program kerja untuk mengantisipasinya.
 Memastikan bahwa pekerjaan perencanaan berjalan secara benar
sehingga peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi
sesuatu kesalahan.
 Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek
tidak dilampaui bila tidak terjadi perubahan kontrak.

Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu


peninjauan dilapangan yaitu:
 Pencapaian target kemajuan fisik
 Pencapaian target keuangan
 Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan
 Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas
dan efisiensi kerja lapangan

 Pemntapan kerja sama pekerja proyek dari seluruh bagian / divisi


 Hubungan dengan pihak pemilik

Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang


memadai atau menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka
langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan
efektif.

j. Kunjungan Lapangan/ Site Visit


Frekuensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan
lapangan, sifatnya dapat secara harian, mingguan. Frekuensi kunjungan
juga dapat tergantung pada tahapan dari kepala satuan kerja non
vertical tertentu proyek fisik yang mengelolanya beserta para timnya
sesuai urgensinya.

k. Pengendalian Waktu
Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan
yang dipengaruhi oleh bermacam-macam factor. Karena itu network/ s-
curve chart yang telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan
harus secara periodik atau sesuai kondisi dicheck kembali :
 Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati
 Akan ditepati dalam jangka panjang atua segera dan / atau
 Nantinya akan ditepati (jangka panjang)

Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan


jalannya proyek seperti yang dikehendaki.

 Jarak Waktu Kontrol


Jarak waktu control dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang
waktu yaitu :
 1 – 2 minggu untuk aktifitas yang kritis atau bisa kurang dari 1
minggu
 2 – 4 minggu untuk aktifitas-aktifitas yang tidak kritis
 Cara Mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
 Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan
langkahlangkah cara mengontrol seperti flow chart
Gambar 5.1
 Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai
: disajikan langkah-langkah cara mengontrol seperti flow chart
Gambar 5.2
 Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkah-
langkah cara mengontrol seperti flow chart
Gambar 5.3
Dapatkah Pekerjaan
Dimulai?
Tidak

Alasannya?
Ada Keterlambatan?
Ya

Diperlukan Pemecahan
Secepatnya

OK

GAMBAR 5.1
FLOW CHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
UNTUK AKTIVITAS YANG AKAN DIMULAI
GAMBAR 5.2
PLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONTROL
PEKERJAAN YANG SEHARUSNYA SUDAH DIMULAI
Pekerjaan yang seharusnya
selesai
Tidak

Sisa waktu sampai selesai?


Alasan keterlambatan

Ya

Diperlukan oenanganan

OK

GAMBAR 5.3
PLOWCHART LANGKAH-LANGKAH CARA MENGONROL
UNTUK AKTIVITAS SUDAH SELESAI

Untuk monitoring dan pengontrolan proyek ini akan digunakan system


informasi pengendalian proyek yang dilaksanakan dengan suatu aplikasi
berbasis komputer, Monitoring dan pengendalian proyek dilakukan pada
aspek-aspek berikut :
 Planning dan scheduling pekerjaan yang meliputi quantity, duration,
dates, network planning atau precedence Diagram Methode.
 Progress Permormance.  Schedule Control.
 Project cost control yang meliputi pelaporan status nilai kontrak vs
aktual, perhitungan pembayaran progres pekerjaan.

Unsur-unsur tersebut merupakan informasi dasar untuk memonitoring,


pengendalian, analisis dan manajemen proyek.

Pekerjaan pengendalian proyek ini diawali dengan pemasukan datadata


proyek (project data antry) yang akan menjadi acuan (baseline) dalam
monitoring dan pengendalian pelaksanaan proyek selanjutnya. Data-
data tersebut disimpan di dalam database di kantor proyek, dan selalu
di up-date untuk keperluan pelaporan dan analisa secara periodic.
Berdasarkan target-target pengendalian yang ditentukan sebelumnya
maka dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang timbul
dalam aspek skedul, pogress dan pembiayaan proyek. Dari analisa
masalah tersebut dilakukan upaya perbaikan untuk membawa program
proyek kembali rencana semula.

Gambar 5.4. Skema aliran kerjanya dalah sebagai berikut

PELAPORAN
PERIODIK
MONITORING RINGKASAN
SKEDUL, PROGRES
PROGRES DAN PEKERJAAN
PELAPORAN
PELAKSANA PELAPORAN
ANALISA AN
PERIODIK
PEKERJAAN
MANAJEMEN
 SKEDUL PROYEK
 PROGRES
ANALISA PELAPORAN
PERIODIK
RINGKASAN
PEMBIAYAA

GAMBAR 5.4
SKEMA PENGENDALIAN PROYEK

Informasi yang diperoleh pelaporan tersebut dapat dianalisa dan


dijadikan bahan dalam pengambilan keputusan manajemen kegiatan.
Pelaporan kegiatan dibuat dengan formal dan prosedur yang standar
untuk memperoleh peningkatan efisiensi, efektifitas dan optimalisasi
sinergi kerja, sehingga Dinas Terkait di daerah setempat sehingga dapat
mencapai performansi dan kualitas akhir manajemen pembangunan yang
lebih baik. Manfaat utama lainnya dari system ini antara lain adalah :
 Satuan Kerja/Pejabat membuat komitmen dapat memonitor dan
mengendalikan kegiatan secara terintegrasi dengan system yang ada
di Dinas.

 Memberikan tambahan kapasitas kepada Dinas dan Penataan untuk


meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada pengguna
melalui penyelesaian pembangunan beserta fasilitas pendukung
lainnya yang sesuai jadwal dan alokasi biaya.
 Software yang digunakan untuk pengendalian proyek ini adalah :
Microsof Project.
 Metodologi Pengontrolan Proyek
Untuk menerapkan metodologi pengendalian proyek secara baik dan
sistematis, maka Konsultan perencana membaginya ke dalam
beberapa tahap :
 Tahapan Initialisasi
Tahap initialisasi dilakukan untuk menjabarkan aktifitas- aktifitas
proyek (work Breakdown Structural WBS) sampai ke level yang
terendah yang mencerminkan keterkaitan antar aktifitas.
Tahapan ini dimulai dari pendekripsian dan penggolongan
aktifitas proyek yang ada, menentukan volume dan bobot dari
masing-masing aktifitas, pengurutan pelaksanaan aktifitas
(network planning – predecessor dan successor dari setiap aktifitas
detail) dan tipe dari relasi-relasi antar aktifitas, yaitu SS-Start to
Start, SF-Start to Finish, FS – Finish to Start atau FF – Finish to Finish.

Juga dideskripsikan mengenai penjadwalan pekerjaan, resources


atau sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan proyek,
seperti tenaga ahli, konsultan, tenaga pekerja, administrator,
serta bahan dan alat penunjang pelaksanaan proyek.

Setiap aktifitas dilengkapi dengan volume pekerjaan, bobot


(persentase perbandingan antar volume pekerjaan dengan nilai
nominal – rupiah). Hasil dari tahap ini akan digunakan sebagai
base line/dasar untuk pengendalian proyek pada saat
pelaksanaan.

 Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dipergunakan untuk memonitor dan mengawasi jalannya
pelaksanaan proyek. Termasuk di dalam tahapan ini adalah
proses update data kemajuan hasil pelaksanaan proyek, yang
diperinci dari prestasi detail sampai ke prestasi secara umum,
mengawasi aktifitas-aktifitas krits yang ditampilkan pada
barchart dan pengawasan terhadap resource yang terlibat
dengan menambah atau mengurangi jumlah resource (tenaga,
bahan dan alat) apabila perlu.

Pengisian hasil kemajuan proyek dapat dilihat dari hasil


pencapaian kemajuan proyek pada minggu sebelumnya,
sehingga project control dapat memperlihatkan aktifitas yang
tidak memperlihatkan kemajuan yang berarti atau justru berada
pada kondisi kritis yaitu aktifitas yang memiliki total Float sama
dengan nol. Pelaksanaan aktifitas tersebut tidak boleh
mengalami penundaan lebih dari satu hari kerja. Keberatan
kondisi kritis dari suatu aktifitas digambarkan dalam garis yang
berbeda warna pada tampilan barchart, yaitu sebagai berikut :
 Total float = 0, digambarkan dengan warna merah ;
 1 < Total float < 5, digambarkan dengan warna kuning ;
 Sedangkan total float >=6, digambarkan dengan warna
hijau.
Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi project control dan
menjadi salah satu acuan bagi analisa kemajuan pelaksanaan
proyek yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya dapat
dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan kinerja proyek,
seperti penambahan tenaga ahli, tenaga pekerja, bahan dan alat
penunjang, atau merubah metode pelaksanaannya.
 Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini ditunjuk untuk menyampaikan kemajuan
pelaksanaan proyek actual di lapangan kepada pihak pemberi
Tugas/ pemilik proyek untuk mendapatkan gambaran kemajuan
proyek di lapangan, dengan ikut memperhatikan hal-hal kritis
yang diperoleh dari analisa pelaksanaan proyek. Bentuk laporan
ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan, dan terbagi
menjadi pelaporan kemajuan proyek secara tabular, pelaporan
kemajuan proyek secara berchart, serta dal am bentuk S- Curve,
yang membandingkan pencapaian actual dengan baseline
proyek.

l. Pengendalian Mutu
Selama priode konstruksi, konsultan akan senantiasa memberikan
perencana, arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada
pelaksana kegiatan guna menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik untuk konstruksi- konstruksi pokok maupun
perlengkapan jembatan, untuk itu akan diuraikan disini.

Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam


pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini namun
tidak terbatas pada :

 Peralatan laboraturium
 Penyimpanan bahan/material
 Cara pengangkutan material / campuran ke lokasi kerja
 Pengujian material yang akan digunakan
 Penyiapan job mix formula campuran
 Pengujian rutin laboraturium selama pelaksanaan
 Test lapangan
 Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian kualitas tersebut di atas seperti di uraikan berikut


ini :
 Perlatan Laboraturium dan Personil
Peralatan laboraturium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utama (major
work), kalau tidak ditentukan lain adalah sebagai berikut :
 Berat jenis
 Analisa ukuran butir
 Marshall test
 Thermometer logam
 Coreb drill
 Test beton, slump, kuat tekan
 Alat uji spesifik seperti PDA, uji
tegangan strand (biasanya
disediakan oleh pelakasana kegiatan
spesialis)
 Dan lain-lain seperti disebutkan dalam spesifikasi.
 Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian
harus cukup berpengalaman dan mengenal dengan baik
tentang testing laboraturium maupun lapangan.
 Penyimpanan Bahan/Material.
 Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang
sedemikian rupa untuk menjamin perlindungan kualitas.
 Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian
rupa yang mudah dapat diperiksa oleh konsultan.
 Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan
dan puing, harus mempunyai drainase yang lancar.
 Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak
boleh digunakan dalam pekerjaan kecuali tempat kerja
tersebut telah dipersiapkan dan diberi lapisan atas dengan
suatu lapisan pasir atau krikil setebal 10 cm.
 Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian
rupa untuk mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi
yang sesuai serta mengontrol kadar air. Tinggi maksimum
tumpukan 5 cm.
 Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton,
harus dipisahkan dengan papan pembatas guna mencegah
pencampuran bahan-bahan.
 Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk
mencegah kejenuhan agregat yang akan mengakibatkan
penurunan kualitas.
 Cara Pengukuran Material / Campuran
 Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot
pengangkutan untuk perlindungan terhadap setiap jalan
atau struktur yang ada disekitar proyek.
 Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan bahan tebal
guna mempertahankan suhu campuran. Walaupun
pekerjaan ini kelak bukan pekerjaan utama tetapi perlu
ditekankan karena akan mempengaruhi kinerja jembatan
nantinya.
 Bilamana terjadi gangguan diantara operasi berbagai
pekerjaan, konsultan akan mempunyai wewenang untuk
memerintahkan pelaksana kegiatan dan untuk menentukan
urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat
penyelesaian seluruh proyek.
 Pengujian Material Yang Akan Digunakan.
 Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan
diinspeksi oleh konsukltan. Setiap saat konsultan akan
menginspeksikan material yang akan digunakan
berdasarkan atas jadwal kerja pelaksana kegiatan.
 Walaupun bahan yang disimpan telah disetujui sebelum
penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan di test
kembali oleh konsultan.
 Material yang akan digunakan harus ditest di laboraturium
untuk mendapat persetujuan dari konsultan, jenis dan jumlah
test seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

 Job Mix Formula


Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi
persyaratan spesifikasi, sebelum pekerjaan dimulai perlu
dibuatkan dahulu suatu Job Mix Formula yang disetujui
konsultan, antara lain untuk pekerjaan : Hotmix dan Beton.
 Pengujian Rutin Laboraturium
Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi,
bahan-bahan atau campuran-campuran perlu di lakukan
pengujian rutin harian atau selama pekerjaan berlangsung guna
menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan. Jenis dan
frekuensi/ jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.
 Pengujian Hasil Kerja / Test
Lapangan (Uji Terima) Setelah
pekerjaan selesai dilaksanakan,
produk tersebut perlu diadakan
pengujian/test lapangan guna
memastikan kwalitas pekerjaan
sesuai dengan yang direncanakan. 

Beberapa uji terima yang harus diadakan adalah sebagai


berikut :
 Uji kepadatan lapisan pondasi jalan 
 Uji kepadatan lapisan hot mix 
 Uji pemeriksaan kekuatan mortar 
 Pemeriksaan kekentalan mortan beton
(slump)
 Uji-uji kalibrasi alat secara periodic. 

Tahap demi tahap pekerjaan ini sebagaimana yang di


diagramkan pada
Gambar 5.5 Flowchart Pengendalian mutu.
GAMBAR 5.5
PENGENDALIAN MUTU
m. Administrasi dan Formulir-Formulir
Gambar 5.6 menunjukkan kelengkapan administrasi proyek yang
umum digunakan Dokumen kontrol diperlukan proyek antara lain
sebagai berikut dibawah ini :  Buku direksi
 Time schedule
 MCA (Mutual Check Awal)
 Request & Shop drawing
 Laporan Harian
 Laporan mingguan
 Risalah rapat
 Berita acara opname pekerjaan
 Record cuaca
 Photo dokumentasi
 Change order
 Addendum
 Monthly certificate (MC)
 PHO (Provinsial Hand Over) / FHO (Final Hand Over)
 Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan proyek
GAMBAR 5.6
ADMINSTRASI PROYEK PERIODE PELAKSANAAN FISIK

n. Pengendalian Kuantitas
Perencanaan kuantitas, akan mengecek bahan-bahan/campuran
yang ditempatkan atau dipindahkan oleh Pelaksana Kegiatan
atau yang terpasang. Secara umum terdapat 2 jenis pemeriksaan
kuantitas yaitu :
 Pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang bisa dibayarkan
sebagai material saja.
 Pemeriksaan terhadap hasil kerja.

Untuk pemeriksaan hasil kerja Konsultan akan memproses bahan-


bahan/campuran berdasarkan atas :
 Hasil pengukuran yang memenuhi batas
toleransi pembayaran
 Metode Perhitungan
 Lokasi Kerja
 Jenis Pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas


maupun elevasi dan persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan
teliti/akurat yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam
kontrak adalah benar di ukur dan di rekomendasikan untuk dibayar
oleh Konsultan dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
Rekomendasi hasil pengukuran kuantitas ini harus dalam suatu
Berita Acara yang disetujui bersama oleh tiga pihak pelaksana
proyek

Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut untuk semua item


pekerjaan dalam kontrak berupa Quantity Sheet dapat disiapkan
semuanya oleh Konsultan.

o. Pengendalian Biaya Pelaksanaan Proyek


Di dalam kontrak pelaksanaan pekerjaan tercantum :
 Biaya proyek
 Estimated guantity/volume pekerjaan
 Harga satuan pekerjaan

Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok


yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :
 Pengukuran hasil pekerjaan, harus dilakukan dengan akurat
dan benar-benar sehingga kuantitas yang dibayar sesuai
dengan gambar rencana. Dengan demikian volume dalam
kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang
dikeluarkan sudah sesuai dengan yang dianggarkan.
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah
diterima dari segi pengukuran/kuantitas dan kualitas,
sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar untuk
pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
 Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak dan harga satuan pekerjaan yang
sudah ada dal am kontrak pelaksanaan, sehingga biaya
proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada
dalam kontrak.

p. Pemeriksaan Mothly Certificate (MC)


Pelaksanaan kegiatan harus menyerahkan suatu nilai estimasi dari
pekerjaan yang dilaksanakan kepada Site Engineer pada setiap
akhir bulan yang berjalan, yang selanjutnya disebut sebagai
“Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate – MC)”. Format sertifikat
bulanan harus sesuai dengan standar atau di usulkan oleh Konsultan
dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

Site Engineer akan memeriksa/memverifikasi kemajuan pekerjaan


yang diajukan pada sertifikat bulanan berdasarkan hasil
pemeriksaan volume (Chief Inspector) dan hasil pemeriksaan mutu
(Quality Engineer). Apabila telah dianggap sesuai dengan
sebenarnya yang telah terjadi di lapangan, selanjutnya dapat
disetujui untuk menandatangani bersama oleh wakil Pelaksana
Kegiatan, Konsultan, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK).
q. Pemeriksaan Pembayaran Akhir
Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran
yang telah lalu. Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui
apabila terdapat kesalahan masih dapat dikoreksi pada
pembayaran berikutnya.

Dalam tahap pembayaran akhir, perlu diperiksa dan dievaluasi


kuantitas yang telah dibayar sebelumnya, sehingga
kuantitas/volume yang dibayar dalam pembayaran akhir
merupakan final quantity yang benar.

r. Prosedur Perubahan (Contract Change Order)


Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) atau Pelaksana Kegiatan dan
harus disetujui dengan suatu Perintah perubahan yang ditanda
tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang
ditetapkan dalam suatu
Perintah Perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam
struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan
yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak. Maka Perintah
Perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu
Addendum.

s. Sertifikat Penyelesaian Akhir


Bila Pelaksanaan Kegiatan menganggap pekerjaan akan selesai,
termasuk semua kewajiban dalam Periode Jaminan, maka
Pelaksana Kegiatan harus membuat permohonan untuk serah terima
pertama.

Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang


diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dlanjutkan dengan
pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka Konsultan
membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.

t. Pernyataan Perhitungan Akhir


Pelaksana Kegiatan harus membuat permohonan untuk
pembayaran perhitungan akhir, bersama-sama dengan semua
rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK).

Setelah peninjauan kembali oleh Pejabat Pelaksana Teknis


Kegiatan (PPTK) dan jika diperlukan, amandemen oleh Pelaksana
Kegiatan, Kepala Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) akan
mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui
untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.
u. Addendum Penutup
Berdasarkan pada rincian Pernyataan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) mengenal Perhitungan Akhir, setelah disetujui dan
ditanda tangani Pelaksana Kegiatan. Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) akan menyampaikan addendum penutupan
tersebut kepada Pemberi Tugas untuk ditandatangani bersama-
sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.

v. Dokumen Catatan Proyek


Pelaksana Kegiatan harus memelihara suatu catatan yang cermat
tentang semua perubahan dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen
Catatan Proyek selama pelasksanaan pekerjaan.

w. Manajemen Lalu Lintas dan Keselamatan Kerja


Pekerjaan ini yang dengan volume lalu lintas yang cukup padat
memerlukan pengaturan lalu lintas dan metode pelaksanaan yang
lebih khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan pekerjaan
survei maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksinya agar arus lalu
lintas yang ada tetap terjaga kelancarannya dan pemakai
jalanpun merasa aman melewatinya sesuai dengan tujuan dari
pembanguan itu sendiri.

Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu lintas yang


baik selama pelaksanaan memberikan keselamatan dan
kenyamanan lalu litas yang lebih baik pula.

Situasi semacam itu sangat membantu untuk menghilangkan


persoalanpersoalan yang diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas
yang pada gilirannya akan menghambat pelaksanaan
pembangunan proyek itu sendiri.

Untuk itulah pada proyek pemeliharaan lalu lintas selama masa


pelaksanaan pembangunan jalan dimaksudkan menyampaikan
gambaran masalah yang ada dan yang diperkirakan terjadi pada
masa pelaksanaan.

Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan akan ada


beberapa aktifitas antara lain :
 Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan
dilokasi proyek
 Pekerjaan penimbunan dan pemadatan lokasi pekerjaan
 Pembongkaran form work
 Pengecoran beton
 Pekerjaan tanah, menggali dan mengangkut keluar lokasi
 Pekerjaan lainnya
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi
kelancaran dan keselamatan kerja bagi pemakai jalan maupun
bagi pekerja proyek.

Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar


tercapai hasil yang optimal dan sesedikit mungkin akibat buruk
yang ditimbulkannya.

Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur efektif, bahu jalan


dibagian luar yang sudah diperkeras dipakai sebagai jalur lalu
lintas khusus untuk kendaraan penumpang sedan dan jeep atau
sejenisnya dan alternative lain dengan membuat jalur baru dengan
memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan
tersebut.

Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil


galian haruslah dengan penanganan yang baik, misalnya dimana
Dump Truck harus masuk dan keluar dari lokasi proyek. Tidak kalah
pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah cara
pemuatan dan transportasi pembuangan tanah hasil galian
haruslah memperhatikan wawasan lingkungan.

Tanah yang dimuat di atas Dump Truck harus diberi penutup agar
tidak tercecer di atas permukaan jalan yang ada, sebab bila turun
hujan akan menjadi licin dan dapat menyebabkan kecelakaan lalu
lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas yang ada.

Di dalam pelaksanaan traffic management untuk proyek ini kriteria


penanganan dibagi menjadi 2 bagian :
 Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah
sebagai berikut :

 Efektifitas Sistem Informal


Sistem informasi bersifat pemberitahuan kepada calon
pemakai jalan selama pelaksanaan yang tujuannya
memberikan informasi bahwa akan ada proyek
pembangunan.

Sistem ini dapat diwujudkan dalam 2 media, yaitu :


 Melalui media cetak yang bersifat
pengumuman
 Pembagian “Pamflet”
 Mengurangi Kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu lintas, dapat
dilakukan dengan perambuan sementara selama
pelaksanaan pekerjaan dan dengan menyiapkan satuan
penanggulangan gangguan.
 Keselamatan Kerja
Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal
sebagai berikut :

 Disiplin Kerja
 Pengendalian pelaksanaan dilapangan secara ketat
dan terus-menerus dimonitor dengan perlengkapan
komunikasi untuk dapat saling berhubungan setiap saat
dengan cepat.
 Pengendalian waktu dimaksudkan agar penyelesaian
proyek sesuai jadwal yang telah dietapkan.
 Peniadaan Kecelakaan Fatal
 Pembuatan sesuai dengan standar perambuan
 Pemasangan pagar pengaman yang juga berfungsi
sebagai penciptaan kerapian kerja sepanjang daerah
proyek (kiri dan kanan) dan diberi lampu-lampu agar
mudah terlihat pada malam hari.

Kecelakaan lalu lintas adalah aspek negative dari


meningkatnya mobilitas transportasi.Keseimbangan antara
mentalitas pengemudi, kemajuan teknologi kendaraan dan
penyediaan prasarana lalu lintas merupakan unsur-unsur
yang menentukan mobilitas transportasi yang semakin
dinamis, cepat dan semakin nyaman sesuai dengan tuntutan
keadaan.

Ketidakseimbangan dari salah satu unsur tersebut di atas


dalam beradaptasi akan menyebabkan kesenjangan yang
cenderung kepada terjadinya kecelakaan.

Bekerja pada sebuah proyek jalan yang sedang


beroperasi baik pada tahapan perencanaan maupun
tahap pelaksanaan menanggung resiko tinggi pada
terjadinya kecelakaan yang setiap saat biasa terjadi.
Untuk itulah maka diperlukan persyaratan keselamatan
kerja pada pelaksanaan proyek yang berbeda pada ruas
jalan yang sedang beroperasi.

Dalam pelaksanaan proyek ada beberapa faktor


keselamatan kerja yang terkait antara lain :
 Faktor perambuan darurat
 Sistem transportasi pada lokasi proyek
 Atribut pada tenaga kerja
 Astek
 Dan lain-lain

Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktifitas jenis


pekerjaan yang ditangani dan melibatkan banyak tenaga
yang bekerja, maka keselamatan kerja dari pada semua
eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran
progres yang hendak dicapai.

Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja


dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Perambuan Darurat
Seperti pada tahap perencanaan, maka perambuan
pada tahap pelaksanaan pun mempunyai andil besar
dalam keselamatan kerja yang memberikan rasa
aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para
pekerja yang berada pada daerah perambuan.
Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap
pelaksanaan misalnya rambu peringatan, rambu
perintah dan larangan serta rambu petunjuk, juga
rubber cone serta lighting yang pengaturan letak
penempatan serta jaraknya seperti ditunjukkan pada
keperluan “rambu darurat”.

Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara


daerah kerja dan lajur yang beroperasi yang
diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pembatas
dicat dengan warna crossing “kuning-biru” dan pada
setiap jarak tertentu diberi tanda “spot light” atau cat
berpendar yang biasa terlihat bila kena sorot lampu
pada malam hari. Bisa juga dengan lampu-lamou
sebagai pengganti spot light.

 Sistem Transportasi Pada Lokasi Proyek

Pengaturan transportasi, adalah sebagai berikut :

 Pintu keluar/masuk kendaraan proyek pada


daerah kerja ditentukan, rute perjalanan
pembuangan t searah dengan arus lalu lintas, pada
prinsipnya tidak boleh ada arah crossing sehingga
tidak ada konflik. Dump truck yang menunggu
giliran pengangkutan, antri dan berderet
kebelakang namun harus masih tetap area
perambuan.
 Untuk pengangkutan tanah, tiap Dump truck harus
dilengkapi dengan penutup bak belakang. Ini
dimaksudkan agar tanah yang diangkut tidak
tececer dimuka jalan, sebab tanah yang tercecer
tersebut sangat licin bila sedikit saja kena air hujan
dan ini dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.
 Mobilisasi peralatan berat lapangan juga harus
memperhatikan keselamatan dari peralatan
maupun operatornya, dan bila perlu minta bantuan
pengawal dari pihak kepolisian.
 Atribut Pada tenaga Kerja
Semua tenaga kerja disarankan ngenakan atribut ang
mudah dikenal dan terlihat dari jarak yang cukup jauh
dan ini bias terpenuhi dengan pemakaian baju rompi
refleksionis warna orange menyolok yang harus selalu
dikenakan pada saat melaksanakan tugas.
Penggunaan topi dilapanagn juga dianjurkan, sebab
sangat membantu mengurangi keletihan akibat terik
matahari.Bekerja pada kondisi badan letih yang
dipaksakan apalagi di jalan yang padat lalu lintas
yang beroperasi sangat membahayakan dan
mengurangi akurasi kerja.

 BPJS Tenaga Kerja


Jaminan perlindungan keselamatan tenaga kerja pada
daerah beresiko tinggi adalah mutlak
diperlukan.Setiap tenaga kerja tersebut harus dijamin
dengan asuransi tenaga kerja yang lebih dikenal astek.

B. PROGRAM KERJA
Berdasarkan lingkup tugas sebagaimana yang tertuang di dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK), pemahaman konsultan terhadap pekerjaan
yang harus dilakukan, dan strategi pendekatan serta metode pelaksanaan
pekerjaan yang akan digunakan sebagaimana yang telah dikemukakan
pada Kerangka Avuan Kerja (KAK); berikut ini dijabarkan mengenai
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mendukung tercapainya
hal-hal dimaksud.
Rencana kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang dibuat mencakup uraian
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, mulai dari tahap awal hingga
selesainya pekerjaan secara keseluruhan, yang secara garis besar meliputi
4 (empat) hal, yaitu :

1. Rencana Kerja ;
a. Tahapan persiapan
b. Tahap orientasi lapangan
c. Tahap pelaksanaan supervise (monitoring dan evaluasi)
d. Tahap pelaporan
2. Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan ;
a. Organisasi Proyek
b. Penugasan Personil
3. Mekanisme Pelaporan ;
a. Sistem Pelaporan
b. Teknik Penyajian Laporan

C. RENCANA KERJA
Kegiatan Perencanaan Teknis Penataan Lingkungan Penunjang GOR
Kabupaten Keerom (MYC) dilakukan dengan mengacu pada pendekatan
pelaksanaan yang akan digunakan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan
a. Persiapan Tenaga dan Peralatan
Pada tahapan ini beberapa hal yang akan perlu dilakukan
sebagai berikut :
 Penyiapan dokumen-dokumen administrasi pendukung
pelaksanaan pekerjan.
 Konsolidasi tim yang terlibat langsung disertai dengan
penelaahan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
 Penyiapan peralatan-peralatan pendukung
pelaksanaan pekerjaan
 Penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan
 Penyusunan jadwal rooling tenaga lapangan (inspector) pada
semua lokasi kegiatan.
b. Pra Orientasi Lapangan
Pada tahap pra orientasi lapangan beberapa hal yang akan
perlu dilakukan sebagai berikut :
 Penelahan gambar Detailed Engineering Design (DED)
 Pengenalan perusahaan kontraktor pelaksana disemua lokasi
kegiatan
 Penelaahan dokumen penawaran perusahaan pelaksana fisik
disemua lokasi kegiatan.
2. Tahap Orientasi Lapangan
Pada tahap orientasi lapangan beberapa hal yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut :
a. Sosialisi kepada masyarakat setempat perihal pelaksanaan
pekerjaan dimasing-masing lokasi proyek.
b. Koordinasi dengan instansi terkait pelaksanaan pekerjaan
dimasingmasing lokasi proyek.
c. Mengidentifikasi kondisi fisik lokasi proyek dan check cross untuk
mengetahui apakah terdapat deviasi antara volume pekerjaan
sesuai gambar DED dengan volume lapangan.
d. Mengidentifikasi kondisi sosial budaya masyarakat di lokasi
proyek.

3. Tahap Pelaksanaan Supervisi (Monitoring Dan Evaluasi)


Tahapan ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Pengawasan secara menyeluruh pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana pada masing-masing
lokasi proyek
b. Monitoring jadwal pelaksanaan pekerjaan sesuai penawaran
kontraktor pelaksana pada setiap lokasi proyek.
c. Pengawasan kualitas dan kuantitas pekerjaan sesuai yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknis pelaksanaan pekerjaan

4. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi kegiatan sebagai
berikut : a. Pembuatan Laporan Pendahuluan
b. Pembuatan laporan secara periodik (harian, mingguan dan
bulanan)
c. Pembuatan laporan bobot pekerjaan terlaksana secara periodik
(setiap jatuh tempo pembayaran pekerjaan)
d. Pembuatan Laporan Akhir
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. JADWAL PELAKSANAAN PEKElRJAAN


Waktu pelaksanaan Pengawasan Pekerjaan Lanjutan Tahap II
Pembangunan Sekolah Satu Atap SD-SMP-SMA (Satap)
Terfones,Tahun Anggaran 2023sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK)
akan dilaksanakan selama 90 (enam puluh) hari kalender dan jadwal
pelaksanaan (time scedule) terlampir.

B. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


Untuk menyusun rencana kegiatan, konsultan melakukan pendekatan
terhadap beberapa faktor pertimbangan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan yang dikehendaki
2. Hasil keluaran pekerjaan

Dari pendekatan tersebut di atas konsultan mencoba menyusun rencana


kegiatan untuk Pengawasan Pekerjaan Lanjutan Tahap II
Pembangunan Sekolah Satu Atap SD-SMP-SMA (Satap)
Terfones,Tahun Anggaran 2023 beberapa tahapan pekerjaan yaitu :

1. Tahap persiapan
2. Tahap orientasi lapangan
3. Tahap pelaksanaan supervisi
4. Tahap pelaporan

Sentani, 7 Sept 2023


CV. ARCHITECTURAL DESIGN CONSULTANT

HASRUL, ST
Direktur.
JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Masing-masing tenaga ahli akan dimobilisasi (ditugaskan) berdasarkan jadwal
yang mengacu pada uraian tugas dan tanggung jawab serta mekanisme kegiatan
yang telah ditetapkan di dalam Kerangka acuan Kerja (KAK). Selain beberapa tenaga
ahli yang akan ditugaskan sebagaimana telah ditetapkan di dalam Kerangka acuan
Kerja (KAK) akan ditugaskan pula tenaga pendukung sesuai kebutuhan pekerjaan.

Untuk tercapainya hasil yang maksimal maka penugasan personil dalam


Pengawasan Pekerjaan Lanjutan Tahap II Pembangunan Sekolah Satu Atap SD-
SMP-SMA (Satap) Terfones,Tahun Anggaran 2023 ini dilakukan secara terperinci
dan terschedule sehingga setiap personil tersebut dapat melakukan tugas dan
tanggung jawab sebaik mungkin.

.
Sentani, 4 Sept 2023
CV. ARCHITECTURAL DESIGN CONSULTANT

HASRUL, ST
Direktur.

Anda mungkin juga menyukai