Anda di halaman 1dari 41

METODE

PELAKSANAAN

Peningkatan Jalan Mipitan - Pasar Kembang

Satker :

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


KABUPATEN KLATEN

TAHUN ANGGARAN 2018


I. PENDAHULUAN

Maksud & Tujuan :

 Maksud dan Tujuan Metode Pelaksanaan pada Paket kegiatan Peningkatan


Jalan Mipitan - Pasar Kembang adalah untuk memberikan gambaran dan
acuan tahapan pelaksanaan pekerjaan dalam pemenuhan persyaratan
substantif yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan Pekerjaan Konstruksi
yang akan mempengaruhi terhadap lingkup, kualitas, hasil/ kinerja/
performance pekerjaan dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan.
 Memenuhi persyaratan substantif yang ditetapkan dalam dokumen lelang dan
diyakini menggambarkan penguasaan untuk menyelesaikan pekerjaan.
 Metode Kerja untuk jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang atau
pekerjaan sementara yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan diyakini menggambarkan penguasaan untuk melaksanakan
pekerjaan.
 Menjelaskan tahapan dan cara pelaksanaan (metode kerja) yang
menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis serta konsisten terhadap penggunaan
tenaga kerja, bahan/material, peralatan dan pengendalian mutu/kualitas sesuai
spesifikasi teknis.

Informasi Proyek :

Nama Paket : Peningkatan Jalan Mipitan - Pasar Kembang


Sumber Dana : DAK Tahun Anggaran 2018
Jangka Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus dua puluh) hari kalender

Uraian Singkat Pekerjaan :

Peningkatan Jalan Mipitan-Pasar Kembang meliputi lingkup pekerjaan Saluran


Drainase, Perkerasan Aspal, Perkerasan Berbutir, Pekerjaan Struktur dan
Pekerjaan Beton Semen.

II. PENGENDALIAN TEKNIS LAPANGAN

Dalam melaksanakan pengendalian Teknis, Sebelum – Selama – Sesudah pelaksanaan


pekerjaan mengacu pada :

1. Dokumen Kontrak Pekerjaan , terdiri atas :

Surat Perjanjian Pekerjaan pemborongan antara Penyedia Jasa dan Kontraktor


Pelaksana yang memuat didalamnya daftar kuantitas dan harga, gambar
kontrak, spesifikasi teknis, tata cara pembayaran dan pengukuran, addendum
kontrak (jika ada) dan rujukannya yaitu peraturan teknis konstruksi dan
pengadaan barang konstruksi.

2. Field Engineering (FE)/ Rekayasa Lapangan :

Field Engineering merupakan kegiatan rekayasa lapangan dengan melakukan


pengukuran dan perhitungan bersama, pengecekan kesiapan lahan, proses
pengesahan Justifikasi Teknis, Shop Drawing, Proses usulan dan persetujuan
material konstruksi, Quality Control Plan, Time Schedule (Kurva-S), Test
Inspection. Proses persetetujuan barang / bahan, peraturan dan perijinan yang
berlaku.

3. Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan

Manajemen pelaksanaan pekerjaan ini dikelola oleh tim manajemen proyek


yang terdiri dari personil inti. Tim Manajemen proyek membuat rancangan
urutan pekerjaan mengacu pada denah pertahapan yang ada di dalam
dokumen kontrak. Untuk selanjutnyaberdasar pada urutan pelaksanaan
pekerjaan tersebut dibuat metode kerja sesuai dengan item pembayaran pada
daftar kuantitas dan harga. Dimaksudkan untuk mendapatkan suatu cara
pelaksanaan yang efektif dan efisien berdasarkan kondisi yang ada dengan
tetap mengendalikan resiko selama pelaksanaan pekerjaan hingga selesai.

i. Pengaturan Lokasi
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan, bahan dan tenaga
yang disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode kerja yang diterapkan.

ii. Urutan Pekerjaan


Urutan pekerjaan ini merupakan urutan pelaksanaan fisik pekerjaan dilapangan
dan sangat penting dan sebagai dasar untuk memobilisasi / demobilisasi
tenaga, alat, material sesuai dengan ukuran dan waktu pada saat dibutuhkan.

iii. Metode Kerja


Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut selanjutnya dibuat metode kerja secara
rinci sesuai dengan persyaratan teknis konstruksi dan persyaratan lain yang
dicantumkan didalam dokumen kontrak. Metode kerja ini dimaksudkan untuk
menentukan keperluan alat, material dan tenaga untuk mencapai suatu target
produktivitas yang telah dirancang dan juga berfungsi untuk tools pengendalian
mutu dan pengendalian waktu untuk memenuhi target komitmen kontrak

iv. Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan)


Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai dengan yang
dipersyaratkan maka dibuatlah pedoman pengendalian mutu pekerjaan yaitu
Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan) yang dimulai dari proses kegiatan
pembuatan shop drawing, proses pengadaan dan mobilisasi material, alat dan
proses pemilihan tenaga pelaksana terampil
v. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
Keamanan dan keselamatan baik tenaga kerja proyek maupun pihak lain harus
dijamin yaitu dengan mengadakan team K-3 proyek.

a. Pengendalian Waktu
Berdasarkan metode kerja yang telah dipilih maka baik keteraturan,
produktivitas dan keperluan alat, bahan dan tenaga dapat dikendalikan
sehingga waktu yang telah dirancang juga secara otomatis dapat dikendalikan
dengan benar.

b. Pemeliharaan Pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO)


Sesuai dengan ketentuan didalam dokumen lelang maupun dokumen kontrak
maka pekerjaan dapat diserah terimakan jika telah selesai dan sesuai dengan
persyaratan teknisnya.

Tahapan serah terima pekerjaan :

Dengan telah diterbitkannya Sertifikat FHO maka seluruh tanggung jawab telah
diserahkan kepada pemilik proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari
segala macam tuntutan.

c. Sosialisasi dan Koordinasi


Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor bersama – sama konsultan
pengawas dan pemilik pekerjaan beserta instansi terkait melakukan sosialisasi
kepada masyarakat setempat agar masyarakat bisa memahami kegiatan yang
akan dilaksanakan sehingga dapat meminimalisir timbulnya konflik atau ersepsi
– persepsi negatif dari masyarakat.

4. Metode Sosialisasi dan Koordinasi

i. Masyarakat di Sekitar Lokasi Pekerjaan


 Sosialisasi melalui media surat kabar khususnya local, selain daripada itu
dapat dilakukan melalui tatap muka langsung di lokasi proyek dengan
melibatkan tokoh masyarakat setempat, perangkat desa atau kecamatan.
 Hari pertemuan dipilih pada hari dimana masyarakat kurang melakukan
aktivitas sehari – hari dan diinformasikan 7 (tujuh) hari sebelum acara
sosialisasi dimulai, tempatnya di balai pertemuan di tingkat Kecamatan
atau di Balai Desa, dengan kata lain tempat acara sosialisasi harus mudah
dicapai tanpa menggunakan kendaraan, sehingga masyarakat dapat hadir
untuk mendengarkan penjelasan.
 Sosialisasi mengenai pengadaan Material Pekerjaan, Alat Kerja, dan lokasi
pekerjaan
 Dukungan masyarakat akan diminta secara tertulis pada saaat itu juga,
yang ditandatangani oleh Kepala Desa atas nama masyarakat.
 Masyarakat akan diberi kesempatan seluas – luasnya untuk menyampaikan
pendapat atau pandangannya pada acara sosialisasi tersebut.
 Apabila terjadi pertentangan/perbedaan pendapat akan diselesaikan
secara musyawarah dan mufakat dengan melibatkan berbagai unsur
terkait, termasuk tokoh masyarakat.

ii. Pada Saat Pelaksanaan / Pengaturan Lalu Lintas/ Manajemen Lalu Lintas
Secara umum, pekerjaan dilaksanakan pada lokasi dimana aktivitas lalu
lintas masih berjalan keluar masuk akses ke lokasi pekerjaan.Dalam
pelaksanaan pekerjaan, lalu lintas existing tidak terganggu.

Untuk itu diperlukan langkah – langkah sebagai berikut :

2.1. Pengaturan Lalu Lintas


2.1.1. Koordinasi dengan pihak yang berwenang
Pengaturan lalu lintas dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pihak
DLLAJR dan kepolisian sektor setempat, sehingga diharapkan kelancaran lalu
lintas tetap terjaga, demikian pula halnya pada saat mobilisasi / demobilisasi
peralatan
2.1.2. Petugas Bendera
Pengaturan lalu lintas dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pihak
DLLAJR dan kepolisian sektor setempat, sehingga diharapkan kelancaran lalu
lintas tetap terjaga, demikian pula halnya pada saat mobilisasi / demobilisasi
peralatan
2.1.3. Rambu Rambu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas dengan material, bentuk dan dimensi mengacu pada
speksifikasi teknis dan gambar kerja dibuat dengan jumlah dan jenis sesuai
dengan dokumen pelelangan dan kebutuhan di lapangan. Dalam
pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia dibantu dengan alat pendukung
lainnya seperti palu, gergaji, dll. Rambu – rambu lalu lintas ini dipasang pada
lokasi pekerjaan yang bersinggungan dengan lokasi existing/ kepentingan
publik / pengguna jalan.
FLOWCHART
PENGENDALIAN TEKNIS
FLOWCHART
PELAKSANAAN PEKERJAAN
II. PENGUASAAN LAPANGAN
UMUM
Pekerjaan secara umum akan diuraikan pada Bagan Alir Pekerjaan Secara Garis Besar
Adalah memungkinkan selama tahapan pelaksanaan terjadi perubahan terhadap hal –
hal sebagai berikut :
 Metode Pelaksanaan yang akan diterapkan
 Sumber daya
 Estimasi waktu pelaksanaan sampai selesai

Faktor yang dapat mengubah jadwal pelaksanaan konstruksi (Per item pekerjaan
tidak merubah masa pelaksanaan terkontrak) antara lain :
 Tambahan detail metode pelaksanaan yang dilakukan setelah design gambar kerja
selesai seluruhnya
 Umpan balik dari pemberi kerja dan konsultan pengawas
 Kondisi aktual lapangan
 Cuaca

III. LOKASI PEKERJAAN


LOKASI SUMBER MATERIAL
Lokasi Asphalt Mixing Plant (AMP)

Lokasi Batching Plant

IV. DAFTAR ITEM PEKERJAAN


MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UTAMA

1. 5.3.(2) Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal


Volume Pekerjaan = 1.735,00 m3
Bobot Pekerjaan = 68,134%

V. METODE PEKERJAAN

5.2. DIVISI 1. UMUM


(1.2) METODE PELAKSANAN PEKERJAAN MOBILISASI / DEMOBILISASI
Pekerjaan mobilisasi ini akan segera dilakukan setelah mendapatkan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari direksi pekerjaan. Adapun item yang akan
dimobilisasi diantaranya adalah :
• Peralatan Pelaksanaan Proyek
• Tenaga Kerja
• Pembuatan Direksi Keet
• Barak/Tempat Tinggal
• Gudang
• Dll
Pekerjaan Survey Lapangan
Pekerjaan survey lapangan ini dilaksanakan untuk mengetahui tentang
kemungkinan adanya kendala-kendala di proyek yang akan dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pekerjaan Pengukuran dan Site Planning


Sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik, perlu dilakukan pengukuran ulang
bersama antara Kontraktor, Direksi Lapangan dan Konsultan,dengan
menggunakan alat ukur (Theodolite dan/atau Waterpass).Dimana pada
pengukuran tersebut akan ditentukan titik BenchMark (BM) untuk dijadikan
patokan dalam menentukan titik,terutama yang berhubungan dengan ketinggian
permukaan. Pekerjaan ini juga dilaksanakan untuk mengetahui : Batas
Pekerjaan, Layout dan Kondisi Lapangan.

Pengecekan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan (Field


Engineering/Rekayasa Lapangan)
Pengecekan Kuantitas (Rekayasa Lapangan) akan dilaksanakan sejak awal
pelaksanaan pekerjaan dengan melaksanakan kegiatan engineering, yaitu mulai
dari survey bersama dengan pihak Direksi Lapangan dan Konsultan. Dari
survey tersebut akan dapat diketahui quantity/volume pekerjaan yang tepat.
Apabila terdapat perbedaan quantity yang dihitung dengan quantity yang
tercantum dikontrak, maka GS akan menyampaikan kepada Direksi lapangan
dan mengajukan usulan perubahan quantity dimaksud untuk mendapat
tanggapan dan atau persetujuan dari Direksi Lapangan. Pengecekan perhitungan
quantity dimaksud tetap akan dilakukan selama berlangsungnya proyek agar
quantity pekerjaan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan.

Pengecekan ketersedian fasilitas untuk menunjang pekerjaan (Air, Listrik,


dll)
Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan pengecekan maupun pemasangan
fasilitas sarana dan prasarana yang akan digunakan selama proses pekerjaan
berlangsung.

1.8.(1). METODE PELAKSANAN PEKERJAAN MANAJEMEN DAN


KESELAMATAN LALU-LINTAS
Pengendalian lalu lintas atau kegiatan pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan suatu
proyek, dimaksudkan untuk mengatur dan mengupayakan pengamanan lalu lintas
kendaraan di Jalan pada area yang sedang dikerjakan atau sekitar area tersebut pada
saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Hal ini dilakukan dengan cara
merencanakan, mempersiapkan, menyusun tata pemasangan sarana pengamanan
lalu lintas dengan segala perlengkapan untuk dipakai sepanjang berlangsungnya
pekerjaan/proyek. Berdasarkan kondisi lapangan dan jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan, berikut ini disampaikan rencana pengaturan lalu lintas yang akan
diterapkan.

Pengendalian lalu lintas menjadi tanggung jawab Tim Koordinator K3 yang dipimpin
oleh Petugas Ahli K-3 yang bukan hanya menguasai masalah lalu lintas saja tapi juga
masalah teknik serta langsung bertanggung jawab pada General Superintendent.
Bagian ini juga melakukan koordinasi aktif kepada Konsultan dan pihak pemberi tugas
tentang waktu, perubahan jalur dan lainnya sehingga dapat diperkecil segala
kemungkinan buruk yang akan terjadi. Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari :

a. Penyediaan alat-alat pengatur lalu-lintas;


b. Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area;
c. Pemasangan alat-alat lalu lintas selama konstruksi.

Dalam menyiapkan fasilitas pengaturan lalu lintas, maka sepanjang area kerja, alat-
alat pengatur lalu lintas akan dipasang, yaitu pada titik-titik tertentu sesuai dengan
kebutuhan. Peralatan/fasilitas pengatur lalu-lintas yang diperlukan antara lain sebagai
berikut : Rambu perhatian, petunjuk, larangan dan sebagainya, Papan
pemberitahuan, Rubber cone, Lampu – lampu, Pagar pemisah, Bendera, Baju rompi
pengaman lalu lintas, Genset, Handy talky untuk komunikasi, dll.
DIVISI 2. DRAINASE

2.1.(1) METODE PELAKSANAN PEKERJAAN GALIAN UNTUK SELOKAN


DRAINASE DAN SALURAN AIR

Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan galian untuk drainase dan saluran air yang
diperlukan untuk pembentukan kembali drainase dan saluran air yang telah rusak
diarea lokasi. Sebelum memulai pekerjaan galian dan saluran air ini, dilakukan terlebih
dahulu pengukuran dan pembersihan lahan dilapangan atau area sekitar lokasi dimana
akan dibuatnya drainase dan saluran air. Drainase dan saluran air harus disesuaikan
dengan gambar yang telah dibuat guna menjadi acuan agar tidak ada kesalahan dalam
penggalian tanah dilapangan. Pengerjaan pekerjaan ini harus tetap diawasi oleh
pengawas lapangan demi menghindari terjadinya kesalahan/ human error saat
membaca gambar.
Saluran air yang dibuat hendaknya dibuat dari tempat tinggi agar mengalir ketempat
yang lebih rendah sehingga tidak terjadi endapan atau genangan jika debit air sedang
meninggi. Agar terciptanya suatu kenyamanan saat bekerja, hendaknya tanah bekas
galian dibuang kesamping atau keluar badan jalan atau diangkut dengan
menggunakan DumpTruck dan dibuang kelokasi yang telah ditentukan dan disepakati.

2. Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan
dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
3. Tahapan Pekerjaan

Urutan Kerja :
 Penentuan lokasi pekerjaan sesuai hasil survei di lapangan.
 Penggalian dengan menggunakan Excavator pada lokasi yang telah ditentukan sesuai
dengan gambar rencana.
 Material hasil galian dimuat kedalam Dump Truck secara manual kemudian diangkut
dengan Dump Truck ke lokasi yang telah disetujui oleh Direksi (pengawas pekerjaan).
 Perapihan hasil galian dengan alat bantu menggunakan tenaga manusia.

4. Analisa K3
a. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

b. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety
2.3.(9) SALURAN BERBENTUK U TIPE DS 2 UKURAN 60/80
2.3.(10) SALURAN BERBENTUK U TIPE DS 2 UKURAN 60/80
2.3.(11) SALURAN BERBENTUK U TIPE DS 2 UKURAN 60/80

1. Lingkup Pekerjaan
Saluran Drainase pracetak berlubang didefinisikan sebagai saluran air hujan yang dibuat dari
bahan beton bertulang dengan pelubangan sesuai desain dan kriteria yang telah ditetapkan,
dibuat dengan cara proses sistem pracetak. Saluran drainase ini berfungsi untuk mengalirkan
dan atau meresapkan air hujan dari suatu tempat ke tempat lain.

2. Urutan Kerja :
 Pengukuran
Pengukuran ini meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera
pada shop drawing diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank
untuk menyimpan elevasi.
 Galian Tanah
Setelah melakukan pengukuran dan memasang patok dan titik elevasi. Sekarang lakukan
penggalian tanah dengan menggunakan alat berat Excavator. Kita juga harus mengontrol
galian tanah tersebut sesuai dengan elevasi patok yang sudah kita tandai.Dalam target
kurang lebih 1 hari pekerjaan galian tersebut selesai dan kedalaman galian minimal 7,2
meter.
 Pembuangan tanah bekas galian
Selama pekerjaan galian tanah ini berlangsung, kita juga harus mempersiapkan dump
truck untuk membuang tanah bekas galian. Tanah bekas yang dibuang harus sudah
direncanakan dibuang pada tempat luar area proyek. Tapi kita juga harus menyiapkan
sebagian tanah bekas tersebut untuk melakukan pengurugan tanah kembali. Dengan
demikian area saluran drainase proyek tersebut ketika sudah selesai akan terlihat bersih.
 Urug Sirtu
Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1 hari sebelum
pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan
bertahap berdasarkan kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan sirtu adalah 250
mm. Pengurugan menggunakan excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk
meratakannya
 Lantai Kerja
Pada umumnya ketebalan untuk lantai kerja biasanya 50 mm dengan mutu beton K-125
atau bisa juga disebut dengan istilah B0. Fungsi dari lantai kerja disini adalah untuk
mengontrol elevasi pada permukaan saluran drainase yang akan dipasang. Sehingga
disaat beton pracetak diturunkan elevasi sudah bisa diaplikasikan dengan baik.
 Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH
Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi dikirim ke lokasi
dan di stok di lokasi dekat pemasangan.
 Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat pemasangan
menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitan forklift
yang harus disediakan adalah 2 x berat material.
 Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau crane
tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator =
5 x berat material yang diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur
minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit.
 Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor di
tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke kiri
atau ke kanan oleh desakan tanah setelah pengurugan kembali
 Pekerjaan nat
Spasi antar BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan campuran semen.

3. Bahan & Alat:


 BETON PRACETAK U-DITCH 60/80 untuk DS 1 (tanpa penutup, tebal 70mm atau
sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan)
 BETON PRACETAK U-DITCH 60/80 untuk DS 2 (dengan penutup, tebal 70mm atau
sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan)
 BETON PRACETAK U-DITCH 60/80 untuk DS 3 (dengan penutup, tebal 137 mm atau
sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan)
 Beton K-125
 Semen
 Air
 Sirtu / Pasir Urug
 Backhoe / Excavator

4. Analisa K3
c. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

d. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

3.1.(1a) METODE PELAKSANAN PEKERJAAN GALIAN BIASA


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk Galian Biasa ini meliputi semua pekerjaan galian, pengukuran,
pemasangan patok/ bowplang, penyiapan alat, tenaga serta tempat pembuangan hasil galian
Pekerjaan ini mencakup penggalian, pada daerah pelebaran dan pembuangan hasil galian.
Galian ini menggunakan Alat mekanis berupa Excavator dan dump truk.
2. Persiapan Pekerjaan
3) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan
dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
4) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
3. Tahapan Pekerjaan

Urutan Kerja :
 Penentuan lokasi pekerjaan sesuai hasil survei di lapangan.
 Penggalian dengan menggunakan Excavator pada lokasi yang telah ditentukan sesuai
dengan gambar rencana.
 Material hasil galian dimuat kedalam Dump Truck secara manual kemudian diangkut
dengan Dump Truck ke lokasi yang telah disetujui oleh Direksi (pengawas pekerjaan).
 Perapihan hasil galian dengan alat bantu menggunakan tenaga manusia.
4. Peralatan :
- Dump Truck
- Excavator
- Alat bantu
5. Analisa K3
e. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

f. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety

3.2.(1a) METODE PELAKSANAN PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI


SUMBER GALIAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekejaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan, pengadaan material timbunan biasa,
penghamparan, pemadatan, pengujian dan perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
2) Mengajukan request material kepada direksi, konsultan, pengawas.
3) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

Metode pelaksanan pekerjaan timbunan pilihan

3. Uraian Pengerjaan
1. Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking pada
area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material organik
dan anorganik.
2. Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan pengawas.
3. Memuat material timbunan biasa dari quarry dengan dum truk, dan ditumpuk dengan jarak
tertentu pada lokasi pekerjaan.
4. Timbunan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Greader.
5. Hasil hamparan timbunan biasa disiram air dengan menggunakan Water Tanker lalu
dipadatkan dengan Vibratory Roller sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai
dengan spesifikasi teknik.
6. Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan dan
kepadatan dari timbunan.
7. Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah
ditentukan.
4. Tahapan Pekerjaan

Mulai

Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan Lokasi Pekerjaan

Pengangkutan Material Galian

Penghamparan Material

Penyiraman Dengan Water Tanker

Pemadatan dengan Vibratory Roller

Pengujian

Perapihan Hasil Pekerjaan

Selesai

5. Kebutuhan Tenaga, Bahan dan Peralatan

Tenaga Kerja :
- Pekerja
- Mandor
Bahan/Material :
- Bahan Timbunan Pilihan
Peralatan :
- Whell Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibratory Roller
- Water Tanker
- Alat Bantu

6. Analisa K3
1. Personil

 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
a. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety
3.2.(1b) METODE PELAKSANAN PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI
SUMBER GALIAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penghamparan, pembasahan dan pemadatan bahan


timbunan meliputi Timbunan Biasa yang berasal dari galian , pada tanah dasar yang telah
disiapkan sehingga sesuai garis, kelandaian, dan dimensi sesuai dengan yang telah ditetapkan
pada gambar.

2. Persiapan Pekerjaan

 Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
 Mengajukan permohonan penggunaan material kepada Direksi.
 Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3. Urutan Kerja :

 Penentuan lokasi pekerjaan yang akan ditimbun


 Excavator menggali dan memuat tanah kedalam Dump Truck
 Material timbunan dimuat kedalam Dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan
 Penghamparan dan perataan material timbunan dengan menggunakan Motor Grader
 Setelah penghamparan, kemudian dipadatkan menggunakan Vibratory Roller
 Selama pemadatan berlangsung, dilakukan penyiraman air menggunakan Water Tank
truck
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
 Diadakan pengujian kepadatan untk mengetahui hasil pekerjaan

4. Tahapan Pekerjaan

Mulai

Persiapan Alat dan Bahan

Persiapan Lokasi Pekerjaan

Pengangkutan Material Galian

Penghamparan Material

Penyiraman Dengan Water Tanker

Pemadatan dengan Vibratory Roller

Pengujian

Perapihan Hasil Pekerjaan

Selesai

5. Kebutuhan Tenaga, Bahan dan Peralatan


Tenaga Kerja :
- Pekerja
- Mandor
Bahan/Material :
- Bahan Timbunan Pilihan
Peralatan :
- Whell Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibratory Roller
- Water Tanker
- Alat Bantu

6. Analisa K3
1. Personil

 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
b. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety

DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

4.2.(2)b. Lapis Pondasi Agregat Kelas S


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pekerjaan lapis pondasi. Metode kerja dari pekerjaan ini
adalah sebagai berikut:
 Memproduksi material sesuai yang dilakukan dalam spesifikasi mengenai ukuran,
gradasinya dan persyaratan teknis lainnya
 Campuran terdiri dari agregat kasar dan agregat halus produksi mesin pemecah batu
dengan perbandingan sesuai spesifikasi
 Material dipersiapkan dan ditampung di basecamp kemudian dimuat kedalam Dump
Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan untuk dihampar
 Penyiapan lokasi pekerjaan yang akan dihampar agregat
 Material agregat dihamparkan dan dibentuk menggunakan Motor Grader sesuai
ketebalan yang disyaratkan
 Kemudian dipadatkan menggunakan Vibratory Roller hingga mencapai kepadatan
yang disyaratkan
 Selama pemadatan berlangsung, dilakukan penyiraman dengan air menggunakan
Water Tank Truck
 Selama pemadatan sekelompok pekerja merapikan tepi hamparan dan level permuaan
dengan menggunakan alat bantu
 Dilakukan pengujian untuk mengetahui hasil pekerjaan

2. Bahan :
- - Agregat Kelas S

3. Peralatan :
- Wheel Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Tandem Roller
- Water Tanker
- Alat bantu

4. Analisa K3
1. Personil

 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
c. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

5.1.(1)LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pekerjaan lapis pondasi. Metode kerja dari pekerjaan ini
adalah sebagai berikut:
2 Urutan kerja :
 Memproduksi material sesuai yang dilakukan dalam spesifikasi mengenai ukuran,
gradasinya dan persyaratan teknis lainnya
 Campuran terdiri dari agregat kasar dan agregat halus produksi mesin pemecah batu
dengan perbandingan sesuai spesifikasi
 Material dipersiapkan dan ditampung di basecamp kemudian dimuat kedalam Dump
Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan untuk dihampar
 Penyiapan lokasi pekerjaan yang akan dihampar agregat
 Material agregat dihamparkan dan dibentuk menggunakan Motor Grader sesuai
ketebalan yang disyaratkan
 Kemudian dipadatkan menggunakan Vibratory Roller hingga mencapai kepadatan
yang disyaratkan
 Selama pemadatan berlangsung, dilakukan penyiraman dengan air menggunakan
Water Tank Truck
 Selama pemadatan sekelompok pekerja merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
 Dilakukan pengujian untuk mengetahui hasil pekerjaan

2. Bahan :
- - Agregat Kelas A

3. Peralatan :
- Wheel Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Tandem Roller
- Water Tanker
- Alat bantu

4. Analisa K3
1. Personil

 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
d. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety

5.3.(2) PERKERASAN BETON SEMEN DENGAN ANYAMAN TULANGAN


TUNGGAL

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini adalah pembuatan perkerasan beton semen (perkerasan kaku) dan lapis
pondasi bawah yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang
melintang seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau persetujuan Direksi Pekerjaan.

2. Urutan Kerja :
- Beton dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan
sedapat mungkin dihindari.
- Pengecoran dan penghamparan beton dilakukan dengan menggunakan truck
pencampur, truk pengaduk dan harus dihampar terus menerus diantara
sambungan melintang tanpa sekatan sementara.
- Setelah beton dituangkan, beton harus dibentuk agar memenuhi penampang
melintang yang ditunjukkan dalam gambar. Kemudian baja tulangan harus
diletakkan diatas hamparan beton tersebut.
- Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, cat, dan karat yang akan
mengganggu kelekatan baja dengan beton.
- Penghamparan beton bertulang harus dilaksanakan dalam dua lapis, lapis
pertama harus dihamparkan, dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu
sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang
cukup. Segera setelah pemasangan baja tulangan maka lapis atas beton harus
dituangkan dan diselesaiakan.
- Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton harus diperhalus, diperbaiki
dan dipadatkan lagi dengan bantuan alat-alat penyetrika.
- Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih
plastis, bagian-bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru,
dibentuk,dipadatkan dan diselesaikan lagi.
- Setelah itu, tepi perkerasan beton disepanjang acuan dan pada sambungan
harus diselesaikan dengan perkakas untuk membentuk permukaan seperempat
lingkaran yang halus denga radius tertentu.
- Setelah sambungan dan tepian selesai maka selanjutnya permukaan beton
dikasarkan dengan disikat tegak lurus denga garis sumbu jalan dan dilanjutkan
lagi dengan perawatan permukaan beton.

3. Bahan :
 Semen
 Pasir
 Agregat Kasar
 Baja Tulangan Polos
 Joint Sealent
 Cat Anti Karat
 Expansion Cap
 Polytene 125 mikron
 Curing Compound
 Formwork Plate
 Paku
4. Peralatan :

 Wheel Loader
 Batching Plant
 Truck Mixer
 Con. Vibrator
 Water Tank Truck
 Conc. Paver
 Alat Bantu

5. Analisa K3 :
1. Personil

 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan Jalan dan Cone
Rambu Peringatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
e. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety

5.3.(3) METODE PELAKSANAAN LAPIS PONDASI BAWAH BETON KURUS

1. Lingkup Pekerjaan

Lapis pondasi bawah tidak dimaksudkan ikut menahan beban lalu-lintas, tetapi lebih
berfungsi sebagai lantai kerja dan sebagai fasilitas drainase agar air dapat bebas
bergerak dibawah plat beton tanpa mengerosi butir-butir tanah yang membentuk
tanah dasar. Oleh karena itu biasanya lapis pondasi bawah dari bahan berbutir harus
memenuhi persyaratan sebagai filter material.

2. Urutan Kerja :
a. Persiapan
 Persiapan penting yang harus dilakukan sebelum penghamparan plat beton meliput
berbagai hal seperti membentuk, membuat penyesuaian-penyesuaian seperlunya pada
permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah, dan bila perlu, menambahkan air
dan memadatkan kembali permukaan disesuaikan dengan alinyemen dan potongan
melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
 Pembentukan permukaan secara teliti sangat penting bagi pelaksanaan ditinjau dari
segi jumlah beton yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
 Bagian-bagian permukaan yang menonjol harus dikupas, bagian-bagian yang rendah
harus diisi dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan kepadatan. Bila alat pengupas
dilengkapi dengan system pengatur ketinggian otomatis, maka alat tersebut dapat
langsung dioperasikan diatas permukaan yang akan dibentuk.
 Daya dukung tanah dasar ditentukan dengan pengujian CBR, apabila tanah dasar
mempunyai niai CBR lebih dari 2% maka lapisan pondasi yang digunakan terbuat
dari beton kurus (Lean Mix Concrete) setebal 15 cm yang dianggap mempunyai nilai
CBR tanah dasar efektif 5%.
 Campuran Beton Kurus harus mempunyai kuat tekan beton karakteristik pada umur28
(dua puluh delapan) hari, minimum 5 MPa (50 kg/cm²) tanpa menggunakan abu
terbang (fly ash), atau 7 MPa (70 kg/cm²) bila menggunakan abu terbang, dengan
tebal miniml 10 cm.
b. Penghamparan
 Penghamparan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan peralatan
manual. Dalam hal apa pun, beton harus dihampar dengan ketebalan yang cukup
untuk pemadatan dan penyelesaian akhir.

Pemasangan Tulangan Plat Beton


- žPersiapan Tulangan Dowel dan Tie Bar : ujung dirapikan, bagian tengah dicat anti karat.
Pengikatan ke batang pemegang dengan kawat ‘windrat’, tidak boleh dilas agar bisa sliding.

- žDowel & Tie Bar harus tepat lokasi & tidak overlap. Dowel separuh lekat separuh lepas, agar
bisa sliding.

- žBila menggunakan tulangan penguat pinggir, tidak boleh overlap dengan tulangan
sambungan.

- žUntuk pengecoran dua lajur sekaligus diperlukan ‘Crack Inducer’ sejajar center line dengan
bahan ½ kayu kaso. žUjung Dowel dirapikan dengan digerinda.

Persiapan
Pengecoran
Plat
- žPembersihan Lean Concrete dari kotoran apapun. Kalau ada yang cacat/rusak harus
diperbaiki (patching).

- žPelaksanaan bekisting dari papan atau rail harus kokoh sesuai alinyemen serta cukup
panjang.žPemasangan Bound Breaker dari Plastik Tipis.

- žPemasangan tulangan sambungan Dowel & Tie Bar. Perhatikan fungsi “Sliding Devices” dan
“Rotation Devices” masing-masing.

- žPemasangan ‘Crack Inducer’ dari ½ kayu kaso (segi tiga) bilamana akan dilakukan
pengecoran pelat beton 2 lajur sekaligus.

Peralatan Pengecoran Plat Beton


- žBekisting melintang awal pelaksanaan yang sudah terpasang Dowel harus kuat, rapi dan
‘Vibrating Screed’ atau Finisher yang sudah siap untuk dioperasikan.
- žPeralatan bantu yang harus dipersiapkan : ‘Hand Floater’, ‘Edging’, ‘Groover’ atau ‘Brusher’,
‘Saw Cutter’ dll.

- žPeralatan uji mutu utama antara lain : Uji Mutu Slump, Flexurel Strength dll.

- žPerawatan (curing) yang harus dipersiapkan adalah atap segitiga, semprotan ‘Curing
Coumpond’, plastik basah.

Penggelaran Campuran Untuk Plat Beton


- žVibrating screed atau finisher sudah harus siap didekat bekesting awal. Dowel harus dalam
keadaan sudah rapi dan siap untuk berfungsi sebagai “Transfer Load” dan “Sliding devices”.

- žPada setiap dumping per truck mixer dilakukan pengecekan slump, kemudian beton di
padatkan dengan alat penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah di setujui
direksi pekerjaan , penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang
cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar di batasi
penggunaanya sehingga menghasilkan pemadatan yang di perlukan tanpa menyebabkan
terjadinya segregasi pada agregat

- žPekerjaan finishing meliputi semua pekerjaan perapian permukaan beton. Permukaan


finishing yang berlebih harus dihindari. Perapian pinggir/edging dilakukan dengan alat khusus
secara manual.

- Texturing dapat dilakukan secara manual ataupun mekanis baik dalam bentuk Grooving
maupun Brushing

PERAWATAN AKHIR :
- Perawatan akhir dilakukan dengan Wet Burlap (karung basah) selama 7 hari dan selalu
dibasahi.
- Selama 7 hari diupayakan agar burlap selalu dalam keadaan basah dengan disiram air bila
mulai mengering.

3. Bahan :
 Semen
 Pasir
 Agregat Kasar
 Multiplekx 12 mm
 Kayu Acuan
 Paku

4. Peralatan :

 Wheel Loader
 Batching Plant
 Truck Mixer
 Conc. Vibrator
 Conc. Paver
 Water Tanker
 Alat bantu

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

6.1 (1)(a) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair

1. Lingkup Pekerjaan
Lapis resap pengikat – aspal cair merupakan pelaburan permukaan perkerasan yang
akandilapisi perkerasan aspal baru dengan bahan perekat [prime coat] bertujuan agar
terjadiikatan antara permukaan lapis pondasi aggregate dengan lapis pondasi beton baru.

2. Urutan Kerja :
 Memeriksa kondisi alat yang akan digunakan agar berfungsi dengan baik
 Melakukan uji coba untuk meyakinkan hasil penyemprotan sesuai dengan persyaratan
teknis.
 Sebelum penyemprotan dimulai, debu dan bahan kotoran harus disingkirkan terlebih
dahulu.
 Penyemprotan dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak menggangu lalu-
lintas dan memungkinkan lalu-lintas satu arah tanpa merusak hasil pekerjaan.
 Pembersihan harus dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot,
jika ada tonjolan benda asing atau lainnya harus segera disingkirkan dari permukaan
dengan memakai penggaruk baja atau cara lainnya yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
 Panjang permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprot harus
diukur dan ditandai.
 Permukaan yang akan disemprot harus benar-benar kering.
 Asphalt Sprayer harus mulai bergerak tidak boleh kuran dari 5 meter di mua daerah
yang disemprot, dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai ketentuan bila
batang semprot mencapai lembaran kertas dan kecepatan ini harus tetap dipertahankan
sampai melalui titik akhir dari pemakaian bahan pengikat dan sisa prime coat dalam
tangki tidak boleh kurang dari 10% dari kapasitas tangki.

3. Bahan :
 Aspal cair (prime coat)
4. Peralatan :
 Aspal Distributor
 Compressor
 Asphalt Liquid Mixer
4. Peralatan :
1. Personil

 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
f. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety

6.6 (2) Lapis Pondasi/Perata Penetrasi Macadam

1. Lingkup Pekerjaan
Biasanya ditempatkan pada lapis antara, atau diatas permukaan pondasi telford atau sebagai
perata pada jalan bergelombang.
2. Urutan Kerja :
 Permukaan yang akan dilapis disiapkan dan diberi lapis perekat
 Agregat pokok dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan Three Whell Roller,
kemudian disiram aspal
 Agregat pengunci dihampar merata dan mengunci seluruh permukaan dan dipadatkan,
setelah kerapatan dan kepadatan memenuhi ketentuan aspal disiramkan merata ke
seluruh permukaan
 Setelah aspal cukup meresap kedalam lapisan, kemudian dihampar pasir penutup
untuk menghindari aspal tidak melekat pada kendaraan.

3. Bahan :
 Batu pecah ukuran 3-5
 Batu pecah ukuran 2-3
 Batu pecah ukuran 1-2
 Aspal

4. Peralatan :
 Pick Up
 Whell Roller
 Kayu Bakar
 Gerobak
 Ember Penampung
 Pungki
 Alat penyemprot
 Dump Truck
5. Analisa K3 :
1. Personil

 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
g. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety

DIVISI 7. STRUKTUR

7.1 (7)a BETON MUTU SEDANG fc’20 MPa

1. Lingkup Pekerjaan
Mengerjakan beton bertulang sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui garis elevasi,
kelandaian dan bentuk dimensinya. Pekerjaan ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk
pengecoran beton, pembuatan lantai kerja, pemeliharaan, pengeringan, atau tindakan lain agar
tempat yang akan di cor beton siap saat akan dilaksanakan.

2. Uraian Pekerjaan
a. Komposisi / Campuran Beton
- Beton harus dibentuk dari semen Portland, Pasir kerikil / batu pecah, air seperti sesuai
dengan spesifikasi
- Untuk mutu campuran yang direncanakan, diketemukan dari percobaan-percobaan
campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang diisyaratkan, banyaknya
semen tiap m3 beton menyesuaikan job mix formula.
- Perlengkapan Mengaduk Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan perlengkapan
yang mempunyai ketentuan yang cukup untuk menetapkan danmengawasi jumlah
dari masingmasing pembentuk beton.

b. Mengaduk
- Bahan yang dipergunakan Pc, pasir dan Agregrat kasar dengan perbandingan volume
yang didapat dari hasil Mix Design dan harus mencapai kuat desak minimum sesuai
yang diisyaratkan.
- Bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton
sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh
ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas
lebih besar.
- Penyampuran dengan tangan dimungkinkan apabila pada lokasi – lokasi tertentu
mesin pengaduk tak mungkin digunakan menurut pandangan direksi.

c. Cetakan (Kayu Perancah / Bekisting)


- Kayu yang digunakan sebagai bahan cetakan adalah kayu Kelas III yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga mendapatkan kekuatan yang maksimum dan untuk acuan
menggunakan kayu papan.
- Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas dan ukuran beton yang
diinginkan sebagaimana pada gambar atau seperti yang ditetapkan direksi.
- Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
- Semua cetakan yang dibangun harus kuat, alat dan usaha yang sesuai dan cocok untuk
membuka cetakan tanpa merusak permukaan dari permukaan beton yang telah selesai
harus tersedia.
- Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah
pengembangan atau gerakan lain selama penuangan beton Penyanggabeton harus
bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan
cetakan selama pelaksanaan pengecoran.
d. Pengecoran
- Beton dicor setelah semua cetakan, baja tulangan beton, pemasangan instalasi yang
harus ditanam, penyekatnya dan pengikatan selesai dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
- Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus se demikian, sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang dapat menyebabkan
perubahan nilai Slump.
- Semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai kerja harus bersih
dari genangan air, reruntuhan atau bahan lepas.
- Pengecoran tidak boleh dilakukan selama hujan deras atau lama sehingga
menyebabkan spesi terpisah dari Agregat kasar.
- Ember yang digunakan untuk menuangkan beton harus ember yang mudah diangkat/
diletakan dengan alat-alat lainnya.
- Setiap Lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin sehingga
bebas dari kantong – kantong kerikil dan menutup rapat pada semua permukaan beton
dari cetakan dan material yang digunakan.
- Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan alat penggetar tipe immersion
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran permenit.

e. Pengujian Beton
- Kontraktor harus melakukan tes beton sesuai dengan prosedur yang diisyaratkan oleh
Direksi Pekerjaan.
- Penyedia jasa harus melakukan Slump Test pada waktu menuangkan beton. Slump
test harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm.
- Percobaan beton dari bahan batu dankandungan air harus dilakukan sesuai prosedur
standar, khusus untuk beton kubus dibentuk cetakan 150 mm kubus.
- Kontraktor harus membuat catatan – catatan pengujian untuk tiap pengujian.

f. Pemelihaan beton
- Beton dipelihara dengan menyiram dengan air secukupnya sampai benton mencapai
kuat tekan yg disyaratkan.
- Pembongkaran Bekisting setelah beton mencapai kuat tekan minimal 75%.
3. Bahan :
- Semen
- Pasir beton
- Agregat kasar
- Kayu Perancah
- Paku

7.1 (8) BETON MUTU RENDAH Fc’10 MPA

1. Lingkup Pekerjaan
Mengerjakan beton bertulang sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui garis elevasi,
kelandaian dan bentuk dimensinya. Pekerjaan ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk
pengecoran beton, pembuatan lantai kerja, pemeliharaan, pengeringan, atau tindakan lain agar
tempat yang akan di cor beton siap saat akan dilaksanakan.

2. Uraian Pekerjaan
a. Komposisi / Campuran Beton
- Beton harus dibentuk dari semen Portland, Pasir kerikil / batu pecah, air sepertisesuai
dengan spesifikasi
- Untuk mutu campuran yang direncanakan, diketemukan dari percobaan-percobaan
campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang diisyaratkan, banyaknya
semen tiap m3 beton menyesuaikan job mix formula.
- Perlengkapan Mengaduk
- Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketentuan
yang cukup untuk menetapkan danmengawasi jumlah dari masingmasing pembentuk
beton.
b. Mengaduk
- Bahan yang dipergunakan Pc, pasir dan Agregrat kasar dengan perbandingan volume
yang didapat dari hasil Mix Design dan harus mencapai kuat desak minimum sesuai
yang diisyaratkan.
- Bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton
edikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh
ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas
lebih besar.
- Penyampuran dengan tangan dimungkinkan apabila pada lokasi – lokasi tertentu
mesin pengaduk tak mungkin digunakan menurut pandangan direksi.

c. Cetakan (Kayu Perancah / Bekisting)


- Kayu yang digunakan sebagai bahan cetakan adalah kayu Kelas III yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga mendapatkan kekuatan yang maksimum dan untuk acuan
menggunakan kayu papan.
- Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas dan ukuran beton yang
diinginkan sebagaimana pada gambar atau seperti yang ditetapkan direksi.
- Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
- Semua cetakan yang dibangun harus kuat, alat dan usaha yang sesuai dan cocok untuk
membuka cetakan tanpa merusak permukaan dari permukaan beton yang telah selesai
harus tersedia.
- Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah
pengembangan atau gerakan lain selama penuangan beton Penyanggabeton harus
bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan
cetakan selama pelaksanaan pengecoran.

d. Pengecoran
- Beton dicor setelah semua cetakan, baja tulangan beton, pemasangan instalasi yang
harus ditanam, penyekatnya dan pengikatan selesai dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
- Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus se demikian, sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang dapat menyebabkan
perubahan nilai Slump.
- Semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai kerja harus bersih
dari genangan air, reruntuhan atau bahan lepas.
- Pengecoran tidak boleh dilakukan selama hujan deras atau lama sehingga
menyebabkan spesi terpisah dari Agregat kasar.
- Ember yang digunakan untuk menuangkan beton harus ember yang mudah diangkat/
diletakan dengan alat-alat lainnya.
- Setiap Lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin sehingga
bebas dari kantong – kantong kerikil dan menutup rapat pada semua permukaan beton
dari cetakan dan material yang digunakan.
- Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan alat penggetar tipe immersion
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran permenit.

e. Pengujian Beton
- Kontraktor harus melakukan tes beton sesuai dengan prosedur yang diisyaratkan oleh
Direksi Pekerjaan.
- Penyedia jasa harus melakukan Slump Test pada waktu menuangkan beton. Slump
test harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm.
- Percobaan beton dari bahan batu dankandungan air harus dilakukan sesuai prosedur
standar, khusus untuk beton kubus dibentuk cetakan 150 mm kubus.
- Kontraktor harus membuat catatan – catatan pengujian untuk tiap pengujian.

f. Pemelihaan beton
- Beton dipelihara dengan menyiram dengan air secukupnya sampai benton mencapai
kuat tekan yg disyaratkan.
- Pembongkaran Bekisting setelah beton mencapai kuat tekan minimal 75%.

g. Bahan :
- Semen
- Pasir beton
- Agregat kasar
- Kayu Perancah
- Paku

7.3 (1) BAJA TULANGAN U 24 POLOS


7.3 (3) BAJA TULANGAN U 32 ULIR

1. Lingkup Pekerjaan
Merupakan baja tulangan bentuk ulir dengan baja mutu sedang dan keras yang memiliki
tegangan leleh karekteristik 2.400 kg/cm2 untuk baja tulangan Polos dan 3.200 kg/cm2 untuk
baja tulangan Ulir. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan pada
acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.

2. Urutan Kerja :
• Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokan
harusdisediakan oleh kontraktor untuk mendapat persetujuan dari direksi
lapangan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan tersebut dan diagram
pembengkokan disetujui.
b. Persetujuan atas Daftar Pesanan dan Diagram Pembengkokan dalam segala hal
tidak membebaskan kontraktor atas tanggung jawabnya dari daftar dan diagram
tersebut.

• Kondisi Tempat Kerja & Perlindungan Bahan


a. Tulangan disimpan di tempat kerja dalam ikatan, diberi label dan ditandai dengan
labelogam yang menunjukan ukuran batang, panjang dan informasilainnya
sehubungandengan tanda yang ditunjukan pada diagram tulangan.
b. Baja tulangan di tempatkan ditempat yang baik sedemikian untuk mencagah
distorsikontaminasi, korosi atau kerusakan.

• Pembengkokan Baja Tulangan


a. Baja Tulangan dipotong dan dibengkokan sesuai ukuran dan gambar rencana,
denganmenggunakan alat bantu.
b. Bilamana terjadi kesalahan membengkokan baja tulangan, batang tulangan tidak
boleh dibengkokan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan direksi pekerjaan
atau yang sedemikian akan merusak atau melemahkan bahan.
c. Sambungan dan persilangan diikat dengan menggunakan kawat ikat baja.

• Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :


a. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun
sedemikianrupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan
menggunakan kawat beton.
b. Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu
7.9.(1) METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATU
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini merupakan pasangan batu sebagai dinding penahan tanah yang dikerjakansesuai
dalam gambar dan spesifikasi yang telah ditentukan sesuai dengan instruksi dari konsultan
pengawas dan Direksi Pekerjaan.
2. Urutan Kerja :
 Pengajuan request dengan disertai gambar kerja kepada Konsultan Pengawas dan
Direksi Pekerjaan
 Setelah mendapatkan ijin dari konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan, Tim
Survey melakukan staking out dan pemasangan bowplank di lokasi pekerjaan
 Kemudian dilakukan penggalian dengan menggunakan alat atau tenaga orang,
selanjutnya tanah bekas galian dibuang pada area pembuangan
 Setelah penggalian dilakukan sesuai dengan elevasi yang dibutuhkan, tahap
selanjutnya adalah pemasangan batu dan melakukan pembentukan profil untuk
pasangan
 Menentukan komposisi campuran bahan semen, pasir dan air dicampur dan diaduk
menjadi beton dengan menggunakan concrete mixer sesuai dengan kuat tekan yang
disyaratkan.
 Setelah penghamparan adukan dilakukan pemasangan batu.
 Batu sebelum dipasang terlebih dahulu di bersihkan dan di basahi seluruh
permukaannya.
 Pekerjaan pengisian rongga rongga
 Pekerjaan pemasangan tali air
 Pekerjaan plesteran dan acian untuk kepala pasangan batu.
3. Bahan :
 Batu belah
 Semen
 Pasir

4. Peralatan :
 Concrete Mixer
 Water Tanker
 Alat bantu
PEKERJAAN KHUSUS
Sheet Goreng 1 cm Padat (W-6)
sheet goreng adalah campuran antara pasir dan aspal yang dicampur dan dipanaskan secara
bersamaan di lapangan menggunakan peralatan sederhana.

 Pencampuran dan pemanasan dilakukan pada sebuah wadah lembaran tipis yang terbuat
dari besi yang diletakkan di atas drum minyak yang telah kosong. Di bawah plat tempat
pengadukan dilakukan pemanasan dengan menggunakan kayu bakar.
 Komposisi yang tepat dari campuran akan menghasilkan suatu campuran yang
mempunyai kualitas bagus, dan juga untuk memperoleh hasil yang baik harus dilakukan
pemanasan setiap material secara terpisah sebelum dilakukan pencampuran. Hal yang
paling penting lainnya adalah suhu pemanasan yang harus dikontrol secara cermat
untuk memastikan kualitas campuran.
 Sebelum pelaksanaan pengaspalan (latasir) base course jalan harus di prime terlebih dahulu
agar adanya adhesi yang bagus antara lapisan pengaspalan dengan base course. Material
untuk prime coat adalah aspal yang dipanaskan dan dicampur dengan minyak tanah dengan
komposisi 35-40 %
 Campuran untuk prime coat tersebut harus disemprotkan seara hati-hati dan dikontrol
jumlah/kadar penyemprotannya. Setelah penyemprotan, jalan harus ditutup untuk lalu
lintas yang akan melalui jalan tersebut agar prime coat tersebut dapat kering dan
berfungsi dengan baik
 Ketika lapisan prime coat telah kering dan latasir selesai dicampur tiba saatnya untuk
dilaksanakan penghamparan. Campuran latasir harus ditutup dengan kanvas selama
pengangkutan ke tempat lokasi penghamparan untuk menjaga kualitas campuran tetap
baik, tidak kehilangan suhu dan mencegah terkontaminasi dengan material lain. Hal
penting lainnya adalah menggunakan wadah pengangkut yang mempunyai kondisi
bagus untuk meminimalkan campuran latasir yang tumpah. Penghamparan harus
dimulai dari titik terjauh dari tempat pencampuran aspal. Mal pembatas yang terbuat
dari kayu sangat berguna digunakan untuk menjaga agar ketika penghamparan
campuran menutupi daerah yang tepat dan mempunyai ketebalan yang sama, dan harus
dipasang pada sisi tepi bagian pengaspalan dan di As jalan. Penghamparan harus
dilaksanakan per setengah bagian lintasan jalan untuk setiap penghamparannya. Untuk
mendapatkan hasil akhir yang mempuai kualitas yang baik penghamparan campuran
latasir harus dikontrol dengan baik.

 Pemadatan harus dilaksanakan secepatnya setelah penghamparan, dan untuk hasil yang
bagus dilakukan pemadatan dengan menggunakan mesin penggilas pneumatic double
steel drum roller 6-8 ton. Pastikan jumlah lintasan pemadatan mencukupi dan jaga agar
lapisan permukaan aspal tetap basah dengan air selama pemadatan dilakukan. Setelah
dilaksanakan pemadatan permukaan latasir akan meninggalkan bekas-bekas jejak
pemadatan, jalan harus ditutup terlebih dahulu dari lalu lintas berat antara 1-2 jam untuk
mencegah terjadinya pembebanan berlebih.
VI. PENUTUP
Untuk Pekerjaan yang tidak diuraikan dalam uraian metode kerja ini , akan dilaksanakan
sesuai dengan :
1. Seluruh detail dan tahapan pelaksanaan akan mengacu dan sesuai dengan tahapan
pelaksanaan yang dijelaskan di dalam Dokumen Pengadaan Bab XI Spesifikasi Teknis &
Gambar termasuk spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen tambahan / addendum (jika
ada) yang merupakan bagian dari Dokumen Pengadaan.
2. Seluruh pekerjaan, dengan bentuk, dimensi, jenis, detail, mengacu pada Gambar Kerja /
Shop drawing.
3. Seluruh pekerjaan mengacu dan menggunakan serta akan memenuhi seluruh standard yang
ditentukan dalam Dokumen Pengadaan Bab XI Spesifikasi Teknis & Gambar, termasuk
spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen tambahan / addendum (jika ada) dan standar
lain yang berlaku di lingkungan Negara Republik Indonesia.
4. Pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya.
5. Pekerjaan akan menghasilkan hasil yang maksimal, presisi dan rapih sesuai dengan
6. Spesifikasi teknis dan Gambar Kerja .

…………….., …… 2018
Penawar, PT………………..

………………………………..
Direktur

Anda mungkin juga menyukai