PELAKSANAAN
Satker :
Informasi Proyek :
i. Pengaturan Lokasi
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan peralatan, bahan dan tenaga
yang disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode kerja yang diterapkan.
a. Pengendalian Waktu
Berdasarkan metode kerja yang telah dipilih maka baik keteraturan,
produktivitas dan keperluan alat, bahan dan tenaga dapat dikendalikan
sehingga waktu yang telah dirancang juga secara otomatis dapat dikendalikan
dengan benar.
Dengan telah diterbitkannya Sertifikat FHO maka seluruh tanggung jawab telah
diserahkan kepada pemilik proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari
segala macam tuntutan.
ii. Pada Saat Pelaksanaan / Pengaturan Lalu Lintas/ Manajemen Lalu Lintas
Secara umum, pekerjaan dilaksanakan pada lokasi dimana aktivitas lalu
lintas masih berjalan keluar masuk akses ke lokasi pekerjaan.Dalam
pelaksanaan pekerjaan, lalu lintas existing tidak terganggu.
Faktor yang dapat mengubah jadwal pelaksanaan konstruksi (Per item pekerjaan
tidak merubah masa pelaksanaan terkontrak) antara lain :
Tambahan detail metode pelaksanaan yang dilakukan setelah design gambar kerja
selesai seluruhnya
Umpan balik dari pemberi kerja dan konsultan pengawas
Kondisi aktual lapangan
Cuaca
V. METODE PEKERJAAN
Pengendalian lalu lintas menjadi tanggung jawab Tim Koordinator K3 yang dipimpin
oleh Petugas Ahli K-3 yang bukan hanya menguasai masalah lalu lintas saja tapi juga
masalah teknik serta langsung bertanggung jawab pada General Superintendent.
Bagian ini juga melakukan koordinasi aktif kepada Konsultan dan pihak pemberi tugas
tentang waktu, perubahan jalur dan lainnya sehingga dapat diperkecil segala
kemungkinan buruk yang akan terjadi. Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari :
Dalam menyiapkan fasilitas pengaturan lalu lintas, maka sepanjang area kerja, alat-
alat pengatur lalu lintas akan dipasang, yaitu pada titik-titik tertentu sesuai dengan
kebutuhan. Peralatan/fasilitas pengatur lalu-lintas yang diperlukan antara lain sebagai
berikut : Rambu perhatian, petunjuk, larangan dan sebagainya, Papan
pemberitahuan, Rubber cone, Lampu – lampu, Pagar pemisah, Bendera, Baju rompi
pengaman lalu lintas, Genset, Handy talky untuk komunikasi, dll.
DIVISI 2. DRAINASE
Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan galian untuk drainase dan saluran air yang
diperlukan untuk pembentukan kembali drainase dan saluran air yang telah rusak
diarea lokasi. Sebelum memulai pekerjaan galian dan saluran air ini, dilakukan terlebih
dahulu pengukuran dan pembersihan lahan dilapangan atau area sekitar lokasi dimana
akan dibuatnya drainase dan saluran air. Drainase dan saluran air harus disesuaikan
dengan gambar yang telah dibuat guna menjadi acuan agar tidak ada kesalahan dalam
penggalian tanah dilapangan. Pengerjaan pekerjaan ini harus tetap diawasi oleh
pengawas lapangan demi menghindari terjadinya kesalahan/ human error saat
membaca gambar.
Saluran air yang dibuat hendaknya dibuat dari tempat tinggi agar mengalir ketempat
yang lebih rendah sehingga tidak terjadi endapan atau genangan jika debit air sedang
meninggi. Agar terciptanya suatu kenyamanan saat bekerja, hendaknya tanah bekas
galian dibuang kesamping atau keluar badan jalan atau diangkut dengan
menggunakan DumpTruck dan dibuang kelokasi yang telah ditentukan dan disepakati.
2. Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan
dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
3. Tahapan Pekerjaan
Urutan Kerja :
Penentuan lokasi pekerjaan sesuai hasil survei di lapangan.
Penggalian dengan menggunakan Excavator pada lokasi yang telah ditentukan sesuai
dengan gambar rencana.
Material hasil galian dimuat kedalam Dump Truck secara manual kemudian diangkut
dengan Dump Truck ke lokasi yang telah disetujui oleh Direksi (pengawas pekerjaan).
Perapihan hasil galian dengan alat bantu menggunakan tenaga manusia.
4. Analisa K3
a. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
b. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
1. Lingkup Pekerjaan
Saluran Drainase pracetak berlubang didefinisikan sebagai saluran air hujan yang dibuat dari
bahan beton bertulang dengan pelubangan sesuai desain dan kriteria yang telah ditetapkan,
dibuat dengan cara proses sistem pracetak. Saluran drainase ini berfungsi untuk mengalirkan
dan atau meresapkan air hujan dari suatu tempat ke tempat lain.
2. Urutan Kerja :
Pengukuran
Pengukuran ini meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang tertera
pada shop drawing diterapkan di lapangan dengan memasang patok-patok dan bouwplank
untuk menyimpan elevasi.
Galian Tanah
Setelah melakukan pengukuran dan memasang patok dan titik elevasi. Sekarang lakukan
penggalian tanah dengan menggunakan alat berat Excavator. Kita juga harus mengontrol
galian tanah tersebut sesuai dengan elevasi patok yang sudah kita tandai.Dalam target
kurang lebih 1 hari pekerjaan galian tersebut selesai dan kedalaman galian minimal 7,2
meter.
Pembuangan tanah bekas galian
Selama pekerjaan galian tanah ini berlangsung, kita juga harus mempersiapkan dump
truck untuk membuang tanah bekas galian. Tanah bekas yang dibuang harus sudah
direncanakan dibuang pada tempat luar area proyek. Tapi kita juga harus menyiapkan
sebagian tanah bekas tersebut untuk melakukan pengurugan tanah kembali. Dengan
demikian area saluran drainase proyek tersebut ketika sudah selesai akan terlihat bersih.
Urug Sirtu
Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan sirtu. 1 hari sebelum
pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen selanjutnya sirtu didatangkan
bertahap berdasarkan kebutuhan setiap segmen galian. Ketebalan urugan sirtu adalah 250
mm. Pengurugan menggunakan excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk
meratakannya
Lantai Kerja
Pada umumnya ketebalan untuk lantai kerja biasanya 50 mm dengan mutu beton K-125
atau bisa juga disebut dengan istilah B0. Fungsi dari lantai kerja disini adalah untuk
mengontrol elevasi pada permukaan saluran drainase yang akan dipasang. Sehingga
disaat beton pracetak diturunkan elevasi sudah bisa diaplikasikan dengan baik.
Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH
Beton pracetak U-ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi dikirim ke lokasi
dan di stok di lokasi dekat pemasangan.
Pemindahan BETON PRACETAK U-DITCH dari stock yard ke tempat pemasangan
menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitan forklift
yang harus disediakan adalah 2 x berat material.
Pemasangan BETON PRACETAK U-DITCH menggunakan excavator atau crane
tergantung pada berat material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator =
5 x berat material yang diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur
minimal 1 hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 6 unit.
Di atas BETON PRACETAK U-DITCH sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor di
tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak u-dtich agar tidak bergeser ke kiri
atau ke kanan oleh desakan tanah setelah pengurugan kembali
Pekerjaan nat
Spasi antar BETON PRACETAK U-DITCH ditutup dengan campuran semen.
4. Analisa K3
c. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
d. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
Urutan Kerja :
Penentuan lokasi pekerjaan sesuai hasil survei di lapangan.
Penggalian dengan menggunakan Excavator pada lokasi yang telah ditentukan sesuai
dengan gambar rencana.
Material hasil galian dimuat kedalam Dump Truck secara manual kemudian diangkut
dengan Dump Truck ke lokasi yang telah disetujui oleh Direksi (pengawas pekerjaan).
Perapihan hasil galian dengan alat bantu menggunakan tenaga manusia.
4. Peralatan :
- Dump Truck
- Excavator
- Alat bantu
5. Analisa K3
e. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
f. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
3. Uraian Pengerjaan
1. Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking pada
area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material organik
dan anorganik.
2. Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan pengawas.
3. Memuat material timbunan biasa dari quarry dengan dum truk, dan ditumpuk dengan jarak
tertentu pada lokasi pekerjaan.
4. Timbunan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Greader.
5. Hasil hamparan timbunan biasa disiram air dengan menggunakan Water Tanker lalu
dipadatkan dengan Vibratory Roller sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai
dengan spesifikasi teknik.
6. Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan dan
kepadatan dari timbunan.
7. Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah
ditentukan.
4. Tahapan Pekerjaan
Mulai
Penghamparan Material
Pengujian
Selesai
Tenaga Kerja :
- Pekerja
- Mandor
Bahan/Material :
- Bahan Timbunan Pilihan
Peralatan :
- Whell Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Vibratory Roller
- Water Tanker
- Alat Bantu
6. Analisa K3
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
a. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
Sarung Tangan
Helm
Sepatu Safety
3.2.(1b) METODE PELAKSANAN PEKERJAAN TIMBUNAN BIASA DARI
SUMBER GALIAN
1. Lingkup Pekerjaan
2. Persiapan Pekerjaan
Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
Mengajukan permohonan penggunaan material kepada Direksi.
Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Urutan Kerja :
4. Tahapan Pekerjaan
Mulai
Penghamparan Material
Pengujian
Selesai
6. Analisa K3
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
b. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
Sarung Tangan
Helm
Sepatu Safety
2. Bahan :
- - Agregat Kelas S
3. Peralatan :
- Wheel Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Tandem Roller
- Water Tanker
- Alat bantu
4. Analisa K3
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
c. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
Sarung Tangan
Helm
Sepatu Safety
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
2. Bahan :
- - Agregat Kelas A
3. Peralatan :
- Wheel Loader
- Dump Truck
- Motor Grader
- Tandem Roller
- Water Tanker
- Alat bantu
4. Analisa K3
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
d. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
Sarung Tangan
Helm
Sepatu Safety
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini adalah pembuatan perkerasan beton semen (perkerasan kaku) dan lapis
pondasi bawah yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang
melintang seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau persetujuan Direksi Pekerjaan.
2. Urutan Kerja :
- Beton dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan
sedapat mungkin dihindari.
- Pengecoran dan penghamparan beton dilakukan dengan menggunakan truck
pencampur, truk pengaduk dan harus dihampar terus menerus diantara
sambungan melintang tanpa sekatan sementara.
- Setelah beton dituangkan, beton harus dibentuk agar memenuhi penampang
melintang yang ditunjukkan dalam gambar. Kemudian baja tulangan harus
diletakkan diatas hamparan beton tersebut.
- Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, cat, dan karat yang akan
mengganggu kelekatan baja dengan beton.
- Penghamparan beton bertulang harus dilaksanakan dalam dua lapis, lapis
pertama harus dihamparkan, dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu
sehingga baja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang
cukup. Segera setelah pemasangan baja tulangan maka lapis atas beton harus
dituangkan dan diselesaiakan.
- Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton harus diperhalus, diperbaiki
dan dipadatkan lagi dengan bantuan alat-alat penyetrika.
- Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih
plastis, bagian-bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru,
dibentuk,dipadatkan dan diselesaikan lagi.
- Setelah itu, tepi perkerasan beton disepanjang acuan dan pada sambungan
harus diselesaikan dengan perkakas untuk membentuk permukaan seperempat
lingkaran yang halus denga radius tertentu.
- Setelah sambungan dan tepian selesai maka selanjutnya permukaan beton
dikasarkan dengan disikat tegak lurus denga garis sumbu jalan dan dilanjutkan
lagi dengan perawatan permukaan beton.
3. Bahan :
Semen
Pasir
Agregat Kasar
Baja Tulangan Polos
Joint Sealent
Cat Anti Karat
Expansion Cap
Polytene 125 mikron
Curing Compound
Formwork Plate
Paku
4. Peralatan :
Wheel Loader
Batching Plant
Truck Mixer
Con. Vibrator
Water Tank Truck
Conc. Paver
Alat Bantu
5. Analisa K3 :
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan Jalan dan Cone
Rambu Peringatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
e. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
Sarung Tangan
Helm
Sepatu Safety
1. Lingkup Pekerjaan
Lapis pondasi bawah tidak dimaksudkan ikut menahan beban lalu-lintas, tetapi lebih
berfungsi sebagai lantai kerja dan sebagai fasilitas drainase agar air dapat bebas
bergerak dibawah plat beton tanpa mengerosi butir-butir tanah yang membentuk
tanah dasar. Oleh karena itu biasanya lapis pondasi bawah dari bahan berbutir harus
memenuhi persyaratan sebagai filter material.
2. Urutan Kerja :
a. Persiapan
Persiapan penting yang harus dilakukan sebelum penghamparan plat beton meliput
berbagai hal seperti membentuk, membuat penyesuaian-penyesuaian seperlunya pada
permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah, dan bila perlu, menambahkan air
dan memadatkan kembali permukaan disesuaikan dengan alinyemen dan potongan
melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
Pembentukan permukaan secara teliti sangat penting bagi pelaksanaan ditinjau dari
segi jumlah beton yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Bagian-bagian permukaan yang menonjol harus dikupas, bagian-bagian yang rendah
harus diisi dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan kepadatan. Bila alat pengupas
dilengkapi dengan system pengatur ketinggian otomatis, maka alat tersebut dapat
langsung dioperasikan diatas permukaan yang akan dibentuk.
Daya dukung tanah dasar ditentukan dengan pengujian CBR, apabila tanah dasar
mempunyai niai CBR lebih dari 2% maka lapisan pondasi yang digunakan terbuat
dari beton kurus (Lean Mix Concrete) setebal 15 cm yang dianggap mempunyai nilai
CBR tanah dasar efektif 5%.
Campuran Beton Kurus harus mempunyai kuat tekan beton karakteristik pada umur28
(dua puluh delapan) hari, minimum 5 MPa (50 kg/cm²) tanpa menggunakan abu
terbang (fly ash), atau 7 MPa (70 kg/cm²) bila menggunakan abu terbang, dengan
tebal miniml 10 cm.
b. Penghamparan
Penghamparan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan peralatan
manual. Dalam hal apa pun, beton harus dihampar dengan ketebalan yang cukup
untuk pemadatan dan penyelesaian akhir.
- žDowel & Tie Bar harus tepat lokasi & tidak overlap. Dowel separuh lekat separuh lepas, agar
bisa sliding.
- žBila menggunakan tulangan penguat pinggir, tidak boleh overlap dengan tulangan
sambungan.
- žUntuk pengecoran dua lajur sekaligus diperlukan ‘Crack Inducer’ sejajar center line dengan
bahan ½ kayu kaso. žUjung Dowel dirapikan dengan digerinda.
Persiapan
Pengecoran
Plat
- žPembersihan Lean Concrete dari kotoran apapun. Kalau ada yang cacat/rusak harus
diperbaiki (patching).
- žPelaksanaan bekisting dari papan atau rail harus kokoh sesuai alinyemen serta cukup
panjang.žPemasangan Bound Breaker dari Plastik Tipis.
- žPemasangan tulangan sambungan Dowel & Tie Bar. Perhatikan fungsi “Sliding Devices” dan
“Rotation Devices” masing-masing.
- žPemasangan ‘Crack Inducer’ dari ½ kayu kaso (segi tiga) bilamana akan dilakukan
pengecoran pelat beton 2 lajur sekaligus.
- žPeralatan uji mutu utama antara lain : Uji Mutu Slump, Flexurel Strength dll.
- žPerawatan (curing) yang harus dipersiapkan adalah atap segitiga, semprotan ‘Curing
Coumpond’, plastik basah.
- žPada setiap dumping per truck mixer dilakukan pengecekan slump, kemudian beton di
padatkan dengan alat penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah di setujui
direksi pekerjaan , penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang
cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar di batasi
penggunaanya sehingga menghasilkan pemadatan yang di perlukan tanpa menyebabkan
terjadinya segregasi pada agregat
- Texturing dapat dilakukan secara manual ataupun mekanis baik dalam bentuk Grooving
maupun Brushing
PERAWATAN AKHIR :
- Perawatan akhir dilakukan dengan Wet Burlap (karung basah) selama 7 hari dan selalu
dibasahi.
- Selama 7 hari diupayakan agar burlap selalu dalam keadaan basah dengan disiram air bila
mulai mengering.
3. Bahan :
Semen
Pasir
Agregat Kasar
Multiplekx 12 mm
Kayu Acuan
Paku
4. Peralatan :
Wheel Loader
Batching Plant
Truck Mixer
Conc. Vibrator
Conc. Paver
Water Tanker
Alat bantu
1. Lingkup Pekerjaan
Lapis resap pengikat – aspal cair merupakan pelaburan permukaan perkerasan yang
akandilapisi perkerasan aspal baru dengan bahan perekat [prime coat] bertujuan agar
terjadiikatan antara permukaan lapis pondasi aggregate dengan lapis pondasi beton baru.
2. Urutan Kerja :
Memeriksa kondisi alat yang akan digunakan agar berfungsi dengan baik
Melakukan uji coba untuk meyakinkan hasil penyemprotan sesuai dengan persyaratan
teknis.
Sebelum penyemprotan dimulai, debu dan bahan kotoran harus disingkirkan terlebih
dahulu.
Penyemprotan dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak menggangu lalu-
lintas dan memungkinkan lalu-lintas satu arah tanpa merusak hasil pekerjaan.
Pembersihan harus dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot,
jika ada tonjolan benda asing atau lainnya harus segera disingkirkan dari permukaan
dengan memakai penggaruk baja atau cara lainnya yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
Panjang permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprot harus
diukur dan ditandai.
Permukaan yang akan disemprot harus benar-benar kering.
Asphalt Sprayer harus mulai bergerak tidak boleh kuran dari 5 meter di mua daerah
yang disemprot, dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai ketentuan bila
batang semprot mencapai lembaran kertas dan kecepatan ini harus tetap dipertahankan
sampai melalui titik akhir dari pemakaian bahan pengikat dan sisa prime coat dalam
tangki tidak boleh kurang dari 10% dari kapasitas tangki.
3. Bahan :
Aspal cair (prime coat)
4. Peralatan :
Aspal Distributor
Compressor
Asphalt Liquid Mixer
4. Peralatan :
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
f. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
Sarung Tangan
Helm
Sepatu Safety
1. Lingkup Pekerjaan
Biasanya ditempatkan pada lapis antara, atau diatas permukaan pondasi telford atau sebagai
perata pada jalan bergelombang.
2. Urutan Kerja :
Permukaan yang akan dilapis disiapkan dan diberi lapis perekat
Agregat pokok dihampar dan dipadatkan dengan menggunakan Three Whell Roller,
kemudian disiram aspal
Agregat pengunci dihampar merata dan mengunci seluruh permukaan dan dipadatkan,
setelah kerapatan dan kepadatan memenuhi ketentuan aspal disiramkan merata ke
seluruh permukaan
Setelah aspal cukup meresap kedalam lapisan, kemudian dihampar pasir penutup
untuk menghindari aspal tidak melekat pada kendaraan.
3. Bahan :
Batu pecah ukuran 3-5
Batu pecah ukuran 2-3
Batu pecah ukuran 1-2
Aspal
4. Peralatan :
Pick Up
Whell Roller
Kayu Bakar
Gerobak
Ember Penampung
Pungki
Alat penyemprot
Dump Truck
5. Analisa K3 :
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan :“HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
g. Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
Sarung Tangan
Helm
Sepatu Safety
DIVISI 7. STRUKTUR
1. Lingkup Pekerjaan
Mengerjakan beton bertulang sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui garis elevasi,
kelandaian dan bentuk dimensinya. Pekerjaan ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk
pengecoran beton, pembuatan lantai kerja, pemeliharaan, pengeringan, atau tindakan lain agar
tempat yang akan di cor beton siap saat akan dilaksanakan.
2. Uraian Pekerjaan
a. Komposisi / Campuran Beton
- Beton harus dibentuk dari semen Portland, Pasir kerikil / batu pecah, air seperti sesuai
dengan spesifikasi
- Untuk mutu campuran yang direncanakan, diketemukan dari percobaan-percobaan
campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang diisyaratkan, banyaknya
semen tiap m3 beton menyesuaikan job mix formula.
- Perlengkapan Mengaduk Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan perlengkapan
yang mempunyai ketentuan yang cukup untuk menetapkan danmengawasi jumlah
dari masingmasing pembentuk beton.
b. Mengaduk
- Bahan yang dipergunakan Pc, pasir dan Agregrat kasar dengan perbandingan volume
yang didapat dari hasil Mix Design dan harus mencapai kuat desak minimum sesuai
yang diisyaratkan.
- Bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton
sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh
ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas
lebih besar.
- Penyampuran dengan tangan dimungkinkan apabila pada lokasi – lokasi tertentu
mesin pengaduk tak mungkin digunakan menurut pandangan direksi.
e. Pengujian Beton
- Kontraktor harus melakukan tes beton sesuai dengan prosedur yang diisyaratkan oleh
Direksi Pekerjaan.
- Penyedia jasa harus melakukan Slump Test pada waktu menuangkan beton. Slump
test harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm.
- Percobaan beton dari bahan batu dankandungan air harus dilakukan sesuai prosedur
standar, khusus untuk beton kubus dibentuk cetakan 150 mm kubus.
- Kontraktor harus membuat catatan – catatan pengujian untuk tiap pengujian.
f. Pemelihaan beton
- Beton dipelihara dengan menyiram dengan air secukupnya sampai benton mencapai
kuat tekan yg disyaratkan.
- Pembongkaran Bekisting setelah beton mencapai kuat tekan minimal 75%.
3. Bahan :
- Semen
- Pasir beton
- Agregat kasar
- Kayu Perancah
- Paku
1. Lingkup Pekerjaan
Mengerjakan beton bertulang sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui garis elevasi,
kelandaian dan bentuk dimensinya. Pekerjaan ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk
pengecoran beton, pembuatan lantai kerja, pemeliharaan, pengeringan, atau tindakan lain agar
tempat yang akan di cor beton siap saat akan dilaksanakan.
2. Uraian Pekerjaan
a. Komposisi / Campuran Beton
- Beton harus dibentuk dari semen Portland, Pasir kerikil / batu pecah, air sepertisesuai
dengan spesifikasi
- Untuk mutu campuran yang direncanakan, diketemukan dari percobaan-percobaan
campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang diisyaratkan, banyaknya
semen tiap m3 beton menyesuaikan job mix formula.
- Perlengkapan Mengaduk
- Kontraktor harus menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketentuan
yang cukup untuk menetapkan danmengawasi jumlah dari masingmasing pembentuk
beton.
b. Mengaduk
- Bahan yang dipergunakan Pc, pasir dan Agregrat kasar dengan perbandingan volume
yang didapat dari hasil Mix Design dan harus mencapai kuat desak minimum sesuai
yang diisyaratkan.
- Bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton
edikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh
ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas
lebih besar.
- Penyampuran dengan tangan dimungkinkan apabila pada lokasi – lokasi tertentu
mesin pengaduk tak mungkin digunakan menurut pandangan direksi.
d. Pengecoran
- Beton dicor setelah semua cetakan, baja tulangan beton, pemasangan instalasi yang
harus ditanam, penyekatnya dan pengikatan selesai dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
- Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus se demikian, sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang dapat menyebabkan
perubahan nilai Slump.
- Semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai kerja harus bersih
dari genangan air, reruntuhan atau bahan lepas.
- Pengecoran tidak boleh dilakukan selama hujan deras atau lama sehingga
menyebabkan spesi terpisah dari Agregat kasar.
- Ember yang digunakan untuk menuangkan beton harus ember yang mudah diangkat/
diletakan dengan alat-alat lainnya.
- Setiap Lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin sehingga
bebas dari kantong – kantong kerikil dan menutup rapat pada semua permukaan beton
dari cetakan dan material yang digunakan.
- Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan alat penggetar tipe immersion
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran permenit.
e. Pengujian Beton
- Kontraktor harus melakukan tes beton sesuai dengan prosedur yang diisyaratkan oleh
Direksi Pekerjaan.
- Penyedia jasa harus melakukan Slump Test pada waktu menuangkan beton. Slump
test harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm.
- Percobaan beton dari bahan batu dankandungan air harus dilakukan sesuai prosedur
standar, khusus untuk beton kubus dibentuk cetakan 150 mm kubus.
- Kontraktor harus membuat catatan – catatan pengujian untuk tiap pengujian.
f. Pemelihaan beton
- Beton dipelihara dengan menyiram dengan air secukupnya sampai benton mencapai
kuat tekan yg disyaratkan.
- Pembongkaran Bekisting setelah beton mencapai kuat tekan minimal 75%.
g. Bahan :
- Semen
- Pasir beton
- Agregat kasar
- Kayu Perancah
- Paku
1. Lingkup Pekerjaan
Merupakan baja tulangan bentuk ulir dengan baja mutu sedang dan keras yang memiliki
tegangan leleh karekteristik 2.400 kg/cm2 untuk baja tulangan Polos dan 3.200 kg/cm2 untuk
baja tulangan Ulir. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan pada
acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.
2. Urutan Kerja :
• Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokan
harusdisediakan oleh kontraktor untuk mendapat persetujuan dari direksi
lapangan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan tersebut dan diagram
pembengkokan disetujui.
b. Persetujuan atas Daftar Pesanan dan Diagram Pembengkokan dalam segala hal
tidak membebaskan kontraktor atas tanggung jawabnya dari daftar dan diagram
tersebut.
4. Peralatan :
Concrete Mixer
Water Tanker
Alat bantu
PEKERJAAN KHUSUS
Sheet Goreng 1 cm Padat (W-6)
sheet goreng adalah campuran antara pasir dan aspal yang dicampur dan dipanaskan secara
bersamaan di lapangan menggunakan peralatan sederhana.
Pencampuran dan pemanasan dilakukan pada sebuah wadah lembaran tipis yang terbuat
dari besi yang diletakkan di atas drum minyak yang telah kosong. Di bawah plat tempat
pengadukan dilakukan pemanasan dengan menggunakan kayu bakar.
Komposisi yang tepat dari campuran akan menghasilkan suatu campuran yang
mempunyai kualitas bagus, dan juga untuk memperoleh hasil yang baik harus dilakukan
pemanasan setiap material secara terpisah sebelum dilakukan pencampuran. Hal yang
paling penting lainnya adalah suhu pemanasan yang harus dikontrol secara cermat
untuk memastikan kualitas campuran.
Sebelum pelaksanaan pengaspalan (latasir) base course jalan harus di prime terlebih dahulu
agar adanya adhesi yang bagus antara lapisan pengaspalan dengan base course. Material
untuk prime coat adalah aspal yang dipanaskan dan dicampur dengan minyak tanah dengan
komposisi 35-40 %
Campuran untuk prime coat tersebut harus disemprotkan seara hati-hati dan dikontrol
jumlah/kadar penyemprotannya. Setelah penyemprotan, jalan harus ditutup untuk lalu
lintas yang akan melalui jalan tersebut agar prime coat tersebut dapat kering dan
berfungsi dengan baik
Ketika lapisan prime coat telah kering dan latasir selesai dicampur tiba saatnya untuk
dilaksanakan penghamparan. Campuran latasir harus ditutup dengan kanvas selama
pengangkutan ke tempat lokasi penghamparan untuk menjaga kualitas campuran tetap
baik, tidak kehilangan suhu dan mencegah terkontaminasi dengan material lain. Hal
penting lainnya adalah menggunakan wadah pengangkut yang mempunyai kondisi
bagus untuk meminimalkan campuran latasir yang tumpah. Penghamparan harus
dimulai dari titik terjauh dari tempat pencampuran aspal. Mal pembatas yang terbuat
dari kayu sangat berguna digunakan untuk menjaga agar ketika penghamparan
campuran menutupi daerah yang tepat dan mempunyai ketebalan yang sama, dan harus
dipasang pada sisi tepi bagian pengaspalan dan di As jalan. Penghamparan harus
dilaksanakan per setengah bagian lintasan jalan untuk setiap penghamparannya. Untuk
mendapatkan hasil akhir yang mempuai kualitas yang baik penghamparan campuran
latasir harus dikontrol dengan baik.
Pemadatan harus dilaksanakan secepatnya setelah penghamparan, dan untuk hasil yang
bagus dilakukan pemadatan dengan menggunakan mesin penggilas pneumatic double
steel drum roller 6-8 ton. Pastikan jumlah lintasan pemadatan mencukupi dan jaga agar
lapisan permukaan aspal tetap basah dengan air selama pemadatan dilakukan. Setelah
dilaksanakan pemadatan permukaan latasir akan meninggalkan bekas-bekas jejak
pemadatan, jalan harus ditutup terlebih dahulu dari lalu lintas berat antara 1-2 jam untuk
mencegah terjadinya pembebanan berlebih.
VI. PENUTUP
Untuk Pekerjaan yang tidak diuraikan dalam uraian metode kerja ini , akan dilaksanakan
sesuai dengan :
1. Seluruh detail dan tahapan pelaksanaan akan mengacu dan sesuai dengan tahapan
pelaksanaan yang dijelaskan di dalam Dokumen Pengadaan Bab XI Spesifikasi Teknis &
Gambar termasuk spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen tambahan / addendum (jika
ada) yang merupakan bagian dari Dokumen Pengadaan.
2. Seluruh pekerjaan, dengan bentuk, dimensi, jenis, detail, mengacu pada Gambar Kerja /
Shop drawing.
3. Seluruh pekerjaan mengacu dan menggunakan serta akan memenuhi seluruh standard yang
ditentukan dalam Dokumen Pengadaan Bab XI Spesifikasi Teknis & Gambar, termasuk
spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen tambahan / addendum (jika ada) dan standar
lain yang berlaku di lingkungan Negara Republik Indonesia.
4. Pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya.
5. Pekerjaan akan menghasilkan hasil yang maksimal, presisi dan rapih sesuai dengan
6. Spesifikasi teknis dan Gambar Kerja .
…………….., …… 2018
Penawar, PT………………..
………………………………..
Direktur