Anda di halaman 1dari 3

Metode Pekerjaan Pengaspalan

Tidak jarang kita menemui jalan raya dengan kondisi aspal yang sudah berlubang atau rusak, padahal
pekerjaan rehabilitasi terhadap lapisan aspal baru saja selesai dikerjakan. Mengapa bisa begitu?
Menurut Prof. Ir. Mochtar Indrasurya B, Ph.D, premature deterioration (kerusakan dini) ini memiliki
beberapa faktor penyebab, antara lain : ketidaksesuaian standard mutu lapisan perkerasan jalan (aspal),
kesalahan perencanaan dalam hal penentuan tebal lapisan perkerasan jalan, muatan berlebihan yang
berasal dari kendaraan berat (overloaded), dan sistem drainase jalan yang kurang baik. Dua faktor
pertama tersebut kunci utamanya adalah pada jasa konsultan dan usaha jasa konstruksi. Sedangkan
faktor ketiga sangat sulit untuk diubah karena menyangkut habit manusia. Lalu bagaimanakah
spesifikasi teknis yang tepat pada pekerjaan pengaspalan, sehingga dapat menghasilkan output jalan
raya berkualitas tinggi?
Bahan yang dibutuhkan pada pekerjaan pengaspalan adalah agregat dan aspal. Untuk agregat kasar
yang kehilangan berat karena abrasi 500 putaran, maka syarat batas tesnya adalah maksimum 40%,
sedangkan agregat kasar yang digunakan untuk penahan aspal sesudah pelapisan dan pengelupasan
memiliki batas tes minimum 95%. Syarat aspal yang dapat digunakan yaitu harus AC-10 aspal hotmix
gradasi kekentalan (kurang lebih ekivalen kepada Pen 60/70 memenuhi persyaratan AASHTO M 226).
Apabila pengawas lapangan meminta untuk menambahkan bahan penyatu (adhesif) dan anti
pengelupasan maka harus dipatuhi.

Pekerjaan Pengaspalan
sumber : http://blog.alatberat.com
Setelah semua bahan pembentuk aspal hotmix telah memenuhi persyaratan, maka proses
pencampurannya pun juga harus memenuhi prosedur yang telah ditetapkan. Selanjutnya pekerjaan
pengaspalan dapat mulai dilakukan. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan pengaspalan
secara ringkas adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Pada tahap persiapan, peralatan serta alat-alat berat yang diperlukan harus sudah siap, yaitu paver
(perata) bertenaga mesin, alat penyebaran, alat pemadat, dan alat finishing. Selain itu, sebelum
pekerjaan mulai dilaksanakan, kontraktor harus membersihkan seluruh lokasi pekerjaan dari segala
macam sampah atau kotoran yang mengganggu. Pembersihan lapangan tetap dilakukan selama
pekerjaan berlangsung hingga pekerjaan selesai.
2. Penyiapan Lapangan
a. Penyiapan lokasi
Pengukuran tapak yang merujuk pada gambar kerja perlu dilakukan sebelum pembongkaran aspal
dilakukan, di bawah pengawasan konsultan pengawas. Pembongkaran dilakukan dengan
membentuk persegi empat dengan sisi-sisi yang tegak lurus dan rata. Kemudian aspal bekas
bongkaran diangkut keluar dan dibuang pada tempatnya. Bekas bongkaran harus bersih dari
material lepas dan kotoran.
b. Pemasangan aspal
Aspal dapat mulai diaplikasikan kepada permukaan yang dapat berupa pondasi bagian atas (aspal
baru) atau di atas aspal lama (perbaikan jalan). Proses pemasangan aspal harus dengan
persetujuan pengawas lapangan.

Pekerjaan Pengaspalan
sumber : http://2.bp.blogspot.com
3. Penghamparan / penyebaran aspal
Penyebaran aspal dapat dilakukan dengan alat berat atau manusia. Penggunaan mesin dapat
mempercepat pekerjaan, sedangkan menggunakan tenaga manusia lebih hemat biaya. Jika
menggunakan paver, maka paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan, cabik-cabik atau ketidakteraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Lapangan
memenuhi tebal rencana.
4. Pemadatan aspal
Segera setelah aspal disebarkan, maka permukaan yang telah terbentuk harus segera diperiksa dan
diteliti apakah terdapat kualitas yang tidak baik sehingga dapat segera diperbaiki. Pemadatan
dilakukan ketika suhu aspal hotmix yang terpasang telah mencapai 110° C dan harus selesai sebelum
suhu turun di bawah 65° C. Proses penggilasan diulang hingga minimal tiga kali. Penggilasan awal dan
akhir dikerjakan oleh mesin gilas roda baja, sedangkan penggilasan antara menggunakan mesin gilas
bas pneumatic.
5. Finishing
Pada tahap akhir, permukaan aspal hotmix yang telah selesai dipadatkan harus ditunggu hingga
mendingin secara menyeluruh sebelum alat-alat berat boleh diletakkan di atasnya. Jika ditemukan
beberapa bagian permukaan yang lepas atau hancur, maka harus segera dipadatkan atas instruksi
pengawas lapangan. Bentuk akhir lapisan aspal hotmix harus halus dan rata, jika ada yang berlebih
harus dipotong lurus dan rapi.

Hanya dengan mengantongi izin usaha jasa konstruksi saja belumlah cukup untuk sebuah kontraktor
dapat dikatakan cakap dalam pekerjaannya, contohnya dalam pekerjaan pengaspalan tersebut.
Kontraktor yang professional haruslah memamtuhi segala persyaratan teknis pekerjaan pengaspalan,
serta melewati tahapan demi tahapan dengan prosedur yang tepat. Jika semua kontraktor di Indonesia
seperti ini, maka dapat dipastikan tidak ada lagi permasalahan tentang rusaknya jalan raya atau
jembatan di negeri tercinta ini. Semoga.

Tags : izin usaha jasa konstruksi, usaha jasa konstruksi, pekerjaan pengaspalan

Anda mungkin juga menyukai