MAHAKARYA
METODE PELAKSANAAN
I. URAIAN SINGKAT
Pemberi tugas adalah : Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
APBD tahun 2020 pada Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi Pekerjaan terletak di wilayah Kelurahan Banyuroto Kecamatan Kapanewon Nanggulan Kabupaten
Kulon Progo Provinsi DI. Yogyakarta.
Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender, dan masa pemeliharaan adalah
180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal Penyerahan Pertama (PHO), sesuai
yang dipersyaratkan pada Dokumen Pengadaan.
1.6.1. Secara Umum, Hari kerja efektif perbulan ditetapkan 25 hari kerja
1. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas semua Pengendalian Mutu selama pelaksanaan
pekerjaan. Pekerjaan Pengendalian Mutu adalah termasuk memantau, menginspeksi, menguji
cara, metode, bahan, kecakapan kerja, proses produk dari semua aspek Pekerjaan sebagaimana
yang diperlukan untuk memastikan kesesuaian persyaratan Kontrak.
2. Penyedia Jasa menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC plan) sesuai dengan ketentuan
kontrak dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan sebelum dimulainya setiap elemen pekerjaan
yang dicakup oleh perencanaan.
3. Penyedia Jasa menetapkan satu orang sebagai Manajer Kendali Mutu (QCM) yang bertanggung
jawab untuk implementasi Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan), yang profesional dan dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan. Manajer Kendali Mutu (QCM) harus memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi Teknik.
Jalan : BPBJ Setda Kabupaten Kulon Progo, Jl. Perwakilan No. 1 Wates.
Pengendalian teknis adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menjamin suatu hasil pekerjaan
sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak. Kepuasan hasil pekerjaan terwujud dalam
bentuk Sertifikat Serah Terima Pertama (PHO) dan Serah Terima Terakhir (FHO) .
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Bill Of Quantity, Gambar Pekerjaan, Spesifikasi Teknis,
serta seluruh peraturan yang terkait dengan Pekerjaan Konstruksi.
3.2. Engineering
Kegiatan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada Pengukuran/Perhitungan, Pengecekan Kesiapan Lahan,
Shop Drawing dan Asbuilt Drawing, Proses Usulan Material Konstruksi, Dokumentasi dan Pelaporan,
Quality Control Plan, Test, dan Inspeksi Pekerjaan.
Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan dikelola oleh Team Managemen Proyek yang terdiri dari Personil
Inti. Team Managemen Proyek membuat rancangan urutan pekerjaan yang mengacu pada denah
pentahapan dan jadwal waktu pelaksanaan.
Untuk selanjutnya dibuat metode kerja sesuai dengan Item Pembayaran pada Daftar Kuantitas, agar
pekerjaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta tepat waktu berdasarkan kondisi
lapangan yang ada dengan tetap mengendalikan Bahaya dan Resiko selama pelaksanaan hingga
pekerjaan selesai.
Kegiatan ini merupakan penataan penempatan fasilitas, peralatan, bahan dan tenaga yang
disesuaikan dengan urutan pekerjaan dan metode kerja yang diterapkan.
Urutan Pekerjaan adalah urutan pelaksanaan fisik pekerjaan di lapangan yang sangat penting, dan
sebagai dasar untuk memobilisasi/demobilisasi alat, tenaga dan material sesuai dengan ukuran dan
waktu saat diperlukan.
Berdasarkan urutan pekerjaan tersebut, dibuat metode kerja secara rinci sesuai dengan persyaratan
teknis konstruksi dan persyaratan lain yang berkaitan dengan pekerjaan. Metode kerja ini dimaksudkan
untuk menentukan keperluan alat, tenaga dan material untuk mencapai target produktivitas sesuai
rencana, selain itu berfungsi sebagai TOOLS penegendalian mutu dan pengendalian waktu sesuai
komitmen Kontrak.
Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan maka dibuatlah
pengendalian mutu pekerjaan yaitu Rencana Kendali Mutu (Quality Control Plan) yang dimulai dari
proses kegiatan pembuatan Shop Drawing, proses pengadaan dan mobilisasi material, alat, tenaga .
Keselamatan dan Kesehatan baik bagi tenaga kerja maupun pihak lain senantiasa dijamin yaitu dengan
mengadakan Team K3 Proyek.
Berdasar pada metode kerja maka baik keterurutan, produktivitas dan keperluan alat, bahan serta tenaga
dapat dikendalikan sehingga waktu yang telah ditetapkan secara otomatis dapat dikendalikan dengan
benar.
3.3.7. Pemeliharan Pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan (PHO dan FHO)
Sesuai dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan bahwa pekerjaan dapat diserah terimakan
jika telah selesai dan sesuai ketentuan teknis. Tahapan serah terima yaitu, Serah Terima Pertama (PHO)
kemudian diikuti dengan pemeliharaan dan perbaikan minor untuk selanjutnya sesuai dengan batas
waktu Masa Pemeliharaan dan jika pekerjaan telah dapat diterima dengan baik oleh pemilik proyek,
maka akan dilakukan Serah Terima Kedua (FHO). Dengan terbitnya Sertifikat FHO maka seluruh
tanggung jawab diserahkan kepada pemilik proyek dan kontraktor pelaksana dibebaskan dari segala
macam tuntutan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor bersama - sama dengan pihak pemilik pekerjaan
melakukan sosialisasi kepada Instansi terkait dan kepada masyarakat sekitar agar bisa memahami
kegiatan yang akan dilaksanakan sehinnga meminimalisir timbulnya konflik dan persepsi negatif.
Sosialisasi dan Koordinasi tetap dilaksanakan saat berlangsungnya pekerjaan hingga selesai dengan
maksud untuk memperoleh informasi dan masukan dari Instansi terkait dan masyarakat sekitar
sehingga masalah yang timbul dapat dipecahkan sebaik baiknya untuk tidak menyita waktu
pelaksanaan pekerjaan.
- Sosialisasi mengenai pengadaan material, alat - alat kerja dan lokasi pekerjaan.
Secara umum, pekerjaan dilaksanakan pada lokasi dimana aktivitas lalu lintas masih berjalan. Pada
pelaksanaan pekerjaan, diupayakan meminimalisir gangguan terhadap pengguna jalan/lalu lintas, untuk
itu dilakukan langkah -langkah sebagai berikut :
Pengaturan lalu lintas dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pihak DLLAJR dan
KEPOLISIAN sektor setempat, sehingga kelancaran lalu lintas tetap terjamin, demikian pula saat
mobilisasi dan demobilisasi peralatan.
b. Petugas Bendera
Ditempatkan pada semua titik rawan lalu lintas untuk kegiatan pelaksanaan item pekerjaan tertentu.
Rambu lalu lintas dengan material, bentuk dan dimensi mengacu pada spesifikasi teknis dan gambar
kerja dibuat dengan jumlah dan jenis sesuai dokumen pengadaan dan kebutuhan di lapangan. Dalam
pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia dibantu dengan alat pendukung lainnya, sperti :
gergaji, palu, linggis, sekop dan lain - lain.
Rambu lalu lintas terutama dipasang pada area pekerjaan yang bersinggungan dengan area
pengguna jalan.
Dalam rangka terjaminnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada penyelenggaraan konstruksi di
Indonesia, terdapat pengaturan mengenai K3 yang bersifat umum dan yang bersifat khusus untuk
penyelenggaraan konstruksi yakni:
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Konstruksi Bangunan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
4. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum masing-masing
Nomor Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi
Dalam usaha mengelola keselamatan kerja di Pengendalian Banjir Batang Sinamar Kab. Lima Puluh
Kota (Lanjutan), menerapkan suatu program pengelolaan keselamatan kerja yaitu:
1. Pemakaian Peraturan-Peraturan :
METODA PELAKSAKAAN PEKERJAAN
CV. MAHAKARYA
Policy Pengelola Proyek : Konsep-konsep dasar terlaksananya program keselamatan kerja di Proyek
Pengendalian Banjir Batang Sinamar Kab. Lima Puluh Kota (Lanjutan)
Standar-standar : Syarat minimal praktek dan kondisi pelaksanaan pekerjaan yang harus dipenuhi.
2. Safety Committee : Dalam hal ini HSE Engineer beserta Inspector lapangan yang membantu
pemimpin proyek menyangkut persoalan keselamatan kerja.
Safety Audit atau Inspeksi : Aktifitas pemeriksaan yang dilakukan secara periodik, khusus
memperhatikan kegiatan dan kondisi yang ditemui diseluruh areal proyek Pengendalian Banjir
Batang Sinamar Kab. Lima Puluh Kota (Lanjutan) Job Safety Analyses : Analisa detail semua elemen
pekerjaan dengan menonjolkan resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Safety Training Observation Program : Teknik mendidik dan membiasakan setiap pekerja untuk
mengidentifikasi unsafe action dan unsafe condition yang ditemuinya.
4. Safety Round : Kegiatan patroli gabungan tim K3 mengelilingi semua lokasi Proyek Pengendalian
Banjir Batang Sinamar Kab. Lima Puluh Kota (Lanjutan)
5. Safety Induction : Penjelasan kepada pengunjung atau pekerja baru tentang kegiatan pelaksanaan
K3.
6. Good House keeping : Kebersihan dan keteraturan tempat kerja di Proyek Pengendalian Banjir
Batang Sinamar Kab. Lima Puluh Kota (Lanjutan) adalah faktor-faktor yang memberi gambaran
sekilas mengenai karakter lingkungan kerja.
7. Award Program : Memotivasi dan pengenalan atas usaha bersama yang telah berhasil memelihara
tingkat keselamatan kerja yang tinggi di lingkungan Proyek Pengendalian Banjir Batang Sinamar Kab.
Lima Puluh Kota (Lanjutan)
Ketentuan Administrasi
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi,
yaitu :
1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan
kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko
kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang akan
digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang
tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut
dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
4) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam organisasi
Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur,
jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk
terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu
Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan serta
sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat kerja,
peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja
yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan keselamatan dan
kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga K3 untuk setiap proyek
yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam struktur organisasi pelaksanaan konstruksi
setiap proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time) untuk mengurus
dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan pekerja dengan
jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan, diwajibkan membentuk
unit pembina K3.
3) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit struktural dari
organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau penyedia jasa.
4) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia pembina
keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia Jasa,
serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja dalam segala hal yang
berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek.
c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari panitia pembina
keselamatan dan kesehatan kerja.
6) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek mereka harus bekerja sama
membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.
Laporan Kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang terkait dengan K3,
dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada Instansi
yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing- masing dan
Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus dibuat sebelumnya
untuk setiap proyek yang meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan
peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat lain serta jalur transportasi, dimana :
a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali (pemeriksaan
kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan pada kesehatan fisik dan kesehatan
individu),
b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut.
2) Tenaga kerja di bawah umur 18 tahun harus mendapat pengawasan kesehatan khusus,
meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
3) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk referensi.
4) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus dilakukan oleh
Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan pertama pada kecelakaan
(PPPK).
5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat kerja dan dijaga
agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
6) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk kompres,
perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular.
7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain alat-alat PPPK
yang diperlukan dalam keadaan darurat.
8) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-keterangan/instruksi yang mudah dan
jelas sehingga mudah dimengerti.
9) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan harus dijaga supaya
tetap berisi (tidak boleh kosong).
10) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu) harus selalu tersedia.
11) Jika tenaga kerja dipekerjakan di bawah tanah atau pada keadaan lain, alat penyelamat
harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
12) Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan adanya risiko tenggelam atau
keracunan, alat-alat penyelematan harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
13) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan cepat, jika
diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau tempat
berobat lainnya.
14) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis yang
memberitahukan antara lain :
a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang PPPK, ambulans,
tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas K3. b) Tempat telepon
terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor telepon dan nama orang yang
bertugas dan lain-lain.
b) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang dapat segera
dihubungi dalam keadaan darurat.
Ketentuan teknis
a. Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 untuk konstruksi, Penyedia Jasa harus mengacu pada
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), bila dokumen tersebut tidak
ada maka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek lingkungan harus
mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :
2) Lampu / penerangan
a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat penerangan buatan
yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk pada gang-gang.
c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya apabila lampu
mati/pecah.
3) Ventilasi
a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk mendapat udara segar.
b) Jika perlu untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan dari udara yang dikotori oleh debu,
gas-gas atau dari sebab-sebab lain; harus dibuatkan ventilasi untuk pembuangan udara kotor.
c) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang berbahaya, tenaga
kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.
4) Kebersihan
a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan ke tempat yang aman.
b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan.
c) Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena benda-benda tersebut dapat
menyebabkan kecelakaan, misalnya membuat orang jatuh atau tersandung (terantuk)
d) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di tempat kerja.
e) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain harus dibersihkan atau
disiram pasir, abu atau sejenisnya.
f) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan pada tempat
penyimpanan semula.
Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek dapat dilakukan
pencegahan sebagai berikut :
2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk menggunakan alat
pemadam kebakaran.
3) Orang-orang yang terlatih dan tahu cara mengunakan alat pemadam kebakaran harus selalu siap di
tempat selama jam kerja.
4) Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang yang berwenang
dan dipelihara sebagaimana mestinya.
5) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang dapat dipindah-
pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam kebakaran harus selalu dipelihara.
6) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan dicapai.
c) pada setiap tingkat/lantai dari suatu gedung yang sedang dibangun dimana terdapat barang-
barang dan alat-alat yang mudah terbakar.
8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan :
b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang menggunakan api.
d) di tempat yang terdapat bahaya listrik/bahaya kebakaran yang disebabkan oleh aliran listrik.
9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan teknis.
10) Alat pemadam kebakaran yang berisichlorinated hydrocarbon atau karbon tetroclorida tidak
boleh digunakan di dalam ruangan atau di tempat yang terbatas (ruangan tertutup, sempit).
11) Jika pipa tempat penyimpanan air(reservoir, standpipe) dipasang di suatu gedung, pipa
tersebut harus :
c) dibuatkan pada setiap lubang pengeluaran air dari pipa dengan sebuah katup yang
menghasilkan pancaran air bertekanan tinggi.
Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam melaksanakan tugasnya
antara lain sebagai berikut :
1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau memelihara AMP.
2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau melindungi kaki
dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang
banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup rapat, masker
ini dianjurkan tetap dipakai.
5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan
yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya.
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk mengurangi biaya karena
kecelakaan kerja, antara lain :
Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap program keselamatan kerja yang telah
diterapkan.
dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan monitoring dan pengendalian
mengenai biaya dan rencana penjadualan pekerjaan.
jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan dalam
kondisi aman.
5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang keselamatan kerja
dan memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada pada masing masing divisi (bagian) untuk
program keselamatan kerja.
Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangi kecelakaan
dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan bidang konstruksi :
meningkatkan K3, juga harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan kesadaran terhadap K3
melalui komunikasi yang baik, organisasi yang baik, persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja
untuk tindakan-tindakan aman, serta menetapkan target yang realistis untuk K3.
2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan seperti dengan
memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari perencanaan pekerjaan dan memberikan
dukungan yang positif.
3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan hubungan yang erat dengan
para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk menghindari terjadi kecelakaan dan permasalahan
dalam proyek konstruksi. Manajer dapat melakukannya dengan cara :
a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan agar mereka berkenalan
akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan hendaknya memberikan perhatian yang khusus
terhadap pekerja yang baru, terutama pada hari-harinya yang pertama.
b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor, karena dengan mengerjakan
hal itu, kita akan dapat memahami mengenai titik sudut pandang pari pekerja. Cara ini bukanlah
mempunyai maksud untuk merusak (“merongrong”) kewibawaan pihak mandor, tetapi lebih
mengarah untuk memastikan bahwa pihak pekerja itu telah diperlakukan secara adil (wajar).
c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor tetapi juga harus mengakui
suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun (sebagai manusia) dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan cara mengizinkan para mandor untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak
menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja).
Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaanpekerjaan bidang
konstruksi dengan :
1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya dengan tidak membiarkan
pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara langsung atau tidak menempatkannya bersama-sama
dengan pekerja yang lama dan kemudian membiarkannya begitu saja.
Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk mengurangi kecelakaan kerja
dengan cara berikut ini :
1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan dari keselamatan kerja
melalui hubungan mereka yang tidak formal maupun yang formal dengan para mandor di lapangan.
2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada tataran perusahaan.
Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam
pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara lain adalah:
Menyediakan direksi keet lengkap dengan KM/WC, beserta fasilitas lainnya dengan ukuran sesuai
spesifikasi .
Posisi kantor sementara diletakkan pada area kerja yang tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Bangunan ini bersifat sementara dan dibongkar kembali setelah pekerjaan selesai.
Membuat gudang dengan luasan minimal sesuai anggaran/ketentuan spesifikasi yang diperlukan untuk
melindungi material-material dan peralatan-peralatan dari gangguan cuaca (hujan dan lain-lain) serta
menjamin keamanan terhadap pencurian. Demikian juga dilaksanakan pembuatan Los Kerja, brak kerja,
Bedeng buruh dan WC umum untuk keperluan para pekerja, sehingga tidak mengganggu aktivitas yang
ada.
Bangunan ini bersifat sementara dan dibongkar kembali setelah pekerjaan selesai.
Papan nama proyek dipasang sedemikian rupa sehingga jelas terbaca dari luar batas daerah kerja dan
penempatannya atas persetujuan Pengawas Lapangan. Bentuk , ukuran dan data yang tertera pada
papan nama sesuai yang ditetapkan.
Kontraktor menyediakan air kerja selama proyek berlangsung. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik
yang berasal dari PAM atau sumur pompa serta pemasangan dan pengadaan pipa-pipa distribusi
untuk supply air yang memenuhi syarat bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan. Jika keterbatasan
sumber air yang tersedia di lokasi maka Kontraktor bersedia mengadakan air dari luar bila diperlukan.
Kontraktor mengadakan listrik selama proyek berlangsung. Penggunaan sumber tenaga listrik tidak
mengganggu aktivitas yang ada dan akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
Kontraktor menyediakan alat-alat pemadam kebakaran selama proyek berlangsung yaitu: Tabung-
tabung gas/zat kimia untuk pemadam api dengan kapasitas minimal 10 kg keadaan bagus secukupnya,
penempatan akan diatur oleh Pengawas Lapangan. Kontraktor senantiasa mengamankan proyek
terhadap segala kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran.
Pelaporan
Atas petunjuk Perencana/Pengawas Lapangan Kontraktor akan membuat laporan yang diperlukan
seperti : Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan sesuai dengan standar proyek dengan jumlah yang
ditetapkan.
Disamping itu Kontraktor menyediakan juga buku tamu dan buku instruksi. Dokumen tersebut dibuat oleh
Kontraktor pada setiap tahap pekerjaan sejak dimulainya Proyek hingga selesainya Proyek. Kontraktor
akan menyerahkan dokumentasi tersebut kepada Pemberi Tugas pada akhir proyek.
Dokumentasi
Keamanan Proyek
1. Kontraktor senantiasa menjamin keamanan proyek untuk barang-barang milik Kontraktor dan
berpartisipasi aktif untuk keamanan secara keseluruhan.
2. Untuk hal tersebut diatas Kontraktor akan menyediakan minimal 2 (dua) orang tenaga keamanan /
satpam yang ditugaskan di lokasi pekerjaan penuh waktu selama 24 jam sehari.
1. Asuransi pekerjaan
Kontraktor mengadakan jaminan sosial untuk semua pekerja proyek sesuai dengan peraturan
perburuhan. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja buruhburuhnya sesuai dengan
peraturan-peraturan perburuhan dan persyaratanpersyaratan yang diwajibkan untuk masing-masing
bidang pekerjaan. Untuk hal tersebut diatas, Kontraktor juga akan menyediakan peralatan yang
diperlukan, obatobatan (P3K) bagi keselematan kerja tersebut.
Dalam periode ini, akan dilakukan pengukuran berdasarkan data titik dasar dan titik tetap ( Bench Mark )
kerangka dasar eksisting, selanjutnya diikuti dengan pemasangan Bench Mark, pengukuran poligon,
pengukuran sipat datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan
disajikan dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi teknis, yang
akan menghasilkan gambar kerja (shop drawings ) berupa gambar situasi, potongan memanjang
dan potongan melintang ( profil desain). Gambar kerja tersebut akan dimintakan persetujuannya dari
Pengawas Proyek / Direksi. Gambar kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar
pelaksanaan pekerjaan dilapangan (Site Execution ).
Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksanakan pengambilan sampel bahan dari
quary rencana pengambilan material, diantaranya : batu, pasir dan bahan Timbunan Pilihan dan atau
material lainnya berdasarkan spesifikasi teknis dan ketentuan pada dokumen pengadaan, selanjutnya
dibawa ke laboratorium job Mix Formula/Job Mix Design, hasil dari lboratorium tersebut yang akan
dipakai sebagai acuan kerja dalam hal pencampuran material untuk pelaksanaan item pekerjaan
tertentu, sebagaimana yang disyaratkan.
Pemasangan Bowplank dilaksanakan setelah hasil pengukuran disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan bowplank dari balok dan atau papan kayu kelas II, atau berdasarkan spesifikasi dan
perintah Direksi Pekerjaan
1. Mobilisasi
Penyewaan sebidang tanah dengan luas berdasarkan ketentuan kontrak, untuk keperluan fasilitas
proyek berupa bangunan sementara, antara lain :
- Base Camp
- Kantor
- Barak
- Bengkel
- Gudang
Mendatangkan peralatan sesuai kontrak ke lokasi pekerjaan, termasuk pemasangan peralatan di lokasi
pekerjaan.
1. Pelaksana Lapangan
2. Juru Gambar
3. Juru Ukur
4. Petugas K3
5. Administrasi
1.7. Demobilisasi
Pengangkutan kembali peralatan, pemulangan Personil dari lokasi pekerjaan ke lokasi asal, termasuk
pembongkoran kembali bangunan sementara, anata lain : Kantor, Barak, Gudang dan fasilitas
sementara lainnya.
Keselamatan dan Kesehatan baik bagi tenaga kerja maupun pihak lain senantiasa dijamin yaitu dengan
mengadakan Team K3 Proyek. Uraian lebih lengkap pada poin 3.3.9 Program Pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
1. Rehabilitasi Bendung
2. Rehabilitasi Saluran
3. Pembangunan Tanggul Sungai
2. PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pembersihan Lokasi
Langkah pertama sebelum melakukan pekerjaan galian yaitu melakukan pekerjaan pembersihan lokasi
pekerjaan/stripping.Pembersihan saluran ini dilakukan menggunakan alat berat berupa bulldozer dan
dibantu dengan tenaga manusia yang dibantu menggunakan alat pembersihan seperti chainsaw, cangkul
dll.
Pembersihan dilakukan terhadap semak-semak, pohon-pohon rerumputan, sampah-sampah dll.
Pekerjaan pembersihan ini dilakukan sampai saluran lama terlihat bebas dari segala puing-puing dan
tumbuhan liar.
Jika terdapat pepohonan yang berukuran cukup besar, maka dapat dilakukan penebangan sesuai izin
dari Direksi.Semua penebangan dan pembongkaran harus seijin Direksi dan dilaksanakan sampai
kedalaman tanah 30 cm dibawah elevasi permukaaan tanah rencana.
Selanjutnya juga dilakukan pekerjaan tripping atau pengupasan lapisan permukaan tanah. Pekerjaan
pengupasan ini dilakukan untuk merapikan tanah yang sudah dilakukan pekerjaan perintisan. Pekerjaan
ini dilaksanakan pada semua bidang areal pekerjaan dimana akan dilakukan pekerjaan timbunan.
Setelah lahan bersih maka areal yang akan ditimbun tersebut dikupas dengan mengunakan buldozer,
besaran kupasan dengan tebal ± 20 cm atau sesuai spesifikasi teknik dengan persetujuan direksi
pekerjaan.
Hasil kupasan dibuang dikanan kiri lokasi yang tidak mengganggu pekerjaan serta ada yang dibuang ke
tempat pembuangan.
Metode Pekerjaan galian biasa dilakukan sesuai gambar kerja. Penggalian dapat dilaksanakan setelah
bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi.
Kemudian dilakukan pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang akan mengganggu,
pekerjaan galian tanah. Cara penggalian dengan menggunakan excavator atau menggunakan tenaga
manusia dengan linggis dan blencong untuk daerah-daerah yang tidak dapat digali dengan Excavator.
Tanah hasil galian dibuang menggunakan Dump Truck ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan.
Persiapan
Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi Pekerjaan.
Cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa air, kabel listrik, kabel telpon
dll.
Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
Penggalian
Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan material/bahan dalam
bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan
organik dan bahan perkerasan lama yang sudah tidak dipakai lagi.
Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator untuk daerah galian tanah yang
dalam. Sedang untuk galian yang bersifat pemotongan tanah, lebih baik dilakukan dengan
menggunakan Bulldozer atau Motor Grader. Untuk lahan/daerah yang tidak bisa dijangkau oleh alat
berat (Excavator/Bulldozer/Motor Grader), lakukan penggalian secara manual.
Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil galian tersebut keluar area/lokasi
kerja.
Dorong dan ratakan buangan hasil galian/tanah dengan Bulldozer.
Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai batas galian dan elevasi yang
sudah ditentukan.
Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala bahan yang lepas yang akan
menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai.
Permukaan lereng hasil galian/pemotongan agar diusahakan dalam keadaan stabil.
Pemeriksaan
Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan pengendalian dan perbaikan
pengukuran saat proses.Pastikan dilakukan pengecekan permukaan akhir dengan alat ukur.
Cek kesesuaian
Seluruh permukaan hasil galian harus rata.
Kemiringan lereng galian/pemotongan harus sesuai dengan elevasi yang direncanakan.
Tidak ada material terlepas seperti batu pada permukaan hasil galian pada hasil akhirnya.
Perbaikan
Jika hasil galian/pemotongan belum sesuai dengan elevasi yang direncanakan, lakukan penggalian
ulang sehingga elevasi hasil galian sesuai dengan rencana.
Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran, segera hentikan pekerjaan
Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan perbaikan turap yang ada ataupun
penambahan turap yang baru. Jika ada gangguan air, maka air harus segera dikeringkan/disalurkan
Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun material lainnya.
Peralatan
Excavator
Dump Truck
Alat Bantu
Alat ukur
Metode kerja untuk pekerjaan galian tanah cadas akan kami laksanakan sebagai berikut :
Sebelum melakukan pekerjaan galian tanah cadas akan dibuat terlebih dahulu request mulai
pekerjaan dan diserahkan kepada Pemilik/Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
Menyerahkan daftar tenaga kerja dan daftar peralatan yang akan digunakan
Melakukan pengukuran dilokasi pekerjaan untuk menentukan titik-titik pekerjaan galian tanah cadas
dan memasang bowplank sesuai kebutuhan.
Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama Direksi untuk menentukan apakah lokasi pekerjaan
sudah sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Tanah cadas digali dengan menggunakan alat berat jenis Excavator dan dibantu secara manual oleh
tenaga manusia pada lokasi galian yang tidak dapat dilakukan dengan alat Excavator
Selanjutnya material tanah cadas hasil galian dimuat kedalam Dump Truck dan diangkut keluaar lokasi
pekerjaan, dan
Hasil galian tanah cadas diratakan dan dirapikan
Pekerjaan galian tanah cadas ini mencakup seluruh galian yang diklasifikasikan sebagai galian tanah
cadas/tanah keras.
Pelaksanaan galian tanah cadas ini akan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
Kami selaku penyedia jasa juka akan memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
kerja dalam melaksanakan pekerjaan penggalian ini, meliputi bangunan dan penduduk yang berada
dilokasi sekitar lokasi galian yang akan dilaksanakan.
Untuk pelaksanaan galian pada lereng galian akan dijaga tetap stabil, bila memungkinkan permukaan
lereng galian ada yang tidak stabil bilamana diperlukan kami akan menyokong atau mendukung struktur
galian di sekitarnya, dan membuat galian bertrap atau bertangga dengan teras 1 meter atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian kami selaku penyedia jasa juga akan menempatkan
seorang/beberapa orang pengawas keamanan dilokasi kerja, yang bertugas memantau keamanan
pekerjaan sepanjang waktu penggalian, serta perlengkapan P3K akan selalu kami sediakan dilokasi
pekerjaan galian.
Kami selaku kontraktor pelaksana juga akan menjaga pada perluasan setiap galian terbuka, kami akan
batasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang baik/mulus,
dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguan dari
pekerjaan selanjutnya.
Sedangkan untuk pekerjaan galian yang memotong jalan yang terbuka untuk lalu lintas akan kami
laksanakan dengan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.
Untuk kelancaran tempat kerja kami selaku kontraktor pelaksana akan menjaga seluruh galian bebas dari
air dan kami akan menyediakan semua bahan, perlengkapan serta pekerja yang diperlukan untuk
pengeringan (pemompaan), penggalian saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding penahan
rembesan (cut of wall) dan cofferdam.
Pompa siap pakai akan kami selalu sediakan dilapangan dengan perawatan maksimal agar tidak terjadi
gangguan dalam saat melakukan pengeringan dengan pompa.
Kami selaku kontraktor pelaksana akan bertanggung jawab sepenuhnya bila dalam pelaksanaan
penggalian pada elevasi akhir yang belum memcapai elevasi garis rencana yang ditunjukann dalam
gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi pekerjaan, akan kami gali lebih lanjut sampai
sesuai dengan elevasi yang dipersyaratkan.
Demikian pula sebaliknya jika jika terjadi pekerjaan penggalian yang melebihi yang telah ditetapkan maka
kami akan menimbun kembali dengan bahan perkerasan lama sampai dimensi/elevasi sesuai
sebagaimana yang diperintahkan Direksi pekerjaan.
Kami akan mengendalikan mutu, waktu kerja serta bahan dan tenaga dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Jadwal pelaksanaan kerja yang telah di setujui pihak proyek yang akan menjadi acuannya, dengan cara
membuat rencana kerja mingguan dan setiap minggu akan dilakukan koreksi atas hasil pelaksanaan
pekerjaanya.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pembongkaran pasangan batu selaku kontraktor akan
mengajukan request memulai pekerjaan untuk pembongkaran kepada Direksi pekerjaan untuk
mendapatkan izin, petunjuk serta arahan.
Pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan batu dilaksanakan sedimian rupa sehingga tidak merusak
bagian bangunan yang masih tertingal atau bangunan lainnya yang masih baik.
Material hasil bongkaran harus dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan persetujuan Direksi pekerjaan
atau sesuai dengan petunjuk dari pemilik pekerjaan.
Tenaga, Bahan dan Peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Bongkaran Pasangan
Batu adalah :
Tenaga Kerja :
1. Pekerja
2. Mandor
Bahan Kerja :
Alat Kerja
1. Palu Godam
2. Pahat Beton
3. Linggis
Pelaksanaan pekerjaan bangakaran pasangan batu ini meliputi bongkaran bangunan pasangan batu
existing/yang telah ada. Pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan batu ini akan dilaksanakan sesuai
dengan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan adalah : 6, 43 HK atau 1 minggu yang akan dilaksanakan
mulai pada minggu ke 2 dengan volume = 150 M3 sesuai yang tercantum dalam BOQ (ket : Volume
Kontrak dapat berubah jika terjadi perubahan volume/Amandemen dalam pelaksanaan dilapangan)..
Dalam pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan batu ini akan mengutamakan keselamatan dan
kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi dengan menggunakan cara standard, dengan
menggunakan peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang berlaku, dan
sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.
Bekisting
Pada lokasi yang telah dibersihkan, diukur dan diberi tanda patok dilakukan pemasangan
bekesting yang disesuaikan dengan berbagai bentuk, ketinggian dan dimensi dari bangunan seperti
terlihat dalam gambar untuk saluran sekunder sepanjang + 2.150 M' atau sebagai mana petunjuk
Pengawas. Bekisting terbuat dari kayu yang baik atau triplek dengan bentuk dan ukuran sesuai desain
yang terpasang kuat, kaku dan kokoh dengan bahan pengikat paku. Beksting yang telah dipasang
kemudian diberi minyak bekisting yang bertujuan agar beton tidak lengket dan bersih. Pelaksanaan
pekerjaan dilakukan oleh tukang, di bantu para pekerja yang dipimpin kepala tukang dengan
menggunakan beberapa alat bantu dan alat keselamatan kerja, diawasi oleh seorang mandor, konsultan
dan direksi. Berdasarkan Time schedule rencana pelaksanaan pekerjaan ini memerlukan waktu selama 7
minggu atau 1.75 bulan
Pembesian
Setelah selesai pekerjaan galian, perletakan telah dilaksanakan dengan baik sesuai gambar
rencana dapat dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan bekisting dan pembesian saluran sekunder.
Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan di Base Camp. Material / bahan yang sudah diangkut dengan
menggunakan truk berasal dari pabrik baja yang memenuhi persyaratan, memiliki sertifikat, dengan jenis
besi Baja Tulangan dalam keadaan baru, bersih dari segala jenis kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan
kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh tukang besi yang dibantu oleh para pekerja dan dipimpin
kepala tukang yang diawasi oleh 1 orang mador untuk memotong, bengkokkan, dan luruskan besi yang
dilaksanakan dengan hati-hati dengan radius pembengkokan 4 kali diameter dari batang bersangkutan
(untuk besi tulangan biasa) dan 6 kali diameter (untuk besi dengan sifat getas). Pemotongan bisa
dilakukan dengan menggunakan: Gergaji dan Las Pemotong
Setelah selesai pemotongan besi dibawa kelokasi pekerjaan, penempatan besi-besi tulangan
harus cermat sesuai gambar rencana, dudukkan pada landasan yang telah dibuat, tidak boleh duduk
pada kayu atau partikel koral/ aggregat. Penyambungan, pengikatan dengan kawat beton harus kuat dan
dilakukan sesuai dengan gambar rencana. Usahakan hindari adanya penyambungan dan penulangan.
Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang tumpang tindih minimum
haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus diberikan kait pada ujungnya. Lapisan beton
penutup besi < 16 mm selimut betonnya 3.5 cm, besi 22 dan 25 mm selimut betonnya 5 cm dan besi > 25
mm selimut betonnya 6 cm dari mal / beskesting.
Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban, sehingga beban
yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah fondasi adalah pengurugan yang ditempatkan
di permukaan lobang fondasi yang digali, sedangkan pengurugan bawah lantai adalah pengurugan
permukaan tanah asli sebeleum pemasangan keramik lantai. Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5 -
10 cm sesuai dengan kondisi tanah. Satuan perhitungan urugan pasir adalah m 3.
Pekerjaan Beton
Adapun Beton untuk lantai kerja pada pekerjaan ini dipergunakan pada pembangunan saluran dan
rehab bendungan beton pada bagian.
Pelaksanaan pekerjaan Beton untuk lantai kerja pada pekerjaan ini dipergunakan dengan desain
ukuran detail sesuai gambar rencana menggunakan material Semen, Pasir, Kerikil, air 0.57 Rasio Air /
Semen Maks (terhadap berat) yang sesuai dengan sfesifikasi dan desain campuran (job Mix Formula).
Sebelum pengecoran pastikan telebih dahulu bekisting dan pembesian telah terpasang dengan
baik dan kokoh sesuai desain rencana telah diperiksa oleh direksi bila sudah disetujui baru dilaksanakan
pengecoran (bila dibutuhkan pada dinding dipasang pipa rembesan dengan interval sesuai ketentuan)
yang dilaksanakan oleh tukang dan para pekerja melaksanakan pencampuran dan pengadukan material
dilakukan dilapangan dengan menggunakan Concrette Mixer, dengan sumber air dari water pump dan
selanjutnya dilakukan pengecoran. Pada saat pengecoran agar material masuk dengan merata ke dalam
pembesian,tidak bergumpal maka dilakukan penggetaran dengan menggunakan concrete vibrator.
Pekerjaan dilaksanakan pada siang hari (tidak hujan) sampai selesai, usahakan tidak boleh terputus,
semua pelaksanaan pekerjaan diawasi oleh 1 orang mandor, konsultan dan direksi. Pengambilan sampel
dilakukan untuk Pengujian Test lab. Pada 3,7,14 dan 28 hari untuk mengetahui mutu, kekuatan betonnya
dan nilai Slump nya apakah sudah sesuai dengan Sfesifikasi.
Setelah pengecoran lalu dilakukan perawatan pada waktu semen terhidrasi dan agar mencapai
kekuatan struktur yang diinginkan. Perawatan dengan menjaga kelembapanya baik dengan
penyemprotan air, pemberiaan penutup basah. Pekerjaan ini diawasi oleh seorang mandor berdasarkan
arahan, instruksi Direksi dan Konsultan Pengawas. Menurut time schedule rencana pelaksanaan
pekerjaan ini memerlukan waktu selama 7 minggu atau 1.75 bulan
Bongkar Bekisting
Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah beton berumur 12 jam, sebaiknya setelah tujuh hari
atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi.
Untuk pembongkaran bekisting, dimulai dari pengendoran, kemudian diikuti pembongkaran dan kayu.
Setelah itu dibongkar kayu 5/7 dan terakhir adalah pembongkaran plywood. Setelah semua dibongkar
kemudian dirapikan dan ditumpuk pada tempat yang mudah dijangkau oleh alat angkut.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
Approval material yang akan digunakan.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian Pondasi Batu Kali ini mencakup pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu kali sesuai
dengan gambar dan persyaratan disini.
2. BAHAN - BAHAN
1. Batu
Batu-batu harus keras dengan permukaan bergairah tanpa cacat/ retak dan cara pengerjaannya harus
dilakukan berdasarkan cara terbaik yang dikenal disini.
2. Pasir
Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan dengan alat timbris tangan
terbuat dari logam atau stamper.
3. Adukan
3. PEMASANGAN
1. Batu kosong batu tanpa adukan (aanstamping) setinggi 15 cm, harus dipasang tegak lurus, rapat dan
diisi pada rongga-rongga batu.
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjukkan
dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua relasi batu
menempel satu sama lain dengan sempurna. Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan
diketok ke tempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar batu untuk
mendapatkan massa yang kuat dan integral di beberapa sisi luar dan dalam.
Batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu dibuat menjadi bidang luar yang harus sesuai dengan
gambar rencana atau petunjuk Ahli. Anker/ stek dipasang dengan cara dibungkus campuran batu kali
dengan adukan 10 cm sekelilingnya, sedalam 20 cm tiap 1 m' dengan diameter anker/ stek minimum 10
mm. yang termasuk dalam pekerjaan pondasi batu kali yaitu :
1. Urugan pasir bawah pondasi dipadatkan Setelah penggalian simpulan dasar galian ditaburi dengan
pasir urug setebal 5 cm secara merata ke seluruh galian.
2. Pasangan Aanstamping batu belah diisi pasir Pekerjaan penghamparan batu belah secara tegak lurus
setebal 15 cm ditimbris pasir atau batu belah hingga kokoh dan kuat.
3. Pondasi batu belah Material batu belah yang keras tidak cacat dan tidak retak. Adukan yang digunakan
untuk pasangan pondasi yaitu : 1Pc : 5Ps untuk bab bawah, sedang bab atas pondasi trasraam ( 30 cm )
dipergunakan adukan 1Pc : 3 Ps. Air yang digunakan bersih, tawar dari materi kimia yang sanggup
merusak pondasi, asam kali atau materi organik. Pasir pasang sama ibarat syarat pasir beton, kadar
lumpur yang boleh dikandung maksimal 10 % dan memiliki butiran antara 0 hingga 1 mm.
4. Pasangan susukan air hujan keliling bangunan Saluran air hujan dari parit tanah diisi batu/ ayakan
pasir.
Tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan gorong-gorong (buis beton) antara lain sebagai berikut :
7. Dilakukan Penimbunan
Setelah pekerjaan dilakukan pelepasan perancah, selanjutnya akan dilakukan penimbunan kembali
pada sisa galian gorong-gorong tersebut.
8. Pemadatan Timbunan
Selanjutnya timbunan tersebut akan dipadatkan.
Bahan timbunan dari hasil galian dipilih yang baik dan disetujui Direksi
Timbunan dilaksanakan sesuai profil yang telah dipasang sebelumnya
Permukaan yang akan ditimbun sudah distripping sedalam 20 cm, dibasahi atau dikeringkan sesuai
kebutuhan dan dipadatkan secara merata sampai kepadatan yang ditetapkan
Bilamana suatu tanggul yang sudah ada akan diperlebar atau dinaikkan, atau keduanya atau tanggul
ditempatkan pada lereng, permukaan lereng dibuat bertangga seperti ditunjukkan dalam gambar
kerja atau diperintahkan oleh Direksi
Timbunan dibuat lapis per lapis dengan ketebalan tiap lapisan 30 cm dibuat dengan kemiringan
penampang 3% kearah luar sebagai pembuangan air
Pemadatan dilaksanakan menggunakan peralatan yang sesuai dan mendapatkan persetujuan
Direksi, dengan kepadatan yang diperoleh tidak kurang dari 75% kepadatan kering maksimum atau
sesuai petunjuk Direksi
Metode Kerja Pekerjaan Timbunan Tanah Setempat yang Memenuhi Syarat, Dipadatkan :
Material timbunan tanah sebelum dipakai harus disetujui oleh Direksi
Mengadakan trial embankment untuk menentukan berapa passing yang harus dilalui oleh stamper
kuda untuk mencapai kepadatan yang ditetapkan
Sebelum melaksanakan timbunan, apabila lokasi tersebut kering maka perlu dilakukan penyiraman
terlebih dahulu untuk mendapatkan kontak antara tanah asli dengan material timbunan
Proses pemadatan menggunakan stamper kuda dan apabila diperlukan dapat dilakukan penyiraman
sesuai kebutuhan
Setelah selesai pemadatan dilanjutkan dengan tes kepadatan sebelum melanjutkan ke layer
berikutnya, apabila hasil tes telah sesuai dengan ketentuan maka dilanjutkan dengan layer
berikutnya.
Apabila pelaksanaan timbunan telah sesuai dengan yang direncanakan maka dilakukan proses
perapihan/trimming pada lereng timbunan
Baja konstruksi yang berupa plat dan profil serta baut, keling, dan washer harus baik, baru dari pabrik
yang resmi dan setaraf dengan S.t dan U.st.36-1 Besi ruang harus bebas cacat / retak. Baut dan keling
yang tersentuh air harus digalvanisir. Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih dan
kawat las menggunakan “Unimatic” 6000 (AC-DC) dengan kekuatan tarik 4.760 kg/cm2 atau type yang
sama. Pintu harus dibuat dengan konstruksi las yang sempurna. Daun pintu untuk bagian (sisi) hulu
harus dipotong tepat ukuran. Palang sisi dan horizontal harus diklem kuat pada permukaan plat sehingga
pada waktu selesai mengelas jarak antara plat dan batang tidak lebih dari 1 mm. Bagian batang / palang
yang dilas pada daun pintu, las harus menerus didua sisi sehingga tidak ada air yang bocor.
Pintu harus diserahkan komplit dengan segala kelengkapannya, plat dinding, rangka,ambang, tangkai
ulir, gear dan material lain yang dibutuhkan. Semua bagian dari pintu harus cocok dengan gambar
kontrak. Setelah memasang rangka, semua harus ditambah kuat pada bangunan dengan baut
berjangkar, dan semua rongga yang ada antara rangka dan bangunan harus diisi mortar semen PC :
pasir = 1:3 sampai Direksi Pekerjaan menganggap cukup.
Semua pembuatan pintu harus sedemikian hingga pintu bebas dari puntiran, bengkok dan deformasi lain
menurut anggapan Direksi Pekerjaan. Semua bagian harus dibuat secara presisi sesuai standart industri
untuk memudahkan perakitan, pemasangan dan pemindahan. Semua dimensi yang ada digambar adalah
minimum. Dalam pembuatan harus dilebihi ukurannya. Pintu sorong dapat dioperasikan dan harus
diserahkan dengan tangkai dan kunci,gear serta kopling. Tarikan yang dibutuhkan tidak boleh keras dari
10 kg untuk membuka atau menutup pintu dan las roda setang harus elevasi 0.90 m diatas bangunan
atau platform tempat operator berdiri.
Tangkai ulir dan gear harus dibuat presisi sangat tepat. Gear harus dari besi tulang atau selubang /
rangka las dilengkapi tutup untuk pemberian pelumas dari gear. Pintu sorong harus seluruh shop-
asshembled (rakitan pabrik) ukuran plat dan profil pintu harus sesuai dengan gambar.
a. Tidak ada pemeriksaan atau pertimbangan dari Direksi Pekerjaan dari usul, gambar-gambar, atau
dokumen-dokumen yang diserahkan oleh penyedia jasa untuk memperoleh persetujuan Direksi
Pekerjaan, juga tidak ada pertentangan dengan atau tanpa perubahan yang akan dikenakan sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
b. Jika setiap saat setelah persetujuan diberikan oleh Direksi Pekerjaan ditemukan bahwa ada gambar-
gambar dan dokumen-dokumen kontrak, perubahan dan tambahan sesuai dengan perhitungan
Direksi Pekerjaan harus dibuat oleh penyedia jasa dan Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai, tanpa
menuntut tambahan biaya menurut perhitungan penyedia jasa.
2. Penyiapan bahan-bahan.
a. Semua kegiatan sedapat mungkin dilakukan disekitar wilayah proyek. Mutu dan penyelesaian harus
sesuai dengan kenyataan praktek dalam Pekerjaan konstruksi baja modern. Bahan pada Pekerjaan
baja harus dijaga bersih dan terlindung dari pengaruh cuaca. Lubang baut harus betul-betul bulat
dengan ukuran tidak lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter nominal dari baut dan harus
menciptakan putaran yang pas dengan baut. Jika mungkin, mesin dengan “ a fixed drilling line “
harus digunakan. Lubang-lubang pada dasar plat untuk baut lebih besar 0.25 mm. Gerigi pada
permukaan luar harus dihilangkan.
b. Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter tangkai berada dalam daerah
geser.Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan minimum 3 mm dan maksimum
10 mm setelah penggeseran dari mur. Dibawah mur pada baut jangkar dan dibawah semua kapal
baut dan mur, harus dilengkapi “heavy duty washer”. Jika baut digunakan dalam permukaan yang
miring, harus menggunakan “bevelled washer”. Kepala dari mur harus diputar benar, dengan kunci
inggris yang cocok dan dengan panjang tidak kurang dari 0.30 mm.
c. Sebelum dimulai pengelasan, penyedia jasa harus membuat dan menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan untuk disetujui, program lengkap yang menunjukkan :
- Type pengelasan
- Klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk ukuran-ukuran yang diperlukan untuk mewujudkan
dimensi spesifikasi setelah pengelasan. Sesudah pengelasan, semua ceceran las harus dibersihkan
dan semua lubang, pori, dan berkas- berkas terbakar harus diperbaiki.
3. Pemasangan
a. Penyedia jasa harus memasang semua bagian dari Pekerjaan seperti pada gambar kerja yang
disetujui atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan ditempat Pekerjaan, termasuk semua alat-alat
pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal (penguat) dan sebagainya.
b. Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat dan diteliti sebelum dan selama
pengecoran. Dinding plat, sandaran, dan ambang harus digrouting sesudahnya seperti ditunjukkan
pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Grouting harus dilaksanakan dengan metode yang
disetujui Direksi Pekerjaan dan harus menjamin kesatuan yang utuh.
c. Pada penyelesaian Pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh penyedia jasa.
Penyedia jasa harus memindahkan semua kelebihan bahan-bahan dari tempat Pekerjaan atau
seperti ditunjukkan Direksi Pekerjaan. Semua Gear reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan
minyak pelumas, sesuai syarat-syarat dari pabrik. Gear reducer terbuka harus diberi gemuk kwalitas
baik pada giginya. Semua pelumas dan zat pencuci harus disediakan penyedia jasa tanpa tambahan
biaya.
d. Penyedia jasa harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup untuk jangka waktu
pemeliharaan selama setahun untuk semua bagian Pekerjaan dari kontrak ini.
a. Pada saat penyelesaian Pekerjaan, peralatan harus siap untuik ditest, dihadapkan ke Direksi
Pekerjaan sebelum penyerahannya untuk membuktikan bisa dioperasikan dengan memuaskan. Jika
ada bagian dari Pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan Direksi Pekerjaan, beberapa
METODA PELAKSAKAAN PEKERJAAN
CV. MAHAKARYA
perubahan harus dikerjakan oleh penyedia jasa sesuai ketentuan Direksi Pekerjaan tanpa
pembayaran extra.
b. Pada saat penyerahan Pekerjaan, penyedia jasa harus menyerahkan garansi tertulis selama jangka
waktu 1 tahun untuk semua Pekerjaan, meliputi perbaikan dari semua kekurangan dan kerusakan
yang terjadi dalam jangka waktu tanpa biaya tambahan.
D. Bahan-bahan Pengecatan
Roda gigi kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus, dan bidang-bidang baja yang setelah
pemasangan dilokasi akan bersentuhan secara putat atau geger dan juga tali-tali kawat tidak akan dicat.
Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan lembaran plastik untuk
menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama pengangkutan dan penyimpanan di lokasi. Selimut
plastik ini dilepas sebelum peralatan itu dipasang.
Jika tidak ditentukan lain, bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-1982. Semua
bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan contoh dari tiap-tiap cat dan
bahan campuran yang diusulkan untuk dipakai, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan pesetujuan. Bahan yang harus dikirim ketempat Pekerjaan dalam kaleng atau drum
dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah kadaluwarsa, seperti yang dituliskan pada kaleng tidak
boleh dipakai, bahan diaduk dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang dengan cara
dibenarkan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak boleh diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan bidang
yang akan dicat selesai dipersiapkan betul-betul. Seluruh Pekerjaan, harus diselesaikan dalam warna
dan corak seperti warna dari tiap-tiap lapisan cat.
Kecuali ditentukan lain, permukaan baja yang akan dicat harus dibersihkan dengan sikat kawat.
1. Sebelum pemasangan dipabrik, semua permukaan dari Pekerjaan baja yang akan selalu
bersentuhan atau tidak kelihatan setelah pemasangan dipabrik harus dibersihkan dan dicat dengan
satu lapis cat dasar kecuali permukaan yang akan dilas.
2. Sebelum pengiriman dari pabrik, permukaan harus dibersihkan dan dikerjakan atau dicat sebagai
berikut :
a. Yang dikerjakan dengan mesin, satu lapisan cat campuran timah putih dan lilin atau dengan
vernis tahan karat atau plastik yang disetujui.
b. Yang bersentuhan dengan Pekerjaan lainnya, ketika pemasangan dilapangan, dua lapis cat
dasar, kecuali ditentukan lain.
c. Yang akan bersentuhan dengan beton,aspal, termacadam atau bitumen penahan air, tidak
perlu pengecatan.
e. Semua peermukaan lainnya jika tidak ditentukan lain, satu lapisan cat dasar sesudah dilakukan
pemeriksaan dipabrik oleh Direksi Pekerjaan.
3. Sebelum pemasangan dilapangan, permukaan yang diterangkan dalam b: diatas harus dibersihkan
dan dilapisi dengan satu lapis cat dasar, sebelum dilakukan penyambungan.
a. Bila untuk bagian-bagian mekanik, dibersihkan dengan larutan dan kemudian dibersihkan dan
digosokkan sampai mengkilap
b. Bila kontak dengan beton, dibersihkan dengan dikerok dan disikat dengan sikat baja, sesaat
sebelum diselubungi beton.
c. Bila kontak dengan batu bata, pasangan batu atau bila tertutup oleh beton setebal kurang dari 4
cm, dicat satu kali dengan cat bitumen.
d. Bila kontak dengan aspal, tier macadam atau pengendap air dari bitumen,dibersihkan dan
dilapisi dengan bitumen panas.
e. Bila kontak dengan kayu, dibersihkan dan dicat dengan 2 lapis cat dasar dan 2 lapis campuran
bitumen, lapisan terakhir harus dicatkan sebelum kayu dipasang.
f. Bagi permukaan-permukaan tersebut yang sebelumnya telah dicat, dan rusak karena
pasangan, maka harus diperbaiki dengan cara membersihkan bagian yang rusak sampai
disetujui Direksi Pekerjaan,bila perlu sampai ke logamnya. Kemudian tepi dari cat yang masih
utuh digosok dengan amplas dan dicat dengan cat dasar satu kali.
Tiap lapis penambal harus melampaui cat yang semula dan tidak rusak selebar minimal 5 cm. Kecuali
ditentukan lainnya, maka semua permukaan yang sudah diberi cat dasar akan dilapisi cat dasar lagi dan
kemudian dengan 2 lapis cat penutup.
Kecuali ditentukan lain, maka Pekerjaan baja konstruksi dan alat-alat pengatur air dan lain sebagainya
harus disiapkan dan diberi cat dasar menurut ketentuan :
- Dibersihkan dengan sikat kawat baja kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan.
2. Terbuka terhadap Pengembunan berat atau bila terbenam dalam air, termasuk semua pintu :
- Dua lapis bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua lapis cat oksida tier batu
bara. Pintu geser gerak, katub-katub dan lain-lain alat yang dibuat dari besi tuang harus dilapisi
dengan dua lapis cat bitumen atau sepertinya, sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi
Pekerjaan.
PEKERJAAN AKHIR
1. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna
untuk diperbaiki, ditata rapi dan semua yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
Demobilisasi
Semua alat kerja dan personil pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera dilakukan Demobilisasi
ke lokasi asal, setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
1. Sebelum serah terima pekerjaan, akan diadakan peninjauan bersama-sama ke lapangan. Serah
Terima Pekerjaan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu Serah Terima Pertama untuk memastikan
bahwa semua pekerjaan telah selesai dilaksanakan dengan baik oleh Kontraktor dan memenuhi
syarat, dan Serah Terima Kedua yang dilaksanakan setelah selesai masa pemeliharaan yang
ditetapkan berakhir.
2. Jika dalam proses Serah Terima Pekerjaan tersebut masih membuat keseluruhan pekerjaan
belum baik/lengkap, maka Kontraktor memperbaiki pekerjaan tersebut sebagaimana mestinya.
CV. MAHAKARYA
ISNARYATI SANTI
Direktris