Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANA BANGUNAN

METODE PELAKSANAAN BANGUNAN

Pembangunan Lanjutan SDN 003 Koto Perambahan Kec. Kampa Tahap-2

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan diawali dengan pembersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan
dari sampah. Selanjutnya dilakukan pemasangan pagar pengaman pada sekeliling area
proyek penentuan as dan peil bangunan, terakhir pemasangan bouwplank. Selain itu air
kerja dan listrik kerja harus sudah diperhitungkan penyediaannya oleh pemborong dengan
membelinya. Administrasi proyek juga diurus pada pekerjaan persiapan.

B. PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah dimulai dengan pekerjaan galian tanah. Kemudian mengurug lantai pondasi
dengan pasir. Setelah itu mengurug tanah kembali.

C. PEKERJAAN PONDASI

Pekerjaan pondasi dimulai dari pemasangan profil pondasi, lalu memasang Pondasi menerus
dengan adukan 1 PC : 2 PS : 3 KR.

D. PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pekerjaan beton bertulang diawali dari pekerjaan sloof, kolom, balok, plat, dan terakhir ring
balk. Tahap awal pada tiap-tiap item pekerjaan di atas adalah pekerjaan pembesian, lalu
memasang bekisting, betonisasi, melepas bekisting, dan terakhir merawat beton.

E. PEKERJAAN DINDING

Pekerjaan dinding diawali dengan memasang batu bata kemudian dilanjutkan pekerjaan
plesteran. Pekerjaan dinding dilakukan setelah pekerjaan kolom, dan balok selesai.

Pemasangan pasangan batu bata dilakukan diatas sloof. Pemasangan harus lurus, tegak,
tidak siar dan tidak ada batu bata yang pecah melebihi 5% dan pemasangan batu bata
maksimal 1 m per hari.

Pekerjaan plester yaitu bagian yang akan diplester disiram dengan air terlebih dahulu dan
plesteran harus menghasilkan bidang yang rata dan sponeng yang lurus. Semua dinding
harus diplester dengan 1 pc : 4 ps untuk pasangan.

F. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA

Pekerjaan kayu merupakan pekerjaan kering harus dipisahkan dari pekerjaan pasangan dan
pekerjaan beton yang merupakan pekerjaan basah. Pemisahan ini untuk memperjelas jenis
pekerjaannya dan tidak saling menggaggu pekerjaan dan pengangkutan material.
METODE PELAKSANA BANGUNAN

G. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pekerjaan penutup atap diawali dengan pemasangan kuda-kuda, kemudian pemasangan


rangka atap, gording dan terakhir pemasangan Atap seng.

H. PEKERJAAN SANITASI

Pekerjaan sanitasi dikerjakan mulai saat atau setelah pemasangan Bouwplank atau setelah
pemasangan plafond dan sebelum pemasangan lantai. Pekerjaan ini meliputi pembuatan
septictank, pemasangan pipa-pipa, pemasangan kloset dan bak mandi. Pemasangan kloset
dan pipa perlu diperhatikan agar semuanya berfungsi dengan baik dan tidak ada yang bocor.

I. PEKERJAAN KERAMIK

Pekerjaan keramik terdiri dari lantai keramik dan dinding keramik. Bahan lantai keramik 40 x
40 cm dan keramik 20 x 20 cm. Sedang bahan dinding keramik adalah keramik 20 x 50 cm.
Keramik yang akan dipasang menggunakan spes dan harus disetujui terlebih dahulu oleh
direksi/tenaga ahli. Pemasangan nat sesuai dengan warna keramik dan lantai tidak boleh
bergelombang.

J. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pekerjaan instalasi listrik dikerjakan mulai saat atau setelah pemasangan Bowplank atau
sebelum pemasangan plafond dan sebelum pengecatan dinding. Pekerjaan ini meliputi
pemasangan titik lampu pada tempat yang telah ditentukan dan pemasangan saklar dan
stop kontak. Pemasangan kabel pada dinding menggunakan pipa sebagai selubung kabel.
Penyelesaian dinding sebagai akibat dari pemasangan saklar perlu diperhatikan dan
permukaan dinding harus tetap rapi.

K. PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG

Pekerjaan memasang kunci terdiri dari kunci tanam biasa dan Aksesoris Pintu Dan Jendela.

L. PEKERJAAN FINISHING

Setelah semua pekerjaan selesai kemudian mengecat bangunan dan terakhir merapikan dan
membersihkan bangunan kembali.

PENJELASAN TIAP ITEM PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Pembersihan lahan

• Membersihkan lahan dari rumput, humus, pohon dan dari sampah.


METODE PELAKSANA BANGUNAN

• Arah pekerjaan ditentukan dengan mempertimbangkan urutan pekerjaan yang akan


dilaksanakan berikutnya
• pembersihan yang merata.

B. Penentuan as dan peil bangunan

• As dan peil bangunan menentukan letak/posisi dan orientasi bangunan


• Posisi As bangunan diukur dari titik acuan yang telah ditentukan
• As bangunan harus ditandai dengan jelas (umumnya dengan warna merah) dan
diletakan pada ketinggian referensi (mis. + 0,00)
• As bangunan ini menjadi acuan/referensi as-as yang lain untuk mementukan posisi
pondasi, kolom, lantai, dll, pada bangunan yang akan dibuat

C. Pemasangan bouwplank

• Bowplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan


• Kayu yang digunakan adalah kayu 5/7 x 4m dan kayu papan 2/20
• Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku pada beberapa
tempat untuk menarik benang-benang as
• Benang-benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang menyangkut letak
elemen bangunan, lebar pondasi dan tembok, kedalaman galian, dan ketinggian
elemen bangunan (lantai, pintu, jendela, dll.)
• Bowplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat dapat dikosongkan
untuk jalan pekerja.

II. PEKERJAAN TANAH

A. Pekerjaan galian tanah

• Gali tanah sesuai lebar pondasi bagian bawah dan kedalaman rencana
• Gali sisi-sisi miringnya sehinga dicapai sudut kemiringan yang tepat
• Tanah hasil galian diletakkan di pinggir galian diluar bouwplank, yang nantinya untuk
pekerjaan pengurugan kembali.
• Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya, sesuai dengan rencana

B. Pekerjaan urugan pasir

• Parit pondasi diurug pasir setebal 5 cm

C. Pekerjaan urugan tanah

• Dilakukan urugan kembali terhadap pondasi yang telah terpasang.


• Pemborong harus melaporkan kepada konsultan pengawas tentang rencana jaringan
lain lain yang melintasi bawah pondasi, seperti adanya jaringan pipa air, listrik, dll
apabila akan memulai pekerjaan pondasi.
• Bekas lubang dan parit dalam bangunan harus ditimbun dengan pasir urug dan
dipadatkan.
METODE PELAKSANA BANGUNAN

III. PEKERJAAN PONDASI

A. Pondasi Cor

• Pondasi bangunan yang digunakan adalah pondasi dengan adukan semen 1 PC : 2 PS


: 3 KR yang memenuhi persyaratan teknis atau sesuai keadaan dilapangan.
• Ukuran dimensi pondasi harus disesuai dengan gambar rencana.
• Setelah pasangan mengeras, tanah dapat diurug kembali

IV. PEKERJAAN BETON BERTULANG

A. Pembesian

Cara pengerjaan tulangan balok :

• Buat tulangan sengkang dengan syarat :


• bengkokan kait minimal 90o ditambah perpanjangan 12d
• atau bengkokan kait 135o ditambah perpanjangan 6d
• pembengkokan dilakukan dalam keadaan dingin
• Potong tulangan memanjang dan bentuk sesuai gambar kerja
• Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada sela-sela tulangan kolom/balok
disebelahnya sesuai dengan dimensi balok dan posisi tulangan
• Masukan sengkang-sengkang balok sesuai dengan jumlahnya
• Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada ujung yang lain ke sela-sela
kolom/balok sebelahnya
• Ikat sengkang dengan tulangan memenjang sesuai dengan jarak sengkang yang
ditentukan dengan menggunakan kawat bendrat
• Cek kembali hasil pabrikasi dengan gambar kerja yang ada
• Pasang pengatur jarak selimut beton/ decking

B. Bekisting

• Bekisting dibuat dengan bahan kayu kelas III (terentang) dan balok kayu kelas II,
serta dolken diameter 8/400
• Cek jarak sabuk kolom/balok/sloof/ring balk
• Cek pertemuan panel sudut bekisting
• Permukaan plywood dibersihkan dan dilumasi minyak bekisting
• Penyetelan sabuk dan kayu support bekisting
• Pemberian mortar pada dudukan bekisting, pastikan mortar yang ditabur mengering

C. Betonisasi

• Digunakan beton dengan campuran 1PC : 2PS : 3KR


• Untuk kolom pengecoran dilakukan tiap satu meter
• Pengetokan pada keliling luar bekisting
• Untuk beton kolom dinding pembatas pada lantai 2 dari molen/bak aduk diangkut
secara bertahap ke lantai 2
METODE PELAKSANA BANGUNAN

D. Pelepasan bekisting

• Dihari kedua setelah pengecoran tiang, bekisting dilepas


• Melepas scafolding
• Melepas plywood

E. Perawatan beton

• Menyiram beton setiap siang dan sore selama minimal 3 hari


• Menutupi dengan karung basah

V. PEKERJAAN DINDING RUANG KELAS DAN DINDING PEMBATAS

A. Pekerjaan pasangan batu bata

• Pasang acuan kayu (profil) secara vertikal pada setiap ujung dinding yang akan
dipasang.
• Di ukur dan di tandai jarak setiap ketinggian pasangan bata dan di kontrol
kesetimbangan horisontalnya antara ujung satu dengan yang lainnya.
• Basahi bata yang akan di pasang sampai tidak menyerap air.
• Beri adukan mortar (sebagai perekat) pada setiap sambungan antara batu bata dan
pada setiap sambungan atas dan bawah dari batu bata tidak boleh membentuk garis
lurus/vertikal.
• Usahakan potongan batu bata yang besarnya kurang dari setengahnya tidak dipakai
atau tidak dipasang.
• Tinggi pemasangan dinding batu bata dalam satu hari supaya tidak lebih dari 1
meter, untuk menjaga keruntuhan.

B. Pekerjaan plesteran dinding

• Siapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau strategis dari
dinding yang akan di plester.
• Siram permukaan bata dengan air sampai basah secara merata (curing).
• Buat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu (misalkan = 1 pc : 2 ps
untuk bagian kedap air atau 1 pc : 4 ps untuk bagian dinding ruang)
• Lakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak lemparan ±50 cm
dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 15 ~ 20 mm sesuai spesifikasi
pada gambar dan RAB.
• Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman (curing) selama 3 hari ;
pagi, siang & sore.
• Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps atau 1 pc : 4 ps
sesuai yang tertera dalam RAB.
• Buat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.
• Lanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering.
• Pastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.
• Buat adukan 1 pc : 3 ps atau 1 pc : 4 ps sesuai yang tertera dalam RAB dan gunakan
pasir yang diayak (halus).
• Lakukan plesteran pada bidang-bidang yang telah ada kepalaannya sampai selesai
seluruh permukaan pada setiap bagian dengan cara dilempar dari jarak ±50 cm
METODE PELAKSANA BANGUNAN

• Gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.


• Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok permukaan
dinding sampai halus & rata.
• Lanjutkan dengan curing selama 7 hari : pagi, siang dan sore sampai permukaan
plesteran benar-benar basah seluruhnya.
• Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.
• Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.
• Plamir bidang-bidang plesteran yang telah kering dengan menggunakan plamir yang
baik.
• Lakukan sebanyak 3 lapis (tiga kali pelaksanaan) sampai dinding benar-benar rata
dan halus.

VI. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA

A. Pemasangan kusen

• Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
• Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk
menentukan kedudukan kusen.
• Pasang angker pada kusen secukupnya.
• Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu/jendela.
• Setel kedudukan kusen pintu/jendela sehingga berdiri tegak dengan menggunakan
unting-unting.
• Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
• Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.
• Cek kembali kedudukan kusen pintu/jendela, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen.
• Bersihkan tempat sekelilingnya.

B. Pemasangan daun pintu dan jendela

• Ukur lebar dan tinggi kusen pintu/jendela.


• Ukur lebar dan tinggi daun pintu/jendela.
• Ketam dan potong daun pintu/jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
• Masukkan/pasang daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3-5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
• Lepaskan daun pintu/jendela, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu
(sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25
cm (untuk pintu/jendela dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu
dengan 3 engsel)
• Masukkan/pasang lagi daun pintu/jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu/jendela tempat engsel
yang sesuai dengan engsel pada daun pintu/jendela.
• Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu/jendela dengan cara melepas
pennya, kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
• Pasang kembali daun pintu/jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga
• terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
• Coba daun pintu/jendela dengan cara membuka dan menutup.
• Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu/jendela dengan cara
melepaskan pen.
• Stel lagi sampai daun pintu/jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen
METODE PELAKSANA BANGUNAN

VII. PEKERJAAN LANGIT LANGIT

A. Pemasangan plafond PVC Rangka Hollow

• Tentukan/marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu
ruangan serta titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak sesuai shop
drawing.
• Pasang paku kait. Tembakan paku-paku kait pada marking titik-titik yang telah ada
600 x 1200 mm.
• Pasang penggantung rangka plafond (rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster
(ex. Boral type 223), dengan posisi tegak lurus.
• Pasang rangka tepi (steelhollow) & wall angle profil l 20 x 20 mm atau moulding
profil w sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond.
• Tentukan jarak penempatan kait penggantung.
• Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafon
• Pasang rangka utama/top cross rail (ex. boral type 201) dengan jarak 1200 mm.
• Pasang rangka pembagi/furing chanel (ex. boral type 204) dengan jarak 600 mm
menggunakan locking clip (ex. Boral type 210).
• Pasang dan kencangkan clip/rod.
• Pasang panel Plafon pada rangka dengan sekrup ceiling menggunakan screw driver
dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.
• Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan menggunakan waterpass.
• Perataan sambungan plafond dengan men gunakan ceiling net/lakban.
• Kemudian ditutup dengan paper tape dan compound ceiling.
• Jika memakai Plavon PVC Bisa Langsung melakukan pemasangan dan selesai

VIII. PEKERJAAN SANITASI

A. Pemasangan kloset Jongkok

B. Pemasangan Drain Flour

C. Pemasangan kran air

D. Pekerjaan Peresapan

E. Pekerjaan bak peresapan

F. Pekerjaan septictank

G. Pemasangan pipa PVC 3/4”

H. Pemasangan pipa PVC 3”

I. Pemasangan pipa PVC 4”


METODE PELAKSANA BANGUNAN

IX. PEMASANGAN KERAMIK

A. Pemasangan lantai keramik

• Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.


• Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain-lain.
• Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman :

- ukuran/dimensi.

- presisi.

- warna.

• Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1 jam.
• Keramik dianginkan dengan cara diletakan pada tempat dudukan/tatakan keramik,
setelah pro ses perendaman.
• Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan peil ini untuk seluruh
kesatuan
• Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai elevasi pada shop
drawing. Kedudukan benang harus datar dan siku, apabila dinding yang ada adalah
dinding keramik, maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan dengan yang ada
pada dinding.
• Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah
terpasang
• Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan
waterpass.
• Isi bagian/daerah permukaan lantai yang lain nya dengan adukan/spesi.
• Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai, usahakan
supaya tidak ada las-lasan
• Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk per mukaan keramik dengan palu karet
untuk mendatarkan/meratakan permukaan keramik supaya tidak rusak/cacat.
• Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass
• Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain/lap basah
sampai bersih.
• Untuk menghindari naiknya lantai (menggelembungnya lantai) maka buatlah delatasi.
• Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada bak air (ember) dan aduklah hingga rata
• Setelah adukan rata, isi sela-sela nad dengan bahan cor nad dengan menggunakan
sendok spesi (sekop). Pengisian nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat
atau spesi telah kering
• Kemudian rapikan nad tersebut dengan cape.
• Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar -benar kering.
• Setelah kering, bersihkan permukaan pasangan keramik yang sudah dipasang nad
dari sisa-sisa bahan cor nad dengan menggunakan kain/lap basah sampai bersih

B. Pemasangan dinding keramik/Batu Tempel

• Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan.


• Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan lain-lain.
• Sortir keramik/Batu tempel agar menghasilkan keseragaman :
o ukuran/dimensi.
o presisi.
METODE PELAKSANA BANGUNAN

o warna.
o Rendam keramik/Batutempel yang akan dipasang kedalam bak air (ember)
selama 1 jam.
o Keramik/Batu Tempel dianginkan dengan cara diletakan pada tempat
dudukan/tatakan keramik, setelah pro ses perendaman.
o Membuat garis-garis sipatan waterpas pada dinding keramik keliling +/- 1m
untuk menentukan ketinggian dan kedataran pemasangan keramik.
o Membuat lot pada dinding di tiap pojok ruangan dan kesikuannya serta garis
pertengahan dinding untuk pembagian keramik.
o Mengukur jarak-jarak dinding untuk lebar dan tinggi ruangan, serta bagian-
bagian yang terpasang pada ruangan tersebut.
o Berdasarkan data-data pengukuran kemudian membuat gambar kerja untuk
pembagian pemasangan keramik dinding tersebut.
o Ukuran pemasangan keramik/Batu tempel mengikuti gambar yang sudah
dibuat sebelumnya sebagai acuan kerja.
o Pada pelaksanaan pekerjaan keramik dinding, sebaiknya keramik lantai belum
terpasang sehingga nantinnya mendapat nut yang segaris antara dinding dan
lantai.
o Pemasangan keramik/Batu Tempel harus padat dan rata sehingga tidak ada
keramik dengan spesi kosong
o Membuat kepalaan keramik baik secara horisontal maupun vertikal mengikuti
garis sipatan dan lot ketegakan yang telah dibuat sebelumnya.
o Sebelum keramik/Batu tempel dipasang sebelumnya dinding dibasahi terlebih
dahulu dengan air.

X. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

• Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa/cabelduct harus diusahakan tidak
tampak dari luar (tertanam).
• Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-
sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang terlebih
dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
• Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan
acian dikerjakan.
• Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
• Sambungan harus menggunakan klem/isolasi kabel supaya terlindung dengan baik
sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
• Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
• Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal petir.

- tidak boleh ada sambungan

- dihubungkan dengan elektroda pentanahan

- ditanam sampai minimal mencapai air tanah


METODE PELAKSANA BANGUNAN

• Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat/balok atau
pada balok kayu rangka langit-langit.
• Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
• Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi 150 cm dari lantai, saklar
dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
• Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
• Box/kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

XI. PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG

1. Kunci tanam
2. Engsel pintu
3. Engsel jendela
4. Dan Aksesoris Pintu Jendela Lainnya

XII. PEKERJAAN FINISHING

A. Pengecatan

• Bersihkan permukaan dinding dari deb, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan
kain lap.
• Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan
dicat dengan kertas semen/koran dan lakban.
• Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata
dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.
• Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
• Cek, kerataan permukaan dinding.
• Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada
bidang yang luas & dengan kwas untuk bidang yang sempit (sulit).
• Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
• Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang
kedua/terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
• Cek kerataan pengecatan yang terakhir.
• Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/pekerjaan lain
yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.

Ditetapkan di : Bangkinang Kota


Tanggal : 19 Juni 2021
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

IMAN PERAMA, S.Sos.


NIP. 19800801 201001 1 002

Anda mungkin juga menyukai