Anda di halaman 1dari 27

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

DINAS PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


Alamat : Jl. Sugiman Wates, Kulon Progo Telp. 0274 773060 Fax. 0274 773060
Kode Pos: 5562, website : dpu.kulonprogokab.go.id
email : dpu@kulonprogo.go.id

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan:
Peningkatan Jalan Kantor Pos Galur-Tegalburet
(1.08.04.012)

CV. MAHAKARYA
METODE PELAKSANAAN

1 PENDAHULUAN

Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya
pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang
diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek
tersebut, maka berikut ini kami susun Metode Pelaksanaan.

1.1 Informasi dan Lingkup Pekerjaan

Lokasi pekerjaan di Ruas: Peningkatan Jalan Kantor Pos Galur - Tegalburet. Panjang total jalan
600 m, dengan rincian informasi sebagai berikut:
 Nama Paket : Peningkatan Jalan Kantor Pos Galur - Tegalburet
1.04.05.008
 No. Dok. Pengadaan : 48/02/Peningk.Sangon-Kalirejo/Pokmil BPBJ-
KP/III/2020
 Tahun Anggaran : 2020
 Jangka Waktu Pelaksanaan : 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak tanggal surat
perintah mulai kerja ditetapkan.
 Masa Pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh lima) hari kalender sejak
Serah Terima Pertama pekerjaan (PHO)
 Lingkup Pekerjaan : - Mobilisasi
- Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
- Pasangan Batu dengan Mortar
- Box Culvert Pracetak uk. 800 x 800 mm terpasang
- Galian Biasa
- Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine
- Galian Perkerasan berbutir
- Timbunan Biasa dari hasil galian

Halaman 1 dari 58
- Pemotongan Pohon diameter 15 – 30 cm + Dongklak
dan pengisian galian
- Latasir Kelas A (SS-A)
- Lapis Pondasi Agregat Kelas A
- Lapis Perekat - Aspal Cair/Emulsi
- Beton strukur, fc’20 MPa
- Baja Tulangan Polos-BjTP 280
- Pembongkaran Pasangan Batu
- Pembongkaran Beton
- Pasangan Batu
- Patok Pengarah

1.2 Loksai Pekerjaan

Lokasi pekerjaan di Ruas : Peningkatan Jalan Kantor Pos Galur - Tegalburet sepanjang 600 m,
berada di Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo Provinsi DI Yogyakarta.

2 Mobilisasi
2.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup semua kegiatan mobilisasi peralatan dan personil yang di perlukan dan
semua falitas pendukung selama dalam masa pelaksanaan pekerjaan serta melakukan
demobilisasi kembali terhadap semua terhadap semua peralatan dan personil pada saat
pekerjaan selesai.

Pada waktu persiapan sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan mobilisasi
sumber daya manusia dan peralatan sebagai penunjang pelaksanaan pekerjaan. Sumber daya
manusia menggunakan sarana transportasi umum, sedangkan peralatan proyek seperti alat
berat menggunakan trailer langsung ke site proyek.

Gambar 3. 1 Mobilisasi Alat Berat

Halaman 2 dari 58
2.2 Persiapan Pekerjaan

1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,


personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan
dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.

2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal


dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

2.3 Tahapan Pekerjaan

MULAI

Rapat
Rapat Persiapan
Persiapan Pelaksanaan
Pelaksanaan

Program
Program Mobilisasi
Mobilisasi

Mobilisasi Peralatan Mobilisasi


Mobilisasi Personil
Personil Pembangunan
Pembangunan Fasilitas
Fasilitas
Pendukung
Pendukung

Pelaksanaan
Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan

Demobilisasi
Demobilisasi Peralatan
Peralatan && Personil
Personil

SELESAI

Gambar 3. 2 Bagan alir tahapan pekerjaan mobilisasi

2.4 Metode pelaksanaan

1. Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi maka ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan
baik.

2. Mobilisasi alat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari setelah
mendapat surat perintah mulai kerja (SPMK).

Halaman 3 dari 58
3. Peralatan yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan
tersebut di atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga dapat dipergunakan
pada waktunya tanpa ada kendala yang dapat mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi
kerusakan pada alat yang akan digunakan.

4. Demobilisasi alat akan dilakukan setelah semua pekerjaan selesai.

2.5 Kebutuhan Jasa, Alat dan Material

1. Tenaga
Operator / Supir = 2 Orang
2. Peralatan yang dibutuhkan
Flat Bad Truk
3. Bahan yang digunakan
-

2.6 Analisa K3

1. Personil

 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja

2. Aspek K3

 Memasang Rambu Peringatan


Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


- Sarung Tangan

- Helm

- Sepatu Safety

Halaman 4 dari 58
3 Pembuatan dan Persetujuan Shop Drawing (Gambar Kerja)
Shop Drawing adalah detail gambar konstruksi dan harus dipersiapkan sebelum pekerjaan yang
bersangkutan dilaksanakan. Shop Drawing digunakan sebagai acuan bagi pelaksana di lapangan.

Halaman 5 dari 58
3.1 Bagan Alir Pembuatan dan Persetujuan Shop Drawing

Gambar 4. 1 Flowchart pembuatan dan persetujan shop drawing

3.2 Metode Kaji Ulang Dokumen dan Penyiapan Shop Drawing (Gambar
Kerja)

Setelah penanda tanganan kontrak, semua jenis Gambar Pelaksanaan yang disediakan oleh
kontraktor berdasarkan gambar kontrak akan dibuat dalam bentuk format pelaksanaan yang
disetujui oleh Direksi dan akan diajukan jauh sebelumnya, sehingga Direksi dapat memeriksa
dan / atau menyetujui tanpa mengakibatkan penundaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Berikut adalah ketentuan-ketentuan penyiapan Gambar Kerja:

 Semua dokumen teknis yang menyangkut syarat-syarat material dan pelaksanaan


pekerjaan akan dipelajari dengan seksama oleh semua personel proyek, agar terjadi
kesepahaman dan penguasaan gambar/ pekerjaan. Sehingga nantinya pada saat
pelaksanaan semua permasalahan yang akan terjadi pada waktu pelaksanaan proyek
dapat diantisipasi sebelumnya.

 Gambar kerja akan dibuat dengan skala dan dimensi yang spesifik dan tipikal untuk
menggambarkan berbagai segi pekerjaan dan menjadi pedoman bagi pelaksana untuk
dilaksanakan di lapangan. Sebelum melaksanakan pekerjaan, gambar-gambar kerja
tersebut akan diajukan beserta urutan dan metode pelaksanaan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Gambar Kerja akan dipersiapkan berdasarkan Gambar
Kontrak dan Spesifikasi yang dipersyaratkan, dan akan memuat hal-hal sebagai berikut:

Halaman 6 dari 58
o Detail-detail dari setiap bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan
o Data topografi dan elevasi permukaan bagian pekerjaan yang diperoleh dari data
perencanaan dan hasil survey lapangan.
o Perhitungan-perhitungan yang diperlukan
o Jenis material yang digunakan untuk tiap bagian konstruksi
o Selama periode pelaksanaan, kontraktor akan menyiapkan Gambar Purna
Bangunan untuk semua jenis pekerjaan yang telah diselesaikan. Gambar-gambar
tersebut akan menunjukkan perubahan-perubahan yang disetujui sebagaimana
dalam Gambar Pelaksanaan, dengan maksud agar kondisi purna bangunan
tersebut merupakan proses yang benar dari kondisi setiap pekerjaan.

4 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Manajemen Keselamatan Lalu Lintas sangat diperlukan untuk penunjang keberhasilan
pelaksanaan kegiatan dari kecelakaan kerja di lapangan. Petugas Manajemen Lalu Lintas harus
selalu berada di lokasi kerja dengan menempatkan petugas untuk mengatur lalu lintas demi
keselamatan pekerja dan penggunaan jalan mengingat pekerjaan ini adalah peningkatan jalan ,
yang mana lalu lintas tidak tertutup,pekerjaan ini meliputi :

4.1 Persiapan Personil

Personil petugas pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus lalu lintas di
setiap lokasi kegiatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Koordinator
keselamatan lalu lintas 1 orang, untuk mengatur petugas, memantau kerja petugas, dan
membuat laporan keselamatan lalu lintas.

4.2 Peralatan

Peralatan yang biasa digunakan adalah :

1. Bendera Tangan,
2. Lampu Kedip Portabel,
3. Alat Komunikasi,
4. Rambu-Rambu Peringatan

Halaman 7 dari 58
Gambar 5. 1 Manajemen dan keselamatan Lau Lintas

4.3 Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan secara berkala tentang kondisi keselamatan lalu lintas di lokasi kerja yang
dilaporkan kepada Safety Engineer sebagai bahan monitoring dan evaluasi Setiap penutupan
jalan akan dikoordinasikan dengan aparat desa dan kepalisian wilayah dimana lokasi pekerjaan.

4.4 Analisa K3

1. Personil

 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja

2. Aspek K3

 Memasang Rambu Peringatan


Rambu Peringatan : “HATI-HATI, KURANGI KECEPATAN SEDANG
ADA PERBAIKAN JALAN”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


- Sarung Tangan

- Helm

Halaman 8 dari 58
- Sepatu Safety

2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air


Pekerjaan galian tanah dilaksanakan setelah mendapatkan ukuran-ukuran yang tepat
dan pasti dari hasil pengukuran dan pemasangan bouwplank, tanah hasil galian ditimbun
tidak terlalu dekat dengan lubang galian supaya tanah galian tidak longsor kembali ke
lubang galian.
Item Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan excavator dan alat bantu lainnya
sesuai dengan gambar rencana. Hasil galian tanah dibuang keluar lokasi pekerjaan.
Dan sekelompok pekerja akan merapihkan hasil galian. Selama pelaksanaan
pekerjaan galian diusahakan menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika
tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian dengan cara mempertimbangkan akibat dari pengeringan,
perendaman akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
Galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan pelaksanaan setengah
badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.
Semua galian terbuka diberi rambu peringatan dan penghalang yang cukup untuk
mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka jalur
lalu lintas maupun bahu jalan diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum
yang dicat putih beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para
pengguna jalan

Skh-1.2.3.(4) Box Culvert Pracetak Ukuran 800 x 800 mm Terpasang

Metode Pelaksanaan Pemasangan Box Culvert / gorong-gorong kotak pabrikasi dibagi


dalam beberapa tahapan, yaitu tahap pengadaan atau pengangkutan box culvert / gorong-
gorong kotak ke lokasi pekerjaan, kemudian tahap pemasangan, dan yang trakhir tahap
pekerjaan akhir atau finishing.

Berikut adalah rincian pekerjaan untuk masing masing tahap pelaksanaan tersebut :

Tahap I : Pengangkutan Produk Box Culvert

1. Packing Dalam proses pemuatan, penumpukan, dan pemasangan nya hendaknya


dilakukan sesuai dengan petunjuk untuk menghindari kerusakan akibat penanganan yang
tidak benar.
2. Pengangkatan (Loading/Unloading) Pengangkatan Produk Box Culvert / Gorong-gorong
Kotak dengan menggunakan Truck Crane ,maka diperlukan tali sling, yang mana diikatkan
pada lifting hole yang terdapat pada sisi Box Culvert / Gorong-gorong Kotak.

3. Penumpukan / PemuatanPenumpukan Posisi Produk Box Culvert / Gorong-gorong


Kotak antara lapis di atas dan dibawah hendaknya dibuat sejajar Agar posisinya rata dan
untuk menghindari kerusakan, antara lapis pertama-kedua-dan seterusnya diberi balok
kayu.

4. Pemuatan di truck Produk Box Culvert / Gorong-gorong Kotak diangkut ke lokasi


pekerjaan menggunakan Truck

Halaman 9 dari 58
Pemuatan di Truck Produk Box Culvert / Gorong-gorong Kotak

Tahap II : Pemasangan Box Culvert / Gorong-gorong Kotak

1. Produk Box Culvert / Gorong-gorong Kotak diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang
ditunjukkan gambar rencana dengan menggunakan Truck Crane
2. Box Culvert / Gorong-gorong Kotak diletakkan secara perlahan di dasar galian yang
telah diberi urugan pasir setebal 10 cm dan lantai kerja setebal 5 cm.

3. Semua box culvert / Gorong-gorong Kotak harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-
retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika box culvert berada diatas galian, jika terjadi
kerusakan box culvert / Gorong-gorong Kotak segera diganti

4. Untuk box culvert / Gorong-gorong Kotak dengan kemiringan antara1/5 sampai


dengan1/10, agar tidak terjadi pergeseran box culvert / Gorong-gorong Kotak, maka pada
sambungan harus diberi angkur dari beton yang ditanam pada kedalaman minimal 50 cm
dibawah sambungan.

5. Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada box culvert / Gorong-gorong Kotak dan lapisan ujungnya
harus dibuat halus.

Tahap III : Pekerjaan akhir / Finishing

1. perapihan dan pengecekan hasil akhir pekerjaan


2. pembersihan lokasi pekerjaan dari sisa sisa bahan material

3. Demobilisasi

2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar


Jenis Pekerjaan : Pasangan Batu dengan Mortar
Sat Pembayaran : M3

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup penggalian, pengadaan material, pemasangan bowplank,
pasangan batu, plester dan aci serta perapihan hasil pekerjaan.

Halaman 10 dari 58
2. Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
2) Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
3) Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).

3. Uraian Pekerjaan
1) Sebelum pemasangan batu harus di bersihkan dan di basahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
2) Menghamparkan pasir urug pada landasan yang berhubungan pada tanah dasar setebal 5
cm.
3) Landasan yang akan menerima setiap batu harus di basahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan di pasang.
4) Landasan dari aduakan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus di pasang pada pondasi
yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama.
Batu besar pilihan harus di gunakan untuk lapis dasar dan pada bagian sudut-sudut.
5) Batu harus di pasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak
harus di pasang seajajar dengan muka dinding dari batu yag terpasang.

4. Kebutuhan Jasa, Alat dan Material


1. Tenaga yang dibutuhkan
Pekerja = 10 Orang
Tukang Batu = 4 Orang
Mandor = 1 Orang
Operator / Supir = 2 Orang
2. Peralatan yang dibutuhkan
Concrete Mixer = 2 Unit
Water Pump = 1 Unit
Alat Bantu = 1 Ls
3. Bahan yang digunakan
Batu Gunung
Pasir Pasang
Semen
Material Lainnya

5. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
- Rambu Peringatan “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)


- Sarung tangan
- Hel

Halaman 11 dari 58
- Sepatu safety

3.1.(1) Galian Biasa

3.1.(8) Galian Perkerasaan Beraspal tanpa Cold Milling Machine

3.1.(9) Galian Perkerasaan Berbutir

Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan untuk galian biasa, galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
dan galian perkerasan berbutir ini meliputi semua pekerjaan galian (pengerukan) pada badan
jalan, hasil galian diangkut pada lokasi yang telah ditentukan, pembersihan hasil galian.

Persiapan Pekerjaan

1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,


personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan
dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
3. Menentukan titik galain dan lokasi buangan material galian

Uraian Pekerjaan

1. Menentukan titik dan luasan yang akan digali lalu demarking.


2. Melakukan pengerukan dengan alat.
3. Hasil galian diangkut dengan dump truk dibuang ke lokasi yang telah ditentukan.
4. Hasil galian dibersihkan dan dirapikan.

Tahapan Pekerjaan
MULAI

Persiapan Alat

Pengukuran dan Pemasangan Marking

Pengerukan Dengan Excavator

Pengangkutan Hasil Galian dengan DT

Perapihan Hasil Pekerjaan

SELESAI

Halaman 12 dari 58
Analisa K3
1. Personil

 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja

1. Aspek K3

 Memasang Rambu Peringatan


Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )


- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety

3.4.2. Pemotongan Pohon dia. 15-30 cm + dongklak dan pengisian galian


A.      Peralatan yang digunakan

Alat Tenaga Kerja


Excavator 80-140 HP Pekerja
Dump truk Tukang
Can soe / Mesin Pemotong Kayu Mandor
Alat bantu lainya Operator

B. Metode pelaksanaan
§  Menentukan pohon yang akan di potong, kemudian dilakukan kordinasi dengan pihak terkait
seperti Dinas Pertamanan dan instansi terkait lainnya..
§  Penebangan pohon dilaksanakan dengan menggunakan mesin pemotong kayu, untuk
membersihkan akar- akar pohon digunakan excavator sehingga akar pohon tidak tertinggal
didalam permukaan tanah.
§  Kayu hasil pemotongan diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck
§  Pengangkutan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas.
§  Pekerjaan ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan galian.

7.15.(1) Pembongkaran Pasangan Batu


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pembongkaran pasangan batu selaku kontraktor akan
mengajukan request memulai pekerjaan untuk pembongkaran kepada Direksi pekerjaan untuk
mendapatkan izin, petunjuk serta arahan. 

Halaman 13 dari 58
Pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan batu dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak bagian bangunan yang masih tertingal atau bangunan lainnya yang masih baik. 

Material hasil bongkaran harus dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan persetujuan Direksi
pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk dari pemilik pekerjaan. 

Tenaga, Bahan dan Peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Bongkaran
Pasangan Batu adalah : 

Tenaga Kerja : 
1. Pekerja 
2. Mandor 

Bahan Kerja : 

Alat Kerja 
1. Palu Godam 
2. Pahat Beton 
3. Linggis 

Pelaksanaan pekerjaan bangakaran pasangan batu ini meliputi bongkaran bangunan pasangan
batu existing/yang telah ada. Pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan batu ini akan
dilaksanakan sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan bongkaran pasangan batu ini akan mengutamakan keselamatan
dan kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi dengan menggunakan cara standard, dengan
menggunakan peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang berlaku,
dan sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan. 

7.15.(2) Pembongkaran Beton


Proses pembongkaran beton biasanya dilakukan menggunakan palu beton (bogem) dan pahat.
Terkadang Anda juga perlu memakai gergaji besi untuk memotong tulangan besi yang masih
menancap kuat. Usahakan bidang kerja pembongkaran jangan terlalu luas, cukup sekitar 1 x 1 m
per suatu waktu. Jadi bila Anda telah berhasil membongkar bidang beton seluas 1 m2, kemudian
Anda dapat berpindah ke bidang di sebelahnya dengan luas area yang sama. Selain akan
mempermudah proses pekerjaan, risiko bahaya yang ditimbulkannya pun dapat diperkecil.
Pembongkaran cukup dilakukan dengan memukulkan palu beton pada struktur yang akan
dihancurkan, di mulai dari bagian atas ke bawah. Bagian struktur yang sulit dihancurkan hanya
memakai palu bisa dibantu menggunakan pahatan.

7.1.(7a) Beton Struktur, fc’ 20 MPa


Beton mutu sedang f’c 20 Mpa digunakan pada dinding dan trotoar jembatan. Sebelum
melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD campuran beton
kepada Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 20 MPa dicampur sesuai
dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete pan
mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan
konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran beton mutu sedang fc’ 20
MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai

Halaman 14 dari 58
bekisting sudah terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama pengecoran
sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah/bekesting yang
akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan direksi pekerjaan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm, pembuatan bekesting
sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh tukang dan pekerja di bawah arahan
mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk permukaan beton
yang terexpos.
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ 20 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Batching
Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan dan
direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 20 MPa dengan menggunakan truck mixer
atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu menuangkan
beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter
dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan
tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu sedang fc’ 20 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck
dan ditutup dengan karung goni atau curing compound.

A. Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku

B. Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator

Halaman 15 dari 58
5. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

7.3.(1) Baja Tulangan Polos BjTP 280


Merupakan baja tulangan dengan baja mutu sedang yang memiliki tegangan leleh
karekteristik 3.900 kg/cm2. Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja
tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.
Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun
sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat
dengan menggunakan kawat beton.
Peralatan yang digunakan adalah : alat bantu

Halaman 16 dari 58
5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat kelas A
Lapis Pondasi Agregat KLas A adalah Mutu Lapis Pondasi atas untuk lapisan
dibawah lapisan beraspal, dengan tebal 15 cm. Bahan material klas A terdiri dari fraksi
Agregat Kasar (tertahan saringan No. 4), dan fraksi agregat halus (lolos saringan No. 4)
dengan rentang komposisi dan syarat sifat bahanyang diatur dalam spesifikasi teknik.

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebegai berikut :
1. Exavator memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock file
kedalam Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar
dilokasi kerja dengan menggunakan Motor Grader, yang selanjutnya setelah mencapai
tebal hamparan gembur yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator
Roller, dengan tetap menjaga tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar.
Untuk menjaga kadar air bahan yang disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum
pemadatan dapat melakukan penyiraman material hamparan dengan menggunakan Water
Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan hamparan dari agregasi sebelum pemadatan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Exavator, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank
dan Alat Bantu.

Halaman 17 dari 58
6.1.(2a) Lapis Perekat – Aspal Cair
Pekerjaan lapis perekat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan
penghamparan bahan aspal yang dihampar diatas permukaan bahan pengikat semen atau
Asphalt (Sperti semen Tanah, RCC, CTB, Perkerasan Beton / Lantai Jembatan Beton, Lapis
Penetrasi Macadam, Laston, Lataston dll.) dengan komposisi seperti disyaratkan dalam
Spesifikasi untuk setiap Jenis Bahan Asphalt dan kondisi permukaan yang sesuai.
Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkanlalu lintas
satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan
gangguan yang minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda lain disamping
tempat kerja (struktur, kerb lantai dan lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi
kotor karena percikan aspal. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah aspal
semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi standar AASHTO M20) yang diencerkan
dengan minyak Tanah (kerosene), dengan membandingkan pemakaian minyak tanah pada
rentang 25 - 30 bagian minyak per 100 bagian aspal (25 pph 30 pph).

Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin kompresor yang
dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi. Menyiapkan material yang
digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan
kemudian dipasnaskan sehingga menjadi aspal cair. Penghamparan diolakukan dengan
menggunakan aspal Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang
disyaratkan dalam Spesifikasi. Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai
dilakukan.
2. Peralatan yang digunakan adalah : compressor, asphalt Sprayer yang di gandeng Dump
Truck dan alat bantu

4.6.(1) Latasir Kelas A (SS-A)


Lapisan tipis aspal pasir atau yang biasa kita sebut sebagai Latasir, umumnya digunakan pada
lapis permukaan perkerasan, bisa  digunakan diatas lapis penetrasi makadam (lapen) ataupun
diatas permukaan beton (rigid pavement). Jenis campuran latasir terdiri atas dua kelas, yaitu
Latasir kelas A SS-A (Sand Sheet - A) dengan ukuran nominal agregat atau pasir 9,5 mm.
Latasir bisa diproduksi secara manual ataupun mekanis dengan menggunakan AMP dan metode
pengerjaan dilapanganpun bisa dilakukan dengan cara manual menggunakan penghampar
tenaga kerja manusia ataupun dengan menggunakan metode mekanis menggunakan alat
penghampar yaitu finisher, tergantung volume pekerjaan dan ijin direksi lapangan.

Metode Pelaksanaan
 Agregat dan Aspal digoreng atau dicampurkan terlebih dahulu dengan cara dipanaskan
sesuai dengan suhu yang memenuhi persyaratan teknis agar material tidak rusak.
misalnya aspal apabila terlalu panas suhu yang digunakan untuk menggoreng aspal
maka aspal akan mengalami pemuaian atau hidrasi sehingga dapat membuat aspal
menjadi getas/kaku. 
 Permukaan badan jalan yang akan di latasir terlebih dahulu dibersihkan dan
disemprotkan dengan aspal cair (primecoat/tackcoat). 

 Latasir dihamparkan ke badan jalan yang sudah disiapkan

Halaman 18 dari 58
 Pemadatan menggunakan alat pemadat roda besi dan roda karet. 

Tahapan Pelaksanaan
 Penghamparan campuran boleh dilakukan apabila permukaan badan jalan dalam
kondisi kering dan diperkirakan tidak akan terjadi hujan ketika pelaksanaan
berlangsung. 
 Bilamana persyaratan kerataan hasil hamparan tidak terpenuhi atau bilamana benda uji
inti dari lapisan beraspal dalam satu segmen tidak memenuhi persyaratan tebal atau
kepadatan sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi ini, maka panjang yang tidak
memenuhi syarat supaya dibongkar atau dilapisi kembali dengan  tebal lapisan nominal
minimum yang dipersyaratkan dengan jenis campuran yang sama. Panjang yang tidak
memenuhi syarat ditentukan dengan benda uji tambahan sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi pekerjaan dan selebar satu hamparan. 

 Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang diukur untuk pembayaran
haruslah volume yang seharusnya dibayar bila pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak
ada waktu dan atau pembayaran tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan atau
volume tambahan yang diperlukan untuk perbaikan.

 Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji (coredrill) atau lainnya
agar segera ditutup kembali dengan bahan campuran beraspal oleh Penyedia Jasa dan
dipadatkan hingga kepadatan serta kerataan permukaan sesuai dengan rencana. 

 Setelah selesai pekerjaan tersebut kemudian diadakan pengukuran mutual check


bersama. 

 Hasil pengukuran mutual check bersama dituangkan dalam gambar dan ditanda tangani
bersama. 

 Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas,


diperhitungkan dalam satuan ton. 

7.9.(1) Pasangan Batu


Jenis Pekerjaan : Pasangan Batu dengan Mortar
Sat Pembayaran : M3

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup penggalian, pengadaan material, pemasangan bowplank,
pasangan batu, plester dan aci serta perapihan hasil pekerjaan.

2. Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
2) Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
3) Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).

3. Uraian Pekerjaan

Halaman 19 dari 58
1) Sebelum pemasangan batu harus di bersihkan dan di basahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
2) Menghamparkan pasir urug pada landasan yang berhubungan pada tanah dasar setebal 5
cm.
3) Landasan yang akan menerima setiap batu harus di basahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan di pasang.
4) Landasan dari aduakan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus di pasang pada pondasi
yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama.
Batu besar pilihan harus di gunakan untuk lapis dasar dan pada bagian sudut-sudut.
5) Batu harus di pasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak
harus di pasang seajajar dengan muka dinding dari batu yag terpasang.

4. Kebutuhan Jasa, Alat dan Material


1. Tenaga yang dibutuhkan
Pekerja = 10 Orang
Tukang Batu = 4 Orang
Mandor = 1 Orang
Operator / Supir = 2 Orang
2. Peralatan yang dibutuhkan
Concrete Mixer = 2 Unit
Water Pump = 1 Unit
Water Tanker = 1 Unit
Alat Bantu = 1 Ls
3. Bahan yang digunakan
Batu Gunung
Pasir Pasang
Semen
Material Lainnya

5. Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja

2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
- Rambu Peringatan “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)


- Sarung tangan
- Hel
- Sepatu safety

Halaman 20 dari 58
3.2.(1b) Timbunan Biasa dari hasil galian
Lingkup Pekerjaan

Pekejaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan, penghamparan, pemadatan, pengujian dan
perapihan hasil pekerjaan.

Persiapan Pekerjaan

1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,


personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan
dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
2. Mengajukan permohonan penggunaan material kepada Direksi.
3. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

Uraian Pengerjaan

1. Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking


pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material
organik dan anorganik.
2. Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan pengawas.
3. Mendatangkan material timbunan pilihan ke lokasi pekerjaan dengan dum truk, dan
ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.
MULAI
4. Timbunan dihampar dengan manual.
5. Hasil hamparan timbunan pilihan disiram air lalu dipadatkan dengan stamper sampai
Persiapan Alat dan Bahan
mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan spesifikasi teknik.
6. Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan
Persiapan Lokasi Pekerjaan
dan kepadatan dari timbunan.
7. Perapihan hasil pekerjaan, setiap Penghamparan
material sisa Material
diangkut utuk dibuang pada area yang
telah ditentukan.
Penyiraman
Tahapan Pekerjaan
Pemadatan

Pengujian

Perapihan Hasil Pekerjaan

SELESAI

Halaman 21 dari 58
Kebutuhan Tenaga, Bahan dan Peralatan
Tenaga Kerja :

- Pekerja

- Mandor
Bahan/Material :

- Bahan Timbunan hasil galian


Peralatan :

- Stamper

- Alat Bantu

Analisa K3
1. Personil

 Pelaksana

 Petugas K3L

 Tenaga Kerja

2. Aspek K3

 Memasang Rambu Peringatan


Rambu Peringatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”

Halaman 22 dari 58
 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety

9.2(5) Patok Pengarah


Pekerjaan ini meliputi Pengadaan, pengangkutan, dan pemasangan Patok Pengarah.

Tahapan Pelaksanaan
 Membuat shop drawing, metode pelaksanaan dan membuat request Patok Pengarah.
 Pengadaan Patok Pengarah sesuai shop drawing
 Pemasangan Patok Pengarah dengan jarak dan jumlah sesuai shop drawing. Semua patok
harus dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin bahwa patok tersebut tertanam kuat di tempatnya, terutama selama pengerasan
(setting) beton.
 Semua patok harus diberi satu lapis cat dasar (primer), satu lapis cat bawah permukaan
dan satu lapis akhir sebagai lapis permukaan sesuai shopdrawing.

PEKERJAAN AKHIR
a. Demobilisasi
Demobilisasi dilaksanakan diakhir pekerjaan. Mengembalikan kondisi tempat kerja
menjadi kondisi saat pekerjaan belum dimulai termasuk sumber daya yang untuk
mobilisasi seperti pemindahan instalasi alat, peratalan, perlengkapan, personil dan lain-
lain.
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir periode Pelaksanaan,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula
sebelum pekerjaan dimulai.
Jika pekerjaan fisik telah selesai dilaksanakan maka dilanjutkan dengan pekerjaan
demobilisasi sisa-sisa material, bongkaran, sebagian tenaga kerja dan peralatan. Lokasi
pekerjaan harus dibersihkan dari berbagai sisa material pekerjaan.

b. Pekerjaan Pembersihan Lapangan

Waktu Pelaksanaan selama 1 minggu (7 HK), Pembersihan akhir dilakukan pada puing
-puing atau bekas bowplank dan bekas kertas semen yang telah dipakai, ini dibersihkan dari
lokasi pekerjaan dengan membuangnya di tempat pembuangan sampah akhir, dengan
menggunakan mobil pickup atau L 300.
Setelah semua pekerjaan selesai dikerjakan dilakukan serah terima pekerjaan, adapun
hal yang harus dipersiapkan untuk kebutuhan serah terima pertama pekerjaan, kontraktor
harus mempersiapkan segala kebutuhan seperti pembersihan lapangan, mengadakan core
terhadap ketebalan pengecoran dan kelengkapan administrasi lainnya.

c. Pemeriksaan Pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan Pertama (PHO)

Halaman 23 dari 58
Untuk persiapan Serah Terima Pekerjaan, kontraktor wajib menyerahkan pekerjaan pada KPA
ebelum pencairan, maka kontraktor wajib meyelasaikan semua administrasi proyek yang di
tangani oleh TIM administrasi proyek.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan berakhir,dilaksanakan persiapan untuk serah terima pekerjaan
yang pertama (PHO)
Pelaksanaan pekerjaan untuk MC 100% :
a. Pengukuran dan penghitungan volume pekerjaan yang dilaksanakanb.
b. Penggambaran untuk dibuat gambar purna laksana (Asbuilt Drawing) bilamana di dalam
pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan/Addendum dari Rencana Kontrak atau MC 0%.
c. Perhitungan MC100% untuk mengetahui nilai pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
pada saat serah terima pertama pekerjaan.
d. Pemeriksaan pekerjaan bersama dengan Tim penerima akhir pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan serah terima pekerjaan.
e. Pihak penyedia jasa masih harus melakukan pemeliharaan selama waktu yang ditentukan,
selanjutnya dilaksanakan Serah Terima Pekerjaan Kedua (FHO) pada akhir masa pemeliharaan
yang ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.

Setelah seluruh item pekerjaan telah selesai dilaksanakan, dimana tidak ada lagi kekurangan
volume lapangan (Progress fisik sudah 100 %) dan seluruh administrasi sampai proses fisik
lapangangan telah dilengkapi, maka bersama surat pengajuan ke PPHP, seluruh administrasi
tersebut dilampirkan seperti kontrak, addendum (jika ada), Back Up data final, As built drawing,
photo dokumentasi dan dakumen lain yang diperlukan oleh PPHP)
Administrasi lapangan progress fisik 100 % didalamnya Penandatangan yaitu Penyedia Jasa
(Direktur/Wakil Direktur) dan Pengguna Jasa (PPK/KPA/PA), secara tidak langsung telah
menyetujui pekerjaan tersebut melalui administrasi yang telah ditanda tangani, ketika pihak
yang terkait belum ditandatanganinya Administrasi Proyek misal :
Pada Laporan bulanan atau Back Up Data Proyek, belum di teken oleh PPK atau Unsur
Pendukungnya dan oleh Direktur atau Unsur dibawahnya, maka sebaiknya jangan dilakukan
dulu pengajuan serah terima , jadi masalah terima dan tidak diterima antara Penyedia Jasa Dan
Pengguna Jasa (PPK/KPA/PA) pada lingkup yang berjanji/berkontrak terjadi pada saat
administrasi proyek menjelang Pengajuan Serah terima Pekerjaan.

Syarat pengajuan Serah Terima dalam pekerjaan adalah diterimanya oleh PPK/KPA/PA
pekerjaan tersebut dalam bentuk ditanda tangani seluruh admistrasi proyek terutama
admistrasi lapangan, jika seperti contoh diatas tadi, belum ditanda tangani berarti pihak
PPK/KPA/PA belum menerima pekerjaan tersebut, sehingga pengajuan Serah Terima kepada
PPHP belum bisa di ajukan.

d. Pemeriksaan Pekerjaan dan Serah Terima Pekerjaan Kedua (FHO)

Setelah atau menjelang berakhirnya masa pemeliharaan, jika ada yang rusak lakukan
perbaikan, maka bersama surat pengajuan ke PPHP, disampaikan admistrasi berupa Kontrak,
addendum (jika ada), BA Serah terima Pertama (PHO), Photo Dokumentasi lapangan dan sekali
gus jika ada perbaikan dan administrasi lain yang diperlukan
Pengajuan serah terima terakhir (FHO) kepada PPHP dilakanakan oleh yang berkontrak
adalah setelah administrasi tersebut sudah dilengkapi oleh pihak Penyedia Jasa dan di setujui
oleh wakil Pengguna Jasa (PPK/KPA/PA)
Serah Terima Pekerjaan (PHO dan FHO) memiliki proses masing-masing dalam rentang
waktu dan jarak yang berbeda, sehingga proses kedua hal dimaksud terpisah tidak bersamaan,

Halaman 24 dari 58
dan dalam pengajuannya ada sedikit perbedaan administrasi, tapi pada prinsipnya FHO baru
bisa dilaksanakan apabila PHO sudah dilaksanakan.
Pengajuan Serah Terima (PHO dan FHO) dilakukan apabila PPK/KPA/PA (unsur
berkontrak dengan Penyedia) telah menerima dan menyetujui Hasil Pekerjaan tersebut, bukti
diterima dan disetujuinya pekerjaan yang dilaksanakan bersama-sama adalah disampaikan
permintaan Serah terima pekerjaan oleh (PPK/KPA/PA) kepada PPHP.

URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG


Pekerjaan penunjang adalah pekerjaan-pekerjaan yang mempengaruhi kelancaran dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Termasuk pengaturan rambu lalu lintas, antisipasi cuaca,
jembatan sementara (apabila diperlukan).

1. Pengaturan Rambu Lalu-lintas.


Demi kelancaran dan keamanan serta kenyamanan bagi pengguna jalan maka untuk itu kami
akan buat rambu-rambu lalu-lintas yang akan di pasang pada minimal 200m’ sebelum dan
sesudah lokasi pekerjaan, dan sepanjang lokasi pekerjaan.
Demi kelancaran pekerjaan dan kelancaran arus lalu lintas kami juga akan melaksanakan
penutupan dengan sistim penutupan setengah lajur jalan/setengah badan jalan dan apabila
sangat mendesak, maka akan kami gunakan dengan sistim buka-tutp jalur yang akan dijaga oleh
penjaga rambu pada awal dan akhir pekerjaan dengan dilengkapi alat komunikasi dan lampu
penerangan serta lampu rambu yang memadai. Apabila diperlukan kami akan meminta bantuan
satlantas dalam pengaturan arus lalu-lintas.

2. Penempatan Material.
Dalam hal penempatan materil pada lokasi pekerjaan, diusahakan untuk penempatan material
dilakukan ditepi/bahu jalan (tidak mengganggu badan jalan). Apabila tidak ada lokasi / sampai
mengganggu pengguna jalan maka akan kami pasang rambu.
Dan dalam droping material kami usahakan kalu material tersebut akan segera digunakan,
sehingga diusahan material yang dating sekali habis. Agar tidak mengganggu pengguna jalan.

3. Penerangan.
Apabila dilaksanakan pekerjaan pada malam hari maka kami akan menyediakan penerangan
yang cukup dengan mengadakan alat genset, serta lampu-lampu yang terang sehingga
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan sesaui dengan spek.
Untuk kelancaran lalu-lintas penerangan juga kami pasang pada awal dan akhir pekerjaan dan
pada beberapa sepanjang lokasi pekerjaan sehingga pengguna jalan dapat melihat bahwa di
daerah tersebut sedang ada pekerjaan jalan.

4. Antisipasi Cuaca.
Untuk antisipasi cuaca, pada setiap dump truck kami lengkapi dengan terpal, sehingga apabila
pada saat bermuatan terjadi hujan material langsung ditutup dengan terpal. Dan pada saat
dump truck bermuatan hotmix, maka bak dump truck selalu ditutup terpal agar suhu tetap
terjaga.
Selain terpal kami juga menyediakan plastik untuk penutupan agregat apabila sebelum tergelar
padat sudah terjadi hujan.

PENCAPAIAN INDIKATOR KERJA

a). Metode pengopersian pemeliharaan perbulan.

Halaman 25 dari 58
Dalam pengopersian pemeliharaan kami pantau selalu melalu penempatan personil inti
dan penempatan peralatan utama untuk masa pemeliharaan. Dan apabila ditemukan
kerusakan pada hasil pekerjaan maka kami akan segera memperbaikinya.

b. Pengelolaan peralatan perbulan.


Peralatan yang kami sediakan adalah peralatan milik sendiri dan sewa jangka panjang
(sampai masa pemelliharaan berakhir. Dan peralatan tersebut kami letakkan di lokasi
pekerjaan dan kami rawat setiap saat sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan bisa
dimanfaatkan dengan baik.

c. Penempatan personil perbulan.


Untuk personil yang kami gunakan adalah personil tetap dan personil free line tetapi
sampai dengan serah terima kedua (FHO), sehingga untuk personil tersebut apabila belum
selesai pekerjaannya masih bertanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut. dan personil
sebelum masa waktu pemeliharaan selesai di tempatkan dilokasi pekerjaan.

PENUTUP

Pekerjaan Penunjang untuk pekerjaan ini antara lain : Pengaturan lalu-lintas, Penempatan
material, Penerangan, dan antisipasi cuaca.

Pencapaian indicator kerja dengan cara kami control/survey dan penempatan personil inti
serta peralatan untuk pemeliharaan, agar apabila terdapat kerusakan bisa langsung/segera
diatasi.

Demikian Metode pelaksanaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
untuk kelancaran paket pekerjaan tersebut.

Kulon Progo, 27 Maret 2020


Penawar ;

CV. MAHAKARYA

ISNARYATI SANTI
Direktris

Halaman 26 dari 58

Anda mungkin juga menyukai