Anda di halaman 1dari 20

PEKERJAAN :

Pembangunan Jamban Sehat Desa Lemujut,


Kec. Krembung

OLEH :
CV. BERKAH MAHISA PRATAMA
METODE PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan adanya Jamban Sehat bagi masyarakat kurang mampu di wilayah Kabupaten
Sidoarjo.

B. Maksud dan Tujuan


Metode Pelaksanaan ini dibuat untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapan
pelaksanaan dari pekerjaan termasuk didalamnya pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang.
Sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing-masing pekerjaan maupun atanr pekerjaan
terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan.

C. Lokasi Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan “ Pembangunan Jamban Sehat Desa Lemujut, Kecamatan Krembung “
berada di Kecamatan Krembung - Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.

D. Lingkup Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan “ Pembangunan Jamban Sehat Desa Lemujut, Kecamatan Krembung “
dilaksanakan dalam jangka waktu 75 (Tujuh Puluh Lima) hari kalender. Untuk paket
pekerjaan ini, yang terbagi dalam beberapa pekerjaan sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran dan Pembersihan Lokasi

II. PEKERJAAN SANITAIR


1. Pipa PVC dia. 4” Inlet
2. Pipa PVC dia.4” Outlet
3. Accesories Pipa (Knee, Tee, Sock)
4. Closet Jongkok Porselen + Pasang
5. Pasang Batu Bata (Closet dan Bioseptic)
6. Plesteran (Closet)

III. PEKERJAAN SEPTICKTANK


1. Galian Tanah
2. Urugan Sirtu bawah Septicktank Bioseptic + Closet
3. Septicktank Bioseptick
4. Pemasangan Buis Beton
5. Pembesian 10 Kg dengan besi polos/ulir
6. Penutup Plat Beton (Atas Septicktank Bioseptic + Resapan)

2
METODE PELAKSANAAN

BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN
URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan “ Pembangunan Jamban Sehat Desa Lemujut, Kecamatan
Krembung “secara garis besar pelaksanaan pekerjaan ini secara berurutan dari awal sampai akhir
pekerjaan meliputi :

Tanda Tangan Kontrak Pembersihan lokasi Perhitungan MC-0%


dan Pengukuran dan Gambar Kerja

Galian Tanah Pasang Papan Nama Mobilisasi Peralatan


Proyek dan Tenaga Kerja

Urug Sirtu bawah Pemasangan Pemasangan Pipa dan


Septictank Septictank Accesories

Pemasangan Closet Jongkok+Pas.


Bata+Plesteran dan Acian

3
METODE PELAKSANAAN

URAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Setelah Surat Perintah Kerja di terima, terhitung dari tanggal SPK ( Surat Perintah Kerja ) sudah ada
kegiatan umum di lapangan dimana kegiatan tersebut menyangkut :
a. Mobilisasi Peralatan dan Personil
b. Pengadaan dan penyediaan Fasilitas kantor bagi Kontraktor dan Direksi
c. Pengadaan Laborat dan fasilitas keperluan lainnya.
d. Survey lapangan Untuk peninjuan kembali rencana pelaksanaan dan daftar kuantitas
pekerjaan
e. Pembuatan rekayasa lapangan dan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi.

1. Pembersihan lokasi dan Pengukuran


Scope pekerjaan meliputi :
Pembersihan dan pengukuran Lapangan Awal untuk menentukan titik lokasi pelaksanaan
pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja ) diterbitkan, segera dilakukan Pengukuran
Lapangan (Uitzet) bersama-sama dengan Pihak Direksi Lapangan, Konsultan Pengawas, dan
hasil dari pengukuran lapangan dipakai sebagai bahan untuk perhitungan Mutual Chek 0%
(MC-0%).
Tenaga Kerja :
Pelaksana Lapangan, Mandor, Tukang, Pekerja, Surveyor (Juru Ukur)
Peralatan :
Roll Meter
No Jenis Pekerjaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
1 Pembersihan Lokasi dan a. Tahapan/Urutan Pekerjaan
Pengukuran - Penyiapan Peralatan ( Roll Meter, Patok Kayu,
Kamera )
- Pengukuran dan Penandaan ( Lokasi Pemasangan
Septictank )
- Identifikasi Item Pekerjaan yang dikerjakan
b. Uraian Cara Kerja
- Jenis pekerjaan yang terdapat pada item
pekerjaan dicocokkan dengan kondisi yang ada
dilapangan dan dicatat untuk dijadikan bahan
perhitungan Mutual Check 0% dan untuk bahan
untuk pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing)

2. Mobilisasi Peralatan dan Tenaga Kerja


Mobilisasi Peralatan dan Tenaga Kerja
Scope pekerjaan meliputi :
Mobilisasi peralatan dan tenaga kerja yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan :
Tenaga kerja didata dan setelah itu didatangkan ke lokasi pekerjaan dengan jumlah sesuai
dengan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan (Mobilisasi). Dan Setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai dilakukan, tenaga kerja ditarik kembali dari lokasi pekerjaan (Demobilisasi).

Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan


Scope pekerjaan meliputi :
Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan : Peralatan Tukang Gali,
Pompa Air, Mobil Pickup dan lain-lain ke Lokasi Pekerjaan dan kembali ke Gudang Peralatan

4
METODE PELAKSANAAN

Tenaga Kerja :
Pelaksana, Mandor, Tukang, Pekerja, Operator, Sopir
Peralatan :
Mobil Pickup
No Jenis Pekerjaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
2 Mobilisasi Peralatan dan a. Tahapan/Urutan Pekerjaan
Tenaga Kerja - Penyiapan Armada untuk mengangkut Peralatan
dan Tenaga Kerja ke lokasi pekerjaan
- Pengangkutan ke lokasi pekerjaan.
b. Uraian Cara Kerja
- Peralatan Kerja dan Tenaga Kerja dibawa ke lokasi
pekerjaan
- Peralatan Kerja disimpan di gudang yang telah
dibuat atau disewa

3. Papan Nama (Bila Diperlukan)


Scope pekerjaan meliputi :
Pemasangan Papan Nama proyek dilokasi pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan :
Di lokasi pekerjaaan dipasang papan nama proyek yang akan memberikan gambaran kepada
masyarakat luas tentang:
Nama proyek, waktu pelaksanaan, biaya pelaksanaan, sumber dana, pelaksana pekerjaan,
konsultan pengawas dan informasi lain yang diperlukan.
Tenaga Kerja :
Pelaksana Lapangan, Mandor, Tukang, Pekerja, Surveyor (Juru Ukur)
Material :
Spanduk Papan Nama, Triplek, Kayu 5/7-4/6, Paku
Peralatan :
Gergaji, Linggis, Palu

No Jenis Pekerjaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan


3 Pembuatan & Pemasangan a. Tahapan/Urutan Pekerjaan
Papan Nama Proyek - Penyiapan Bahan/Material ( Kayu 5/7, Spanduk
Papan Nama, Paku )
- Pemasangan
b. Uraian Cara Kerja
- Papan nama proyek dibuat yang mana untuk
memberikan gambarab kepada masyarakat luas
tentang : Nama Proyek, Waktu Pelaksanaan, Biaya
Pelaksanaan, Sumber Dana, Pelaksana Pekerjaan,
Konsultan Pengawas dan informasi lainnya yang
diperlukan )
- Papan Nama yang sudah jadi dibawa ke lokasi
pekerjaan untuk dipasang (Pemasangan papan
nama harus kokoh dan tidak gampang ambruk
dan harus terlihat jelas )

5
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN SEPTICTANK
1. Galian Tanah
Scope pekerjaan meliputi :
Galian Tanah pada pada lokasi pemasangan bioseptic dan galian tanah untuk pemasangan pipa.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Sebelum dilakukan galian tanah, terlebih dilakukan identifikasi dan pengukuran pada area yang
akan dilakukan pelaksanaan galian, selanjutnya dilakukan penggalian dengan dengan ukuran
dan nya kedalaman galian sesuai gambar perencanaan.
Pada waktu pelaksanaan dilokasi pekerjaan dipasang rambu-rambu peringatan Pembuangan
tanah galian dilakukan langsung setelah dilakukan galian tanah dan dibuang dilokasi yang
telah disepakati.
Tenaga Kerja :
Pelaksana, Mandor, Tukang, Pekerja, Surveyor (Juru Ukur), Operator, Sopir,
Peralatan:
Galian Manual : Gancu, Cangkul, Linggis, Sekop
No Jenis Pekerjaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
1 Galian Biasa a. Tahapan/Urutan Pekerjaan
- Request Pekerjaan
- Pengukuran dan Identifikasi
- Penyiapan peralatan di lokasi pekerjaan.
- Penggalian tanah (ukuran sesuai dengan gambar
kerja baik lebar dan kedalaman galian)
- Pembuangan tanah galian ke luar lokasi proyek.
b. Uraian Cara Kerja
- Request pekerjaan diajukan ke direksi lapangan
dan konsultan pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan
- Dilokasi galian tanah dilakukan pengukuran dan
identifikasi dimana lokasi yang akan dilakukan
galian.
- Penggalian tanah dilakukan dengan ukuran lebar
dan kedalaman sesuai dengan gambar kerja.
- Tanah bekas galian digunakan untuk urug tanah
bekas galian dan sisanya di buang

2. Urug Sirtu bawah Septictank Bioseptick + Closet


Scope pekerjaan meliputi :
Urugan sirtu pada dasar galian untuk pemasangan bioseptic dan closet.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah dilakukan galian tanah dengan ukuran sesuai dengan design gambar perencanaan,
selanjutnya pada dasar galian diurug dengan sirtu dengan ketebalan sesuai dengan design
gambar perencanaan.
Tenaga Kerja :
Pelaksana, Mandor, Pekerja
Peralatan:
Sekop
Material :
Sirtu

6
METODE PELAKSANAAN

No Jenis Pekerjaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan


2 Urugan Sirtu bawah a. Tahapan/Urutan Pekerjaan
Septicktank Bioseptic + - Request pekerjaan,
Closet - Mendatangkan material ke lokasi pekerjaan
- Pelaksanaan Urugan
b. Uraian Cara Kerja
- Request pekerjaan diajukan ke direksi lapangan
dan konsultan pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan,
- Material pasir urug yang sudah ada diurugkan
pada dasar galian dengan ketebalan sesuai
dengan design gambar perencanaan.

3. Pasang Septictank Bioseptic


Scope pekerjaan meliputi :
Pemasangan tangki bioseptic pada area yang sudah ditentukan.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah dilakukan galian tanah dan urugan pasir pada dasar galian tanah, selanjutnya tangki bio
septic yang sudah ada dilapangan di pasang dengan cara dimasukkan pada area galian tempat
pemasangan tangki bio septic, selanjunya dilakukan pengurugan pada sisi sisi tangki, kemudian
tangki bioseptick diisi dengan air.
Tenaga Kerja :
Pelaksana, Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pekerja
Peralatan:
Tali
Material :
Tangki Bioseptick

No Jenis Pekerjaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan


3 Pasang Tangki BioSeptic a. Tahapan/Urutan Pekerjaan
(Septictank) - Request pekerjaan,
- Mendatangkan Tangki Bioseptic ke lokasi
pekerjaan
- Pelaksanaan Pemasangan Tangki Bioseptic
b. Uraian Cara Kerja
- Request pekerjaan diajukan ke direksi lapangan
dan konsultan pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan,
- Material Tangki Bioseptic yang sudah ada
kemudian dipasang dan disambung dengan
pemasangan pipa PVC untun inlet dan outlet
- Pengisian Air
- Pengisian Backteri Pengurai
- Urugan tanah kembali

7
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN SANITAIR
1. Pemasangan Pipa Outlet dan Inlet
Scope pekerjaan meliputi :
Pemasangan pipa outlet dan inlet tangki bioseptic.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pemasangan tangki bioseptic.
Sebelum dilakukan pemasangan pipa terlebih dahulu dilakukan pengukuran kebuuhan panjang
pipa yang akan dipasang, selanjutnya pipa dipotong sesuai dengan kebutuhan dan dipasang,
perlu diperhatikan pada waktu pemasangan dengan penyambungan, penyambungan harus rapi
dan menggunakan lem yang kuat agar tidak terjadi kebocoran.
Tenaga Kerja :
Pelaksana, Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pekerja
Material :
Pipa PVC, Accesories PVC, Lem PVC
Peralatan :
Gergaji
No Jenis Pekerjaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
1 Pemasangan pipa outlet a. Tahapan/Urutan Pekerjaan
dan inlet tangki bioseptick - Pengajuan Material
- Pengajuan Reques\t Pekerjaan
- Pengukuran dan Identefikasi
- Penyiapan Peralatan/Alat Kerja.
- Pengiriman Material Pipa
- Pemasangan Pipa Inlet dan Outlet
- Pengurugan Tanah kembali dan pemadatan
b. Uraian Cara Kerja
- Contoh material diajukan ke direksi lapangan dan
konsultan pengawas untuk meminta persetujuan
material.
- Request pekerjaan diajukan ke direksi lapangan
dan konsultan pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan,
- Sebelum dilakukan pemasangan pipa terlebih
dahulu dilakukan pengukuran kebuuhan panjang
pipa yang akan dipasang.
- selanjutnya pipa dipotong sesuai dengan
kebutuhan dan dipasang, perlu diperhatikan pada
waktu pemasangan dengan penyambungan,
penyambungan harus rapi dan menggunakan lem
yang kuat agar tidak terjadi kebocoran..
- Pengurugan tanah kembali pada bekas galian
pemasangan pipa dan kemudian dipadatkan.

2. Pasang Batu Bata (Closet dan Bioseptic)


Scope pekerjaan meliputi :
Pemasangan Batu Bata untuk membuat dudukan closet jongkok Bioseptic
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sebelum dilakukan pemasangan closet jongkok dan bioseptic,
Pasangan bata dilakukan dengan memakai spesi/campuran sesuai yang disyaratkan, pemasangan
harus terlihat rapi.
Tenaga Kerja :
Pelaksana, Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pekerja
Material :
Batu Bata, Pasir Pasang, Semen
Peralatan :
Peralatan tukang batu

8
METODE PELAKSANAAN

No Jenis Pekerjaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan


2 Pemasangan Closet Jongkok a. Tahapan/Urutan Pekerjaan
- Pengajuan Material
- Pengajuan Request Pekerjaan
- Pengukuran dan Identefikasi
- Penyiapan Material dan Peralatan/Alat Kerja.
- Pemasangan Batu Bata untuk dudukan Closet dan
Bioseptic.
b. Uraian Cara Kerja
- Contoh material diajukan ke direksi lapangan dan
konsultan pengawas untuk meminta persetujuan
material.
- Request pekerjaan diajukan ke direksi lapangan
dan konsultan pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan,
- Pelaksanaan pekerjaan dilakukan sebelum
dilakukan pemasangan closet jongkok dan
bioseptic, Pasangan bata dilakukan dengan
memakai spesi/campuran sesuai yang disyaratkan,
pemasangan harus terlihat rapi.

3. Plesteran (Closet)
Scope pekerjaan meliputi :
Plesteran pada pasangan bata dudukan closet
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah pasangan bata dudukan closet selesai dilakukan,
plesteran dilakukan dengan memakai spesi/campuran yang sudah disyaratkan, plesteran dilakukan
dengan lurus dan rata.
Tenaga Kerja :
Pelaksana, Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pekerja
Material :
Pasir Pasang, Semen
Peralatan :
Peralatan tukang batu

No Jenis Pekerjaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan


3 Plesteran (Closet) a. Tahapan/Urutan Pekerjaan
- Pengajuan Material
- Pengajuan Request Pekerjaan
- Pengukuran dan Identifikasi
- Penyiapan Material dan Peralatan/Alat Kerja.
- Plesteran untuk dudukan Closet dan Bioseptic.
b. Uraian Cara Kerja
- Contoh material diajukan ke direksi lapangan dan
konsultan pengawas untuk meminta persetujuan
material.
- Request pekerjaan diajukan ke direksi lapangan
dan konsultan pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan,
- Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah
pasangan bata dudukan closet selesai dilakukan,
plesteran dilakukan dengan memakai
spesi/campuran yang sudah disyaratkan, plesteran
dilakukan dengan lurus dan rata.

9
METODE PELAKSANAAN

4. Pemasangan Closet Jongkok


Scope pekerjaan meliputi :
Pemasangan closet jongkok dan pasangan dudukan closet jongkok
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pemasangan tangki bioseptic
dan pemasangan pipa outlet dan inlet.

Sebelum dilakukan pemasangan closet jongkoka terlebih dahulu dilakukan penentuan lokasi
pemasangan closet jongkok, setelah dilakukan pasangan bata untuk dudukan closet jongkok,
selanjutnya closet jongkok porselin dipasang, setelah itu pasangan bata dudukan diplester
dengan rapi.
Tenaga Kerja :
Pelaksana, Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pekerja
Material :
Closet Jongkok Porselin, Batu Bata, Pasir Pasang, Semen
Peralatan :
Peralatan tukang batu
No Jenis Pekerjaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
2 Pemasangan Closet Jongkok c. Tahapan/Urutan Pekerjaan
- Pengajuan Material
- Pengajuan Reques\t Pekerjaan
- Pengukuran dan Identefikasi
- Penyiapan Peralatan/Alat Kerja.
- Pengiriman Material Closet Jongkok Porselin
- Pemasangan Batu Bata untuk dudukan Closet
Jongkok Porselin
- Pemasangan Closet Jongkok Porselin
- Plesteran dudukan closet
d. Uraian Cara Kerja
- Contoh material diajukan ke direksi lapangan dan
konsultan pengawas untuk meminta persetujuan
material.
- Request pekerjaan diajukan ke direksi lapangan
dan konsultan pengawas sebelum pelaksanaan
pekerjaan,
- Sebelum dilakukan pemasangan Closet Jongkok
Porselin terlebih dahulu dilakukan penentuan
lokasi pemasangan Closet Jongkok Porselin.
- Pemasangan dudukan Closet Jongkok Porselin
dengan menggunakan pasangan bata dengan
memakai spesi/campuran yang sesuai dengan
design gambar perencanaan.
- selanjutnya Closet Jongkok Porselin dipasang
sesuai dengan lokasi yang sudah ditentukan.
- Plesteran pada dudukan Closet Jongkok Porselin
dilakukan untuk merapikan pasangan bata.

1
METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN PENUNJANG

Dalam pelaksanaan pekerjaan “ Pembangunan Jamban Sehat Desa Lemujut, Kecamatan


Krembung “ ini terdapat pekerjaan sementara/penunjang yang masuk dalam kategori pekerjaan
persiapan yang juga ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama, antara lain :

1. Pembersihan lokasi dan pengukuran


Pembersihan dan pengukuran Lapangan Awal untuk menentukan titik lokasi pelaksanaan
pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja ) diterbitkan, segera dilakukan Pengukuran
Lapangan (Uitzet) bersama-sama dengan Pihak Direksi Lapangan, Konsultan Pengawas,
dan hasil dari pengukuran lapangan dipakai sebagai bahan untuk perhitungan Mutual Chek
0% (MC-0%).

10
METODE PELAKSANAAN

MANAJEMEN PROYEK

Manajemen Proyek adalah tata cara atau sistem pengelolaan pekerjaan konstruksi dalam
mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
metode-metode dan sistematika tertentu.
Manajemen suatu proyek pembangunan mempunyai tujuan menyelesaikan proyek sesuai batas
waktu dan biaya yang direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal. Oleh sebab itu
kerjasama yang baik antar unsur pendukung dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
berdasarkan batas ruang lingkup dan wewenang masing-masing mutlak diperlukan, dan merupakan
modal dasar dari kelangsungan suatu proyek menuju keberhasilan. Keberhasilan suatu proyek sangat
tergantung dari perilaku atau kegiatan satuan-satuan pendukung pelaksana organisasinya yang
dikoordinasikan dalam suatu sistem manajemen. Untuk itu dituntut agar individu-individu atau
satuan-satuan dalam organisasi pengelola dapat bekerja sama secara terorganisir untuk mewujudkan
sesuai dengan keinginannya, jadwal kegiatan, anggaran keuangan, monitoring dan laporan kemajuan
serta segera mengambil langkah-langkah perbaikan bilamana dibutuhkan
Sistem manajemen proyek memberikan tata cara kepada individu-individu dengan berlainan
tugasnya, agar mampu bekerja sama untuk mencapai harapan tertentu proyek.

Secara keseluruhan, seorang kepala proyek hanalah sebagai salah satu unsur pelaksana saja,
kepal proyek merupakan penanggung jawab secara keseluruhan daripada mobilitas pelaksana
proyek. Terdapat struktur organisasi untuk dipilih pada pelaksanaan proyek sesuai jenis proyeknya.
Pengelola proyek bertanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tujuan organisasi sesuai dengan
batas menurut spesifikasi sumber daya, dana, waktu, peralatan, teknologi, manusia dan material
untuk mencapai standar kualitas kesepakatan sehingga tercapai suatu keuntungan bagi semua belah
pihak. Oleh karena itu maka diperlukan adanya manajemen, perhitungan, prencanaan secara
sistematis dan tersusun rapi dalam suatu wadah berbentuk organisasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibuat suatu sistem hubungan kerja sesuai dengan
kondisi pekerjaan seperti berikut :
1. Tugas pokok dari organisasi
2. Pengelompokan dalam suatu sistematika tertentu
3. Pekerjaan dari tiap-tiap petugas dari organisasi itu
4. Tanggung jawab dari tiap-tiap petugas dalam rangka pelaksanaan tugas yang dibebankan
kepadanya.
5. Kekuasaan atau wewenang dari tiap-tiap petugas
6. Pelimpahan tanggung jawab kepada bagian-bagian dalam organisasi itu
7. Ukuran-ukurannya yang diperlukan didalam menilai berhasil atau tidaknya pelaksanaan tugas
tiap-tiap petugas dalam organisasi

A. TAHAP-TAHAP MANAJEMEN PROYEK


a. Planning (Perencanaan)
Proses dimana terdapat perencanaan atas semua pekerjaan yang akan dilaksanakan dari
mulai awal sampai akhir termasuk tujuan-tujuan yang akan dicapai dari proses pembangunan
proyek
b. Organizing (Organisasi)
Organisasi merupakan sarana yang memungkinkan orang bekerja secara efektif dan
terkoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama.
c. Actuating (Pelaksanaan Kegiatan)
Pelaksanaan merupakan realisasi dari proses perencanaan yang dilakukan oleh semua
anggota kelompok dengan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

11
METODE PELAKSANAAN

d. Controlling (Pengawasan)
Agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dalam pelaksanaan perlu adanya
pengawasan sebagai control dan koreksi terhadap segala penyimpangan yang mungkin
terjadi.

e. Coordinating (Koordinasi)
Agar pekerjaan berjalan dengan lancar maka perlu adanya koordinasi yang baik antar semua
pihak yang terlibat didalamnya.

Manajemen proyek yang baik dan didukung oleh kegiatan administrasi yang baik pula, akan dapat
dengan mudah memonitor suatu kegiatan proyek dilapangan, mudah untuk memantau tingkat
kemajuan proyek dan akan memudahkan dalam menentukan kebijaksanaan atau langkah-langkah
yang harus diambil oleh pelaksana proyek.
Sedangkan ketentuan-ketentuan demi terjaminnya pelaksanaan organisasi adalah sebagai berikut :
a. Pemberian tanggung jawab yang tegas dan cermat kepada tiap-tiap petugas.
b. Pemberian tanggung jawab harus disertai dengan pelimpahan-pelimpahan wewenang yang
memadai.
c. Petugas dalam suatu jabatan tertentu hanya mengenai perintah dari seorang atasan saja.
d. Petugas dalam bagian-bagian tertentu sesuai luasnya tanggung jawab pekerjaan, perlu diberikan
tenaga pembantu yang diperlukan.
e. Petugas bagian tertentu hanya mempunyai bawahan secara langsung tidak lebih dari
jumlah yang dapat dikuasainya atau diawasinya.
f. Pembagian tugas didasarkan pada analisa tentang aktivitas-aktivitas pekerjaan, harus
dilaksanakan dan kemudian dikelompokkan menjadi satu tim.

B. UNSUR-UNSUR PROYEK

Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu, biaya dan mutu.
Keberhasilan di dalam suatu proyek diukur berdasarkan tiga hal yaitu : tepat waktu, tepat biaya
dan tepat mutu. Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki awal dan akhir di dalam
mewujudkan gagasan yang timbul. Pada proyek-proyek yang besar masalah-masalah
yang dihadapi semakin besar dan juga kompleks.
Di dalam penyelenggaraan pembangunan proyek dilakukan secara menyeluruh mulai dari tahap
perancangan, perencanaan, dan pembangunan hingga tahap pemeliharaan di mana hal
tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan secara sistematis dan
melibatkan berbagai unsur yang saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur
tersebut membentuk suatu organisasi proyek di mana masing-masing mempunyai peranan, fungsi
dan tanggung jawab yang jelas.
Organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangatdiperlukan sebagai bagian dari
manajemen suatu proyek yang sesuai dan saling berhubungan dan tentunya harus selalu berjalan
pada peraturan-peratuaran /tata tertib yang telah ditentukan. Sedangkan manajemen proyek
dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengelola sumberdaya dan dana suatu proyek
untuk mencapai tujuan dengan menggunakan suatu metode dan sistematika tertentu agar
tercapai daya guna yang sebesarnya. Dengan adanya manajemen proyek yang baik dan teratur
didalam suatu proyek diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan dan kelancaran proyek
hingga tujuan dari proyek akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Secara garis
besar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat didalam sebuah proyek adalah sebagai
berikut :

12
METODE PELAKSANAAN

1. Pemberi Tugas/Pemilik/Owner
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Pengawas
4. Kontraktor Pelaksana
Keempat unsur tersebut mempunyai fungsi dan peranan masing-masing. Fungsi dan peranan
tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pemberi Tugas / Pemilik / Owner


Pemberi tugas atau lebih dikenal dengan istilah bouwheer adalah badan hukum/instansi atau
perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan memberikan pekerjaan
bangunan serta membayar biaya pekerjaan bangunan.
Adapun tugas dan wewenang dari owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:
- Mempunyai ide/gagasan sesuai denagn rencana-rencananya.
- Menyediakan dana dan lahannya.
- Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek.
- Mempunyai wewenang mutlak dalam menentukan dan mengangkat manajemen konstruksi,
perencana serta pelaksana proyek.
- Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan pelaksana
proyek.
- Bersama-sama manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, berhak
memberi instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek secara langsung maupun tidak langsung
(melalui manajemen konstruksi).
- Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus diberikan
kepada pelaksana proyek.
- Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak menerima /menolak
perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang.
- Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar rencana, bilamana perlu
mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila dianggap tidak
mampu melaksanakan pekerjaan.
- Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa pemeliharaan habis
bila terjadi kerusakan, sebagaimana ditetapkan bersama.
Sedangkan tanggung jawab owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:
- Memelihara hubungan kerja secara professional.
- Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan waktunya.
- Memberikan dana yang dibutuhkan proyek.

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perseroan atau badan hukum yang bergerak pada jasa konstruksi
bidang perencanaan pekerjaan pembangunan.
Konsultan perencana menerima pendelegasian/penyerahan pekerjaan dari pemilik
proyek/owner dengaan dua tahapan, yaitu:
a) Rekayasa dan design awal
Rekayasa dan design meletakkan penekanan pada :
- Konsep arsitektur
- Pengevaluasian alternatif-alternatif proses teknologi
- Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas
- Tahapan konsep dan kelayakan
- Aspek fungsional
- Aspek teknis
- Aspek kinerja bangunan (building performance)
- Aspek ekonomis

13
METODE PELAKSANAAN

b) Rekayasa dan design detail / perincian melibatkan suatu proses analisa dan perencanaan
struktur serta komponennya secara berurutan sehingga sesuai dengan standar
konstruksi, keamanan maupun peraturan-peraturannya. Kegiatan-kegiatan konsultan
perencana dalam melaksanakan rancang bangun meliputi :
- Perencanaan anggaran dan biaya pekerjaan
- Gambar-gambar detail, maket design
- Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan
Selain itu, divisi perencana mempunyai tugas dan wewenang adalah sebagai berikut :
a. Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak proyek, pada tahap
perencanaan dan menyusun dokumen proyek.
b. Membuat gambar perencanaan proyek secara keseluruhan yang meliputi gambar
struktur, arsitektur serta mekanikal dan elektrikal sesuai dengan permintaan pemberi
tugas dengan mempertimbangkan segi kekuatan, keindahan dan ekonomis serta
Peraturan daerah setempat.
c. Perencana berkewajiban pula untuk mengadakan pengawasan berkala dalam bidang
arsitektur dan struktur.
d. Membuat estimasi/perhitungan biaya pembangunan secara garis besar yang akan
menjadi acuan dalam penentuan biaya selama pelaksanaan pekerjaan (bila terjadi
perubahan rencana).
e. Bertanggung jawab penuh terhadap hasil perencanaan sehingga perencanaan tersebut
terlaksana.
f. Bertugas menghadapi kontraktor/pelaksana, dalam hal memberikan
penjelasan/konsultasi dalam bidang arsitektur, struktur konstruksi serta mekanikal dan
elektrikal.
g. Merencanakan setiap perubahan dari rencana semula.
h. Mempertanggung jawabkan hasil perencanaan kepada pemilik proyek.
i. Mengadakan pengawasan secara berkala untuk melihat kemajuan pekerjaan maupun
membantu mengatasi permasalahan di lapangan yang terkait dengan perencanaan.
j. Berperan pula sebagai konsultan pengawas dan berhak menegur kontraktor/pelaksana
proyek secara langsung maupun tertulis apabila ternyata pelaksanaan tidak sesuai
dengan bestek.
k. Meminta pemeriksaan pekerjaan secara khusus apabila diperlukan untuk menjamin
pelaksanaan sesuai dengan isi dokumen kontrak.
l. Menghadiri maupun menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi pengelolaan proyek.
Supaya mendapatkan hasil perencanaan yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya maka
perencana harus mempunyai tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu dengan kemampuan
dan pengalaman yang cukup memadai dalam bidangnya masing-masing.

3. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah perseroan atau badan hukum yang mewujudkan ide
pemberi tugas ke dalam bentuk tiga dimensi yaitu sesuai dengan gambar kerja rencana.
Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai berikut:
- Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam dokumen
yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan.
- Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta mendapatkan bimbingan
maupun pengarahan dari divisi pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan.
- Menyusun rencana kerja proyek.
- Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja kerja yang memadai.

14
METODE PELAKSANAAN

- Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir pekerjaan
(asbuilt drawing).
- Menjamin keamanan dan keselamatan kerja.
- Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
- Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
- Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan pembetulan terhadap segala
kesalahan selama masa pemeliharaan

C. HUBUNGAN KERJA ANTARA UNSUR-UNSUR PENGELOLA PROYEK


Maksud dari hubungan kerja adalah hubungan yang terjadi dalam suatu kontrak kerja yang
didalamnya terdapat penjelasan mengenai pembagian tugas, kewajiban, wewenang, hak dan
tanggung jawab dalam suatu proyek yang harus dipatuhi dan dilaksanakan.
Hubungan kerja didalam mengelola dan melaksanakan suatu proyek terutama pada proyek-
proyek yang berskala besar sangatlah perlu adanya ketegasan dan pembagian kerja sesuai
dengan fungsi dan tugas masing-masing dimana satu dengan lainnya dapat bekerja dengan baik.
Dengan adanya pola hubungan kerja yang tegas maka diharapkan masing-masing pihak
menjalankan peran dan kewajibannya tanpa terjadi overlapping.
Untuk lebih jelasnya hubungan pihak yang terkait dengan proyek adalah sebagai proyek :
Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan konsultan pengawas.
1. Pengawas menyerahkan hasil pengawasannya kepada pemilik proyek.
2. Pengawas kemudian menyerahkan hasilnya kepada pemilik proyek.

Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan kontraktor:


- Ada ikatan kerja.
- Kontraktor melaksanakan proyek kemudian menyerahkan hasilnya kepada pemilik proyek.
- Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa konstruksi kepada
kontraktor sesuai dengan perjanjian yang disetujui dalam tender.
- Terjadi kerjasama berdasar hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing masing unsur
pengelola proyek.
-Terjadi hubungan harmonis dalam kerja sama.

Hubungan Kerja antara Unsur-unsur Proyek

PEMILIK PROYEK /

KONSULTAN KONSULTAN PENGAWAS

KONTRAKTOR PELAKSANA

Hubungan kerja seperti bagan tersebut yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pemberi Tugas dengan Divisi Perencana
Hubungan tersebut tertuang dalam surat perjanjian perencanaan. Perencana memberi jasa
perencanaan baik perencanaan bangunan maupun perencanaan biaya imbalan jasa perencanaan.

15
METODE PELAKSANAAN

Pemberi Tugas dengan Divisi Pengawas


Hubungan tertuang dalam surat perjanjian melaksanakan tugas divisi pengawas. Pemilik Proyek
memberikan mandat kepada konsultan pengawas untuk mewakili dalam pengawasn pelaksanaan
pekerjaan.

Pemberi Tugas dengan Kontraktor Pelaksana


Hubungan tersebut dituangkan dalam surat perjanjian pelaksana proyek. Pemberi tugas memberikan
sejumlah biaya imbalan yang telah disepakati sedangkan kontraktor wajib melaksanakan seluruh
pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menyerahkan hasil pekerjaan kepada pemberi
tugas.

Divisi Pengawas dengan Divisi Perencana


Hubungan keduanya tidak dalam suatu perjanjian khusus, tetapi masing-masing mendasarkan kepada
peraturan pelaksanaan yang ada. Bila dipandang perlu divisi pengawas dapat berkonsultasi dengan
divisi perencana mengenai kesulitan yang mungkin timbul di lapangan. Konsultan pengawas
memberikan pengendalian teknis pelaksanaan proyek yang akan dikerjakan kontraktor.

Divisi Pengawas dengan Kontraktor Pelaksana


Hubungan diatas juga tidak terbentuk dalam suatu perjanjian khusus tetapi masih mendasarkan
kepada peraturan pelaksanaan yang ada.
Divisi Perencana dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan keduanya tidak dalam suatu perjanjian khusus, tetapi masing-masing mendasarkan pada
peraturan pelaksanaan yang ada. Bila dipandang perlu keduanya dapat bekarja sama mengantisipasi
kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul di lapangan.

D. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK


Organisasi proyek atau organisasi pelaksanaan dibentuk dalam rangka penentuan,
pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Hal diatas meliputi
penugasan terhadap orang-orang dalam kegiatan serta menunjukkan hubungan kewenangan
yang dilimpahkan kepada setiap orang yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.

Mengenai tugas dan peranan tiap personil tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemilik Proyek ( Owner )
- Pengguna Anggaran, Ketua Tim Teknis Pembangunan, Sekertariat, Bendahara,
Tim Teknis

2. Konsultan Pengawas
Divisi Pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan yang bersifat multi disiplin
yang bekerja untuk dan atas nama pemilik bangunan, dan harus mampu bekerja sama
dengan perencana untuk mencapai hasil yang optimum dari suatu proyek. Sebagai pihak
yang mewakili owner dalam pelaksanaan proyek, divisi pengawas mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Menjalankan pengawasan dan pengendalian dalam melaksanakan proyek di lapangan
serta mengontrol kualitas dan kuantitas dari alat-alat dan bahan bangunan yang
digunakan apakah sudah sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
b. Memberikan persetujuan mengenai laporan harian, laporan mingguan, dan laporan
bulanan, dan menyusun Berita Acara Kemajuan Pekerjaan (BAKP) yang merupakan
laporan penelitian pengawas atas kemajuan peke

16
METODE PELAKSANAAN

3. Konsultan Perencana
Perencana adalah suatu pihak yang ditunjuk oleh owner sebagai pihak yang bertindak
selaku perencana dalam pekerjaan pembuatan gedung ini dalam batas-batas yang telah
ditentukan baik secara teknis maupun administratif.
Konsultan Perencana mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, merencanakan alat dan bahan yang
digunakan serta metode pelaksanaan, dan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)
sesuai ide dan gagasan dari owner, baik untuk perancangan struktur, arsitektir, maupun
mekanikal elektrikal berdasarkan peraturan-peraturan dan syarat-
syarat kerja yang telah ada di Indonesia.
b. Merencanakan setiap rencana perubahan dari rencana semula akibat adanya kendala-
kendala fisik di lokasi proyek dan mempertanggungjawabkan hasil rencana
perubahan kepada Pemilik Proyek (owner).

4. Kontraktor Pelaksana
Bagan Alir Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Proyek

Pelaksana Owner

Logistik Administrasi

Quality Control
Drafter

Keuangan

E. PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk memberikan hasil yang optimal dan sesuai
standart dan spesifikasi yang ada. Dengan demikian efesiensi, efetifitas waktu, mutu dan
biaya dapat tercapai. Suatu keadaan yang menyimpang dari standart dan spesifikasi yang
ada harus diatasi. Pada pelaksanaan pembangunan ini phak kontraktor berusaha untuk
mencapai unsur-unsur pengendalian proyek. Yang diantaranya adalah :
1. Pengendalian Kualitas Bahan dan Pekerjaan
Pengendalian kualitas bahan dilakuka dengan cara pemeriksaan dan pengujian bahan
bangunan yang dipakai dalam proyek. Sebagai contoh adalah pengujian mutu beton yang
digunakan dalam pengecoran dengan compression test.
2. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan proyek tersebut sesuai
dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah disetujui. Pengendalian biaya ini
dilakukan dengan cara pengontrolan masing-masing bagian pekerjaan dengan perhitungan
dari analisa harga satuan. Dari perhitungan dan pengntrolan setiap saat maka akan terlihat
jika ada penyimpangan yang tdak sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan.

17
METODE PELAKSANAAN

3. Pengendalian Waktu
Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana sehingga Mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi. Pengendalian waktu dimaksudkan untuk megetahui apakah
proyek berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncakan atau tidak. Pengendalian waktu
dilakukan dengan menggunakan Time Schedule, Bar Char dan Network Planning.

Agar pelaksanaan proyek dapat tercapai sesuai dengan tujuan yaitu target dan rencana
dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus tepat waktu, biaya ekonomis dan kualitas
yang maksimal, maka seorang ketua tim teknis pembangunan harus dapat melaksanakan
fungsi manajemen dengan baik, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Perencanaan
Meliputi penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, program maupun metode yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yang meliputi perencanaan waktu,
gambar, pengadaan bahan, pengadaan peralatan, dan perencanaan keuangan.

2. Pengarahan
Merupakan bagian dari koordinasi proyek yang bertujuan agar masing-masing bagian
mengetahui tanggung jawabnya masing-masing.

3. Pengawasan
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan perencanaan
mutu, biaya, dan waktu.

4. Evaluasi
Menilai hasil pekerjaan apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum.

5. Perencanaan Ulang
Dilakukan terhadap pekerjaan yang menyimpang dari perencanaan dengan tujuan untuk
merumuskan penyelesaian yang terbaik, agar kesalahan yang sama tidak terulang
kembali.

18
METODE PELAKSANAAN

PENUTUP
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
Tanggung jawab penyedia jasa sebagai pelaksana pekerjaan tidak hanya sampai dengan saat
pekerjaan sudah selesai dikerjakan 100% dan diserahterimakan (PHO/P1). Akan tetapi penyedia
jasa masih memiliki keterikatan dengan kontrak yaitu selama 6 (enam) bulan masa
pemeliharaan atau (sesuai yang ditentukan dalam dokumen pengadaan) yaitu dimulai setelah
PHO/P1 sampai dengan penyerahan kedua (FHO/P2).

Demikian Metode Pelaksanaan ini disusun untuk memberikan petunjuk / pedoman pelaksanaan
seluruh kegiatan proyek.

Surabaya, 01 Juli 2019


CV. BERKAH MAHISA PRATAMA

ANAS HADI SISWANTO, ST.


DIREKTUR

19

Anda mungkin juga menyukai