Anda di halaman 1dari 19

METODA PELAKSANAAN

A. PENDAHULUAN
Metoda pelaksanaan merupakan salah satu kelengkapan dalam dokumen lelang. Uraian dalam
metoda pelaksanaan ini mencakup antara lain:
a) Informasi pekerjaan
b) Pemahaman Pekerjaan
c) Lingkup pekerjaan
d) Manajemen Proyek, meliputi :Manajemen Sumber Daya Manusia , Material, Peralatan,
Keuangan dan metoda/Teknologi
e) Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam metoda pelaksanaan pekerjaan ini diuraikan pemahaman, teknik dan tahapan pelaksanaan
pekerjaan serta penjelasan-penjelasan lainnya sehingga menggambarkan penyelesaian pekerjaan
dari awal sampai akhir.

B. INFORMASI DAN DATA PEKERJAAN

1. Pekerjaan : Pembangunan Sarana dan Prasaranan Penunjang


Kegiatan Sentra Tenun
2. Lokasi : Lintau Buo
3. Satuan Kerja : Dinas Perindag Kabupaten Tanah Datar
4. Tahun Anggaran : 2021

C. PEMAHAMAN PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Sarana dan Prasaranan Penunjang Kegiatan Sentra Tenun ini
adalah pembangunan konstruksi Kegiatan tenun dan pencelupan benang dan kain, dengan
bangunan rangka bambu.

D. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang akan dikerjakan terdiri :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN SITE
3. PEKERJAAN SAUNG BAMBU
4. PEKERJAAN BAK GENTONG
5. PEKERJAAN TUNGKU
6. PEKERJAAN BAK CUCI
7. PEKERJAAN PENGECETAN
8. PEKERJAAN PERLENGKAPAN

E. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Sesuai yang dicantumkan dalam dokumen lelang, pelaksanaan pekerjaan dikerjakan maksimal
selama 60 (Enam puluh) hari kalender sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja yang
diterbitkan oleh Pengguna Jasa.

F. MANAJEMEN PROYEK
Manajemen Proyek diperlukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pekerjaan sehingga pekerjaan
bisa terealisasi sesuai dengan rencana.

Dalam pelaksanaan pekerjaan, Manajemen Proyek mencakup penataan dan rencana kerja di
lapangan.

Hal- 1
a. Manajemen Sumber daya dan Teknologi

1) Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya Manusia yang terlibat dalam pekerjaan penyelesiaan pekejaan terdiri dari :

a. Jenis tenaga Kerja

No Jenis Tenaga Kerja


1. Site manager
2. Pelaksana
3. Juru Hitung Kuantitas
4. Juru Gambar/ Draftman
5. Adminitrasi/Keuangan
6. Logistic
7. Tenaga kerja lapangan
(Mandor, Tukang, Pekerja, kepala Tukang)

b. Organisasi Pelaksanaan pekerjaan

Dalam manajemen Sumber daya manusia tersebut, diperlukan Pengorganisasian Proyek yang
terstruktur. Berikut di tampilkan struktur organisasi sesuai dengan personil yang dibutuhkan.

Direktur Perusahaan

Site Manager

Adm/Keuangan & Logistic

Pelaksana Sipil

Juru Ukur Juru Gambar

Kelompok Tenaga Kerja


- Mandor
- Pekerja
- Tukang
- Kep. Tukang

Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

c. Tugas dan Tanggung Jawab Personil


Sebagai acuan untuk pengorganisasi pelaksanaan pekerjaan, diperlukan pemahaman masing-
masing tugas dan jawab personil di lapangan.

Tugas dan tanggung jawab personil lapangan

Hal- 2
1. Site Manager
Tugas dan tanggung jawab :
o Bertanggung jawab kepada Direktur perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan
sampai selesai.
o Menjadi orang yang pertama dilapangan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pekerjaan dan menerapkan setiap gambar pelaksanaan pekerjaan.
o Sebagai jembatan komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan seperti PPK, PPTK, Konsultan Pengawas dan pihak terkait lainnya.
o Menghadiri setiap rapat lapangan dengan pihak Owner dan pengawas lapangan
o Melaksanakan rapat teknis lapangan setiap minggunya dengan pengawas lapangan
untuk mendiskusikan rencana pelaksanaan pekerjaan dan evaluasi setiap pelaksanaan
dengan konsultan pengawas lapangan
o Melaksanakan rapat lapangan dengan personil yang terlibat untuk mendiskusikan
langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan berikutnya dan membahas setiap
permasalah-masalahan yang ada dilapangan baik menyangkut teknis dan admintrasi
dengan direktur perusahaan.
o Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan setiap minggunya, dan mengevaluasi setiap
perkembangan pekerjaan sesuai dengan jadwal rencana.
o Bekerja sama dengan pelaksana lapangan untuk menghitung kebutuhan bahan dan
peralatan yang dibutuhkan setiap minggunya.
o Memimpin personil lainnya dilapangan dan melakukan kerjasama (team work) dalam
pelaksanaan pekerjaan
o Membantu dan menginformasikan teknis dan gambar pelaksanaan pekerjaan kepada
Mandor atau kepala tukang, serta selalu mengontrol hasil pekerjaan sesuai dengan
gambar dan mutu pekerjaan
o Membuat Shop Drawing, Rencana Pekerjaan Mingguan, Laporan harian, reguest
pekerjaan dan laporan teknis lainnya

2. Pelaksana Lapangan
Tugas dan tanggung jawab :
o Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan
o Membantu site manager dalam menterjemahkan pekerjaan di lapangan
o Membantu site manager untuk ikut dalam rapat – rapat pekerjaan di lapangan
o Membantu site manager untuk melakukan perhitungan volume pekerjaan
o Melakukan estimasi kebutuhan bahan, alat dan rencana pekerjaan lainnya
o Melakukan kontrol dan pengawasan terhadap pekerjaan sipil bersama dengan
pengawas lapangan.
o Membantu site manager membuat laporan-laporan

3. Adminitrasi/Keuangan
Tugas dan tanggung jawab :
o Bertanggung jawab dalam pembuatan laporan-laporan / surat – surat yang terkait
dalam pekerjaan
o Melakukan perarsipan laporan-laporan
o Melaporkan segala aktifitas keuangan dan membukukan laporan keuangan
o Membantu site manager dalam pembayaran-pembayaran ke pihak ke tiga atau ke sub
kontrak pekerjaan.

2) Manajemen Sumber Daya Material


Manajemen sumber daya material perlu dipahami agar pemakaian bahan, trasportasi material dan
penempatan material secara tepat dan efektif, diantaranya:

- Sebelum bahan didatangkan, dipelajari akses transporatasi bahan ke lokasi pekerjaan dan
melakukan izin ke masyarakat setempat untuk pemakaian jalan, terutama bahan-bahan quary.
- Pembelian material yang murah sesuai dengan mutu bahan dengan melakukan survei harga
bahan dengan mempertimbangkan harga bahan dan jarak ke lokasi pekerjaan.

Hal- 3
- Untuk memaksimalkan kedatangan bahan agar tidak terlambat, bahan langsung di jemput ke
tempat pembelian bahan (leveransir) dan dimuat langsung dengan kendaraan yang disediakan
dalam pelaksanaan pekerjaan seperti dump truck atau mobil pick up.
- Pengestimasian yang tepat dalam perhitungan kebutuhan bahan, agar bahan yang didatangkan
tidak mubazir dan tepat sasaran
- Pengontrolan setiap pemakaian bahan yang ketat agar tidak terjadi lost bahan di lapangan,
baik dari segi pemakaian maupun bahan yang tersedia di lapangan.

Berikut diuraikan manajemen bahan/material yang akan digunakan dalam pelaksanaan


pekerjaan.

Metode
No Jenis Material Sumber Material Metode Transportasi
Penyimpanan
1 Pasir Diambil dari di Diangkut dengan Truck Ditumpuk dan
daerah Quary dari leveransir dan di Dibiarkan di lokasi
yang mempunya dumping langsung di pekerjaan dan diberi
kualitas yang baik lokasi pekerjaan plank pengaman

2 Split Di order di tempat Diangkut dengan Truck Ditumpuk dan


pabrik pemecah dari leveransir dan di Dibiarkan di lokasi
batu /stone dumping langsung di pekerjaan dan diberi
crusher terdekat lokasi pekerjaan plank pengaman

3 Batu Kali Diambil dari di Diangkut dengan Truck Ditumpuk dan


daerah Quary dari leveransir dan di Dibiarkan di lokasi
yang mempunya dumping langsung di pekerjaan dan diberi
kualitas yang baik lokasi pekerjaan plank pengaman

4 tanah Timbun Diambil dari di Diangkut dengan Truck Ditumpuk dan


daerah Quary dari leveransir dan di Dibiarkan di lokasi
yang mempunya dumping langsung di pekerjaan dan diberi
kualitas yang baik lokasi pekerjaan plank pengaman

5 Semen PC Di order di toko Diangkut dengan mobil Disimpan di base


bangunan terdekat pick up dari leveransir camp sebelum
dan di muat di base digunakan
camp
6 Bahan Besi, Kayu Di order di toko Diangkut dengan mobil Disimpan di base
mal, bambu, bangunan terdekat pick up dari leveransir camp sebelum
rumbia, paku, dan dan di muat di base digunakan
lainnya camp
7 Bahan Pekerjaan Di order Diangkut dengan truck Disimpan di base
Arsitektural, pendukung camp sebelum
Mekanikal, Toko/Agen bahan digunakan
Eletrikal Bangunan

3) Manajemen Sumber Daya Peralatan

Manajemen sumber daya peralatan, adalah mengatur penggunaan alat yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan melakukan maintanace alat. Alat minimal yang di perlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

1. Beton Molen
2. Pompa Air
3. Vibrator
4. Mesin Genset
5. Alat Pertukangan

Manajemen peralatan yang perlu diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

Hal- 4
- Setiap alat yang akan digunakan baik milik sendiri maupun peralatan sewa, dicek terlebih
dahulu kelayakan alat tersebut sebelum digunakan.
- Melakukan kontrol setiap pemakaian alat, sebelum pekerjaan dimulai dan setelah pekerjaan
selesai setiap harinya.
- Setelah pekerjaan selesai, peralatan wajib dibersihkan kembali
- Peralatan yang disimpan di gudang alat, setiap hari dikontrol pemakaian alat dan
pengembalian alat setelah di gunakan, serta mencek kembali alat tersebut untuk pemakaian
alat pekerjaan besok harinya.
- Jika perlatan rusak, secepatnya di perbaiki atau dicari penggantinya, agar kelangsungan
pekerjaan tidak terhenti akibat peralatan yang rusak.
- Untuk peralatan bantu, dilakukan estimasi pembelian peralatan sesuai dengan kebutuhan
dilapangan /target pekerjaan agar peralatan yang dibeli tidak mubazir.
- Secara kontinue melakukan perawatan alat terutama, beton molen, pompa air, stamper dan
peralatan utama lainnya.

4) Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan mengatur Cah Flow pembiayaan pekerjaan diantaranya :
- Pembelian Bahan/Material dan Peralatan
- Pembayaran Sewa alat
- Pembayaran Upah Buruh dan Gaji Personil
- Dan Biaya tak terduga lainnya (Non Teknis)

Dalam manajemen keuangan ini, dibuat suatu rincian biaya secara terstruktur untuk setiap
pembayaran diatas.

Manajemen keuangan merupakan hal yang terpenting dalam pelaksanaan pekerjaan agar
pekerjaan tidak terlambat diakibatkan manejemen keuangan yang salah sasaran. Untuk
menyelesaikan pekerjaan secepatnya dari jadwal rencana, diperlukan tindakan manajemen
keuangan yang tepat sasaran, diantaranya:
- Jika kontraktor memliki dana yang besar, tanpa menunggu uang muka, setelah estimasi bahan
didapatkan, bahan di order terlebih dahulu dengan pembayaran cash atau uang muka.
- Jika kontraktor tidak cukup dana untuk pelaksanaan awal pekerjaan, disegerakan mengurus
uang muka dari owner dan setalah mendapatkan uang muka, 60 Persen di belikan ke bahan
dan sisanya 40%, disiapkan untuk pembayaran upah tenaga kerja dilapangan dan biaya –
biaya tak terduga lainnya sampai progres pekerjaan mencapai 50% s/d 60 %
- Setelah progres mencapai bobot maksimal, kembali di ajukan termyn untuk pendanaan
berikutnya.

5) Metode /Teknologi
Metode/Teknologi dalam pelaksanaan pekerjaan merujuk kepada pedoman Standar pelaksanaan
pekerjaan yang dikeluarkan dari litbang Direktorat Cipta Karya dan selalu konsultasi dengan
pihak-pihak yang berpengalaman dalam penerapan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan.

G. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Tahapan pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan pekerjaan pra konstruksi sampai dengan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan diakhiri dengan masa pemeliharaan pekerjaan.

I. PRA KONSTRUKSI/PERSIAPAN

Tahap pra kontruksi dimaksudkan tahap setelah persiapan menyangkut adminitrasi kontrak
pekerjaan, adminstrasi lapangan dan lain sebagainya, diantaranya :

a. Persiapan administrasi,
Administrasi disini menyangkut penerimaan SPMK dan izin-izin di lokasi pekerjaan kepada
pihak – pihak yang ada di lokasi pekerjaan. Pengurusan izin dan pelaporan kepada pihak-pihak
yang berhubungan dengan lokasi pekerjaan bertujuan untuk kelancaran pelaksanaan
kontruksi.

Hal- 5
b. Rapat sebelum kontruksi dengan direksi teknis / pengawas lapangan (Pre meeting
contruction)
Dalam rapat ini, direksi teknis, pengawas lapangan dan kontraktor (Kepala Proyek dan
Manager Lapangan) melakukan pertemuan menyangkut dengan teknis pelaksanaan pekerjaan
nantinya.
c. Pembuatan Rencana Kerja
Rencana kerja dibuat sebagai pedoman pelaksanaan/manajemen pekerjaan meliputi:
- Rencana Pelaksanaan Pekerjaan secara keseluruhan
- Rencana pelaksanaan pekerjaan untuk bulan pertama dan bulan berikutnya.
- Rencana pendatangan bahan dibutuhkan dalam kegiatan bulan pertama sampai
dengan bulan berikutnya.
- Dan rencana lainya menurut kesepakatan dalam Pree Contruction Meeting (PCM)
- Rencana Keselamatan Kerja
- Pembuatan Shop Drawing untuk setiap item pekerjaan

d. Mobilisasi Personil Inti


Personil inti yang akan di mobilisasi adalah sebagai berikut :
1. Site Manager
2. Pelaksana
3. Admintrasi proyek/Kaungan
4. Logistik
5. Tenaga kerja Lapangan ( Pekerja, Tukang Kayu, Tukang Besi, Tukang Batu, Kepala tukang
dan mandor)

e. Mobilisasi Peralatan
Peralatan yang dimobilisasi pada awal minggu pertama terdiri dari :
- Peralatan Tukang : Gergaji, Palu, Pemotong Besi, Pembengkok besi, Sendok Semen
dll
- Peralatan Pekerja : Sekop, Cangkul, Ember. Keranjang, Gerobak Dorong
- Peralatan Utama : Beton Molen, Vibrator Beton, Pompa Air, genset, Besi, katrol,
Mesin pemotong besi, dan alat – alat power tool lainnya
- Peralatan Transport : Dump truck , mobil Pick up
- Peralatan Kantor : Komputer, Laptop, printer, scaneer
- Peralatan Ukur : Theodolit, Waterpass

f. Penyedian Prasarana di Lapangan.


1. Pembuatan Direksi Keet, Los Kerja Gudang Bahan
Untuk penempatan base camp Personil dan Konsultan Pengawas, dibuat direksi keet dari
papan GRC dengan rangka kayu dengan ukuran 3x8 M2 dilokasi pekerjaan. Juga dibuat
barak kerja dan gudang penyimpanan bahan.

2. Pengadaan sarana penunjang kerja, diantaranya :


- Izin pemakaian air dan listrik di pihak owner
- Penempatan pemasangan genset
- Dan lain sebagainya
3. Kelengkapan Administrasi Lapangan (Buku laporan dilapangan : Buku Harian, Buku Tamu,
Buku Reguest, Buku Instruksi)

g. Pembuatan Plank Proyek


Plank Proyek dibuat dari bahan plastik yang dicetak dari Biro Advertising berisikan informasi
dan data-data proyek. Hasil cetakan dipasang pada papan yang diperkuat dengan tiang kayu
ukuran 6/8 ditanam diposisi yang disetujui oleh direksi teknik

Hal- 6
Informasi Pekerjaan

h. Pengukuran Ulang
Pengukuran ulang dimaksudkan untuk menentukan kembali volume real dilapangan beserta
panjang, lebar dan elevasi tanah dimana bangunan akan di kerjakan. Dari hasil pengukuran
diperoleh elevasi acuan lantai bangunan, as bangunan dan elevasi lainnya yang diperlukan
dilapangan

Setelah proses administrasi proyek selesai, dan mobilisasi personil, dan sebelum pelaksanaaan
pekerjaan konstruksi, dilakukan pengukuran ulang dan rekayasa lapangan kembali sesuai
dengan kondisi lapangan waktu pelaksanaan pekerjaan dimulai. Hal ini sangat diperlukan,
karena kondisi perencanaan dalam dokumen lelang, situasi dan topografi lapangan mungkin
ada perubahan.

Tahapan pelaksanaan pekerjaan pengukruan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut:
 Penyiapan Tenaga lapangan dan Peralatan
Tenaga Lapangan yang dibutuhkan :

Juru Ukur = 1 Orang


Pembantu Juru Ukur = 1 Orang
Tenaga Lokal/Pekerja = 4 Orang

Peralatan dan bahan Kerja yang dibutuhkan :


- Alat Ukut Thodolit : 1 Unit
- Alat ukur Sipat datar (Waterpass) : 1 Unit
- Bak Ukur Ukuran garis besar dan kecil
- Bahan kayu dan cat untuk pematokan
- Meteran pendek dan meteran panajang 50 m

 Metoda Pelakasanaan Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan pengukuran ulang dikerjakan menggunakan alat ukur, terdiri
dari alat ukur ruang (T0/T2) dan alut ukur penyipat datar (waterpass). Penggunaan alat
ini digunakan untuk pengukuran situasi dan potongan memajang dan melintang lokasi
yang akan di ukur.

Tahapan pelaksanaan pekerjaan pengukuran lapangan adalah sebagai berikut:


a) Koordinasi dengan direksi teknis dalam penentuan titik awal pekerjaan dan
penentuan acuan elevasi dasar.
b) Penyiapan alat ukur, formulir ukur dan bahan-bahan lapangan
c) Mobilisasi tenaga juru ukur dan tenaga bantu lapangan ke lokasi pekerjaan
d) Pengecetan alat ukur
e) Pemasangan BM (titik acuan di awal)

Hal- 7
II. TAHAP KONTRUKSI

1) PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan permulaan dilaksanakan sejalan dengan pekerjaan pra kontruksi diatas.


Lingkup pekerjaan permulaan yang akan dikerjakan adalah sebagai berikut :
o Pek. Pembersihan lapangan
o Pek. Bouw Plank
o Pek. Cut & Fill
o Pekerjaan Galian Tanah
o Pek. Pasang Batu Kali Penahan Tanah

1) Pekerjaan Pembersihan lapangan


Pekerjaan pertama yang dilakukan pada Tapak adalah pembersihan lapangan dari semua kotoran,
puing-puing, rumput, semak, akar-akar pohon, dan lain-lain sehingga seluruh Tapak terlihat
dengan jelas.

2) Pek. Cut & Fill Tanah


Pekerjaan cut and fil adalah pekerjaan penggalian, pemotongan tanah, pengisian tanah timbun
hasil galian dan pemadatan tanah.
Pelaksanaan pekerjaan Cut & fill dan dengan tahapan pekerjaan sebagai berikut:
 Reguest Pelakasanaan pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, site manager membuat reguest pekerjaan kepada
konsultan pengawas berisikan informasi pekerjaan yang akan dilaksanakan, shop drawing,
volume pekerjaan, Jumlah tenaga, dan peralatan

Hasil persetujuan konsultan pengawas, menjadi dasar dalam legalitas pelaksanaan


pekerjaan termasuk pemakaian bahan.

 Persiapan tenaga kerja


Tenaga kerja lapangan yang di siapkan, diantaranya :

Pekerja = 15 Orang
Mandor = 1 Orang

Semua tenaga kerja diatas diatur oleh mandor lapangan dan di awasi oleh pelaksana
lapangan dengan kontriol manajemen oleh Site manager

 Pendatangan dan penyediaan peralatan

Jenis Alat Jumlah Kegunaan


Oick Up 1 Unit Kendaraan pembuangan material ke luar
lokasi pekerjaan
Alat Bantu Ls Alat untuk membantu pekerjaan
(Sekop, Cangkul dll)
Alat Ukur 1 Unit Untuk melakukan setting dan elevasi
(Theodolit, water pass) tanah dilapangan

 Pelaksanaan Pekerjaan

Tahapan pelasanaan pekerjaan secara garis besar adalah sebagai berikut:


- Pemanduan oleh surveyor untuk pekerjaan galian dan pemasangan patok awal
- Penggalian, pemotong tanah dengan alat bantu
- Perataan tanah dan pengisian tanah /fill
- Pemadatan tanah dengan alat vibratory roller disertai dengan penyiraman dengan
Penandaan elevasi tanah akhir oleh surveyor untuk dihitung volume pekerjaan

Hal- 8
3) Pek. Bow Plank

Setelah didapatkan titik-titik as turap dan elevasi rencana dari hasil pengukuran , dilakukan
pemancangan titik-titik as turap dengan memasang papan bowplank yang diperkuat dengan tiang
kayu, dan dipasang pada pekerjaan pondasi turap. Jalur as pondasi dipasang pakai benang yang
diikat satu sama lainnya sebagai acuan / garis pekerjaan galian tanah dan pondasi. Dengan
menggunakan waterpass ditentukan levasi nol lantai dan dipasang papan bowplank dan ujung
papan menunjukan elevasi acuan

Pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemasangan bowplank dikerjakan sejalan dengan


pekerjaan pembersihan lapangan sampai acuan bowplank disetujui oleh direksi teknis
menyangkut kualitas pemasangan.

 Proses pelaksanan pekerjaan


- Pembuatan shop drawing site bowplank
- Persiapan bahan papan 2/30 dan kayu 5/7
- Pemancangan kayu 5/7 titik acuan
- Penimbangan dengan waterpass selang air mengambil titik nol lantai
- Marking nol lantai padan tiang kyu 5/7
- Pemasangan papan sejajar ujung papan pada garis nol lantai
- Cek kembali / lot waterpas nol lantai semua titik as pancang kayu 5/7 dan papan
- Jika semua sudah lot, maka dibuat acuan untuk pekerjaan galian pondasi dengan
pemasangan benang mengacu pada as tiang dan tinggi papan dengan merentangkan
benang yang dipaku pada papan.

4) Pekerjaan Galian Pondasi

 Metoda Pelakasanaan Pekerjaan


- Pekerjaan galian dilaksanakan pada bidang yang telah dipasang bouplank. Galian pondasi baru
boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan
disetujui direksi.
- Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat
galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih
berfungsi, maka kontraktor secepatnya memberitahukan kepada direksi atau kepada instansi
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya.
- Untuk kondisi tanah yang mudah longsor, harus memasang turap kayu pengaman yang cukup
kuat. Turap di dalam bangunan harus di bongkar setelah pasangan batu kali selesai. Bila ternyata
penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka harus mengisi
kelebihan galian tersebut dengan tanah urug yang dipadatkan.
 Bahan yang terpakai pada Pekerjaan Galian Pondasi; tidak ada yang dipakai hanya Alat Bantu.
 Pekerjaan Galian Pondasi dilaksanakan dengan tenaga manual, serta alat bantu ( cangkul, sekop,
gerobak, linggis dan meteran )

Hal- 9
5) Pek. Urugan Tanah Kembali

 Untuk pekerjaan timbunan tanah ( bekas galian ) dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manual.
Tenaga kerja mengangkut ketempat pekerjaan dilaksanakan dan ditumpuk pada tempat yang telah
ditentukan, selanjutnya tenaga kerja membawa tanah urugan tersebut dengan gerobak ketempat
pengurugan. Material timbunan selanjutnya diurug pada belakang pasangan dengan penumpukan
maxiumum tebal setiap lapis 20 cm dan setiap lapis dipadatkan dengan menggunakan alat bantu
stamper. Selanjutnya urugan tersebut dirapikan sehingga terbentuk pengurugan yang maximal
dibelakang pasangan. Urugan tersebut disiram dengan air hingga mencapai kepadatan yang
sempurna.
 Bahan yang terpakai pada Pek. Urugan Tanah Kembali ; tidak ada yang dipakai hanya Alat Bantu.
 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali dilaksanakan dengan tenaga manual, dan alat bantu ( gerobak,
cangkul, sekop, keranjang dan stamper )

6) Pondasi Batu Kali Penahan Tanah, Campuran 1 PC : 4 PP

 Metoda Pelakasanaan Pekerjaan


- Sebelum pekerjaan pasangan batu kali dimulai, batu dibersihkan dari kotoran – kotoran.
- Pekerja membawa batu kali ketempat pekerjaan, selanjutnya tukang batu melakukan pembuatan
dan pemasangan batu kali spesi 1 : 4, tukang batu memasang batu kali dengan adukan 1 Semen :
4 Pasir, serta air secukupnya. Adukan dibuat dalam kotak adukan, diaduk dengan cangkul atau
alat pengaduk beton yang diputar dengan tenaga manusia / mesin. Adukan dilaksanakan sampai
benar-benar homogen dan kekentalan yang dibutuhkan untuk pasangan batu kali. Selanjutnya
landasan dari adukan semen setebal + 3 cm dihampar pada formasi yang telah disiapkan.
Landasan ini dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian sehingga permukaan batu tertanam
pada adukan tersebut sebelum mengeras.
- Batu harus tertanam dengan kuat satu sama lainnya untuk mendapatkan tebal yang diperlukan
dari lapisan yan diukur tegak lurus terhadap lereng. Adukan ditambah untuk mengisi rongga
yang ada diantara batu-batu dan harus diakhiri dengan rata dengan permukaan lapisan tetap
tidak menutup batunya. Adukan selanjutnya segera ditambah dan proses tersebut diulangi
sehingga pasangan batu tersebut terisi sampai kebagian atas sehingga memperoleh permukaan
yang rata. Pekerjaan ini mempedomani gambar kerja dan detailnya serta mendapatkan
persetujuan dari Direksi / Pengawas Lapangan.
 Bahan yang terpakai pada pekerjaan Pas. Pondasi Batu Kali 1 : 4 adalah : Batu Kali, Semen PC ( 50 Kg )
dan Pasir Pasang, serta Alat Bantu.
 Pekerjaan Pas. Pondasi Batu Kali 1 : 4 dilaksanakan dengan tenaga manual, dan alat bantu ( sendok
semen, bak semen, cangkul, sekop, concrete mixer dan gerobak )

2) PEKERJAAN BETON

Selesai pekerjaan pondasi utama, selajutnya pelaksanaan pekerjaan struktur beton bertulang
bangunan

 LINGKUP PEKERJAAN
Struktur beton bertulang utama bangunan adalah sebagai berikut :
a. Pek. Lantai Kerja Untuk Sloof
b. Pek. Sloof 15/20
c. Pek. Kolom 15/15 

d. Pek. Balok 15/20 







Hal- 10

 PEKERJAAN BEKISTING BETON

Kebutuhan Bekisting lapangan dipabrikasi di los kerja, sehingga di lapangan tinggal penyetelan
saja. Hal yang perlu dilakukan :
 Dipakai papan 2/20 dan Multiplek 9 mm, untuk Rib dipakai Kaso 5/7 dan Waller dipakai
7/15 .
 Bagian bekisting dibuat di bengkel, dilapangan tinggal menyetel saja. Bila memungkinkan
bagian yang kecil-kecil juga dipabrikasi di los kerja.
 Dikuas dengan minyak bekisting pada permukaannya sebelum pengecoran agar mudah
dilepas.
 Kayu atau profit pengaku bekisting dibuat sekokoh mungkin untuk menghindari
terjadinya pergeseran atau lendut.
 Sebelum dimulai pekerjaan Struktur, pekerjaan bekisting sudah dapat difabrikasi sesuai
dengan bekisting bangunan yang prioritas dimulai.

Bahan yang dipergunakan:


 Kayu perancah kelas III ukuran 5/7, 6/10
 Papan Bekisting
 Paku Biasa

Peralatan yang diperlukan:


 Gergaji
 Martil
 Meter Ukur

Tahap Pelaksanaan:
 Memotong kayu balok untuk tulangan perkuatan bekisting
 Memotong dan memakukan papan pada tulangan bekisting
 Memotong kayu untuk Skore bekisting
 Menyediakan kayu balok untuk selendang bekisting
 Pembesian telah selesai diikat
 Bekisting beton yang akan dicor sudah dapat diinstall

papan
penahan
Skoor
2/10Klam
pengaku
Cetakan Balok
balok 50 6/12
cm

Usuk
5/7

Steel
proof
Gambar : contoh bekisting kolom

Hal- 11
80
cm
 PEKERJAAN PEMBESIAN

Langkah kerja pekerjaan Pembesian adalah :


 Siapkan bahan, peralatan dan tenaga kerja
 Ajukan request
 Perhatikan detail pembesian pada gambar rencana
 Buat Rebar Bandrat dan lakukan pemotongan dan perangkain besi
 Masukkan besi yang telah difabrikasi dan diikat dengan kawat beton dan
pasang beton dekingnya

Peralatan yang digunakan :


 Alat pemotong besi (Gunting Besi)
 Alat pembengkok besi

Bahan yang diguanakan :


 Besi beton
 Kawat beton

Gambar : Contoh Dimensi Penulangan

 SISTEM PENGAMBILAN SAMPLE (JOB MIX)

Setiap 5 (lima) m3 beton diambil minimal 3 buah benda uji berupa silinder atau kubus beton untuk
dibawa ke laboratorium untuk mengetahui strength capacity pada umur 28 hari. Silinder atau kubus
beton diberi tanda berupa tanggal dan lokasi pengecoran.

Hal- 12
Gambar. Pengetesan Slump Beton dan Pembuatan Benda Uji Test Beton

Peralatan yang dipakai :


 Selinder/Kubus beton, Alat ukur/meteran
 Alas dari plat/triplek, sendok tembok.

 PERAWATAN/CURING.

Untuk melindungi beton baru dari pengeringan dini/penguapan, temperatur yang terlalu
panas, angin, hujan serta aliran air dan gangguan mekanis. Beton yang telah selesai dicor perlu
diberi kesempatan mengeras dengan system curing yang sama selama 7 (tujuh) hari berturut-turut
setelah pengecoran dengan kondisi bekisting dibuka, permukaan beton ditutupi dengan
plastik/karung goni tidak terkena langsung sinar matahari atau disiram secara kontiniu dengan air
selanjutnya perlu diadakan pembersihan. Peralatan yang dipakai Karung goni/Plastik yang telah
dibasahi.

 PEK. SLOOF, KOLOM DAN BALOK

Pekerjaan beton dimulai dengan pekerjaan struktur beton bertulang untuk sloof bangunan dan
dilanjutkan dengan struktur beton bertulang kolom, seterunya pekerjaan balok.

Pelaksanaan pekerjaan beton dengan uraian tahapan pelakanaan pekerjaan sebagai berikut:
 Reguest Pelakasanaan pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, site manager membuat reguest pekerjaan kepada
konsultan pengawas berisikan informasi pekerjaan yang akan dilaksanakan, shop drawing,
volume pekerjaan, Jumlah tenaga, bahan, dan peralatan serta aproval dari bahan yang
datang dan akan digunakan.
Hasil persetujuan konsultan pengawas, menjadi dasar dalam legalitas pelaksanaan
pekerjaan termasuk pemakaian bahan.

 Persiapan tenaga kerja


Tenaga kerja yang disiaplan diambil dari tenaga pekerjaan pendahuluan ditambah dengan
tenaga tukang kayu, tukang batu dan tukang besi

Pekerja = 8 Orang
Tukang Kayu = 4 Orang
Tukang besi = 3 Orang
Tukang batu = 6 Orang
Kepala Tukang = 1 Orang
Mandor = 1 Orang

Hal- 13
Semua tenaga kerja diatas diatur oleh mandor lapangan dan di awasi oleh pelaksana
lapangan dengan kontriol manajemen oleh Site manager

 Pendatangan dan penyediaan peralatan


Peralatan Pekerja :
Sekop = 4 Bh Cangkul = 2 Bh
Gerobak = 2 Bh keranjang = 6 Bh
Ember Cor = 10 Bh Tangki Air = 1 Bh
Peralatan Tukang
Pemotong besi = 2 Bh Pembengkok Besi = 2 Bh
Sendok Semen = 6 Bh Lot./Unting = 2 Bh
Gergaji kayu = 6 Bh Palu = 4 Bh
Waterpass Slang Air = 20 m Roskam kayu = 4 Bh
Peralatan untuk pengadukan spesi semen dan pasir untuk pekerjaan pengecoran beton,
adukan untuk pasang bata.

Beton Molen = 1 Unit Concete Vibrator = 1 Unit

 Pendatangan material :
Material yang diatangkan secara kontinue sesuai dengan kebutuhan pekerjaan terdiri dari :
Semen PC, Pasir Pasang, Pasir beton, Multiplek t.9 mm, kayu kelas III, paku.besi beton dan
kawat beton

 Pelaksanaan Pekerjaan

Tahapan pekaksanaan pekerjaan Beton dengan urutan pekerjaan sebagai berikut

a. Pekerjaan Beton sloof

Tahapan pelaksanaan pekerjaan Beton sloof adalah sebagai berikut.


o Pabrikasi rangka beton dan bekisting Beton
Pabrikasi rangka besi tulangan sloof dan papan cetakan, telah dimulai dilaksanakan
sewaktu pekerjaan pondasi..
- Sebelum besi dipotong dan dirangkai (besi beugel yang digunakan) terlabih dahlulu
dibuat gambar kerja untuk pekerjaan besi. Begitu juga dengan pabrikasi cetakan
bekisting, merujuk pada gambar rencana pekerjaan beton sloof.
- Selanjtunya besi tulangan sloof dan Papan cetakan dan kayu balok penyangga
bekisting sloof di potong sesuai dengan ukuran yang akan dipasang beskisting sloof
o Pemasangan Besi rangka tulangan dan Cetakan bekisting
Besi tulangan diikat dengan besi beugel sesuai dengan jarak beugel yang diisyaratkan
sepanjang pemasangan besi tulangan sloof. Besi beugel diperkuat dengan kawat sehingga
posisi tulangan utama mengikat dengan beugel sesuai dengan jumlah tulangan utama yang
digunakan. Untuk besi tulangan kolom setek yang terpasang pada beton poer diikat
dengan besi rangka beton sloof.
Selanjutnya dipasang cetakan sloof sesuai dengan ukuran sloof. Cetakan sloof diperkuat
dengan skor balok, dipaku/didikat dengan kawat dan dicek kelurusan pemasangan
dengan unting timbangan dan meteran. Papan cetakan yang bersentuhan dengan cor
beton dilumuri dengan minyak bekisting

o Pengecoran Beton
Besi tulangan dan cetakan sloof telah oke terpasang, selanjtunya diajukan reguest
pengecoran beton kepada pengawas lapangan. Pelaksanaan pengecoran dengan
menggunakan alat pencampur beton molen dan dipengisian coran dengan sejumlah
pekerja.

Hal- 14
Metoda pengecoran beton secara site mix adalah sebagai berikut
- sebelum dikerjakan pengadukan coran, pasir diayak terlebih dahulu untuk
mendapatkan pasir beton sesuai dengan ukuran maksimum pasir.
- Untuk menunjukan kesesuaian campuran beton, dilapangan ditunjukan komposisi
perbandingan campuran beton : Semen, Pasir, kerikil dan jumlah air yang dibutuhkan.
- Mesin beton molen dijalankan dan selanjutnya dimasukan sejumlah air sesuai takaran
air yang dibutuhkan sekali pengecoran (sesuai dengan kapasitas beton molen yang
digunakan.
- Selagi mesin molen berputar, selanjutnya dimasukan material pasir, kerikil yang telah
diayak atau batu split dan semen PC sesuai dengan takaran untuk sekali pengecoran.
- Selesai pengadukan, diambil sampel adukan beton untuk diambil uji slump beton. Jika
sesuai dengan spesifikasi teknis, adukan dituangkan ke dalam bak yang telah
disiapkan dan sejumlah pekerja mengambil adukan dalam bak menggunakan ember
dan selanjutnya menuangkan ke dalam bekisting beton. Proses pengadukan bahan
campuran beton yang sudah di tuang di dalam mixer minimal 2 menit.
- Coran beton yang telah dituangkan kedalam cetakan beton, untuk perataan adukan
dalam cetakan, dilakukan penggetaran dengan alat vibrator beton. (Pengerjaan beton
yang dicor dalam cetakan beton)
- Pelaksanaan pengecoran dikerjakan secara kontinue dengan cara seperti uraian diatas
sampai cetakan beton terisi penuh dengan coran beton.
- Agar ikatan beton tetap terjamin, dalam tempo 40 menit adukan siap dipakai sudah
dituang pada acuan yang sudah disiapkan.
- Beton yang telah mengeras, selanjtunya cetakan dibongkar dan beton disiram dengan
air.

b. Pekerjaan Beton Kolom


Beton kolom dipasang pada as pondasi plat beton bertulang dan dicor setinggi elevasi sloof
dan seterusnya sampai elavasi tinggi lantai I

Tahapan pelaksanaan pekerjaan Beton Kolom adalah sebagai berikut.


o Pabrikasi rangka beton dan bekisting Beton
Pabrikasi besi tulangan untuk kolom sejalan dengan pekerjaan pembesian tulangan plat
pondasi .

Untuk cetakan kolom, dibuat sewaktu menunggu beton plat dan sloof mengeras. Ukuran
papan cetakan dibuat dibengkel kerja dan sebelum dipasang bidang papan yang
menyentuh coran dilumuri dengan minyak bekisting.

o Pemasangan Besi rangka tulangan dan Cetakan bekisting

Pemasangan besi tulangan, besi tulangan utama kolom dipasang dan disambung dengan
besi tulangan kolom yang tepasang pade beton poer, diikat sambungan dan dipasang
sengkang / beugel kolom sesuai dengan jarak pemasangan dengan kawat.
Untuk kelurusan tegak kolom dilakukan pengontrolan vertikal menggunakan timbangan
unting unting benang. Selanjtunya dipasang papan cetakan. Pemasangan bekisting kolom
disesuaikan dengan kemampuan kolom dalam menerima beban satu kali pengecoran
kurang lebih 2 meter tinggi pengecoran. Dan sisa coran beton kolom dicor setelah beton
kolom coran sebelumnya telah mengeras

Hal- 15
o Pengecoran Beton
Metoda pengecoran kolom adalah dengan mengisi kolom yang telah terpasang dengan
adukan beton dari adukan beton molen. Untuk perataan adukan, dilakukan viranting
beton dengan vibrator beton

c. Pekerjaan Beton Balok

1) Stek Besi
Pekerjaan besi estra pada join, kolom dan balok adalah penambahan besi tulangan untuk
sambungan ke kolom diatasnya, balok diatas kolom dan plat sesuai dengan gambar
rencana. Pelaksanaan pekerjaan ini bersamaan dengan pekerjaan pembesian pada masing
masing pekerjaan kolom, balok dan plat.
Metoda pelaksanaan pekerjaan.
- Besi dipotong seusai dengan ukuran besi dan panajng besi
- Potongan besi dipasang sesuai dengan posisi pemasangan dan dikat dengan besi
tulangan (kolom, atau balok dan plat)
- Ujung besi yang ,masuk kedalam tulangan kolom/balok dan plat di bengkokkan sesuai
dengan gambar pembesian

2) Pek. Balok dan Plat


Pelaksanaan pekerjaan balok, plat dilaksanakan secara bersamaan (pabrikasi rangka besi
dan cetakan, pemasangan besi dan cetakan dan pengecoran). Tahapan pelaksanaan
pekerjaan beton plat dan balok sama dengan pekerjaan beton diatas dimulai dengan
pekerjan pabrikasi besi tulangan dan cetakan tulangan, pemasangan besi tulangan dan
cetakan tulangan dan pengecoran beton.

3) PEKERJAAN LANTAI

Pekerjaan lantai telah mulai dikerjakan setelah pekerjaan yang diuraikan diatas telah selesai
diekerjakan. Pekerjaan lantai dilaksanakan mulai dengan pekerjaan timbunan lantai dilanjutkan
dengan perkerasan lantai
Pelaksanaan pekerjaan lantai dimulai dengan uraian tahapan pelakanaan pekerjaan sebagai
berikut:
 Reguest Pelakasanaan pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, site manager membuat reguest pekerjaan kepada
konsultan pengawas berisikan informasi pekerjaan yang akan dilaksanakan, shop drawing,
volume pekerjaan, Jumlah tenaga, bahan, dan peralatan serta aproval dari bahan yang
datang dan akan digunakan.
Hasil persetujuan konsultan pengawas, menjadi dasar dalam legalitasn pelaksanaan
pekerjaan termasuk pemakaian bahan.

 Persiapan tenaga kerja


Tenaga kerja yang disiaplan dan didatangkan adalah :

Pekerja = 6 Orang
Tukang batu = 4 Orang
Kepala Tukang = 1 Orang
Mandor = 1 Orang

Semua tenaga kerja diatas diatur oleh mandor lapangan dan di awasi oleh pelaksana
lapangan dengan kontriol manajemen oleh Site manager

Hal- 16
 Pendatangan dan penyediaan peralatan

Alat utama; roskam bergerigi, cetok, siku besar, meter rol, serta waterpass

Alat bantu: mixer,bak spesi, jidar dan Alat bantu lainnya

 Pendatangan material :
Material yang diatangkan secara kontinue sesuai dengan kebutuhan pekerjaan terdiri dari :
tanah timbun, pasir urug, Semen PC, Pasir pasang.

 Pelaksanaan Pekerjaan

Setelah regues pekerjaan diterima oleh pengawas lapangan, maka dikerjakan pekerjaan Lantai
sebagai berikut:
a. Pekerjaan Timbunan Tanah Lantai
- Tanah didatangkan dari leveransir ke lokasi pekerjaan.
- Sejulah pekerja membawa tanah yang datang dengan gerobak dan menghamparkan
timbunan tanah ke areal pekerjaan.
- Penimbunan dimulai dari tengah, menabar keseluruh arel timbunan satu lapis
timbunan
- Timbunan disiram dengan air, dan diratakan, dipadatkan dengan alat pemadat
stamper. Pada lokasi yang sempit digunakan alat pemadat dari kayu.
- Berikutnya ditimbun satu lapisan lagi dan diadatkan sampai dengan leval lantai untuk
timbunan tanah.
- Untuk pemasangan pipa air yang berada dibawah lantai, dipasang terlebih dahulu
sebelum ditimbun dengan tanah sesuai dengan pemasangan elevasi pipa dalam
gambar rencana.
- Tanh yang talah dipadatkan , diurug dengan pasir urug sebagai lantai kerja
pengecoran lantai dengan beton tumbuk. Proses pelaksanaan pekerjaan sama dengan
timbunan tanah
- Selesai pekerjaan timbunan tanah dan pasir dan diterima oleh direksi teknis,
selanjutnya disiapkan pekrjaan cor beton tumbuk.

b. Pekerjaan Urugan Pasir


Pekerjaan urugan pasir ini dikerjakan setelah urugan tanah di bawah lantai selesai
dilakukan.
Pasir urug yang sudah didatangkan kelokasi diangkut dengan gerobak dan seterusnya
diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang
optimum untuk pemadatan.
Kemudian pasir urug tersebut dipadatkan dengan memakai alat bantu, untuk bidang yang
agak lebar biasanya digunakan stamper tangan tapi jika tidak memungkinkan biasanya
digunakan pemadat buatan/konvensional yang digunakan secara manual dengan
memukul-mukulkan kayu balok yang diberi tangkai/tongkat.
Langkah tersebut diatas diulangi sampai tercapai ketebalan yang direncanakan.

c. Pekerjaan Cor lantai Beton 1:2:3

Untuk pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan :


- Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesi ( PUBI-1982 ) NI-3.
- Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung tahun 1991.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI-8 )
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan – peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh
Direksi Lapangan.

Adapun bahan yang dipakai :

- Portland Cement
Digunakan Portland Cement Type Jenis I
- Aggregats
Kualitas aggregate harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971

Hal- 17
- Aggregat kasar harus berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang
baik.
- Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari
bagian konstruksi yang bersangkutan.
- Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagaimana.
- Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, dan
garam.

Untuk pelaksanaan Cor Beton 1 : 2 : 3 dilaksanakan pengadukan spesi 1 : 2 : 3 dengan adukan 1


Semen, 2 Pasir, 3 Kerikil. Untuk Pengadukan dilaksanakan dengan memakai adukan beton /beton molen
hingga mencapai adukan sempurna. Selanjutnya dilaksanakan pengecoran pada bidang lantai hingga
membentuk kedataran dan ketinggian yang sesuai dengan gambar kerja. Setelah dilaksanakan Cor Beton
untuk lantai, selanjutnya dilaksanakan penyiraman dengan air hingga jenuh.

III. SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN (PHO)

Jika pekerjaan dianggap selesai dan LKP pekerjaan dinyatakan 100 %, kontraktor mengajukan
serah terima pekerjaan pertama (PHO) kepada Owner untuk melakukan pengecekan di lapangan.
Pengajuan PHO ini diajukan maksimal sehari sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan maksimal
yang ditetapkan. Bersama-sama panitia PHO, PPK dan Konsultan Pengawas melakukan
pemeriksaan dilapangan.

Selanjutnya dibuat Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO) sebagai legalitas kontrak
penyelesaian pekerjaan.

IV. TAHAP PEMELIHARAAN PEKERJAAN

Selama masa pemeliharaan, kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan pekerjaan sebagai


berikut:
- Perbaikan secara minor pekerjaan yang di nyatakan oleh Panitia PHO
- Perbaikan secara berkala selama masa pemeliharan jika ditemukan kondisi pekerjaan rusak
dalam masa pemeliharaan kecuali kondisi Foce Majore.

V. SERAH TERIMA PEKERJAAN (FHO)

Selesai masa pemeliharaan, kontraktor mengajukan Serah Terima Pekerjaan (FHO) kepada PPK
dan PPK membentuk Panitia Serah Terima Pekerjaan (FHO) dan melakukan pengecekan bersama
kelapangan.

FHO merupakan sebagai legalitas kontrakator telah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
kontrak yang ditandatangani antara kontraktor dengan PPK.

H. LAPORAN DAN DOKUMENTASI


Pelaporan
Laporan adalah bentuk informasi tertulis yang berisikan kegiatan pekerjaan berupa informasi
mengiani proses pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir dan ditanda tangani pihak terkait
untuk mendapatkan persetujuan hasil pekerjaan.
Laporan yang dibuat terdiri dari :
a. Laporan MC-0
b. Laporan Dokumentasi Lapangan
c. Laporan pendukung harian dilapangan, terdiri dari :
- Laporan Mingguan yang berisikan laporan Harian (Tenaga, Bahan, Peralatan, Cuaca,
back up data harian dsb.)
- Laporan Reguest Pekerjaan (Buku Reguest)
- Laporan Tamu (Buku Tamu)
- Laporan Instruksi (buku Instruksi)

Hal- 18
d. Laporan Final Quantity

Pelaksanaan pekerjaan
o Tenaga Kerja : Pelaksana Lapangan/adm
o Peralatan : Printer, Komputer
o Pelaksanaan pekerjaan
- Laporan dibuat oleh pelaksana lapangan dibantu oleh administrasi
- Setiap minggu laporan mingguan dibuat dicetak dan dijilid , diserahkan ke
konsultan pengawas untuk disetujui.
- Reguest pekerjaan diserahkan ke konsultan pengawas minimal 2 hari sebelum
pelaksanaan pekerjaan,

Dokumentasi
Foto dokumentasi diperlukan untuk mengetahui secara dokumentasi kondisi awal pelaksanaan
pekerjaan, kondisi pelaksanaan pekerjaan sekitar 50 % dan Kondisi Pekerjaan dinyatakan sudah
siap 100 %.

Selain itu, juga didokumentasikan hal-hal penting menyangkut situasi dan kondisi yang dianggap
penting dalam informasi mengenai pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Pelaksanaan pekerjaan dokumentasi, dikerjakan oleh tenaga kontraktor di lapangan dengan
menggunakan kamera digital. Gambar yang diambil, diusahakan terfoto dengan jelas seusuai
dengan objek yang akan difoto.

Semua hasil dokumentasi yang mewakili dengan kondisi pekerjaan, dibuat album dokumnetasi
sebagai bahan Laporan.
Pelaksanaan pekerjaan
o Tenaga Kerja Pelakana Lapangan
o Peralatan : Camera Digital
o Pelaksanaan pekerjaan
- Dokumentasi langsung diambil oleh site manager / pelaksana lapangan setiap
mulai pekerjaan, proses pekerjaan berlangsung dan selesai pekerajaan
- Peembuatan album photo

I. PENUTUP

Demikianlah uraian metoda pelaksanaan pekerjaan yang kami jelaskan sesuai dengan pekerjaan
yang tercantum dalam dokumen lelang dan gambar rencana. Secara lengkap teknis pelaksanaan
dan spesifikasi teknis bahan merujuk kepada spesifikasi teknis yang ada dalam dokumen lalang.

Padang, Desember 2021


CV. NADA KARYA

RITO YULIADI
Direktur

Hal- 19

Anda mungkin juga menyukai