Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Jalan Soeharto Km. 5 Kalierang , Selomerto Telp. (0286) 321049, Fax 33221148 Wonosobo 56361
Website ; dpupr.wonosobokab.go.id, e-mail ; dpupr@wonosobokab.go.id
WONOSOBO

METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN : PENYELENGGARAAN JALAN KABUPATEN / KOTA


PEKERJAAN : PENANGANAN LONG SEGMENT DEPOK – MERGOLANGU (NON ASPAL)
LOKASI : KABUPATEN WONOSOBO

I. UMUM

Secara umum Metode Pelaksanaan ini menjelaskan Rencana Pengendalian Mutu Pelaksanaan
dan Metode Teknis tentang Pelaksanaan Fisik yang akan di laksanakan baik sebelum maupun
selama berlangsungnya pelaksanaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan perkerasan aspal,
pekerjaan struktur dan pekerjaan finishing.
Rencana Pelaksanaan kegiatan ini secara umum dapat di urutkan sebagai kegiatan berikut :
1. Pengorganisasian personil dan pekerjaan yang akan kami laksanakan.
2. Pemisahan kegiatan-kegiatan utama dan bukan utama di dalam pelaksanaan.
3. Perangkaian secara tepat dalam suatu urutan pekerjaan dan kegiatan kerja utama hingga
pekerjaan yang bukan utama untuk penyesuaian pekerjaan terhadap waktu yang optimum.
4. Pengaturan waktu untuk pengadaan bahan dan peralatan yang akan digunakan dan
dirangkai.
5. Penentuan jenis, kualitas dan masa konstruksi untuk perakitan alat serta bahan di
lapangan.
6. Menentukan golongan dan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.
7. Pembuatan schedule kegiatan pekerjaan.

Secara umum kegiatan pelaksanaan digambarkan sebagai berikut :


1. Sosialisasi dengan pihak terkait, warga setempat yang diwakili perangkat desa dan
perwakilan warga dengan didampingi pengawas dan dari pihak penyedia jasa.
2. Mengadakan pengukuran awal (Mutual Check Awal) sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
3. Membuat Job Mix Desain dengan mengirimkan bahan/material yang akan kita gunakan di
dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
4. Mobilisasi personil sesuai jadwal, jumlah dan kualitas personil tersebut
5. Mobilisasi peralatan sesuai kombinasi, jenis, jumlah, tipe, umur serta kondisinya
6. Mendatangkan bahan dengan mutu dan kualitas bahan yang dapat mencapai persyaratan
bahan baku dan bahan campuran. Perhitungan kebutuhan bahan baku dengan realisasinya,
dan apabila diperlukan beserta komponen bangunan dari pabrikan yang diminta.
7. Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam metode pelaksanaan dan metode kerja
yang kami tawarkan didalam pasal ini
8. Membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan foto dokumentasi.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 1
Tahun 2023
Dalam pelaksanaan beberapa hal yang perlu diperhatikan khusus adalah sebagai berikut :
1. Lokasi dan Kondisi Site
Lokasi proyek berada di Kabupaten Wonosobo, sehingga sirkulasi bahan dan site zonning
maupun pengaturan lalulintas dapat diatur secara cermat.
2. Pelaksanaan Proyek Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Lingkungan Sekitar yang ada di
Lokasi
Dalam melaksanakan Pekerjaan ini diperlukan rencana dan pertimbangan yang matang
agar kegiatan lingkungan daerah sekitar tetap bisa berjalan dengan normal, dengan
meminimalisir semua kemungkinan yang akan mengganggu kegiatan penduduk atau
masyarakat yang sarat dengan aktifitas pengguna jalan tersebut.
Rencana dan pertimbangan yang kami maksud adalah :
a. Metode pemisahan atau metode isolasi terhadap lokasi pembangunan yang sedang
dibangun dengan daerah sekitar yang berdekatan.
b. Metode perlindungan yang maksimal terhadap keamananan maupun kenyamanan
lingkungan sekitar daerah pembangunan selama pelaksanaan pekerjaan berjalan.
c. Metode pelaksanaan pekerjaan yang tidak menimbulkan polusi serta dampak langsung
terhadap lingkungan baik berupa kebisingan, limbah maupun udara.
d. Membuat bangunan pengaman terhadap struktur bangunan yang existing yang
berhubungan dan atau dilalui kendaraan berat dengan pembangunan proyek agar
mengurangi dampak/kerusakan akibat dari kegiatan pembangunan yang sedang
berlangsung.

3. Pengaturan Tenaga Kerja


a. Pengaturan tenaga kerja yang dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melaksanakan
beberapa pekerjaan secara bersamaan dan secara simultan, kemudian dilanjutkan
dengan pengaturan tenaga kerja untuk pekerjaan yang berikutnya agar tenaga kerja
yang digunakan dapat bekerja secara berkesinambungan, sehingga diharapkan pada
beberapa item pekerjaan dapat tuntas bersamaan dan dalam waktu yang relatif cepat
serta tenaga kerja yang digunakan dapat dimanfaatkan secara optimal.
b. Memberikan penyuluhan/penekanan kepada para pekerja untuk selalu memperhatikan
keselamatan, keamanan serta ketertiban terhadap pekerjaan, lingkungan dan diri
sendiri.
c. Memberikan tanda khusus kepada seluruh Staf/Pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek ini, agar dapat diidentifikasi dengan mudah.
d. Sebagian pekerjaan yang termasuk dalam jalur waktu kritis akan memungkinkan untuk
kami kerjakan secara lembur agar target waktu yang direncanakan dapat tercapai.

II. RENCANA PENGADAAN MATERIAL DAN TENAGA KERJA

1. Rencana Pengadaan Material


a. Material Alam
Material alam akan dipenuhi dari daerah kabupaten setempat.
b. Material Umum
Material umum akan dipenuhi dari daerah kabupaten setempat.
c. Material Khusus
Material khusus akan dipenuhi oleh pabrikasi khusus untuk masing-masing spesifikasi.
2. Rencana Pengadaan Tenaga Kerja
a. Tenaga Kerja Utama
Tenaga kerja utama dipenuhi dari daerah terdekat sesuai dengan spesifikasi pekerjaan
dan untuk pekerjaan yang spesifik, kami mendatangkan tenaga kerja yang khusus
dibidangnya.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 2
Tahun 2023
b. Tenaga Kerja Inti / Umum
Tenaga kerja inti akan dipenuhi dari daerah sekitar/lokal.

III. TATA LAKSANA PROYEK SECARA UMUM

Tata laksana Proyek bagi Pelaksana Konstruksi (Penyedia Jasa) perlu disusun setelah rekanan
tersebut ditunjuk selaku pelaksana proyek (Pemenang Lelang). Pada hakekatnya pelaksanaan
proyek didalam suatu perusahaan, hanyalah merupakan satuan tugas yang khusus akan
menangani proyek bersangkutan, sebagai sub kordinasi dari tugas pokok dan fungsi perusahaan
yang telah mengadakan kontrak kerjasama dengan pihak/instansi lain pemilik proyek yang
dimaksud.

1. Pengelolaan Pelaksanaan Proyek ( Manajemen Proyek )


Pengelolaan pelaksanaan proyek dilakukan melalui pendayagunaan potensi sumber daya /
kinerja secara optimal dengan tujuan tercapainya hasil pekerjaan yang tepat guna, tepat
waktu dan tepat mutu, serta dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pemilik
proyek, pengguna hasil pekerjaan proyek dan tentu saja dapat memberikan keuntungan
bagi pelaksana proyek tersebut.
Bentuk pendayagunaan sumber daya / kinerja dimaksud, sebagai berikut :
a. Sumber Daya Manusia
Pemanfaatan sumber daya manusia yang setidaknya memenuhi persyaratan berikut :
➢ Berkompeten pada bidang pekerjaannya
➢ Memiliki inisiatif dan kreatif
➢ Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan
➢ Mau bekerja keras dan pantang menyerah

Posisi dalam pelaksanaan proyek meliputi bidang tugas :


➢ Manajerial
➢ Teknik
➢ Administrasi
➢ Keuangan
➢ Pelaksanaan lapangan

b. Sumber Daya Bahan


Pemanfaatan sumber daya bahan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan untuk
setiap item pekerjaan meliputi :
➢ Material lokal
➢ Material pabrikan
➢ Material terangkai

Hal pokok yang akan diperhatikan dalam pengadaan bahan adalah :


➢ Tersedia beberapa alternatif sumber material (pemasok, toko, pabrik,
workshop)
➢ Tersedia seperangkat daftar harga material dari beberapa sumber
➢ Kuantitas material di pasaran tersedia untuk memenuhi kebutuhan proyek
➢ Kualitas material yang dibutuhkan memenuhi Spesifikasi
➢ Kontinuitas pemasokan material dapat menjamin kebutuhan setiap saat

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 3
Tahun 2023
c. Sumber Daya Peralatan
Penggunaan peralatan dimaksudkan untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan,
dengan lebih mempertimbangkan optimalisasi terhadap ”BMW” yakni Biaya, Mutu dan
Waktu.
Dengan demikian peralatan disiapkan secara selektif menurut pertimbangan :
➢ Kegunaan alat sesuai dengan pekerjaan
➢ Jenis alat sesuai dengan Volume Pekerjaan
➢ Operator/petugas yang mampu mengoperasikan alat bersangkutan
➢ Keandaian dan produktifitas alat
➢ Biaya operasional penggunaan alat dibandingkan produktifitasnya

Tipologi peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek meliputi :


➢ Peralatan berat
➢ Angkutan mobilisasi/demobilisasi bahan / material
➢ Peralatan standar untuk pelaksanaan konstruksi bangunan
➢ Peralatan baku masing-masing Tukang
➢ Peralatan komunikasi
➢ Peralatan pendukung kegiatan administrasi pelaporan

d. Sumber Daya Finansial


Pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan yang menuntut kemampuan
profesional. Proyek pelaksanaan konstruksi bukanlah komoditas dagangan yang siap
diperjual belikan dimana saja, kapan saja, kepada siapa saja. Oleh karena itu dalam
pelaksanaannya diperlukan Sumber daya Finansial, sekalipun hanya berupa modal awal
bekerja. Modal awal akan kami siapkan dan dialokasikan untuk menutupi biaya
pekerjaan persiapan, uang muka pemesanan bahan serta pembelian atau peminjaman
peralatan, hingga diperoleh angsuran pembayaran dari proyek. Selanjutnya prestasi
fisik lapangan terus dipacu agar dapat segera ditagihkan pengangsurannya, sehingga
cash flow proyek benar-benar dapat dijalankan.
Gambaran pengelolaan sumber daya finansial dalam pelaksanaan konstruksi proyek
secara keseluruhan, diwujudkan dalam kerangka alokasi pembiayaan berikut :
➢ Pembiayaan Manajemen Rutin kantor perusahaan, merupakan bentuk konstruksi
biaya setiap proyek bagi kebutuhan rutin perusahaan
➢ Pembiayaan Manajemen Proyek merupakan bentuk biaya tak langsung terhadap
pelaksanaan Proyek.
➢ Pembiayaan Konstruksi Proyek, merupakan bentuk biaya langsung terhadap
pelaksanaan proyek
➢ Sisa Hasil Usaha, merupakan keuntungan yang diperoleh atas pengelolaan
pelaksanaan konstruksi proyek, dengan perhitungan adalah nilai netto proyek
dikurang jumlah seluruh pembiayaan tersebut.

e. Rencana Kerja
Rencana kerja dipersiapkan dan disusun sebagai panduan bagi seluruh kinerja Tim
Pelaksana Proyek, agar pelaksanaan kegiatan bisa tepat guna dan berhasil guna.
Rencana kerja memuat substansi sebaga berikut :
➢ Jadwal pelaksanaan kegiatan dan Network Planning
➢ Strategi dan tata cara penanganan berbagai persoalan dalam pelaksanaan kegiatan
lapangan
➢ Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian Tugas masing-
masing, berikut rencana dan jadwal waktu rencana untuk kebutuhan tenaga kerja
lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, laden)

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 4
Tahun 2023
➢ Rencana dan jadwal waktu rencana untuk kebutuhan bahan, peralatan dan finansial
➢ Sistem dan mekanisme koordinasi kerja secara internal dan eksternal

2. Seleksi Material dan Peralatan


Seleksi material dan peralatan merupakan faktor penunjang kesuksesan dalam suatu
tatanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk
memperoleh tepat guna, daya guna dan hasil guna terhadap pelaksanaan pekerjaan
dimaksud. Dengan demikian hendaknya persoalan yang terkait dengan penggunaan material
dan peralatan sudah dapat diantisipasi dan ditentukan sebelum kegiatan dilakukan.
Sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan material dan peralatan dalam
proyek dapat ditekan. Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini
hendaknya berpedoman kepada:
a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan, untuk menentukan
jenis material dan peralatan yang sesuai secara teknis dan biaya. Di tingkat lapangan,
material dan peralatan tersebut diseleksi lagi kualitas dan kelayakannya oleh Site
Engineer / Team Leader.
b. Material yang akan digunakan diajukan contoh terlebih dahulu dan dimintakan secara
tertulis persetujuan dari Konsultan Pengawas (Supervisi), Konsultan perencanan serta
Pengguna Jasa. Waktu pengajuan harus cukup tersedia, untuk antisipasi apabila terjadi
perubahan jenis material.
c. Dilakukan pemesanan ( delivery order ) kebutuhan material dan peralatan ke lokasi,
yang disesuaikan dengan jadwal pekerjaan dan diusahakan sesuai dengan jadwal yang
direncanakan. Jumlah material tidak boleh kurang dari volume yang sudah dihitung,
bahkan untuk mengantisipasi kerusakan dan kekurangan material di lapangan
sebaiknya dilakukan tambahan pesanana kebutuhan.
d. Tes Laboratorium di lakukan terhadap bahan yang dibuat seperti cor beton dengan
mutu tertentu untuk mengantisipasi secara dini mutu/kualitas bahan.
e. Mobilisasi alat berat dan peralatan lainnya yang diperlukan di lokasi sesuai dengan
kebutuhan dan waktu yang direncanakan sebelum pekerjaan dilaksanakan, begitu pula
dengan mobilisasi tenaga kerja (setempat) maupun tenaga kerja inti.

IV. HUBUNGAN FUNGSIONAL DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini terlibat beberapa pihak dalam posisi dan fungsi masing-
masing yang pada dasarnya memiliki komitmen bersama atas kelancaran dan kesuksesan
pelaksanaan proyek dimaksud. Namun demikian perhatian utama tetap ditujukan kepada Pihak
Penyedia Jasa Pelaksana, sehubungan dengan perannya yang secara langsung dalam
pengerahan dan pengolahan seluruh kinerjanya sehingga pekerjaan ini dapat terwujud.
Keterlibatan antar pihak ini tercermin di dalam hubungan fungsional dengan kapasitas yang
bervariasi, ditunjukkan adanya 3 (tiga) macam garis hubungan yakni : garis instruksi, garis
konsultasi, dan garis koordinasi. Hal ini tidak dapat dibandingkan secara langsung terhadap
hubungan kerjasama kontraktual antara Penyedia Jasa Pelaksana dengan Pemimpin Proyek
yang memiliki kesetaraan secara hukum.

SISTEM KOORDINASI PERSONIL DI LAPANGAN :


Sistem koordinasi pesonil di lapangan, adalah seperti digambarkan pada Struktur Organisasi
Personil di Lapangan. Struktur Organisasi Personil di Lapangan tersebut nantinya secara jelas
menggambarkan hal-hal yang mengandung koordinasi personil sebagai berikut :

1. Manajer Proyek
- Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 5
Tahun 2023
- Membuat rencana kerja pelaksanaan untuk kemudian dijelaskan kepada personil yang
ada di lapangan.
- Memimpin pelaksanaan rapat internal dalam lingkup proyek.
- Memeriksa, merevisi, dan memutakhirkan Rencana Mutu Kerja (RMK).
- Memantau penanganan terhadap material yang dipasok.
- Bertanggung jawab apabila terdapat perubahan-perubahan rencana pelaksanaan
(terhadap kontrak).
- Mewakili perusahaan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pihak luar, seperti
Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas, serta instansi - instansi luar proyek.
- Menerapkan serta melakukan pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja.
- Mengadakan pembinaan pada setiap karyawan demi peningkatan kemampuan secara
optimal pada bidang tugasnya masing-masing.
- Mengatur hubungan antara staf dengan pihak luar agar selalu harmonis sehingga
memperlancar pekerjaan.
- Menempatkan personil yang cakap selama masa pembangunan proyek sampai serah
terima pekerjaan.
- Memelihara bukti-bukti kerjanya.

2. Manajer Teknik
- Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan teknis di lapangan.
- Bertanggung jawab terhadap kualitas, kuantitas semua bahan yang digunakan selama
pekerjaan berlangsung.
- Menerima perintah dan tugas untuk menguji semua material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan proyek. Material tersebut antara lain bahan campuran beton, bahan
campuran aspal, baja tulangan, lapis pondasi agregat, timbunan, pasangan batu belah,
dan lain-lain sesuai yang tertera dalam dokumen kontrak.
- Melaksanakan pengujian-pengujian di laboratorium terhadap bahan / material serta
benda uji lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.
- Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dan menyiapkan bahan yang dibutuhkan
untuk pengujian.
- Mempelajari tata cara pelaksanaan pekerjaan dan mengevaluasi mutu setiap material
yang telah diuji.
- Memberikan laporan terhadap hasil pekerjaan mengenai kualitas hasil pekerjaan dan
kontrol waktu pelaksanaan-pelaksanaan.
- Memelihara bukti-bukti kerjanya.

3. Manajer Keuangan
- Bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan keuangan selama pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
- Bertanggung jawab terhadap cashflow proyek selama pekerjaan berlangsung.
- Menerima perintah dan tugas untuk mengatur alur keluar masuk cashflow yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proyek.
- Menyiapkan segala biaya yang dibutuhkan dalam pembelian material, peralatan,
penyediaan K3, pembayaran tenaga kerja dan biaya-biaya lainya yang telah tertuang
dalam dokumen kontrak pekerjaan.
- Memberikan laporan keuangan terhadap hasil pekerjaan dari awal sampai selesainya
pelaksanaan pekerjaan.
- Memelihara bukti-bukti kerjanya.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 6
Tahun 2023
4. Ahli / Petugas K3
- Melaksanakan detail program kerja berdasarkan program mingguan/harian yang dibuat
oleh Manajer Proyek.
- Melaksanakan persiapan pelaksanaan K3.
- Menerapkan ketentuan K3.
- Menerapkan ketentuan pengendalian lingkungan kerja.
- Menerapkan program K3 di lapangan.
- Memelihara bukti-bukti kerjanya.

V. IDENTIFIKASI TERHADAP PROYEK

V.1. Nama, Lokasi dan Lingkup Pekerjaan Proyek


Nama Proyek ini adalah
PENANGANAN LONG SEGMENT DEPOK – MERGOLANGU (NON ASPAL)
Lingkup Pekerjaan yang berlokasi di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo Tahun
Anggaran 2023.

V.2. Jenis Pekerjaan


Jenis Pekerjaan secara garis besar meliputi :

A. DIVISI 2. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)


1. Penyiapan Dokumen Penerapan SMKK
2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
3. Alat Pelindung Diri (APD)
4. Asuransi dan Perizinan terkait Keselamatan Konstruksi
5. Personel Keselamatan Konstruksi
6. Fasilitas Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan
7. Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang diperlukan atau manajemen Lalu Lintas
8. Kegiatan dan Peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi

B. DIVISI 2. DRAINASE
1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2. Pasangan Batu dengan Mortar

C. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


1. Galian Biasa
2. Timbunan Pilihan Dari Galian

D. DIVISI 7. STRUKTUR
1. Beton,fc’ 15 Mpa
2. Pasangan Batu

E. DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN


1. Marka Jalan Termoplastik

F. DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA


1. Galian pada Saluran Air atau Lereng untuk Pemeliharaan
2. Pengendalian Tanaman (2 X selama masa pelaksanaan)

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 7
Tahun 2023
V.3. Situasi Lingkungan Proyek
V.3.1. Wujud dan Letak Site Proyek
Wujud existing site proyek saat ini berupa jalan aspal di bebeberapa titik
berlubang.
V.3.2. Ketersediaan Fasilitas dan Utilitas
Keberadaan site proyek berada di jalan, sehingga akses penempatan material
bisa disekitar lokasi pekerjaan.

VI. KERANGKA PELAKSANAAN PEKERJAAN

VII.1. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan


( Bagian Dari Pekerjaan Penunjang )
Pekerjaan persiapan yang merupakan bagian dari Pekerjaan Penunjang adalah saat
pelaksanaan pekerjaan akan dimulai, dimana harus dilakukan beberapa tahapan
pelaksanaanpekerjaan persiapan dan penunjang yang meliputi :
• Penandatanganan Naskah Dokumen Kontrak, SPMK, dan lain-lain oleh kedua
belah pihak
• Mobilisasi Bahan dan Alat
• Pembersihan Site, Peralatan Site dan lain-lain
• Pembuatan Direksi Keet
• Pembuatan Los Kerja dan Gudang Bahan
• Penyediaan Listrik Kerja
• Penyediaan Air kerja
• Penyediaan Perlengkapan Keselamatan Pekerja dan P3K
• Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
• Pemasangan papan nama Proyek
• Pekerjaan Pengukuran Ulang / Uitzet
• Test Laboratorium
• Pekerjaan Pemasangan Patok Ukur dan Papan Bangunan (Bouwplank)
• Dokumentasi / Pelaporan

VII.2. Dokumen Kontrak


Isi :
Surat Perjanjian Pelaksanaan Pemborongan :
• SPMK
• Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak)
• Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan
• Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
• Dan lain-lain (Kelengkapan Administrasi)

VII.3. Mobilisasi Alat dan Perlengkapan


Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dimulai, terlebih dahulu harus
dilakukan Mobilisasi Alat serta Perlengkapan yang dibutuhkan dan sesuai dengan
keperluannya yang meliputi :
• Dump Truck
Digunakan untuk mengangkut material galian dan material – material lain yang
akan digunakan di dalam pelaksanaan pekerjaan
• Excavator
Menggali dan houling tanah sesuai dengan yang dibutuhkan.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 8
Tahun 2023
• Concrete Vibrator
Digunakan sebagai penggetar pada saat pengecoran beton.
• Stamper
Digunakan sebagai pemadat tanah.
• Beton Molen
Digunakan sebagai pencampur material beton.
• Alat pertukangan
Alat Pertukangan merupakan peralatan penunjang lainnya seperti : gergaji
kayu, palu, waterpass, bor listrik, mesin step dan lain-lain merupakan alat
bantu.
• Theodolit dan Waterpass
Digunakan sebagai alat pengukuran untuk menentukan titik titik awal
pelaksanaan yang nantinya diberi patok – patok dari kayu sebagai tanda di
lapangan.
• Alat Perlengkapan
Cangkul, sekop, linggis, mesin las, alat-alat bor dan lain-lain merupakan
peralatan bantu dalam berbagai hal sesuai kebutuhan.

VII.4. Pembersihan Site


Pembersihan Lokasi Site
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Site/Lahan yang akan dilaksanakan harus
dibersihkan dari sampah, rumput dan puing-puing yang akan mengganggu pada tapak
bangunan termasuk pembongkaran pondasi bangunan lama yang sudah di bongkar
apabila ada.
Pembersihan Site dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu secara manual dan
atau secara mekanik, dikumpulkan kemudian diangkut truk ringan dan dibuang ke luar
areal lokasi pekerjaan yang kemudian diratakan serta dipadatkan itupun harus
disepakati oleh Direksi dan Pengawas.
Pembersihan akhir pekerjaan berupa puing-puing batu, pasir, potongan-potongan kayu,
kotoran dari adukan, semen dan lain-lain harus dibersihkan dan disingkirkan dari lokasi
dan bangunan konstruksi pekerjaan.

VII.5. Pembuatan Direksi Keet


Sebelum melangkah kepada pekerjaan Fisik Bangunan akan dibuat Direksi keet
(Penyedia Jasa Keet) dan Los Kerja. Untuk penempatan Direksi keet akan ditempatkan
pada areal yang strategis terhadap pekerjaan dan tidak mengganggu kelancaran
kendaraan logistik ke dan ari Lokasi Pekerjaan.
Direksi Keet (Penyedia Jasa Keet) yang kami bangun akan kami sesuaikan dengan
kebutuhan, dikarenakan dalam pekerjaan ini tidak ada anggaran untuk pembuatan
Direksi Keet.

VII.6. Pembuatan Los Kerja dan Gudang Bahan


Disamping Direksi Keet ( Penyedia Jasa Keet ) kami juga akan merencanakan secara
baik Gudang Bahan dan Los Kerja yang terdiri dari :
• Los Kerja untuk Bekisting
• Los Kerja untuk Peralatan dan Alat Bantu

VII.7. Air Kerja


Penyediaan Air Kerja untuk Pekerjaan ini direncanakan dengan menggunakan air yang
di datangkan dari luar lokasi dan atau menggunakan air dari daerah sekitar, hal ini

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 9
Tahun 2023
harus didiskusikan terlebih dahulu dengan pihak konsultan dan Pengguna Jasa pada saat
akan dimulainya pekerjaan persiapan.
Air kerja tersebut harus benar-benar bersih terbebas dari zat-zat kimiawi, serta zat-zat
organik lainnya yang dapat membahayakan manusia serta bangunan.
Untuk menjamin kebersihan air tersebut terlebih dahulu agar dilakukan penyaringan
dan tes laboratorium.

VII.9. Papan Nama Proyek


Papan nama proyek dibuat dari kayu papan dan diberi tulisan tentang informasi
pekerjaan yang akan berlangsung serta dipasang di lokasi yang mudah dilihat secara
umum. Pemborong akan menyediakan, memasang dan memelihara sedikitnya 1 (satu)
papan nama proyek, dengan informasi sebagai berikut :
• Nama Proyek , nomor kontrak dan jangka waktu pelaksanaan dan waktu
pemeliharaan
• Target Pekerjaan
• Nama Pengguna Jasa yang Bertanggung Jawab.
• Nama Konsultan Pelaksana Proyek (apabila diawasi konsultan)
• Nama Penyedia Jasa
• Biaya pekerjaan / nilai kontrak
• Kontak Person Penyedia Jasa

VII.10. Uitzet / Pengukuran Kembali


Pekerjaan pengukuran kembali ini akan kami laksanakan secara bersamaan dan
simultan di lokasi sehingga pekerjaan persiapan dapat selesai pada saat bersamaan dan
simultan pula. Pengukuran ulang perlu dilaksanakan untuk ceking kembali antara
ukuran yang ada pada gambar rencana tehadap keadaan lahan yang akan dibangun.
Untuk memulai pelaksanaan Pekerjaan ini, yang pertama kali harus dilakukan ialah
Pekerjaan Pengukuran dengan cara membuat suatu titik tolak / titik duga yang
disebut BM ( Bench Mark ) berupa patok kayu setinggi 100 cm dari muka tanah asli dan
ditulisi dengan cat dengan ditanam dengan ditanam dengan kuat sedalam 100 cm ,
untuk permukaan atas ( STA + 0.00 ) adalah permukaan bangunan seperti tertera dalam
gambar kerja ataupun apabila BM sudah ada disekitar lokasi, maka kami akan
menggunakannya sebagai titik acuan atau BM proyek ini agar seragam dengan bangunan
yang sudah ada.
Bench Mark ( BM ) merupakan titik tetap sebagai referensi ukuran posisi horisontal dan
posisi vertikal semua detail di dalam site dan sekitarnya. Selanjutnya dapat dilakukan
pengukuran dengan menggunkan benang-benang, unting-unting, penyipat datar serta
alat ukur biasa.
Bench Mark ( BM ) tersebut harus dijaga dan dipelihara mulai dari saat pelaksanaan
hingga berakhirnya pekerjaan. Untuk mencapai keakuratan pengukuran untuk posisi
horizontal digunakan alat ukur Theodolith T.2 / waterpass, sedangkan untuk posisi
vertikal dengan alat ukur Waterpass / Unting-unting.
Hal ini sangat penting dilakukan untuk menghasilkan akurasi bangunan serta kemiringan
saluran drainase yang merupakan masalah rumit bagi sebuah bangunan, kami
akanmembuat Patok Ukur ( BM ) ini sebanyak yang dibutuhkan sesuai yang disyaratkan.

VII.11. Rambu Pengaman Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Dalam melaksanakan setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal
sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan untuk selalu mengutamakan
keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu penyedia jasa wajib menyediakan :
Alat pelindung diri

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 10
Tahun 2023
• Alat pelindung kerja
• Asuransi dan perijinan
• Fasilitas sarana kesehatan
• Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja
• Hal lain terkait pengendalian resiko K3

VII.12. Penyedia Jasa wajib melaksanakan SOP Pencegahan Penularan COVID-19, diantaranya :
• Cek Kondisi Kesehatan Pekerja
Apabila terdapat gejala batuk, bersin, radang disertai dengan sesak napas
segera konsultasikan ke dokter atau rumah sakit terdekat.
• Cek Suhu Pekerja
Apabila ditemukan pekerja dengan suhu tubuh diatas 37,5˚ C disarankan untuk
tidak terlibat dalam proses pelaksanaan konstruksi
• Cek Kondisi Kesehatan Pekerja
• Pembatasan pekerja konstruksi dengan jarak 1-2 meter, serta pembagian
jumlah tenaga kerja dan shift kerja
• Rajin mencuci tangan
• Membersihkan diri dengan menyemprotkan disinfektan ke pakaian, sepatu/alas
kaki.
• Perlengkapan kesehatan (Hand Sanitizer, Masker)

VII.13. Dokumen Pelaporan


Penyedia Jasa dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan pekerjaan, diawasi oleh
Konsultan pengawas yang bertugas melakukan pengawasan pekerjaan Penyedia Jasa,
dan diwajibkan untuk melaksanakan Rapat Berkala yang diadakan oleh Konsultan
pengawas yang dihadiri oleh Pihak Pengelola Proyek.
Dalam hal ini Penyedia Jasa diwajibkan untuk :
• Membuat Laporan Harian yang berisi :
o Jenis pekerjaan yang dilaksanakan
o Bahan-bahan yang digunakan
o Alat-alat yang digunakan / didatangkan
o Jumlah tenaga yang digunakan
o Keadaan cuaca pada hari bekerja
o Progress pekerjaan
o Menyediakan Buku Harian sesuai dengan petunjuk Direksi dan direkap dalam
Laporan Mingguan an Laporan Bulanan
• Membuat Dokumetasi /Foto Pekerjaan
Pemotretan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan minimum 3 (tiga) kali,
yakni ketika pekerjaan mencapai prestasi : 0 %, 50 %, 100 %. Dengan pengambilan
gambar pada titik / posisi yang tetap sama.

VII. METODE TEKNIS PELAKSANAAN

VII.1 Galian tanah biasa / galian tanah untuk saluran air


Galian tanah biasa / galian tanah untuk saluran air
1. Penetapan titik pengukuran yang mencakup panjang, dimensi, dan pemasangan
propil.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 11
Tahun 2023
2. Pekerjaan galian dilakukan secara manual maupun dengan alat berat excavator
untuk membentuk bangunan sesuai gambar.
3. Galian tanah dilaksanakan untuk galian tanah biasa konstruksi pekerjaan Dinding
Penahan Tanah (DPT), galian untuk saluran pasangan dengan mortar, serta galian
untuk pembuatan saluran tanah baru.
4. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila ini terjadi
pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa
biaya tambahan dari Pengguna Jasa.
5. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat di dalam atau di dekat tanah galian
seperti akar atau tunas pohon, sisa kayu-kayuan, bekas bongkaran, batu-batuan
dan sebagainya harus dikeluarkan dan disingkirkan.
6. Pekerjaan galian tanah harus dikerjakan secara cermat dan hati-hati, hindari
aktivitas yang dapat menggangu utilitas fasilitas umum (pipa PDAM, kabel PLN,
dsb). Apabila pada saat penggalian terjadi hal yang mengakibatkan berkurangnya
fungsi utilitas umum, maka penyedia jasa wajib mengembalikan fungsi utilitas yang
bersangkutan seperti semula dengan biaya sepenuhnya dibebankan kepada
penyedia jasa.
7. Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor, penyedia jasa harus melakukan
tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau cara lain yang
dapat mencegah timbulnya longsoran.
8. Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat longsornya tanah, dengan alasan apapun
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

VII.2 Timbunan pilihan dari sumber galian


1. Material timbunan berasal dari hasil sumber timbunan tanah dari luar lokasi
pekerjaan.
2. Timbunan tanah dilaksanakan sesuai dengan garis rencana dan tingkatan yang
tertera dalam gambar rencana.
3. Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis sehingga kepadatannya dapat semaksimal
mungkin.
4. Pemadatan timbunan tanah secara merata di seluruh areal timbunan, dengan
menggunakan alat bantu pemadat tanah (tandem roller).
5. Tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuhan dan segala macam sampah
atau kotoran, tanah urugan harus berasal dari jenis tanah berbutir (tanah ladang
atau berpasir atau tidak terlalu basah).
6. Urugan tanah harus dikerjakan sepadat mungkin dengan menggunakan mesin
pemadat (tandem roller) dan tidak dibenarkan jika pemadatan hanya dilakukan
menggunakan timbris.
7. Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan, pada dasarnya akan
ditentukan dan dilakukan dibawah konsultan pengawas, menurut ketinggian, lebar
dan kedalaman yang diperlukan.
8. Pelaksanaan pekerjaan urugan harus dilakukan dengan menggunakan mesin gilas
lapis demi lapis. Setiap lapis tidak boleh lebih tebal dari 20 cm.
9. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari tempat-
tempat yang akan ditentukan oleh direksi/konsultan pengawas.

VII.3 Pasangan Mortar


a. Pasangan Mortar untuk Saluran Pasangan
1. Pasir dibersihkan dari semua kotoran
2. Air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 12
Tahun 2023
3. Pasir dimasukan ke dalam molen, kemudian semen dan diaduk sampai pasir dan
semen bercampur
4. Setelah itu masukan air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi
molen masih mengaduk
5. Aduk terus sampai spesi matang / campuran semen, pasir dan air merata
6. Pasang batu mortar dengan adukan sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang
luar pasangan tersebut rata
7. Batu belah disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu mortar tidak mudah
retak / patah dan berongga besar, sedangkan untuk batu di bagian muka agar
pemasangannya dapat di tata sehingga akan tampak lebih rapi.
8. Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan
saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda
lebih dari 3 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau
disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang
yang ditentukan atau disetujui.

b. Plesteran dan acian untuk Pasangan Mortar


1. Basahi permukaan pasangan mortar dengan menggunakan air sampai basah dan
rata dalam kondisi jenuh air.
2. Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk
keperluan penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali
ketegakan dan kerataanya, ketebalan plesteran disesuaikan dengan rencana
ketebalan plesteran 1 cm.
3. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan, selalu mengecek kerataannya.
4. Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama ± 7 hari agar
tidak terjadi keretakan.
5. Baru setelah itu dilakukan pekerjaan acian dengan bahan semen (pc) dicampur
dengan air.
6. Pekerjaan pasangan mortar ini sudah menjadi satu kesatuan antara pasangan
mortar dengan batu belah, plesteran dan acian.

VII.4 Pasangan Batu untuk Talud


a. Pasangan Batu untuk Talud
1. Pasir dibersihkan dari semua kotoran
2. Air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah
3. Pasir dimasukan ke dalam molen, kemudian semen dan diaduk sampai pasir dan
semen bercampur
4. Setelah itu masukan air bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi
molen masih mengaduk
5. Aduk terus sampai spesi matang / campuran semen, pasir dan air merata
6. Pasang batu belah dengan adukan sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang
luar pasangan tersebut rata
7. Batu belah disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu belah tidak mudah
retak / patah dan berongga besar, sedangkan untuk batu di bagian muka agar
pemasangannya dapat di tata sehingga akan tampak lebih rapi.

b. Plesteran dan acian untuk Talud


1. Basahi permukaan pasangan batu belah dengan menggunakan air sampai basah
dan rata dalam kondisi jenuh air.
2. Pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk
keperluan penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 13
Tahun 2023
ketegakan dan kerataanya, ketebalan plesteran disesuaikan dengan rencana
ketebalan plesteran 1 cm.
3. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan, selalu mengecek kerataannya.
Pekerjaan ini hanya pada permukaan atas dan sudut sponengan permukaan atas
Talud.
4. Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama ± 7 hari agar
tidak terjadi keretakan.
5. Baru setelah itu dilakukan pekerjaan acian dengan bahan semen (pc) dicampur
dengan air pada lokasi permukaan dan sponengan saja.
6. Pekerjaan plesteran siar dipasang disela-sela antara batu belah tampak dari
muka.

VII.5 Beton fc’


Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan
suatu elemen srtuktur yang telah dipasangi Begisting.
1. Pengecoran Beton.
• Adukan beton harus secepatnya dibawa ke lokasi pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan
adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain
dari luar.
• Penggunaan alat-alat pengangkut mesin harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke lokasi pekerjaan.
• Semua alat pengangkut yang digunakan harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan
yang mengeras.
• Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan konsultan pengawas.
• Setiap kali mengaduk beton, penyedia jasa diwajibkan melaksanakan pengujian
slump seperti yang ditentukan dalam PBI 1971. Hasil pengujian slump tersebut
terletak dalam batas-batas yang ditentukan dalam PBI 1971 (max 12 cm), biaya
seluruh rangkaian pengujian tersebut sepenuhnya di tanggung oleh penyedia
jasa.
• Sebelum pengecoran dimulai, bidang kerja yang akan dicor harus dibersihkan dari
segala macam kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan
dibasahi dengan air semen.
• Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan
agregat.
• Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti).
• Adukan yang ditinggalkan dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari
mesin adukan beton dan adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak
diperkenankan untuk dipakai dalam pengecoran.
• Pada pengecoran baru (sambung antara beton lama dan beton baru), maka
permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan
menyikat sampai aggregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen dan
selanjutnya seperti yang telah dijelaskan sebelumya.
• Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat persetujuan
konsultan pengawas.
• Pengecoran beton dengan harga kerakteristik (k) yang berbeda harus dilakukan
seperti harga karakteristik yang dicantumkan dalam gambar.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 14
Tahun 2023
• Beton harus secepat mungkin dituang setelah pengadukan dan dilakukan
sedemikian rupa sehingga dapat menghindari pengendapan aggregat dan
penggeseran posisi tulangan. Pengecoran harus dilangsungkan secara kontinyu
diantara siar pelaksanaan (Construction joints) yang telah disetujui.

2. Pemadatan beton.
• Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan. Penyedia jasa harus menyediakan vibrator untuk
menjamin effisiensi tanpa adanya penundaan.
• Penggunaan vibrator tidak boleh tegak lurus terhadap bidang cor.
• Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan
aggregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.
• Beton harus dicorkan lapis demi lapis dengan tidak melebihi 50 cm tebalnya.
Lapis-lapis ini harus dijaga supaya mempunyai daya ikat yang baik antara satu
dengan yang lain.

3. Curing dan Perlindungan Atas beton.


• Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
• Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah, selama 4 hari dengan
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton
tersebut. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan.
• Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.

4. Bekisting
• Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting
atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor, serta pada
saat dibongkar mudah dan tidak merusak konstruksi beton
• Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
• Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terentang atau multiplex.
• Plastik yang berfungsi sebagai pelapis agar pada saat pengecoran air semen tidak
cepat merembes ke dalam tanah.
• Pembukaan bekisting setelah beton berusia 3-4 hari.
• Pembongkaran acuan dilakukan sesuai dengan PBI 1971 dimana bagian konstruksi
yang dibongkar acuannya harus telah dapat memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaanya.
• Pekerjaan pembongkaran acuan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh
konsultan pengawas.
• Apabila setelah acuan dibongkar ternyata didapati ada bagian-bagian beton yang
keropos atau cacat lainnya yang akan mempengaruhi kekuatan kontruksi
tersebut, maka Penyedia jasa harus segera memberitahukan kepada konsultan
pengawas untuk meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau menut-
upnya.
• Semua resiko yang tejadi sebagai akibat pekerjaan tersebut dan biaya-biaya
pengisian atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab penyedia
jasa.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 15
Tahun 2023
VII.6 MARKA JALAN TERMOPLASTIK

Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus
menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus
bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu. Penyedia Jasa harus
menghilangkan dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap
marka jalan lama baik termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan
lapisan cat baru.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan


• Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus
dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum digunakan
agar suspensi pigmen merata di dalam cat.
• Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal
kurang dari 1 bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali diperintahkan lain
oleh Pengawas Pekerjaan. Selama masa tunggu yang disebutkan di atas, pengecatan
marka jalan sementara (pre-marking) pada permukaan beraspal harus dilaksanakan
segera setelah pelapisan.
• Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada permukaan
perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi sebelum pelaksanaan
pengecatan marka jalan.
• Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan
zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan
mesin sendiri, jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan katup
mekanis yang mampu membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang
menerus (tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima
Pengawas Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan suatu
lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38 milimeter untuk
“cat bukan termoplastik” dan tebal minimum 1,50 mm untuk “cat termoplastik”
belum termasuk butiran kaca (glass bead) yang juga ditaburkan secara mekanis,
dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) pada lebar ran-cangan yang sesuai.
Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat termoplastik harus
dilaksanakan pada temperatur 204 - 218 C.
• Bilamana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka Pengawas Pekerjaan dapat
mengizinkan pengecatan marka jalan dengan cara manual, dikuas, disemprot dan
dicetak dengan sesuai dengan konfigurasi marka jalan dan jenis cat yang disetujui
untuk penggunaannya.
• Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah
pelaksanaan penyemprotan atau penghamparan cat. Butiran kaca (glass bead) harus
ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua jenis cat, baik untuk “bukan
termoplastik” maupun “termoplastik”.
• Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini dapat
dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas jejak roda serta
kerusakannya lainnya.
• Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan memenuhi
ketentuan baik siang maupun malam hari harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa atas
biayanya sendiri.
• Ketentuan dari Seksi 1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas harus diikuti
sedemikian sehingga rupa harus menjamin keamanan umum ketika pengecatan
marka jalan sedang dilaksanakan.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 16
Tahun 2023
VIII. MANAJEMEN LALU LINTAS

Demi kelancaran di dalam pekerjaan dan tidak mengganggu lalu lintas kendaraan yang
melintas, diadakan penmpatkan personil khusus untuk mengatur lalu lintas di sekitar lokasi
pekerjaan. Juga harus menerapkan metode buka tutup jalan sehingga diharapkan pekerjaan
bisa terus berjalan dan pengguna lalu lintas juga bisa lewat.
Disamping itu juga menempatkan rambu - rambu lalu lintas dan peringatan bahwa disitu sedang
dilaksanakan pekerjaan jalan dan menghimbau kepada pengguna jalan supaya mengurangi
kecepatan dan berhati - hati selama melintas di lokasi tersebut.
Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus dicampur
terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum digunakan agar suspensi pigmen
merata di dalam cat.

IX. MANAJEMEN KUALITAS

Tujuan dari kontrol kualitas adalah agar kualitas struktur yang dihasilkan sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Pengontrolan terhadap kualitas sangat penting untuk
menjamin kekuatan struktur yang telah direncanakan. Pengontrolan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:

1. Kontrol kualitas bahan


Struktur yang baik terbuat dari bahan-bahan yang memenuhi syarat-syarat kualitas yang
ditetapkan. Demikian pentingnya pengendalian kualitas bahan maka material yang
digunakan dalam proyek ini harus diuji secara visual dan test laboratorium.
Hasil pekerjaan dipengaruhi oleh mutu dan kualitas bahan sehingga diperlukan
pengawasan dalam hal :
1. Ketersediaan bahan:
Tersedianya bahan sesuai dengan spsifikasi, termasuk didalamnya persetujuan di
masing-masing pihak yang terlibat terhadap mutu dari bahan-bahan tersebut.
2. Jadwal pengadaan bahan:
Jadwal pengadaan bahan harus tepat, karena seluruh waktu yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan saling tergantung satu sama lain.
3. Penerimaan bahan:penerimaan bahan hendaknya diawasi dan dicek secara teliti agar
mutu dari bahan yang diperoleh sesuai dengan mutu bahan yang direncanakan
sebelumnya.
4. Pemakaian bahan: kontrol mutu bahan saat pemakaian bahan dilakukan dengan cara
pengujian kualitas bahan bangunan yang akan digunakan.

2. Kontrol kualitas pekerjaan


Pengendalian ini untuk mengontrol apakah hasil pelaksanaan telah memenuhi standard
dan spesifikasi yang telah ditentukan. Sehingga bila terjadi kesalahan atau kekurangan
bisa diperbaiki, dan untuk mencegah kesalahan bisa terjadi selanjutnya.
Metode-metode yang bisa dilakukan dalam melakukan pengawasan kualitas mutu
pekerjaan antara lain:
1. Pengawasan Langsung secara visual
2. Pengukuran langsung dilapangan
3. Kontrol dengan hitungan
4. Pengujian di lapangan.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 17
Tahun 2023
Kontrol kualitas pekerjaan dilakukan untuk mengawasi hasil pekerjaan yang telah
dilakukan. Demi menjaga Kualitas dan mutu pekerjaan, segala bentuk material yang akan
digunakan untuk di uji coba terlebih dahulu pada laboratorium independent guna
mengetahui mutu dari bahan / material tersebut. Apakah material tersebut memenuhi
syarat spesifikasi atau tidak. Apabila didapati material tersebut tidk sesuai spesifikasi
maka akan segera diganti menggunakan material baru yang memenuhi spesifikasi dengan
pengujian terlebih dahulu.

3. Kontrol kualitas peralatan


Pengendalian kualitas peralatan terutama ditujukan kepada pengawasan bidang
peralatan terhadap peralatan yang ada. Pengawasan bidang peralatan berupa pencatatan
kondisi alat setiap hari dapat memaksimalkan fungsi alat, karena alat yang dipakai lebih
dari umur kerjaannya dapat menurunkan produktivitas alat tersebut.
Peralatan yang digunakan sudah dipersiapkan dan dipastikan dalam kondisi yang baik.
Adapun utnuk alat yang memungkinkan untuk sewa, juga sudah mengecek. Untuk
memaksimalkan di dalam pelaksanaan pekerjaan, diatur mobilisasi alat sesuai dengan
kebutuhan di lapangan sehingga tepat waktu, tepat mutu dan tepat guna.

4. Kontrol kualitas tenaga kerja


Tenaga kerja merupakan faktor utama bagi pelaksanaan suatu kegiatan. Pemilihan tenaga
kerja harus sesuai dengan kemampuan serta jumlah tenagakerja yang diperlukan.Hal ini
berkaitan dengan efisiensi pengerjaan suatu kegiatan. Penentuan produktivitas
tergantung pada sistem manajemen dan hubungan kerja yang konduksif. Dalam
kaitannya,serta jumlah yang diperlukan dalam penanganan suatu kegiatan.
Karakter tenaga kerja yang ada dalam suatu kegiatan berbeda-beda. Masing-masing
mewakili strata sosial yang berbeda-beda pula. Oleh karenanya perlu penanganan yang
baik dari para pelaksana untuk mengarahkan tenaga kerja tersebut.

5. Kontrol waktu
Pengendalian waktu merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
kegiatan. Kegiatan ini bertujuan agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan
jangka waktu yang telah direncanakan, dan juga agar pekerjaan dapat menghindari
kerugian,baik kerugian waktu maupun biaya. Pengendalian dilakukandengan Time
Schedule dan Network Planning.
Dengan jangka waktu pelaksanaan yang hanya 120 Hari Kalender penyedia jasa akan
berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada
waktunya. Selalu berkoordinasi dengan pihak terkait apabila terjadi permasalahan
external. Adapun untuk mengejar keterlambatan, Penyedia jasa juga harus
mengoptimalkan untuk lembur pekerjaan sehingga diharapkan pekerjaan tidak mengalami
keterlambatan di dalam schedule pelaksanaan.

X. MASA PEMELIHARAAN

Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan. Masa Pemeliharaan pada paket ini adalah selama 180 (Seratus
Delapan Puluh) hari Kalender.
Masa pemeliharaan dimulai sejak tanggal penyerahan pertama yang dituangkan ke dalam
Berita Acara Pemeriksaan Serah Terima Pertama dan dinyatakan pekerjaan telah selesai
dinyatakan selesai 100%. Penyerahan pertama dapat berlaku sesuai dengan masa pelaksanaan

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 18
Tahun 2023
yang tercantum didalam SSKK, lebih cepat dari SSKK atau lebih lambat dari SSKK. Tidak ada
keharusan atau jaminan masa pelaksanaan harus sesuai dengan yang tercantum didalam SSKK
karena masa pelaksanaan bersifat rencana. Intinya, masa pemeliharaan berlaku sejak tanggal
serah terima pertama mesti mendahului masa pelaksanaan yang tercantum didalam SSKK.
Yang harus dilakukan pada masa pemeliharaan adalah :
1. Memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada
saat penyerahan pertama pekerjaan;
2. Jika dalam rentang masa pemeliharaan terdapat kerusakan maka Penyedia wajib
memperbaiki dan segala biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan menjadi tanggungjawab
penyedia;
3. Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK tentang pedoman pengoperasian
dan perawatan sesuai dengan SSKK;

Yang harus dilakukan pada masa pemeliharaan adalah :


a. Demobilisasi Peralatan
Setelah pekerjaan dianggap selesai semua sesuai dengan pemeriksaan awal (Pra PHO)
makaperalatan kerja yang dipergunakan untuk bekerja ditarik kembali dari lokasi
pekerjaan menuju gudang / bengkel kontraktor
b. Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Setelah pekerjaan selesai maka diadakan pembersihan dilokasi pekerjaan dari sisa sisa
material,kotoran bekas bongkaran dan kotoran lain yang dapat mengganggu
kelancaran lalu lintas, bekas kotoran dibuang diluar lokasi pekerjan
c. Penanganan pada masa pemeliharaan
1. Memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap
seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan;
2. Jika dalam rentang masa pemeliharaan terdapat kerusakan maka Penyedia wajib
memperbaiki dan segala biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan menjadi
tanggungjawab penyedia;
3. Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK tentang pedoman
pengoperasian dan perawatan sesuai dengan SSKK;
4. Menugaskan pelaksana dan pekerja untuk secara periodik mengecek lokasi
pekerjaan, untuk mengetahui kondisi pekerjaan, dan jika terjadi kerusakan agar
bisa segera teratasi.

XI. PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA

Demi menjaga keselamatan kerja baik pelaksana dilapangan, pengguna jalan dan orang
disekitar lokasi pekerjaan penyedia jasa harus menerapkan sistem K3 sesuai dengan juknis yang
tertuang pada manajemen OHSAS. Adapun garis besar sistem keselamatan kerja yang harus
lakukan adalah sebagai berikut :
a. Membuat papan nama penunjuk sebagai pemberitahuan pada pengguna jalan yang melintas
bahwa disitu ada pekerjaan perbaikan jalan
b. Mendekati lokasi pekerjaan ditempatkan rambu - rambu lalu lintas
c. Menempatkan personil untuk mengatur jalanya lalu lintas supaya lancar dan mengurangi
kemacetan
d. Dipasang lampu penerang pada malam hari pada lokasi pekerjaan
e. Mengidentifikasi kemungkinan bahaya yang timbul untuk kemudian membuat larangan -
larangan yang bisa mengakibatkan bahaya untuk ditempatkan pada setiap pekerjaan yang
beresiko kecelakaan tinggi.
f. Setiap pekerja dilengkapi dengan pengaman seperti helm, sarung tangan, masker dan
pengaman lain yang diperlukan.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 19
Tahun 2023
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan
ada Ahli K3 atau Petugas K3 yang akan membuat program dan mengawasi serta mengantisipasi
hal tersebut. Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka ahli/petugas K-3
akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun instansi-instansi lain yang
terkait.
Untuk tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut:
a. Mencegah dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran diproyek
danmenyediakan obat-obat pertolongan pertama dan tabung pemadam kebakaran
sertamelakukan pelatihan-pelatihan K3.
b. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti
topipengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dansebagainya.
c. Memastikan SOP Pencegahan Covid-19 dilaksanakan

Persiapan K3

a. Mempersiapkan pekerja yang mampu dan siap untuk bekerja, serta mengasuransikan kepada
BPJS Ketenagakerjaan.
b. Penyuluhan dan pemeriksaan berkala yang berkaitan dengan resiko pekerjaan
c. Menggunakan alat perlindungan diri
d. Pengarahan secara berkala kepada pekerja
e. Penyediaan kelengkapan kesehatan

Percepatan

Schedulle pekerjaan harus diperhatikan dengan seksama. Jika terjadi keterlambatan pada
progrees pelaksanakan perlu dilaksanakan cek ulang, dipelajari penyebab, dan segera
dilaksanakan solusi untuk penyelesaian pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan tidak terlambat.
Untuk antisipasi cuaca, pada setiap dump truck kami lengkapi dengan terpal, sehingga apabila
pada saat bermuatan terjadi hujan material langsung ditutup dengan terpal. Dan pada saat
dump truck bermuatan material maka bak dump truck selalu ditutup terpal. Selain terpal kami
juga menyediakan plastik untuk penutupan agregat apabila sebelum tergelar padat sudah
terjadi hujan.

Indikator Pencapaian Kerja


a. Metode pengopersian pemeliharaan perbulan.
Dalam pengopersian pemeliharaan kami pantau selalu melalu penempatan personil inti dan
penempatan peralatan utama untuk masa pemeliharaan. Dan apabila ditemukan kerusakan
pada hasil pekerjaan maka kami akan segera memperbaikinya.

b. Pengelolaan peralatan perbulan.


Peralatan yang kami sediakan adalah peralatan milik sendiri dan sewa jangka panjang
(sampai masa pemelliharaan berakhir. Dan peralatan tersebut kami letakkan di lokasi
pekerjaan dan kami rawat setiap saat sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan bisa
dimanfaatkan dengan baik.

c. Penempatan personil perbulan.


Untuk peronil yang kami gunakan adalah personil tetap dan personil free line ttetapi
sampai dengan serah terima kedua, sehingga untuk personil tersebut apabila belum selesai
pekerjaannya masih bertanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut. dan personil
sebelum masa waktu pemeliharaan selesai di tempatkan dilokasi pekerjaan.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 20
Tahun 2023
Hal-hal yang perludilakukan ketika progress terlambat :
● Mengganti tenaga kerja yang kurang produktif dengan yang lebih produktif. Durasi pekerjaan
proyek konstruksi sangat tergantung pada produktifitas tenaga kerja.
● Menambah jam kerja atau lembur. Lembur yang efektif adalah sampai dengan jam 24.00. Di
atas jam tersebut biasanya produktifitas menurun.
● Aktif memantau kedisiplinan tenaga kerja. Waktu yang hilang atas ketidakdisiplinan tenaga
kerja berdampak cukup besar.
● Memperhatikan kelayakan tempat tinggal pekerja. Tempat tinggal yang tidak sehat, akan
menyebabkan tingginya angka pekerjaan yang sakit. Hal tersebut akan menambah loss time di
proyek.
● Aktif berkomunikasi dengan pekerja mengenai kesulitan pelaksanaan dalam event meeting atau
safety talk
● Menyediakan tempat istirahat pekerja pada lokasi yang sedekat mungkin dengan lokasi
pekerjaan.
● Disarankan untuk mengkoordinir pengadaan makan pada saat istirahat pekerja. Ini akan
memangkas waktu hilang yang menurunkan produktifitas.
● Tenaga kerja harus disebar pada area pekerjaan sedemikian masih tetap dapat dimonitor
dengan baik. Jangan menyebarkan pekerja pada area yang terlalu luas sehingga menurunkan
tingkat pengawasan

XII. PENUTUP

Demikian uraian secara ringkas metoda pelaksanaan pekerjaan agar menjadi bahan acuan bagi
penyedia jasa.

Metode Pelaksanaan
Penanganan Long Segment Depok – Mergolangu (Non Aspal) 21
Tahun 2023

Anda mungkin juga menyukai