Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PRAKTIKUM EVALUASI PROYEK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Proyek


Dosen Pembimbing : Driyanto Wahyu Wicaksono, S.E., M.ST

1. Indah Diah Safitri (361941311010)


2. Novita Wandasari (361941311011)
3. Ericha Dewi Nabilla (361941311012)
4. Muhammad Haydar A. M. (361941311018)
5. Siti Maisaroh (361941311019)
6. Siti Rofi’ah (361941311021)
7. Anggy Nuryatiningrum (361941311023)

PROGRAM STUDI D4 – AGRIBISNIS


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2020
Soal !
Di dalam suatu proyek sudah pasti membutuhkan antara lain :
1. Tanah
2. Tenaga kerja
3. Peralatan dan bahan-bahan untuk konstuksi
4. Bunga pinjaman selama konstruksi
5. Biaya operasi dan pemeliharaan (O & P) atau biaya operating and
maintemance (O & P)
6. Biaya pengganti (replacement cost)
Jelaskan maksud 6 komponen tersebut ?
Jawaban :
1. Tanah
Dalam pandangan teknik sipil, semua konstruksi direkayasa untuk bertumpu
pada tanah. Tanah merupakan dasar yang berperan sangat penting sebagai
pondasi dari suatu konstruksi bangunan. Selain itu tanah berfungsi sebagai
penyaluran untuk menerima beban dari konstruksi bangunan diatasnya. Secara
umum, tanah merupakan material yang terdiri dari himpunan butiran mineral-
mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas, yang terletak
di atas batuan dasar. Diantara ruang partikel-partikel terdapat zat cair dan gas
yang mengisi ruang-ruang kosong tersebut. Ukuran partikel tanah dapat
bervariasi dan sifat fisik dari tanah kebanyakan bergantung dari faktor ukuran,
bentuk, serta kandungan kimia dari partikel tersebut.

2. Sumber Daya Manusia adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh
dalam sebuah pekerjaan, termasuk dalam sebuah pekerjaan kontruksi. Sebuah
pekerjaan sekecil apapun apabila tidak didukung dengan sumber daya manusia
yang bagus dalam hal kualitas dan efektivitas, tidak akan memberikan hasil
yang maksimal dan memuaskan dalam sebuah proyek. Bahkan, akibat
penggunaan sumber daya manusia yang kurang tepat bisa mengakibatkan
sebuah kerugian yang besar pada proyek kontruksi.
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu
proyek karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu
penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa
manusia merupakan sumber daya yang komplek dan sulit diprediksi sehingga
diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan
tenaga kerja. Dalam manajemen tenaga kerja terdapat proses pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan :
a. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.
b. Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja.
c. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
d. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek
berlangsung.
e. Perencanaan, penjadualan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan
tenaga kerja.
Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan
suatu proyek, baik dari yang ahli ataupun profesional sampai tenaga kerja
pemborong atau buruh. Penempatan tenaga kerja harus disesuaikan antara
keahlian tertentu sehingga pekerjaan yang dihasilkan mejadi efisien dan
efektif. Dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja dibagi beberapa bagian
sebagai berikut :
a. Tenaga kerja ahli adalah pegawai yang ditempatkan pekerjaan proyek
yang sedang berlangsung. Jenis tenaga kerja ini memegang peranan
yang penting terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen dengan
tenaga kerja lainnya untuk menghasilkan prestasi yang baik dalam
melaksanakan pekerjaan. Meliputi tenaga pelaksana yang tingkat
pendidikannya sarjana, sarjana muda dan memiliki pengalaman
dibidang masing-masing.
b. Mandor dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dan taraf tertentu.
Misalnya, dapat membaca gambar kontruksi, dapat membuat
perhitungan ringan. Dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang
akan digunakan, menangani pekerjaan acuan, pembersih, pengecoran,
dan mengawasi pekerjaan tenaga kerja bawahannya.
c. Tenaga tukang harus ahli dalam bidangnya berdasarkan cara kerja yang
sederhana. Tukang dalam proyek 'tempat penulis kerja praktek' dibagi
menjadi lima bagian yaitu tukang besi (rebarman), tukang batu (mesan),
tukang kayu (Carpenter), tukang las dan tukang listrik (ME). Tukang
besi mengurusi segala macam kegiatan yang berhubungan dengan
pembesian/pemasangan tulangan, tukang batu bertugas dalam
pengecoran dan pembuatan lantai kerja, tukang kayu bertugas untuk
menguasai segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kayu
baik bekesting hingga servis lainnya.
d. Tenaga kasar memerlukan kondisi yang kuat dan dan sehat untuk
pengangkutan bahan, alat dan lain-lain.
e. Tenaga keamanan (security) bertugas menjaga keamanan lokasi proyek,
prosedur penerimaan tamu serta membuka dan menutup pintu jika ada
concrete mixer truck concrete pump truck maupun truk bahan bangunan
yang akan masuk ke lokasi proyek.
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor
tenaga kerja ialah:
1) motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja efektifitas dan masa
depannya.
2) Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana
keterbukaan (Muchdarsyah, 1992 : 18-20).
 Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 macam :
a. Penyelia atau pengawas, bertugas untuk mengawasi dan mengarahkan
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan.
Setiap pengawas membawahi sejumlah pekerja lapangan.
b. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), terdiri dari berbagai macam
tukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang kayu, tukang
besi, tukang batu, tukang alumunium dan tukang cat. Dalam
melaksanakan pekerjaan biasanya mereka dibantu oleh pembantu
tukang atau pekerja (buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan buruh tak
terlatih).
 Tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi
2, yaitu:
a. Tenaga kerja borongan, tenaga kerja berdasarkan ikatan kerja yang ada
antara perusahaan penyedia tenaga kerja (labour supplier) dengan
kontraktor untuk jangka waktu tertentu.
b. Tenaga kerja langsung (direct hire), tenaga kerja yang direkrut dan
menandatangani ikatan kerja perorangan dengan perusahaan
kontraktor. Umumnya diikuti dengan latihan, sampai dianggap cukup
memiliki kemampuan dan kecakapan dasar.

3. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan
manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Penggunaan
alat dan bahan yang dipilih harus sesuai dengan standar dan kondisi di
lapangan.
Peralatan kerja yang digunakan terdiri dari alat-alat berat dan alat-alat
pelengkap yang baik digerakkan secara manual atau mekanis. Pemilihan jenis
peralatan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan secara cepat dan tepat.
Pertimbangan dari segi biaya sehubungan dengan penggunaan peralatan harus
tetap ada artinya harus ada optimasi dari harga produksi per satuan waktu
untuk setiap peralatan yang digunakan selama pelaksanan pekerjaan di proyek
pemeliharaan dan perawatan peralatan terutama untuk alat-alat berat harus
dilakukan secara rutin sehingga kondisi alat selalu baik dan siap pakai. Hal ini
sangat penting agar dalam pelaksanaan nanti tidak terhambat karena adanya
kerusakan pada peralatan kerja.
Penyimpanan bahan-bahan bangunan perlu mendapatkan perhatian
khusus. Mengingat bahan yang sangat peka terhadap kondisi lingkungan
seperti sementara dan tulangan yang sangat dipengaruhi oleh air dan udara.
Penempatan bahan baik dan tertata rapi akan mendukung ektefitas kerja dan
keselamatan kerja. Pengaturan penyimpanan bahan-bahan bangunan dan
peralatan pada suatu proyek menjadi tanggung jawab logistik (material
management) dan gudang (wharehouse).
Bahan/material yang digunakan harus sesuai dengan RKS (Rencana kerja
dan syarat-syarat teknis) dan mendapat persetujuan dari konsultan MK
(Manajemen Kontruksi) dengan menunjukkan contoh-contohnya. Adanya
peralatan dan bahan-bahan untuk membantu berjalannya kontruksi atau suatu
proyek jika ada salah satu bahan atau alat yang tidak lengkap maka akan
memengaruhi hasil suatu proyek dan proyek menjadi tidak efisien atau efektif.

4. Bunga kredit atau bunga pinjaman adalah harga yang harus dibayar oleh
nasabah kepada perusahaan pembiayaan atau bank atas fasilitas yang diterima
oleh nasabah dalam bentuk pinjaman atau kredit. Bunga dinyatakan dalam
bentuk persentase.
 Ada tiga pendekatan untuk mengitung biaya bunga dalam pendanaan
konstruksi dari properti, pabrik, dan peralatan yaitu:
a) Memanfaatkan ada biaya bunga selama masa konstruksi.
b) Biaya konstruksi dengan semua biaya dana yang digunakan, apakah
dapat diidentifikasi atau tidak.
c) Memanfaatkan hanya biaya bunga yang terjadi selama konstruksi.
 IFRS mensyaratkan
Kapitalisasi biaya bunga selama konstruksi (dengan modifikasi). Kapitalisasi
meliputi 3 item:
1) Qualifying Assets
2) Periode Kapitalisasi.
3) Jumlah yang dikapitalisasi.

1) Qualifying Assets
(Kualifikasi Aktiva) Untuk dapat melakukan kapitalisasi bunga, asetharus
memenuhi suatu periode waktu yang cukup panjang agar siap untuk
digunakan atau dijual. Ada 2 macamAsset:
a) Asset yang dibuat untuk dipakai sendiri.
b) Asset yang dibuat untuk dijual atau disewa belikan
2) Periode Kapitalisasi Dimulai ketika:
a) Terjadi pengeluaran untuk membuat Asset..
b) Kegiatan untuk menyelesaikanAsset dalam konstruksi.
c) Terjadi Biaya Bunga.
Berakhir ketika:Asset sudah selesai dibangun dan siap untuk digunakan
3) Jumlah yang dikapitalisasi
Kapitalisasikan Jumlah terendah antara:
1) Biaya bunga sesungguhnya
2) Biaya bunga yang bisa dihindarkan, Yaitu biaya yang bisa
dihindarkan apabila perusahaan tidak membuat asset tersebut.
 Weighted-Average Accumulated Expenditure(WAAE).
Dalam menghitung Pengeluaran Rata rata tertimbang Akumulasi, sebuah
perusahaan menimbang pengeluaran konstruksi dengan jumlah waktu (fraksi
tahunan atau periode akuntansi) yang dapat dikenakan biaya bunga atas
pengeluaran.
 Interest rate (Tingkat suku bunga)
Prinsip-prinsip dalam memilih tingkat bunga dengan pengeluaran akumulasi rata-
rata tertimbang:
1) Untuk akumulasi pengeluaran rata-rata tertimbang yang kurang dari atau
sama dengan setiap jumlah pinjaman khusus untuk membiayai
pembangunan aset, menggunakan tingkat bunga yang timbul atas
pinjaman tertentu.
2) Untuk porsi rata-rata tertimbang akumulasi pengeluaran yang lebih besar
daripada utang apa pun yang terjadi secara khusus untuk membiayai
pembangunan aset, menggunakan rata-rata tertimbang suku bunga atas
semua hutang lainnya selama periode tersebut.

5. Biaya operasional dan pemeliharaan merupakan salah satu biaya yang terjadi
dalam suatu siklus pembiayaan proyek. Biaya operasional dan pemeliharaan
tersebut terjadi sepanjang masa penggunaan bangunan. Biaya tersebut
biasanya berupa biaya penggunaan energi untuk kegiatan operasional proyek
seperti listrik, minyak dan air. Selain itu biaya operasional juga termasuk
kebersihan, keamanan, asuransi dan lainnya yang tidak berkaitan dengan
penggunaan energi. Sedangkan biaya pemeliharaan termasuk didalamnya
biaya perbaikan komponen, modifikasi, penggantian komponen dan lain
sebagainya, (Kelly, 2005). Secara umum biaya operasional dan pemeliharaan
dari sebuah gedung betingkat terdiri atas banyak hal diantaranya yaitu
kebersihan, pemeliharaan, pergantian suku cadang, perbaikan, renovasi,
keamanan, asuransi, gaji karyawan, biaya energi, biaya pertamanan, dan lain
sebagainya, (Juwana, 2005)

6. Biaya pengganti adalah biaya yang berhubungan dengan penggantian suatu


aktiva atau jasa yang akan terjadi (future cost) di waktu yang akan datang
pada saat diadakan penggantian. Konsep biaya pengganti bermanfaat untuk
penyusunan anggaran dan biaya standar serta capital budgeting seperti
perencanaan, penambahan, penggantian atau pemberhentian aktiva tetap.
Contoh dari metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan yang
produk sampingannya dipakai dalam pabrik sebagai bahan baku atau bahan
penolong. Harga pokok yang diperhitungkan dalam produk sampingan adalah
sebesar harga beli atau biaya pengganti yang berlaku dipasar. Tujuannya
untuk mengurangi biaya produksi produk utama. Pengurangan biaya produksi
produk utama ini akan mengakibatkan harga pokok per satuan persediaan
produk utama menjadi lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai