1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan benar selama melakukan
pekerjaan yang antara lain adalah memeriksa perlengkapan keselamatan (K3).
Memastikan semua tenaga kerja yang terlibat dalam proyek memakai alat pelindung
diri (APD). Menggunakan perlengkapan K3 sesuai prosedur.
2. Mempelajari dan memahami gambar kerja dan spesifikasi teknis yang antara lain
adalah memahami menterjemahkan gambar. Memahami dan menterjemahkan
spesifikasi teknis. Serta memahami dan menterjemahkan tahapan kerja , metode kerja
dan instruksi kerja.
3. Membuat kantor dan bedeng kerja serta pagar pengaman proyek yang antara lain
adalah membuat rencana kantor bedeng pekerja dan fasilitasnya gudang, workshop
peralatan serta pagar pengaman. Melaksanakan pembuatan kantor bedeng pekerja dan
fasilitasnya gudang, workshop peralatan serta pagar pengaman. Serta mengatur dan
mengawasi penempatan peralatan kerja bahan serta tenaga kerja.
4. Menghitung kuantitas pekerjaan, kebutuhan peralatan dan jumlah material yang
diperlukan untuk proyek yang antara lain adalah menghitung kuantitas pekerjaan
lapangan berdasarkan gambar kerja dan spesifikasi teknis. Menghitung kebutuhan
bahan berdasarkan kuantitas pekerjaan lapangan. Menghitung kebutuhan peralatan
berdasarkan kuantitas dan metode kerja. Serta menghitung kebutuhan tenaga kerja
berdasarkan kuantitas dan metode kerja.
5. Membuat program kerja harian dan mingguan yang antara lain adalah menyusun
jadwal (schedule( penggunaan bahan. Menyusun jadwal pemakaian peralatan.
Menyusun jadwal tenaga kerja.
6. Mengadakan bimbingan teknis pada mitra kerja yang antara lain adalah menyiapkan
materi bimbingan teknis sesuai dengan lingkup pekerjaan. Melaksanakan bimbingan
teknis sesuai dengan lingkungan pekerjaan. Melakukan pemantauan hasil bimbingan
teknis dari mitra kerja.
7. Melaksanakan persiapan pekerjaan gedung yang antara lain adalah memberi petunjuk
kepada petugas laboratorium mengenai bahan yang akan diuji. Memastikan bahwa
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan telah memenuhi persyaratan mutu
pekerjaan. Menentukan mobilisasi dan demobilisasi sumber daya.
8. Melaksanakan dan mengawasi pekerjaan gedung berdasarkan spesifikasi teknis,
metode kerja, instruksi kerja dan gambar kerja. Yang antara lain adalah menguasai
metode kerja pelaksanaan dan gambar kerja (shop drawing). Melakukan pengajuan
permohonan ijin pekerjaan konstruksi gedung kepada pengguna jasa (owner) dan atau
konsultan pengawas berdasarkan spesifikasi teknis, metode kerja, instruksi kerja dan
gambar kerja. Melaksanakan pekerjaan konstruksi gedung berdasarkan spesifikasi
teknis, metode kerja, instruksi kerja dan gambar kerja, serta menagwasi pekerjaan
konstruksi gedung.
9. Membuat laporan harian dan mingguan pelaksanaan pekerjaan yang antara lain adalah
membuat laporan harian dan mingguan penggunaan bahan, alat dan tenaga kerja.
Membuat laporan kemajuan pekerjaan (progress) pelaksanaan pekerjaan dan kondisi
lingkungan serta menyiapkan data hasil pekerjaan untuk pembuatan gambar terpasang
(as Bulit Drawing) dan dokumentasi proyek.
Hitungan Struktur struktur balok dan kolom
Memang benar.. Perhitungan Struktur hukumnya wajib dihitung oleh Ahli nya (Ahli Struktur)
Topic ini, saya hanya sharing cara menentukan Dimensi Struktur Beton untuk keperluan
tahap perancangan:
– Denah
– Tampak
– Potongan
Contoh kasus:
– Bentangan ruang berjarak 6 meter
– Tentukan Dimensi Balok & Kolom
1. Dimensi Balok
a. Rumus ukuran tinggi balok Induk = 1/12 bentangan : (1/12)x6 m : 0,5 m : 50 cm
b. Rumus lebar balok = 1/2 tinggi balok : 1/2 x 50 cm : 25 cm
Jadi Dimensi balok = 25cmx50cm,
*) Untuk penampang Kolom, bisa juga 15X40 cm. Tebal 15cm agar rata dinding bangunan.
(Untuk Rumah tinggal dua lantai)
Tebal Pelat Lantai: 1/40 Bentang
Sekali lagi, cara hitungan Struktur ini hanyanlah untuk kebutuhan tahap perencanaan
Arsitektur. (untuk rumah tinggal)
Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi lain
menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi surat
penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborongan kerja dengan pemberi
tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Pada Proyek ‘ tempat penulis kerja praktek’ ini,
pemilik proyek ( owner) memberikan kepercayaan secara langsung kepada kontraktor
pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Peraturan dan persetujuan tentang hak
dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam dokumen kontrak. Kontraktor bertanggung
jawab secara langsung pada pemilik proyek ( owner) dan dalam melaksanakan pekerjaannya
diawasi oleh tim pengawas dari owner serta dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim
pengawas terhadap masalah yang terjadi dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera
dikonsultasikan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
Kontraktor sebagai pelaksana proyek tentunya mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam
menjalankan fungsinya, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah
direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan.
Pelaksanaan pekerjaan.
5. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual ( time schedule ) yang telah disepakati.
6. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan dan kerusakan
sampai pada penyerahan pekerjaan.
7. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan yang
diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material ke tempat
pekerjaan.
8. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan dengan
pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan yang logis dan
sesuai dengankenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan waktu.
9. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu pelaksanaan
pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Teknik Sipil - Pengorganisasian merupakan suatu tindakan yang harus dilaksanakan oleh
setiap perusahaan dan merupakan salah satu fungsi manajemen dalam pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab serta penentuan hubungan antara satuan organisasi.
Pengorganisasian ini bertujuan agar tugas dapat dilaksanakan dengan lancar, tertib dan dapat
terwujud hubungan antara pimpinan dengan karyawan secara harmonis.
Dengan kata lain struktur organisasi dapat tergambar secara jelas tugas, wewenang dan
tanggung jawab serta hubungan bagian-bagian dalam perusahaan. Struktur organisasi
diperlukan untuk tercapainya suatu tujuan perusahaan dan tercapainya suatu sistem
pengendalian yang efektif dengan memberdayakan semua unsur sumber daya yang dimiliki
proyek (5 M) yaitu Man, Material, Machine, Methods, Money dalam satu gerak dan arah
untuk mewujudkan tujuan proyek.
1. Direktur
Sebagai pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas kelancaran dan pelaksanaan
kegiatan perusahaan, mengkoordinir serta membimbing kegiatan perusahaan sehari-hari.
2. Finance Direktur
Menangani semua masalah yang menyangkut segi dana, dengan cara merencanakan,
mengatur dan mengawasi penerimaan dan pengeluaran dana sehubungan dengan transaksi-
transaksi yang terjadi.
3. General Manager
General Manager diangkat oleh Direktur untuk memimpin langsung proyek induk dan tetap
stand by di site office. General Manager juga berfungsi sebagai wakil dari pihak pemilik
untuk memimpin dan mengawasi pelaksanaan proyek.
4. Manager
Tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai macam variabel
(karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang
sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian sebagai berikut:
5. Marketing
Menyusun program dan strategi pemasaran, baik jangka pendek maupun jangka panjang
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Menawarkan produk perumahan melalui media elektronik, media cetak, maupun presentasi
ke instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta serta pameran.
6. Surveyor
Bertugas untuk melakukan pengukuran dan pemetaan tanah pada kawasan yang akan
dikembangkan, sehingga dihasilkan berbagai data yang diperlukan dalam proses perencanaan
baik berupa peta kontur tanah maupun bentuk kawasan yang akan dikembangkan.
7. Arsitek
8. Drafter
9. Pelaksana
10. Logistic
11. Gudang
Menyimpan barang yang telah dibeli dan mengaturnya dengan baik agar barang dapat keluar
secara teratur
Memberi informasi sedini mungkin atas produk yang sudah mencapai persediaan yang
minimum.
12. Pengawas
Mengawasi laju pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dari segi kualitas bahan bangunan
serta pelaksanaaannya.
13. Administrasi
Tugasnya meliputi admin, logistic, dan lainnya yang mendukung pelaksanaan administasi
berjalan lancar.
Menjaga dan mengupdate informasi administasi mulai dari office supply, stationaries.
Mempersiapkan arrangement meeting detail, absensi staff, serta melakukan hal-hal seperti
surat menyurat dengan staf lainya.
14. Keuangan
ORGANISASI KONTRAKTOR
DESEMBER 6, 2012
2. Site Engineer
Tugas dan kewajiban site engineer adalah sebagai berikut:
1. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan akan
dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan,
2. Membantu pejabat pelaksana teknis kegiatan dalam penyelesaian
administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk
mengumpulkan data proyek seperti kemajauan pekerjaan,
kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat koordinasi
dilapangan, data pengukuran kuantitas, dan pembayaran kepada
kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam dalam bentuk laporan
kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk
mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap
kesulitan yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual untuk
menghindari keterlambatan pekerjaan,
3. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan mayor
tidak akan terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing
paket kontrak dalam menentukan lokasi, tingkat serta jumlah dari
jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam
dokumen kontrak,
4. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam
melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak
fisik ditandatangani, menyiapkan rekomendasi secara terinci atas
usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan,
mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor, termasuk
pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan, serta
mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul
baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak,
5. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan
penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium
serta menyusun rencana kerjanya,
6. Mengikuti petunjuk–petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan
terutama sehubungan dengan:
1. Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk
melakukan monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan
perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan,
2. Pemahaman terhadap spesifikasi. Metode pelaksanaan untuk
setiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi
dilapangan,
3. Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai
dengan pasal-pasal dalam Dokumen Kontrak tentang cara
pengukuran dan pembayaran.
4. Melakukan pemantauan dengan ketat atas prestasi kontraktor
segera melaporkan kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan
apabila kemajuan pekerjaan ternyata mengalami keterlambatan
lebih dari 15% dari rencana, serta membuat saran-saran
penanggulangan dan perbaikan,
5. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran
pekerjaan dan secara khusus harus ikut serta dalam proses
pengukuran akhir pekerjaan,
6. Menyusun laporan bulanan tentang progress fisik dan
keuangan serta menyerahkan kepada Pejabat pelaksana teknis
kegiatan,
7. Menyusun Justifikasi teknis, termasuk gambar dan
perhitungan, sehubungan dengan usulan perubahan kontrak,
8. Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran
bulanan (Monthly Certificate),
9. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang
pengendalian mutu dan volume pekerjaan,
10. Memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang diajukan oleh
kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik,
11. Memeriksa gambar hasil terlaksana (as built drawing) yang
diajukan oleh kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik.
Gambar tersebut harus dibuat secara bertahap setiap pekerjaan
selesai dikerjakan.
3. Pelaksana
Tugas dan kewajibannya, antara lain:
1. Menyimpan gambar kerja dengan baik, tidak boleh
merubah/mencoret tanpa seizin atasan langsung,
2. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana
mutu proyek (instruksi kerja), speksifikasi teknis dari pelanggan,
dan gambar kerja yang diterimanya dengan mengarahkan
tukang/sub kontraktor dan pekerjanya hingga didapat pekerjaan
yang bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien mungkin,
3. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan,
4. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan
program harian/mingguan/bulanan yang adan serta melaporkan
prestasi kerja ke kepala proyek,
5. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek
dan sub kontraktor (bila ada) yang bersangkutan untuk keperluan
tagihan dan lain-lain,
6. Menyelenggarakan pencatatan-pencatatan atas tindakan yang telah
dikerjakan baik qualitatif maupun quantitatif untuk dapat membuat
laporan mingguan mengenai:
1. Pemakaian bahan, mesin-mesin/alat-alat dalam pekerjaan
yang sedang dilaksanakan,
2. Penggunaan persekot karya yang dipercayakan kepadanya,
3. Ihktisar upah dan hari perkerjaan,
4. Kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
5. Mengumpulkan bukti-bukti penerimaan/pengeluaran tertulis
akibat bahan/ material, alat, dan keperluan lainnya kepada
kepala proyek sehingga pertanggungjawaban akan terlihat di
dalamcash flow perusahaan.
4. Quality Engineer
Tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
1. Membuat rencana berkala pelaksanaan pemeriksaan dan
pengetesan sesuai RMP,
2. Melaksanakan pemeriksaan dan/atau pengetesan barang serat
memberikan tanda status pada pekerjaan barang yang telah
diperiksa/dites,
3. Melakukan final inspection atau memastikan bahwa seluruh
kegiatan pemeriksaan dan pengetesan telah dilaksanakan
semuanya serta melakukan tes terhadap material yang masuk
khususnya yang dominan untuk mutu,
4. Mengontrol barang/alat yang dipasok untuk pelanggan apakah
sesuai persyaratan/perjanjian atau tidak dan menjamin bahwa
keluhan pelanggan atau produk tidak sesuai ditangani (prosedur
mutu yang berlaku),
5. Mengkoordinir pelaksanaan lapangan terhadap tindakan koreksi dan
pencegahannya,
6. Bertanggung jawab penuh ke kepala proyek dan berkoordinasi ke
konsultan supervisi maupun direksi PU.
5. Quantity Engineer
Tugas dan kewajiban quantity engineer, antara lain:
1. Melakukan opname pekerjaan,
2. Memonitor pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
3. Menyampaikan rencana pekerjaan (request) kepada pengguna
jasa/pemilik proyek,
4. Membuat laporan kemajuan fisik proyek,
5. Membuat sertifikat bulanan dan data pendukungnya,
6. Membina, mengarahkan, dan mengkoordinasi bawahan,
7. Memastikan diimplementasikannya sistem manajemen mutu di
bagian proyek,
8. Memenuhi sasaran mutu yang telah ditetapkan di bagian proyek,
9. Menyimpan arsip.
6. Logistik
Tugas dan tanggung jawabnya:
1. Melakukan pembelian barang langsung/alat, sesuai dengan
tingkatan proyek dengan mengambil pemasok yang sudah
termasuk dalam daftar pemasok terseleksi dan atas persetujuan
direktur perusahaan,
2. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik
barang langsung maupun barang/alat yang dipasok pelanggan
termasuk memberi label keterangan setiap barang,
3. Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan
mencatat keluar masuknya barang-barang yang tersedia di
penyimpanan/gudang,
4. Membuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan
laporan lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya,
5. Membuat berita acara penerimaan/penolakan bahan/material
setelah pengontrolan kualitas (olehquality control) dan kuantitas,
6. Selalu berkoordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam
pengiriman bahan/material termasuk berkoordinasi ke pihak direksi
PU serta mengamankan aktiva perusahaan berikut bukti-bukti
kerjanya.
7. Surveyor
Tugas dan kewajiban surveyor adalah:
1. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan
penyelidikan/pengukuran tempat-tempat lokasi yang akan
dikerjakan terutama untuk pekerjaan mayor item,
2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak
koreksi dan pencegahannya,
3. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala
proyek.
8. Operator
Tugas dan kewajiban operator, antara lain:
1. Mengoperasikan mesin/peralatan dengan benar,
2. Menjaga kebersihan, kondisi, dan keamanan mesin/peralatan,
3. Melaporkan ke atasan apabila mesin/peralatan rusak/perlu
diperbaiki.
2. Site Engineer
Tugas dan kewajiban site engineer adalah sebagai berikut:
1. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan akan
dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan,
2. Membantu pejabat pelaksana teknis kegiatan dalam penyelesaian
administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk
mengumpulkan data proyek seperti kemajauan pekerjaan,
kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat koordinasi
dilapangan, data pengukuran kuantitas, dan pembayaran kepada
kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam dalam bentuk laporan
kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk
mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap
kesulitan yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual untuk
menghindari keterlambatan pekerjaan,
3. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan mayor
tidak akan terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing
paket kontrak dalam menentukan lokasi, tingkat serta jumlah dari
jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam
dokumen kontrak,
4. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam
melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak
fisik ditandatangani, menyiapkan rekomendasi secara terinci atas
usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan,
mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor, termasuk
pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaan pekerjaan, serta
mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul
baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak,
5. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan
penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium
serta menyusun rencana kerjanya,
6. Mengikuti petunjuk–petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan
terutama sehubungan dengan:
1. Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk
melakukan monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan
perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan,
2. Pemahaman terhadap spesifikasi. Metode pelaksanaan untuk
setiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi
dilapangan,
3. Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai
dengan pasal-pasal dalam Dokumen Kontrak tentang cara
pengukuran dan pembayaran.
4. Melakukan pemantauan dengan ketat atas prestasi kontraktor
segera melaporkan kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan
apabila kemajuan pekerjaan ternyata mengalami keterlambatan
lebih dari 15% dari rencana, serta membuat saran-saran
penanggulangan dan perbaikan,
5. Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran
pekerjaan dan secara khusus harus ikut serta dalam proses
pengukuran akhir pekerjaan,
6. Menyusun laporan bulanan tentang progress fisik dan
keuangan serta menyerahkan kepada Pejabat pelaksana teknis
kegiatan,
7. Menyusun Justifikasi teknis, termasuk gambar dan
perhitungan, sehubungan dengan usulan perubahan kontrak,
8. Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran
bulanan (Monthly Certificate),
9. Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang
pengendalian mutu dan volume pekerjaan,
10. Memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang diajukan oleh
kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik,
11. Memeriksa gambar hasil terlaksana (as built drawing) yang
diajukan oleh kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik.
Gambar tersebut harus dibuat secara bertahap setiap pekerjaan
selesai dikerjakan.
3. Pelaksana
Tugas dan kewajibannya, antara lain:
1. Menyimpan gambar kerja dengan baik, tidak boleh
merubah/mencoret tanpa seizin atasan langsung,
2. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana
mutu proyek (instruksi kerja), speksifikasi teknis dari pelanggan,
dan gambar kerja yang diterimanya dengan mengarahkan
tukang/sub kontraktor dan pekerjanya hingga didapat pekerjaan
yang bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien mungkin,
3. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan,
4. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan
program harian/mingguan/bulanan yang adan serta melaporkan
prestasi kerja ke kepala proyek,
5. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek
dan sub kontraktor (bila ada) yang bersangkutan untuk keperluan
tagihan dan lain-lain,
6. Menyelenggarakan pencatatan-pencatatan atas tindakan yang telah
dikerjakan baik qualitatif maupun quantitatif untuk dapat membuat
laporan mingguan mengenai:
1. Pemakaian bahan, mesin-mesin/alat-alat dalam pekerjaan
yang sedang dilaksanakan,
2. Penggunaan persekot karya yang dipercayakan kepadanya,
3. Ihktisar upah dan hari perkerjaan,
4. Kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
5. Mengumpulkan bukti-bukti penerimaan/pengeluaran tertulis
akibat bahan/ material, alat, dan keperluan lainnya kepada
kepala proyek sehingga pertanggungjawaban akan terlihat di
dalamcash flow perusahaan.
4. Quality Engineer
Tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
1. Membuat rencana berkala pelaksanaan pemeriksaan dan
pengetesan sesuai RMP,
2. Melaksanakan pemeriksaan dan/atau pengetesan barang serat
memberikan tanda status pada pekerjaan barang yang telah
diperiksa/dites,
3. Melakukan final inspection atau memastikan bahwa seluruh
kegiatan pemeriksaan dan pengetesan telah dilaksanakan
semuanya serta melakukan tes terhadap material yang masuk
khususnya yang dominan untuk mutu,
4. Mengontrol barang/alat yang dipasok untuk pelanggan apakah
sesuai persyaratan/perjanjian atau tidak dan menjamin bahwa
keluhan pelanggan atau produk tidak sesuai ditangani (prosedur
mutu yang berlaku),
5. Mengkoordinir pelaksanaan lapangan terhadap tindakan koreksi dan
pencegahannya,
6. Bertanggung jawab penuh ke kepala proyek dan berkoordinasi ke
konsultan supervisi maupun direksi PU.
5. Quantity Engineer
Tugas dan kewajiban quantity engineer, antara lain:
1. Melakukan opname pekerjaan,
2. Memonitor pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
3. Menyampaikan rencana pekerjaan (request) kepada pengguna
jasa/pemilik proyek,
4. Membuat laporan kemajuan fisik proyek,
5. Membuat sertifikat bulanan dan data pendukungnya,
6. Membina, mengarahkan, dan mengkoordinasi bawahan,
7. Memastikan diimplementasikannya sistem manajemen mutu di
bagian proyek,
8. Memenuhi sasaran mutu yang telah ditetapkan di bagian proyek,
9. Menyimpan arsip.
6. Logistik
Tugas dan tanggung jawabnya:
1. Melakukan pembelian barang langsung/alat, sesuai dengan
tingkatan proyek dengan mengambil pemasok yang sudah
termasuk dalam daftar pemasok terseleksi dan atas persetujuan
direktur perusahaan,
2. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik
barang langsung maupun barang/alat yang dipasok pelanggan
termasuk memberi label keterangan setiap barang,
3. Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan
mencatat keluar masuknya barang-barang yang tersedia di
penyimpanan/gudang,
4. Membuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan
laporan lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya,
5. Membuat berita acara penerimaan/penolakan bahan/material
setelah pengontrolan kualitas (olehquality control) dan kuantitas,
6. Selalu berkoordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam
pengiriman bahan/material termasuk berkoordinasi ke pihak direksi
PU serta mengamankan aktiva perusahaan berikut bukti-bukti
kerjanya.
7. Surveyor
Tugas dan kewajiban surveyor adalah:
1. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan
penyelidikan/pengukuran tempat-tempat lokasi yang akan
dikerjakan terutama untuk pekerjaan mayor item,
2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak
koreksi dan pencegahannya,
3. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala
proyek.
8. Operator
Tugas dan kewajiban operator, antara lain:
1. Mengoperasikan mesin/peralatan dengan benar,
2. Menjaga kebersihan, kondisi, dan keamanan mesin/peralatan,
3. Melaporkan ke atasan apabila mesin/peralatan rusak/perlu
diperbaiki.
UNSUR ORGANISASI
PELAKSANA PROYEK
NOVEMBER 29, 2012
kombinasi beban. Kemudian untuk struktur baja saya ditanya sedikit mengenai metode
LRFD. Alhamudlillah semua lancar. Kecuali ada 2 pertanyaan yang terus terang saya
ngga bisa jawab waktu itu. Yang pertama tentang creep alias rangkak pada beton, dan
yang kedua tentang desain kapasitas.
Belakangan saya baru sadar bahwa dua poin di atas memang menjadi poin penting
dalam melakukan desain beton bertulang, khususnya untuk bangunan yang didesain
untuk menahan beban gempa.
Interview ini bisa dibilang penting, karena setelah saya bekerja di sana, tidak sedikit
yang mencoba masuk ke perusahaan itu tapi gagal di interview, bahkan yang sudah
punya pengalaman sekalipun belum tentu bisa diterima. Jadi, perusahaan itu benar-
benar melihat kualitas dan potensi.
2. Setelah kurang lebih 5 tahun, saya coba untuk cari tantangan baru. Interview berikutnya,
di sebuah perusahaan konsultan lagi. Kali ini saya tidak diwawancara lama-lama. Saya
langsung diberi pekerjaan yang harus diselesaikan di rumah, dalam waktu 3 hari –
mendesain struktur sebuah bangunan warehouse, mulai dari kolom, rafter, purlin, sampai
bracing. Saya cuma dibekali gambar arsitektur dan sedikit data pembebanan, selebihnya
saya harus asumsi sendiri sesuai code yang berlaku. Interview di sini juga
menentukan saya bakal diterima atau tidak. Alhamdulillah, tidak ada masalah. Tapi,
pekerjaannya akhirnya tidak saya ambil karena alasan lain
3. Tidak lama setelah itu, saya coba ke perusahaan developer yang cukup besar di Jakarta.
Ngga ada interview khusus, saya cuma ditanyai proyek apa saja yang pernah dikerjakan,
dan apa tugas saya di proyek tersebut. Di sini, interview yang dilakukan tidak begitu
berpengaruh. Yang ngaruh adalah background saya (teknik sipil), pengalaman saya (di
atas 3 tahun, entah sebagai konsultan, kontraktor atau apapun mereka ngga peduli), dan
negosiasi gaji. Sayangnya, ngga ada kesepakatan di poin ketiga
4. Interview berikutnya di sebuah perusahaan EPC asing. Saya diinterview oleh orang India,
dan waktu itu saya belum tau karakter orang India (hehehe..), jadi saya mencoba
menjawab pertanyaannya dengan jurus “sok-tahu” dan jurus “kira-kira”. Pertanyaannya
bersifat teknis, misalnya waktu ditanya tentang desain slab beton bertulang, saya ditanya
berapa rasio tonase pembesiannya (berapa kg per m3 beton). Asli… saya waktu itu ngga
tau, dan memberikan jawaban yang yaaa kira-kira segitulah. Alhasil, setelah interview
tersebut saya nggak menerima kabar lagi.
6. 6 bulan berselang, saya loncat lagi, ke perusahaan EPC lain. Kali ini tidak ada interview
khusus tentang engineering. Experience saya di perusahaan sebelumnya sudah
dianggap cukup. Dan saya langsung masuk ke tahap negosiasi salary. Walopun agak
berat, tapi waktu itu terpaksa saya terima dengan alasan tertentu.
7. Di sini saya habiskan sekitar 1.5 tahun sebelum mencoba pindah lagi. Interview yang
pertama, dari sebuah perusahaan perkebunan asing, Filipina. Interviewnya langsung
dengan project manager. Tidak ada yang menantang terutama dari segi teknis, karena
yang dibutuhkan memang bukan design engineer. Interview di sini cukup penting,
karena dari interview inilah mereka tau kalo experience dan skill saya nggak cocok
dengan posisi yang mereka tawarkan. Dengan kata lain, saya ditolak :D.
8. Nggak lama setelah itu, saya ikut lagi interview dengan sebuah perusahaan EPC (bisa
dibilang masuk 5 besar di Indonesia). Ada 2 interview, salah satunya membahas
masalah teknis. Saya ditanya tentang proyek apa saja yang pernah dikerjakan, dan
diminta sedikit bercerita tentang proyek tersebut. Secara teknis, ngga ada masalah, tapi
mereka agak ragu dengan “jam terbang” saya. Dari 7 tahun pengalaman, 5 tahun
pertama saya habiskan di sektor building, dan hanya 2 tahun di sektor EPC (plant, oil &
gas, atau mining). 5 tahun pertama saya nggak dianggap.. hiks Walopun
demikian, hasil interview ternyata cukup berpengaruh, karena dari situ mereka berani
memberi penawaran yang cukup tinggi. Tapi… posisi itu nggak saya ambil
9. Interview berikutnya, ini adalah satu-satunya interview jarak jauh yang pernah saya
alami. Sebuah perusahaan asing, mempunyai basis di salah satu daerah di Sumatera.
Interview-nya dilakukan dengan cara teleconference, saya berbicara di depan banyak
orang melalui telepon. Kalo ngga salah ada 3 orang waktu itu. Salah satunya adalah dari
pihak project management. Isi interviewnya menurut saya ngga penting…
Sama dengan interview kebanyakan, saya hanya ditanya pernah mengerjakan proyek
apa, kemudian sempat ditanya sudah pernah mengerjakan ini, itu, bla..bla..bla.. Kalo
belum ,saya jawab belum. Kalo pernah, saya jawab sudah. Dan memang
interview itu belum menentukan hasil, soalnya setelah itu saya dipanggil untuk interview
berikutnya langsung di lokasi (site). Wah… saya langsung angkat tangan dan mundur
dengan teratur.
10. Berikutnya, interview dengan salah satu perusahaan EPC lagi. Kali ini interviewnya
berkualitas, karena saya langsung dikasih kasus sederhana, kalo nggak salah ada 2
soal yang harus saya selesaikan dalam waktu 30 menit. Yang pertama desain pipe-rack,
yang kedua konsep perhitungan daya dukung tiang pancang. Saya semangat kalo yang
kayak gini. Alhamdulillah, lancar. Berikutnya interview dengan HRD, membahas hal-hal
non teknis, ngga penting kok. Dan… pekerjaan inilah yang saya jalani
berikutnya.
11. Hampir 2 tahun berselang, saya coba-coba lagi. Ada sebuah interview lagi, dari sebuah
perusahaan besar… milik negara orang lain. Lagi-lagi interviewnya teknikal
semuanya bisa saya jawab, tapi begitu digali lebih dalam, saya terpaksa mengibarkan
bendera putih. Nah… bagaimana hasilnya? Tunggu aja ya… soalnya kejadiannya baru
saja saya alami beberapa minggu lalu.