Anda di halaman 1dari 22

METODE KERJA

KEGIATAN
REHABILITASI / PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI

PEKERJAAN
HIBAH JUT KEC KARANGGAYAM 3 GAP/PAKET PAD-10
(GAP LESTARI DS. KAJORAN, GAP WANA MARGA RAHAYU DS.
KARANGMAJA, GAP SEKAR HARUM DS. KARANGGAYAM)

PADA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KABUPATEN KEBUMEN


TAHUN ANGGARAN 2020
METODE KERJA

I. UMUM
Secara umum Metode Pelaksanaan ini menjelaskan Rencana Pengendalian Mutu
Pelaksanaan dan Metode Teknis tentang Pelaksanaan Fisik yang akan kami
laksanakan baik sebelum maupun selama berlangsungnya pelaksanaan
persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan struktur, pekerjaan finishing dan
Pemeliharaan (Maintenance).

Rencana Pelaksanaan kegiatan ini secara umum dapat kami urutkan sebagai
kegiatan berikut :
1. Pengorganisasian personil dan pekerjaan yang akan kami laksanakan;
2. Pemisahan kegiatan-kegiatan utama dan bukan utama di dalam
pelaksanaan;
3. Perangkaian secara tepat dalam suatu urutan pekerjaan dan kegiatan kerja
utama hingga pekerjaan yang bukan utama untuk penyesuaian pekerjaan
terhadap waktu yang optimum;
4. Pengaturan waktu untuk pengadaan bahan dan peralatan yang akan
digunakan dan dirangkai;
5. Penentuan jenis, kualitas dan masa konstruksi untuk perakitan alat serta
bahan di lapangan;
6. Menentukan golongan dan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan;
7. Pembuatan schedule kegiatan pekerjaan;

Secara umum kegiatan pelaksanaan digambarkan sebagai berikut :


1. Mengadakan pengukuran awal (Mutual Check Awal) sebagai dasar
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan;
2. Mobilisasi personil sesuai jadwal, jumlah dan kualitas personil tersebut;
3. Mobilisasi peralatan sesuai kombinasi, jenis, jumlah, tipe, umur serta
kondisinya;
4. Mendatangkan bahan dengan mutu dan kualitas bahan yang dapat mencapai
persyaratan bahan baku dan bahan campuran. Perhitungan kebutuhan bahan
baku dengan realisasinya, dan apabila diperlukan beserta komponen
bangunan dari pabrikan yang diminta;
5. Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam metode pelaksanaan dan
metode kerja didalam pasal ini;
6. Membuat laporan mingguan, bulanan dan foto dokumentasi;
Dalam pelaksanaan beberapa hal yang perlu diperhatikan khusus adalah sebagai
berikut :
1. Lokasi dan Kondisi Exsisting
Lokasi proyek berada di Desa Karanggayam, Desa Karangmaja, Desa Kajoran
Kecamatan Karanggayam, sehingga sirkulasi bahan dan site zonning maupun
pengaturan lalulintas dapat diatur secara cermat.

2. Pelaksanaan Proyek Dalam Kaitannya Dengan Kegiatan Lingkungan Sekitar


Yang Ada Di Lokasi
Dalam melaksanakan Pekerjaan ini diperlukan rencana dan pertimbangan
yang matang agar kegiatan lingkungan daerah sekitar tetap bisa berjalan
dengan normal, dengan meminimalisir semua kemungkinan yang akan
mengganggu kegiatan penduduk atau masyarakat yang sarat dengan aktifitas
pengguna jalan dan sungai tersebut.
Rencana dan pertimbangan yang kami maksud adalah :
 Metode pemisahan atau metode isolasi terhadap lokasi pekerjaan yang
sedang dilaksanakan dengan daerah sekitar yang berdekatan.
 Metode perlindungan yang maksimal terhadap keamananan maupun
kenyamanan lingkungan sekitar lokasi selama pelaksanaan pekerjaan
berjalan.
 Metode pelaksanaan pekerjaan yang tidak menimbulkan polusi serta
dampak langsung terhadap lingkungan baik berupa kebisingan, limbah
maupun udara.
 Membuat bangunan pengaman terhadap struktur bangunan yang
existing yang berhubungan dan atau dilalui kendaraan berat dengan
pembangunan proyek agar mengurangi dampak/kerusakan akibat dari
kegiatan pembangunan yang sedang berlangsung.

3. Pengaturan Tenaga Kerja


a. Pengaturan tenaga kerja yang dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
melaksanakan beberapa pekerjaan secara bersamaan dan secara
simultan, kemudian dilanjutkan dengan pengaturan tenaga kerja untuk
pekerjaan yang berikutnya agar tenaga kerja yang digunakan dapat
bekerja secara berkesinambungan, sehingga diharapkan pada beberapa
item pekerjaan dapat tuntas bersamaan dan dalam waktu yang relatif
cepat serta tenaga kerja yang digunakan dapat dimanfaatkan secara
optimal.
b. Memberikan penyuluhan/penekanan kepada para pekerja untuk selalu
memperhatikan keselamatan, keamanan serta ketertiban terhadap
pekerjaan, lingkungan dan diri sendiri.
c. Memberikan tanda khusus kepada seluruh Staf/ Pekerja yang terlibat
dalam kegiatan proyek ini, agar dapat diidentifikasi dengan mudah.
d. Sebagian pekerjaan yang termasuk dalam jalur waktu kritis akan
memungkinkanuntuk kami kerjakan secara lembur agar target waktu
yang direncanakan dapat tercapai.

II. RENCANA PENGADAAN MATERIAL DAN TENAGA KERJA


1. Rencana Pengadaan Material
a. Material Alam
Material alam akan dipenuhi dari daerah Kabupaten Setempat.
b. Material Umum
Material umum akan dipenuhi dari Daerah kabupaten Setempat.
c. Material Khusus
Material khusus akan dipenuhi oleh Pabrikasi khusus untuk masing-
masing spesifikasi.
2. Rencana Pengadaan Tenaga Kerja
a. Tenaga Kerja Utama
Tenaga kerja utama dipenuhi dari daerah terdekat sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan dan untuk pekerjaan yang spesifik, kami
mendatangkan tenaga kerja yang khusus dibidangnya.
b. Tenaga Kerja Inti / Umum
Tenaga kerja inti akan dipenuhi dari daerah sekitar/lokal.

III. TATA LAKSANA PROYEK SECARA UMUM


Tata laksana Proyek akan disusun setelah perusahaan ditunjuk selaku pelaksana
proyek (Pemenang Lelang). Pada hakekatnya pelaksanaan proyek didalam suatu
perusahaan, hanyalah merupakan satuan tugas yang khusus akan menangani
proyek bersangkutan, sebagai sub koordinasi dari tugas pokok dan fungsi
perusahaan yang telah mengadakan kontrak kerjasama dengan pihak/instansi
lain pemilik proyek yang dimaksud.
1. Pengelolaan Pelaksanaan Proyek (Manajemen Proyek)
Pengelolaan pelaksanaan proyek dilakukan melalui pendayagunaan potensi
sumber daya / kinerja secara optimal dengan tujuan tercapainya hasil
pekerjaan yang tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu, serta dapat
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pemilik proyek, pengguna hasil
pekerjaan proyek dan tentu saja dapat memberikan keuntungan bagi
pelaksana proyek tersebut.
Bentuk pendayagunaan sumber daya / kinerja dimaksud, sebagai berikut :
a. Sumber Daya Manusia
Pemanfaatan sumber daya manusia yang setidaknya memenuhi
persyaratan berikut :
 Berkompeten pada bidang pekerjaannya
 Memiliki inisiatif dan kreatif
 Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan
 Mau bekerja keras dan pantang menyerah
Posisi dalam pelaksanaan proyek meliputi bidang tugas :
 Manajerial
 Teknik
 Administrasi
 Keuangan
 Pelaksanaan lapangan

b. Sumber Daya Bahan


Pemanfaatan sumber daya bahan sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan untuk setiap item pekerjaan meliputi :
 Material lokal
 Material pabrikan
 Material terangkai

Hal pokok yang akan diperhatikan dalam pengadaan bahan adalah :


 Tersedia beberapa alternatif sumber material (pemasok, toko, pabrik,
workshop)
 Tersedia seperangkat daftar harga material dari beberapa sumber
 Kuantitas material di pasaran tersedia untuk memenuhi kebutuhan
proyek
 Kualitas material yang dibutuhkan memenuhi Spesifikasi
 Kontinuitas pemasokan material dapat menjamin kebutuhan setiap
saat

c. Sumber Daya Peralatan


Penggunaan peralatan dimaksudkan untuk mempercepat penyelesaian
pekerjaan, dengan lebih mempertimbangkan optimalisasi terhadap
”BMW” yakni Biaya, Mutu dan Waktu.
Dengan demikian peralatan disiapkan secara selektif menurut
pertimbangan :
 Kegunaan alat sesuai dengan pekerjaan
 Jenis alat sesuai dengan kebutuhan Pekerjaan
 Operator/petugas yang mampu mengoperasikan alat bersangkutan
 Keandaian dan produktifitas alat
 Biaya operasional penggunaan alat dibandingkan produktifitasnya

Tipologi peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek meliputi :


 Peralatan berat
 Angkutan mobilisasi/demobilisasi bahan / material
 Peralatan standar untuk pelaksanaan konstruksi Peralatan baku
masing-masing Tukang
 Peralatan komunikasi dan pendukung kegiatan administrasi
pelaporan
d. Sumber Daya Finansial
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan yang menuntut
kemampuan profesional.
Proyek pelaksanaan konstruksi jalan bukanlah komoditas dagangan yang
siap diperjual belikan dimana saja, kapan saja, kepada siapa saja. Oleh
karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan Sumber daya Finansial,
sekalipun hanya berupa modal awal bekerja.
Modal awal akan kami siapkan dan dialokasikan untuk menutupi biaya
pekerjaan persiapan, uang muka pemesanan bahan serta pembelian atau
peminjaman peralatan, hingga diperoleh angsuran pembayaran dari
proyek. Selanjutnya prestasi fisik lapangan terus dipacu agar dapat segera
ditagihkan pengangsurannya, sehingga cash flow proyek benar-benar
dapat dijalankan.
Gambaran pengelolaan sumber daya finansial dalam pelaksanaan
konstruksi proyek secara keseluruhan, diwujudkan dalam kerangka
alokasi pembiayaan berikut :
 Pembiayaan Manajemen Rutin kantor perusahaan, merupakan bentuk
konstruksi biaya setipa proyek bagi kebutuhan rutin perusahaan
 Pembiayaan Manajemen Proyek merupakan bentuk biaya tak langsung
terhadap pelaksanaan Proyek.
 Pembiayaan Konstruksi Proyek, merupakan bentuk biaya langsung
terhadap pelaksanaan proyek
 Sisa Hasil Usaha, merupakan keuntungan yang diperoleh atas
pengelolaan pelaksanaan konstruksi proyek, dengan perhitungan
adalah nilai netto proyek dikurang jumlah seluruh pembiayaan
tersebut.

e. Rencana Kerja
Rencana kerja dipersipakan dan disusun sebagai panduan bagi
seluruhkinerja Tim Pelaksana Proyek, agar pelaksanaan kegiatan bisa
berhasil dan tepat guna.
Rencana kerja memuat substansi sebaga berikut :
 Jadwal pelaksanaan kegiatan
 Strategi dan tata cara penanganan berbagai persoalan dalam
pelaksanaan kegiatan lapangan
 Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan Pemberian
Tugas masing-masing, berikut rencana dan jadwal waktu rencana
untuk kebutuhan tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, kepala
tukang, pekerja lainya)
 Rencana dan jadwal waktu rencana untuk kebutuhan bahan, peralatan
dan finansial
 Sistem dan mekanisme koordinasi kerja secara internal dan eksternal
2. Seleksi Material dan Peralatan
Seleksi material dan peralatan merupakan faktor penunjang kesuksesan
dalam suatu tatanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Hal ini dimaksudkan
sebagai upaya untuk memperoleh tepat guna, daya guna dan hasil guna
terhadap pelaksanaan pekerjaan dimaksud. Dengan demikian hendaknya
persoalan yang terkait dengan penggunaan material dan peralatan sudah
dapat diantisipasi dan ditentukan sebelum kegiatan dilakukan. Sehingga
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan material dan peralatan dalam
proyek dapat ditekan.
Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini hendaknya
berpedoman kepada :
a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan, untuk
menentukan jenis material dan peralatan yang sesuai secara teknis dan
biaya. Di tingkat lapangan, material dan peralatan tersebut diseleksi lagi
kualitas dan kelayakannya oleh Site Enginer.
b. Material yang akan digunakan akan kami ajukan contoh terlebih dahulu
dan dimintakan secara tertulis persetujuan dari Konsultan Pengawas
(Supervisi) Konsultan perencanan serta pemberi tugas. Waktu pengajuan
harus cukup tersedia, untuk antisipasi apabila terjadi perubahan jenis
material.
c. Dilakukan pemesanan (delivery order) Kebutuhan,material dan peralatan
ke lokasi, yang disesuaikan denganjadwal pekerjaan dan diusahakan
sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Jumlah material tidak boleh
kurang dari volume yang sudah dihitung, bahkan untuk mengantisipasi
kerusakan dan kekurangan material di lapangan sebaiknya dilakukan
tambahan pesanana kebutuhan.
d. Tes Laboratorium akan kami lakukan terhadap bahan yang dibuat seperti
cor beton dengan mutu tertentu untuk mengantisipasi secara dini
mutu/kualitas bahan.
e. Mobilisasi alat berat dan peralatan lainnya yang diperlukan di lokasi
sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang direncanakan sebelum
pekerjaan dilaksanakan, begitu pula dengan mobilisasi tenaga kerja
(setempat) maupun tenaga kerja inti.

IV. HUBUNGAN FUNGSIONAL DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini terlibat beberapa pihak dalam posisi dan fungsi
masing-masing yang pada dasarnya memiliki komitmen bersama atas kelancaran
dan kesuksesan pelaksanaan proyek dimaksud. Namun demikian perhatian
utama tetap ditujukan kepada kita selaku Pihak Kontraktor Pelaksana,
sehubungan dengan perannya yang secara langsung dalam pengerahan dan
pengolahan seluruh kinerjanya sehingga pekerjaan ini dapat terwujud.
Keterlibatan antar pihak ini tercermin di dalam hubungan fungsional dengan
kapasitas yang bervariasi, ditunjukkan adanya 3 (tiga) macam garis hubungan
yakni : garis instruksi, garis konsultasi, dan garis koordinasi. Hal ini tidak dapat
dibandingkan secara langsung terhadap hubungan kerjasama kontraktual antara
Kontraktor Pelaksana dengan Pemimpin Proyek yang memiliki kesetaraan secara
hukum.
Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Pemilik Bangunan/Pekerjaan, adalah Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen.
Ketua Panitia pembangunan, adalah pihak yang ditunjuk oleh Dinas Pertanian
dan Pangan Kabupaten Kebumen untuk memimpin penyelenggara Proyek
dimaksud.
Monitoring Instansi Terkait, adalah pihak-pihak yang memiliki kompetensi untuk
memantau perkembangan pelaksanaan proyek ini atas persetujuan Dinas
Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen.
Kontraktor Pelaksana, adalah kontraktor yang ditunjuk oleh Ketua panitia
pekerjaan , untuk memberikan layanan jasa pelaksanaan konstruksi pada proyek
ini.
Pemasok Material dan Logistik, adalah mitra kerja kontraktor pelaksana dalam
konstelasi pemberdayaan masyarakat, pemberian peluang usaha, sekaligus untuk
mempercepat proses pelaksanaan konstruksi.
Sub Kontraktor untuk sebagian pekerjaan tertentu atau tenaga kerja borongan
adalah mitra kerja Kontraktor Pelaksana dalam konstelasi pemberdayaan
masyarakat, pemberian kesempatan kerja dan peluang usaha, sekaligus
mempercepat proses pelaksanaan konstruksi.

V. IDENTIFIKASI TERHADAP PROYEK


1. Nama, Lokasi dan Lingkup Pekerjaan Proyek
Nama Proyek ini adalah Hibah JUT Kec Karanggayam 3 Gap/Paket PAD-10
berlokasi di Desa Karanggayam, Desa Karangmaja, Desa Kajoran Kecamatan
Karanggayam Kabupaten Kebumen.
2. Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan secara garis besar Hibah JUT Kec Karanggayam 3 Gap/Paket
PAD-10 (Gap Lestari Ds. Kajoran, Gap Wana Marga Rahayu Ds. Karangmaja,
Gap Sekar Harum Ds. Karanggayam) meliputi :
UMUM
1. Mobilisasi
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah Biasa
2. Mengurug Sirtu Padat
3. Timbunan Tanah
PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
1. Waterbound Macadam (Telford)
2. Beton Mutu Rendah fc 15 Mpa
PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pasangan Batu
VI. TANGGAPAN TERHADAP RKS DAN DESAIN PERENCANAAN
1. Tanggapan Terhadap RKS
Secara umum RKS yang telah disusun oleh Perencana, berisikan hal-hal
normatif yang lazim dipersyaratkan oleh Pemilik Pekerjaan (Bowheer)
kepada para calon pelaksananya.
Setelah dipelajari dengan lebih seksama serta dari tambahan informasi pada
saat pelaksanaan Rapat Penjelasan (Aanwijzing), RKS hampir seluruhnya
dapat dimengerti.
Dari hasil analisa kami diatas besaran volume pekerjaan dengan waktu 75
(tujuh puluh lima) hari kalender cukup untuk melaksanakan pekerjaan ini,
namun demikian kami akan mengantisipasi kekurangan-kekurangan baik
dalam mutu dan atau waktu pelaksanaan yang akan timbul dengan cara
menyusun metode pelaksanaan yang akan kami jelaskan pada pasal
berikutnya.

2. Tanggapan Terhadap Desain Perencanaan


Dalam desain secara umum tidak akan dibahas berkepanjangan, karena
merupakan otoritas dari pihak Pemilik Pekerjaan sepenuhnya, apabila terjadi
adanya ketidaksesuaian desain dalam hal pelaksanaan maka akan kami bahas
di lapangan pada saat pelaksanaan, karena secara visual gambar rencana
dapat diterima dan dimengerti oleh kami.

VII. KERANGKA PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan
(Bagian Dari Pekerjaan Penunjang)
Pekerjaan persiapan yang merupakan bagian dari Pekerjaan Penunjang
adalah saat pelaksanaan pekerjaan akan dimulai, dimana harus dilakukan
beberapa tahapan pelaksanaanpekerjaan persiapan dan penunjang yang
meliputi :
 Penandatanganan Naskah Dokumen Kontrak, SPMK, dan SPL dan lain-lain
oleh kedua belah pihak
 Mobilisasi Bahan dan Alat
 Pembersihan Site, Peralatan Site dan lain-lain
 Pembuatan Direksi Keet
 Pembuatan Los Kerjadan Gudang Bahan
 Penyediaan Listrik Kerja (bila diperlukan)
 Penyediaan Air kerja
 Penyediaan Perlengkapan Keselamatan Pekerja dan P3K
 Pemasangan papan nama Proyek
 Pekerjaan Pengukuran Ulang / Uitzet
 Pekerjaan Pemasangan Patok Ukur dan Papan Bangunan (Bouwplank)
 Dokumentasi / Pelaporan
2. Dokumen Kontrak
Isi Surat Perjanjian Pelaksanaan Pemborongan :
 SPL
 SPMK
 Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak)
 Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan
 Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
 Dan lain-lain (Kelengkapan Administrasi)

3. Mobilisasi Alat dan Perlengkapan


Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dimulai, terlebih dahulu
harus dilakukan Mobilisasi Alat serta Perlengkapan yang dibutuhkan dan
sesuai dengan keperluannya yang meliputi :
 Tree Well Roller
 Digunakan untuk memadatkan timbunan, macadam dan material -
material lain yang akan digunakan untuk membentuk badan jalan
 Dump Truck
 Digunakan untuk mengangkut material galian dan timbunan dan material
- material lain yang akan digunakan di dalam pelaksanaan pekerjaan
 Concrete Vibrator
 Digunakan sebagai penggetar pada saat pengecoran beton.
 Concrete Mixer
 Digunakan untuk membuat campuran beton.
 Alat pertukangan
 Alat Pertukangan merupakan peralatan penunjang lainnya seperti : gergaji
kayu, palu, waterpass, bor listrik, mesin step dan lain-lain merupakan alat
bantu.
 Theodolit dan Waterpass
 Digunakan sebagai alat pengukuran untuk menentukan titik titik awal
pelaksanaan yang nantinya diberi patok – patok dari kayu sebagai tanda di
lapangan.
 Alat Perlengkapan
Cangkul, sekop, linggis, mesin las, alat-alat bor dan lain-lain merupakan
peralatan bantu dalam berbagai hal sesuai kebutuhan.
Adapun alat-alat berat lainnya yang sekiranya perlu kami datangkan ke
lokasi proyek tidak kami cantumkan disini untuk mempersingkat sajian
manajemen mutu dan metodologi yang kami susun ini.

4. Pembersihan dan perataan lahan (leveling)


Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Site/Lahan yang akan dilaksanakan harus
dibersihkan dari sampah, rumput dan puing-puing yang mengganggu dan
pembongkaran bangunan lama apabila ada.
Pembersihan lokasi dilakukan dengan menggunakan alat-alat bantu secara
manual dan atau secara mekanik, dikumpulkan kemudian diangkut truk
ringan dan dibuang ke luar areal lokasi pekerjaan yang kemudian diratakan
serta dipadatkan itupun harus disepakati oleh Direksi dan Pengawas.
Pembersihan akhir pekerjaan berupa puing-puing batu, pasir, potongan-
potongan kayu, kotoran dari adukan, semen dan lain-lain harus dibersihkan
dan disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

5. Pembuatan Direksi Keet


Sebelum melangkah kepada pekerjaan Fisik Bangunan akan dibuat Direksi
keet (Kontraktor Keet) dan Los Kerja. Untuk penempatan Direksi keet akan
ditempatkan pada areal yang strategis terhadap pekerjaan dan tidak
mengganggu kelancaran kendaraan logistik ke dan dari Lokasi Pekerjaan.
Direksi Keet (Kontraktor Keet) yang kami bangun akan kami sesuaikan
dengan kebutuhan, dikarenakan dalam pekerjaan ini tidak ada anggaran
untuk pembuatan Direksi Keet.

6. Pembuatan Los Kerja dan Gudang Bahan


Disamping Direksi Keet (Kontraktor Keet) kami juga akan merencanakan
secara baik Gudang Bahan dan Los Kerja yang terdiri dari :
 Los Kerja untuk Bekisting
 Los Kerja untuk Pembesian
 Los Kerja untuk Peralatan dan Alat Bantu

7. Air Kerja
Penyediaan Air Kerja untuk Pekerjaan ini direncanakan dengan menggunakan
air yang di datangkan dari luar lokasi dan atau menggunakan air dari daerah
sekitar, hal ini harus didiskusikan terlebih dahulu dengan pihak konsultan
dan user pada saat akan dimulainya pekerjaan persiapan.
Air kerja tersebut harus benar-benar bersih terbebas dari zat-zat kimiawi,
serta zat-zat organik lainnya yang dapat membahayakan manusia serta
bangunan.
Untuk menjamin kebersihan air tersebut terlebih dahulu agar dilakukan
penyaringan dan tes laboratorium.

8. Papan Nama Proyek


Papan nama proyek dibuat dari kayu papan dan diberi tulisan tentang
informasi pekerjaan yang akan berlangsung serta dipasang di lokasi yang
mudah dilihat secara umum.

9. Uitzet / Pengukuran Kembali


Pekerjaan pengukuran kembali ini akan kami laksanakan secara bersamaan
dan simultan di lokasi sehingga pekerjaan persiapan dapat selesai pada saat
bersamaan dan simultan pula.
Pengukuran ulang perlu dilaksanakan untuk ceking kembali antara ukuran
yang ada pada gambar rencana tehadap keadaan lahan yang akan dibangun.
Untuk memulai pelaksanaan Pekerjaan ini, yang pertama kali harus dilakukan
ialah Pekerjaan Pengukuran dengan cara membuat suatu titik tolak / titik
duga yang disebut BM (Bench Mark) berupa patok kayu setinggi 100 cm dari
muka tanah asli dan ditulisi dengan cat dengan ditanam dengan ditanam
dengan kuat sedalam 100 cm , untuk permukaan atas ( P + 0.00 ) adalah
permukaan bangunan seperti tertera dalam gambar kerja ataupun apabila BM
sudah ada disekitar lokasi, maka kami akan menggunakannya sebagai titik
acuan atau BM proyek ini agar seragam dengan bangunan yang sudah ada.
Bench Mark (BM) merupakan titik tetap sebagai referensi ukuran posisi
horisontal dan posisi vertikalsemua detail di dalam site dan sekitarnya.
Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran dengan menggunkan benang-
benang, unting-unting, penyipat datar serta alat ukur biasa.
Bench Mark (BM) tersebut harus dijaga dan dipelihara mulai dari saat
pelaksanaan hingga berakhirnya pekerjaan. Untuk mencapai keakuratan
pengukuran untuk posisi horizontal digunakan alat ukur Theodolith T.2 /
waterpass, sedangkan untuk posisi vertikal dengan alat ukur Waterpass /
Unting-unting.
Hal ini sangat penting dilakukan untuk menghasilkan akurasi bangunan serta
kemiringan saluran drainase yang merupakan masalah rumit bagi sebuah
bangunan, kami akanmembuat Patok Ukur (BM) ini sebanyak yang
dibutuhkan sesuai yang disyaratkan.

10. Dokumen Pelaporan


Kontraktor dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan pekerjaan, diawasi
oleh Konsultan pengawas yang bertugas melakukan pengawasan pekerjaan
kontraktor, dan diwajibkan untuk melaksanakan Rapat Berkala yang
diadakan oleh Konsultan pengawas yang dihadiri oleh Pihak Pengelola
Proyek.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk :
 Membuat Laporan Harian yang berisi :
o Jenis pekerjaan yang dilaksanakan
o Bahan-bahan yang digunakan
o Alat-alat yang digunakan / didatangkan
o Jumlah tenaga yang digunakan
o Keadaan cuaca pada hari bekerja
o Progress pekerjaan
o Menyediakan Buku Harian sesuai dengan petunjuk Direksi dan
direkap dalam Laporan Mingguan an Laporan Bulanan
 Membuat Dokumetasi /Foto Pekerjaan
Pemotretan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan minimum 3 (tiga)
kali, yakni ketika pekerjaan mencapai prestasi : 0 %, 50 %, 100 %. Dengan
pengambilan gambar pada titik / posisi yang tetap sama.
VIII. METODE TEKNIS PELAKSANAAN
Tahapan teknis pelaksanaan Pekerjaan Hibah JUT Kec Karanggayam 3 Gap/Paket
PAD-10 (Gap Lestari Ds. Kajoran, Gap Wana Marga Rahayu Ds. Karangmaja, Gap
Sekar Harum Ds. Karanggayam), secara umum urutannya adalah sebagai berikut :
UMUM
1. Mobilisasi
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup semua kegiatan mobilisasi peralatan dan personil
yang di perlukan dan semua falitas pendukung selama dalam masa
pelaksanaan pekerjaan serta melakukan demobilisasi kembali terhadap
semua terhadap semua peralatan dan personil pada saat pekerjaan selesai.

Persiapan Pekerjaan
a. Mengirim  program  kerja  (workplan)  termasuk  metoda  kerja,
schedule,  perlatan,  personil kerja dan gambar kerja yang akan
digunakan,  untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan dimulai.
b. Memberitahu  Konsultan  secara  tertulis  paling  sedikit  24 jam
sebelum tanggal dilakukannya  pelaksanaan pekerjaan
Tahapan Pekerjaan

Metode pelaksanaan 
 Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan konstruksi maka ketepatan waktu mobilisasi
sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.
 Mobilisasi alat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi atau
maksimal 7 hari setelah mendapat surat perintah mulai kerja
(SPMK).
 Peralatan yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan. Peralatan tersebut di atas di simpan di lokasi
pekerjaan dan di jaga sehingga dapat dipergunakan pada
waktunya tanpa ada kendala yang dapat mengganggu pekerjaan,
misalkan terjadi kerusakan pada alat yang akan digunakan.
 Demobilisasi alat akan dilakukan setelah semua pekerjaan selesai.
Analisa K3
1. Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja
2. Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
 Menggunakan Alat Pelindungan Diri ( APD )

2. Pekerjaan Tanah
a) Galian untuk Pasangan Talud
Pekerjaan galian tanah dilaksanakan setelah mendapatkan ukuran-
ukuran yang tepat dan pasti dari hasil pengukuran dan
pemasangan bouwplank, tanah hasil galian ditimbun tidak terlalu
dekat dengan lubang galian supaya tanah galian tidak longsor
kembali ke lubang galian. 
Item Pekerjaan ini dilakukan dengan cara manual dan alat bantu
lainnya sesuai dengan gambar rencana. Hasil galian tanah dibuang
keluar lokasi pekerjaan dan sekelompok pekerja akan merapihkan
hasil galian. Selama pelaksanaan pekerjaan galian diusahakan
menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak
dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan
galian tersebut.
Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi dibatasi
sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian dengan cara
mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat
hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya. 
Galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan dengan
pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka
untuk lalu lintas pada setiap saat. 
Semua galian terbuka diberi rambu peringatan dan penghalang
yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke
dalamnya, dan setiap galian terbuka jalur lalu lintas maupun bahu
jalan diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang
dicat putih beserta lampu merah atau kuning guna menjamin
keselamatan para pengguna jalan.

b) Timbunan Sirtu padat (untuk leveling)


Pekejaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan, penghamparan,
pemadatan dan perapihan hasil pekerjaan.
1. Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim  program  kerja  (workplan)  termasuk  metoda 
kerja, schedule, perlatan,  personil kerja dan gambar kerja
yang akan digunakan,  untuk memperoleh persetujuan dari
Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
2) Mengajukan permohonan penggunaan material kepada
Direksi.
3) Memberitahu  Konsultan  secara  tertulis  paling  sedikit  24
jam sebelum tanggal dilakukannya  pelaksanaan pekerjaan
2. Uraian Pengerjaan
1) Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran
dan pemasangan marking pada area pekerjaan, pembersihan
lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material organik
dan anorganik.
2) Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi,
konsultan dan pengawas.
3) Memuat material timbunan biasa dari hasil galian pada
lokasi pekerjaan dengan dum truk, dan ditumpuk dengan
jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.
4) Timbunan biasa dihampar dengan menggunakan Motor
Greader atau manual.
5) Hasil hamparan timbunan biasa disiram air dengan
menggunakan Water Tanker lalu dipadatkan dengan
Vibratory Roller sampai mencapai ketabalan dan kepadatan
sesuai dengan spesifikasi teknik.
6) Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk
dibuang pada area yang telah ditentukan.

3. Kebutuhan Tenaga, Bahan dan Peralatan


Tenaga Kerja :
- Pekerja
- Mandor

Bahan/Material :
Bahan Timbunan Sirtu
Analisa K3
Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja
Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
 Menggunakan Alat Pelindungan Diri ( APD )
Tahapan Pekerjaan

Tahapan Pekerjaan Timbunan Sirtu

3. Pekerjaan Perkerasan
a) Waterbond Macadam
1. Uraian Kerja :
Proses pelaksanaan pembuatan lapis pondasi tanpa penutup
Waterbound acadam dapat diuraikan sbb:
- Tanah dasar/badan jalan dipersiapkan terlebih dahulu
yaitu dengan membuang rumput-rumput dan jenis tanah
humus yang ada dipermukaan jalan, setelah itu
permukaan jalan tersebut diratakan dengan cangkul dan
dibentuk dengan memperhatikan kemiringan sehubungan
untuk pengaliran air. Apabila permukaan tersebut sudah
rata maka dapat dilanjutkan dengan proses pemadatan.
- Bahan agregat kasar (kerikil pecah I batu pecah) dapat
digelarkan/dihamparkan pada tanah dasar/badan jalan
apabila permukaanya telah benar-benar padat, rata dan
telah terbentuk dengan baik. Tebal lapisan yang
dihamparkan kira kira7 s/d 10 cm. Penghamparan dapat
dilakukan dengan pengki. Apabila bahan agregat kasar telah
selesai dihampar dan diratakan serta telah mempunyai nilai
ketebalan sesuai dengan yang ditentukan maka pekerjaan
pemadatan dapat dilakukan.
- Bahan agregat halus (pasir) dapat digelarkan/dihamparkan
diatas lapisan agregat kasar yang telah selesai dipadatkan.
Tebal lapisan yang dihamparkan kira-kira 5 s/d 7 cm.
Penghamparan dapat dilakukan dengan pengki. Apabila bahan
agregat halus telah selesai dihampar maka dilakukan
penyiraman air sehingga material agregat halus tersebut akan
masuk ke celah-celah agregat kasar kemudian sambil
dipadatkan.
- Peralatan Pemadat
Macam-macam peralatan yang dipergunakan sehubungan
dengan pekerjaan pemadatan lapis pondasi jalan umumnya
ada dua jenis yaitu yang dilaksanakan secara mekanik dan
manual dimana keduanya diuraikan sbb:
Peralatan Mekanik Jenis peralatan ini digerakkan oleh
tenaga mesin sehingga pekerjaan pemadatan dapat
dilaksanakan lebih cepat dan lebih baik. Adapun jenisjenis
peralatan yang umum digunakan antara lain:
a. Three Wheel Roller.
Penggilas type ini juga sering disebut penggilas
Macadam, karena jenis ini sering dipergunakan dalam
usaha-usaha pemadatan material berbutir kasar. Pemadat
ini mempunyai 3 buah silinder baja, untuk menambah
bobot dari pemadat jenis ini maka roda silinder dapat
diisi dengan zat cair (minyak/air) ataupun pasir. Pada
umunya berat penggilas ini berkisar antara 6 s/d 12 ton.
b. Tandem Roller Penggunaan dari alat ini umumnya untuk
mendapatkan permukaan yang agak halus. Alat ini
mempunyai 2 buah roda silinder baja dengan bobot 8 s/d 14
ton. Penambahan bobot dapat dilakukan dengan
menambahkan zat cair.
c. Perkerasan Beton fc 15 MPa
Mengacu Pada Spesifikasi Umum 2010 Rev 3, Metode
pelaksanaan Perkerasan Beton, diuraikan sebagai berikut :

1. Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Beton fc. 15 MPa


2. Volume Pekerjaan : Sesuai RAB
3. Waktu Pengerjaan  : Sesuai dengan Volume dibagi
Kapasitas Kerja dibagi satuan
Waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai Jadwal Pelaksanaan
5. Lingkup Pekerjaan  : Lingkup Pekerjaan mencakup
- Penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan
perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan
- Pemasangan Acuan (Formwork/bekisting) yang dibuat dapat
dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang
kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan
- Pengecoran beton
- Delatasi
- Pemadatan; Beton dipadatkan dengan penggetar mekanis
(Concrete Vibrator yang dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi
sampai ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan
kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian tersebut.
- Pembongkaran Acuan
- Perawatan Beton
- Tenaga Kerja  :
Mengacu Pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan Beton fc.15
MPa, untuk 1 M3 diperlukan tenaga kerja :

Pekerja 1,1245 Jam


Tukang 1,1245 Jam
Mandor 0,5622 Jam

- Bahan   : 
Mengacu Pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan Beton fc.15
MPa, untuk 1 M3 diperlukan Bahan-bahan :
Semen 327,5400 Kg
Pasir Beton 0,5024 M3
Agregat Kasar 0,9053 M3
Perancah 0,1000 M3
Paku 0,8000 Kg

- Peralatan  : 
Mengacu Pada Analisa Harga Satuan Pekerjaan Beton fc.15
MPa, untuk 1 M3 diperlukan peralatan :
Concrette Mixer 0,5622 Jam
Water Tanker 0,0382 Jam

- Spesifikasi Teknis / Standar Teknis


a. Dimensi Sesuai Gambar Kerja
b. Dilakukan secara manual Menggunakan Acuan
c. Spesifikasi Umum 2010 Rev 3

- Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan


1. Persiapan
 Gambar Kerja (shop Drawing) Telah disetujui direksi
 Landasan atau pondasi hamparan beton sudah siap
sesuai dengan gambar dan bebas dari sampah dan tidak
tergenang air.
 Bahan yang akan digunakan (mix design) sudah
disetujui direksi/konsultan pengawas baik kualitas
maupun ukuran.
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan setiap seksi pengecoran
sudah diterima dan disetujui direksi/pengawas
 Rambu-rambu keselamatan dan pita pengaman/batas
area kerja Sudah terpasang
 Alat kerja layak digunakan dan kondisi pekerja layak
untuk melakukan pekerjaan
 Gunakan APD

2. Pengerjaan
 Pasang Acuan dan alat pengendali elevasi (jenis
kawat atau lainnya) di muka bagian perkerasan yang
sedang dilaksanakan agar diperoleh kinerja
 Pasang Paku pada Acuan untuk setiap ruas sepanjang 3
m. Sebuah paku harus diletakkan pada setiap ujung
sambungan.
 Periksa Acuan agar kokoh dan tidak goyah.
 Periksa Perbedaan permukaan acuan dari garis yang
sebenarnya tidak boleh lebih dari 5 mm.
 Periksa Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan dan
minta persetujuan direksi/pengawas

- Pengecoran
 Pengecoran dilakukan dengan cara menumpahkan
campuran beton pada area kerja
 Beton diratakan sesuai ketebalan formwork dan
dipadatkan menggunakan Concrete Vibrator
 Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton
harus diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi dengan
bantuan alat-alat Throwl
 Pekerjaan Curring dilakukan dengan menyiram
permukaan beton menggunakan curring compund
dan/atau air.

3. Pemeriksaan/pengakhiran
 Dimensi dan elevasi bidang pengecoran harus sesuai
dengan gambar kerja.
 Lakukan perbaikan pada bidang cor yang tidak sesuai
sesuai
 Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan

Analisa K3
Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja
Aspek K3
 Memasang Rambu Peringatan
 Menggunakan Alat Pelindungan Diri ( APD )

Jadwal Pelaksanaan Umum

Minggu Ke
Uraian Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
UMUM
PEKERJAAN TANAH
PERKERASAN
STRUKTUR

IX. MANAJEMEN LALU LINTAS


Demi kelancaran di dalam pekerjaan dan tidak mengganggu lalu lintas kendaraan
yang melintas, kami akan menempatkan personil khusus untuk mengatur lalu
lintas di sekitar lokasi pekerjaan. Kami juga akan menerapkan metode buka tutup
jalan sehingga diharapkan pekerjaan bisa terus berjalan dan pengguna lalu lintas
juga bisa lewat.
Disamping itu kami juga akan menempatkan rambu - rambu lalu lintas dan
peringatan bahwa disitu sedang dilaksanakan pekerjaan jalan dan menghimbau
kepada pengguna jalan supaya mengurangi kecepatan dan berhati - hati selama
melintas di lokasi tersebut.

X. MANAJEMEN WAKTU PELAKSANAAN


Dengan jangka waktu pelaksanaan yang hanya 75 (tujuh puluh lima) hari
kalender kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat pada waktunya. Kami akan selalu berkoordinasi dengan pihak
terkait apabila terjadi permasalahan external. Adapun untuk mengejar
keterlambatan, kami juga akan mengoptimalkan untuk lembur pekerjaan
sehingga diharapkan pekerjaan tidak mengalami keterlambatan di dalam
schedule pelaksanaan.

XI. MANAJEMEN PENGELOLAAN MATERIAL


Material adalah hal yang harus disiapkan sejak dini, untuk itu kami sudah jauh -
jauh hari menyetok material di Base Camp sebanyak banyaknya. Sedangkan
untuk material yang belum tercaver, kami juga sudah sruvey ke sekitar lokasi
pekerjaan dan menanyakan langsung kepada leveransir terdekat untuk
kesedianyanya nanti membantu memasok material apabala dibutuhkan.

XII. MANAJEMEN PENGELOLAAN PERALATAN


Peralatan yang akan kami gunakan sudah kami persiapkan dan kami pastikan
dalam kondisi yang baik. Adapun utnuk alat yang memungkinkan untuk sewa,
kami juga sudah mengecek. Untuk memaksimalkan di dalam pelaksanaan
pekerjaan, kami akan mengatur mobilisasi alat sesuai dengan kebutuhan di
lapangan sehingga tepat waktu, tepat mutu dan tepat guna.

XIII. PENGENDALIAN MUTU


Demi menjaga Kualitas dan mutu pekerjaan, segala bentuk material yang akan
digunakan untuk di uji coba terlebih dahulu pada laboratorium independent guna
mengetahui mutu dari bahan / material tersebut. Apakah material tersebut
memenuhi syarat spesifikasi atau tidak. Apabila didapati material tersebut tidk
sesuai spesifikasi maka akan segera diganti menggunakan material baru yang
memenuhi spesifikasi dengan pengujian terlebih dahulu.

XIV. PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA


Demi menjaga keselamatan kerja baik pelaksana dilapangan, pengguna jalan dan
orang disekitar lokasi pekerjaan kami selaku penyedia jasa akan menerapkan
sistim K3. Adapun garis besar sistem keselamatan kerja yang akan kami lakukan
adalah sebagai berikut :
a. Membuat papan nama penunjuk sebagai pemberitahuan pada pengguna jalan
yang melintas bahwa disitu ada pekerjaan perbaikan jalan
b. Mendekati lokasi pekerjaan ditempatkan rambu - rambu lalu lintas
c. Menempatkan personil untuk mengatur jalanya lalu lintas supaya lancar dan
mengurangi kemacetan
d. Dipasang lampu penerang pada malam hari pada lokasi pekerjaan
e. Mengidentifikasi kemungkinan bahaya yang timbul untuk kemudian membuat
larangan - larangan yang bisa mengakibatkan bahaya untuk ditempatkan pada
setiap pekerjaan yang beresiko kecelakaan tinggi.
f. Setiap pekerja dilengkapi dengan pengaman seperti helm, sarung tangan,
masker dan pengaman lain yang diperlukan.

XV. PENUTUP
Demikian uraian secara ringkas metoda pelaksanaan pekerjaan yang mana dalam
uraian ini tidak semuanya kami uraikan, semoga dapat mewakili dan menjadi
bahan pertimbangan bagi pihak panitia pelelangan pekerjaan dan juga sebagai
gambaran pelaksanaan apabila perusahaan kami memenangkan dalam proses
pelelangan pekerjaan ini.

Kebumen, Januari 2020


PPK Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan
Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Kebumen

Daejin, SE
NIP. 19640824 198602 1 002

Anda mungkin juga menyukai