MATRIX PRIMATAMA
Pekerjaan
Tahun
: 2016
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Dokumen Kontrak
-Gambar Rencana Teknis
-Spesifikasi Teknis
-Spesifikasi Teknis
METODE
PELAKSANAAN
2.1
Keadaan
Eksisting
Sumber Daya
Pelaksana
Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
MANAGER
KEUANGAN &
ADM
PROJECT
ENGINEER
SITE
MANAGER
PELAKS.
KASIR
PEMBUK
UAN
BAG
PERENCAN
AAN
QUALITY
CONTROL
SURVEY
SIPIL
GUDANG
PELAKS
PELAKS
PELAKS
LOGIS
ARSITEK
ELEKTRI
KAL
MEKANI
TIK
MANDOR
MANDOR
MANDOR
ARSITEK
ELEKTRIK
MEKANIK
MANDOR
BAG EVA
LUASI
DRAFTER
SIPIL
SUB KONTRAKTOR
- MEKANIKAL
- ELEKTRIKAL
- KUSEN , DLL
Tujuan dari Organisasi Lapangan tesebut diatas, yakni agar Project Manager
selalu mengetahui segala keadaan dari proyek tersebut, Komunikasi yang cepat dan
langsung diperlukan untuk tujuan tersebut diatas. Sedangkan untuk Manager
3
Metode Pelaksanaan
Keuangan dan Sub Bagianya dapat ditempatkan di kantor pusat. Manager keuangan
dan bagiannya bertugas untuk melakukan pembukuan keuangan proyek, melakukan
pembayaran, dan segala administrasi keuangan termasuk melakukan penagihan
kepada pihak pemilik proyek. Dan seorang manager keuangan, sekali-kali dapat
melakukan peninjauan kelapangan, untuk dapat mengenal personil lapangan, caracara pelaksanaan, sehingga diharapkan akan lebih menyadari adan tugas
pekerjaannya.
Project Engineer dan bagiannya untuk Proyek ini di tempatkan di Lapangan,
mengingat kompleksitas pekerjaan dan terbatasnya waktu pelaksanaan yakni selama
30 (tiga puluh) hari kalender, dengan tujuan untuk memudahkan seorang Project
Manager mengambil keputusan dan dapat segera dilaksanakan oleh Site Manager dan
Bagiannya. Bagian Perencanaan pada Organisasi tersebut peranannya cukup penting,
bertugas dan bertanggung jawab untuk merencakan pelaksanaan, Pengawasan, dan
Pengendalian Proyek .
Sedangkan bagian survey bertugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan
pengukuran volume kemajuan pekerjaan yang dilaporkan kepada Bagian Perencanaan
sebagai bahan untuk mengevaluasi dan merencakan bila terjadi perubahan ukuran,
atau perubahan volume, dan dapat dimungkinkan untuk direncakan jika ada pekerjaan
baru yang belum terdapat dalam kontrak. Quality Control dalam proyek ini bertugas
dan bertanggung jawab pada Pengujian Bahan/Material, pengujian mutu beton dan
lain-lain, termasuk mengawasi pekerjaan, tenaga kerja, dan alat-alat serta pelaksanaan
konstruksi.
Bagian Evaluasi bertugas dan bertanggung jawab pada 2 atasan sekaligus,
yaitu bagian perencanaan dan bagian keuangan dalam hal mempersiapkan data-data
yang diperlukan sehingga project manager selalu mengetahui jalannya pelaksanaan
secara tepat. Site Manager bertugas dan bertanggung jawab untuk menjalankan
program pelaksaan proyek sesuai dengan hasil perencanaan, mengatur tenaga kerja
secara optimal sehingga waktu yang direncakan dapat dicapai secara tepat.
Disamping itu seorang Site Manager bertugas untuk melakukan Koordinasi dengan
para Sub Kontraktor, para Suplier, dan para pelaksana agar program yang
direncanakan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2.
Pendayagunaan Sumberdaya
a. Sumberdaya Manusia
4
Metode Pelaksanaan
Manajerial
Teknik
Administrasi
Keuangan
Pelaksanaan lapangan
b. Sumberdaya Bahan
Pemanfaatan sumberdaya bahan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
untuk setiap item pekerjaan meliputi :
Material lokal
Material fabrikan
Material terangkai
Metode Pelaksanaan
c. Sumberdaya Peralatan
Penggunaan peralatan dimaksudkan untuk
mempercepat penyelesaian
Sumberdaya Finansial
Pekerjaan
pelaksanaan
konstruksi
adalah
pekerjaan
yang
menuntut
Metode Pelaksanaan
e. Rencana Kerja
Rencana kerja dipersiapkan dan disusun sebagai panduan bagi seluruh kinerja
Tim Pelaksana Proyek, agar pelaksanaan kegiatan bisa tepat guna dan berhasil guna.
Rencana kerja memuat substansi sebagai berikut :
3.
Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
3.1
Metode Pelaksanaan
10
Metode Pelaksanaan
START
SURVEY LOKASI
PEKERJAAN
1. Pengukuran lokasi
pekerjaan
2. Pengecekan tiap
item pekerjaan
3. Dokumentasi lokasi
TIDAK
DOKUMEN
PERENCANAAN
PEKERJAAN
1. Identifikasi hasil
survey
2. Input hasil survey
3. Di jabarkan dalam
bentuk Dokumen RAB,
REVIEW DAN
VERIFIKASI
DOKUMEN DI
DIREKTORAT
YA
DOKUMEN RAB,
GAMBAR KERJA,
SPESIFIKASI TEKNIS,
PO DAN SPMK
PELAKSANA
AN
Dalam penyusunan Rencana Anggaran Biaya dan Spesifikasi Teknis dalam
suatu pekerjaan, data yang dibutuhkan secara teknis agar Rencana Anggaran Biaya
terselesaikan dengan baik dan berkualitas adalah daftar harga bahan-bahan bangunan
terbaru, daftar harga upah personil yang terlibat dalam pekerjaan, daftar analisa harga
satuan terbaru (atau sesuai rujukan atau permintaan user yang bersangkutan). Untuk
mempermudah dan mempersingkat waktu pekerjaan, pembuatan dilakukan dengan
menggunakan bantuan software yaitu Microsoft Excel. Setelah semua data dan
fasilitas pendukung lainnya tersedia tahap selanjutnya input dan hitung ukuran
volume, spesifikasi barang dan harga sesuai hasil di tahap survey pekerjaan tadi
tentunya mengaju ke penjelasan user pengguna jasa.
11
Metode Pelaksanaan
seperti
halnya
pembuatan
Rencana
Anggaran
Biaya,
Untuk
Metode Pelaksanaan
laporan harian, mingguan dan bulanan. Laporan visual kami berikan dalam
bentuk foto baik softcopy maupun hardcopy dengan menggambarkan keadaan
sebelum dikerjakan, pada saat dikerjakan dan setelah dikerjakan, sebagai dasar
pembuatan as-builtdrawing pada saat serah terima pekerjaan terakhir.
3.3.2. Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan untuk memulai dan
mengakhiri pekerjaan konstruksi sesuai lingkup pekerjaan yang tertuang
didalam kontrak. Pekerjaan ini mencakup mobilisasi untuk melaksanakan
seluruh pelayanan jasa pemborongan yang meliputi, tenaga kerja, bahan,
perlengkapan, peralatan, dan atau fasilitas lain yang diperlukan untuk
melaksanakan
seluruh
pekerjaan
yang
memerlukan
mobilisasi
dan
demobilisasi.
3.4
Metode Pelaksanaan Sirkulasi Alat & Tenaga Kerja, serta tempat penyimpanan
material
3.4.1. Penyediaan fasilitas tenaga kerja
Penyedian fasilitas pekerja adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan
keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah baik didalam maupun diluar
hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi
produktifitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat. Tujuan pemberian
penyedian fasilitas pekerja antara lain sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan pekerja kepada pekerja.
2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi pekerja.
3. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktifitas kerja bagi pekerja.
4. Menurunkan tingkat absensi dan turn over pekerja.
13
Metode Pelaksanaan
PT. Matrix
Primatama
Metode Pelaksanaan
Pada setiap pekerjaan sudah sewajarnya bila terdapat kendala yang ditemukan
dalam pelaksanaannya, begitupun dengan pekerjaan perbaikan itu sendiri terdapat
kendala yang mempunyai kesulitannya tersendiri dan merupakan salah satu bagian
dari pekerjaan itu sendiri yang harus secepat mungkin di selesaikan dan di carikan
solusinya agar pekerjaan bisa berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.
Adapun kendala yang muncul dalam pekerjaan perbaikan yang sering kali di
temui di Proyek pekerjaan perbaikan Institut Teknologi Bandung, secara singkat bisa
di uraikan sebagai berikut :
1. Jam kerja dalam pekerjaan ini tidak teratur, dikarenakan gedung aktif dipakai oleh
mahasiswa atau dosen untuk kegiatan akademik dan terkadang jam kerja di alihkan
menjadi malam hari agar ruangan kosong dan tidak mengganggu aktivitas
staff/mahasiswa yang ada di gedung tersebut.
2. Mobilisasi alat dan bahan lebih lama sampai lokasi pekerjaan, dikarenakan lokasi
terdapat di beberapa lantai yang dalam proses mobilisasi tersebut memerlukan waktu
yang lumayan lama
3. Pengeluaran biaya langsung dan tidak langsung proyek untuk pekerjaan perbaikan
lebih membengkak, dikarenakan jam kerja yang tidak teratur, item pekerjaan
perbaikan yang harus di kerjakan di luar dugaan, yang menuntut di adakannya kerja
lembur dan pemindahan jam kerja. Sehingga menyebabkan biaya upah naik bisa
mencapai 2 kali lipat dari pengeluaran biaya awal.
4. Luasan area yang dikerjakan dalam satu paket pekerjaan perbaikan bisa berbeda
lokasi, dan tidak jarang pula jarak antar lokasi satu dengan yang lainnya lumayan
jauh.
5. Dalam satu paket pekerjaan perbaikan biasanya melibatkan banyak pihak yang
terkait dalam pekerjaan tersebut seperti user (Dosen, Mahasiswa, Pengelola gedung).
Terkadang ada dalam beberapa paket pekerjaan, terdapat user yang gampang di ajak
koordinasi, kerja sama, bertoleransi besar, tapi kadang juga ada yang susah di ajak
kerjasama, rewel, dan kurang menjunjung profesionalitas dengan baik.
6. Sudah menjadi rahasia umum rasanya, dalam setiap pekerjaan mempunyai
tantangan tersendiri. Hal itu bisa digambarkan dalam pekerjaan perbaikan di
lingkungan Institut Teknologi Bandung, hampir disetiap kesempatan dalam
pengerjaan perbaikan mempunyai medan/lokasi pekerjaan yang cukup menantang.
Seperti contohnya pekerjaan memperbaiki atap bocor di lantai yang tinggi, pekerjaan
memperbaiki plafond yang rusak dilantai yang tinggi. Ditinjau dari segi pengerjaan
15
Metode Pelaksanaan
item tersebut bisa di katakan lumayan mudah, namun ada faktor yang membuatnya
sulit yaitu dari segi alat bantu seperti scaffolding yang banyak, alat bantu keamanan
safety belt, dari segi waktu memerlukan waktu yang lebih lama sehingga
membutuhkan biaya yang ekstra, dll.
4.2
Metode Pelaksanaan
yang tidak kalah penting jika luasan area terpisah jauh yaitu fasilitas akomodasi dan
mobilisasi untuk project manager dan pihak yang terkait lainnya memadai sehingga
mempermudah dalam pengontrolan suatu pekerjaan.
5. Cara penanganan / solusi yang tepat dalam kendala ini yaitu menjalin pendekatan,
kerjasama dan koordinasi yang inten baik kepada pihak user secara profesional,
sehingga membentuk singkronisasi yang baik antar kedua belah pihak, sehingga
keinginan dari user terkordinir dengan baik dan pekerjaanpun menjadi semakin lancar.
6. Cara penanganan / solusi yang tepat dalam kendala ini yaitu memfasilitasi
perlengkapan peralatan untuk menunjang kelancaran dalam pekerjaan perbaikan yang
mempunyai medan/lokasi pekerjaan yang sulit dan menantang, baik dari segi
peralatan keamanan, peralatan perlengkapan penunjang pekerjaan. Selain itu
managerial sumber daya manusia, dan material yang baik akan membantu
meminimalisir waktu yang di perlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik
dari segi mutu, waktu dan kualitas.
4.3
Pekerjaan perbaikan
Pada hakikatnya terdapat perbedaan besar dalam suatu pekerjaan perbaikan
dan pada suatu pekerjaan yang di bangun dari nol pekerjaan. Perbedaan yang cukup
signifikan dalam urutan pekerjaan dan durasi waktu pekerjaan yang akan
dilaksanakan, jika dalam pekerjaan yang di mulai dari nol, urutan pekerjaan dan
durasi pekerjaan yang akan dilaksanakan perkiraan penyelesaian pekerjaan dan
kesinambungan antar item pekerjaan sudah bisa di atur secara akurat baik dari segi
waktu, mutu, dan biaya.
Berbeda dengan pekerjaan perbaikan, dimana dalam pekerjaan perbaikan
urutan pekerjaan dan durasi pekerjaan tidak bisa di atur secara akurat. Tidak jarang
banyak hal-hal lain di luar dugaan yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan, seperti
analisa solusi pada suatu item pekerjaan perbaikan, pekerjaan yang tumpang tindih
dalam pelaksanaan, waktu pengerjaan yang tidak bisa di prediksi bila pekerjaan
perbaikan berada di lokasi yang aktif dan di pakai setiap hari, membengkaknya biaya
tidak langsung proyek di karenakan banyak peristiwa tidak terduga yang terjadi di
lapangan yang pada dasarnya memang sudah menjadi resiko dan tanggung jawab
pihak kontraktor untuk menyelesaikannya. Hal ini menuntut project manager
lapangan untuk berpikir keras dalam memanag suatu pekerjaan perbaikan agar
terwujudnya tujuan dari semua proyek yaitu tepat waktu pengerjaan, tepat kuantitas,
17
Metode Pelaksanaan
tepast kualitas, tepat biaya sesuai dengan biaya rencana, tidak adanya gejolak sosial
dengan masyarakat sekitar, tercapainya K3 dengan baik.
Berikut ini terdapat contoh kasus pekerjaan perbaikan, kendala yang di hadapi
dalam pekerjaan perbaikan, solusi yang di pakai untuk memecahkan kendala tersebut,
pembentukan urutan kerja pekerjaan perbaikan dalam bentuk jaringan kerja sehingga
bisa mempermudah dalam memanag proyek pekerjaan perbaikan
4.4 Contoh kasus, pembentukan urutan pekerjaan dan jaringan kerja
Kita ambil contoh kasus pekerjaan perbaikan pada Gedung dan Bangunan
Farmasi. Pada contoh kasus pekerjaan perbaikan ini item pekerjaan yang akan
dilaksanakan sangat beragam, tingkat kesulitan dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut pun semakin beragam pula. Terdapat item
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan sipil, pekerjaan arsitektur, pekerjaan
mekanikal dan elektrikal, dll.
18
Metode Pelaksanaan
19
Metode Pelaksanaan
20
Metode Pelaksanaan
Gambar Barchart dan Jaringan kerja (network planning) dalam suatu pekerjaan perbaikan
Bisa terlihat dari jaringan kerja di atas bahwa, pada pekerjaan perbaikan dalam
contoh kasus di atas jarang sekali pekerjaan yang satu dengan yang lainnya saling
menunggu selesai dan saling berkesinambungan. Seperti tampak pada gambar
jaringan kerja di atas, tabel/node pada setiap pekerjaan yang berwarna biru
menunjukan bahwa pekerjaan tersebut bukan merupakan jalur kritis, bila di kemudian
hari terjadi terlambat tidak akan berpengaruh ke semua pekerjaan menjadi terlambat.
Namun berbeda sekali dengan tabel/node yang berwarna merah, jalur berwarna merah
menunjukan bahwa item pekerjaan tersebut merupakan jalur kritis menurut logika
ketergantungan tiap item pekerjaan, sehingga bila ada keterlambatan item pekerjaan
yang terdapat dalam jalur kritis tersebut akan menyebabkan keterlambatan pada
keseluruhan proyek. Dengan begitu sebagai pelaksana pekerjaan harus benar-benar
cermat jangan sampai pada item pekerjaan yang termasuk pada jalur kritis tersebut
terlambat, oleh karena itu solusi yang di ambil bisa dengan menambah sumber daya
manusia, kerja lembur, dll.
Jaringan kerja pekerjaan perbaikan akan jauh berbeda dengan jaringan kerja
pekerjaan yang dimulai dari awal. Salah satu keuntungan pada pekerjaan perbaikan
dalam kasus di atas bisa di kerjakan secara serempak atau paralel, lalu pihak
kontraktor menyiapkan sumber daya manusia yang siap untuk menyelesaikan
pekerjaan secara cepat, baik dan menyiapkan modal dari segi finansial , peralatan
yang menunjang. Sehingga durasi pelaksanaan pekerjaan perbaikan tersebut bisa di
selesaikan lebih awal dari waktu yang di tetapkan.
Galian tanah untuk pondasi harus sesuai gambar rencana jika di perlukan dasar
galian harus dipadatkan/ditumbuk. Jika galian melampaui batas kedalaman, harus
menimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum, hasil galian yang
dapat dipakai untuk penimbunan diangkut langsung ke tempat yang sudah
direncanakan dan disetujui oleh direksi.
Untuk pekerjaan urugan pasir, pasir yang digunakan untuk pengurugan harus
dilakukan test tanah dan atas persetujuan Direksi. Dipilih pasir yang baik secara
teknis,bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih dahulu
mendapat
persetujuan
Direksi
dengan
ukuran
ketebalan
10 cm di bawah lantai.
Untuk pekerjaan urugan tanah, tanah yang digunakan untuk pengurugan harus
dari tanah yang baik dan memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan
organis, barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi
lapangan. Jika diijinkan dapat digunakan tanah bekas galian. Pengurugan dilakukan
lapis demi lapis tiap 20 cm dengan ketebalan + 40 cm dalam keadaan padat, kemudian
dibasahi dan dipadatkan. Direksi dapat memerintahkan pengurugan melebihi ukuran,
diperhitungkan penyusutan tanah akibat konsolidasi.
2. Batu yang digunakan untuk pasangan harus kuat, bersih dan pecah kecuali untuk
muka pasangan (rain).
3. Pada saat pemasangan batu, celah-celah diantara batu harus terisi spesi dan
susunan batu harus saling mengikat (tidak segaris).
4. Pasangan batu yang sudah terpasang namun ada beberapa batu yang menonjol
(tidak segaris) kontraktor harus memperbaiki kembali hingga memuaskan direksi
lapangan.
5. Pasir yang digunakan harus bersih dari debu / kotoran dengan dibuktikan dari
laboratorium.
6. Untuk mendapatkan gaya geser yang lebih besar sebelum memasang batu kali
pada bagian dasar (alas supaya diurug pasir / beton rabat).
5.4. Teknis pelaksanaan pekerjaan struktur
Dalam pekerjaan ini mutu beton dan besi beton yang dipakai untuk proyek ini
(spesifikasi) disesuaikan dengan gambar kerja
berada di dalam garis sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai spesifikasi
struktur, serta sudah terpasang beton decking yang memadai.
3. Semua bidang dalam plywood bekisting dinding (area beton harus diolesi minyak
bekisting/mould oil sebelum didirikan. Jangan lupa dilakukan pengecekan
kembali terhadap instalasi yang masuk dalam struktur kolom. Baik itu instalasi
pembuangan ataupun instalasi elektrikal. Setelah bekisting kolom ditutup, semua
sarana perkuatan bekisting seperti Tie rod, Form Tie, Steel wale dan Adjustad
support dipasang.
bantuan unting-unting, waterpas dan alat ukur. Setelah bekisting terpasang baik,
buat sipatan (atau tanda dari paku) untuk batas/level pengecoran di sisi atas
bekisting dinding/kolom.
6. Pembongkaran Bekisting
Untuk kolom pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran
sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah
pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat benar-benar mengeras.
7. Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap
terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah
dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.
5.5. Teknis pelaksanaan pekerjaan dinding
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini meliputi pekerjaan dinding, pekerjaan
plesteran, pekerjaan acian. Pasangan batu bata untuk dinding dipasang tembok bata.
Pasangan bata dipasang dengan rapi tegak lurus dan water pass dengan spesi 1 s/d 1
cm, bata yang akan digunakan berkualitas baik, cukup masak yang merata tidak
mudah patah. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai akan dilakukan penyiraman pada
dinding bata supaya plesteran lebih kuat dan tidak retak. Trassram dipakai campuran 1
Pc : 3 Ps dilakukan pada seluruh pasangan bata bagian luar maupun bagian dalam.
a. Pekerjaan pasangan batu bata
Bata merah harus melalui persyaratan sebagai berikut :
1. Batu bata harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas
2. Ukuran yang di gunakan : Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm
3. Suara apabila di pukul oleh benda yang keras suaranya nyaring
b. Pekerjaan plesteran
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan terdiri dari:
a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain sesuai dengan:
b. Portland Cement
Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian yang membatu dan dalam
zak yang tertutup seperti disyaratkan spesifikasi dan RKS, Portland Cement
menggunakan merk yang berkualitas tinggi. Portland Cement ini dipakai untuk bahan
plesteran dan acian pada pekerjaan bata merah, acian pada struktur balok, plat konsol
dan kolom utama.
c. Air
Air harus bersih segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti: minyak,
asam dan unsur organik, kecuali ditunjukkan lain. Pemborong harus menyediakan air
kerja atas biaya sendiri.
Perancangan
Campuran adukan dan plester
Perbandingan campuran dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1
minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Rangka Atap Baja (gording), Canal dan profil
baja IWF seperti tercantum dalam gambar, termasuk penyedian tenaga kerja, bahanbahan, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik.
Bahan-bahan
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru
danmerupakan "Hot rolled structural steel" dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI83 ) atau ASTM A 36 atau SS 41 ( JIS. U 3101-1970 ).
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan.
Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan
mechanical Wire Brush, kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yang sulit dapat
digunakan sikat baja kemudian dicat dengan cat primer 1 (satu) kalidengan cat ICI
Green Primer R 540 - 157 dengan ketebalan minimum 35 micron.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar Kerja
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja
yang diperlukan dan mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi
Tugas. Bilamana disetujui, 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor
untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya. Walaupun semua gambar kerja telah
disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor
bilamana terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Dan
tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada
Kontraktor. Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.
b. Pengelasan
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru. Diameter baut, panjang
ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah Baut
Hitam HTB, kecuali ditentukan lain dalam gambar. Lubang baut dibuat maksimum 2
mm. lebih besar dari diameter baut. Pemasangan dan pengencangan baut harus
dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang
berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu
diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen torsi yang
sesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut. Panjang baut
harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4
ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua
sisinya. Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut
yang tidak dapat dikencangkan.
b. Pemotongan Besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya
boleh dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las
sekali-kali tidak diperkenankan.
c. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balokbalok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga
tidak merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak,
bengkok.
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman
dari pabrik ke lapangan, guna pengecekan Pemberi Tugas. Penempatan elemen
konstruksi baja dilapangan harus ditempat yangkering / cukup terlindung, sehingga
tidak merusak elemen-elemen tersebut. Pemberi Tugas berhak untuk menolak elemenelemen konstruksi baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak.
d. Erection
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Persiapan
Pengukuran
5.7.3
Untuk gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi textile tape dan
di compound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan
permukaan yang rata/flat.
Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan ampelas
halus.
Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan list plafond
gypsum. Untuk list plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara dinding
dan plafond dengan perkuatan menggunakan compound jenis casting + lem.
Dalam pelaksanaan pemasangan penutup atap metal sheet, dan atap sirap.
kontraktor menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan sistem mutu yang
dimiliki, sesuai spesifikasi teknis yang telah ditentukan
5.8.1
Persiapan
5.8.2
metalsheet
di
pasang
secara
bertumpang
lainnya
terdapat
satu
keterikatan
dan
saling
berhubungan
sehingga
menambah
kekuatan
dari
segi
setiap
pertemuan
overlapping,
dibawah
atap berbahan kayu tersebut. Kayu besi atau kayu ulin dipotong - potong tipis (sekitar
4-5 mm). Kemudian kayu tersebut (atap sirap) dipasang dengan cara seperti
memasang genteng tanah, yaitu dipasang bagian bawahnya terlebih dahulu, kemudian
ditumpuk dengan yang diatasnya. Itu adalah teknik pemasangan atap sirap dengan
cara pemasangan yang sederhana. Berikut ini kami dari UD Sirap Mandiri berbagi
ilmu tentang beberapa detil teknik pemasangan atap sirap.
o Untuk menjaga agar tidak renggang, sebelum dipasang, bilah-bilah kayu besi
(Kayu Ulin) bahan atap sirap dipotong agar rapih dan benar -benar presisi.
o Khusus untuk atap sirap expose, bilah kayu besinya (Kayu Ulin) harus benarbenar rapih dan rapat. Ini dikarenakan pada bangunan yang tidak
menggunakan plafon, sirap pada bagian lapisan paling bawah biasanya
terlihat.
o Seperti yang telah disebutkan, bilah-bilah kayu sirap dipasang seperti
memasang genteng. Agar atap sirap tersebut tidak merosot, bilah - bilah atap
sirap ini perlu dipaku. Adapun paku yang dipakai untuk memasang atap sirap
ini ada 2 jenis, yaitu paku kuningan dan paku biasa. Karena jumlah bilah atap
sirap ini mencapai ribuan, gunakanlah pistol paku untuk memasang paku pada
atap sirap tersebut. Pistol paku bekerja menembakan paku dengan tenaga angin
dari kompresor, sehingga pekerjaan memasang atap sirap ini jadi lebih cepat.
Sebisa mungkin proses pemasangan atap sirap ini juga dikerjakan secara
bersamaan oleh sejumlah tukang.
o Atap sirap biasanya dipasang antara 3 hingga 4 lapis secara berurutan, dari
lapisan atap sirap yang paling bawah, atap sirap yang dipasang yaitu ; layer 1,
tripleks, alumunium foil, sirap layer 2, sirap layer 3, dan sirap layer 4.
5.9. Teknis pelaksanaan pekerjaan pengecatan/laburan
tercapai
hasil
dan interior.
Langkah pengerjaan :
1. Amplas seluruh bagian tembok dan bersihkan dari kotoran dan
debu yang melekat pada dinding yang di cat.
2. Bagian tembok yang catnya sudah mengelupas/mengelembung
harus dikupas terlebih dahulu, dan di aci ulang.
3. Bagian tembok yang ditumbuhi lumut harus disikat dibersihkan
dengan bahan fungsi killer lalu dibilas dengan air.
4. Aplikasikan cat vinilex sesuai spesifikasi yang di tentukan.
5. Proses pengerjaan pengecatan dilakukan sesuai dengan arahan
supervisi dan aplikator produk yang diajukan.
Persyaratan Bahan :
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
Memeriksa
dan
mengecek
kembali
2.
3.
4.
5.
6.
berbutir
yang
disetujui
sesuai
dengan
gambar-gambar.
kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas, di atas satu lapis pondasi
bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.
Penyiapan lapis pondasi atas :Pencampuran dan penghamparan lapis pondasi
atas:
Agregat lapis pondasi atas (LPA) Kelas A
o Agregat ditempatkan pada lokasi di atas lapis pondasi bawah yang sudah
disiapkan dalam volume yang cukup untuk menyediakan penghamparan dan
pemadatan
ketebalan
yang
diperlukan.
o Agregat dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor grader
sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang optimum.
o Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi ketebalan 20
cm, dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum yang telah ditetapkan
dapat dicapai.
o Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
diperiksa
dan
disetujui
oleh
Tim
Supervisi.
Jika
diperlukan
bahan
harus
ditambah
atau
dikurangi.
dan
pembentukan
akhir
setiap
lapisan
LPA.
Sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang bisa saja
menyebabkan kerusakan struktur jalan.
Peralatan yang digunakan :
1. Aspalht Sprayer
2. Compressor
3. Dump Truck
4. Alat Ukur
5. Alat Bantu
a. Cara pemasangan :
Pemasangan lapis resap pengikat digunakan alat asphalt distributor. Asphalt
distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan aspal, pompa, dan
batang penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga dengan pemanas untuk menjaga
temperatur aspal dan juga penyemprot tangan (hand sprayer). Hand sprayer digunakan
untuk daerah-daerah yang sulit dicapai dengan batang penyemprotan.
Sebelum dilakukan pemasangan harus dipastikan bahwa daerah yang akan disemprot
bebas dari kotoran dan debu-debu. lalu asphalt distributor harus dikalibrasikan terlebih
dahulu, seperti sudut nosel, ketinggian dan kecepatan kendaraan. Ketinggian batang
penyemprot diatru sedemikian rupa disesuaikan dengan jarak nosel agar diperoleh
penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2 3 kali. penyemprotan dilakukan
secara merata sepanjang jalan. Agar tidak menggangu pekerjaan, pastikan pelaksana
mengalihkan arus lalu lintas jika dirasa perlu.
b. Tahap finishing :
Pekerjaan selanjutnya adalah finishing pemadatan dan perataan jalan dengan alat
peneumatic
rollerjalan
sudah
jadi
dengan
konstruksi
sebagai
berikut:
Keterangan: Perkerasan jalan dibuat berlapis-lapis seperti kue lapis, dengan tujuan
untuk dapat menerima beban dan menyebarkan beban serta meneruskan beban
kebawahnya. Biasanya material yang dipakai untuk perkerasan lapisan jalan raya
adalah semakin kebawah semakin berkurang kwalitasnya. Karena lapisan yang ada
dibawahnya semakin sedikit menerima beban. lapisan tersebut dapat dilihat seperti
yang ada dibawah ini.
5.12.6 Teknis pelaksanaan pekerjaan pasang lapis resap perekat (tackcoat)
Lapis perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan
baru, dan dipasanag pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering dan
bersih. Bahan lapis perekat adalah aspal emulsi yang cepat menyerap atau asapal keras
pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30 bgian minyak tanah
per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15 liter/m2 samapai 0,50 liter
/m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis resap pengikat.
Banyak pendapat yang berbeda mengenai kapan penghamparan campuran
aspal dapat dilakukan. Ada yang berpendapat bahwa penghamparan bisa dilakukan
dengan segera meskipun proses pengeringan belum sepenuhnya selesai, ada juga yang
berpendapat bahwa harus menunggu lapisan lapis perekat ini kering terlebih dahulu,
baru bias dilakukan penghamparan campuran aspal. Tetapi kenyataan dilapangan
banyak menggunakan pendapat yang pertama.
Peralatan yang digunakan :
1. Aspalht Sprayer
2. Compressor
3. Dump Truck
4. Alat Ukur
5. Alat Bantu
a. Cara pemasangan : Pemasangan lapis resap pengikat digunakan alat asphalt
distributor. Asphalt Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang
dilengkapi dengan aspal, pompa, dan batang penyemprot. Umumnya truk
dilengkapi juga dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal dan juga
penyemprot tangan (hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah daerah yang sulit dicapai dengan batang penyemprot.
Karena
akan
Ukuran Saringan
(mm)
19,0
100
12,5
30 100
9,5
0 55
4,75
0 10
0,075
01
B. Agregat halus
Agregat halus terdiri dari pasir alam atau batu tersaring dalam kombinasi yang
cocok, dan harus bersih dari gumpalan lempung dan benda-benda lain yang
harus dibuang. Gradasi agregat halus harus sesuai dengan tabel berikut :
Ukuran Saringan (mm)
9,5
100
4,75
90 100
2,36
80 100
0,6
25 100
0,075
11
C. Filler
Bahan filler terdiri dari debu batau sabak atau semen, serta harus bebas dari
suatu benda yang harus dibuang. Filler berisi ukuran partikel yang 100 % lolos
saringan 0,60 mm dan tidak kurang dari 75 % atas berat partikel yang lolos
saringan 0,075 mm.
Syarat-syarat kualitas agregat kasar
Agregat kasar yang digunakan unyuk aspal hotmix harus memenuhi syarat
kulaitas seperti pada tabel berikut :
Uraian
Batas test
Maksimum 40 %
Minimum 95 % 80
100
2.Bahan Aspal
Bahan aspal harus AC-10 aspal hotmix gradasi kekentalan (kurang lebih
ekivalen kepada Pen 60/70 memenuhi persyaratan AASHTO M 226. Suatu
bahan penyatu (adhesive) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada
bahan aspal, jika diminta demikian oleh pengawas lapangan, Bahan tambahan
tersebut harus satu jenis yang disetujui oleh pengawas lapangan dan harus
ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk Pabrik Pembuat.
Persyaratan campurannya sebagai berikut :
a. Komposisi campuran
Campuran aspal tersebut terdiri dari agregat, filler, mineral dan bahan aspal.
Komposisi rencana berada dalam batas-batas rencana yang diberikan pada
tabel berikut :
Fraksi Rencana
Campuran
30 50
39 59
Fraksi filler
4,5 7,5
Pengukuran
Batas
4%-6%
campuran padat
Tebal film aspal
Kuosien Marshal
Stabilitas Marshal
Micron
Kn/nm
Minimum 8
1,8 5,0
550 - 1250
Kg
Pelaksanaan Pekerjaan
Peralatan pelaksanaan dan metoda operasi harus sesuai dengan daftar
peralatan dan instalasi produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk
lebih lanjut pengawas lapangan. Pada umumnya peralatan yang harus dipilih
untuk penyebaran dan penyelesaian harus paver (perata) bertenaga mesin yang
Penyiapan lapangan
1. Sebelum dilakukan pembongkaran aspal terebih dahulu dilakukan
pengukuran lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan gambar kerja.
2. Lokasi diberi tanda berupa cat sesuai dengan batas ukuran yang ditentukan
dan harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan. Lokasi yang
rusak yang akan diperbaiki harus dibongkar dengan hati-hati sesuai dengan
batas tanda yang diberikan, pembongkaran untuk pekerjaan patching
dilakukan harus berbentuk persegi empat, sisi daerah yang dibongkar harus
tegak lurus dan rata.
3. Aspal bekas bongkaran harus diangkut keluar lokasi kerja dan dibuang
pada tempat yang ditentukan dan lobang yang dibongkar harus dibersihkan
dari material lepas.
4. Sebelum dilapisi dengan tack/prime coat bagian yang diperbaiki harus
terlebih dahulu dibersihkan dengan kompresor sehingga bebas dari debu
dan kotoran yang lepas.
Pemasangan di atas lapisan pondasi atas
1. Bilamana memasang di atas pondasi, maka pondasi tersebut bentuk dan
profilnya harus sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang
melintang dan dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan pengawas
lapangan
2. Sebelum memasang aspal hotmix, pondasi lapangan tersebut harus dilapisi
dengan aspal resap pelekat pada tingkat pemakaian 0,6 l/m2 atau tingkat
lainnya menurut perintah pengawas lapangan atau sesuai yang tercantum
dalam spesifikasi teknis.
Pemasangan di atas satu permukaan aspal yang ada
1. Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang terhadap satu
permukaan aspal yang ada, setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang
ada, termasuk lubang-lubang, bagaian amblas, pinggiran hancur dan cacat
permukaan lainnya harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui pengawas
lapangan
2. Sebelum pemasangan aspal hotmix, permukaan yang ada harus kering dan
dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang dan akan
dilabur dengan aspal perekat yang disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak
melebihi 0,6 l/m2 kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Lapangan.
Penyebaran dengan mesin
1. Sebelum operasi pengerasan dimulai, screed paver harus dipanaskan dan
campuran aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam paver pada satu
temperatur di dalam batas-batas antara 140 - 110 C.
2. Selama pengoperasian paver, campuran aspal tersebut harus disebarkan dan
diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang melintang
yang diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan yang sepantasnya.
3. Paver tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan, cabik-cabik atau ketidak teraturan
lainnya dalam permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang
disetujui oleh pengawas lapangan memenuhi tebal rencana.
4. Jika suatu segresi, penyobekan atau pencungkilan permukaan akan terjadi,
paver tersebut harus dihentikan dan tidak boleh berlapangan kembali sampai
harus diperbaiki.
Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan
penggilasan akan dimulai ketika suhu campuran tersebut turun dibawah
Waktu sesudah
Penghamparan
Suhu
Penggilasan C
1. Tahapawal penggilasan
0 10 menit
110 100
2. Penggilasankedua/antara
10 20 menit
100 80
3. Penggilsan akhir
20 45 menit
80 65
1. Prosedur pemadatan
a. Tahap awal penggilasan dan penggilasan final akan dikerjakan semuanya
dengan mesin gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan antara
akan dilakukan dengan sebuah mesin gilas ban pneumatic. Mesin gilas
pemadatan akan beroperasi dengan roda kemudi sedekat mungkin ke paver.
b. Kecepatan mesin gilas tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas
roda baja, dan 6 km/jam untuk mesin gilas ban pneumatic serta akan selalu
cukup lambat untuk menghindari penggeseran campuran panas. Garis
penggilasan tidak boleh terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan
berbalik secara tiba-tiba yang akan menimbulkan pergeseran campuran.
c. Penggilasan kedua atau penggilasan antara mengikuti sedekat sepraktis
mungkin di belakang penggilasan pemadatan awal dan harus dilaksanakan
sementara campuran tersebut masih pada satu temperatur bahwa akan
menghasilkan pemadatan maksimum. Penggilasan akhir akan dikerjakan
bilamana bahan tersebut masih dalam kondisi cukup padat dikerjakan untuk
membuang semua tanda-tanda bekas mesin gilas.
d. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari
pinggiran sebelah luar yang akan berlangsung sejajar dengan sumbu
lapangan, penggilasan dimulai dari sisi rendah maju menuju sisi tinggi.
Lintasan berikutnya dari mesin gilas akan bertumpang tindih pada paling
sedikit separuh lebar mesin gilas dan lintasan tidak boleh berhenti pada
titik-titik ditempat satu meter dari titik ujung lintasan-lintasan tersebut.
e. Bila menggilas sambungan memanjang, mesin gilas pemadat pertama-tama
harus bergerak di atas lintasan yang sudah dilewati sebelumnya sedemikian
sehingga tidak lebih dari 15 cm dari roda kemudi jalan/lewat di atas pinggir
perkerasan yang tidak terpadatkan. Mesin gilas harus terus menerus
sepanjang jalur ini menggeser posisinya sedikit demi sedikit menyilang
sambungan tersebut dengan lintasan berikutnya, sampai diperoleh satu
sambungan yang dipadatkan rapih secara menyeluruh.
f. Penggilasan akan bergerak maju secara terus-menerus sebagaimana
diperlukan untuk mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu
bahwasanya campuran tersebut dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai
semua tanda-tanda bekas mesin gilas, roda-roda tersebut harus dijaga selalu
basah tetapi air yang berlebihan tidak diizinkan.
Penyelesaian
1. Alat berat atau meisn gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang baru
selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh dan matang.
2. Permukaan aspal hotmix sesudah pemadatan harus halus dan rata kepada
punggung lapangan dan tingkat yang ditetapkan di dalam toleransi yang
ditentukan. Setiap campuran yang menjadi lepas-lepas dan hancur, bercampur
dengan kotoran atau yang telah menjadi tidak sempurna dalam setiap arah,
harus dipadatkan segera untuk menyesuaikan dengan luas disekitarnya dan
setiap luas yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal atas
instruksi Pengawas Lapangan akan disingkirkan dan diganti. Semua tempat
tinggi, sambungan tinggi, bagian yang amblas dan rongga-rongga udara harus
diselesaikan sebagaimana diminta oleh Pengawas Lapangan.
3. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, kontraktor
harus memperbaiki pinggiran-pinggiran dalam garis secara rapih. Setiap bahanbahan yang berlebih harus dipotong lurus setelah penggilasan final, dan
dibuangoleh kontraktor sehingga disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Penyelesaian sambungan
Tidak boleh ada campuran yang dipasang pada bahan ujung yang sudah digilas
sebelumnya kecuali ujung tersebut tegak atau telah dipotong kembali dsampai satu
permukaan tegak. Satu penyiraman aspal yang digunakan untuk permukaanpermukaan kontak harus dipaki tepat sebelum tambahan campuran dipasang
terhadap bahan yang digilas sebelumnya.
Pekerjaan Pengupasan dan Pengisian (Scrapping and Filling)
(a) Umum
Pekerjaan ini mencakup penkerjaan penyiapan tenaga, peraltan, material,
pembongkaran permukaan jalan, pembersihan, penyemprotan lapis perekat
(tack coat) pengisian lubang, pemadatan sesuaiketentuan atau petunjuk
Pengawas Lapangan.
(b) Material Lapis Perekat (tack coat)
Material lapis perekat menggunakan material sebagaimana dijelaskan pada
pasal yang mengatur tentang pekerjaan lapis perekat .
(c) Material Pengisi
pemasangan
instalasi
penerangan,
pemasangan
armature
pemasangan panel dan stopkontak 1 phase lengkap dengan kabel distribusinya dan
panel-panelnya.
5.13.1. Proses pelaksanaan.
a. Handling.
Untuk material-material elektrikal dan stopkontak, karena dimensinya
tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat maka untuk pekerjaan yang
dekat dengan gudang, pengangkutannya dapat menggunakan tenaga
manusia. Tetapi untuk beberapa equipment harus menggunakan bantuan
mobil forklift atau sejenisnya.
b. Pemasangan / Pelaksanaan.
Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan Penerangan dan
Stopkontak dapat segera dimulai dengan pemasangan sparing
conduit bersamaan dengan pembesian plat lantai.
Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring
kabel untuk elektrikal dan Stopkontak dapat segera dimulai
sesuai shop drawing yang disetujui.
Test tahanan isolasi kabel dan grouping.
Jika hasil test dinyatakan baik, maka pada saat pemasangan
kerangka plafond dimulai juga pemasangan armature lampu.
pemeliharaan pekerjaan selama (satu) bulan kalender terhitung sejak serah terima
pekerjaan dengan bobot 100 (seratus) persen. Pada masa pemeliharaan ini kontraktor
akan bertanggung jawab penuh terhadap semua mutu dan kualitas hasil pekerjaan
yang diperhitungkan terhadap fungsi maupun tampilan dari pekerjaan yang telah
direncanakan oleh pihak pengguna jasa yang diakibatkan oleh kesalahan proses
aplikasi pekerjaan atau adanya cacat produk dan tidak bertanggung jawab atas
kerusakan dan atau resiko yang diakibatkan oleh kesalahan desain yang telah dibuat
oleh pihak pengguna jasa.
Pada masa pemeliharaan kontraktor akan menempatkan seorang pelaksana
lapangan yang secara intensif akan melakukan cheklist terhadap item-item pekerjaan
yang telah dilakukan dan berkordinasi dengan pihak pengawas pengguna jasa untuk
menerima masukan atau laporan apabila terjadi kerusakan, pengurangan mutu, dan
akibat lain yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan. Pelaksana akan responsif
terhadap semua laporan atau masukan dan kemudian melakukan evaluasi dan
melakukan perbaikan.
3. Kaca mata.
4. Sarung tangan.
5. Sepatu lapangan
6. Masker untuk pekerjaan tertentu
7. Safety belt
8. Obat-obatan untuk P3K
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam
keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
BAB VII. PENUTUP
Metode ini dibuat sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam proses
pelaksanaan pekerjaan dan bukan merupakan aturan baku dikarenakan isi dari semua
uraian dalam metode ini dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang terjadi di
lapangan. Dan hal-hal yang belum tercantum dalam uraian metode ini menjadi bagian
yang akan diperhatikan sesuai dengan perkembangan keadaan pada saat proses
pelaksanaan pekerjaan. Demikian uraian metode pekerjaan ini kami buat dengan
mempertimbangkan hal-hal positif untuk mendapatkan hasil pekerjaan secara efektif,
efisien dan maksimal.