Pengelolaan Pendidikan
Kegiatan :
Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Sub Kegiatan :
Rehabilitasi Sedang Berat Ruang Kelas Sekolah
Paket Pekerjaan :
REHABILITASI RUANG KELAS SMPN SATAP WAIWARU
TAHUN ANGGARAN
2021
1
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. INFORMASI UMUM
1. NAMA PAKET KEGIATAN : (diisi nama paket pekerjaan)
2. LOKASI KEGIATAN : (diisi nama lokasi pekerjaan)
3. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN : 150 (seratus Lima puluh)
hari kalender, terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
4. JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN : 365 (seratus delapan puluh) hari
kalender, terhitung satu hari setelah tanggal Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan (PHO).
5. QUARRY MATERIAL : Sedapat mungkin menggunakan material lokal dari
quarry yang berijin.
6. PENGUKURAN :
Sebelum dimulai pekerjaan fisik maka dilakukan pengukuran untuk
menentukan elevasi, jarak sesuai dengan petunjuk direksi dan
berdasarkan desain yang ada.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengukuran tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Water Pass
b) Roll Meter Panjang 50 m' / meter dorong
c) Meter Kecil 5 m'
7. SHOP DRAWING DAN AS BUILD DRAWING :
a) Shop Drawing (gambar kerja) dibuat secara bertahap, sesuai dengan
rencana kerja yang akan dilaksanakan dan diharapkan sudah disetujui
oleh direksi.
b) As Build Drawing (gambar terbangun/jadi) dibuat pula secara
bertahap, setiap pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan telah
disetujui direksi sebelum PHO dilaksanakan.
c) Dokumentasi untuk semua kegiatan fisik lapangan akan dilakukan
setiap selesai pekerjaan.
d) Back Up Data Dan Pelaporan untuk masing - masing item pekerjaan
akan dilakukan setiap kali pekerjaan itu dilaksanakan sampai selesai.
2
1. Direktur akan dibantu oleh Pelaksana dan Petugas K3
2. Pelaksana akan mengatur koordinasi bagian-bagian pelaksana tersebut,
sehingga pelaksanaan pekerjaan tepat mutu, tepat waktu sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan pihak proyek.
3. Perusahaan menyiapkan tenaga pendukung seperti : Pekerja, Tukang,
Kepala Tukang dan Mandor, yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan
baik dalam jumlah maupun tingkat keahlian dalam bidang kerjanya.
Tenaga pendukung yang disiapkan adalah mereka yang berpengalaman
dan merupakan tenaga kerja dalam group-group kerja yang sebelumnya
telah diketahui oleh perusahaan.
6
dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh tepat guna, daya
guna dan hasil guna terhadap pelaksanaan pekerjaan dimaksud.
Dengan demikian hendaknya persoalan yang terkait dengan
penggunaan material dan peralatan sudah dapat diantisipasi dan
ditentukan sebelum kegiatan dilakukan. Sehingga biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk penyediaan material dan peralatan dalam
proyek dapat ditekan.
Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini
hendaknya berpedoman pada :
a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan,
untuk menentukan jenis material dan peralatan yang sesuai secara
teknis dan biaya. Di Tingkat lapangan, material dan peralatan tersebut
diseleksi lagi kualitas dan kelayakannya.
b. Material yang akan digunakan diajukan contoh terlebih dahulu
dan dimintakan secara tertulis persetujuan dari Konsultan
Pengawas (Supervisi) Konsultan Perencana serta Pemberi Tugas. Waktu
pengajuan harus cukup tersedia, untuk antisipasi apabila terjadi
perubahan jenis material.
c. Dilakukan Pemesanan (Delivery Order) kebutuhan material dan
peralatan ke lokasi, yang disesuaikan dengan jadwal pekerjaan.
Jumlah material tidak boleh kurang dari volume yang sudah
dihitung, bahkan untuk mengantisipasi kerusakan dan kekurangan
material di lapangan sebaiknya dilakukan tambahan pesanan
kebutuhan.
d. Mobilisasi Alat Berat dan Peralatan lainnya yang diperlukan ke
lokasi sesuai dengan kebutuhan, begitu pula dengan mobilisasi
tenaga kerja (setempat) maupun tenaga kerja inti.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan adalah saat pelaksanaan pekerjaan akan dimulai,
dimana harus dilakukan beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan
persiapan yang meliputi :
Penandatangan Naskah Dokumen Kontrak dan SPMK oleh kedua
belah pihak.
Pembuatan Papan Nama Proyek
7
Uitzet / Pengukuran
Pemasangan Bouwplank
Penyediaan Air Kerja
Penyediaan Listrik Kerja
Mobilisasi Alat dan Perlengkapan
Dokumentasi / Pelaporan
Dokumen Kontrak
ISI : Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pemborongan
SPMK
Berita Acara
Syarat-syarat Administrasi
Pelaksanaan
……………..
……………...
……………..
……………...
Pekerjaan :-
Lokasi :
Tahun Anggaran : 2021
Jangka Wkt Pelaksanaan : .........(........................) Hari Kalender
Nilai Kontrak : Rp.
Nomor Kontrak :
Tanggal Kontrak :
Kontraktor Pelaksana :
Konsultan Pengawas :
Uitzet / Pengukuran
8
yang disebut BM (Bench Mark) berupa patok beton ukuran 15/15
cm, yang diberi warna sesuai dengan ketentuan.
Bench Mark merupakan titik tetap sebagai referensi ukuran
posisi horisontal dan posisi vertikal semua detail di dalam site
dan sekitarnya. Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran dengan
menggunakan benang-benang, unting-unting, penyipat datar
serta meteran ukur biasa. Bench Mark tersebut harus dijaga dan
dipelihara mulai dari saat pelaksanaan hingga berakhirnya
pekerjaan. Untuk mencapai keakuratan pengukuran untuk posisi
horizontal digunakan alat ukur Theodolite T. 2 , sedangkan untuk
posisi vertikal digunakan dengan alat ukur Waterpass. Hal ini
sangat penting dilakukan untuk menghasilkan akurasi
pasangan dinding, lantai dan plafond serta kemiringan saluran
yang merupakan masalah rumit bagi sebuah bangunan.
Bouwplank
9
kerja tersebut dengan menggunakan Genset atau dapat juga
dengan melakukan penyambungan sementara dari PLN.
b. Membuat pemotretan :
10
II. PEKERJAAN TANAH
Galian Fondasi
Kedalaman galian pada fondasi tapak disesuaikan dengan kedalaman
tanah keras yang ditentukan pada gambar rencana.
Pada tahap ini hendaknya benar-benar diperhatikan kedalaman tanah
kerasnya, untuk mencegah terjadinya penurunan tanah yang bisa
berakibat kegagalan struktur.
Galian GWT
Pekerjaan galian GWT sebaiknya dilakukan sebelum proses
pembangunan gedung. Hal ini dimaksudkan agar GWT bisa digunakan
sebagai penampung air kerja selama proses pekerjaan berlangsung.
Selain itu juga sebagai bagian dari proses pengetesan apabila terjadi
kebocoran sehingga bisa diantisipasi lebih dini.
11
gambar rencana yang telah ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi atau Pengawas Lapangan.
Menyiapkan bahan, tenaga, dan peralatan yang akan
digunakan. Bahan- bahan tersebut terlebih dulu diajukan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan apakah bahan-
bahan tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah
ditentukan.
Setelah penyetelan begesting selesai dan sebelum
pengecoran, perlu dicek kembali keadaan begesting tersebut,
baik mengenai bentuk dan ukurannya apakah sudah benar
sesuai dengan gambar, skur dan tiang penyangga kuat apa tidak,
dan kebersihan begesting.
2. PEMBESIAN
Pekerjaan Pembesian ini meliputi pemotongan besi sesuai dengan
daftar pemotongan besi (bestaat), pembengkokan, dan perakitan
besi di lokasi kegiatan. Diameter dan jenis besi yang dipakai
disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis yang disyaratkan. Dalam
penyimpanan besi, baik sebelum dipotong, maupun setelah dipotong
dan dirakit, harus terlindung dari udara terbuka. Besi harus
diletakkan di bawah bangunan beratap atau dibungkus dengan
terpal untuk menghindari berkaratnya besi. Bagian bawahnya pun
tidak boleh langsung menyentuh tanah, harus diberi alas,
misalnya dengan balok kayu.
Secara umum urut-urutan Pekerjaan Pembesian yang kami
laksanakan adalah sebagai berikut :
Pelaksana membuat gambar kerja (shop drawing) untuk
pekerjaan pembesian.
Pelaksana menghitung jumlah kebutuhan bahan, membuat
daftar pemotongan besi (bestaat), mengajukan izin
pemotongan.
Tukang besi dibantu oleh pekerja dengan menggunakan alat
pemotong besi (gunting besi, bar cutter), melakukan pekerjaan
pemotongan besi berdasarkan bestaat yang telah dibuat dan
sesuai dengan gambar kerja. Setelah dipotong, besi ditempatkan
12
secara berkelompok berdasarkan ukuran atau panjang potongan
tersebut.
Besi yang sudah dipotong selanjutnya dibentuk sesuai dengan
bestaat yang dibuat sesuai gambar rencana kerja. Besi yang
telah dibengkokkan (dibentuk) dikelompokkan sesuai dengan
bentuk dan ukurannya. Rangkaian antara besi yang satu
dengan yang lain diikat dengan menggunakan kawat beton double
(bendraat). Ikatan pada masing-masing simpul atau pertemuan
harus kuat dan kokoh sehingga pada saat pengecoran dilaksanakan
tidak terjadi perubahan dan atau lepas ikatannya, karena dapat
mengurangi kekuatan konstruksi.
Setelah selesai, perlu diperiksa kembali Pekerjaan Pembesian
tersebut, baik mengenai diameternya, jumlah tulangan, jarak
tulangan, panjang overlap, ikatan kawat bendrat, maupun
kebersihan lokasi dari sisa-sisa potongan kawat bendrat.
Besi yang telah dipotong dan dirakit di lokasi pengecoran
harus sesegera mungkin dicor untuk menghindari berkaratnya
besi, lepasnya ikatan kawat bendrat, dan perubahan bentuk
pembesian.
Merangkai dan menyatukan semua besi yang telah dibentuk
3. MATERIAL BETON
Dalam pembuatan beton material utama yang dibutuhkan adalah
Semen, Agregat Halus (pasir), Agregat Kasar (batu pecah), dan Air.
Sebelum Pekerjaan dimulai, terlebih dahulu kita harus
membuat Mix Design sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah
ditentukan. Mix Design ini dimaksudkan sebagai tolok ukur
untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh nanti
sesuai dengan mutu beton yang diinginkan.
Adapun material beton dan persyaratannya adalah sebagai berikut:
Semen
Semen yang kami gunakan adalah Portland Cement yang telah
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150, atau standar lain yang disetujui oleh Direksi.
Kondisi semen sebelum digunakan harus baik, tidak mengeras,
tidak berubah warna, dan disimpan dengan baik.
13
Agregat Halus (pasir)
Pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
Tidak mengandung bahan humus, akar-akar pohon, dan
sampah-sampah lain yang dapat mengurangi mutu
konstruksi.
Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
Kandungan kadar lumpur tidak lebih dari 5%
Harus mempunyai gradasi yang baik, merata, dan keras.
Agregat Kasar (batu pecah)
Batu pecah yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
Harus bersih, tidak mengandung tanah atau bahan organik lain
yang menempel pada batu tersebut.
Harus keras dan tidak terdapat retakan-retakan.
Berat jenis batu harus lebih besar dari 2,4
Menggunakan batu pecah produksi stone crusher.
Air
Air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
Air harus bersih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mengandung lumpur, tidak mengandung garam, asam, dan
alkali yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI-
3PUBI.
4. PENGECORAN
Tahapan Pekerjaan Pengecoran yang laksanakan adalah sebagai
berikut :
Memastikan sekali lagi bahwa semua material yang
digunakan telah memenuhi syarat dan peralatan yang akan
digunakan dalam kondisi baik dan telah mendapat persetujuan
dari Direksi atau Pengawas. Demikian juga dengan kondisi
begesting dan pembesian harus sudah siap.
Membuat adukan mortar dari campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr.
Material beton tersebut dimasukkan ke dalam concrete
14
mixer (molen) dengan urutan sbb : air, semen, pasir, dan
batu. Bahan-bahan tersebut diaduk sampai merata dan
homogen. Lama pengadukan berkisar 10-12 menit mulai dari
penuangan air sampai dengan penumpahan adukan.
Adukan beton yang telah tercampur tersebut
dituangkan ke dalam kotak/bak penampung beton,
kemudian dituangkan dengan skop ke dalam ember cor
atau gerobak cor untuk di bawa ke lokasi pengecoran.
Membawa adukan beton tersebut dengan hati-hati ke
lokasi pengecoran dan menuangkannya ke dalam
begesting yang telah siap. Tinggi jatuh bebas pengecoran
tidak boleh lebih dari 0,5 meter.
Beton yang telah dituang ke dalam begesting segera
dipadatkan dengan alat pemadat (concrete vibrator) agar
seluruh ruang begesting terisi penuh dengan beton,
terutama di antara besi-besi tulangan dan pojok-pojok
begesting, dan juga untuk mengurangi pori-pori beton.
Pemadatan beton ini juga dimaksudkan agar tidak terjadi
beton keropos dan sarang-sarang kerikil yang dapat
mengurangi mutu beton. Pemadatan juga tidak boleh
terlalu lama karena justru akan mengakibatkan segregasi.
Setelah pengecoran mencapai elevasi yang direncanakan,
permukaan beton harus diratakan dengan alat perata (kasut
atau jidar).
Setelah Pekerjaan Pengecoran selesai, semua peralatan
yang dipergunakan harus segera dibersihkan, karena bila
menunggu kering, kotoran beton yang melekat pada
peralatan tersebut akan sulit untuk dihilangkan.
Beton yang sudah dicor tersebut akan dirawat selama
masa pengerasan dengan cara menyiram atau curring.
V. PEKERJAAN ARSITEKTUR
17
Gambar Pasangan Bata
b) Pekerjaan Plesteran
Seperti halnya Pasangan Bata, dalam Pekerjaan Plesteran
pun ada Plesteran Trassram dan Plesteran Biasa, Selain itu juga
ada plesteran beton.
Pekerjaan Plesteran yang dimaksud di sini adalah pekerjaan
pelapisan dengan campuran mortar (spesi) setelah Pekerjaan
Pasangan Bata selesai dan telah kering. Karena pekerjaan
ini termasuk pekerjaan akhir (finishing), maka harus
dilaksanakan oleh tukang yang benar-benar ahli dan spesifik di
bidangnya. Untuk itu kami akan melakukan seleksi kepada
tukang untuk pekerjaan-pekerjaan finishing agar produk yang
dihasilkan benar-benar baik dan memuaskan.
Tahapan Pekerjaan Plesteran adalah sebagai berikut :
Pasangan bata yang akan diplester harus sudah cukup
kering spesinya.
Kotoran atau spesi yang menempel pada bata harus
dibersihkan.
Menyiram bata dengan air sampai jenuh agar air semen
mortar tidak diserap oleh pasangan bata.
Dengan bantuan unting-unting (lot) dan selang timbang,
membuat tarikan benang vertikal dan horisontal pada dinding
yang akan diplester.
Membuat kepalaan plesteran mengikuti tarikan benang
vertikal dari ketinggian di atas plafon sampai ke rabatan
lantai. Jarak antar kepalaan plesteran maksimal 1,5 meter
atau sesuaikan dengan panjang jidar yang akan dipakai.
18
Setelah kepalaan plesteran sudah kering dan
keras (minimal 2 hari), Pekerjaan Plesteran baru boleh
dilaksanakan. Pelaksanaan plesteran den gan cara di-
kamprot (spesi dilempar/dihentakkan ke dinding) tidak
boleh hanya dengan dikasut. Hal ini dimaksudkan agar
spesi dapat melekat lebih sempurna dan dapat mengisi
nat pasangan bata yang mungkin masih berongga.
Spesi yang telah dikamprotkan di antara 2 kepala
plesteran, diratakan dengan cara menggosok dan menekan
menggunakan jidar alumunium. Penggosokan ini dilakukan
berulang-ulang agar plesteran benar-benar padat, rata,
dan halus.
Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya retak-retak
pada plesteran, sehari setelah Pekerjaan Plesteran
selesai, plesteran disiram dengan siraman halus, tidak
dengan semprotan yang bertekanan tinggi karena bisa
mengakibatkan plesteran menjadi rusak.
Sebagai finishing akhir dari Pekerjaan Plesteran
adalah Pekerjaan acian. Plesteran yang akan diaci harus
sudah benar-benar kering dengan umur minimal plesteran
terakhir dalam 1 bidang adalah 4 hari.
Untuk campuran acian, kami menggunakan
campuran semen dengan mil dengan perbandingan 1 pc :
2 mil untuk interior, dan campuran 1 pc : 1 mil untuk
dinding eksterior. Penggunaan mill ini semata-mata untuk
mengurangi panas hydrasi cement agar tidak terjadi pecah
rambut setelah keras akibat dari penyusutan yang tinggi.
Permukaan plesteran yang akan diaci kami bersihkan
terlebih dulu dengan sapu lidi dan kami siram.
Penyiraman ini secukupnya saja, tidak sampai jenuh,
agar campuran acian dapat melekat dengan sempurna.
Melaburkan campuran acian, kemudian meratakannya
dengan menggunakan jidar alumunium (tidak boleh
hanya menggu nakan kasut), menggeser dan menggosok-
gosoknys ke arah vertikal dan horisontal sampai
acian benar- benar rata dan tidak bergelombang, baik ke
arah vertikal maupun ke arah horisontal.
19
Sebelum permukaan acian benar-benar kering (masih
setengah kering), acian harus digosok secara merata di
seluruh permukaan dengan menggunakan spon atau
kertas semen. Penggosokan ini tidak boleh dengan
kekuatan atau tekanan yang besar karena akan
mempengaruhi kerataan acian, tapi cukup dengan
tekanan yang sedang, atau bahkan tanpa tekanan.
Penggosokan ini harus dilakukan terus- menerus
sampai permukaan acian benar-benar rata dan halus.
Untuk menjaga kelembaban acian dan meminimalisir
terjadinya retak rambut pada acian, sehari setelah
Pekerjaan Acian selesai, permukaan acian dibasahi
dengan siraman bertekanan rendah (soft spray), tidak
disemprot dengan tekanan tinggi, minimal sehari sekali
selama minimal 4 hari.
21
j. Setelah pekerjaan grouting nat selesai, lantai
granit/keramik segera dibersihkan dengan cara dipel
langsung, karena bila sudah kering, ceceran semen sisa
grouting nat sulit untuk dibersihkan. Areal yang sudah dipasangi
granit/keramik dan dinat, dijaga kebersihannya dan tidak
dijadikan jalur lintasan.
3. PEKERJAAN PLAFOND
Rangka plafond yang digunakan adalah rangka kayu
dengan ukuran sesuai gambar dan RAB. Untuk penutup plafond
menggunakan bahan triplek. Pemasangan rangka plafond dan
penutup plafond harus memperhatikan adanya pekerjaan listrik
yang sudah terpasang. Sebelum menutup plafond dipasang
dulu instalasi listrik dengan posisi sesuai gambar. Yang harus
sangat diperhatikan dalam pemasangan plafond adalah sambungan
antara lembar plafond, sambungan harus benar-benar rapi dan
rapat.
5. PEKERJAAN FINISHING
Pekerjaan Finishing yang dimaksud di sini adalah mencakup
Pekerjaan Cat Dinding (interior dan eksterior).
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik, harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Bahan cat yang dipakai harus bermutu baik, sesuai
dengan spesifikasi teknik yang disyaratkan.
Bahan pencampurnya memenuhi syarat (air untuk campuran
cat dinding harus bersih, tidak mengandung lumpur atau
berminyak).
Bahan cat dasarnya harus sesuai dengan cat yang dipakai
Cara pengecatan harus benar, mengikuti petunjuk yang
ada dalam kemasannya (kalengnya).
a. Pengecatan Dinding
Tahapan Pekerjaan : Untuk menghindari terkena cat,
aksesoris pintu/jendela dan elektrikal (saklar, stop kontak)
yang sudah terpasang dibungkus dengan lakban kertas
atau dilepas kembali.
Membersihkan dan mengamplas permukaan dinding yang
akan dicat sampai bersih dan halus, dan memastikan
permukaan dinding telah kering.
Mengaduk cat dengan air dengan perbandingan sesuai
dengan petunjuk dalam kemasan cat hingga benar-
benar rata (homogen). Pengadukan ini senantiasa
dilakukan supaya terjaga homogenitasnya.
Menggelar koran bekas atau terpal untuk mengindari
keramik kotor terkena ceceran plamir, sealer, atau cat.
23
Menyapukan cat (sesuai dengan jenisnya, cat interior
untuk cat dalam ruangan, dan cat eksterior untuk cat
di luar ruangan) sampai merata dengan menggunakan
rol untuk bidang yang luas dan dengan kuas untuk
bidang yang sempit dan tidak terjangkau oleh rol,
minimal 3 kali sapuan/lapis. Lapis kedua dilakukan
setelah lapisan yang pertama kering. Bila dengan 3 kali
sapuan hasilnya belum rata (masih transparan), kami
ulangi lagi pengecatan sampai hasilnya baik dan
memenuhi standar.
Setiap selesai melaksanakan pengecatan, ruangan/area
di sekitar pengecatan dibersihkan dari sisa
material/cat yang tercecer. Alat-alat yang dipakai
untuk mengecat juga dicuci dan dibersihkan supaya
bisa dipakai lagi keesokan harinya.
Untuk pengerjaan cat interior menggunakan cat No drop
sedangan cat exterior menggunakan cat No drop atau
setara yang mengandung wheatherguard sehingga tahan
terhadap cuaca dan tidak terkelupas.
ttd.
ttd.
26