Anda di halaman 1dari 26

Program:

Pengelolaan Pendidikan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan :
Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama

Sub Kegiatan :
Rehabilitasi Sedang Berat Ruang Kelas Sekolah

Paket Pekerjaan :
REHABILITASI RUANG KELAS SMPN SATAP WAIWARU

TAHUN ANGGARAN
2021

1
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. INFORMASI UMUM
1. NAMA PAKET KEGIATAN : (diisi nama paket pekerjaan)
2. LOKASI KEGIATAN : (diisi nama lokasi pekerjaan)
3. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN : 150 (seratus Lima puluh)
hari kalender, terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
4. JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN : 365 (seratus delapan puluh) hari
kalender, terhitung satu hari setelah tanggal Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan (PHO).
5. QUARRY MATERIAL : Sedapat mungkin menggunakan material lokal dari
quarry yang berijin.
6. PENGUKURAN :
Sebelum dimulai pekerjaan fisik maka dilakukan pengukuran untuk
menentukan elevasi, jarak sesuai dengan petunjuk direksi dan
berdasarkan desain yang ada.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengukuran tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Water Pass
b) Roll Meter Panjang 50 m' / meter dorong
c) Meter Kecil 5 m'
7. SHOP DRAWING DAN AS BUILD DRAWING :
a) Shop Drawing (gambar kerja) dibuat secara bertahap, sesuai dengan
rencana kerja yang akan dilaksanakan dan diharapkan sudah disetujui
oleh direksi.
b) As Build Drawing (gambar terbangun/jadi) dibuat pula secara
bertahap, setiap pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan telah
disetujui direksi sebelum PHO dilaksanakan.
c) Dokumentasi untuk semua kegiatan fisik lapangan akan dilakukan
setiap selesai pekerjaan.
d) Back Up Data Dan Pelaporan untuk masing - masing item pekerjaan
akan dilakukan setiap kali pekerjaan itu dilaksanakan sampai selesai.

II. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan wajib disusun oleh Penyedia Jasa
Konstruski dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

2
1. Direktur akan dibantu oleh Pelaksana dan Petugas K3
2. Pelaksana akan mengatur koordinasi bagian-bagian pelaksana tersebut,
sehingga pelaksanaan pekerjaan tepat mutu, tepat waktu sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan pihak proyek.
3. Perusahaan menyiapkan tenaga pendukung seperti : Pekerja, Tukang,
Kepala Tukang dan Mandor, yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan
baik dalam jumlah maupun tingkat keahlian dalam bidang kerjanya.
Tenaga pendukung yang disiapkan adalah mereka yang berpengalaman
dan merupakan tenaga kerja dalam group-group kerja yang sebelumnya
telah diketahui oleh perusahaan.

Tampilkan Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek Dilengkapi Nama


Personil, Nama Jabatan dan Uraian Tugas Masing – Masing Personil

III. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Rehabilitasi Ruang Kelas SMPN Satap Waiwaru meliputi :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN STRUKTUR
3. PEKERJAAN PASANG DAN LESTERAN
4. PEKERJAAN BETON BERTULANG RK 2
5. PEKERJAAN KOSEN PINTU DAN JENDELA
6. PEK. ATAP DAN PLAFOND
7. PEKERJAAN LANTAI
8. PEKERJAAN KUNCI DAN GANTUNGAN DAN PERABOT
9. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
10. PEKERJAAN SANITAIR DAN INSTALASI AIR
11. PEK. PENGECATAN DAN PEMBERSIHAN AKHIR
Semua jenis dan volume pekerjaan tertuang dalam Bill Of Quantity (BOQ) dan
yang sudah ditawarkan dan ditetapkan dalam Dokumen Kontrak

IV. SPESIFIKASI TEKNIS


Selama tidak ada perubahan - perubahan dalam Peraturan
Pemerintah, untuk pelaksanaan pekerjaan tidak lepas dan tetap mengacu
kepada :
3
1. Persyaratan Umum Pemeriksaan Bahan bangunan di Indonesia (PUBI
1982) NI-3
2. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI - 8 )
3. Mutu dan Cara Uji Semen Portland ( SII 0013-81 )
4. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton ( SII 0052-80 )
5. Baja Tulangan Beton ( SII 0136-84 )
6. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung.
7. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum tentang
Tenaga Kerja.
Termasuk mengacu pada :
Gambar Rencana yang telah disyahkan oleh Pemberi Tugas
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
 Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
 Kontrak Kerja
 Gambar Kerja yang telah disyahkan / mendapat persetujuan (Shop
Drawing), kecuali bila dalam 2 x 24 jam setelah diterimanya
permohonan persetujuan dari Team Pelaksana tidak di dapat, maka
shop drawing yang diajukan dianggap disetujui, dan Team Pelaksana
dapat melanjutkan pekerjaan yang dimaksud.
 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang telah mendapat persetujuan.

V. TATA LAKSANA PROYEK


Pada hakekatnya pelaksanaan proyek di dalam suatu perusahaan,
hanyalah merupakan satuan tugas yang khusus akan menangani proyek
bersangkutan, sebagai sub ordinasi dari tugas pokok dan fungsi
perusahaan yang telah mengadakan kontrak kerjasama dengan
pihak/instansi lain pemilik proyek yang dimaksud.

1. Pengelolaan Pelaksanaan Proyek (Management Project)


Pengelolaan pelaksanaan proyek dilakukan melalui pendayagunaan
potensi sumberdaya /kinerja secara optimal dengan tujuan
tercapainya hasil pekerjaan yang tepat guna, tepat waktu dan tepat
mutu, serta dapat memberikan manfaat dan tujuan sebesar-besarnya
bagi pemilik proyek, pengguna hasil pekerjaan proyek dan tentu
saja dapat memberikan keuntungan bagi pelaksana proyek tersebut.
Bentuk pendayagunaan sumberdaya /kinerja dimaksud, sebagai berikut
:
4
a. Sumber Daya Manusia
Pemanfaatan sumber daya manusia yang setidak-tidaknya memenuhi
persyaratan berikut :
 Berkompeten pada bidang pekerjaannya
 Memiliki inisiatif dan kreatif
 Bersikap tegas dan berani mengambil keputusan
 Mau bekerja keras dan pantang menyerah
Posisi dalam pelaksanaan proyek meliputi bidang tugas :
 Manajerial
 Teknik
 Administrasi
 Keuangan
 Pelaksanaan lapangan
b. Sumber Daya Bahan
Pemanfaatan sumber daya bahan sesuai dengan spesifikasi
yang dipersyaratkan untuk setiap item pekerjaan meliputi :
 Material lokal
 Material pabrikan
 Material terangkai
Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pengadaan bahan adalah:
 Tersedia beberapa alternatif sumber material (pemasok, toko,
pabrik, workshop);
 Tersedia seperangkat daftar harga material dari beberapa
sumber;
 Kuantitas material di pasaran tersedia untuk memenuhi
kebutuhan proyek;
 Kualitas material yang dibutuhkan memenuhi spesifikasi;
 Kontinuitas pemasokan material dapat menjamin kebutuhan
setiap saat.
c. Sumber Daya Peralatan
Penggunaan peralatan dimaksudkan untuk mempercepat
penyelesaian pekerjaan dengan lebih mempertimbangkan
optimalisasi terhadap waktu, biaya dan mutu.
Dengan demikian peralatan disiapkan secara selektif menurut
pertimbangan
 Kegunaan pemakaian alat
 Jenis alat sesuai dengan volume pekerjaan
5
 Operator/petugas yang mampu mengoperasikan alat
bersangkutan
 Keandaian dan produktivitas alat
 Biaya operasional penggunaan alat dibandingkan produktivitasnya
Tipologi peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek
meliputi:
 Peralatan Berat ( Beton Molen, Stamper, dll)
 Angkutan untuk mobilisasi / demobilisasi bahan / material
 Peralatan standar untuk pelaksanaan konstruksi bangunan
 Peralatan baku masing - masing Tukang
 Peralatan komunikasi
 Peralatan pendukung kegiatan administrasi pelaporan
d. Sumber Daya Finansial
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah pekerjaan yang
menuntut kemampuan profesional. Proyek pelaksanaan
konstruksi bukanlah komoditas dagangan yang siap diperjual
belikan dimana saja, kapan saja, kepada siapa saja. Oleh
karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan sumberdaya finansial,
sekalipun hanya berupa modal awal bekerja.
e. Rencana Kerja
Rencana kerja dipersiapkan dan disusun sebagai panduan bagi
seluruh kinerja Tim Pelaksana Proyek, agar pelaksanaan kegiatan
bisa tepat guna dan berhasil guna. Rencana kerja memuat substansi
sebagai berikut :
 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
 Strategi dan Taktik Penanganan berbagai persoalan dalam
pelaksanaan kegiatan lapangan
 Susunan Tim Pelaksana, Struktur Organisasi Kerja dan
Pemberian Tugas Masing- masing, berikut rencana kebutuhan
tenaga kerja lapangan (mandor, tukang, kepala tukang, pekerja)
 Rencana kebutuhan Bahan, Peralatan, dan Finansial
 Sistem dan Mekanisme Koordinasi Kerja secara internal dan
eksternal
2. Seleksi Material dan Peralatan
Seleksi material dan Peralatan merupakan faktor penunjang kesuksesan
dalam suatu tatanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi. Hal ini

6
dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh tepat guna, daya
guna dan hasil guna terhadap pelaksanaan pekerjaan dimaksud.
Dengan demikian hendaknya persoalan yang terkait dengan
penggunaan material dan peralatan sudah dapat diantisipasi dan
ditentukan sebelum kegiatan dilakukan. Sehingga biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk penyediaan material dan peralatan dalam
proyek dapat ditekan.
Untuk itu dalam menentukan jenis material dan peralatan ini
hendaknya berpedoman pada :
a. Klarifikasi seluruh jenis pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan,
untuk menentukan jenis material dan peralatan yang sesuai secara
teknis dan biaya. Di Tingkat lapangan, material dan peralatan tersebut
diseleksi lagi kualitas dan kelayakannya.
b. Material yang akan digunakan diajukan contoh terlebih dahulu
dan dimintakan secara tertulis persetujuan dari Konsultan
Pengawas (Supervisi) Konsultan Perencana serta Pemberi Tugas. Waktu
pengajuan harus cukup tersedia, untuk antisipasi apabila terjadi
perubahan jenis material.
c. Dilakukan Pemesanan (Delivery Order) kebutuhan material dan
peralatan ke lokasi, yang disesuaikan dengan jadwal pekerjaan.
Jumlah material tidak boleh kurang dari volume yang sudah
dihitung, bahkan untuk mengantisipasi kerusakan dan kekurangan
material di lapangan sebaiknya dilakukan tambahan pesanan
kebutuhan.
d. Mobilisasi Alat Berat dan Peralatan lainnya yang diperlukan ke
lokasi sesuai dengan kebutuhan, begitu pula dengan mobilisasi
tenaga kerja (setempat) maupun tenaga kerja inti.

VI. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan adalah saat pelaksanaan pekerjaan akan dimulai,
dimana harus dilakukan beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan
persiapan yang meliputi :
 Penandatangan Naskah Dokumen Kontrak dan SPMK oleh kedua
belah pihak.
 Pembuatan Papan Nama Proyek
7
 Uitzet / Pengukuran
 Pemasangan Bouwplank
 Penyediaan Air Kerja
 Penyediaan Listrik Kerja
 Mobilisasi Alat dan Perlengkapan
 Dokumentasi / Pelaporan
Dokumen Kontrak
ISI : Surat Perjanjian Pelaksanaan
Pemborongan
 SPMK
 Berita Acara
 Syarat-syarat Administrasi
Pelaksanaan
 ……………..
 ……………...
 ……………..
 ……………...

Papan Nama Proyek

Pekerjaan :-
Lokasi :
Tahun Anggaran : 2021
Jangka Wkt Pelaksanaan : .........(........................) Hari Kalender
Nilai Kontrak : Rp.
Nomor Kontrak :
Tanggal Kontrak :
Kontraktor Pelaksana :
Konsultan Pengawas :

Uitzet / Pengukuran

Pengukuran ulang perlu dilaksanakan untuk ceking kembali


antara ukuran yang ada pada gambar rencana terhadap keadaan
lahan yang akan di bangun. Untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan, yang pertama kali harus dilakukan ialah pekerjaan
pengukuran dengan cara membuat suatu titik tolak / titik duga

8
yang disebut BM (Bench Mark) berupa patok beton ukuran 15/15
cm, yang diberi warna sesuai dengan ketentuan.
Bench Mark merupakan titik tetap sebagai referensi ukuran
posisi horisontal dan posisi vertikal semua detail di dalam site
dan sekitarnya. Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran dengan
menggunakan benang-benang, unting-unting, penyipat datar
serta meteran ukur biasa. Bench Mark tersebut harus dijaga dan
dipelihara mulai dari saat pelaksanaan hingga berakhirnya
pekerjaan. Untuk mencapai keakuratan pengukuran untuk posisi
horizontal digunakan alat ukur Theodolite T. 2 , sedangkan untuk
posisi vertikal digunakan dengan alat ukur Waterpass. Hal ini
sangat penting dilakukan untuk menghasilkan akurasi
pasangan dinding, lantai dan plafond serta kemiringan saluran
yang merupakan masalah rumit bagi sebuah bangunan.

Bouwplank

Pemasangan bouwplank dilakukan dengan menggunakan


kayu kelas 2 dengan tiang dari dolken dia. 10 cm 4 m¹, jarak
tiang berkisar antara 2 meter. Permukaan bagian atas dibuat
Rata/ Waterpass. Pada titik As rencana dipasang tanda-tanda
dari paku, dan setelah dilakukan pengecekan kembali bersama
direksi lapangan/konsultan pengawas, atas kebenarannya dari
semua segera diberi tanda dengan cat merah.

Penyediaan Air Kerja

Air kerja tersebut harus benar-benar bersih terbebas dari zat-


zat kimiawi, serta zat-zat organik lainnya yang dapat
mebahayakan bagi manusia serta kualitas pekerjaan. Untuk
menjamin kebersihan air tersebut terlebih dahulu agar dilakukan
Tes Laboratorium.

Penyediaan Listrik Kerja

Penyediaan Listrik Kerja yang merupakan kebutuhan dalam


melaksanakan aktivitas pekerjaan terutama untuk mesin-mesin,
serta untuk penerangan di malam hari bila kerja lembur juga untuk
kebutuhan lain seperti pemakaian komputer dan lain-lain. Listrik

9
kerja tersebut dengan menggunakan Genset atau dapat juga
dengan melakukan penyambungan sementara dari PLN.

Mobilisasi Alat Dan Peralatan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik dimulai,


terlebih dahulu harus dilakukan mobilisasi alat serta perlengkapan
yang dibutuhkan dan sesuai dengan keperluannya yang antara lain
meliputi :

Gerobak berguna untuk melakukan pekerjaan


pengangkutan jarak dekat
Concrete Mixer berguna untuk melakukan pengadukan

Sekop, Cangkul, dan alat lainnya berguna untuk


pengadukan, penggalian manual

Alat pertukangan berguna untuk melakukan pekerjaan


kayu , tembok, dsb.

Dokumentasi dan Pelaporan

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk :


a. Membuat Laporan Harian yang berisi
 jenis kegiatan yang dikerjakan
 Bahan – bahan yang digunakan
 Alat – alat yang didatangkan
 Jumlah tukang / tenaga kerja
 Keadaan cuaca
 Besarnya prestasi pekerjaan
 Menyediakan Buku Harian sesuai
dengan petunjuk Direksi dan
direkap dalam Laporan Mingguan
dan Laporan Bulanan.

b. Membuat pemotretan :

Pemotretan yang menggambarkan kemajuan


pekerjaan minimum 5 kali, yakni ketika
pekerjaan mencapai prestasi : 0 % , 25% , 50 %,
75 %, 100 %.

10
II. PEKERJAAN TANAH

 Galian Fondasi
Kedalaman galian pada fondasi tapak disesuaikan dengan kedalaman
tanah keras yang ditentukan pada gambar rencana.
Pada tahap ini hendaknya benar-benar diperhatikan kedalaman tanah
kerasnya, untuk mencegah terjadinya penurunan tanah yang bisa
berakibat kegagalan struktur.
 Galian GWT
Pekerjaan galian GWT sebaiknya dilakukan sebelum proses
pembangunan gedung. Hal ini dimaksudkan agar GWT bisa digunakan
sebagai penampung air kerja selama proses pekerjaan berlangsung.
Selain itu juga sebagai bagian dari proses pengetesan apabila terjadi
kebocoran sehingga bisa diantisipasi lebih dini.

III. PEKERJAAN STRUKTUR


Pekerjaan Struktur terdiri dari Sloof ,Ring Balok dam Kolom dengan Beton.
Pekerjaan Struktur dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan (sesuai dengan elevasi gambar rencana). Setelah
pekerjaan pengecoran selesai, kami akan melaporkan kepada Direksi atau
Pengawas Lapangan untuk dilakukan pengecekan terhadap hasil
pengecoran, terutama dimensi dan elevasinya, dan dinyatakan bahwa
hasil pekerjaan tersebut telah selesai dan dapat diterima oleh Direksi.
Tahapan Pekerjaan Struktur adalah sebagai berikut :
1. PEKERJAAN BEKISTING
Secara umum tahapan Pekerjaan Bekisting adalah sebagai berikut :
 Pelaksana membuat gambar kerja (shop drawing) untuk pekerjaan
begesting.
 Lokasi tempat pemasangan begesting dibersihkan dan betul-
betul siap serta telah mendapat persetujuan dari Direksi atau
Pengawas Lapangan.
 Pemasangan scaffolding sebagai tumpuan balok gelagar untuk
dudukan bekisting balok dan kaso serta pipa untuk dudukan pelat.
 Mengecek dan memastikan elevasi bawah begesting
(istilah tukang : bodeman) apakah sudah sesuai dengan

11
gambar rencana yang telah ditentukan dan sudah mendapat
persetujuan Direksi atau Pengawas Lapangan.
 Menyiapkan bahan, tenaga, dan peralatan yang akan
digunakan. Bahan- bahan tersebut terlebih dulu diajukan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan apakah bahan-
bahan tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah
ditentukan.
 Setelah penyetelan begesting selesai dan sebelum
pengecoran, perlu dicek kembali keadaan begesting tersebut,
baik mengenai bentuk dan ukurannya apakah sudah benar
sesuai dengan gambar, skur dan tiang penyangga kuat apa tidak,
dan kebersihan begesting.

2. PEMBESIAN
Pekerjaan Pembesian ini meliputi pemotongan besi sesuai dengan
daftar pemotongan besi (bestaat), pembengkokan, dan perakitan
besi di lokasi kegiatan. Diameter dan jenis besi yang dipakai
disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis yang disyaratkan. Dalam
penyimpanan besi, baik sebelum dipotong, maupun setelah dipotong
dan dirakit, harus terlindung dari udara terbuka. Besi harus
diletakkan di bawah bangunan beratap atau dibungkus dengan
terpal untuk menghindari berkaratnya besi. Bagian bawahnya pun
tidak boleh langsung menyentuh tanah, harus diberi alas,
misalnya dengan balok kayu.
Secara umum urut-urutan Pekerjaan Pembesian yang kami
laksanakan adalah sebagai berikut :
 Pelaksana membuat gambar kerja (shop drawing) untuk
pekerjaan pembesian.
 Pelaksana menghitung jumlah kebutuhan bahan, membuat
daftar pemotongan besi (bestaat), mengajukan izin
pemotongan.
 Tukang besi dibantu oleh pekerja dengan menggunakan alat
pemotong besi (gunting besi, bar cutter), melakukan pekerjaan
pemotongan besi berdasarkan bestaat yang telah dibuat dan
sesuai dengan gambar kerja. Setelah dipotong, besi ditempatkan

12
secara berkelompok berdasarkan ukuran atau panjang potongan
tersebut.
 Besi yang sudah dipotong selanjutnya dibentuk sesuai dengan
bestaat yang dibuat sesuai gambar rencana kerja. Besi yang
telah dibengkokkan (dibentuk) dikelompokkan sesuai dengan
bentuk dan ukurannya. Rangkaian antara besi yang satu
dengan yang lain diikat dengan menggunakan kawat beton double
(bendraat). Ikatan pada masing-masing simpul atau pertemuan
harus kuat dan kokoh sehingga pada saat pengecoran dilaksanakan
tidak terjadi perubahan dan atau lepas ikatannya, karena dapat
mengurangi kekuatan konstruksi.
 Setelah selesai, perlu diperiksa kembali Pekerjaan Pembesian
tersebut, baik mengenai diameternya, jumlah tulangan, jarak
tulangan, panjang overlap, ikatan kawat bendrat, maupun
kebersihan lokasi dari sisa-sisa potongan kawat bendrat.
 Besi yang telah dipotong dan dirakit di lokasi pengecoran
harus sesegera mungkin dicor untuk menghindari berkaratnya
besi, lepasnya ikatan kawat bendrat, dan perubahan bentuk
pembesian.
 Merangkai dan menyatukan semua besi yang telah dibentuk

3. MATERIAL BETON
Dalam pembuatan beton material utama yang dibutuhkan adalah
Semen, Agregat Halus (pasir), Agregat Kasar (batu pecah), dan Air.
Sebelum Pekerjaan dimulai, terlebih dahulu kita harus
membuat Mix Design sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah
ditentukan. Mix Design ini dimaksudkan sebagai tolok ukur
untuk membuat adukan beton, agar hasil yang diperoleh nanti
sesuai dengan mutu beton yang diinginkan.
Adapun material beton dan persyaratannya adalah sebagai berikut:
 Semen
Semen yang kami gunakan adalah Portland Cement yang telah
memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 pasal 3.2. NI-2 PBI
71 atau ASTM C150, atau standar lain yang disetujui oleh Direksi.
Kondisi semen sebelum digunakan harus baik, tidak mengeras,
tidak berubah warna, dan disimpan dengan baik.

13
 Agregat Halus (pasir)
Pasir yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
 Tidak mengandung bahan humus, akar-akar pohon, dan
sampah-sampah lain yang dapat mengurangi mutu
konstruksi.
 Berat jenis berkisar antara 2,50 ~ 2,65
 Modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
 Kandungan kadar lumpur tidak lebih dari 5%
 Harus mempunyai gradasi yang baik, merata, dan keras.
 Agregat Kasar (batu pecah)
Batu pecah yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
 Harus bersih, tidak mengandung tanah atau bahan organik lain
yang menempel pada batu tersebut.
 Harus keras dan tidak terdapat retakan-retakan.
 Berat jenis batu harus lebih besar dari 2,4
 Menggunakan batu pecah produksi stone crusher.
 Air
Air yang akan kami gunakan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
 Air harus bersih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mengandung lumpur, tidak mengandung garam, asam, dan
alkali yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI-
3PUBI.

4. PENGECORAN
Tahapan Pekerjaan Pengecoran yang laksanakan adalah sebagai
berikut :
Memastikan sekali lagi bahwa semua material yang
digunakan telah memenuhi syarat dan peralatan yang akan
digunakan dalam kondisi baik dan telah mendapat persetujuan
dari Direksi atau Pengawas. Demikian juga dengan kondisi
begesting dan pembesian harus sudah siap.
 Membuat adukan mortar dari campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr.
Material beton tersebut dimasukkan ke dalam concrete
14
mixer (molen) dengan urutan sbb : air, semen, pasir, dan
batu. Bahan-bahan tersebut diaduk sampai merata dan
homogen. Lama pengadukan berkisar 10-12 menit mulai dari
penuangan air sampai dengan penumpahan adukan.
 Adukan beton yang telah tercampur tersebut
dituangkan ke dalam kotak/bak penampung beton,
kemudian dituangkan dengan skop ke dalam ember cor
atau gerobak cor untuk di bawa ke lokasi pengecoran.
 Membawa adukan beton tersebut dengan hati-hati ke
lokasi pengecoran dan menuangkannya ke dalam
begesting yang telah siap. Tinggi jatuh bebas pengecoran
tidak boleh lebih dari 0,5 meter.
 Beton yang telah dituang ke dalam begesting segera
dipadatkan dengan alat pemadat (concrete vibrator) agar
seluruh ruang begesting terisi penuh dengan beton,
terutama di antara besi-besi tulangan dan pojok-pojok
begesting, dan juga untuk mengurangi pori-pori beton.
Pemadatan beton ini juga dimaksudkan agar tidak terjadi
beton keropos dan sarang-sarang kerikil yang dapat
mengurangi mutu beton. Pemadatan juga tidak boleh
terlalu lama karena justru akan mengakibatkan segregasi.
 Setelah pengecoran mencapai elevasi yang direncanakan,
permukaan beton harus diratakan dengan alat perata (kasut
atau jidar).
 Setelah Pekerjaan Pengecoran selesai, semua peralatan
yang dipergunakan harus segera dibersihkan, karena bila
menunggu kering, kotoran beton yang melekat pada
peralatan tersebut akan sulit untuk dihilangkan.
 Beton yang sudah dicor tersebut akan dirawat selama
masa pengerasan dengan cara menyiram atau curring.

IV. PEKERJAAN ATAP


Pekerjaan Atap terdiri dari :
1. PEKERJAAN RANGKA ATAP ( Rangka kayu )
 Menyiapkan material kayu sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan
 Proses pekerjaan kuda – kuda di lapangan
15
 Pada proses pemasangan kuda-kuda perlu di crosscheck level
dan sikuan rangka atap.
 Pada pekerjaan ini perlu dikerjakan dengan baik dan hati-hati
sesuai spesifikasi karena akan sangat mempengaruhi kekuatan
strukturnya

2. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


Penutup atap yang dipakai adalah atap seng gelombang.
Sebelum dilakukan pemesanan kami memperlihatkan contoh
kepada direksi untuk disetujui. Pemasangan atap harus rata
dan rapi sehingga menghindari terjadinya kebocoran.
Pemasangan atap dan penutup harus berdasarkan petunjuk
direksi pekerjaan.
Tahapan Pekerjaan Penutup Atap seng gelombang :
 Pemasangan atap seng gelombang
Pada pemasangan atap sebaiknya diperhatikan proses
pemakuan dan penyambungan. Hal ini berfungsi untuk
meminimalisir terjadinya human error yang mana bisa
mengakibatkan kebocoran atau terangkat karena angin kencang.

V. PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


a) Pasangan Dinding Bata
Berdasarkan campurannya, Pasangan Dinding Bata
dibedakan dalam 2 jenis, yaitu Pasangan Dinding Bata
Trassram (kedap air) dan Pasangan Dinding Bata Biasa
yang umumnya disebut dengan Pasangan Bata. Pasangan
Dinding Bata Trasram memakai campuran 1 pc : 3 ps
dan Pasangan Bata memakai campuran1 pc : 5 ps.
Bata yang dipakai harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
bentuknya presisi, pembakarannya sempurna (matang), bila
dipukul bunyinya nyaring, bila dijatuhkan dengan
ketinggian 1 meter bata tidak hancur, dan mempunyai
ukuran yang seragam. Sebelum digunakan bata harus
direndam atau disiram sampai jenuh dengan tujuan agar
air semen yang berada dalam campuran pasir semen (spesi)
16
tidak diserap oleh bata, karena jika air dalam spesi kurang
maka pengerasan tidak akan sempurna dan cenderung
menjadi getas serta mudah hancur.
Tahapan Pekerjaan Pasangan Bata adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan Pasangan Bata bisa dikerjakan setelah Pekerjaan
Sloof dan balok selesai.
 Menentukan posisi as pasangan bata kemudian
menggesernya ke arah luar sebesar 5 cm sebagai pedoman
tarikan benang pasangan bata.
 Membuat propil dari kayu yang lurus (diserut) pada
kedua ujung pasangan bata. Propil harus diberi penguat
(sekur) agar kokoh dan tidak goyang sampai Pekerjaan
Pasangan Bata selesai. Setiap akan melanjutkan pasangan bata
keesokan harinya, profil harus dicek keadaannya, sudah
berubah posisinya atau tidak.
 Menyiram bata yang akan digunakan dan mempersiapkan
bahan-bahan pengikatnya, semen, pasir, dan air. Pasir yang
dipakai harus diayak (disaring) agar butiran-butiran yang
besar terpisah. Butiran atau kerikil yang tercampur dalam
pasir yang dipakai untuk Pasangan Bata dapat
mengakibatkan berkurangnya perlekatan antara bata
dengan spesinya, ada celah antara spesi dengan bata.
 Dengan bantuan selang timbang (water pass), dibuat
tarikan benang di antara 2 propil. Setiap minimal 5 lapis
pasangan bata harus dipasang tarikan benang agar dijamin
kedataran (horisontalnya) pasangan bata.
 Menyusun bata dengan rapi mengikuti tarikan benang
pada profil. Pasangan bata pada setiap harinya tidak
boleh lebih tinggi dari 1 meter, hal ini karena pasangan
yang paling bawah belum cukup kuat untuk menahan
beban di atasnya. Bila hal ini dipaksakan, Pasangan
Bata bisa jadi melengkung, miring, atau bahkan rubuh.
 Setiap selesai memasang bata pada setiap harinya,
spesi yang melekat disamping bata harus dibersihkan agar
Pasangan Bata tampak bersih dan rapi.

17
Gambar Pasangan Bata

b) Pekerjaan Plesteran
Seperti halnya Pasangan Bata, dalam Pekerjaan Plesteran
pun ada Plesteran Trassram dan Plesteran Biasa, Selain itu juga
ada plesteran beton.
Pekerjaan Plesteran yang dimaksud di sini adalah pekerjaan
pelapisan dengan campuran mortar (spesi) setelah Pekerjaan
Pasangan Bata selesai dan telah kering. Karena pekerjaan
ini termasuk pekerjaan akhir (finishing), maka harus
dilaksanakan oleh tukang yang benar-benar ahli dan spesifik di
bidangnya. Untuk itu kami akan melakukan seleksi kepada
tukang untuk pekerjaan-pekerjaan finishing agar produk yang
dihasilkan benar-benar baik dan memuaskan.
Tahapan Pekerjaan Plesteran adalah sebagai berikut :
 Pasangan bata yang akan diplester harus sudah cukup
kering spesinya.
 Kotoran atau spesi yang menempel pada bata harus
dibersihkan.
 Menyiram bata dengan air sampai jenuh agar air semen
mortar tidak diserap oleh pasangan bata.
 Dengan bantuan unting-unting (lot) dan selang timbang,
membuat tarikan benang vertikal dan horisontal pada dinding
yang akan diplester.
 Membuat kepalaan plesteran mengikuti tarikan benang
vertikal dari ketinggian di atas plafon sampai ke rabatan
lantai. Jarak antar kepalaan plesteran maksimal 1,5 meter
atau sesuaikan dengan panjang jidar yang akan dipakai.

18
 Setelah kepalaan plesteran sudah kering dan
keras (minimal 2 hari), Pekerjaan Plesteran baru boleh
dilaksanakan. Pelaksanaan plesteran den gan cara di-
kamprot (spesi dilempar/dihentakkan ke dinding) tidak
boleh hanya dengan dikasut. Hal ini dimaksudkan agar
spesi dapat melekat lebih sempurna dan dapat mengisi
nat pasangan bata yang mungkin masih berongga.
 Spesi yang telah dikamprotkan di antara 2 kepala
plesteran, diratakan dengan cara menggosok dan menekan
menggunakan jidar alumunium. Penggosokan ini dilakukan
berulang-ulang agar plesteran benar-benar padat, rata,
dan halus.
 Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya retak-retak
pada plesteran, sehari setelah Pekerjaan Plesteran
selesai, plesteran disiram dengan siraman halus, tidak
dengan semprotan yang bertekanan tinggi karena bisa
mengakibatkan plesteran menjadi rusak.
 Sebagai finishing akhir dari Pekerjaan Plesteran
adalah Pekerjaan acian. Plesteran yang akan diaci harus
sudah benar-benar kering dengan umur minimal plesteran
terakhir dalam 1 bidang adalah 4 hari.
 Untuk campuran acian, kami menggunakan
campuran semen dengan mil dengan perbandingan 1 pc :
2 mil untuk interior, dan campuran 1 pc : 1 mil untuk
dinding eksterior. Penggunaan mill ini semata-mata untuk
mengurangi panas hydrasi cement agar tidak terjadi pecah
rambut setelah keras akibat dari penyusutan yang tinggi.
 Permukaan plesteran yang akan diaci kami bersihkan
terlebih dulu dengan sapu lidi dan kami siram.
Penyiraman ini secukupnya saja, tidak sampai jenuh,
agar campuran acian dapat melekat dengan sempurna.
 Melaburkan campuran acian, kemudian meratakannya
dengan menggunakan jidar alumunium (tidak boleh
hanya menggu nakan kasut), menggeser dan menggosok-
gosoknys ke arah vertikal dan horisontal sampai
acian benar- benar rata dan tidak bergelombang, baik ke
arah vertikal maupun ke arah horisontal.
19
 Sebelum permukaan acian benar-benar kering (masih
setengah kering), acian harus digosok secara merata di
seluruh permukaan dengan menggunakan spon atau
kertas semen. Penggosokan ini tidak boleh dengan
kekuatan atau tekanan yang besar karena akan
mempengaruhi kerataan acian, tapi cukup dengan
tekanan yang sedang, atau bahkan tanpa tekanan.
Penggosokan ini harus dilakukan terus- menerus
sampai permukaan acian benar-benar rata dan halus.
 Untuk menjaga kelembaban acian dan meminimalisir
terjadinya retak rambut pada acian, sehari setelah
Pekerjaan Acian selesai, permukaan acian dibasahi
dengan siraman bertekanan rendah (soft spray), tidak
disemprot dengan tekanan tinggi, minimal sehari sekali
selama minimal 4 hari.

2. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI (GRANIT/KERAMIK)


Pada umumya persyaratan yang diminta adalah sama, yaitu
bahwa granit/keramik yang dipasang dalam 1 bidang harus 1
tipe dan kode produksi yang sama, pasangan harus rata dan
padat (tidak keropos), lebar nat seragam dan lurus.
Pemasangan Granit/Keramik lantai dilaksanakan dengan
tahapan pekerjaan sebagai berikut :
a. Granit/keramik yang hendak dipasang dikelompokkan (disortir)
berdasarkan tipe dan kode produksinya, kemudian
merendamnya dalam bak perendaman sampai granit jenuh.
b. Sebelum pekerjaan pasangan granit dimulai, harus
dipastikan bahwa pekerjaan rabat beton, acian, plafon, dan
list plafon sudah selesai. Ruangan harus bersih dan terang
serta areal kerja ditutup dengan memberi rambu. : “DILARANG
MASUK/MELINTAS/MENGINJAK”.
c. Untuk mencari kesikuan pasangan, bentangkan benang ke
arah lebar dan panjang ruangan. Pekerjaan ini harus
dilakukan dengan hati-hati dan cermat agar pasangan
g r a n i t / keramik nantinya benar-benar siku dan rapi.
Dengan bantuan selang timbang (water pass), dibuat tarikan
benang tadi benar- benar level (horisontal).
20
d. Memasang granit/keramik sebagai kepalaan (master) ke
arah lebar dan panjang ruangan dengan elevasi muka granit
mengacu pada acuan elevasi lantai yang ada (misal kusen
pintu).
e. Adukan pengikat granit/keramik (spesi) diratakan dengan
menggunakan jidar supaya rata sehingga seluruh bidang
bawah keramik melekat sempurna pada spesi. Hal ini penting
untuk menghindari keroposnya pasangan granit.
f. Setelah pekerjaan kepalaan selesai, meminta persetujuan dari
Direksi atau Pengawas Lapangan. Setelah mendapat
persetujuan, baru dimulai memasang granit/keramik dalam
ruangan tersebut. Pemasangan granit/keramik harus
dimulai dari sisi dalam ke arah luar ruangan untuk memberi
ruang gerak (lalu lintas) bagi pekerja yang membawa
adukan dan supaya granit yang baru dipasang tidak
terinjak.
g. Pemasangan granit/keramik dilaksanakan sesuai dengan
pola/gambar rencana yang disetujui Pengawas, dan
memastikan bahwa pasangan granit rata, nat seragam dan
lurus.
h. Segera setelah pemasangan granit/keramik selesai,
dilakukan pembersihan lantai dari kotoran yang melekat di
atasnya dengan menggosoknya dengan kain bersih perlahan-
lahan.
i. Maksimal 2 hari setelah pemasangan granit/keramik,
pekerjaan grouting nat granit dilaksanakan, sebelum nat
terisi oleh kotoran/debu. Bahan nat granit menggunakan
semen (atau semen warna disesuaikana dengan granitnya)
dengan campuran yang agak encer dan dicorkan ke dalam
nat granit/keramik.

21
j. Setelah pekerjaan grouting nat selesai, lantai
granit/keramik segera dibersihkan dengan cara dipel
langsung, karena bila sudah kering, ceceran semen sisa
grouting nat sulit untuk dibersihkan. Areal yang sudah dipasangi
granit/keramik dan dinat, dijaga kebersihannya dan tidak
dijadikan jalur lintasan.

3. PEKERJAAN PLAFOND
Rangka plafond yang digunakan adalah rangka kayu
dengan ukuran sesuai gambar dan RAB. Untuk penutup plafond
menggunakan bahan triplek. Pemasangan rangka plafond dan
penutup plafond harus memperhatikan adanya pekerjaan listrik
yang sudah terpasang. Sebelum menutup plafond dipasang
dulu instalasi listrik dengan posisi sesuai gambar. Yang harus
sangat diperhatikan dalam pemasangan plafond adalah sambungan
antara lembar plafond, sambungan harus benar-benar rapi dan
rapat.

4. PEKERJAAN KUSEN, KACA DAN PENGGANTUNG


Pekerjaan Kusen dan daun pintu terdiri dari pemasangan
kusen, pengunci, handle dan aksesoris yang lainnya. Kusen
pintu dan jendela yang digunakan dari bahan kayu kelas I dengan
ukuran sesuai RAB dan Gambar. Daun pintu menggunakan
pintu kayu jati sesuai dengan gambar dan spesifikasi. Daun
jendela menggunakan kaca polos 5mm. Accesoris pintu dan
jendela menggunakan material sesuai dengan persetujuan direksi.
22
Pemasangan penggantung daun pintu atau daun jendela
menggunakan engsel dan jumlah yang sesuai. Untuk daun
pintu kami memakai engsel 4”x4” sebanyak 3 buah engsel
dengan masing-masing 5 skrup per engsel. Pengunci dan
aksesoris seperti, gerendel, dipasang dengan benar dan kuat
agar dapat berfungsi dengan baik. Setelah pemasangan daun
pintu /jendela beserta aksesorisnya selesai, kami cek kembali
buka-tutup daun pintu/jendela dan fungsi-fungsi aksesorisnya.

5. PEKERJAAN FINISHING
Pekerjaan Finishing yang dimaksud di sini adalah mencakup
Pekerjaan Cat Dinding (interior dan eksterior).
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik, harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Bahan cat yang dipakai harus bermutu baik, sesuai
dengan spesifikasi teknik yang disyaratkan.
 Bahan pencampurnya memenuhi syarat (air untuk campuran
cat dinding harus bersih, tidak mengandung lumpur atau
berminyak).
 Bahan cat dasarnya harus sesuai dengan cat yang dipakai
 Cara pengecatan harus benar, mengikuti petunjuk yang
ada dalam kemasannya (kalengnya).

a. Pengecatan Dinding
Tahapan Pekerjaan : Untuk menghindari terkena cat,
aksesoris pintu/jendela dan elektrikal (saklar, stop kontak)
yang sudah terpasang dibungkus dengan lakban kertas
atau dilepas kembali.
 Membersihkan dan mengamplas permukaan dinding yang
akan dicat sampai bersih dan halus, dan memastikan
permukaan dinding telah kering.
 Mengaduk cat dengan air dengan perbandingan sesuai
dengan petunjuk dalam kemasan cat hingga benar-
benar rata (homogen). Pengadukan ini senantiasa
dilakukan supaya terjaga homogenitasnya.
 Menggelar koran bekas atau terpal untuk mengindari
keramik kotor terkena ceceran plamir, sealer, atau cat.
23
 Menyapukan cat (sesuai dengan jenisnya, cat interior
untuk cat dalam ruangan, dan cat eksterior untuk cat
di luar ruangan) sampai merata dengan menggunakan
rol untuk bidang yang luas dan dengan kuas untuk
bidang yang sempit dan tidak terjangkau oleh rol,
minimal 3 kali sapuan/lapis. Lapis kedua dilakukan
setelah lapisan yang pertama kering. Bila dengan 3 kali
sapuan hasilnya belum rata (masih transparan), kami
ulangi lagi pengecatan sampai hasilnya baik dan
memenuhi standar.
 Setiap selesai melaksanakan pengecatan, ruangan/area
di sekitar pengecatan dibersihkan dari sisa
material/cat yang tercecer. Alat-alat yang dipakai
untuk mengecat juga dicuci dan dibersihkan supaya
bisa dipakai lagi keesokan harinya.
 Untuk pengerjaan cat interior menggunakan cat No drop
sedangan cat exterior menggunakan cat No drop atau
setara yang mengandung wheatherguard sehingga tahan
terhadap cuaca dan tidak terkelupas.

VI. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


1. Finishing
Semua rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik
seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan diberi cat dasar
atau primecoating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).
Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus
dimintakan persetujuannya ke Direksi/Pengawas. Pengecatan
harus tahan karat.
2. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “cath and flat key
lock”. Jenis kunci untuk setiap kabinet harus dari tipe “common
key”, sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama.
Pada masing-masing kabinet harus disediakan dua anak kunci.
3. Pasangan Instalasi Titik Lampu dan Stop Kontak
Pekerjaan instalasi dilakukan sebelum pekerjaan plesteran untuk
mencegah terjadinya pembongkaran. Untuk pemasangan
instalasi titik lampu dan stop kontak kami lakukan dengan
24
sistem kerja dan material yang sesuai standar untuk mencegah
terjadinya gangguan listrik dan kebakaran. Adapun hal-hal yang
kami diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Kabel yang digunakan dalam instalasi penerangan dan
stop kontak harus dari jenis NYA yang diletakkan didalam
pipa konduit . Luas penampang minimum yang digunakan
seuai spesifikasi untuk line utama diatas plafon dan yang
menuju stop kontak. Untuk kabel yang menuju saklar
minimum sesuai spesifikasi.
b. Stop kontak tunggal dan ganda 1 phase yang dipakai adalah
tipe sesuai spesifikasi.
c. Saklar yang dipakai adalah seuai spesifikasi.
Cara pelaksanaan pekerjaan instalasi titik lampu & stop
kontak adalah sebagai berikut :
a. Melakukan plotting/penandaan dengan kode pada dinding
pada tiap titik saklar, stop kontak, titik MCB dan titik meter
b. Membobok dinding sesuai jalur instalasi yang telah bertanda
tadi tanpa merusak struktur lain.
c. Memasang pipa konduit dan com pada posisi-posisi yang
telah ditentukan termasuk yang melintas di atas plafond
d. Menginstal kabel sesuai dengan peruntukkan titik listrik,
misal saklar, stop kontak atau meter PLN
e. Memasang saklar & stop kontak jika pengecekan kabel telah
selesai.
f. Melakukan test arus pada setiap titik.
4. Saklar dan Stop Kontak
Saklar dan stop kontak dipasang setelah pekerjaan cat dinding
dan plafond. Saklar yang dipasang dari jenis rocker mechanism
dengan rating minimum 10 A/250V. Saklar dipasang rata
terhadap permukaan tembok atau dinding dan posisinya sesuai
dengan gambar. Stop kontak harus mempunyai terminal phase,
netral dan grounding. Tempat dan tinggi pemasangan
disesuaikan dengan utilitas ruangan.
5. Lampu
Lampu dipasang sebelum test and comissioning electrical
untuk memastikan tidak ada lampu yang mati atau instalasi yang
bermasalah.
25
VII. PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan lain – lain yang tidak disampaikan dalam metode ini tetap
mengacuh pada rencana kerja atau spesifikasi dan harus mendapat
persetujuan dari direksi.

Setelah semua pekerjaan selesai 100% maka dilakukan pembersihan


areal kerja dari sisa- sisa bahan bangunan yang masih berada
dilokasi, sebelum dilakukan serah terima pekerjaan semua
administrasi segera diselesaikan antara lain :
1. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
2. Foto 0%, 50 % dan 100%

Demikian Metode Pelaksanaan ini dibuat sebagai panduan dalam


rangka melaksanakan pekerjaan konstruksi REHABILITASI RUANG
KELAS SMPN SATAP WAIWARU

engahui : Lewoleba, 28 Mei 2021


pala Dinas Peranan bupatn Lembata
Mengetahui : Ditetapkan :
Kepala Dinas Pendidikan Pejabat Pembuat Komitmen
(Pengguna Anggaran), (PPK),

ttd.
ttd.

SILVESTER SAMUN, SH KAMILUS YEREMIAS K. LENI, ST


NIP. 19681026 200012 1 002 NIP. 19800411 201001 1 009

26

Anda mungkin juga menyukai