Anda di halaman 1dari 20

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Organisasi Perusahaan/Instansi


Struktur Organisasi lapangan dapat dilihat pada Gambar 3.1

NICKY STANLEY HALIM, ST

Direktur Utama

ZAITUL, ST

Manager Proyek

HUSNUL UQBA, ST LUKMAN HAKIM, ST

Manager Teknik K3 Konstruksi

RIKA JAYANTIKA, A.Md NALDI HARIZON,ST

Keuangan Administrasi Teknik

MARYUS MIRAL ZULHAILI

Pelaksana Lapangan Pelaksana Lapangan

HASLINDRA SUDIRMAN

Pelaksana Lapangan Pelaksana Lapangan

MUSRIL

Quality Engineer

Gambar 3.1 Struktur Organisasi lapangan


(Sumber : Data proyek)

Sherly Maiza Sani (19101154330120)


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
a. Direktur Utama
Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Utama adalah :
1. Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengerahkan
sistem-sistem prosedur, policy rencana serta program dalam divisi
konstruksi.
2. Bertanggung jawab atas tercapainya target yang telah ditentukan
perusahaan dalam bidang konstruksi.
b. Manager Proyek
Tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan
timbul agar dapat diantisipasikan secara dini.
2. Melakukan koordinasi kedalam(team proyek, manajemen., dll) dan
keluar.
3. Dibantu semua koordinat menyampaikan rencana kerja operasi
proyek, meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan
proyek.
4. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi
proyek dapat berjalan sesuai dengan renaca (on track).
5. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan
Kemajuan Pekerjaan).
6. Seorang project manger harus mengontrol proyek yang
ditanganinya. Proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai
dengan spesifikasi, dan waktu.
7. Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata
terhadap organisasi, harus mengambil keputusan dengan wewenang
yang terbatas dari organisasi.
c. Manager Teknik
Tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengujian.
2. Menandatangani sertifikat pengujian.
3. Memeriksa laporan hasil pengujian.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 38


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
4. Mengesahkan instruksi kerja.
5. Mengusulkan beban dan alat yang dibutuhkan untuk penujian serta
alat yang harus dikalibrasi ulang.
6. Bertanggung jawab terhadap kinerja analis.
7. Bertanggung jawab terhadap kinerja alat.
8. Mengusulkan pelatihan analis/teknisi.
9. Bertanggung jawaab terhadap jaminan mutu pengujian.
d. K3 Konstruksi
Tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkai K3 kontruksi.
2. Mengelola dokumen kontrak dan metode kerja pelaksaan kontruksi.
3. Mengelola program K3.
4. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
5. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawassan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
6. Mengelola laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
kontruksi.
7. Mengelola metode kerja pelaksaan kontruksi berbasis K3, jika
diperlukan.
8. Mengelola penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat.
e. Keuangan
Tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Manager keuangan akan berkerja sama dengan manager lain dalam
perusahaan dan bertugas untuk merncanakan atau meramalkan
beberapa aspek dalam perusahaan termasuk perencanaan umum
bagi keuangan perusahaan.
2. Manager keuangan bertugas dalam mengambil keputusan pernting
dari sedi investasi, berbagai pembiayaan, dalam semua hal yang
terkait dengan keputusan tersebut.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 39


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3. Manager keuangan bertugas dalam menjalankan dan
mengoperasikan roda kehidupan perusahaan agar tetap bisa
berjalan efisien dengan menjalin kerjasama dengan manager
lainnya dalam perusahaan.
4. Manager keuangan bertugas untuk menjembatani antara perusahaan
dengan pasar keuangan sehingga bisa memperoleh dana dan dapat
memperdagangkan surat berharga perusahaan.
f. Adminitrasi Teknik
Tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Menyiapkan gambar kerja dan asbuilth drawing.
2. Membuat skedule phisik dan sumber daya pendukungnya.
3. Mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada extern.
4. Mengajukan laporan harian dan mingguan kepada extern.
5. Membuat laporan kemajuan pekerjaan (Progres).
6. Membuat progres dan pendukungnya untuk tagihan.
7. Melaksanakan proses :
a) Kontrak adendum atau CCO.
b) Laporan harian atau mingguan.
c) Monitor Schedule sub kontraktor.
8. Rekap grafik cuaca setiap bulan.
9. Rekap laporan harian, mingguan, bulanan.
10.Evaluasi dan analisis bila ada keterlambatan progres.
11.Evaluasi schedule sub kontraktor.
12.Evaluasi grafik cuaca atau elevasi air banjir setiap bulan.
g. Pelaksana Lapangan
Tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan memberi instruksi kepada
mandor mengenai kualitas dan kuantitas pekerjaan.
2. Menjaga dan mengamankan serta merencanakan tempat
penyimpanan pelaralatan, bahan material sesuai dengan kebutuhan
dalam menunjang terlaksananya pekerjaaan.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 40


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3. Menghitung kemajuan pekerjaan, hasil opname setiap hati bersma
pengawas lapangan.
4. Membuat laporan harian dan mingguan bersama pengawas
lapangan.
5. Memantau proses pelaksanaan pekerjaan guna mendapatkan hasil
pekerjaan ssesuai kontrak dan syarat teknis dengan prosedur
pelaksanaan yang ditentukan.
6. Melakukan pengambilan gambar pelaksanaan (dokumentasi) untuk
setiap kegiatan yang di laksnakan.
h. Quality Engineer
Tugas dan Tanggung Jawab Quality Engineer adalah :
1. Pengendalian terhadap mutu bahan dan pekerjaan yang
dilaksankan oleh kontraktornbrrdasarkan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
2. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer.
3. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan
personil dan peralatan laboratorium kontraktor agar pelaksanaan
pekerjaan selalu didukung tersedianya tenaga dan peralatan
pengendalian mutu sesuai dalam Dokumen Kontrak.
4. Melakukan analisa semua hasil tet, termasuk usulan komposisi
campuran (JobMix Formula).

3.2 Proses Pengadaan Jasa


Pengadaan barang/ jasa Pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/
jasa oleh Kementian/ Lembaga/ Perangkat Daerah yang dibiayai oleh APBN/
APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima
hasil pekerjaan.Pengadaan barang/ jasa dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 (Pasal 3) dapat meliputi pengadaan barang,
pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi, dan jasa lainnya.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 41


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Pengadaan barang/ jasa bertujuan untuk :
1. Menghasilkan barang/ jasa yang tepat dari setiap uang yang
dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi,
dan Penyedia.
2. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.
3. Meningkatkan peran serta usaha mikro, usaha kecil, dan usaha
menengah.
4. Meningkatkan peran pelaku usaha nasional.
5. Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/ jasa
hasil penelitian.
6. Meningkatkan keikutsertaan industri kreatif.
7. Mendorong pemerataan ekonomi.
8. Mendorong pengadaan berkelanjutan
Rencana umum pengadaan barang/ jasa meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Mengindentifikasi kebutuhan barang/ jasa yang diperlukan K/L/D/I.
2. Menyusun dan menetapkan rencana penganggaran untuk pengadaan
barang/ jasa.
3. Menetapkan kebijakan umum tentang pemaketan pekerjaan, cara
pelaksanaan pengadaan barang/ jasa, pengorganisasian pengadaan
barang/ jasa dan penetapan penggunaan produk dalam negeri.
4. Menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK).

3.3 Proses Perencanaan dan Dokumen


Pada Proyek Pekerjaan Pemeliharan Berkala/Rehabilitasi Jalan dan
Peningkatan Struktur Jalan di Kabupaten Pesisir Selatan Pemeliharan
Berkala/Rehabilitasi Jalan dan Peningkatan Struktur Jalan di Kabupaten Pesisir
Selatan, dilakukan proses pengadaan barang/ jasa melalui metode pemilihan
umum yang dilakukan secara elektronik (e-lelang). Pengumuan dilakukan pada
sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dengan informasi lelang
sebagai berikut:

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 42


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Kode Tender : 4487157
Nama Lelang : DAK Reguler
Kategori : Pekerjaan Konstruksi
Instansi : Pemerintahan Daerah Kabupaten
Tanah Datar
Satuan Kerja : Dinas Perkerjaan Umum Penataan
Ruang dan Pertanahan
Metode Pengadaan : Tender – Harga Terendah dan
SistemGugur
Metode Evaluasi : Sistem Gugur
Metode Dokumen : Satu File
Anggaran : APBD 2022   
Nilai Pagu Paket : Rp 5.179.500.950
Harga Penawaran : Rp 5.179.500.762
Jenis Kontrak : Harga Satuan
Pembebanan Tahun Anggaran : APBD 2022
Lokasi Pekerjaan : Kecamatan X Koto dan Kecamatan
Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah
Datar

3.4 Proses Penunjukan Kontraktor


Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) adalah layanan pengelolaan
teknologi informasi untuk memfasilitasi pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
secara elektronik. UKPBJ/Pejabat Pengadaan pada
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang tidak memiliki Layanan
Pengadaan Secara Elektronik dapat menggunakan fasilitas Layanan Pengadaan
Secara Elektronik yang terdekat dengan tempat kedudukannya untuk
melaksanakan pengadaan secara elektronik. Selain memfasilitasi UKPBJ/Pejabat
Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa secara elektronik Layanan
Pengadaan Secara Elektronik juga melayani registrasi penyedia barang dan jasa

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 43


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
yang berdomisili di wilayah kerja Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang
bersangkutan.
Pengadaan barang/jasa secara elektronik akan meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas, meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat,
memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan, mendukung proses monitoring
dan audit dan memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time guna
mewujudkan clean and good government dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah.

3.5 Metode Pelaksanaan dan Peralatan


Dalam sebuah proyek pasti tidak terlepas dari sebuah perencanaan.
Perencanaan ini meliputi perencanaan gambar, perencanaan jadwal hingga
estimasi biaya yang akan digunakan dalam proyek,sehingga dalam proses
pelaksanaan nanti dapat dijadikan acuan/pedoman untuk pengendalian proyek.
Dalam perencanaa pada proyek ini panjang jalan yang direncanakan
adalah 2+400 km. Item pekerjaanya berupa pembersihan lahan, pekerjaan galian
tanah dasar, pekerjaan pondasi bawah, pekerjaan pondasi atas, dan pekerjaan
lapisan permukaan. Setiap item pekerjaan tersebut tidak langsung dikerjakan
sepanjang 2+400 km, namun pekerjaannya dilakukan secara bertahap misal
apabila pekerjaan pembersihan lahan telah selesai sepanjang 100 m, pekerjaan
galian tanah dasar sudah bisa dilakukan dan diikuti oleh pekerjaan-pekerjaan
berikutnya.
a. Pembersihan Lahan
1. Pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan pembersihan lahan ini adalah pekerjaan yang terdiri dari
pembersihan lahan yang akan digunkan dari pepohonan dan semak-
semak dengan mengunakan exavator.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 44


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.2 Pekerjaan Pembersihan Lahan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)
2. Peralatan yang digunakan
Excavator Merupakan sebuah alat bantu pekerjaan dalam dunia
konstruksi yang terdiri dari boom atau bahu, arm atau lengan,
bucket, tracker, dan kabin yang digunakan dalam pekerjaan
konstruksi maupun pertambangan.
b. Pekerjaan Pondasi Bawah Sirtu
Lapisan pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas
lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas. Lapis pondasi
bawah ini berfungsi untuk :
a) Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda
ke tanah dasar.
b) Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
c) Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar
naik ke lapis pondasi atas.
Material yang digunakan adalah campuran pasir dan batu
1. Pelaksanaan pekerjaan
a) Pekerjaan penghamparan sirtu dengan cara dihampar
menggunakan motor grader dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 45


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.3 Penghamparan Sirtu


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)
b) Pekerjaan pemadatan sirtu dengan cara dipadatkan
menggunakan vibro roller secara berulang-ulang sehingga
mendapatkan kepadatan maksimal yaitu 20 cm dari tanah dasar
pekerjaan pemadatan sirtu dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.

Gambar 3.4 Pemadatan Sirtu


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)
c) Penyiraman menggunakan water tank untuk finishing sirtu
sebelum diuji sandcone.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 46


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.5 Penyiraman Sirtu


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)
d) Uji Sandcone sirtu untuk mengetahui kepadatan sirtu.

Gambar 3.6 Uji Sandcone


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)
e) Test Pit dilakukan untuk mengetahui ketebalan sirtu sesuai
ketebalan yang sudah direncanakan yaitu 20 cm.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 47


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Gambar 3.7 Test Pit
(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)
2. Peralatan yang digunakan
a) Motor Grader
Motor Grader adalah alat berat yang memiliki 6 roda ban
dengan alat kerja berupa pisau lebar (blade) yang berfungsi
untuk meratakan jalan.
b) Vibro Roller
Vibro roller merupakan sebuah alat berat yang dirancang khusus
untuk digunakan pada pekerjaan yang erat kaitannya dengan
pemadatan tanah.
3. Material yang digunakan
Sirtu

c. Pekerjaan Pondasi Atas / Base A


Lapisan pondasi atas adalah bagian perkerasan yang terletak antara
lapisan permukaan dan lapisan pondasi bawah,yang berfungsi untuk
sebagai lapisan pendukung bagi lapisan permukaan,pemikul beban
horizontal dan vertikal, lapisan perkerasan bagi lapisan pondasi bawah.
1. Pelaksanaan pekerjaan
a) Pekerjaan penimbunan ini dengan cara memasukan agregat
kelas A di atas lapisan pondasi bawah dengan menggunakan alat
motor grader.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 48


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Gambar 3.8 Penghamparan Base A
(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)
b) Pekerjaan pemadatan kelas A dengan menggunkan alat vibro
roller dengan cara dipadatkan secara berulang-ulang sehingga
mencapai ketebalan maksimal 15 cm seperti pada gambar
dibawah ini.

Gambar 3.9 Pemadatan Base A


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)
c) Test Pit dilakukan untuk mengetahui ketebalan base a sesuai
ketebalan yang sudah direncanakan yaitu 15 cm.

Gambar 3.10 Test Pit Base A


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 49


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
2. Peralatan yang digunakan
a) Motor Grader
Motor Grader adalah alat berat yang memiliki 6 roda ban
dengan alat kerja berupa pisau lebar (blade) yang berfungsi
untuk meratakan jalan.
b) Vibro Roller
Vibro roller merupakan sebuah alat berat yang dirancang khusus
untuk digunakan pada pekerjaan yang erat kaitannya dengan
pemadatan tanah.
3. Material yang digunakan
Aggregat kelas a

d. Pengaspalan (AC-WC)
Jenis lapis aspal beton (LASTON) merupakan salah satu jenis lapis
perkerasan konstruksi perkerasan lentur, lapisan ini terdiri dari agregat
dan aspal sebagai bahan pengikatnya yang dicampur secara merata
pada suhu tertentu. (Menurut Bina Marga Departemen Pekerjaan
Umum 2010), sesuai fungsinya LASTON mempunyai 3 macam
campuran yaitu :
a) Laston sebagai lapisan aus, dikenal dengan nama AC-WC
(Asphalt Concrete - Wearing Course), dengan tebal nominal
minimum adalah 4 cm.
b) Laston sebagai lapisan antara, dikenal dengan nama AC-BC
(Asphalt Concrete Binder Course), dengan tebal nominal
minimum adalah 6 cm.
c) Laston sebagai lapisan pondasi, dikenal dengan nama AC- Base
(Asphalt Concrete - Base), dengan tebal nominal minimum adalah
7,5 cm.
AC-WC adalah Jenis lapis permukaan dalam perkerasaan yang
berhubungan langsung dengan ban kendaraan sehingga lapisan ini
dirancang untuk tahan terhadap perubahan cuaca, gaya geser, tekanan

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 50


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
roda ban kendaraan, serta memberikan lapis kedap air untuk lapisan
dibawahnya. Lapis resap pengikat atau prime coat  adalah lapis atau
cairan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapisan pondasi. Prime
coat  harus diberikan dan dipastikan meresap ke dalam pondasi.
Walaupun berfungsi mengikat, prime coat tidak boleh diberikan
berlebih. Karena jika diberikan berlebih akan menimbulkan bleeding
atau kegemukan pada jalan.

Gambar 3.11 Proses Penghamparan Prime Coat


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)

Fungsi dari prime coat antara lain adalah:


a) Menjaga lapis pondasi dari pengaruh cuaca, khususnya hujan.
Jika air hujan masuk ke dalam pondasi, akan mengakibatkan
kerusakan struktur jalan bahkan menyeluruh,
b) Memberikan daya ikat antara agregat dan campuran aspal,
c) Mencegah terlepasnya butiran agregat karena tidak sempurnanya
ikatan.
Proses Penghamparan Hot Mix :
a) Penghamparan
Mulai penghamparan dilapangan sampai minimum terdapat tiga
mobil pengangkut aspal dilapangan. Hal ini untuk menjamin
proses penghamparan tidak dihentikan. Karena keterlambatan
pasokan bahan aspal.Proses penghamparan yang sering berhenti,
Sherly Maiza Sani (19101154330120) 51
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
dapat menyebabkan ketidakrataan pada permukaan jalan sehingga
kurang nyaman bagi pengguna jalan dan juga dapat mengurangi
umur rencana akibat beban dinamis.Penghamparan dilakukan
oleh asphalt finisher pada zona kerja yang sudah ditentukan dan
pada permukaan yang sesuai ketentuan.Kontrol suhu baik di AMP
maupun dilokasi pekerjaan diperlukan untuk mengevaluasi
kualitas aspal tiap penghamparan. Perbaikan permukaan aspal
saat proses penghamparan dilakukan bila terdapat tekstur yang
tidak lurus, tidak rata, beralur atau terbelah.

Gambar 3.12 Proses Penghamparan Aspal


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)
b) Pemadatan
Pemadatan dilakukan pada tiga tahap yang terpisah dengan tiga
jenis alat pemadat sesuai spesifikasi yaitu :
1. Pemadatan awal ( Tandem Roller )
2. Pemadatan antara ( Pneumatic Type Roller )
3. Pemadatan akhir ( Tandem Roller )
Pemadatan awal atau breakdown rolling, dilakukan dengan roda
penggerak didekat alat penghampar dan minimum dua kali
lintasan pada setiap titik penghamparan.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 52


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.12 Proses Pemadatan Awal


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)
Pemadatan antara atau utama dilakukan dengan alat pemadat roda
karet yan berjarak sedekat mungkin dengan penggilas awal
dengan jumlah lintasan sesuai percobaan penghamparan atau trial
mix.

Gambar 3.13 Proses Pemadatan Utama


(Sumber : Dokumentasi Pribadi 2022)

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 53


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3.6 Administrasi Proyek
Administrasi proyek adalah sistem bagian atau pembayaran yang
dilakukan sebuah proyek untuk kegiatan keproyekan. Administrasi proyek yang
dilakukan di Proyek Rekonstruksi Kapasitas Jalan merupakan DAK reguler yaitu
jenis kontrak satuan,pihak owner membayar kepada pihak PT. Sarana Mitra
Saudara beberapa dana yang dikeluarkan untuk membuat Proyek Rekonstruksi
Kapasitas Jalan dan PT. Sarana Mitra Saudara yang mengurus dana tersebut
sampai proyek tersebut selesai.

3.7 Masalah dan Penanganan Proyek


a. Masalah pada Proyek
Masalah yang terjadi selama di Proyek adalah sebagai berikut :
1. Hujan secara terus menerus selama sehingga terjadi penundaan
pekerjaan.
2. Pemakaian perlengkapan keselamatan kerja yang tidak dipakai oleh
pekerja.
3. Keterlambatan bahan-bahan material seperti tanah gunung, sirtu
dan base a.
b. Solusi Masalah pada Proyek
Adapun solusi dari permasalah selama di Proyek adalah sebagai
berikut :
1. Menerapkan pemakaian alat keselamatan kerja di lapanagan kepada
setiap pekerja supaya tidak terjadi kecelakaan selama di proyek.
2. Memperketat dalam pemesanan bahan-bahan material supaya tidak
terjadi keterlambatan kerja.
3. Melakukan koordinasi yang baik antara pelaksana lapangan dengan
pekerja lapangan, kontraktor dengan konsultan perencana.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 54


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3.8 Penerapan Standar dan Peraturan
Pada PT Sarana Mitra Saudara memberlakukan penerapan dan standar
peraturan sebagai berikut :
1. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja danmenjamin
komitmen manajemen perusahaan terhadap penerapan Sistem
Manajemen Keselamaan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
2. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan
secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan kesehatan
kerja di perusahaan secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja.
3. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) serta melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan
4. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secra
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja nihil kecelakaan selalu menjadi target Perusahaan
di seluruh praktik bisnis di setiap tahunnya.
Berikut ini merupakan beberapa daftar standard dan peraturan yang
dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum atau instansi lainnya.
SNI dan Peraturan Bidang Jalan adalah :
1. SNI 8607 : 2018 Spesifikasi laburan aspal (buras)
2. SNI 8426 : 2017 Spesifikasi aspal kelas kinerja
3. SNI 8198 : 2015 Spesifikasi campuran beraspal bergradasi menerus
(Laston)
4. SNI 8139 : 2017 Bahan anti pengelupasan (anti stripping) campuran
beraspal panas
5. SNI 8135 : 2015 Spesifikasi aspal keras berdasarkan penetrasi
6. SNI 6388 : 2015 Spesifikasi agregat untuk lapis pondasi, lapis
pondasi bawah dan bahu jalan

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 55


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
7. SNI 8159 : 2015 Spesifikasi agregat untuk kelas permukaan untuk
lapis permukaan jalan tanpa penutup
8. SNI 8138 : 2015 Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan
9. SNI 6749 : 2008 Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)
10. SNI 4799 : 2008 Spesifikasi aspal cair tipe penguapan sedang
11. SNI 03–6819–2002 Spesifikasi agregat halus untuk campuran
perkerasan beraspal
12. SNI 06–6723–2002 Spesifikasi bahan pengisi untuk campuran
beraspal.

Sherly Maiza Sani (19101154330120) 56

Anda mungkin juga menyukai