Anda di halaman 1dari 27

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Organisasi Perusahaan/Instansi PT Total Bangun Persada


Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan, dan
modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai
kebutuhan proyek. Struktur organisasi proyek mempermudah dalam menjalankan
pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimilki serta akan bertanggung jawab
terhadap pekerjaan yang dimiliki.
Struktur organisasi proyek juga memperjelas tugas, wewenang, tanggung
jawab, dengan demikian akan membantu dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.
Dalam Proyek Pembangunan Klinik Kecantikan Griya Cissie Jakarta Utara,
struktur organisasi proyek terdiri dari :
a. Project Manager
Tugas dari Project manager yaitu :
1. Memimpin dan memastikan setiap personil bawahannya telah
memahami, dan menjalankan Visi dan Misi dan Nilai – Nilai
Perusahaan, Peraturan Perusahaan, dan Sistem Manajemen Mutu,
Sistem manajemen K3L dan Sistem Manajemen Risiko, serta
target – target Perusahaan yang harus dipenuhi oleh Proyek.
2. Melaksanakan hal – hal yang menjadi tugas Project manager
dalam kegiatan Tahap Pemahaman & Perencanaan sebagaimana
yang ditetapkan dalam Total project process.
3. Melaksanakan hal – hal yang menjadi tugas Project manager
dalam kegiatan Tahap Sosialisasi dan Penjabaran sebagaimana
yang ditetapkan dalam Total project process.
4. Melaksanakan hal – hal yang menjadi tugas Project manager
dalam kegiatan Tahap Pelaksanaan sebagaimana yang ditetapkan
dalam Total project process.
5. Menangani keluhan pelanggan (Owner/owner representative)
pada masa konstruksi sampai dengan masa pemeliharaan proyek
dan memastikan permasalahan ditangani secara benar dan tuntas

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 36


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b. Quality Assurance Manager
Tugas dari Quality assurance manager yaitu :
1. Membuat Project quality plan dengan mengacu pada spesifikasi
yang disyaratkan oleh Owner.
2. Membuat Rencana Inspeksi dan Tes (RIT) seluruh pekerjaan di
proyek untuk dilaksanakan oleh Site manager.
3. Membuat IK-Proyek (IK-P) pekerjaan yang tidak ada IK dari
pusat, untuk dilaksanakan oleh Site manager.
4. Memeriksa RPS yang terkait mutu, mengkoordinir SE, SM, Com
Mgr, HSE Mgr dalam memeriksa RPS yang terkait tanggung
jawabnya untuk disetujui oleh PM.
5. Melakukan verifikasi terhadap metode pelaksanaan dan shop
drawing yang dibuat oleh SE dan SM yang terkait RCSA/IMM
sebelum disosialisasikan dan dilaksanakan.
6. Melakukan verifikasi pelaksanaan dan hasil pekerjaan secara
random berdasarkan RPS, dan melakukan penghentian pekerjaan
jika terjadi penyimpangan. Hasil verifikasi dilaporkan kepada PM
dan QHSE (kantor pusat) secara konsisten atau terus menerus.
7. Melakukan koordinasi perbaikan dengan SM, SE, Konsultan, dan
MK jika terjadi kegagalan mutu di lapangan.
8. Melakukan monitoring pelaksanaan Defect list yang dilakukan
oleh SM sebelum dan sesudah serah terima dengan Owner.
c. Engineering Manager
Tugas dari Engineering manager :
1. Mengkoordinir/memimpin/membagi tugas dan tanggung jawab
Engineering kepada Site engineer.
2. Mengikuti/terlibat/melaksanakan hal – hal yang menjadi tugas SE
dalam kegiatan Tahap Pemahaman dan Perencanaan Proyek
sebagaimana yang ditetapkan dalam Total project process.
3. Mengikuti/terlibat/melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SE
dalam kegiatan Tahap Pengadaan Proyek sebagaimana yang
ditetapkan dalam Total project process.
Muhammad Osama Reski (20101154330136) 37
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
4. Mengikuti/terlibat/melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas SE
dalam kegiatan Tahap Sosialisasi dan Penjabaran Proyek
sebagaimana yang ditetapkan dalam Total project process.
5. Memonitor dan mengevaluasi tugas SE dalam melakukan
pengendalian waktu pada Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Total project process.
6. Memonitor dan mengevaluasi tugas SE pada Tahap Serah Terima
sebagaimana yang ditetapkan dalam Total project process.
7. Memonitor dan mengevaluasi tugas SE dalam Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lingkungan.
8. Kerja sebagaimana yang ditetapkan dalam Total project process.
9. Membina dan mengembangkan potensi anak buah, serta
membuat Performance Planning, Review & Appraisal (PPRA)
bawahannya sesuai dengan ketentuan.
10. Mengambil alih pekerjaan bawahan jika bawahan
berhalangan/tidak ada.
d. Site Manager
Tugas dari Engineering manager :
1. Mengikuti/terlibat/melaksanakan hal – hal yang menjadi tugas
SM dalam kegiatan Tahap Pemahaman dan Perencanaan Proyek
sebagaimana yang ditetapkan dalam Total project process.
2. Mengikuti/terlibat/melaksanakan hal – hal yang menjadi tugas
SM dalam kegiatan Tahap Sosialisasi dan Penjabaran Proyek
sebagaimana yang ditetapkan dalam Total project process.
3. Mengkoordinir hal – hal yang menjadi tugas SM dalam kegiatan
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana yang ditetapkan
dalam Total project process, agar mutu, biaya, waktu, kebersihan
dan kerapian tercapai sesuai target.
4. Memastikan bahwa semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan
dikendalikan sesuai proses yang telah ditetapkan atau
direncanakan, sesuai standar mutu yang telah ditetapkan oleh
owner atau sesuai standar mutu Total Bangun Persada, dan
Muhammad Osama Reski (20101154330136) 38
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
seluruh prosesnya tercatat dan terdokumentasi sehingga mampu
ditelusuri kembali.
5. Mengikuti/terlibat/melaksanakan hal – hal yang menjadi tugas
SM dalam Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kerja
sebagaimana yang ditetapkan dalam Total project process.
6. Mengikuti/terlibat/mempertanggungjawabkan hal – hal yang
menjadi tugas SM, dalam pelaksanaan kegiatan audit internal
maupun eksternal.
7. Membina dan mengembangkan potensi anak buah, serta
membuat Performance Planning, Review & Appraisal (PPRA)
bawahannya sesuai dengan ketentuan.
e. Quality Supervisor
Tugas dari Quality supervisor :
1. Mempersiapkan dan memastikan adanya sarana kerja, penunjang
dan mengurus izin – izin pelaksanaan
2. Memastikan ketersediaan dan kesesuaian material, alat, tenaga
kerja Subkon/Mandor
3. Memberikan pengarahan harian kepada semua Subkon/Mandor
dalam hal :
- Target mutu sesuai standar Total Bangun Persada
- Target waktu sesuai jadwal
- Target volume/kuantitas/waste, jumlah tenaga kerja, cara
kerja
- 2K, K3L
4. Mengawasi dan memastikan setiap tahapan pekerjaan dari awal
hingga akhir di kerjakan secara tuntas.
5. Mengawasi dan memastikan setiap tahapan pekerjaan perbaikan
dari awal hingga akhir dikerjakan dengan tuntas, dengan :
- Menggunakan IK/RIT, metode kerja
- Menggunakan Shop drawing yang berlaku atau sudah
disetujui

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 39


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
- Memeriksa ulang ukuran – ukuran dan toleransi – toleransi
supaya sesuai dengan target standar mutu yang ditentukan
- Memeriksa kesesuaian volume pekerjaan dan jumlah tenaga
kerja
- Memonitor kesesuaian keahlian tenaga kerja
- Memenuhi jadual masing – masing tahapan pekerjaan
6. Melakukan test dan inspeksi internal terhadap hasil pekerjaan
(bersama Subkon dan PQ)
7. Melakukan pemeriksaan akhir (Defect list) bersama Owner

8. Pemantauan kualitas konstruksi, melakukan inspeksi regular


untuk memastikan bahwa pekerjaan konstruksi berjalan sesuai
dengan rencana dan spesifikasi.
9. Mengevaluasi dan memverifikasi pekerjaan konstruksi sesuai
dengan standar industri dan peraturan yang berlaku.

10. Pelaporan kualitas, menyusun laporan mengenai tingkat


kepatuhan proyek terhadap standar dan spesifikasi yang
ditentukan.
11. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait, termasuk
manajemen proyek dan pihak-pihak lain yang terlibat.
12. Penyelidikan Analisa, mengidentifikasi penyimpangan atau
ketidaksesuaian dalam pekerjaan konstruksi.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 40


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek PT Total Bangun Persada


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 41


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3.1.1 Lokasi Proyek
Proyek Griya Cissie berada di Jalan Danau Sunter Selatan Blok O III Kav
43/44, Sunter, Jakarta Utara. Batas – batas proyek pada pembangunan Klinik
Kecantikan Griya Cissie Jakarta Utara ini antara lain:
Batas Utara : Warehouse Petrojaya
Batas Selatan : Danau Sunter
Batas Barat : Bazar Keramik HIS
Batas Timur : DMG Mori Building

Gambar 3.2 Denah Lokasi Proyek


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)

Gambar 3.3 Batas – Batas Proyek


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 42


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3.1.2 Data Umum Proyek
a. Nama Proyek : Griya Cissie
b. Lokasi : Jl. Danau Sunter Selatan Blok O III Kav
43/44, Sunter, Jakarta Utara
c. Fungsi Bangunan : Klinik Kecantikan
d. Pemilik : CV. Cheryl Peter Pije
e. Konsultan Arsitektur : Studio Air Putih
f. Konsultan Struktur : PT. Perkasa Carista Estetika
g. Konsultan MEP : PT. Metakom Inti Perkasa
h. Konsultan Interior : Domisilium Studio
i. Konsultan QS : PT. Graha Estima Mandiri
j. Manajemen Konstruksi : PT. Dinamika Cita Lestari
k. Lingkup Pekerjaan : Struktur, Arsitektur, dan Plumbing
l. Luas Lahan : ± 2,667 m2
m. Luas Arsitektur : ± 12,263 m2
n. Luas Struktur : ± 15,396 m2
o. Jumlah Lapis : STP + 2 Basement + 1 SemiBasement + 7
lapis + Roof
p. Periode Konstruksi : 16 bulan (12 Juni 2023 – 11 Oktober 2024)
q. Nilai Kontrak : Rp125.000.000.000,- + Ppn
r. Tipe Kontrak : Struktur, Arsitektur, dan Plumbing (Fixed
Unit Price) dan Mekanikal Elektrikal (DC)

3.2 Proses Pengadaan Jasa


Menurut peraturan presiden RI Nomor 70 tahun 2012, pengadaan
barang/jasa (Procurement) adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh
suatu lembaga/instansi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluru kegiatan untuk memperoleh barang/jasa tersebut. Tujuan
dari pengadaan barang/jasa adalah mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan dari
penyedia barang/jasa dengan harga yang kompetisi, kualitas yang sesuai dengan
spesifikasi atau permintaan, dan diterima pada saat barang/jasa tersebut dibutuhkan.
Proses pengadaan jasa bertujuan untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 43


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
ataupun beberapa sub-kontraktor untuk melaksanakan konstruksi di lapangan.
Tahap ini terdiri atas :
a. Pengumuman akan dilangsungkannya pelelangan melalui media
massa serta papan pengumuman di instansi bersangkutan.
b. Pendaftaran peserta lelang.
c. Pengambilan dokumen penawaran dari panitia lelang.
d. Penjelasan (aanwijzing), berupa penjelasan administratif dokumen
penawaran, tinjauan ke lokasi proyek dengan membuat berita
acaranya.
e. Pemasukan dokumen penawaran dari peserta lelang.
f. Pembukaan dokumen penawaran.
g. Penilaian penawaran oleh panitia yang menguasai secara profesional
mengenai harga penawaran proyek.
h. Usulan calon pemenang penawaran lelang, dengan membuat rangking
penilaian terhadap tiga besar penawar terendah.
i. Penetapan pemenang, dilanjutkan pengumuman pemenang lelang,
setelah harga penawaran terendah dengan kualifikasi persyaratan.
j. Sanggahan oleh peserta lelang boleh dilakukan bila keputusan
pemenang lelang tidak sesuai dengan aturan – aturan yang telah
disepakati.
k. Keputusan pemenang lelang oleh pemilik proyek dilakukan bila
semua permasalahan selama pelelangan telah diselesaikan.

3.3 Proses Perencanaan dan Dokumen


Perencanaan adalah tahapan dimana manajemen proyek mencoba
meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis
dan administrasi agar dapat di implementasikan dengan baik. Tujuan perencanaan
itu sendiri adalah untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan
dalam batasan biaya, mutu, dan waktu pelaksanaan ditambah dengan terjaminnya
faktor keselamatan.
Pada Proyek Pembangunan Klinik Kecantikan Griya Cissie Jakarta Utara
ini dilakukan perencanaan tahapan konseptual proyek berupa :

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 44


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
a. Kerangka Acuan Kerja
Isi dari kerangka acuan kerja ini adalah, pendahuluan, deskripsi
proyek, jasa yang disediakan oleh konsultan, lingkup pekerjaan konsultan,
pelayanan manajemen, pendanaan proyek dan pelaksanaan jadwal proyek,
kebutuhan tenaga ahli, diagram tenaga ahli, diagram organisasi konsultan,
logistik, fasilitas, dan peralatan konsultan.
b. Studi Kelayakan Proyek
Menganalisa manfaat – manfaat proyek dengan mengacu pada aspek-
aspek, tinjauan aspek dasar dan permintaan, tinjauan aspek teknis, tinjauan
aspek manajemen dan koordinasi pelaksanaan proyek, tinjauan aspek
finansial, tinjauan aspek hukum.
c. Detail Engineering Design
Setelah hasil studi kelayakan proyek memenuhi kriteria owner,
selanjutnya penyusunan perencanaan proyek yang lebih rinci dalam
bentuk paket kerja (WBS), susunan organisasi proyek, RAB, Time
Schedule, perhitungan dan rancangan teknis, spesifikasi umum dan teknis,
gambar kerja serta kelengkapan administrasi lainnya diserahkan kepada
konsultan perencana untuk melakukan perencanaan teknis terhadap
keseluruhan kebutuhan proyek.

3.4 Proses Penunjukan Kontraktor


Proses penunjukan kontraktor dalam proyek konstruksi merupakan tahap
yang sangat penting dalam pengadaan suatu proyek, dimana proses ini bertujuan
menentukan kontraktor yang dapat melaksanakan proyek sesuai dengan yang
diharapkan oleh Owner. Penunjukan kontraktor yang efektif akan memberikan
keyakinan lebih kepada pemilik proyek bahwa kontraktor yang terpilih akan
menyelesaikan proyek sesuai dengan tujuan dan harapan pemilik proyek. Pada
proses peunjukan kontraktor dapat dilakukan dengan penunjukan langsung atau
dengan melakukan proses pelelangan.
Dalam proyek ini, proses penunjukan kontraktor menggunakan metode
tender umum. Tender adalah suatu rangkaian kegiatan penawaran yang bertujuan
untuk menyeleksi, mendapatkan, menetapkan serta menunjukan perusahaan mana

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 45


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
yang paling pantas dan layak untuk mengerjakan suatu paket pekerjaan (Malik,
2010). Definisi tender adalah suatu hal yang berkaitan dengan kegiatan memborong
pekerjaan atau menyuruh pihak lain untuk memborong ataupun mengerjakan
sebagian ataupun seluruh pekerjaan sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat.
Sebelum Proyek Pembangunan Klinik Kecantikan Griya Cissie Jakarta
Utara ini dibangun. PT Total Bangun Persada dipercayakan sebagai kontraktor
utama dengan PT Karya Nusantara Abadi sebagai sub kontraktor dalam
pelaksanaan Proyek Pembangunan Klinik Kecantikan Griya Cissie Jakarta Utara.

3.5 Metode Pelaksanaan Peralatan dan Material


Metode pelaksanaan dan peralatan pada proyek konstruksi sangat penting
untuk memudahkan pelaksanaan suatu pekerjaan. Pada kegiatan pelaksanaan,
sangat dibutuhkan peralatan agar mempermudah pekerjaan.

3.5.1 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan
konsturksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan
pengetahuan atau standar yang telah diuji. Metode pelaksanaan tersebut tidak
terlepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung dan mempercepat proses
pembuatan suatu bangunan, agar kegiatan pembangunan dapat berjalan sebagai
mana mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan lebih ekonomis dalam biaya
pemakaian bahan. Serta dengan metode pelaksanaan yang baik akan menghasilkan
bangunan yang baik juga sesuai dengan yang diharapkan oleh Owner seperti yang
tertuang dalam dokumen kontrak.
Metode pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Klinik Kecantikan Griya
Cissie yang dilakukan selama kerja praktek yaitu :
a. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek konstruksi,
pekerjaan yang pertama harus dilakukan adalah pekerjaan persiapan.
Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu
proyek konstruksi. Adapun pekerjaan persiapan yang harus dilakukan
dalam pelaksanaan proyek konstruksi antara lain :
1. Pagar proyek

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 46


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
2. Pos jaga
3. Tower crane
4. Ruang MK
5. Ruang Owner
6. Toilet
7. Musholla
8. Stok Besi
9. Bar cutter and Bar bender
10. Stok potongan besi
11. Area merokok
12. Fabrikasi besi
13. Stok Strutting
14. Stok bekisting
15. Ruangan HSE
16. Gudang
17. Ruang Meeting
18. Ruang Mekanik

Gambar 3.4 Site Plan Proyek Griya Cissie


(Sumber : PT Total Bangun Persada)

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 47


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b. Pekerjaan Tanah
Pada pekerjaan tanah terdapat beberapa pekerjaan yaitu :
1. Pekerjaan Capping beam
Gali dan cor Capping beam pada sekeliling bangunan yang akan
dibangun.
2. Pekerjaan Galian
Metode galian yang digunakan yaitu Open cut, yang artinya
proses penggalian di mulai dari atas. Galian dilakukan secara bertahap
dari Zone 1 Layer 1, apabila galian di Zone 1 Layer 1 selesai
dilanjutkan pemasangan Strutting.

Gambar 3.5 Pekerjaan Galian Layer 1


(Sumber : PT Total Bangun Persada)

3. Pekerjaan Pemasangan Strutting


Strutting adalah suatu perkuatan yang digunakan untuk
memperkuat dinding penahan tanah pada struktur bawah. Untuk
pemasangan Strutting dilakukan secara bertahap, apabila galian sudah
selesai. Setelah Strutting terpasang di cat menggunakan Zinc
chromate, gunanya sebagai anti karat.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 48


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.6 Strutting Layer 1 Sudah Terpasang


(Sumber : PT Total Bangun Persada)

4. Pekerjaan Dewatering
Dewatering adalah proses penghilangan atau pengurangan
kandungan air dalam tanah atau material lainnya. Tujuan utama dari
dewatering adalah untuk mengurangi tingkat kelembaban atau air
tanah agar dapat menjaga stabilitas tanah, memungkinkan konstruksi
yang aman, serta memfasilitasi pekerjaan di area yang terkena dampak
air. Metode dewatering yang digunakan yaitu dari sumur pompa
buatan (Sump pit).

Gambar 3.7 Sump pit


(Sumber : PT Total Bangun Persada)

c. Pekerjaan Pengecoran
Sebelum memulai tahap pengecoran, dilakukan Trial mix and
Monitoring slump. Saat kerja praktek, penulis ikut serta melihat proses
Trial mix di PT Karya Beton Sudhira. Selanjutnya, dilakukan pengecekan
slump dan kuat tekan.
Muhammad Osama Reski (20101154330136) 49
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Tabel 3.1 Nilai Slump Test dan Kuat Tekan
Kuat
Benda Tekan
Tanggal Slump Umur Tanggal
Pabrik Mutu Uji (Mpa)
Pengiriman (cm) (hari) Test
(cm)
kN Mpa
Silinder 590 33,4 14/09/2023
31/08/2023 Sunter fc' 35 12 ± 2 14
15 × 30 510 28,9 14/09/2023
(Sumber : PT Karya Beton Sudhira)

Gambar 3.8 Slump Test


(Sumber : PT Total Bangun Persada)

3.5.2 Peralatan
Peralatan konstruksi atau yang biasa disebut alat kerja proyek merupakan
salah satu sumber daya yang mendukung kelancaran pekerjaan pembangunan.
Penggunaan alat kerja proyek ini biasanya digunakan untuk jenis pekerjaan yang
bervolume besar dan tidak memungkinkan bila hanya menggunakan tenaga
manusia. Pemilihan peralatan proyek perlu ditinjau dari segi efisiensi, efektivitas,
dan ekonomis yaitu apakah peralatan tersebut lebih menguntungkan bila
dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia.
Peralatan pada Proyek Pembangunan Klinik Kecantikan Griya Cissie
selama kerja praktek yaitu :
a. Waterpass
Waterpass digunakan khusus untuk mengukur perbedaan tinggi antara
dua titik yang dekat. Selain itu, Waterpass digunakan untuk memastikan

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 50


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
ketinggian yang seragam dan rata pada bangunan, mencegah kemiringan
atau ketidakseimbangan yang dapat mempengaruhi struktur bangunan.

Gambar 3.9 Waterpass


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)
b. Tower crane
Tower crane adalah alat berat yang berfungsi untuk memindahkan dan
mengangkat material. Tower crane harus mampu melayani semua titik
permintaan dari posisinya yang tetap. Perencanaan harus dapat
memastikan bahwa pengangkutan material disini dapat dipenuhi dalam
radius yang disediakan Tower crane (Peurifoy, 1996).

Gambar 3.10 Tower Crane


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)
c. Inclinometer
Inclinometer atau alat pengukur kemiringan merupakan sebuah alat
yang digunakan untuk melakukan pengukuran lateral Deformation, karena
itu jugalah alat ini juga sering digunakan pada pengukuran kecepatan dan
pengukuran besar pergerakan pada tanah. Setelah pengukuran selesai,
Muhammad Osama Reski (20101154330136) 51
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
hasil dari pengkuran tersebut dapat digunakan sebagai informasi pada
lokasi atau pada titik yang mengalami kritis yang diakibatkan oleh
pergerakan tanah, kemudian hasil dari pengukuran akan dimunculkan pada
layar monitor.

Gambar 3.11 Inclinometer


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)
d. Excavator
Excavator adalah alat berat yang berfungsi untuk menggaruk tanah
dan memindahkan tanah pada pekerjaan galian.

Gambar 3.12 Excavator


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)
e. Mixer truck
Ready mix concrete mixer truck merupakan alat berupa truk yang
dilengkapi dengan silinder mixer yang berguna untuk mengaduk campuran
beton. Mixer dapat berputar selama pengangkutan dari tempat Batching
plan ke lokasi pengecoran.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 52


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.13 Mixer Truck


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)

f. Truk trailer
Truk trailer adalah jenis truk yang terdiri dari truk penggerak (kepala)
dan trailer. Truk trailer digunakan untuk mengangkut barang dalam jumlah
yang besar dan memiliki kapasitas yang bervariasi, mulai dari 20 ton
hingga 40 ton.

Gambar 3.14 Truk trailer


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)

3.5.3 Material
Material merupakan komponen penting dalam menentukan besarnya biaya
suatu proyek diserap oleh material yang digunakan (Nugraha, 1985). Material
konstruksi dalam sebuah proyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan yang
kelak akan menjadi bagian tetap dari struktur (bahan permanen) dan bahan yang
dibutuhkan kontraktor dalam membangun proyek tetapi tidak akan menjadi bagian
tetap dari struktur (bahan sementara) (Ervianto, 2007).

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 53


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Material pada Proyek Pembangunan Klinik Kecantikan Griya Cissie
selama kerja praktek yaitu :
a. Semen
Semen dalam konteks konstruksi adalah bahan dasar yang digunakan
untuk membuat beton. Beton adalah campuran dari semen, air, agregat
kasar (seperti kerikil atau batu pecah), dan agregat halus (seperti pasir)

Gambar 3.15 Semen


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)

b. Beton
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit
yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling
umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat
mineral, semen dan air. Biasanya dipercayai bahwa beton mengering
setelah pencampuran dan peletakan. Beton biasanya terbuat dari campuran
beberapa komponen utama, yaitu semen, air, agregat kasar (seperti kerikil
atau batu pecah), dan agregat halus (seperti pasir). Bahan beton digunakan
secara luas dalam berbagai proyek, mulai dari pembangunan gedung
pencakar langit hingga infrastruktur jalan raya dan jembatan. Pengetahuan
yang mendalam tentang beton dalam konteks konstruksi mencakup
komposisi, proses pembuatan, karakteristik, dan aplikasi yang luas.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 54


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.16 Beton


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)

c. Pasir
Pasir adalah bahan konstruksi yang memiliki peran penting dalam
berbagai aplikasi konstruksi. Dalam konteks konstruksi, pasir biasanya
digunakan sebagai salah satu komponen dalam campuran beton dan
mortar.

Gambar 3.17 Pasir


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)

d. Baja
Baja adalah logam paduan berbahan dasar besi. Besi murni
mempunyai sifat yang kurang kuat dan mudah berkarat, namun memiliki
tingkat keuletan yang tinggi. Logam besi pada baja dipadukan dengan
beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon untuk memodifikasi
karakteristiknya.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 55


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

Gambar 3.18 Baja


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)

e. Besi
Besi memainkan peran yang sangat penting dalam dunia konstruksi
dan industri bangunan. Biasanya, kita merujuk pada baja, yang merupakan
paduan besi dengan campuran karbon dan elemen lainnya, ketika berbicara
tentang penggunaan besi dalam konstruksi. Besi sering digunakan sebagai
tulangan dalam konstruksi beton bertulang. Baja tulangan memperkuat
beton dan membantu mencegah retak serta memberikan kekuatan
tambahan pada struktur. Besi juga digunakan dalam pembuatan balok dan
kolom struktur bangunan untuk memberikan kekuatan struktural yang
diperlukan.

Gambar 3.18 Besi


(Sumber : PT. Total Bangun Persada)

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 56


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3.6 Administrasi Proyek
Administrasi proyek adalah segala bentuk kegiatan penunjang proyek
yang dangat diperlukan oleh suatu proyek yang bertujuan untuk mengurus dan
menyelesaikan baik itu administratif, keuangan, umum, berita acara lapangan
hingga dokumentasi terhadap pelaksanaan pekerjaan proyek. Dibawah ini
merupakan susunan administrasi proyek sebagai berikut :
a. Laporan Berkala Kemajuan Proyek, ini berupa laporan harian, laporan
mingguan, dan laporan bulanan yang disiapkan oleh Kontraktor
kepada Owner.
b. Administrasi Pelaksanaan Konstruksi, merupakan suatu sistem
instruksi laporan evaluasi koreksi secara terus menerus dari suatu
proyek dan juga merupakan media kontrol terhadap pekerjaan selama
proses pelasanaan berlangsung dan ditangani secara khusus. Berikut
uraian pelaksanaannya :
1. Preconstruction Meeting (PCM) atau Kick off meeting merupakan
kegiatan yang menjelaskan bahwa telah dilakukannya penjelasan
lapangan atau lokasi pekerjaan untuk diserah terimkaan kepada
kontraktor pelaksana yang dihadiri oleh pengelola proyek,
konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor
pelaksana. Bukti fisiknya adalah dalam bentuk Berita Acara
Serah Terima Lokasi Pekerjaan.
2. Request Merupakan pemberitahuan oleh kontraktor pelaksana
kepada konsultan pengawas sewaktu akan memulai suatu
pekerjaan yang bersifat prinsip dan berisikan metode
pelaksanaan, alokasi tenaga kerja, jenis material dan peralatan
yang digunakan.
3. Rapat Lapangan (Site Meeting) merupakan rapat koordinasi
lapangan yang dipimpin oleh konsultan pengawas yang
membahas tentang permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Laporan Kemajuan Pekerjaan (LKP) merupakan laporan yang
menerangkan tentang kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan
dalam bentuk Rekapitulasi Bobot Persentase pelaksanaan
Muhammad Osama Reski (20101154330136) 57
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
kegiatan yang tercapai sebagai pedoman untuk pembayaran
angsuran kontrak pelaksana.
5. Mutual Check Nol (MC-O) merupakan salah satu kelengkapan
yang wajib dibuat dan dilaksanakan karena ini akan berpengaruh
terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan apakah mengalami
perubahan, misal volume bertambah atau berkurang dan apakah
tetap.
6. Perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang merupakan kontrak anak
dari kontrak pemborong yang berisikan perubahan – perubahan
dari kontrak induk beserta kelengkapan pendukung sehingga
kontrak tersebut harus dibuat dan dikeluarkan.
7. Addendum dan Amandemen Kontrak Addendum biasanya
digunakan dalam istilah perubahan pada suatu perikatan atau
perjanjian atau kontrak, sedangkan Amandemen biasanya
digunakan untuk perubahan suatu undang – undang atau dasar
hukum tertulis.
8. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Berita acara yang memuat
tentang penyempurnaan pekerjaan yang harus dilakukan dalam
masa pemeliharaan dalam rangka persiapan serah terima pertama
pekerjaan.
9. Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan/PHO Berupa berita
acara yang menerangkan bahwa pelaksanaan pekerjaan telah
100% untuk dilakukannya serah terima pertama pekerjaan kepada
pengelola kegiatan (Pengguna Jasa).
10. Berita Acara Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Berita acara yang
memuat tentang penyempurnaan pekerjaan yang telah dilakukan
dalam masa pemeliharaan dalam rangka persiapan serah terima
kedua pekerjaan.
11. Berita Acara Penyerahan II (Dua) Pekerjaan / Final Hand Over
(FHO) berupa berita acara yang menerangkan bahwa pelaksanaan
pekerjaan telah 100% untuk dilakukannya serah terima ke dua

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 58


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
pekerjaan kepada pengelola kegiatan (Pengguna Jasa), berita
acara ini dibuat setelah jaminan masa pemeliharaan selesai.
12. Dokumentasi Pelaksanaan merupakan rangkuman dokumentasi
pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh kontraktor pelaksana.
13. As Built Drawing merupakan rangkuman kegiatan yang
dilaksanakan pekerjaan (Shop Drawing) yang dibuat oleh
kontraktor pelaksana dan telah disetujui untuk dilaksanakan.
14. Final Quantity (Laporan Akhir) merupakan rangkuman kegiatan
yang dilaksanakan yang berisikan proses pelaksanaan pekerjaan,
perubahan-perubahan yang dapat dijadikan batasan pekerjaan
yang telah dilaksanakan pada tahap tersebut untuk tahap
berikutnya jika ada.
c. Mind Mapping, Administrasi proyek berfungsi untuk memudahkan
pekerjaan dalam membuat perencanaan dan penjadwalan kerja.
d. Administrasi Pra Pelaksanaan Konstruksi, berisikan studi kelayakan
proyek berupa rancangan proyek secara kasar, biaya, dampak
lingkungan, aspek hukum, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek teknis,
aspek lingkungan, aspek manajemen, aspek teknologi, latar belakang
proyek, dan lampiran lainnya.
e. Administrasi dan Tahapan Lelang Administrasi Lelang berupa
formulir kualifikasi, dokumen legal, dokumen pajak, dokumen bank,
dokumen penawaran administrasi yang memenuhi persyaratan tender
proyek konstruksi.
f. Struktur Organisasi, dalam struktur organisasi pada proyek
pembangunan sarana atau prasarana ini memiliki fungsi agar suatu
pekerjaan dapat terarah karena telah ada bagian dari masing – masing
pelaksana.
g. Proyek Konstruksi, tahapan proyek konstruksi yang berisikan
perencanaan, perancangan, pengadaan atau pelelangan, tahap
pelaksanaan, tes operasional, pemanfaatan dan perawatan.

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 59


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3.7 Masalah dan Penanganan Proyek
Setiap proyek konstruksi selalu dihadapkan pada kemungkinan terjadinya
berbagai macam risiko. Salah satu bentuk dari risiko tersebut adalah timbulnya
kejanggalan pada suatu proyek konstruksi dimana terdapat ketidaksesuaian antara
apa yang direncanakan dengan keadaan di lapangan. Kejanggalan dalam sebuah
proyek konstruksi bisa juga berbentuk pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
ketentuan SNI dan ketentuan lainnya. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerugian
baik dari sektor biaya, mutu, waktu, keuntungan bisnis, kepuasan pelanggan, dan
faktor – faktor lain yang menentukan keberhasilan suatu proyek.
Beberapa masalah dan penanganannya di proyek, selama penulis
melaksanakan kerja praktek adalah sebagai berikut :
a. Debit air yang berlebihan, cara mengatasinya yaitu menggunakan
Sump pit yang bertujuan agar ruang bawah tanah tidak banjir dan
mengeringkan tanah.
b. Penerapan K3 yang belum optimal, terdapat beberapa pekerja yang
tidak menggunakan tali helm dan rompi. Cara mengatasinya yaitu
HSE mengingatkan kepada pekerja untuk menggunakan APD
lengkap.
c. Miss communication antara kontraktor dengan konsultan perencana,
misalnya pada dimensi Strutting berbeda dengan desain awal yang
sudah ditentukan oleh pihak perencana.
d. Hasil Slump test yang tidak sesuai dengan rencana awal, cara
mengatasinya yaitu pengulangan pengujian Slump test.
e. Terdapat bekas struktur bangunan lama pada saat proses galian, cara
mengatasinya yaitu melakukan pembobokan sebelum digali.

3.8 Penerapan Standar dan Peraturan


Penerapan standar dan peraturan pada proyek pembangunan klinik
kecantikan griya cissie mengacu pada “Standar detail untuk pekerjaan struktur” dan
“Buku Spesifikasi Teknis Proyek Griya Cissie Sunter”. Berikut adalah standar yang
terdapat di dalam Spesifikasi Teknis Proyek Griya Cissie Sunter :
a. Peraturan – peraturan atau standar setempat yang biasa dipakai

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 60


Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b. Peraturan – peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2
c. Peraturan – peraturan Kayu Indonesia 1961, NI-5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8
e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
f. Ketentuan – ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong
Pekerjaan Umum (AV) No. 9, tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara No. 1457
g. Petunjuk – petunjuk dan peringatan – peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Perencana/MK/Pengawas
h. Standar Normalisasi Jerman (DIN)
i. American Society fot Testing and Material (ASTM)
j. American Concrete Institute (ACI)
Untuk pemasangan instalasi mekanikal dan elektrikal harus memenuhi
peraturan – peraturan sebagai berikut :
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
05/MEN/1982
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985
d. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang,
seperti PLN, Perumtel, Ditjen Bina Lindung dari Pusat maupun
Daerah, Pemadam Kebakaran
e. Tata cara perencanaan plambing SNI 03-8153-2015
f. Peraturan dan Standar Kebakaran SNI 03-1745-2000
g. ASHRAE, ARI, ASTM, ASME, dan SMACNA
h. National Fire Protection Association (NFPA)
i. Petunjuk dari Pabrik Pembuatan Peralatan
j. Fire Office Committee (FOC)
k. Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Untuk pekerjaan aluminium harus memenuhi peraturan – peraturan
sebagai berikut :
a. Produk hasil aluminium ekstrusi untuk keperluan arsitektur, SII 0695-
82
Muhammad Osama Reski (20101154330136) 61
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b. Syarat umum jendela aluminium panduan, SII 0694-82
c. Panduan aluminium ekstrusi, SII 0405-82
d. Spesifikasi untuk jendela dan pintu aluminium, AAMA 101
e. Metode pengujian kebocoran udara untuk jendela dan Curtain wall,
ASTM-E-283
f. Metode pengujian struktural untuk jendela dan Curtain wall, ASTM-
E-330
g. Spesifikasi komposisi aluminium ekstrusi, JIS-H-4100
h. Spesifikasi pelapisan anodized aluminium, JIS-H-8602

Muhammad Osama Reski (20101154330136) 62

Anda mungkin juga menyukai