Anda di halaman 1dari 30

Sumber daya manusia sangat penting dalam suatu perusahaan, karena sukses tidaknya suatu

perusahaan tergantung dari sumber daya manusia atau tenaga kerjanya. Jika sumber daya
manusianya bagus maka perusahaan jasa konstruksi itu juga semakin maju dan dari proyek
itu bisa menguntungkan atau mendapatkan profit oriented yang bagus juga. Banyak aspek
yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kerja dan harus dibudayakan agar dapat mendukung
tercapainya tujuan organisasi. Aspek-aspek sumber daya manusia meliputi aspek kompetensi,
motivasi, loyalitas dan disiplin kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh aspek sumber daya manusia terhadap kinerja pada proyek dalam suatu konstruksi.

Aspek Sumber Daya Manusia

1. KompetensiKompetensi adalah Kompetensi hanya

merupakan aspek – aspek pribadi yang dapat diukur dan esensial untuk pencapaian kinerja
yang berhasil.

Adapun indikator - indikator yang mempengaruhi kompetensi seperti :

a. Pengetahuan (Knowledge)Pengetahuan (Knowledge) adalah

informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu dalam melaksanakan pekerjaan
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

b. Keterampilan (skill)

Keterampilan (skills) adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai


bidang tertentu yang bersifat kekaryaan

c. Prilaku (attitude)

Prilaku Attitude adalah hal ini erat hubungannya dengan kebiasaan dan prilaku. Jika
kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dengan hubungan dengan
prilaku pekerja seseorang maka akan menguntungkan. Artinya jika kebiasaan pegawai adalah
baik, seperti tepat waktu, displin, simple, maka prilaku kerja juga baik.
2. MotivasiMotivasi yaitu energi untuk

membangkitkan dorongan dari dalam diri pegawai yang berpengaruh, membangkitkan,


mengarahkan dan memelihara perilaku, tenaga dan waktunya berdasarkan lingkungan kerja..

Adapun indikator – indikator yang mempengaruhi motivasi seperti :

a. Pemberian penghargaan:Pemberian reward atau penghargaan

merupakan salah satu metode dalam memotivasi seseorang untuk terus melakukan yang
terbaik demi kemajuan perusahaan, dalam konsep manajemen secara umum, metode ini bisa
mengarahkan perbuatan pegawai ke arah perasaan yang senang sehingga pegawai akan
melakukan perbuatan yang baik secara berulang-ulang dan membuat sorang pegawai lebih
giat dalam memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah diterimanya.

b. Situasi pekerjaan:

Situasi pekerjaan disini yang dimaksud adalah kondisi hubungan pekerja dalam manajemen
baik secara hirarki horizontal, maupun vertikal, sehingga mampu menciptakan iklim tau
situasi kerja yang baik.

c. Pekerjaan yang dikerjakan:

Yang ditekankan pada bagian ini adalah sejauh mana seorang pekerja memiki pemahaman
dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Seorang pekerja dengan
kualitas SDM yang baik tentunya akan memiliki pemahaman dan tanggung jawab yang baik
dengan tugasnya.

3. LoyalitasLoyalitas, yaitu sikap dan perbuatan

mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki melaksanakan tugas dengan tanggung
jawab, disiplin serta jujur dalam bekerja, menciptakan hubungan yang baik dengan atasan,
rekan kerja serta bawahan dalam menyelesaikan tugas, menjaga citra perusahaan dan bersedia
bekerja dengan jangka waktu yang panjang.
Adapun indikator – indikator yang mempengaruhi loyalitas seperti :

a. Ketaatan dan kepatuhan:Ketaatan yaitu kesanggupan seorang

pegawai untuk mentaati segala peraturan yang berlaku dan mentaati perintah yang diberikan
atasan yang berwenang, serta sanggup tidak melanggar larangan yang ditentukan.

b. Tanggung jawab:Tanggung jawab dalam hal ini adalah

dimana seorang pegawai seharusnya dapat menyelesaikan tugas dan kewenanganya dengan
baik, mempu bekerja secara optimal, efektif, dan efesien, profesional dan mampu
memprioritaskan kepentingn perusahaan dibandingkan kepentingan pribadi atau golongan
tertentu.

c. Pengabdian:Pengabdian disini diartikan sebagai sikap

pegawai untuk senantiasa loyal atau memberikan sepenuhnya waktu, tenaga, dan pikiran
sesuai dengan tanggung jawab dan hak yang pantas diterima oleh seorang pegawai kepada
perusahaanya.

d. Kejujuran:

Kejujuran lebih pada prihal terkait etika dan moral dari seorang pegawai, dimana seorang
pegawai bekerja sesuai keadaan dan tanggung jawab yang sebenarnya.

4. Disiplin KrjaDisiplin Kerja, yaitu suatu sikap

menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik
yang tertulis maupun tidak tertulis.

Adapun indikator – indikator yang mempengaruhi displin kerja seperti :

a. Ketaatan terhadap peraturanPada bagian ini, setiap pekerja

hendaknya dapat bersikap dan bertindak secara profesional, hal ini dilaksanakan oleh seluruh
lapisan dan posisi pada manajemen.

b. Ketaatan terhadap jam kerja


Ketaatan pada jam kerja menyangkut aspek kedisplinan waktu pekerja, antarai lain apakah
para pekerja datang tepat pada watunya, apakah para pekerja juga pulang sesuai dengan
waktu yang telah di tentukan.

c. Bekerja sesuai prosedur

Pada umumnya setiap pekerja dalam melakukan seluruh rangkaian aktivitasnya telah
memiliki klarifikasi kerja dengan batasan prosedural yang jelas.

d. Kepatuhan dalam penggunakan dan pemeliharaan perusahaan. dalamsarana dan


prasarana perusahaan.

Sarana dan perasarana merupakan aspek utama dalam rangkaian suatu pekerjaan, hasil dari
kinerja sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana penunjangnya.

Lalu di dalam lingkup struktur organisasi suatu proyek dibutuhkan tenaga ahli dalam
pelaksanaan pengawasan serta mengecek apakah suatu pekerjaan di dalam proyek itu sendiri
telah sesuai dengan standartnya.
Pemilik Proyek ( owner )
Owner adalah orang atau badan hukum yang mempunyai pekerjaan dan memberi
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa untuk melaksanakannya dan yang membayar biaya
tersebut.
Pemilik proyek ( owner ) mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut :
a. Memiliki ide atau rencana yang jelas tentang pekerjaan yang diinginkan.
b. Bertanggung jawab atas segala biaya yang akan dikeluarkan untuk ijin mendirikan
bangunan.
c. Pemilik menanggung seluruh dana yang diperlukan dalam jumlah yang cukup
agar proyek dapat berjalan dengan lancar sehingga proyek selesai pada batas waktu
yang direncanakan.

Konsultan Perencana (Perencana Kualifikasi)


Dalam bidang perencanaan, yang melaksanakan adalah perusahaan atau badan usaha
yang mempunyai persyaratan untuk melaksanakan tugas perencanaan (konsultan perencana).
Tugas dan wewenang dari konsultan perencana adalah sebagai berikut :
a) Merencanakan proyek sesuai dengan keinginan dari permintaan pemilik proyek
(owner) dalam batasan mengenai kegunaan dan strukturnya.
b) Membuat rencana anggaran biaya (RAB) yang meliputi seluruh biaya proyek.
c) Membuat perencanaan mendetail (gambar bestek, RKS dan RAB).

Konsultan Pengawas (MK)


Konsultan Pengawas (MK) adalah perusahaan atau badan usaha yang ditunjuk
pengguna jasa untuk membantu mengawasi pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan pembangunan.
Hak dan kewajiban Konsultan Pengawas (MK) yaitu:
a) Memonitor pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan (Time
Schedule).
b) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c) Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.

Kontraktor
Kontraktor adalah perusahaan atau badan hukum baik pemerintah maupun swasta
yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan
penjelasan dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS) berdasarkan hasil pelelangan atau
penunjukan langsung dari pemilik proyek dan telah mengadakan perjanjian untuk
melaksanakan pekerjaan.
Tugas dan tanggung jawab kontraktor meliputi hal – hal dibawah ini :
a) Melaksanakan proyek sesuai dengan apa yang ada dalam bestek dan diuraikan
dalam spesifikasi pekerjaan.
b) Menyediakan material dan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan yang telah
mendapat persetujuan dari pemilik proyek.
c) Memberitahukan kepada Manajemen Konstruksi secara tertulis apabila terjadi
penyipangan atau ketidaksesuaian antara uraian spesifikasi pekerjaan dengan
gambar kerja.

Adapun tugas dalam lingkup kerja kontraktor di dalam struktur organisasi adalah sebagai
berikut :
Project Manager
1. Membuat jadwal (master construction schedule) pekerjaan dan Network Planning.
2. Menyusun Rencana Anggaran Proyek berdasarkan RAP awal dari Estimate
Manager dan mempresentasikan pada Direksi.
3. Menentukan metode kerja sesuai kondisi proyek dan menentukan alternative
metode kerja untuk efisiensi penggunaan RAP.
4. Melakukan koordinasi dengan fungsi lain terkait untuk kelancaran pelaksanaan
proyek (surat menyurat / meeting,dll)
5. Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal terkait dengan lingkup pekerjaan
untuk kelancaran pelaksanaan proyek (perijinan2)
6. Mengendalikan dan memastikan pelaksanaan kegiatan proyek berjalan sesuai
dengan target biaya, mutu, waktu dan safety.
7. Melakukan serah terima proyek kepada pemilik proyek dan menjamin terjadinya
perolehan Surat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan berikut Surat Referensi
Pekerjaan dari pihak Pemberi Tugas.
8. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang timbul selama proses kegiatan
konstruksi di proyek dibawah koordinasi Operation Manager.
9. Memantau proses kegiatan proyek di lapangan dan segera mengambil langkah
koreksi bila terjadi penyimpangan.

Quality Control
1. Menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material datang serta rencana inspeksi
dan tes proses pekerjaan di lapangan.
2. Melakukan koordinasi dengan Project Manager, terkait dengan kualitas hasil
pekerjaan.
3. Melakukan koordinasi dengan Site Manager, terkait dengan persiapan lahan kerja
dan hasil pekerjaan.
4. Melakukan koordinasi dengan Supervisor, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.
5. Memastikan bahwa aset yang ada di bagian Quality Control terpelihara dengan
baik.
6. Melakukan verifikasi pemeriksaan hasil pekerjaan maupun tahap pekerjaan
apakah sudah sesuai spek.
7. Mengontrol tindak lanjut hasil uji / tes terkait dengan Quality Control.
8. Mengontrol pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan
standart kualitas yang telah ditentukan.
Safety Supervisor
1. Bersama dengan Safety Team Merencanakan sasaran dan program kerja urusan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
2. Merencanakan kebutuhan APAR dan peralatan K3.
3. Menyusun jadwal inspeksi audit K3 di proyek.
4. Melakukan koordinasi dengan divisi terkait untuk Kesehatan dan keselamatan
kerja.
5. Mengatur penempatan APAR, dan mengatur kegiatan tanggap darurat K3 proyek.
6. Menginventarisasi perlengkapan K3 di proyek.
7. Mengidentifikasi, menginventarisasi dan membuat laporan tertulis tentang semua
potensi kejadian kebakaran, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kondisi kerja.
Cashier
1. Merencanakan pengeluaran yang disesuaikan dengan permintaan dana dan
merencanakan data pelaporan.
2. Melakukan koordinasi dengan bagian yang terkait untuk kebutuhan dana untuk
mengatur pengeluaran yang sesuaikan dengan permintaan dana.
3. Melakukan pembayaran opname mandor dan pengeluaran rutin proyek dengan
persetujuan Project Manager / Site Manager.
4. Melakukan pembayaran untuk keperluan pembelian tunai (jumlah kecil,
mendesak dan tidak berulang untuk item yang sama) dengan persetujuan Project
Manager / Site Manager dan Logistik Pusat.
5. Memverifikasi semua pengeluaran dana kas proyek.
6. Mengecek penerimaan dan pengeluaran kas.
Chief Engineer
1. Merencanakan sasaran dan program kerja Engineering (memahami dokumen
kontrak, shop drawing, asbuilt drawing, approval material, rencana Subkontraktor,
material take off, variation order, dokumen BAST 1).
2. Merencanakan metode kerja dalam lingkup Engineering.
3. Merencanakan pembagian kerja antara Engineer Sipil dan Arsitek.
4. Membantu mengkoordinasikan penerapan sistem / teknologi konstruksi baru
yang akan diimplementasikan.
5. Melakukan koordinasi dengan Dept. Design terkait pembuatan shop drawing
untuk proyek Design and Built.
6. Melakukan koordinasi dengan Site Manager dan MEP Coordinator terkait
pekerjaan Engineering.
7. Melaksanakan isi Dokumen Kontrak Kerja dalam lingkup tugas dan
tanggungjawabnya.
8. Mengajukan usulan pengembangan sistem pengelolaan berkaitan dengan
efektivitas dan keandalan fungsi Engineering.
9. Mengevaluasi data teknis dan metode pelaksanaan Supplier / Subkontraktor
dalam rangka proses persetujuan Manajemen Konstruksi / Owner.
10. Melakukan evaluasi penawaran-penawaran Supplier, Subkontraktor bersama
PM / SM sesuai dengan Rencana Anggaran Pelaksanaan.

Engineer
1. Merencanakan sasaran dan program kerja Engineering (memahami dokumen
kontrak, shop drawing, asbuilt drawing, approval material, dokumen BAST 1)
2. Membantu mengkoordinasikan penerapan sistem / teknologi konstruksi baru
yang akan diimplementasikan.
3. Mengkoordinir rekaman pasif dan laporan akhir proyek untuk diserahkan ke
kantor pusat sesuai prosedur yang telah ditetapkan
4. Melaksanakan isi Dokumen Kontrak Kerja dalam lingkup tugas dan
tanggungjawabnya.
5. Meng-evaluasi data teknis supplier / Subkontraktor dalam rangka proses
persetujuan Manajemen Konstruksi / Owner.
6. Memonitor proses kegiatan pelaksanaan pekerjaaan di lapangan dan segera
mengusulkan adanya langkah koreksi bila terjadi penyimpangan, kepada Chief
Engineer.
Drafter
1. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
2. Mengatur filling soft copy di komputer dan hard copy.
3. Membuat gambar-gambar kerja sesuai pengarahan Engineer proyek dan
schedule yang ditetapkan.
4. Memeriksa kesesuaian gambar for construction dari konsultan / owner terkait
dengan bidang kerja lainnya (MEP, sipil / arsitek, landscape, dll), untuk
diterapkan dalam pembuatan shop drawing.
Quantity Surveyor
1. Merencanakan program kerja (tagihan, progress proyek, pekerjaan tambah /
kurang, evaluasi anggaran, opname Mandor / Subkontraktor, volume pekerjaan,
final account ke Owner / Subkontraktor).
2. Melakukan koordinasi dengan Site Manager / Project Manager terkait dengan
kebutuhan material dan biaya dengan persetujuan Atasan.
3. Melakukan koordinasi dengan Project Manager terkait dengan progress claim
proyek dengan persetujuan Atasan.
4. Menghitung volume pekerjaan pada awal proyek untuk pembuatan RAP.
5. Memonitor pekerjaan tambah dan kurang / variation order di lapangan.

Bar Bending Schedule Supervisor


1. Mempelajari gambar pelaksanaan penulangan beton (constr. drawing).
2. Merencanakan program kerja BBS sesuai urutan kerja lapangan.
3. Membuat BBS (Bar Bending Schedule) semua tulangan konstruksi beton
bertulang.
4. Pembuatan BBS pada lembar / format baku dan melengkapi semua
penggambaran dan penulisan yang disyaratkan.
5. Mengontrol pelaksanaan operasional BBS (waktu dan volume).
6. Menganalisa hasil pelaksanaan kegiatan proyek untuk melihat kesesuaian antara
rencana dan realisasinya.
Site Manager
1. Bersama dengan Project Manager menyusun bahan / materi Rencana Mutu Proyek
sesuai bagiannya.
2. Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek.
3. Menyusun schedule bulanan dan mingguan berdasarkan master schedule kontrak
kerja.
4. Memimpin / mengarahkan secara langsung para Subkontraktor, Mandor dan
Pelaksana proyek untuk memenuhi persyaratan biaya, mutu, waktu, dan safety
yang telah disepakati.
5. Melakukan koordinasi dengan bagian lain (internal) terkait untuk kelancaran
pelaksanaan proyek.
6. Memproses detail Berita Acara tagihan.
7. Menyusun detail / materi progress claim untuk disetujui oleh Project Manager
dan Pemberi Tugas.
8. Memastikan tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang memadai.
9. Memastikan tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor /
Subkontraktor.
Chief Supervisor
1. Merencanakan jadwal pekerjaan untuk Supervisor dan Mandor.
2. Merencanakan dan menghitung kebutuhan dan penempatan material maupun
tenaga kerja.
3. Mengkoordinasikan shop drawing yang diterima dari Site Manager untuk di
aplikasikan / dilaksanakan dalam pekerjaan lapangan.
4. Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule mingguan / bulanan yang dibuat
Site Manager.
5. Membuat progress prestasi pekerjaan Subkontraktor, mandor untuk dimasukan
ke QS pada setiap Opname.
6. Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara
rencana dan realisasinya (terhadap biaya, mutu, waktu dan safety).
Supervisor (Structure)
1. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
(material, alat & tenaga kerja).
2. Mengarahkan Ass. Supervisor / Mandor / Subkontraktor.
3. Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule harian yang dibuat oleh Chief
Supervisor.
4. Membuat progres prestasi pekerjaan mandor untuk dimasukan ke QS pada
setiap Opname.
5. Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara
rencana dan realisasinya (terhadap biaya, mutu, waktu dan safety).
6. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkontraktor / Mandor.
Ass. Supervisor (Structure)
1. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
(material, alat & tenaga kerja).
2. Mengkoordinasikan penempatan material maupun tempat fabrikasi serta
kebersihan lapangan.
3. Mengarahkan Mandor.
4. Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule harian.
5. Memastikan terlaksananya pekerjaan Mandor sesuai persyaratan mutu dan
waktu yang telah ditentukan.
Supervisor Finishing
1. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
2. Mengkoordinasikan penempatan material maupun tempat fabrikasi serta
kebersihan lapangan.
3. Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule harian yang dibuat oleh Chief
Supervisor.
4. Memastikan terlaksananya pekerjaan Subkontraktor / Mandor Menganalisa hasil
kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara rencana dan
realisasinya.
5. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkontraktor / Mandor.
Ass. Supervisor Finishing
1. Membuat perencanaan kegiatan pekerjaan finishing
2. Mengatur kegiatan pekerjaan finishing
3. Melaksanakan kegiatan pekerjaan finishing
4. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan finishing
Chief Surveyor
1. Merencanakan kebutuhan tenaga survey.
2. Merencanakan schedule dan metode kerja survey.
3. Membuat / menyusun jadwal kerja Surveyor sebelum pekerjaan dimulai.
4. Melakukan kegiatan survey dan memastikan hasil survey di lapangan sesuai
dengan persyaratan-persyaratan teknik yang ditentukan.
Surveyor
1. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
2. Mengatur dan mengarahkan secara langsung Ass. Surveyor dalam hal
pembagian tim, area kerja dan urutan kerjanya.
3. Melakukan kegiatan survey dan memastikan bahwa hasil survey di lapangan
sesuai dengan persyaratan-persyaratan teknik yang ditentukan.
4. Memastikan pengadaan alat-alat ukur yang telah disetujui Site Manager perihal
jumlah, jenis dan kondisi / kelaikan pakai (label kalibrasi dan masa berlakunya).
5. Memeriksa hasil kerja Ass. Surveyor secara visual dan dengan alat ukur,
khususnya untuk hasil yang meragukan, sebelum pekerjaan berikutnya dimulai.
Asisten Surveyor
1. Merencanakan program kerja harian sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
2. Melakukan koordinasi dengan bagian lain terkait survey.
3. Melakukan kegiatan survey.
4. Melaksanakan peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek
5. Memonitor kalibrasi peralatan survey.
Mechanic
1. Merencanakan pengecekan, perawatan, penggantian suku cadang dan perbaikan
ringan.
2. Merencanakan program kerja harian sesuai dengan lingkup tugas dan
tanggungjawabnya.
3. Membuat laporan kerusakan peralatan yang ada untuk segera ditindaklanjuti /
dilakukan perbaikan kepada Atasan.
4. Menerapkan sistem dan prosedur pemasangan peralatan proyek.
5. Mengontrol kesiapan peralatan proyek.
Ass. Mechanic
1. Merencanakan program kerja harian sesuai dengan lingkup tugas dan
tanggungjawabnya.
2. Melakukan koordinasi dengan Safety terkait dengan K3.
3. Menerapkan sistem dan prosedur pemasangan peralatan proyek.
4. Melakukan penempatan peralatan proyek sesuai prosedur.
Storekeeper (Gudang / Logistik)
1. Merencanakan permintaan material untuk diajukan kepada Dept. terkait sesuai
kebutuhan Proyek.
2. Merencanakan teknik penyimpanan dan penempatan material di area Proyek.
3. Melakukan koordinasi dengan bagian lain, terkait dengan kegiatan pemesanan,
pengiriman dan pengeluaran material.
4. Mencatat kebutuhan material di lapangan (kualitas dan kuantitasnya).
5. Mengontrol kesesuaian pemakaian material dengan kebutuhan lapangan.
M & E Supervisor
1. Merencanakan jadual pekerjaan MEP.
2. Membuat dan memonitor schedule kebutuhan Alat, Tenaga, dan Bahan
3. Merencanakan metode pelaksanaan kerja praktis / detail.
4. Melakukan koordinasi dengan Site Manager terkait dengan schedule dan metode
kerja.
5. Memastikan terlaksananya pekerjaan sesuai persyaratan biaya, mutu, waktu
safety yang telah ditentukan.
Project Administration Staff
1. Melakukan koordinasi dengan bagian lain terkait dengan surat menyurat, fax
dan telepon.
2. Melakukan koordinasi dengan GA Officer terkait penanganan kecelakaan kerja
di proyek dan pelaporan klaim ke PT. Jamsostek.
3. Melaksanakan pengetikan dan distribusi surat dan dokumen untuk internal
maupun eksternal proyek.
4. Menerima, merekap, menyimpan dan mendistribusikan stasioneri proyek.
5. Mengontrol keluar masuknya dokumen.
General Affair Staff (Proyek)
1. Merencanakan sasaran dan program kerja urusan umum.
2. Merencanakan anggaran biaya untuk urusan umum.
3. Melakukan koordinasi dengan Project Manager / Site Manager dan bagian lain
untuk kelancaran pelaksanaan urusan umum.
4. Memastikan kelancaran kegiatan pengamanan, pemeliharaan, kebersihan site
office & sarananya dan pelayanan umum.
5. Mengontrol penggunaan sarana dan prasarana termasuk kendaraan proyek.
Security (Project)
1. Melakukan koordinasi dengan bagian lain terkait dengan kegiatan pengamanan
proyek.
2. Menjaga keamanan/ keselamatan karyawan dan lokasi kerja.
3. Memastikan keamanan aset perusahaan yang ada di proyek.
4. Melakukan tugas pengaturan keluar masuk kendaraan.
5. Mengontrol keamanan lokasi proyek.
Driver
1. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
2. Mengusulkan rencana perawatan kendaraan.
3. Melakukan koordinasi dengan bagian lain, terkait dalam pemenuhan kebutuhan
transportas
4. Melakukan pengiriman barang sesuai dengan surat jalan dan daya angkut
kendaraan.
5. Melakukan kegiatan pengantaran/ penjemputan tamu/ karyawan/ dokumen tepat
waktu dan sesuai dengan prosedur.
Office Boy
1. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
2. Melaksanakan kegiatan kebersihan ruang kerja dan lingkungan kantor.
3. Merawat peralatan makan minum termasuk kebersihan Pantry.
4. Mempersiapkan ruang rapat.
5. Mengontrol kebersihan ruang kerja dan lingkungan kantor.
Mandor
Tugas dari mandor adalah mengawasi pekerjaan dilapangan agar memiliki
kedisiplinan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek.
Contohnya adalah mandor memeriksa pelaksanaan pembuatan campuran spesi
apakah memakai mixer atau manual biasa. Mandor wajib membenarkan atau
menegur pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan spesifikasi.
Pengertian Aspek management dan penjadwalan suatu proyek
Manajemen proyek adalah salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud pengelolaan suatu
proyek, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak
pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek. (Iman
Soeharto, 1999)
Manajemen proyek adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut
dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil
penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas,
biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan
pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain
dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan
suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek,
konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun
kualitas
Manajemen proyek meliputi proses perencanaan ( planning ) kegiatan,
pengaturan ( organizing ),pelaksanaan dan pengendalian ( controlling ). Proses perencanaan,
pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian tersebut dikenal dengan proses manajemen
Tujuan dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar semua rangkaian kegiatan
tersebut :
√ Tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek
√ Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari perencanaan biaya
yang telah dianggarkan
√ Kualitas yang sesuai dengan persyaratan
√ Proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar
Proses perencanaan ( planning ) proyek dapat dikelompokkan menjadi dua tahap, yaitu yang
pertama planning dalam garis manajemen konsultan dan yang kedua dalam garis manajemen
kontraktor.
Perencanaan yang ditangani oleh konsultan mencakup perencanaan fisik struktur secara
terperinci sampai pada perencanaan anggaran biaya dan durasi pekerjaan.
Perencanaan yang ditangani oleh kontraktor mencakup perencanaan metode kontraktor,
rencana anggaran dalam pelaksanaan dan perencanaan administrasi lapangan maupun
perusahaan.
Metode manajemen proyek yang digunakan oleh pelaksana proyek (kontraktor) baik
manajemen pelaksana, manajemen pengawasan, serta manajemen dari organisasi pemilik
proyek pada umumnya adalah sama yaitu dengan berpatokan pada laporan-laporan tertulis.

Fase-Fase Kegiatan Dalam Proyek Konstruksi


Fase Pelelangan Konsultan Perencana :
A. Persiapan dokumen lelang : penggandaan dokumen lelang yang sudah diverifikasi dan
divalidasi sesuai jumlah peserta lelang, atau sesuai jumlah yang tertera di kontrak awal.

B. prakualifikasi konsultan perencana : bersama dengan klien/pemilik proyek membuat


pengumuman lelang dan menyeleksi peserta yang mendaftar.
C. .mengundang peserta lelang : bersama dengan klien/pemilik proyek mengundang peserta
untuk menghadiri penjelasan pekerjaan (annwijzing)

D. pengambilan dokumen pelelangan : bersama dengan klien/pemilik proyek mengurus


pengambilan dokumen lelang oleh peserta lelang.

E. penjelasan dan petunjuk (aanwijzing) : bersama dengan klien/pemilik proyek, mengadakan


rapat dengan para konsultan perencana yang lolos prakualifikasi, menjelaskan secara detail
tata cara pelelangan dan detail teknis pekerjaan proyek yang harus dilaksanaan.

F. pemasukan penawaran: bersama dengan klien/pemilik proyek, menerima dokumen


penawaran yang diajukan oleh kontraktor.

G. memberikan masukan pemilihan konslutan perencana dengan pertimbanganpertimbangan


dari aspek rencana teknis pengerjaan sampai besaran anggaran yang diajukan.

H. membantu proses kontrak antara pemilik proyek dengan konsultan perencana: mengawal
klien/pemilik proyek, pada saat melakukan perjanjian kerja dengan kontraktor terpilih.

Fase Perencanaan
1. Sub Bidang Persiapan :
a. pengidentifikasi proyek : mempelajari secara cermat jenis, maksud dan tujuan dari
proyek terkait, agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pemilik proyek.
b. penyusunan jadwal pekerjaan : membuat perencanaan progres kerja yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan proyek.
c. persiapan SDM+peralatan : menyiapkan sumber daya manusia (tenaga ahli) yang
diperlukan sesuai kebutuhan dan syarat dari proyek tersebut, serta mempersiapkan
alat- alat yang mendukung.
d. penyusunan rencana pemakaian sumber daya : menyusun jadwal dan pembagian
tugas (job description) sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing
sumber daya manusia dan sumber daya peralataa

2. Sub Bidang Konsep :


a. perumusan maksud+tujuan proyek : mendeskripsikan sejelas mungkin maksud dan
tujuan proyek secara teknis dan kemudian dilakukan pencarian solusi/jawaban atas
permasalahan desain yang diberikan.
b. pengkajian kebutuhan fungsional ruang : menganalisis kebutuhan ruang yang
diperlukan secara ideal pada proyek tersebut
c. pengkajian data teknis situasi eksisting : menganalisis segala data pada kondisi
eksisting proyek, terutama untuk proyek rehabilitasi atau proyek melanjutkan
(bukan tahap pertama)
d. pengkajian tapak+lingkungan proyek : menganalisis kondisi lahan yang hendak
ditempati bangunan, beserta keadaan lingkungan di sekitarnya. Mencakup aspek
kontur, tipe tanah, pencahayaan, penghawaan, kebisingan, juga peraturan daerah
setempat, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.
e. pengkajian spesifikasi desain yang dibutuhkan : menganalisis bagaimana
sebenarnya kebutuhan desain yang diperlukan untuk menyelesaikan
permasalahan perancanaan. Misalnya dari segi penghawaan, pengudaraan,
akustik, pemilihan warna yang spesifik, dll.
f. pengkajian standar teknis : mengumpulkan referensi dan menganalisis standar
teknis bangunan untuk kebutuhan proyek, seperti standar baja, mutu beton, fire
protection, dan standar-standar keamanan bangunan yang lainnya.
g. penentuan tema desain/konsep makro : menentukan tema awal bangunan, sesuai
tema yang hendak diusung berdasarkan kebutuhan pengguna.

3. Sub Bidang Pra Rancangan :


a. pencarian konsep desain : mengembangkan tema awal menjadi sebuah konsep
arsitektural yang dituangkan dalam sketsa.
b. penyusunan pola dan bentuk arsitektur : pengembangan sketsa menjadi sebuah
pola kedekatan ruang dan konfigurasi bentukan bangunan secara makro sebagai
blue print penataan ruang dan ide desain awal.

penyusunan diagram fungsi ruang dan bangunan : menyusun penataan konsep


perletakkan ruang dan massa bangunan (jika multi masa) pembuatan diagram
aspek kualitatif-kuantitatif : membuat diagram mencakup dimensi ruangan,
kapasitas yang diperlukan berdasar kebutuhan, organisasi ruang, penataan
sirkulasi, dan aspek estetika bangunan.
c. pengkonsepan bahan dan teknologi yang dipakai : merencanakan material-material
yang hendak digunakan, beserta metode/teknologi pelaksanaan di lapangannya.
d. pengkonsepan alokasi biaya dan waktu proyek : menyusun perencanaan
penggunaan biaya dan waktu sesuai pagu anggaran dan batasan waktu yang
tercantum di dalam kontrak.

4. Sub Bidang Rancangan :


a. pematangan hasil studi kelayakan : melakukan peninjauan kembali hasil dari
studi kelayakan proyek dan memasukkan aspek-aspek penting yang mungkin
terlupakan ke dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
b. pematangan aspek fungsional : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi
klien dan studi kebutuhan fungsional ruang ke dalam perencanaan yang sedang
dikerjakan.
c. pematangan aspek estetika : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi
klien dan studi kebutuhan estetika beserta hasil eksplorasi desain ke dalam
perencanaan yang sedang dikerjakan.
d. pematangan aspek ekonomi : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi
klien dan studi perencanaan anggaran biaya dan jadwal proyek beserta aspek-
aspek ekonomi yang lainnya ke dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
5. Sub Bidang Dokumen :
a. penyusunan Detailed Engineering Design (DED) : membuat gambar kerja
untuk pelelangan sekaligus gambar pedoman pelaksanaan pembangunan di
lapangan.
b. penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) : membuat spesifikasi
material/bahan, alat, teknik/metoda kerja sebagian pedoman pelaksana, dan hal-hal
yang bersifat administratif dalam proyek.
c. penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BQ) : RAB
diberikan untuk klien/pemilik proyek sebagai pedoman untuk menyeleksi
kontraktor, sedangkan BQ diberikan untuk calon kontraktor yang mengikuti
tahapan prakualifikasi untuk membantu membuat penawaran proyek.
d. penyusunan perhitungan teknik, dokumen kontrak, dan daftar informasi supplier :
perhitungan struktur digunakan sebagai dasar pembuatan gambar kerja struktur
yang sekaligus diperlukan untuk kepentingan non teknis proyek seperti proses
pengurusan IMB. Dokumen kontrak dibuat untuk klien/pemilik proyek yang telah
berhasil menentukan kontraktor untuk melakukan perjanjian tertulis. Informasi
supplier diberikan kepada klien/pemilik proyek sebagai panduan untuk
membandingkan harga pasaran dengan harga yang ditawarkan kontraktor, terutama
saat terjadi pekerjaan tambah-kurang di lapangan.
e. verifikasi dan validasi desain : verifikasi adalah pemerikasaan kembali segala
dokumen yang hendak dilelangkan, yang dilakukan bersama dengan klien/pemilik
proyek. Sedangkan validasi adalah pemeriksaan dan penyetujuan diokumen oleh
pihak yang berwenang, misalnya untuk bangunan gedung pemerintahan, maka
diperlukan eksaminasi dokumen oleh Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya.
f. perubahan desain (aanvuling) : perubahan desain dilakukan jika ternyata setelah
melalui tahap verifikasi an eksaminasi, ternyata pihak pemeriksa menemukan
adanya ketidakbenaran dalam dokumen, sehingga diperlukan perbaikan dokumen
gambar DED atau dokumen RKS.

Pelelangan Kontraktor :
a. menyiapkan dokumen lelang : menggandakan dokumen lelang yang sudah
diverifikasi dan divalidasi sesuai jumlah peserta lelang, atau sesuai jumlah yang
tertera di kontrak awal.
b. prakualifikasi kontraktor : bersama dengan klien/pemilik proyek membuat
pengumuman lelang dan menyeleksi kontraktor yang mendaftar.
c. mengundang kontraktor : bersama dengan klien/pemilik proyek mengundang
kontraktor untuk menghadiri penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
d. pengambilan dokumen pelelangan : bersama dengan klien/pemilik proyek
mengurus pengambilan dokumen lelang oleh para kontraktor.
e. penjelasan dan petunjuk (aanwijzing) : bersama dengan klien/pemilik proyek,
mengadakan rapat dengan para kontraktor yang lolos prakualifikasi, menjelaskan
secara detail tata cara pelelangan dan detail teknis pekerjaan proyek yang harus
dilaksanaan.
f. pemasukan penawaran kontraktor : bersama dengan klien/pemilik proyek,
menerima dokumen penawaran yang diajukan oleh kontraktor.
g. memberikan masukan pemilihan kontraktor dengan pertimbangan-
pertimbangan dari aspek rencana teknis pengerjaan sampai besaran anggaran
yang diajukan.
h. membantu proses kontrak antara pemilik proyek dengan kontraktor : mengawal
klien/pemilik proyek, pada saat melakukan perjanjian kerja dengan kontraktor
terpilih.

FASE PELAKSANAAN

1. Sub Bidang Pembangunan Fisik


a. Struktur : pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan struktur utama bangunan
b. Arsitektur: pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan arsitektural bangunan
c. Mekanikal : pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan mekanikal bangunan
d. Elektrikal : pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan elektrikal bangunan

2. Sub Bidang Dokumen dan Administrasi


a. Shop drawing : adalah gambar kerja pelaksanaan yang dibuat oleh kontraktor
untuk dilaksanakan dalam pekerjaan
b. Laporan harian, mingguan, bulanan : adalah laporan tentang kegiatan dalam proyek
c. Risalah rapat : adalah rekam jejak tertulis hasil keputusan rapat
d. Bahan rapat: adalah data tentang permasalahan yang akan dibahas dalam rapat
e. Surat teguran/peringatan : adalah surat yang berisi tentang teguran atau
peringatan terhadap kontraktor terkait dengan proyek
f. As build drawing : adalah gambar kerja yang menunjukkan bentuk akhir dari
proyek, digunakan untuk perawatan.
g. Penyerahan I dan II : adalah proses penyerahan proyek kepada penyedia jasa
sesuai ketentuan yang berlaku.
Tahapan Tahapan dalam Estimasi pada pelaksanaan suatu proyek konstruksi samapai
dengan proggres 100% (finish)

1) Schedule Waktu Tertentu


Schedule waktu tertentu seperti Schedule harian, schedule mingguan, bulanan, tahunan.
2) Bar chart
Sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal, dan kolom arah
horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat
dengan jelas sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang.
3) Curve-S
Sebuah jadal pelaksanaan yang disajikan dalam bentuk table dan bagan menyerupai huru S.
Model penjadwalan semacam ini berupa penjadwalan yang berfungsi untuk memberikan
informasi berupa bobot pekerjaan (Sb-y) dengan index dari 0 – 100% berdasarkan waktu
durasi proyek (Sb-x) sehingga hubungan kedua sumbu tersebut membentuk kurva yang
berbentuk S. Curve-S umumnya berguna dalam memonitoring kemajuan pekerjaan dalam
pelaksanan konstruksi guna bermanfaat dalam memberikan bukti laporan atas proses
administrasi pembayaran kepada pihak pemilik/owner berdasarkan kemajuan proyek yang
telah dikerjakan serta dapat mengetahui kemajuan kinerja waktu pelaksanaan proyek apakah
proyek mengalami kemajuan waktu pekerjaan atau keterlambatan/varian Curve-S.
4) Gantt Chart
Berupa model penjadwalan atau schedule yang memproyeksikan item pekerjaan/pada sumbu
y terhadap waktu pelaksanaannya yang berupa model diagram batang/Gantt secara horizontal
sepanjang waktu total penjadwalan pada sumbu x/durasi proyek. Model penjadwalan ini
berfungsi memberikan informasi urutan item pekerjaan yang akan dikerjakan secara
sistematis dan juga dapat memberikan informasi berupa kemajuan proyek berdasarkan jadwal
rencana dan aktual selama proses konstruksi dan tidak memberikan informasi lainnya seperti
kinerja biaya, jalur kritis dan bobot pekerjaan.
5) Earned Value Management (EVM)/Earned Value Analysis (EVA)
Model penjadwalan atau schedule semacam ini pada dasarnya merupakan instrumen
pengukuran kinerja/performance nilai hasil terhadap waktu dan biaya suatu proyek khusunya
di bidang konstruksi. Parameter dasar pada metode EVM yaitu:
a) Budgeting Cost Work Performance (BCWP)/Earned Value (EV)
Yaitu nilai hasil bobot pekerjaan aktual di lapangan dikalikan dengan harga satuan pekerjaan
pada setiap item pekerjaan yang telah dikerjakan.
b) Actual Cost Work Performance (ACWP)
Merupakan parameter yang menunjukkan biaya aktual yang telah dikeluarkan pada suatu
pekerjaan sampai periode dilakukannya evaluasi kinerja.
c) Budgeting Cost Work Scheduled (BCWS)/Planned Value/PV
Parameter yang menunjukkan rencana biaya yang akan dikeluarkan berdasarkan perencanaan
schedule yang dibuat.
Pemodelan penjadwalan kinerja ini juga dapat menganalisis tingkat penyimpangan/varians
waktu dan biaya proyek, indeks kinerja waktu dan biaya serta dapat digunakan dalam
meramalkan/estimasi total waktu dan biaya proyek secara keseluruhan berdasarkan index
kinerja proyek yang telah dikerjakan sampai pada saat proyek dievaluasi. Earned Value
Management (EVM)/Earned Value Analysis (EVA).
6) Network Planning/Jaringan Kerja
Jadwal kegiatan pekerjaan berbentuk diagram network, model Ini digunakan dalam
penyelenggaraan proyek yang produknya adalah inormasi mengenai kegiatan kegiatan yang
ada didalam proyek yang bersangkutan merupakan model instrumen pengukuran jadwal
proyek dengan menggunakan logika jaringan kerja untuk mendeteksi item pekerjaan yang
berada pada jalur kritis maupun untuk mengetahui waktu detail pekerjaan yaitu dapat
menentukan waktu yang paling cepat atau Early Time dan waktu paling lama atau Latest
Time untuk dikerjakan dan waktu selesainya pada setiap item pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Model jaringan kerja bisa berupa Critical Path Method (CPM), Predence Diagram Method
(PDM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT). Ketiga model jaringan kerja
tersebut disesuaikan dengan jenis proyek yang akan dikerjakan misalnya untuk metode PERT
lebih ideal gunakan jika proyek masih tergolong baru dimana waktu estimasi penjadwalannya
masih belum pasti dimana perobabilitas waktu pelaksanaannya dapat lebih cepat ataupun
lama.
7) Resources Scheduled Distribution
Model penjadwalan ini merupakan uraian dari penjadwalan sebelumnya dimana dalam
penjadwalan ini hanya berfokus pada sumber daya yang akan dijadwalkan selama proses
konstruksi baik distribusi jadwal tenaga kerja, material dan peralatan proyek. Fungsi dari
model penjadwalan ini yaitu dapat memberikan informasi target alokasi sumber daya
berdasarkan jumlah yang akan direncanakan/digunakan pada periode pelaksanaan proyek,
sehingga dapat mencegah terjadinya keterlambatan waktu alokasi sumber daya proyek di
lapangan yang tentunya mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
Pembuatan Time Schedule
Pembuatan jadwal pelaksanaan (Time Schedule) harus memperhatikan beberapa faktor:
1) Kondisi Atau Keadaan Lapangan
Seperti memantau kondisi di lapangan, mempelajari medan yang akan dibangun untuk proyek
konstrusi tersebut atau Penelitian dilapangan, sehingga didapat data-data yang diperlukan
dalam pelaksanaan.
2) Metode Pelaksanaan
Spesifikasi pekerjaan dan gambar secara lengkap yang sesuai dengan persyaratan mutu
pekerjaan yang diperlukan dan Peralatan yang digunakan dalam pelaksaan proyek.
3) Sumber Daya Manusia (SDM)
Kemampuan dan keahlian yang dimiliki para pekerja, hal ini sangat berpengaruh pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.
4) Perkiraan Iklim Dan Cuaca
Faktor cuaca juga mempengaruhi jalannya pelaksanaan, misalnya pengecoran berjalan kurang
baik karena adanya hujan.
5) Jenis Pekerjaan Dan Spesifikasi Teknis
Seperti jenis pekerjaan penggalian, pengecoran atau pekerjaan akan dimulainya proyek,
apakah jalan akses masuk perlu dibuat atau sudah ada, apakah lokasi proyek di tengah hutan
dan mempertimbangkan terlebih dahulu pekerjaan penebasan pohon, land clearing atau
pemindahan tanah.
6) Batasan Yang Ditentukan.
Daerah dimana pekerjaan kontruksi tersebut memiliki batas yang jelas pada suatu wilayah
dan abash secara hukum.
7) Peraturan Pemerintah Daerah
Peraturan yang dibuat dari pemda setempat karena daerah tersebut berkaitan dengan budaya
atau adat dan ijin lahan dan sebagainya yang menjadi acuan dasar untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi.
Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal pelaksanaan proyek yang baik
dibutuhkan:
Gambar kerja proyek Data lokasi proyek berada

Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek Bill of Quantity (BQ) atau daftar volume
pekerjaan

Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan Data jenis transportasi yang dapat digunakan
proyek. disekitar lokasi proyek.

Metode kerja yang digunakan untuk Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan
melaksanakan masing-masing item tenaga kerja yang di butuhkan untuk
pekerjaan. menyelesaikan pekerjaan.

Data sumberdaya meliputi material, Data sumber daya material, peralatan, sub
peralatan, sub kontraktor yang tersedia kontraktor yang harus didatangkan ke lokasi
disekitar lokasi pekerjaan proyek proyek.
berlangsung.

Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara Data kapasitas prosduksi meliputi peralatan,
pembayaran pekerjaan, tenggang waktu tenaga kerja, sub kontraktor, material.
pembayaran progress dan lain-lain

Kriteria Estimator
Penjadwalan atau schedule suatu proyek konstruksi selayaknya harus direncanakan secara
matang dan optimal guna menghindari terjadinya keterlambatan waktu proyek/overun
scheduled serta dampak-dampak buruk lainnya.
Suatu perencanaan penjadwalan atau schedule proyek konstruksi yang baik ditentukan oleh
beberapa faktor penentu khususnya ditujukan bagi seorang estimator schedule, diantaranya:
1) Kemampuan dalam mengestimasi waktu alokasi sumber daya (peralatan, material dan man
power) yang akan dialokasikan selama proyek konstruksi berlangsung. Hal ini penting
mengingat seringnya terjadi penyimpangan waktu transportasi sumber daya selama proses
konstruksi misalnya yang paling sering terjadi yaitu keterlambatan dalam pengiriman
material ke lokasi proyek yang tentunya akan berpengaruh secara langsung terhadap durasi
total pelaksanaan proyek yang telah direncanakan terlebih jika keterlambatan tersebut berada
pada jalur kritis/Critical Path.
2) Keteraturan yang sistematis dan runtun dalam tahapan perencanaan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, misalnya urutan sistematis item pekerjaan mulai dari tahap awal sampai akhir
yang berurutan dan logis sesuai dengan kondisi serta perencanaan alokasi sumber daya saat
proyek konstruksi berlangsung. Hal ini juga ditentukan dari tingkat pengalaman seorang
estimator scheduled dalam penjadwalan suatu proyek yang akan dilaksanakan.
3) Kemampuan estimasi lama durasi waktu pelaksanaan pada suatu item pekerjaan juga
menentukan tingkat keberhasilan perencanaan penjadwalan suatu proyek konstruksi dimana
pada faktor ini diperlukan analisis terhadap besar produktivitas sumber daya yang akan
digunakan misalnya produktivitas tenaga kerja/man power dan peralatan/equipment terhadap
volume total pekerjaan yang akan dikerjakan. Bahkan dalam hal ini seorang estimator dapat
secara langsung menentukan nilai durasi waktu pelaksanaan berdasarkan pengalaman empiris
yang biasa terjadi di lapangan.
Produktivitas Resources:
Kapasitas Volume / Waktu Kerja Resources (Cycle Time)
Total Durasi Waktu:
Volume Total / (Jumlah Resources x Produktivitas Resources)
4) Kemampuan estimasi terhadap hal-hal yang mungkin dapat terjadi diluar perencanaan selama
proses konstruksi berlangsung. Ini juga menjadi faktor tambahan yang setidaknya harus
dimiliki oleh seorang estimator schedule dalam memprediksi durasi suatu item pekerjaan. Hal
tersebut bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal misalnya faktor cuaca, kerusakan
peralatan, timbulnya kecelakaan kerja, masalah sosial, timbulnya klaim, dan sebagainya.
Namun yang paling penting yaitu keahlian dan pengalaman seorang estimator schedule dalam
menganalisis perencanaan penjadwalan proyek secara optimal serta pada proses monitoring
dan pengendaliannya. Hal ini dikarenakan pada phase planning/perencanaan suatu proyek
harus dilakukan dengan matang sehingga sekurang-kurangnya dapat menekan tingkat risiko
potensi penyebab keterlambatan khususnya pada saat phase pelaksanaan konstruksi dengan
tingkat kompleksitas yang tinggi. Dari paparan berbagai strategi dan model penjadwalan
suatu proyek konstruksi di atas kiranya dapat bermanfaat bagi pihak yang berkecimpung
dalam bidang industri konstruksi. Beberapa hal perlu diperhatikan ketika membuat project
schedule, seperti:
1) Alokasi Resource Pada Pekerjaan
Resource bisa berupa berbagai hal seperti manusia, barang, peralatan computer dan
proyektor, tempat ruang rapat, misalnya atau layanan seperti training atau tim pendukung out
source yang dibutuhkan dan mungkin ketersediaannya terbatas.
Bagaimanapun juga resource yang utama adalah manusia. Pertama, project manager akan
mengalokasikan orang-orang tertentu untuk suatu pekerjaan. Kemudian, selama pekerjaan
tersebut berlangsung, orang tersebut mungkin menjadi terlalu sibuk sehingga tidak bisa
dialokasikan untuk pekerjaan lainnya. Perhatikan bahwa pemilihan pelaku perlu disesuaikan
dengan kemampuan dan beragai hal lain karena ada pekerjaan yang dapat dilakukan oleh
siapa saja, tetapi umumnya pekerjaan hanya dapat dikerjakan oleh satu atau beberapa orang
saja.
2) Identifikasikan Setiap Ketergantungan
Sebuah pekerjaan disebut memiliki ketergantungan jika melibatkan aktivitas, resource atau
work product yang dihasilkan pekerjaan/aktivitas lain. Contoh: test plan tidak mungkin
dilaksanakan selama software belum ditulis, program baru dapat ditulis setelah class atau
modul dibuat dan dideskripsikan pada tahapan desain. Tiap pekerjaan pada WBS perlu diberi
nomor, dengan angka tersebut bergantung pada nomor pekerjaan syaratnya. Berikut ini
adalah sedikit gambaran tentang bagaimana suatu pekerjaan menjadi tergantung pada
pekerjaan lainnya.
3) Buat Jadwalnya
Tiap pekerjaan juga memiliki jangka waktu pekerjaan. Dengan demikian jadwal bisa dibuat,
contoh: Tiap pekerjaan ditunjukkan dengan kotak, sedangkan ketergantungan antar pekerjaan
ditunjukkan dengan gambar panah. Kotak hitam berbentuk wajik antara D dan E (pada
gambar di atas) disebut milestone atau pekerjaan tanpa durasi. Milestone digunakan
untukmenunjukkan kejadian penting pada jadwal. Sedangkan kotak hitam panjang antara C
danD yang juga mengandung potongan wajik menunjukkan summary task atau dua
subpekerjaan yang memiliki induk yang sama. Jadwal bisa dibuat dalam bentuk Gantt Chart,
PERT atau diagram semacamnya Contoh Gantt Chart yang dibuat dengan sebuah tool
manajemen proyek.
Risk Plan
Risk plan adalah daftar resiko/masalah yang mungkin terjadi selama proyek berlangsung dan
bagaimana menangani terjadinya resiko tersebut. Bagaimanapun juga ketidakpastian adalah
musuh semua rencana, termasuk rencana proyek. Terkadang ada saja waktu-waktu yang
tidak menyenangkan bagi proyek, banyak kesulitan terjadi misalnya suatu resource tiba-tiba
tidak tersedia. Oleh karenanya risk plan adalah persiapan terbaik menghadapi ketidakpastian.
Langkah-langkah berikut dapat menjadi acuan untuk mendapatkan Risk Plan:
1) Pembahasan Resiko Potensial
Project manager akan memimpin sebuah sesi/rapat untuk mengidentifikasikan masalah-
masalah yang mungkin akan muncul. Anggota tim akan dipancing untuk mengemukakan
resiko-resiko yang terpikirkan. Project manager akan menuliskannya di papan tulis setiap ada
yang mengemukakan pendapat yang relevan. Sedikit pendapat mungkin akan muncul pada
awalnya, kemudian berlanjut dengan tanggapan yang susul-menyusul hingga akhirnya
suasana mendingin sampai akhirnya pendapat terakhir diutarakan.
Resiko yang dimaksud disini adalah resiko spesifik. Jika suatu resiko dirasa belum spesifik
maka project manager akan memancing agar permasalahan disampaikan secara lebih spesifik.
Sumber masalah yang baik lainnya adah asumsi-asumsi yang muncul ketika membuat Vision
and Scope dan melakukan estimasi dengan metode Wideband Dephi.
2) Estimasi Dan Resiko/Masalah
Tim akan memberikan rating untuk setiap resiko. Nilainya berkisar dari 1 masalah dengan
resiko kecil hingga 5 masalah dengan resiko besar, kemungkinan munculnya besar, mungkin
menghabiskan biaya besar dan sulit untuk membereskannya.
3) Buat Sebuah Risk Plan
Tim akan mengidentifikasi langkah-langkah yang akan di ambil untuk mengatasi masalah-
masalah yang akan muncul tersebut, dimulai dari resiko bernilai lima. Penjadwalan Proyek
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan,
mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek.
PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution Review Technique adalah suatu
metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk
mengatur programmisil. Sedangkan terdapat metodologi yang sama pada waktu bersamaan
yang dikembangkan oleh sektor swasta yang dinamakan CPM atau Critical Path Method.

- Karakteristik Pert
Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik dasar
PERT, yaitu sebuah jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam
jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.
Ciri-ciri jalur kritis adalah:
a) Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.
b) Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan
c) mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
d) Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis.
- Karakteristik proyek
a) Kegiatannya dibatasi oleh waktu sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan berakhirnya.
b) Dibatasi oleh biaya.
c) Dibatasi oleh kualitas.
d) Biasanya tidak berulang-ulang.
- Manfaat Pert
a) Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek.
b) Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
c) Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik
untukkelancaran proyek.
d) Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.
e) Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.

Anda mungkin juga menyukai