Anda di halaman 1dari 20

BAB II

MANAJEMEN PROYEK

2.1. Uraian Umum


Manajemen Proyek adalah tata cara atau sistem pengelolaan pekerjaan
konstruksi dalam mengelola sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai
tujuan dengan menggunakan metode-metode dan sistematika tertentu. Manajemen
suatu proyek pembangunan mempunyai tujuan menyelesaikan proyek sesuai batas
waktu dan biaya yang direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal. Oleh
sebab itu, kerja sama yang baik antar unsur pendukung dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya berdasarkan batas ruang lingkup dan wewenang masing-masing
mutlak diperlukan dan merupakan modal dasar dari kelangsungan suatu proyek
menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya suatu proyek tergantung dari
manajemen yang baik dan dapat dijalankan dalam organisasi tersebut. Hal itu di
karenakan apabila manajemen yang dijalankan gagal maka secara langsung
berpengaruh dalam proyek secara keseluruhan. Dalam manajemen proyek terdapat
mekanisme yang saling mendukung dalam pencapaian sasaran yang telah
digariskan, yaitu :
1. Perencanaan (Planning)
Tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data atau informasi,
asumsi maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa
mendatang, yang mencakup pengarnbilan keputusan yang terbaik terhadap
alternatif yang paling sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Organisasi (Organizing)
Tindakan mempersatukan sekelompok orang yang mempunyai maksud dan
tujuan yang sama, dimana terdapat pengelompokan bidang kerja beserta
personilnya dan masing-masing kelompok saling terkait satu sama lain dalam
hubungan kerja yang telah digariskan.

15
3. Pelaksanaan (Actuating)
Tindakan menyelaraskan seluruh anggota organisasi, agar dapat bekerjasama
dalam pencapaian tujuan bersama. Sehingga terciptanya keseimbangan tugas,
hak dan kewajiban setiap unsur organisasi, agar tercapai suatu kerjasama yang
efektif dan eftsien sesuai dengan perencanaan.
4. Pengendalian (Controlling)
Tindakan pengukuran kualitas penampilan dan penganalisaan,
pengevaluasian serta koreksi terhadap tindakan penyimpangan yang terjadi.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai kontrol dan pembanding antara perencanaan
dengan realita di lapangan. Secara umum arti penting manajemen proyek
adalah sebagai berikut :
a. Memecahkan berbagai masalah dengan cepat dan tepat sehingga proyek
dapat berjalan lancar, tertib dan terkendali.
b. Mengadakan koordinasi antara bagian yang saling terkait dalam pelaksanaan
proyek tersebut.
c. Membuat rancangan penghematan proyek.
Penanganan suatu pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang
rumit dan kompleks, hal ini karena adanya kejadian-kejadian yang diluar dugaan
atau harnbatan yang dapat menghalangi dalam proses kontruksi. Sehingga dalam
merealisasikan rencana tersebut pemberi tugas harus teliti untuk menghindari
banyaknya kesalahan dan hambatan yang bisa ditimbulkan. Dalam menentukan
tim pelaksana yang akan mengerjakan proyek tersebut dibutuhkan orang-orang
yang handal, sehingga profesionalisme dengan melibatkan banyak pihak untuk
bekerja sama dan saling rnernpunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas,
kewajiban, serta wewenang yang telah diberikan sesuai dengan bidang dan
keahliannya masing-masing.

2.2. Organisasi Proyek


Dalarn pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu organisasi
pelaksanaan, yang merupakan tata kerja untuk menunjang keberhasilan proyek.
Organisasi dalam arti badan dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang

16
bekerja sama dalarn suatu kelornpok - kelompok kerja yang saling terkait,
bertanggung jawab dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan
tertentu.
Organisasi adalah merupakan komponen vital dalam pengendalian dan
pelaksanaan proyek. Suatu organisasi proyek yang baik, harus mempunyai ciri
sebagai berikut :
1. Terjadi hubungan yang harmonis dalam kerjasama.
2. Terjadi kerjasama berdasar hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-
masing unsur pengelola proyek.
Dalam organisasi proyek diperlukan batasan-batasan tersebut, agar dapat
dihindari adanya tumpang tindih tugas, maupun pelemparan tanggung jawab,
sehingga semua permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi secara
menyeluruh, terpadu, dan tuntas.
Organisasi yang baik memerlukan hubungan komunikasi yang baik
antara satu dengan yang lain. Organisasi yang baik akan mampu menghasilkan
manajemen konstruksi yang baik. Sehingga nantinya organisasi yang terbentuk
dapat bekerja sesuai dengan rencana awal.

2.2.1. Unsur Pelaksana


Dalam suatu proyek pasti memerlukan sistem koordinasi yang efektif dan
efisien, yang bertujuan untuk mewujudkan kelancaran dan lebih terjaminnya
pelaksanaan suatu proyek.
Struktur suatu organisasi juga merupakan bagian dari manajemen atau
pengelolaan suatu proyek, dimana manajemen itu sendiri adalah suatu cara
pengelolaan suatu kegiatan yang memiliki tujuan tertentu.
Unsur yang terkait dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung
Olahraga Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang yang berlokasi di Jl. Dr.
Sutomo Kabupaten Batang terdiri dari :

17
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Paket Pembangunan Gedung Olahraga
Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang.

1. Project Manager (PM)


Tugas dan tanggung jawab dari Project Manager adalah:
a) Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan jasa manajemen proyek
konstruksi.
b) Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan
pengawas terkait dengan kegiatan pelaksanaan proyek.
c) Membuat dan mengontrol time schedule poyek yang akan
dilaksanakan.
d) Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan.
e) Membuat dan mengatur perencanaan kegiatan operasional
pelaksanaan proyek.
f) Melaksanakan, mengkoordinir, dan mengontrol kegiatan operasional
pelaksanaan proyek.

18
g) Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang bersifat
usulan, permintaan, pembelian, pemakaian dan pembayaran untuk
kebutuhan proyek konstruksi.
h) Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi dengan pihak luar, yang
berkaitan dengan kebutuhan proyek.
i) Menandatangani laporan bulanan terkait dengan pelaksanaan proyek
konstruksi.
j) Mengajukan dan menandatangani pekerjaan tambah atau kurang
contract change order (CCO) kepada owner jika diperlukan.
Dalam proyek Pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor)
Kabupaten Batang, yang bertindak sebagai sebagai pemilik proyek
adalah Pemerintah Kabupaten Batang.
2. Quality Control
Tugas dan tanggung jawab dari Quality Control adalah:
a) Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan ke dalam
monthly certificate (MC) atau laporan bulanan.
b) Memeriksa kualitas bahan material yang akan digunakan agar sesuai
dengan spesifikasi yang terdapat di dalam dokumen kontrak.
c) Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk
mendukung data kuantitas setiap bulannya.
d) Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam setiap
item pekerjaan.
e) Memeriksa semua data tentang kendali mutu terhadap bahan material
yang digunakan.
f) Melakukan pengujian terhadap komposisi material yang akan
dipergunakan.
3. Safety Supervisor dan Safety, Health, and Environment (SHE)
Tugas dan tanggung jawab dari Safety Supervisor dan SHE adalah :
a) Membuat program kerja K3 dan perencanaan pengimplementasian
agar tercipta lingkungan kerja yang sehat.
b) Memastikan berjalannya program dan membuat dokumentasinya.

19
c) Membuat laporan dan menganalisis data statistik SHE.
d) Melakukan peninjauan risiko assessment, SOP/SWP dan JSA.
e) Memeriksa pada peralatan kerja apakah terdapat aus atau tidak, dan
juga memerika kondisi kesehatan tenaga kerja dan lingkungan kerja.
f) Meninjau keselamatan kerja dan pelatihan keselamatan.
g) Mencegah dan melakukan penanggulangan kecelakaan kerja dan
melakukan penyelidikan penyebabnya.
h) Memastikan tenaga kerja telah bekerja sesuai dengan SOP.
i) Meninjau dan mengarahkan karyawan bekerja sesuai kewajiban dan
sesuai dengan sistem operasi perusahaan.
4. Site Engineer Manager
Tugas dan tanggung jawab dari Site Engineering adalah:
a) Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim, dalam melaksanakan
pekerjaan pengawasan segera setelah dokume kontrak ditandatangani.
b) Memberikan petunjuk (rekomendasi) kepada tim dalam melaksanakan
pekerjaan terkait dengan usulan desain konstruksi dan data pendukung
yang diperlukan. Dan juga mencarikan solusi atas permasalahan yang
timbul baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak.
c) Menjamin bahwa semua isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan
dipenuhi dengan baik dan sesuai dengan ketentuan. Mengadakan
penilaian terhadap kemajuan pekerjaan.
d) Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major
tidak akan terlambat sesuai dengan dokumen kontrak yang telah
ditandatangani.
e) Mengatur atau membantu tim di lapangan dalam mengendalikan
kegiatan-kegiatan kontraktor agar dicapai efisiensi pada setiap
kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani).
f) Menyusun rencana kerja untuk semua pekerja atau staf yang terlibat
dalam pekerjaan penyelidikan bahan material baik di lapangan
maupun laboratorium.

20
g) Melakukan pengecekan terhadap hasil laporan pengujian serta
analisanya.
5. Site Operasional Manager
Tugas dan tanggung jawab Site Operasional Manager :
a) Menekan biaya pengeluaran operasional seminim mungkin.
b) Melakukan eliminasi terhadap pengeluaran operasional yang tidak
penting.
c) Mengembangkan inovasi tentang operasional proyek agar berjalan
dengan baik.
d) Meningkatkan efektivitas operasional proyek.
e) Mengawasi persedian barang distribusi, penyedia jasa, dan letak
fasilitas operasional proyek.
f) Melakukan pertemuan rutin secara berkala dengan direktur, guna
mencapai visidan misi proyek.
g) Mengawasi kualitas produk dan bahan material.
6. Structure Engineering
Tugas dan tanggung jawab dari Structure Engineering adalah :
a) Menjalankan tugas yang diberikan oleh Site Engineer.
b) Menganalisa struktur yang sudah diberikan oleh pihak konsultan.
c) Membuat perhitungan struktur untuk dikerjakan oleh mandor.
7. Architect Engineering
Tugas dan tanggung jawab dari Architect Engineering adalah :
a) Menganalisa gambar yang sudah dibuat oleh Drafter.
b) Memperbaiki hasil gambar untuk diberikan kepada atasan.
c) Membuat Shop Drawing yang dapat dimengerti oleh mandor.
8. Drafter
Tugas dan tanggung jawab dari Drafter adalah:
a) Membuat gambar pelaksana atau gambar shop drawing.
b) Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
c) Menjelaskan kepada pelaksana lapangan atau surveyor.
d) Membuat gambar akhir pekerjaan atau as built drawing.

21
9. Quantity Engineer (QE)
Tugas dan tanggung jawab Quantity Engineer adalah :
a) Melaksanakan tugas pengawasan tehadap pekerjaan kontraktor apakah
sesuai dengan kuantitas yang telah ditentukan.
b) Tidak menerima pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai
dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB).
c) Membuat laporan tertulis kepada pelaksana pekerjaan atas hal-hal
yang menyangkut pengendalian kuantitas.
d) Membantu pelaksanaan kegiatan dalam mempersiapkan proses serah
terima khususnya terlibat dalam hal pelaporan jenis dan kuantitas hasil
akhir pelaksanaan kerja kontraktor secara menyeluruh.
10. Staff Akutansi
Tugas dan tanggung jawab dari Staff Akutansi adalah :
a) Membuat dan menyusun buku kas umum beserta buku penunjangnya,
termasuk mengelola kas kecil.
b) mengolah data yang bersifat kearsipan yang menyangkut dengan
pembukuan.
c) Bertanggung jawab atas kas proyek yang diamanatkan oleh pimpinan
proyek.
d) Membuat laporan periodik mengenai penerimaan, penyimpanan, dan
pengeluaran serta bertanggung jawab sepenuhnya atas pengolahan
keuangan proyek.
e) Membuat dan menyusun Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Anggaran Pembangunan (SPJP)
11. Administrasi dan Umum
Tugas dan tanggung jawab Administrasi dan Umum adalah :
a) Mempersiapkan dan menyediakan semua kebutuhan perlengkapan
administrasi dan alat-alat kantor untuk menunjang kelancaran proyek
konstruksi.
b) Membantu kepala pelaksana bagian proyek dan mengkoordinasi serta
mengawasi tata laksana administrasi.

22
12. Mechanic
Tugas dan tanggungjawab mechanic adalah :
a) Memodifikasi, mengembangkan, menguji, atau menyesuaikan mesin
dan peralatan.
b) Bertanggung jawab atas perhitungan (kualitas dan kuantitas) hasil
kemajuan pekerjaan di lapangan untuk bidang mekanikal bangunan.
c) Merancang dan menerapkan modifikasi peralatan secara cost-effective.
d) Membahas dan memecahkan masalah kompleks dengan departemen
manufaktur, sub-kontraktor, supplier dan pelanggan.
e) Mengelola proyek dengan menggunakan prinsip rekayasa dan teknik.
13. Operator Mobil Crane
Tugas dan tanggung jawab Operator Mobil Crane:
a) Mengoperasikan Mobil crane sesuai dengan titik-titik lokasi
pekerjaan.
b) Mengangkut dan meletakkan bahan material dan barang menggunakan
Mobil crane.
c) Memindahkan alat atau material yang berada di lapangan sesuai
dengan instruksi kepala pelaksana pekerjaan.
d) Menjaga dan merawat Mobil crane agar selalu dapat beroperasi
dengan baik.
14. Chief Inspector
Tugas dan tanggung jawab Chief Inspector adalah :
a) Melakukan pengawasan terhadap setiap item pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor agar pekerjaan tersebut sesuai dengan
dokumen kontrak yang telah ditandatangani.
b) Menyampaikan laporan harian tentang pekerjaan kepada site
engineering.
c) Melaksanakan pengarsipan atas dokumen surat-menyurat, laporan
harian, laporan bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.
d) Membantu pekerjaan site engineer dalam menyiapkan data untuk
“Final Payment”.

23
15. Supervisor
Tugas dan tanggung jawab dari Supervisor adalah :
a) Mengatur dan mengorganisir staf bawahan.
b) Menjelaskan job description dengan baik agar mudah dipahami oleh
staf bawahan.
c) Memberikan pengarahan atau briefing rutin kepada staf di bawahnya.
d) Mengatur dan mengawasi jalannya pekerjaan yang ditugaskan kepada
para staf bawahannya.
e) Memberikan motivasi agar tetap semangat bekerja dalam kondisi
apapun kepada semua staf di bawahnya.
16. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab dari Surveyor adalah :
a) Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya
pengukuran topografi lapangan dan penentuan koordinat bangunan.
b) Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan
benchmark, center line, titik elevasi tanah asli dari border line.
c) Menentukan titik elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai
basement, agar proses galian dan urugan tanah sesuai dengan
perencanaan konstruksi.
d) Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang
telah dihitung untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
e) Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi atau level, as,
vertikal dan horizontal sesuai dengan gambar rencana.
f) Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada kepala
proyek.
g) Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik beserta
perlengkapannnya.
h) Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.
17. General Affair (GA)
Tugas dan tanggung jawab dari General Affair (GA) adalah:

24
a) Mewakili perusahaan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar
seperti Owner, MK, dan Konsultan.
b) Melengkapi semua kebutuhan operasional termasuk seluruh dokumen
pada internal perusahaan demi kelancaran kerja perusahaan secara
menyeluruh.
c) Bertanggung jawab dalam mendata, memelihara dan merawat seluruh
aset perusahaan yang telah dibeli.
18. Petugas Logistik
Tugas dan tanggung jawab bagian logistik proyek adalah :
a) Mensurvei data jumlah alat dan bahan material yang dibutuhkan.
Setelah itu, mencari harga alat bahan material tersebut ke beberapa
supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih
harga bahan terbaik dan memenuhi spesifikasi dan kualitas yang telah
ditetapkan.
b) Melakukan pembelian alat dan bahan material ke supplier atau toko
bahan bangunan.
c) Menyiapkan dan mengelola tempat penyimpanan (gudang). Petugas
Logistik bertanggung jawab atas penyimpanan alat dan bahan
material yang sudah didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata
rapi dan terkontrol dengan baik.
d) Menganalisis dan bertanggung jawab atas sistem rantai pasok yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan.
e) Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik
proyek terkait dengan jumlah dan jadwal pendatangan bahan yang
dibutuhkan pada masing-masing item pekerjaan konstruksi.
19. Pelaksana
Tugas dan tanggung jawab Pelaksana :
a) Mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan.
b) Mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik dan
memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek.

25
c) Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
sesuia dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
20. Mandor
Tugas dan tanggung jawab Mandor :
a) Membaca Memahami Gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam
langkah - langkah operasional.
b) Melakukan Peninjauan Dan pengukuran Lapangan (setting Out).
c) Menghitung Perkiraan Volume Pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja,
bahan dan alat.
d) Menghitung Harga Satuan Ongkos Kerja.
21. Wakil Mandor
Tugas dan tanggung jawab Wakil Mandor :
a) Membaca Memahami Gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam
langkah - langkah operasional.
b) Melakukan Peninjauan Dan pengukuran Lapangan (setting Out).
c) Menghitung Perkiraan Volume Pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja,
nahan dan alat.
d) Menghitung Harga Satuan Ongkos Kerja.

22. Tukang
Tugas dan tanggung jawab Tukang :
a) Memimpin para tukang.
b) Memberikan contoh pelaksanaan pekerjaan.
c) Sebagai tempat bertanya dan belajar.
d) Melakukan koordinasi dengan mandor.
e) Penitipan upah kerja.
f) Mengatur alat kerja.
23. Laden
Tugas dan tanggung jawab Laden :
a) Melayani apa saja kebutuhan tukang dalam bekerja. Tukang bertugas
mengerjakan proses berdirinya suatu bangunan.

26
2.2.2. Hubungan Kerja Antar Pelaksana Proyek
Hubungan antara unsur-unsur pelaksana proyek dalam pelaksanaannya
harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah disepakati dalam kontrak
kerja agar dalam pelaksanaannya terjadi komunikasi yang baik dan terarah
sehingga dapat mengendalikan mutu, waktu dan biaya pelaksanaan pada proyek.
Hubungan antar pihak-pihak yang terkait proyek, dalam hal ini hubungan pemilik
proyek, konsultan perencana, manajemen konstruksi (MK) dan pelaksana
(kontraktor) adalah sebagai berikut :
1. Hubungan Kontrak
Hubungan kontrak adalah hubungan antara dua belah pihak mengenai suatu
perjanjian suatu pekerjaan dengan imbalan sejumlah uang tertentu. Satu pihak
mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan pihak lainnya
dan mempunyai kewajiban membayar sejumlah sesuai dengan perjanjian yang
disepakati. Hubungan ini terdapat pada hubungan antara pemilik dengan
kontraktor, pemilik dengan perencana, perencana dengan manajemen konstruksi.
2. Hubungan Koordinasi
Hubungan koordinasi adalah hubungan antara satu pihak mengenai
koordinasi dan supervisi pelaksanaan suatu pekerjaan tanpa ada kaitannya dengan
pembayaran. Disatu pihak melaksanakan pekerjaan yang harus dilaksanakan dan
dipihak lain melakukan supervisi atas pekerjaan tersebut.
Hubungan ini misalnya terdapat antara manajemen konstruksi dengan pelaksana
proyek atau kontraktor. Dimana manajemen konstruksi berhak memerintahkan
untuk menghentikan suatu pekerjaan maupun membongkar suatu pekerjaan yang
dianggap tidak sesuai dengan perjanjian kontrak.
Didalam kualitas dan kuantitas pekerjaan, pelaksana proyek atau kontraktor tidak
Pemilik Proyek
dibenarkan untuk berhubungan langsung dengan
Pemerintah pemilik
Kabupaten melainkan hanya melalui
Batang

tim manajemen konstruksi.

Manajemen Konstruksi Konsultan Perencana


PT. Dieng Agung CV. Tria Citraguna Desain

27

Kontraktor/Pelaksana
PT. Filia Pratama
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

Gambar 2.2. Hubungan Kerja Proyek Pembangunan Gedung Olahraga


Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang

Dengan adanya pola hubungan kerja yang tegas maka diharapkan masing-
masing pihak menjalankan peran dan kewajibannya tanpa terjadi overlapping.
Untuk lebih jelasnya hubungan pihak-pihak yang terkait dengan proyek adalah
sebagai berikut:
1. Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan konsultan perencana
Pemilik proyek memberikan tugas dan tanggung jawab kepada konsultan
perencana untuk merencanakan dan mendesain bangunan secara keseluruhan
sesuai yang diinginkan pemilik proyek. Kemudian konsultan perencana wajib
menunjukkan perencanaan berupa gambar detail, rencana kerja dan syarat-
syarat (RKS) kepada pemilik proyek. Pemilik proyek wajib membayar hasil
kerja konsultan perencana sesuai kontrak.
2. Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan manajemen konstruksi
Pemilik proyek dan manajemen konstruksi terikat suatu kontrak perjanjian.
Kemudian manajemen konstruksi memberikan jasanya untuk melakukan

28
pengawasan pembangunan proyek agar dilaksanakan sesuai dengan bestek dan
rencana kerja dan syarat-syarat (RKS). Pemilik pryek wajib membayar jasa
konsultan pengawas sesuai kontrak.
3. Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan pelaksana proyek atau
kontraktor
Pada proyek ini kontraktor ditentukan dengan cara pelelangan umum yang
dilakukan melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Pemilik
proyek selaku pemilik modal menyerahkan semua pembayaran yang berkaitan
dengan pembangunan proyek dan membayar hasil kerja kepada kontraktor.
Kontraktor kemudian melaksanakan pekerjaannya sesuai perjanjian dengan
sebaik - baiknya.
4. Hubungan kerja kontraktor dengan manajemen konstruksi
Kontraktor mengadakan konsultasi dengan manajemen konstruksi dan
konsultan perencanaan. Kemudian manajemen konstruksi wajib mengawasi
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor. Jika terjadi
penyimpangan dalam pekerjaan maka konsultan pengawas berhak
memperingatkan dan menegur kontraktor.

5. Hubungan kerja manajemen konstruksi dengan konsultan perencana


Jika dalam suatu kondisi lapangan pekerjaan terhambat dikarenakan kesulitan
dalam penerjemahan gambar kerja maupun perhitungan, pihak manajemen
konstruksi berhak meminta penjelasan gambar kerja maupun perhitungan
terhadap pihak perencana.

2.3. Perjanjian Kerja


Perjanjian kerja merupakan perjanjian antara pekerja/buruh dengan
pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
kewajiban para pihak. Pada dasarnya perjanjian kerja hanya dilakukan oleh
dua belah pihak yakni pengusaha atau pemberi kerja dengan pekerja atau
buruh. Mengenai hal-hal apa saja yang diperjanjikan diserahkan sepenuhnya

29
kepada kedua belah pihak yakni antara pengusaha atau pemberi kerja dan
pekerja atau buruh. Apabila salah satu dari para pihak tidak menyetujuinya
maka pada ketentuannya tidak akan terjadi perjanjian kerja, karena pada
aturannya pelaksanaan perjanjian kerja akan terjalin dengan baik apabila
sepenuhnya kedua belah pihak setuju tanpa adanya paksaan. Perjanjian kerja
dapat dibuat baik secara tertulis maupun lisan. Perjanjian kerja yang dibuat
secara tertulis maupun lisan harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Secara yuridis, berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka
(15) Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan hubungan
kerja merupakan hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah. Jika ditinjau berdasarkan pengertian diatas antara perjanjian kerja
dengan hubungan kerja memiliki kaitan yang saling berhubungan, hal ini akan
mengakibatkan adanya hubungan kerja yang terjadi antara pemberi
kerja/pengusaha dengan pekerja/buruh. Pengertian tersebut memiliki arti
bahwa hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan
adanya perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerja, upah, dan perintah.
Pengertian tersebut jelaslah bahwa hubungan kerja terjadi setelah adanya
perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh yang memuat unsur
pekerja, upah, dan perintah.

2.3.1. Proses Pelelangan


Menurut Wulfram I. Ervianto (2005), Pelelangan dapat didefinisikan
sebagai kegiatan yang menyediakan barang atau jasa untuk menciptakan
persaingan yang sehat serta memenuhi syarat. Pelaksanaan pelelangan dilakukan
oleh pemilik proyek (owner) dengan mengundang beberapa perusahaan pelaksana
(kontraktor) untuk mengajukan besarnya dana rencana yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan suatu proyek. Sistem pelelangan memiliki beberapa metode, yaitu :
1. Pelelangan umum adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia barang atau
jasa yang dilakukan secara umum atau terbuka, sehingga masyarakat umum
bisa mengikutinya.

30
2. Pelelangan terbatas adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia barang
atau jasa dimana jumlah penyedia barang atau jasa diyakini terbatas yaitu
untuk pekerjaan yang kompleks.
3. Pemilihan langsung, adalah sebuah metode pemilihan untuk penyedia barang
atau jasa dengan melakukan perbandingan antara beberapa penyedia barang
atau jasa yang nantinya akan dipilih satu sebagai pemenang.
4. Penunjukan langsung, adalah sebuah metode pemilihan penyedia barang atau
jasa dengan melakukan penunjukkan langsung terhadap 1 (satu) penyedia
barang atau jasa sebagai pemenang.
Setelah pelelangan dilakukan maka ada tahapan berikutnya yaitu
mengenail perjanjian kontrak pembayaran. Beberapa jenis perjanjian kontrak
pembayaran pada pengerjaan suatu proyek adalah sebagai berikut :
1. Fixed price adalah sebuah perjanjian kontrak kerjasama dengan harga atau
biaya yang telah disepakati.
2. Unit price adalah sebuah perhitungan yang dilakukan berdasarkan tiap harga
satuan volume pekerjaan.
3. Cost plus fee adalah sebuah perhitungan terhadap jumlah total biaya proyek
yang nantinya ditambahkan dengan jasa dari pelaksana proyek yang sudah
disepakati.
Proyek Pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor)
Kabupaten Batang ini sistem pelelangan dilakukan melalui Layanan Pengadaan
Secara Elekronik (LPSE) Kabupaten Batang. LPSE adalah sistem pengadaan
barang dan jasa yang dilaksanakan secara elektronik oleh pemerintah. Sistem
pelelangan ini dapat diikuti secara umum dan terbuka bagi semua penyedia barang
dan jasa sehingga meningkatkan transparansi dalam proses pengadaan barang dan
jasa. Pada proyek Pembangunan Gedung Olahraga Indoor (GOR Indoor)
Kabupaten Batang pemenang pelaksana proyek atau kontraktor yaitu PT. FILIA
PRATAMA yang berdomisili di Tanjung Selor Hilir Kalimantan Utara.

2.3.2. Rencana Kerja

31
Rencana Kerja merupakan salah satu bagian penting bagi kontraktor
didalam melaksanakan suatu pekerjaan. Rencana Kerja dimaksudkan agar pihak
kontraktor dan pemilik proyek mengetahui dengan jelas dan pasti tentang lingkup
pekerjaan dan waktu yang diberikan untuk masing-masing tahapan pekerjaan.
Bentuk Rencana Kerja yang ada tertuang dalaam Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
serta Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang meliputi :
1. Time Schedule
Time Schedule adalah suatu bentuk rencana yang berupa tabel, dan berisi jenis-
jenis pekerjaan disertai waktu dimulainya suatu pekerjaan sampai berakhirnya
pekerjaan tersebut. Tetapi pada umumnya, time schedule tidak memperhatikan
masalah biaya dan kurang jelas menunjukkan hubungan antara jenis pekerjaan
satu sama lain.
2. Kurva S
Kurva S merupakan grafik yang menyatakan hubungan antara bobot komulatif
kemajuan pekerjaan dalam persen dengan waktu pekerjaan dalam satuan
waktu. Kurva S juga membantu dalam mengamati perkembangan proyek setiap
hari, sehingga akan memudahkan untuk mengetahui apabila terjadi
kemunduran atau keterlambatan dalam proyek. Kurva S juga dapat digunakan
untuk menilai prestasi kerja kontraktor hingga masa berakhirnya proyek.
Namun, dalam keadaan asli dilapangan masih terjadi banyak permasalahan
yang tidak sesuai dengan tahapan yang sudah direncanakan dalam Kurva S.
Hal ini tentunya akan semakin menambah keterlambatan dalam penyelesaian
proyek. Permasalahan yang di timbulkan dapat berupa masalah teknik maupun
non-teknis yang sukar diselesaikan.
3. Shop Drawing (Gambar Rencana)
Shop Drawing dibuat dengan tujuan agar tidak ada kesalahan serta untuk
memperlancar jalannya pekerjaan. Dengan adanya gambar-gambar dan detail-
detail lain, dimaksudkan untuk memperjelas dan memudahkan pelaksana untuk
memahami design. Selain itu, shop drawing juga sangat disarankan jika terjadi
perubahan gambar dari rencana semula, gambarnya pun harus lebih lengkap
dan harus disertai persetujuan dari perencana dan pengawas.

32
4. Tenaga Kerja dan Waktu Kerja
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang memegang peranan penting dan sangat
menentukan dalam keberhasilan pelaksanaan suatu pembangunan proyek.
Alokasi tenaga kerja yang baik dan benar untuk tiap jenis pekerjaan dalam
proyek sangat diperlukan. Pemilihan tenaga kerja yang tepat akan
memperlancar proyek, menghemat biaya proyek dan akan berpengaruh
terhadap mutu dan kualitas pekerjaan.
Tenaga kerja yang terlibat dalam proyek Pembangunan Gedung Olahraga
Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang ini menggunakan sistem borongan,
terdiri dari mandor, tukang dan pembantu tukang. Ada juga sebagian yang
menggunakan sistem harian.
1) Tenaga ahli meliputi manajer proyek dan tenaga pelaksana yang
tingkatan pendidikan adalah sarjana (S-1) yang memiliki pengalaman di
bidang masing-masing yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
membantu mengelola pelaksaan pembangunan suatu proyek mulai dari
awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan,
menyelenggarakan urusan pengawasan teknis pelaksanan pekerjaan
dilapangan serta mengadakan pengawasan sehari-hari terhadap kegiatan
pemborongan dan peninjauan segi kuantitas dan kualitas.
2) Bos Borongan atau mandor dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis
dalam taraf tertentu, misalnya dapat membaca gambar-gambar
konstruksi, dapat membuat hitungan-hitungan ringan dan dapat
membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan.
3) Tukang merupakan tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya berdasarkan
pengalaman serta cara kerja yang sederhana.
4) Pembantu tukang adalah tenaga kerja yang bekerja dengan
mengandalkan kondisi fisik yang kuat dan sehat serta tanpa berbekal
keahlian tertentu.
b. Waktu Kerja

33
Waktu kerja pada pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Olahraga
Indoor (GOR Indoor) Kabupaten Batang ditetapkan sebagai berikut :
1. Waktu kerja dimulai dari hari senin sampai hari minggu dengan waktu
kerja setiap harinya dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.
2. Waktu istirahat selama enam puluh menit, yaitu dari pukul 12.00 WIB
sampai dengan pukul 13.00 WIB dan kemudian pekerjaan dilanjutkan
hingga pukul 16.00 WIB.
3. Waktu kerja lembur adalah pelaksanaan pekerjaan di luar waktu kerja
biasa. Pekerjaan ini dilakukan apabila ada pekerjaan yang perlu
diselesaikan segera, yang mana penambahan jam kerja diatur sesuai
dengan persetujuan yang telah disepakati bersama. Untuk pekerjaan
lembur dilakukan setelah pukul 19.00 WIB dan berhenti pada pukul
22.00 WIB.

34

Anda mungkin juga menyukai