2.1 Umum
Dalam dunia konstruksi, sebuah proyek dapat didefinisikan sebagai satu
kali usaha dalam jangka waktu yang telah ditentukan dengan sasaran yang jelas,
yaitu mencapai hasil yang telah dirumuskan pada waktu awal pembangunan
proyek yang akan dimulai. Artinya, hal tersebut mengacu pada rangkaian aktivitas
yang mempunyai dimensi biaya, mutu dan waktu, guna mewujudkan sesuatu
gagasan. Adapula pendapat ahli yaitu proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat
direncanakan dan dapat dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan
mempergunakan sumber-sumber untuk mendapakan hasil yang diinginkan (Glive
Gray, 2002).
Perkembangan sebuah proyek dimulai dari adanya perencanaan dan
pelaksanaan hingga menjadi kenyataan secara fisik di lapangan. Untuk
menyelesaikan suatu proyek sangat diperlukan suatu perencanaan yang matang,
mulai dari penjajakan terhadap kemungkinan realisasi proyek, kelayakan proyek,
perencanaan, pelaksanaan hingga pada pengoperasian serta pemeliharaan proyek
tersebut. Salah satu faktor yang berperan penting unutk mewujudkanya adalah
pengelolaan proyek yaitu bagaimana menciptakan manajemen proyek,
administrasi dan susunan organisasi yang baik.
Prosedur administrasi dan susunan organisasi yang baik akan tercapai hasil
pembangunan suatu proyek seperti yang diharapkan, sehingga proyek besar
maupun proyek kecil harus menerapkan sistem tersebut agar sesuai dengan yang
diharapkan. Menurut Glive Gray (2002) faktor-faktor organisasi dan administrasi
memegang peranan yang sangat penting, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan,
yaitu:
a. Apabila manajemen proyek, administrasi dan organisasi tidak berjalan
dengan baik dikhawatirkan tujuan utama untuk menyelesaikan sebuah
proyek tidak akan tercapai atau terjadi keterlambatan dalam pengerjaan
proyek yang dikerjakan.
b. Apabila manajemen proyek, administrasi dan organisasi tidak berjalan
seperti yang diharapkan maka dapat dikatakan bahwa pengerjaan proyek
tersebut dapat mengalami keterlambatan karena adanya permasalahan di
8
internal organisasi maupun adanya permasalahan dengan pihak eksternal
organisasi.
Banyak pihak yang harus dilibatkan dan pihak-pihak tersebut harus
mengadakan kerja sama yang baik, sehingga segala hal yang dikerjakan dapat
terselesaikan dengan tepat waktu serta memiliki mutu yang tinggi. Organisasi
merupakan wadah atau bentuk kerjasama beberapa pihak yang terlibat dalam
bentuk struktur organisasi. Untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditetapkan
bersama, maka akan diadakan pembagian kerja dimana masing-masing orang
mempunyai tugas dan wewenang serta kedudukan yang saling berkaitan. Untuk
itu diperlukan suatu struktur organisasi yang dapat mengatur hubungan vertikal
maupun hubungan horizontal, sehingga dapat terjaminnya struktur organisasi
yang baik.
2.2 Administrasi
Administrasi yang baik dan teratur, akan dapat menetapkan segala
peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang harus dipatuhi, misalnya dalam
bidang keuangan, kepegawaian, dan sebagainya (Dipohusodo, 1995). Peraturan
dan ketetapan tersebut mempunyai tujuan dan sasaran sesuai dengan bidangnya
masing-masing, yaitu:
9
Administrasi keuangan bertujuan untuk menjamin keberhasilan
terlaksananya program pembangunan dengan sempurna, serta menyusun dan
mengawasi pemasukan dan pengeluaran keuangan.
Dari uraian di atas, dalam penyusunan administrasi yang baik maka harus
ada hal-hal sebagai berikut:
a. Kelompok manusia.
b. Kerjasama dalam kelompok.
c. Kerja tim/usaha/proses.
d. Bimbingan/kepemimpinan/pengawasan.
e. Tujuan.
10
Bila kegiatan tersebut merupakan kegiatan dibidang pembangunan sebuah
proyek, maka yang dibutuhkan adalah administrasi proyek. Administrasi proyek
11
Sumber: PT. Ramayana & Co.
12
13
diusahakan adanya pengaturan hubungan vertikal dan horisontal yang harmonis
sehingga betul-betul menjamin terciptanya suatu kerja sama yang baik.
14
pelaksana dan pihak pengawas. Permasalahan-permasalahan yang ditemui oleh
mandor selama pekerjaan berlangsung dapat langsung ditanyakan kepada pihak
pelaksana.
15
b. Konsultan pengawas: pengawasan terhadap bahan/material, pengawasan
terhadap waktu pelaksanaan, pengawasan terhadap mutu pelaksanaan,
bertujuan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
dalam pelaksanaan proyek dan menjaga syarat teknis perkerjaan.
c. Kontraktor: pengawasan pihak kontraktor menitik beratkan pada
pencapaian mutu sesuai persyaratan teknis dengan penyelesaian perkerjaan
tepat waktu dengan biaya yang seekonomis mungkin. Pengawasan oleh
kontraktor diharapkan dapat memenuhi syarat dalam kontrak dan berusaha
menghindari denda keterlambatan.
2.4 Organisasi
Pengertian bentuk organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya
kegiatan-kegiatan dari dua individu atau lebih dibawah satu koordinasi dan
berfungsi untuk mempertemukan menjadi satu tujuan. Untuk mengoptimalkan
proses mengorganisir proyek maka dilakukan diferensiasi pekerjaan, yang terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan.
b. Mengelompokkan pekerjaan.
c. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan.
d. Mengetahui wewenang dan tanggung jawab, serta melakukan pekerjaan.
e. Menyusun mekanisme koordinasi.
16
c. Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat karena komunikasi
mudah.
Adapun kekurangan dari organisasi garis antara lain:
a. Bentuk organisasi tidak fleksibel.
b. Kemungkinan pimpinan bertindak otokratis cukup besar.
c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar, jika salah satu hilang akan
terjadi kekacauan.
Gambar 2.3 Bentuk struktur organisasi garis
17
b. Jika pejabat garis mengabaikan gagasan dari staf, maka gagasan menjadi
tidak berguna.
c. Bagi pelaksana operasional, perbedaan antara perintah dengan saran tidak
selalu jelas.
18
c. Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga
koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan.
19
Kekurangan organisasi matriks antara lain:
a. Penanggung jawab ganda dapat membuat kebingungan dan kebijakan yang
kontradiktif.
b. Sangat memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal.
c. Dapat mengarah pada konflik antar bagian.
20
membangun dan pembuatan penjelasan yang lebih rinci tentang rumusan
kebutuhan tersebut, penuangan dalam bentuk rancangan awal, pembuatan
rancangan yang lebih rinci dan pasti, persiapan administrasi untuk pelaksanaan
pembangunan dengan memilih calon pelaksana, kemudian pelaksanaan
pembangunan pada lokasi yang telah disediakan, serta pemeliharaan dan
persiapan penggunaan bangunan tersebut (Saung ilmu, 2011). Berikut uraian
mengenai tahapan-tahapan tersebut:
21
Dalam proyek pembangunan Jimbaran Commercial Center yang
melakukan kegiatan studi kelayakan dilaksanakan oleh pihak kontraktor pelaksana
yaitu PT. Satria Cipta Asta Kencana.
2.5.3 Tahap Penjelasan (Briefing)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memungkinkan pemilik proyek
menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diizinkan, sehingga konsultan
perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat
taksiran biaya yang diperlukan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana
dan tenaga ahli.
b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.
c. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan
implikasinya, serta rencana pelaksanaan.
d. Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat
menggambarkan denah dan batas-batas proyek.
Pada Proyek pembangunan Jimbaran Commercial Center tahap penjelasan
dilaksanakan oleh pihak PT. Satria Cipta Asta Kencana.
22
2.5.5 Tahap Pengadaan/ Pelelangan (Procurement/ Tender)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana
yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan. Kegiatan-kegiatan yang
mungkin dilakukan dalam tahap ini adalah:
a. Proses prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan
usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia
barang/jasa sebelum memasukkan penawaran.
b. Dokumen kontrak merupakan metoda penyampaian dokumen penawaran
berdasarkan jenis barang/jasa yang akan diadakan dan metode
penyampaian dokumen penawaran tersebut harus dicantumkan dalam
dokumen lelang.
23
dilaksanakan, penggunaan persekot karya yang dipercayakan, ihktisar
upah perkerjaan, kemajuan pekerjaan, mengumpulkan bukti tertulis akibat
bahan/material, alat, dan keperluan lainnya kepada kepala proyek.
Pada Proyek pembangunan Jimbaran Commercial Center pelaksanaan
pembangunan struktur dilakukan oleh PT. Satria Cipta Asta Kencana selaku
kontraktor.
24
a. Mempunyai hak tertinggi dalam penentuan kebijaksanaan serta
pengambilan keputusan mengenai pembangunan.
b. Mengambil keputusan terakhir dalam penentuan segala sesuatu yang
terkait dengan pembangunan proyek.
c. Menerima atau menolak saran pada tahap perencanaan, anggaran biaya
pelaksanaan dan lain-lain yang ada hubungannya dengan proses
pembangunan proyek.
d. Mengambil keputusan terakhir tentang pemilihan kontraktor, penyalur
bahan, konsultan perencana, serta konsultan-konsultan ahli yang telah ada.
e. Menandatangani semua surat perintah kerja (SPK) dengan kontraktor,
serta mengesahkan dokumen pembayaran kepada kontraktor.
f. Merumuskan dan menyampaikan keinginan, sasaran yang hendak dicapai.
g. Menyediakan dana dan sarana yang diperlukan, sesuai dengan jumlah dan
jadwal yang telah disepakati.
h. Menunjuk atau membentuk sebuah tim atau wakil yang diberi wewenang
penuh untuk membuat keputusan yang sah dan mengikat.
i. Mengambil ketetapan, pengarahan dan keputusan secepatnya untuk
menjamin kelancaran pekerjaan.
Hubungan kerja antara pemberi tugas, konsultan dan kontraktor pada
proyek pembangunan Jimbaran Commercial Center dapat digambarkan sebagai
berikut:
25
Pada Proyek pembangunan Jimbaran Commercial Center merupakan
proyek swasta, dimana pemilik proyek ini adalah PT. Ramayana & Co. Proyek
pembangunan Jimbaran Commercial Center menunjuk Langdon & Seah Indonesia
(LSI) sebagai perwakilan pemilik yang membantu mengawasi pada setiap tahap
kegiatan proyek yang disebut owner representative.
26
d. Membuat rencana anggaran biaya bangunan.
e. Memproyeksikan keinginan atau ide pemilik ke dalam desain bangunan.
f. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain bisa terwujud.
g. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi.
Pada proyek pembangunan Jimbaran Commercial Center tim Pelaksana
proyeknya adalah PT. Satria Cipta Asta Kencana. Adapun struktur organisasi PT.
Satria Cipta Asta Kencana dalam Proyek pembangunan Jimbaran Commercial
Center dapat dilihat pada bagan berikut ini:
27
a. Menguasai detail kontrak dan spesifikasi teknis kontrak.
b. Menyusun Rencana Mutu Proyek termasuk jadwal serta metode kerja
bersama-sama dengan Site Manager pada awal proyek.
c. Menyusun Rencana Anggaran Pelaksana (RAP) berdasarkan RAP awal
dari Estimate Manager dan mempresentasikan pada Direksi hingga
diperoleh persetujuan.
d. Mengidentifikasikan dan menyelesaikan masalah yang timbul selama
proses kegiatan konstruksi di proyek.
Pada Proyek Pembangunan Jimbaran Commercial Center yang menjadi
Pimpinan Proyek adalah Ir. I Wayan Y Sutrisna sekaligus pemegang kekuasaan
tertinggi pada organisasi di lapangan.
28
j. Menjamin tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang memadai,
tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor, tersedianya
dana pembayaran upah/opname Mandor.
Proyek pembangunan Jimbaran Commercial Center selaku Manager
Lapangan adalah Ir. Slamet Kuswadi yang memiliki tanggung jawab kepada
manager proyek untuk membantu kelancaran pekerjaan di lapangan.
2.6.4.5 Supervisor
Pada proyek Jimbaran Commercial Center selaku Supervisor ialah
Masruri. Berikut ini adalah tugas dari supervisor antara lain:
a. Menjalankan tugas lapangan sesuai dengan schedule mingguan/bulanan
yang dibuat site manager.
b. Mengkoordinasikan pekerjaan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
29
c. Membuat laporan pekerjaan sesuai dengan format yang telah disepakati.
d. Menjamin terlaksananya pekerjaan sesuai dengan persyaratan mutu dan
waktu yang telah ditentukan.
e. Bertanggung jawab kepada Site Manager.
30
2.6.4.8 Surveyor
Pada proyek Jimbaran Commercial Center selaku Surveyor ialah Anuary
Setyady, yang memiliki tugas antara lain:
a. Membuat rencana dan mengusulkan kepada Site Manager
mengenai kebutuhan alat-alat ukur (Theodolit, Auto level, dan
Aksesorisnya) sesuai dengan besarnya areal dan jadwal master kerja.
b. Memastikan pengadaan alat-alat ukur yang telah disetujui Site
Manager perihal jumlah, jenis, dan kelayakan pakai.
c. Memastikan bahwa hasil survei di lapangan sesuai dengan
persyaratan teknis yang ditentukan.
d. Melaporkan dan berkomunikasi langsung dengan site manager,
bila terjadi ketidaksesuaian gambar dengan keadaan di lapangan.
2.6.4.9 Mekanik
Pada proyek Jimbaran Commercial Center selaku Mekanik ialah Andrik
Setyawan, yang memiliki tugas antara lain:
a. Mengatur dan mengontrol semua peralatan yang mendukung pelaksanaan
pekerjaan.
b. Mengkoordinasikan dengan site manager dan supervisor untuk
penggunaan peralatan di lapangan.
c. Memastikan semua peralatan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan di lapangan siap pakai.
2.6.4.10 Logistik
Pada proyek Jimbaran Commercial Center selaku Logistik memiliki
tugas antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada Project Manager.
b. Bertanggung jawab terhadap pengadaan jumlah dan mutu material yang
diperlukan dalam pelaksanaan proyek tepat pada waktunya.
c. Menjaga keamanan material dan alat-alat yang disimpan di dalam gudang
penyimpanan.
d. Mengurus dan bertanggung jawab terhadap semua surat-surat transaksi
peralatan maupun material sebagai arsip.
31
e. Membuat laporan keuangan, absensi pegawai dan tenaga kerja.
f. Mengawasi pengadaan, pemakaian dan penempatan material di gudang.
g. Mengadakan pengecekan atas kebenaran barang yang datang dari rekanan
harus sesuai dengan yang diminta.
h. Menerima dan mengeluarkan barang.
2.7 Tender
Pengertian tender pelaksanaan suatu bangunan dalam bidang
pemborongan jasa konstruksi, atau sering juga disebut pelelangan, adalah salah
satu sistem pengadaan bahan dan jasa. Dalam bidang jasa konstruksi tender
dilakukan oleh pemberi tugas, dengan mengundang beberapa perusahaan
kontraktor untuk mendapatkan satu pemenang yang mampu melaksanakan
pekerjaan sesuai persyaratan yang telah ditentukan dengan harga yang sesuai.
Tujuannya adalah untuk mencari kontraktor yang dapat memenuhi syarat dalam
pelaksanaan pekerjaan fisik pembangunan sesuai dengan kriteria pelelangan
tersebut. Proses pelelangan ini dilakukan untuk mendapatkan penawaran harga
terendah namun masih dapat dipertanggungjawabkan (Keppres Nomor 18 Tahun
2000).
32
b. Local Competitive Bidding (LCB), atau pelelangan proyek-proyek yang
didanai dengan loan luar negeri tetapi hanya melibatkan kontraktor lokal.
c. Pelelangan untuk proyek-proyek yang dibiayai dengan dana dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah,
maupun dari instansi-instansi Badan Usaha Milik Negara.
33
melaksanakan pekerjaan jasa pelaksana konstruksi dengan nilai proyek sampai
dengan Rp. 1.000.000.000.
Permohonan sertifikasi dan registrasi badan usaha jasa pelaksana
konstruksi untuk kualifikasi Gred 2 atau K1 bisa diajukan oleh perusahaan baru
berdiri dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Perusahaan dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Perseroan
Komanditer (CV) dan Firma atau Koperasi.
b. Memiliki tenaga ahli bersertifikat keterampilan (SKT) dengan kualifikasi
tingkat I untuk ditetapkan sebagai penanggung jawab teknik (PJT) dan
penanggung jawab klasifikasi/bidang (PJK/PJB) dengan ketentuan sebagai
berikut: PJT dibutuhkan satu orang tenaga terampil, PJK/PJB dibutuhkan
satu orang tenaga terampil sesuai klasifikasi yang diajukan perusahaan.
c. Memiliki modal dan kekayaan bersih mulai Rp. 50.000.000 sampai dengan
Rp. 200.000.000.
34
penanggung jawab klasifikasi/bidang (PJK/PJB) dengan ketentuan: PJT
dibutuhkan satu orang tenaga terampil dan PJK/PJB dibutuhkan satu orang
tenaga terampil sesuai klasifikasi/bidang yang diajukan perusahaan.
d. Memiliki modal dan kekayaan bersih lebih dari diatas Rp.200.000.000.
35
memiliki kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan jasa pelaksana konstruksi
dengan nilai proyek sampai dengan Rp. 50.000.000.000.
Permohonan sertifikasi dan registrasi badan usaha jasa pelaksana
konstruksi (kontraktor) untuk kualifikasi Gred 5 atau M1/M2 bisa diajukan oleh
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) non PMA dengan ketentuan:
a. Kualifikasi Gred 5/M1
Bisa diajukan oleh perusahaan atau badan usaha Perseroan Terbatas (PT)
yang baru berdiri dan memiliki nilai kekayaan bersih/modal disetor diatas
Rp. 1.000.000.000 atau bisa diajukan oleh perusahaan atau badan usaha
Perseroan Terbatas (PT) yang telah memiliki sertifikat badan usaha (SBU)
dengan kualifikasi Gred 4 versi Peraturan LPJK No. 2 Tahun 2013 atau
kualifikasi K3 versi Peraturan LPJK No. 10 Tahun 2013.
b. Kualifikasi Gred 5/M2
Bisa diajukan oleh perusahaan atau badan usaha Perseroan Terbatas (PT)
yang telah memiliki pengalaman kerja dan telah memiliki Sertifikat Badan
Usaha (SBU) dengan kualifikasi Gred 5 versi Peraturan LPJK No. 2 Tahun
2013 atau kualifikasi M1 versi Peraturan LPJK No. 10 Tahun 2010.
Adapun persyaratan utama pada kualifikasi kecil Gred 5 antara lain:
a. Memiliki laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik.
b. Memiliki sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
c. Memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian (SKA) untuk ditetapkan
sebagai penanggung jawab teknik (PJT) dan penanggung jawab
klasifikasi/bidang (PJK/PJB).
d. Kualifikasi Gred 5/M2; Tenaga ahli untuk PJT harus memiliki SKA
dengan kualifikasi Ahli Madya, Tenaga ahli untuk PJK/PJB harus
memiliki SKA dengan kualifikasi Ahli Muda.
e. Kualifikasi Gred 5/M1 Tenaga ahli untuk PJT atau PJK/PJB harus
memiliki SKA dengan kualifikasi Ahli Muda.
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan selama melaksanakan kerja
praktek pada proyek pembangunan Jimbaran Commercial Center bahwa PT.
Satria Cipta Asta Kencana memenuhi kualifikasi penyedia jasa/kontraktor pada
Kualifikasi Kecil Gred 5/M2.
36
2.9 Pelelangan Proyek Konstruksi
Pelelangan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk
menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat
diantara penyedian barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan
metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak
yang terkait secara taat sehingga terpilih penyedia terbaik (Wulfram I.
Erviantomanajemen proyek konstruksi hal. 51).
37
c. Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi
penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dialakukan melalui
persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan
memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur
yang jelas dan transparan.
d. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
barang/jasa termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara
evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya
terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi
masyarakat luas dan umumnya.
e. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi
calon penyedia barang/jasa yang tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara atau alasan apapun.
f. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun
manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintah dan
pelayanan masyarakat sesuai prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku
dalam pengadaan jasa.
2.9.3 Paket Lelang Jasa Konstruksi
Paket lelang jasa konstruksi terdiri dari dokumen lelang dan rancangan
kontrak, yang dirinci sebagai berikut:
a. Surat undangan untuk mengikuti lelang, pada surat ini menjelaskan
tentang jadwal kapan jawaban harus diterima, kemungkinan kunjungan ke
lokasi proyek, dan lain-lain.
b. Kerangka acuan penjelasan perihal latar belakang proyek, tujuan dan
lingkup jasa konstruksi, produk-produk yang harus dihasilkan, dan jangka
waktu penyelenggaraan konsultasi.
c. Ringkasan kriteria seleksi, dalam dokumen lelang diikutsertakan ringkasan
kriteria seleksi agar para peserta memahami aspek yang akan dianalisis
berikut nilai atau bobotnya terhadap butir-butir pokok.
d. Format Proposal, hal ini adalah serangkaian pertanyaan dan informasi
yang disusun dalam format tertentu. Jawaban dan tanggapan atas
38
pertanyaan tersebut akan menjadi dasar penilaian proposal yang diajukan
peserta lelang.
e. Rancangan kontrak, disamping dokumen-dokumen tersebut diatas, pada
dokumen-dokumen lelang dilampirkan pula rancangan kontrak yang
nantinya akan ditandatangani oleh pemenang lelang dan pemakai jasa
konsultan. Rancangan kontrak dipaket lelang dimaksudkan agar para
peserta berkesempatan mempelajari pasal-pasalnya. Hal ini akan banyak
membantu memberikan masukan dalam rangka menyiapkan proposal.
39
negosiasi, baik secara teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang
wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
e. Swakelola, adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan
dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri atau
upah borong tenaga. Swakelola dapat dilaksanakan oleh pangguna jasa,
instansi pemerintah, kelompok masyarakat/lembaga swadaya masyarakat
penerima hibah. Jenis pekerjaan yang memungkinkan dilaksanakan secara
swakelola diantaranya adalah pekerjaan yang bertujuan meningkatkan
kemampuan teknis sumber daya manusia instansi pemerintah yang
bersangkutan, pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansi pengguna
barang atau jasa yang bersangkutan serta pekerjaan proyek percontohan
bersifat khusus untuk pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum
dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa.
40
b. Nama dan alamat penyedia.
c. Harga penawaran terkoreksi.
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
e. Hasil evaluasi pelelangan untuk seluruh peserta yang dievaluasi (Hendra
Susanto & Hediana Makmur, Auditing Proyek Konstruksi, hal. 60).
41
jasa, sehingga yang menjadi kontraktor pelaksana pada proyek pembangunan ini
adalah PT. Satria Cipta Asta Kencana. Sistem penunjukan langsung ini dapat
berlaku dikarenakan pengguna jasa dan penyedia jasa sudah pernah melaksanakan
dan menjalin kerjasama yang mirip dengan proyek ini antara lain pada proyek
pembangunan Mall Ramayana pada beberapa daerah di Denpasar dan Badung.
b.10 Kontrak
Dalam dunia konstruksi, perjanjian antara pihak owner dengan pihak
kontraktor terikat dalam sebuah kontrak kerja. Pengaturan hukum kontrak kerja
proyek konstruksi diatur oleh pihak yang terlibat dan sesuai dengan ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (KUHP pasal 1601b). Kontrak
proyek konstruksi ini berupa dokumen tertulis dan wajib menjelaskan tentang
kesepakatan keselamatan umum dan tertib bangunan karena sebuah proyek
konstruksi merupakan pekerjaan yang mengandung resiko tinggi.
42
ini digunakan jika proyek tersebut harus diselesaikan dalam waktu yang singkat
sementara rencana dan spesifikasinya belum dapat terselesaikan.
43
c. Retensi 20 % yaitu sebesar Rp. 5.771.340.713,00
(lima milyar tujuh ratus tujuh puluh satu juta tiga ratus empat puluh ribu
rupiah) dibayar setelah masa pemeliharaan selesai.
44