Anda di halaman 1dari 40

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

2.1 Umum

Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi dasar dalam manajemen

untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh organisasi. Pengorganisasian ini

berkaitan dengan pengelompokan kegiatan, pengaturan orang maupun sumber

daya lainnya dan mendelegasikannya kepada individu ataupun unit tertentu

untuk menjalankannya sehingga diperlukan penyusunan struktur organisasi

yang memperjelas fungsi-fungsi setiap bagian dan sifat hubungan antara

bagian-bagian tersebut.

Dengan demikian, jelas bahwa penyusunan struktur organisasi

merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi atau perusahaan,

baik organisasi tersebut berskala kecil maupun besar tetap memerlukan struktur

organisasi yang jelas untuk mencapai sasaran organisasi yang ditetapkan.

Secara definisi, yang dimaksud dengan struktur organisasi menurut

Schermerhorn (1996) adalah sistem tugas, alur kerja, hubungan pelaporan dan

saluran komunikasi yang dikaitkan secara bersama dalam pekerjaan individual

maupun kelompok.

Struktur organisasi dalam sebuah organisasi biasanya digambarkan

dalam bentuk bagan struktur organisasi (organization chart) yaitu suatu

diagram yang menggambarkan pengaturan posisi pekerjaan dalam organisasi

yang diantaranya juga termasuk garis komunikasi dan wewenangnya.

Proyek merupakan suatu kegiatan yang sangat kompleks yang

membutuhkan struktur organisasi. Menurut D.I Cleland dan W.R. King (1987),

8
9

proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu

wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Sebuah

proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik.

Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan

mengatur tahap–tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran. Struktur

organisasi proyek dapat di definisikan sebagai pengorganisasian dalam lingkup

pekerjaan proyek kontruksi yang mempunyai hubungan kerjasama yang baik

dan bertanggung jawab antara semua unsur-unsur yang terkait agar dapat

mencapai suatu keberhasilan semua jenis pekerjaan yang dihasilkan, ketetapan,

dan kelancaran pekerjaan.

Struktur organisasi proyek dibentuk agar pelaksanaan proyek berjalan

dengan lancar tanpa adanya tumpang tindih antara wewenang dan kewajiban,

karena hal tersebut setiap unit kerja yaitu pemilik proyek, konsultan dan

kontraktor perlu mengatur sistem organisasi masing-masing dengan ketentuan

yang dihadapi.

Secara umum, tujuan struktur organisasi adalah sebagai berikut.

a. Menentukan tujuan bersama dalam organisasi.

b. Menentukan semua jenis pekerjaan yang diperlukan.

c. Menempatkan orang-orang yang bertugas pada bagian pekerjaan tersebut

d. Mengelompokan jenis-jenis pekerjaan tersebut.

e. Menghindarkan pekerjaan dari tumpang tindih dengan dilaksanakannya

pembagian tugas serta tanggungjawab sesuai keahlian.

f. Meningkatkan penggunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia

secara maksimal.
10

2.2 Unsur – Unsur Pelaksanaan Proyek

Pada umumnya unsur-unsur pelaksaan proyek terbagi menjadi tiga,

yakni pemberi tugas (Owner), kontraktor, dan konsultan. Ketiga unsur tersebut

memiliki tugas dan tanggungjawab sesuai fungsi masing-masing untuk dapat

menyukseskan sebuah proyek.

Berdasarkan kepres RI no 80 tahun 2003, bagan koordinasi proyek

adalah sebagai berikut.

DINAS PEKERJAAN UMUM


OWNER

KONSULTAN SUPEVISI KONTRAKTOR PELAKSANA

Dengan:
= Hubungan Kontraktual
= Hubungan Fungsional

Gambar 2.1 Bagan Koordinasi Proyek

Berdasarkan bagan di atas, terlihat bahwa masing-masing unsur

memiliki hubungan yang ditandai dengan garis penuh dan garis putus-putus.

Garis penuh menandakan adanya hubungan kontraktual sedangkan garis putus-

putus menandakan hubungan fungsional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dalam penjelasan berikut.


11

1. Hubungan Fungsional

Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai fungsi masing –

masing pihak yang terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara konsultan

perencana dan kontraktor. Misalnya ada tahap disain dimana konsultan

perencanan berfungsi sebagai perencana, kontraktor belum berfungsi.

Demikian pulasebaliknya pada saat kontraktor berfungsi sebagai

pelaksana konstruksi konsultan perencana sudah tidak berfungsi. Bila pada

saat pelaksanaan konstruksi terdapat masalah yang berkaitan dengan

perencanaan, penyelesaian masalah tergantung hubungan kerjasama

(kontrak) antarapemilik dengan konsultan perencana dan kontraktor.

2. Hubungan Kontraktual

Hubungan kerjasama (kontrak) adalah hubungan berdasarkan

kontrak antara 2 pihak atau lebih yang terlibat kerjasama.Kontrak

merupakan kesepakatan (perjanjian) secara sukarela antara 2 pihak yang

mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan ini dicapai setelah satu pihak

penerima penawaran yang diajukan oleh pihak lain untuk melakukan

sesuatu sebagaimana yang tercantum dalam penawaran.

2.3 Struktur Organisasi

2.3.1 Struktur Organisasi Proyek

Dalam suatu proyek tentunya memiliki struktur organisasi

tersendiri yang terdiri dari Owner, Kontraktor, dan Konsultan. Bentuk


12

struktur organisasi mengikuti besar pekerjaan dan banyaknya unsur yang

terlibat di dalamnya.

Dalam proyek lanjutan peningkatan jalan Gurimbang – Tanjung

Perangat - Sukan ini memiliki struktur organisasi tradisional/umum yakni

sebagai berikut.

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


LANJUTAN PENINGKATAN JALAN GURIMBANG – TANJUNG
PERANGAT - SUKAN

PEMILIK (OWNER)

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

KONSULTAN SUPERVISI KONTRAKTOR

CV. CITRA KONSTRUKSI PT. MEKAR SARI UTAMA INDAH

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek

2.3.2 Struktur Organisasi Pemilik (Owner)

Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah

orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau

menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang

membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa proyek peningkatan

jalan Kabupaten Berau ini dikendalikan oleh Kementerian Pekerjaan

Umum. Secara umum, hak dan kewajiban pemilik proyek antara lain:

1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).


13

2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan

yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.

3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang

dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.

4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

5. Menyediakan dana dan membayar kepada pihak penyedia jasa

sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.

6. Mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan

dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang

untuk bertindak atas pemilik.

7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).

8. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai

dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan

apa yang dikehendaki;

Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner:

1. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK)

2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah

direncanakan

3. Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas

hasil pekerjaan konstruksi

4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang

tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat

perjanjian kontrak. Misalnya pelaksanaan pembangunan dengan


14

bentuk dan material yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan

Syarat – Syarat (RKS)

5. Dalam melaksanakan pembangunan seorang pemilik proyek dapat

meminta konsultan pengawas atau manajemen kostruksi untuk

mengatur agar proyek dapat berjalan dengan lancar, sehingga owner

tidak perlu repot memantau proyek. Namun owner dapat membuat

jadwal rapat mingguan atau bulanan untuk membahas proyek agar

sesuai dengan cita – cita dan keinginan yang diharapkan pemilik

proyek.

Pemilik Proyek (owner) Proyek Lanjutan Peningkatan Jalan

Gurimbang - Tanjung Perangat - Sukan adalah kuasa pengguna anggaran

(Dinas Pekerjaan Umum dan Penataaan Ruang Kabupaten Berau),

sehingga semua kebijakan pelaksana kegiatan, pelaksana Satuan Kerja

(Satker) harus sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

14/PRT/M/2011 Tanggal 14 November 2011, Lampiran 4.1 yaitu:

1. Merancang sistem manajemen pelaksanaan yang sesuai dengan situasi

kondisi, dan sumber daya yang ada pada paket pekerjaan yang

bersangkutan serta menerapkan Sistem Manajemen Mutu dan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang sesuai,

sehingga hasil pekerjaan dapat dijamin sesuai dengan mutu, biaya, dan

waktu yang telah ditetapkan serta nihil kecelakaan kerja.

2. Menyiapkan administrasi keuangan, surat keputusan dan struktur

organisasi termasuk personil pelaksanan kegiatan.


15

3. Menyiapkan rencana kerja dengan memperhatikan ketentuan

mengenai kewajiban mengutamakan Peningkatan Penggunaan

Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri.

4. Melakukan konsultasi pelaksanaan kegiatan dengan Koordinator

Wilayah/ Atasan Langsung/ Atasan.

5. Pelaksana Satker harus selalu berkoordinasi dengan unit perencanaan

dan pengawasan Teknik, guna mengoptimalkan produk perencanaan

dan pengawasan pelaksanaan, serta untuk mendapatkan jenis

penanganan yang paling sesuai dan optimal.

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Direksi Dinas Pekerjaan Umum


Proyek Lanjutan Peningkatan Jalan
Gurimbang – Tanjung Perangat – Sukan
16

2.3.3 Struktur Organisasi Kontraktor

Kontraktor adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk

untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya, atau

dalam definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah

diterima dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani

surat perjanjian pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan

dengan pemberian proyek.

Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik

proyek (owner) dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim

pengawas dari owner serta dapat berkonsultasi secara langsung dengan

tim pengawas terhadap masalah yang terjadi dalam pelaksanaan.

Tugas dan kewajiban sebagai kontraktor dalam suatu proyek

adalah sebagai berikut:

1. Kontraktor Pelaksana wajib menyelesaikan proyek sesuai dengan

jadwal dan biaya yang tercantum dalam Surat Perjanjian Kerja

(Kontrak).

2. Kontraktor Pelaksana wajib memobilisasi peralatan dan material ke

lokasi proyek.

3. Berkewajiban melaporkan perkembangan proyek kepada pimpinan

proyek.

4. Berkewajiban membuat Job Mix Formula.

5. Wajib membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.


17

6. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan tagihan pembayaran,

sesuai dengan bobot pekerjaan yang disetujui dan dituangkan dalam

Montly Certificate (MC).

7. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan revisi desain bila gambar

dan RAB dalam Suatu Proyek bermasalah/tidak sesuai.

8. Mengajukan Perubahan Kontrak (Addendum), bila ada pekerjaan

yang mengalami perubahan.

9. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan Serah terima

Pertama/Profesional Hand Over (PHO), bila pekerjaan telah selesai

100%.

10. Kontraktor Pelaksana tetap melaksanakan pemeliharaan terhadap

pekerjaan yang telah selesai hingga Serah terima Terakhir/Final

Hand Over (FHO) yang jangka waktunya telah dituangkan dalam

Surat Perjanjian (Kontrak).

11. Kontraktor Pelaksana selalu berkoordinasi dengan Pemimpin

Bagian Pelaksana Kegiatan dan Konsultan Pengawas dalam

melaksanakan pekerjaan.

Dalam upaya pelaksanaan proyek yang baik dan terstruktur, maka

kontraktor tentu memiliki organisasi. Organisasi kontraktor pada proyek

peningkatan lanjutan jalan gurimbang – tanjung perangat – sukan,

tersusun seperti dalam bagan berikut ini.


18

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Kontraktor


Proyek Pekerjaan Lanjutan Peningkatan Jalan
Gurimbang – Tanjung Perangat – Sukan

Setiap posisi dalam struktur organisasi di atas memiliki tugas dan

wewenangnya masing-masing. Berikut penjelasan mengenai tugas dan

wewenang dari struktur organisasi PT. Mekar Sari Utama Indah.


19

A.) Direktur

Direktur merupakan fungsi jabatan tertinggi dalam sebuah

perusahaan, seperti Perseroan Terbatas (PT) yang secara garis besar

bertanggungjawab mengatur perusahaan secara keseluruhan.

Tugas dan wewenang direktur adalah sebagai berikut.

1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan

dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan

kesekretariatan.

2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan

peralatan perlengkapan.

3. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan

serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

4. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening

penggunaan air dari langganan.

5. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif

6. Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi.

7. Memimpin rapat umum dalam hal:

a. Untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib, keadilan dan

kesempatan bagi semua pihak agar berkontribusi secara tepat.

b. Menyesuaikan alokasi waktu per item masalah.

c. Menentukan urutan agenda.

d. Mengarahkan diskusi ke arah konsensus.

e. Menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan


20

8. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya

dengan dunia luar.

9. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari

board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan

efektivitas.

10. Mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh BOD

atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan,

dalam meeting-meeting BOD.

Selain memiliki tugas dan wewenang, direktur bertanggung

jawab atas kerugian PT yang disebabkan karena direktur tidak

menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan PT

anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT, serta UU

No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Atas kerugian PT,

direktur akan dimintakan pertanggungjawabannya baik secara perdata

maupun pidana.

Apabila kerugian PT disebabkan kerugian bisnis dan direktur

telah menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan

PT anggaran dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta

UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, maka direktur

tidak dapat dipersalahkan atas kerugian PT.


21

B.) Site Manager

Site Manager merupakan penanggung jawab bidang perencanaan

teknis dan pengendalian operasionalnya.

Tugas dan wewenang site manager adalah sebagai berikut.

 Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek.

 Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran

Proyek.

 Menyusun schedule bulanan dan mingguan berdasarkan

master schedule kontrak kerja.

 Merencanakan kebutuhan SDM dan teknologi.

 Merencanakan penggunaan material dan peralatan

 Merencanakan metoda kerja / sistem pelaksanaan bersama

dengan Engineering, bagian Mechanical Electrical dan

Nominaterd Sub Contactor (NSC).

 Mengusulkan pengembangan karyawan melalui pendidikan

dan pelatihan.

 Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek.

 Memimpin / mengarahkan secara langsung para

Subkontraktor, Mandor dan Pelaksana proyek untuk

memenuhi persyaratan biaya, mutu, waktu, dan safety yang

telah disepakati.

 Melakukan koordinasi dengan bagian lain (internal) terkait

untuk kelancaran pelaksanaan proyek.


22

 Melakukan koordinasi dengan GA (General Affair) terkait

dengan urusan umum.

 Melakukan koordinasi dengan MR (Management

Representatif) terkait audit.

 Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan

optimalisasi keuntungan proyek.

 Melakukan koordinasi dengan Safety terkait dengan K3.

 Melakukan koordinasi dengan Owner / Konsultan terkait

pelaksanaan proyek.

 Melakukan koordinasi dengan Suplier / Subkontraktor terkait

kelancaran pelaksanaan proyek.

 Melakukan koordinasi dengan Logistik dan Mekanik yang

terkait dengan material dan peralatan.

 Melakukan koordinasi dengan Quality Control terkait dengan

mutu pekerjaan.

 Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek

 Memproses detail Berita Acara tagihan.

 Menyusun detail / materi progress claim untuk disetujui oleh

Project Manager dan Pemberi Tugas.

 Mendistribusikan shop drawing ke setiap Supervisor.

 Memastikan pelaksanaan kerja sehari-hari di lapangan sesuai

jadual yang dibuat.

 Mengendalikan pelaksanaan biaya proyek guna mencapai

target biaya, mutu, waktu dan safety.


23

 Menyetujui nilai progres pekerjaan Mandor yang diajukan

oleh Chief Supervisor / Supervisor.

 Mengendalikan sumber daya dalam pelaksanaan proyek.

 Melakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan

(pemilik proyek / konsultan).

 Melaksanakan, mensosialisasikan, mengembangkan dan

mengendalikan penerapan peraturan tata tertib, sistem dan

prosedur proyek.

 Memastikan bahwa aset yang ada di proyek terpelihara dengan

baik, termasuk memastikan alat ukur yang dipakai telah

dikalibrasi, ditera dan diverifikasi.

 Memfasilitasi kegiatan audit di proyek.

 Membuat laporan kegiatan proyek.

 Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project

Manager.

 Memotivasi, mengarahkan dan membina bawahan untuk

mencapai sasaran.

 Melaksanakan pengembangan karyawan dan peningkatan

disiplin kerja bawahan.

 Mengusulkan perubahan status karyawan (rotasi, mutasi,

promosi, sanksi dan demosi) sejauh wewenang yang dimiliki.

 Melaksanakan tugas lain terkait pekerjaan yang diberikan oleh

atasan.
24

 Melaksanakan Prosedur sesuai SMM ISO 9001: 2008 &

OHSAS.

 Memastikan keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan

kerja selama pelaksanaan.

 Mengontrol pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek.

 Memastikan tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang

memadai.

 Memastikan tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan

oleh mandor / Subkontraktor.

 Memastikan tersedianya dana pembayaran upah / opname

mandor.

 Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai IK (Instruksi Kerja)

yang berlaku.

 Memastikan keselamatan kerja selama pelaksanaan proyek.

 Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat

kesesuaian antara rencana dan realisasinya.

 Mengontrol penggunaan peralatan safety dan peralatan

surveyor.

 Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkontraktor / NSC

 Bersama PM mengevaluasi kinerja Subkont berdasarkan hasil

kerja di lapangan untuk masukan kepada Dept. Logistic.

 Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun

peralatan.
25

 Mengontrol personil / SDM proyek serta disiplin kerja

bawahan.

C.) Quality Engineer

Tugas utama seorang Quality Engineer adalah harus menjamin

bahwa mutu material, mutu hasil pelaksanaan oleh kontraktor

memenuhi persyaratan/ketentuan dalam dokumen kontrak. Quality

Engineer harus benar-benar paham mengenai semua standar prosedur

pengujian laboratorium yang ditetapkan dalam dokumen kontrak dan

mempunyai pengetahuan mengenai teknologi bahan serta kendali

mutu.

Tugas dan wewenang Quality Engineer adalah sebagai berikut.

1. Menyusun program dan perencanaan pembangunan konstruksi.

2. Memahami dan menguasai pasal-pasal dalam dalam dokumen

kontrak fisik, terutama tata cara pengukuran dan pembayaran

pekerjaan dan perhitungan volume terukur.

3. Mengawasi serta melakukan pengendalian dan pelaksanaan fisik

pekerjaan. Sehingga semua pembayaran pekerjaan kepada

kontraktor betul-betul didasarkan kepada ketentuan yang

tercantum dalam dokumen kontrak.

4. Membuat dan menghimpun semua data sehubungan dengan

pengendalian volume pekerjaan.

5. Memeriksa kesesuaian volume yang tertuang dalam semua “Shop

Drawing” yang diajukan oleh kontraktor.


26

6. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan

bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.

7. Merancang dan merencanakan program sistem manajemen mutu

pelaksanaan proyek konstruksi dan melakukan pengawasan

penerapan sistem, program dan perencanaan manajemen mutu

konstruksi proyek.

8. Melakukan pengawasan dan pemantauan secara ketat atas

mutu/kualitas hasil pelaksanaan pekerjaan dan tidak mentoleransi

adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan pekerjaan.

9. Memahami dan menguasai pasal-pasal dalam dalam dokumen

kontrak, terutama terkait dengan kualitas pekerjaan.

10. Mengawasi serta melakukan pengendalian pelaksanaan fisik

pekerjaan di lapangan agar pekerjaan bisa terkendali dan

terkontrol secara baik.

11. Membuat dan menghimpun semua data sehubungan dengan

pengendalian pekerjaan.

12. Mengajukan pengetesan atau pengujian terhadap bahan-bahan

atau material yang baru di datangkan oleh kontraktor.

13. Mengawasi dan memberi laporan kepada dinas tetang pengujian

lab. terhadap hasil pelaksanaan dilapangan yang akan ditagihkan

kontraktor.

14. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan

bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.


27

D.) Safety / K3

Safety/K3 merupakan pihak yang bertanggung jawab atas

terjaminnya keselamatan dan keamanan dari pelaksanaan pekerjaan.

Adapaun uraian dan tanggung jawab Safety/K3 adalah sebagai berikut.

a. Membuat perencanaan kegiatan Kesehatan dan keselamatan kerja.

 Bersama dengan Safety Team Merencanakan sasaran dan

program kerja urusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

 Merencanakan kebutuhan APAR dan peralatan K3.

 Menyusun jadwal inspeksi audit K3 di proyek.

b. Mengatur kegiatan operasional Kesehatan dan keselamatan kerja.

 Melakukan koordinasi dengan divisi terkait untuk Kesehatan

dan keselamatan kerja.

 Mengatur penempatan APAR.

 Mengatur kegiatan tanggap darurat K3 proyek.

 Melakukan koordinasi dengan divisi terkait peralatan dan

pelanggaran standar K3.

 Melakukan koordinasi dengan instansi terkait (RS,

Jamsostek, pihak kepolisian dan aparat setempat).

c. Melaksanakan kegiatan operasional Kesehatan dan keselamatan

kerja.

 Menjamin dipatuhinya peraturan penggunaan peralatan K3.

 Menginventarisasi perlengkapan K3 di proyek.


28

 Mengidentifikasi, menginventarisasi dan membuat laporan

tertulis tentang semua potensi kejadian kebakaran, kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kondisi kerja.

 Mencegah dan menanggulangi kebakaran dan kecelakaan

kerja.

 Melakukan kerjasama dengan pihak RS dalam hal penangan

kecelakaan kerja.

 Memberikan penyuluhan program kerja K3 proyek melalui

program Safety Induction, Safety Morning dan Tool Box

Meeting.

 Melakukan Safety Control dengan menerbitkan Surat Ijin

Bekerja untuk pekerjaan beresiko tinggi dan melakukan Safety

Patrol setiap hari dan mencatat hasilnya

 Melakukan pemeriksanaan atas perbaikan yang telah

dilaksanakan.

 Melaksanakan pelatihan K3 dan pemadaman kebakaran bagi

setiap unit kerja, serta mengevaluasi dan membuat laporan

hasil pelatihannya.

 Membuat usulan pengembangan sistem dan prosedur K3

 Menindaklanjuti kejadian kecelakaan kerja, membuat

Laporan Kecelakaan, Investigasi dan Penyelesaian.

 Membuat Laporan Bulanan kepada atasan.

 Melakukan penanganan ketidaksesuaian dengan cara:


29

- Memerintahkan penghentian pekerjaan apabila

ditemukan kondisi berbahaya atau pekerjaan berbahaya

dilakukan tanpa Surat Ijin Bekerja.

- Membuat Laporan Ketidaksesuaian K3 (LK-K3) yang

ditemukan dalam inspeksi K3 maupun Safety Patrol

- Membuat surat peringatan (bila perlu)

 Mengikuti rapat koordinasi Proyek.

 Melaksanakan tugas lain terkait yang diberikan oleh atasan.

 Memelihara kebersihan dan kerapian area kerja.

d. Mengontrol pelaksanaan operasional Kesehatan dan keselamatan

kerja.

 Mengontrol pelaksanaan sistem dan prosedur K3 proyek.

 Mengontrol penggunaan peralatan K3 proyek.

 Mengontrol persediaan peralatan K3 proyek.

 Memantau kelayakan alat / kendaraan berat dalam kaitannya

dengan keselamatan kerja.

 Mengontrol ijin kendaraan berat proyek, SIO dan masa berlaku

SIO.

E.) Pelaksana Lapangan

Pelaksana Lapangan merupakan pihak yang mampu melakukan

kegiatan langsung, mengkoordinir mengarahkan dan mengawasi

teknisi mandor dan pekerja dalam melaksanakan tahapan kegiatan

pekerjaan jalan sesuai gambar kerja spesifikasi dan metode kerja.


30

Berikut adalah uraian tugas dan wewenang pelaksana lapangan

yang antara lain adalah:

1. Menerapkan Pelaksanaan pekerjaan jalan, sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan ketentuan pengendalian

lingkungan kerja sesuai peraturan perundang undangan yang

berlaku yang antara lain adalah:

 Menerapkan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Undang-

Undang no 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi (UUJK)

sesuai fungsi dan perannya.

 Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

kerja (SMK3) sesuai undang-undang n0 13 Tahun 2003 Tentang

kentenagakerjaan.

 Menerapkan Pengendalian Lingkungan Kerja

2. Melakukan Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan yang antara lain

adalah:

 Mengidentifikasi dan memberikan penjelasan tentang gambar

kerja serta metode kerja

 Menerapkan koordinasi dan kebutuhan sumber daya dilapangan

 Menerpakan Persiapan pelaksanaan Pekerjaan Jalan

3. Melaksanakan Pekerjaan Jalan yang antara lain adalah

 Melakukan Optimalisasi pengunaan bahan, tenaga kerja dan

perlatan

 Melakukan pemeriksaan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan

 Menginstruksikan perbaikan hasil pekerjaan jalan


31

4. Membuat laporan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan yang antara lain

adalah:

 Menghitung Volume hasil pekerjaan harian

 Menyusun laporan jumlah pemakaian perlaatan bahan dan

tenaga kerja harian

 Mencatat keadaan cuaca

 Mencatat hambatan non teknis dilapangan

 Membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan

F.) Administrasi Teknik

Peran administrasi proyek dimulai dari masa persiapan

pelaksanaan pembangunan sampai dengan pemeliharaan dan

penutupan kontrak kerja. Tugas administrasi dan keuangan proyek

bangunan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk

pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan

spesialisai keahlian masing-masing sesuai posisi organisasi

proyek yang dibutuhkan.

2. Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek,

laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar

hutang dan lain-lain.

3. Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang

akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.


32

4. Melayani tamu – tamu intern perusahaan maupun ekstern dan

melakukan tugas umum. Mengisi data-data kepegawaian,

pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data

kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta tunjangan

karyawan.

5. Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan

serta retribusi.

6. Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor

nasional dengan banyak proyek maka bertugas juga membuat

laporan ke kantor pusat serta menyiapkan dokumen untuk

permintaan dana ke bagian keuangan pusat.

7. Membantu project manager terutama dalam hal keuangan dan

sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek

dapat berjalan dengan baik.

8. Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau

kepolisian mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam

pelaksanaan pekerjaan pembangunan.

9. Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas,

alat-alat proyek dan sejenisnya.

10. Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika

proyek yang dikerjakan berskala besar sehingga melakukan

pemborongan kembali kepada kontraktor spesialis sesuai dengan

item pekerjaan yang dikerjakan.


33

11. Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek

serta data-data proyek.

G.) Kepala Logistik

Tugas dan wewenang kepala logistik adalah sebagai berikut.

1. Memeriksa dan memastikan material dan barang yang masuk

sudah sesuai dengan pesanan.

2. Membuat rencana penempatan material dan bahan (lay out)

sesuaai dengan jenis material dan tingkat bahayanya.

3. Merencanakan pengamanan bahan-bahan berbahaya (rambu-

rambu, prosedur penanganan bahan berbahaya, pembuatan

eyewash, dan jumlah penempatan APAR.

4. Menempatkan dan menyimpan material sesuai rencana.

5. Meminta MSDS (Material Sheet Data Safety) atau Lembar

Keselamatan Bahan Beracun dan Berbahaya dari supplier.

6. Memastikan rekanan mengetahui dan sanggup mengikuti

persyaratan sistem K3 yang diterapkan perusahaan.

7. Memverifikasi sistem MK3L rekanan (apabila memiliki sertifikat)

atau memastikan rekanan membuat surat pernyataan kesanggupan

mengikuti mutu dan K3 (jika tidak memiliki sertifikat).

8. Mengadakan sosialisasi MK3L kepada rekanan dan dibuat

notulen, undangan dan daftar hadirnya.

9. Menyimpan MSDS sesuai jenisnya.


34

10. Mensosialisasikan MSDS dan penanganannya kepada unit kerja

terkait.

11. Menempatkan material atau bahan-bahan sesuai dengan yang

direncanakan.

12. Melaksanakan pekerjaan lain terkait MK3L sesuai perintah atasan.

13. Membmbing bawahannya untuk bekerj dengan orientasi MK3L.

14. Membuat laporan realisasi kebutuhan material secara periodic.

15. Memelihara bukti kerjanya.

Sedangkan untuk tanggun jawab kepala logistik adalah:

1. Menyusun rencana jadwal pengadaan material di proyek.

2. Melaksanakan proses pengadaan sesuai dengan wewenang

pengadaaan proyek.

3. Memonitor dan mengendalikan pengadaan material di proyek.

4. Membuat laporan pengadaan material.

H.) Surveyor

Berikut adalah tugas dan tanggung jawab surveyor.

1. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya

pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan

penggambaran data-data lapangan.

2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah

dilakukan sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan

melakukan tindak koreksi dan pencegahannya.


35

3. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk

memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah

mewakili kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk

pembayaran terakhir.

4. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk

memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang

benar dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan

kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau detail

desain.

5. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai

dengan gambar rencana.

6. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan

pengukuran tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama

untuk pekerjaan.

7. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala

proyek.

I.) Kepala Mekanik

Tugas dan wewenang kepala mekanik adalah sebagai berikut.

1. Menerapkan Keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan

hidup (K3-LH) yang antara lain adalah mengidenifikasi potensi

bahaya dan resiko kecelakaan kerja dengan cermat, menentukan

dampak dari kecelakaan kerja dan menghidarinya, menerapkan


36

semua prosedur K3-LH dan mengikuti sosialisasi dan penjelasan

K3-LH yang diberikan.

2. Menerapkan komunikasi di tempat kerja yang antara lain adalah

menerima dan menyalurkan informasi, menyampaikan dan

menerima informasi dengan baik, menerapkan system pelaporan

sesuai prosedur.

3. Menerapkan Kerja sama ditempat kerja yang antara lain adalah

mengidentifikasi tujuan dan peran kelompok serta memberikan

kontribusi efektif dan tepat dalam pertemuan kelompok.

4. Mengidentifikasi komponen utama engine yang antara lain adalah

melakukan identifikasi spesifikasi teknik engine dan

mengidentifikasi struktur dan fungsi system mekanis, system

bahan bakar, system pelumasan, system pendingin dan system

udara masuk dan gas buang engine.

5. Melaksanakan pemeliharaan engine yang antara lain adalah

melakukan identifikasi spesifikasi teknis engine, melakukan

identifikasi system pada engine, meyiapkan tools, suku cadang

dan bahan yang dipergunakan serta melaksanakan pemeriksaan,

pengukuran dan penyetelan serta penggantian suku cadang.

6. Melaksanakan Perbaikan ringan (minor repair) engine yang antara

lain adalah mempelajari surat perintah kerja perbaikan,

menyiapkan buku panduan/shop manual yang sesuai membongkar

dan membershkan komponen yang akan diperbaiki. Memeriksa

dan menganalisa kerusakan komponen, menyusun dan


37

mengajukan suku cadang yang diperlukan, memeriksa kesesuaian

dan memasang suku cadang yang diperlukan dan menguji hasil

perbaikan.

7. Melaksanakan Perbaikan (Major Repair) engine yang antara lain

adalah mempelajari surat perintah kerja perbaikan, menyiapkan

buku panduan/shop manual yang sesuai membongkar engine

sesuai prosedur, memeriksa dan menganalisa kerusakan

komponen serta menyusun dan mengajukan suku cadang yang

diperlukan.

8. Menganalisa dan mengatasi gangguan (trouble shooting) engine

alat berat yang antara lain adalah mempelajari surat perintah kerja

perbaikan, menyiapkan buku panduan/shop manual yang sesuai,

membongkar komponen yang akan diperbaiki, memeriksa dan

menganalisa kerusakan komponen, menyusun dan mengajkan

suku cadang yang diperlukan, memeriksa kesesuaian dan

memasang suku cadang yang diperlukan dan menguji hasil

perbaikan.

9. Membuat Laporan Pekerjaan yang antara lain adalah

mengkompilasi data dari semua proses pekerjaan, menyusun data

kedalam form laporan dan menyampaikan laporan pekerjaan

kepada atasan.
38

J.) Man Power

Man power merupakan seluruh tenaga pekerja yang ikut dalam

pelaksanaan pekerjaan. Man power terdiri dari para pekerja, tukang,

supir dan operator alat berat. Dimana tugas dan wewenangnya adalah

mengerjakan proyek dengan sebaik mungkin dengan menjaga mutu

dan waktu sesuai kontrak dan mengikuti prosedur keselamatan yang

ada.

2.3.4 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas (Supervisi) adalah pihak yang ditunjuk oleh

pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan.

Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha atau perorangan. Dalam

proyek lanjutan peningkatan jalan gurimbang – tanjung perangat – sukan

menunjuk CV. Citra Konstruksi sebagai konsultan supervisi teknis di

lapangan.

Konsultan Pengawas memiliki wewenang sebagai berikut:

a.) Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi

penyimpangan terhadap kontrak kerja.

b.) Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak

memperhatikan peringatan yang diberikan.

c.) Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai

dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.


39

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas


Proyek Pekerjaan Lanjutan Peningkatan Jalan
Gurimbang – Tanjung Perangat – Sukan

Sama halnya dengan kontraktor, setiap posisi dalam struktur

organisasi di atas memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing.

Berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang dari struktur organisasi

CV. Citra Konstruksi.

A.) Site Engineer

Tugas site engineer adalah sebagai berikut.

1. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan

pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik

ditandatangani.
40

2. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan

pekerjaan, untuk menyiapkan rekomendasi secara terinci atas

usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan.

3. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini

akan dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan major serta pemeliharaan jalan.

4. Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan

pekerjaan.

5. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan

major tidak akan terlambat selama masa mobilisasiuntuk masing-

masing paket kontrak dalam menentukanlokasi, tingkat serta

jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan

dalam dokumen kontrak.

6. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikankegiatan-

kegiatan kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu

pelaksanaanpekerjaan.

7. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan

dalam mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang

timbul baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan

kontrak.

8. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan

penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun

laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.

9. Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.


41

10. Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan

material/bahan di lapangan. Mengikuti petunjuk-petunjuk dan

persyaratan yang telah ditentukan terutama sehubungan dengan:

Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan

monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-

perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan

ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan.

11. Membantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dalam

penyelesaian administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini

termasuk mengumpulkan data proyek seperti kemajauan

pekerjaan, kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat

koordinasi dilapangan, data pengukuran kuantitas, pembayaran

kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam dalam bentuk

laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk

mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap

kesulitan yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual

untuk menghindari keterlambatan pekerjaan.

B.) Administrasi/Sekretaris/Operator Komputer

Administrasi / Sekretaris / Operator Komputer merupakan tenaga

pendukung untuk membantu tenaga ahli (Site Engineer dan Chief

Inspector). Setiap tenaga pendukung adalah lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Sipil/sederajat.


42

Tugas dan tanggung jawab administrasi/ sekretaris/ operator

komputer adalah sebagai berikut.

1. Melaksanakan pekerjaan administrasi proyek administrasi teknik.

2. Proses penagihan dan pembayaran (Monthly Certificate)

3. Perubahan pekerjaan

4. Addendum / amandemen kontrak

5. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

6. Klaim – klaim

7. Mencatat, menyimpan dan mengelolah segala dokumen yang

berkaitan dengan kegiatan diproyek.

8. Mengelola kegiatan di proyek terutama menyangkut pelaksanaan

di lapangan dan dokumen pelaksanaan lainnya yang penting.

9. Mengadministrasikan baik laporan kegiatan maupun segala yang

timbul yang diakibatkan oleh selama pelaksanaan dilapangan dan

lain-lain.

C.) Chief Inspector

Tugas dan wewenang Chief Inspector adalah sebagai berikut.

1. Pengendalian terhadap kuantitas bahan dan pekerjaan yang

dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan

persyaratan yang telah ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

2. Mempersiapkan rekomendasi teknis sehubungan dengan variasi

volume kontrak.
43

3. Mengecek dan mengukur volume bahan dan pekerjaan yang

dihasilkan kontraktor, untuk dipakai sebagai dasar pembuatan

sertifikat pembayaran bulanan (Monthly Certificate).

4. Berpedoman Terhadap petunjuk teknis dan instruksi dari Site

Engineer, serta berupa agar Site Engineer dan Pejabat Pelaksana

Teknis Kegiatan selalu mendapat informasiyang diperlukan

sehubungan dengan pengawasan sesuai dengan desain yang

ditentukan.

5. Melakukan Pelaporan kepada Site Engineer dan atau Pejabat

Pelaksana Teknis Kegiatan apabila ternyata pelaksanaan

pekerjaan akan mengakibatkan terlampauinya volume pekerjaan

yang tercantum dalam Dokumen Kontrak.

6. Membuat catatan yang lengkap tentang pembayaran kepada

kontraktor, sehingga tidak terjadi pembayaran berganda atau

pembayaran lebih.

7. Mempelajarai pasal-pasal dalam Kontrak sehingga tata cara

pengukuran dan pembayaran pekerjaan kepada kontraktor benar-

benar didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam

Dokumen Kontrak.

8. Membuat dan menghimpun semua data yang berhubungan

dengan pengendalian pekerjaan serta memantau kemajuan

pekerjaan di lapangan.

9. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan

bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.


44

10. Membantu Site Engineer dalam menyiapkan data untuk Final

Payment.

11. Mengecek semua As Built Drawing yang dibuat oleh kontraktor.

D.) Inspector

Tugas dan tanggungjawab Inspector adalah sebagai berikut.

1. Membantu Chief Inspector Dan mengawasi pelaksanaan

pekerjaan dari aspek prosedur dan kuantitas pekerjaan

berdasarkan dokumen kontrak.

2. Bertanggung jawab Penuh Terhadap Chief Inspector untuk

mengawasi kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.

3. Melakukan Pemeriksaan gambar kerja kontraktor berdasarkan

gambar rencana serta memeriksa dan memberi ijin pelaksanaan

pekerjaan kontraktor.

4. Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan

pekerjaan agar sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi

teknis.

5. Berhak Menerima dan menolak hasil pekerjaan kontraktor

berdasarkan spesifikasi teknis.

6. Membuat laporan harian mengenai aktivitas kontraktor untuk

kemajuan pekerjaan, terdiri dari cuaca, material yang dating

(masuk), perubahan dan bentuk dan ukuran pekerjaan, peralatan

di lapangan, kuantitas dari pekerjaan yang telah diselesaikan,

pengukuran di lapangan dan kejadian-kejadian khusus.


45

7. Memeriksa gambar terlaksana (As Built Drawing).

8. Membuat catatan lengkap tentang peralatan, tenaga kerja dan

material yang digunakan dalam setiap pekerjaan yang merupakan

atau mungkin akan menjadi pekerjaan tambah (extra).

E.) Surveyor

Tugas dan tanggung jawab surveyor adalah sebagai berikut.

1. Bertanggung jawab langsung kepada Quantity Engineer.

2. Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor

terhadap titik-titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi

maupun elevasi.

3. Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan di

lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian yang didapat.

F.) Material Technician

Tugas dan tanggung jawab Material Technician adalah sebagai

berikut.

1. Melaksanakan pengambilan contoh tanah/ material dan

malakukan pengujian tanah/ material di laboratorium.

2. Mengevaluasi hasil tes tersebut dan bertanggung jawab terhadap

ketelitian dan kebenaran hasil yang diproses.

3. Melakukan pengawasan harian dan pemeriksaan mutu bahan di

laboratorium dan lapangan.

4. Mengambil sampel material yang akan diuji di laboratorium.


46

5. Memberikan saran dalam memecahkan masalah yang

menyangkut material.

6. Bertanggung jawab terhadap semua tes supply material.

7. Membuat laporan hasil uji laboratorium.

2.4 Hubungan Kerja

1. Hubungan Berdasarkan Kontrak

a.) Hubungan Kontraktor dengan Pemilik Proyek

Ikatan berdasarkan kontrak, kontraktor memberikan layanan jasa

profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan

pemilik proyek yang telah dituangkan kedalam gambar rencana dan

peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek

memberikan biaya jasa profesional kontraktor.

b.) Hubungan Konsultan dengan Pemilik Proyek

Terikat ikatan kontrak, dimana pengawas akan menyampaikan

perubahan – perubahan yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan di

lapangan dan Owner membayar atau mengurangi biaya perubahan

tersebut.

2. Hubungan Berdasarkan Fungsional

a.) Hubungan Kontraktor dengan Konsultan

Terikat hubungan fungsional. Perencana memberikan hasil desain

serta peraturan – peraturan pelaksanaan kepada pengawas. Pengawas

melaporkan hasil pekerjaan serta kendala – kendala teknis yang timbul

di lapangan guna dicari perubahan.


47

2.5 Penerapan Hubungan Kerja

Salah satu penerapan (aplikasi) hubungan kerjasama PT. Mekar Sari

Utama Indah selaku Kontraktor dengan Pemilik Proyek dan Konsultan

Supervisi adalah:

1. Mengadakan rekayasa lapangan atau pengukuran ulang kembali mengenai

volume pekerjaan yang akan dikerjakan bersama dengan Owner dan

konsultan supervisi.

2. Mengadakan rapat bulanan untuk membahas tentang progress

(perkembangan pelaksanaan) kerja di lapangan agar bisa dipantau dengan

kebutuhan volume kontrak dan juga penyesuaian pelaksanaan teknis.

3. Kontraktor Pelaksana, PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) dan

Konsultan Pengawas mengadakan sosialisasi dengan masyarakat bila

mengalami masalah yang berhubungan dengan masalah lahan, daerah urban

seperti penggusuran rumah, daerah pasar dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai