KONSTRUKSI
Juli 04, 2018
http://renijuniarti.blogspot.com/2018/07/administrasi-pelaksanaan-konstruksi.html
Proses administrasi proyek dimulai setelah salah satu penyedia jasa (kontraktor)
dinyatakan sebagai pemenang dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak dan
penerbitan Surat Perintah Kerja (SPMK) oleh pemberi jasa (Owner)
Berikut ini adalah tahapan kegiatan pelaksanaannya :
2. Request
Merupakan pemberitahuan oleh kontraktor pelaksana kepada konsultan pengawas
sewaktu akan memulai suatu pekerjaan yang bersifat prinsip dan berisikan metode
pelaksanaan, alokasi tenaga kerja, jenis material dan peralatan yang digunakan.
11. Berita Acara Penyerahan II (Dua) Pekerjaan / Final Hand Over ( FHO)
Berupa berita acara yang menerangkan bahwa pelaksanaan pekerjaan telah 100%
untuk dilakukannya serah terima ke dua pekerjaan kepada pengelola kegiatan
(Pengguna Jasa), berita acara ini dibuat setelah jaminan masa pemeliharaan selesai.
Kali ini kita akan membahas tentang organisasi dalam proyek dan bagaimana struktur
organisasinya.
Pertama-tama perlu kita ketahui dulu, apa sih organisasi proyek itu?
Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik.
Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur
tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran. Oleh karena itu unsur-
unsur yang terlibat dalam pengelolaan proyek harus saling bekerja sama dan
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah
diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing.
Lalu apa saja manfaat dan keuntungan dengan adanya organisasi dalam
suatu proyek?
1. Organisasi Tradisional
Jenis-jenis kontrak yang biasanya diterapkan pada organisasi proyek Tradisional yaitu
kontrak harga tetap, kontrak harga satuan, maksimum bergaransi, atau kontrak biaya
tambah-upah tetap
2. Organisasi Swakelola
Dalam struktur organisasi ini memiliki ciri yaitu pemilik proyek bertanggung jawab atas
perencanaan dan pelaksana proyek bertindak sebagai konsultan perencana dan
kontraktor. Pekerjaan dapat dikerjakan sendiri secara fakultif atau dikerjakan oleh
subkontraktor. Hampir sama dengan organisasi tradisional, hanya saja unit organisasi
pemberi tugas (pemilik proyek), konsultan dan kontraktor merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan organisasi pemilik proyek meskipun proyek telah selesai.
Pembentukan organisasi semacam ini didasarkan pada organisasi terpadu.
Jenis kontrak yang biasanya digunakan dalam struktur organisasi ini yaitu kontrak harga
tetap, kontrak harga satuan atau kontrak yang dinegoisasikan
Bentuk organisasi ini yaitu dimana konsultan kontraktor berfungsi sebagai perencana
dan pelaksana proyek. Dalam metode ini keseluruhan manajemen proyek yang meliputi
konsep perencanaan, perancangan, pelaksanaan kontruksi serta penyelesaian proyek
biasanya ditangani oleh satu perusahaan. Melibatkan kontraktor spesialis, jenis kontrak
yang diterapkan adalah kontrak harga tetap, kontrak harga maksimum bergaransi,
kontrak konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.
Pada organisasi seperti ini, garis kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada
setiap tingkat pimpinan dari yang teratas sampai terbawah. Tiap-tiap atasan mempunyai
sejumlah bawahan tertentu yang masing-masing memberi pertanggungjawaban akan
pelaksanaan tuagsnya kepada atasan itu. Tiap-tiap bawahan hanya mempunyai
seorang atasan, dan hubungan antara pejabat atasan dan bawahan berjalan melalui
suatu garis lurus.
Kekurangan :
- klien tidak jadi perhatian utama dari aktivitas yang dilakukan tim proyek
- divisi fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas-aktivitas khusus sesuai dengan
fungsinya, jarang berorientasi pada problem oriented.
Kelebihan :
- Kesatuan perintah dapat dipertahankan.
- Keahlian/spesialisasi dapat dikembangkan.
- Staff kaum theoritisi, sering mengabaikan cara-cara praktis dan pengalaman yang
diperoleh pimpinan pelaksan
Kelebihan :
- Semua anggota tim proyek secara langsung bertanggung jawab terhadap manajer
proyek yang satu-satunya direktur proyek
- Manajer Proyek mempunyai wewenang penuh untuk mengelola proyek, meski harus
melapor ke eksekutif senior, ada perhatian khusus proyek.
- Rantai komunikasi menjadi pendek, antara manajer proyek dengan eksekutif secara
langsung, akan mengurangi kesalahan akibat distorsi informasi.
Kekurangan :
- Bila organisasi induk mempunyai banyak proyek yang harus dikerjakan, biasanya
proyek akan mengusahakan sendiri sumber daya sehinga terjadi duplikasi usaha dan
fasilitas
- Struktur ini akan tambah biaya yang cukup mahal bagi organisasi induk, karena akan
berdiri sendiri dengan staf penuh.
- Bila proyek selesai akan terjadi masalah tentang nasib pejerja proyek yang ada,
apakah dihentikan atau tetap digaji selama menunggu proyek selanjutnya.
5. Organisasi Matrik
Organisasi matrik menggambarkan penggabungan organsiasi proyek fungsional dan
murni, memanfaatkan ahli dari berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam organisasi
fungsional sebagai bagian proyek tetapi tidak mengganggu proses pelaksanaan proyek
serta organoisasi fungsional perusahaan. Hamparan proyek memberikan dimensi
horizontal (lateral) pada orientasi vertikal dalam struktur fungsional. Wewenang
departemen-departemen fungsional mengalir vertikal dan wewenang proyek-proyek
yang melintasi departemen mengalir horizontal.
Kelebihan:
- Memaksimalkan efisiensi penggunaan manajer fungsionil.
- Mengembangkan ketrampilan karyawan dan merupakan tempat latihan yang baik bagi
manajer strategi.
- Tidak ada masalah yang berat yang akan menyusul berkenaan dengan nasib pekerja
proyek sudah selesai, karena orang-orang yang terlibat kembali bekerja pada unit
fungsional
Kekurangan :
- Dalam organisasi matriks terdapat kekuatan seimbang antara manajer fungsional dan
manajer proyek, sehingga bila terdapat perintah dari 2 manajer ada keraguan perintah
manajer mana yang dipenuhi
- Perpindahan sumber daya dari satu proyek ke proyek lain dalam rangka memenuhi
jadwal proyek bisa meningkatkan persaingan antar manajer proyek, masing-masing
manajer proyek ingin memastikan proyeknya yang akan sukses.
Kriteria-Kriteria Pemilihan
Berikut diberikan resume pilihan organisasi dan kondisi yang mensyaratkan pilihan
tersebut:
1. Waktu proyek terbatas, artinya jangka waktu, waktu mulai (awal proyek dan
waktu finish (akhir proyek) sudah tertentu.
2. Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek hanya sekali, bukan produk
rutin/berulang (pabrikasi).
3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda, dengan pola di awal
sedikit, berkembang makin banyak, menurun dan berhenti.
4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan, tahapan perancangan dan
pelaksanaan).
5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga beragam pula.
6. Lahan/lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan tempat proyek sudah
ditetapkan, tidak dapat sembarang tempat.
7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang berkaitan dengan bahan,
alat, tenaga, dan metoda pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan harus
memenuhi prosedur persyaratan tersebut.
8. Mempunyai administrasi dan dokumentasi yang jelas.
Tahap ini juga dapat dinamakan sebagai "Tahapan Konseptual". Pihak-pihak yang
terlibat
dalam tahap ini adalah : Pemilik proyek (owner) dan dapat dibantu oleh konsultan
perencana
dan atau konsultan manajemen konstruksi.
Tahap Pengadaan/Pelelangan