Anda di halaman 1dari 22

ADMINISTRASI PELAKSANAAN

KONSTRUKSI
Juli 04, 2018
http://renijuniarti.blogspot.com/2018/07/administrasi-pelaksanaan-konstruksi.html

Administrasi pelaksanaan proyek merupakan suatu sistem instruksi laporan evaluasi


koreksi secara terus menerus dari suatu proyek dan juga merupakan media kontrol
pekerjaan selama proses pelaksanaan berlangsung dan akan ditangani secara khusus.
Bersifat teknis san berhubungan dengan masalah pelaksanaan pekerjaan termasuk
surat, menyurat, kontrak dan segala perubahannya akan ditangani oleh bagian kontrak.

Proses administrasi proyek dimulai setelah salah satu penyedia jasa (kontraktor)
dinyatakan sebagai pemenang dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak dan
penerbitan Surat Perintah Kerja (SPMK) oleh pemberi jasa (Owner)
Berikut ini adalah tahapan kegiatan pelaksanaannya :

1. Preconstruction Meeting (PCM) atau Kick Off Meeting


Merupakan kegiatan yang menjelaskan bahwa telah dilakukannya penjelasan
lapangan/lokasi pekerjaan untuk diserah terimkaan kepada kontraktor pelaksana yang
dihadiri oleh pengelola proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas dan
kontraktor pelaksana. Bukti fisiknya adalah dalam bentuk Berita Acara Serah Terima
Lokasi Pekerjaan.
Tujuannya : Mempersiapkan koordinasi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka mencapai
kesepakatan mengenai : 1. dapat menyebutkan dan menjelaskan urutan persiapan
pelaksanaan konstruksi, 2. pasal-pasal dalam kontrak, 3. gambar-gambar dan rencana
kerja, 4. metode pelaksanaan kerja, 5. penjadwalan, 6. prosedur administrasi, dll.

2. Request
Merupakan pemberitahuan oleh kontraktor pelaksana kepada konsultan pengawas
sewaktu akan memulai suatu pekerjaan yang bersifat prinsip dan berisikan metode
pelaksanaan, alokasi tenaga kerja, jenis material dan peralatan yang digunakan.

3. Rapat Lapangan (Site Meeting)


Merupakan rapat koordinasi lapangan yang dipimpin oleh konsultan pengawas yang
membahas tentang permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil rapat lapangan
dituangkan dalam Notulen Rapat dan Berita Acara Rapat Lapangan yang memuat
uraian permasalahan, tanggapan dan kesimpulan  penyelesaian permasalahan terhadap
pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini juga memuat keterangan hari, tanggal, bulan, dan
tahun dilaksanakannya rapat lapangan serta daftar hadir dan tanda tangan dari peserta
rapat.

4. Laporan Kemajuan Pekerjaan (LKP)


Merupakan laporan yang  menerangkan tentang kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan
dalam bentuk Rekapitulasi Bobot Persentase pelaksanaan kegiatan yang tercapai
sebagai pedoman untuk pembayaran angsuran kontrak pelaksana. Laporan ini ditanda
tangani oleh konsultan pengawas, kontraktor pelaksana dan pengelola kegiatan
(pengguna jasa)

5. Mutual Check Nol (MC-O)


Merupakan salah satu kelengkapan yang wajib dibuat dan dilaksanakan karena ini akan
berpengaruh terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan apakah mengalami
perubahan, misal volume bertambah atau berkurang dan apakah tetap. Garis besar adri
pembuatan mutual check adalah berupa laporan persentase (%) dari semua item
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pada mutual check nol (MC 0%) memiliki beberapa
bagian yang perlu diketahui yaitu:
- Nama paket pekerjaan dan alamat
- Jenis uraian pekerjaan
- Harga satuan
- Volume Kontrak

6. Perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang


Merupakan kontrak anak dari kontrak pemborong yang berisikan perubahan-perubahan
dari kontrak induk beserta kelengkapan pendukung sehingga kontrak tersebut harus
dibuat dan dikeluarkan. Pekerjaan tambah kurang tersebut dituangakan dalam bentuk
Addendum ataupun Amandemen Kontrak.

7. Addendum dan Amandemen Kontrak


Addendum biasanya digunakan dalam istilah perubahan pada suatu perikatan atau
perjanjian atau kontrak, sedangkan Amandemen biasanya digunakan untuk perubahan
suatu undang-undang atau dasar hukum tertulis. Addendum adalah terdapatnya
perubahan yang harus dilakukan dengan melakukan penambahan pada alinea, paragraf
atau pasal atas suatu pernyataan, peraturan, undang-undang, perjanjian dll.
Amandemen adalah perubahan atas isi kontark/perjanjian yang sudah ada sebelumnya,
sifatnya hanya melakukan perubahan yang bisa dalam bentuk menambah atau
mengurangi pada alinea atau paragraf yang sudah ada sebelumnya.

8. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan


Berita acara yang memuat tentang penyempurnaan pekerjaan yang harus dilakukan
dalam masa pemeliharaan dalam rangka persiapan serah terima pertama pekerjaan.

9. Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan / PHO


Berupa berita acara yang menerangkan bahwa pelaksanaan pekerjaan telah 100%
untuk dilakukannya serah terima pertama pekerjaan kepada pengelola kegiatan
(Pengguna Jasa), yang memuai uraian tentang pemeliharaan terhadap bagian
pekerjaan jika ditemukan ccat pekerjaan yang masih dapat diterima oleh pihak
pengelola kegiatan.

10. Berita Acara Pemeriksaan Akhir Pekerjaan


Berita acara yang memuat tentang penyempurnaan pekerjaan yang telah dilakukan
dalam masa pemeliharaan dalam rangka persiapan serah terima kedua pekerjaan.

11. Berita Acara Penyerahan II (Dua) Pekerjaan / Final Hand Over ( FHO)
Berupa berita acara yang menerangkan bahwa pelaksanaan pekerjaan telah 100%
untuk dilakukannya serah terima ke dua pekerjaan kepada pengelola kegiatan
(Pengguna Jasa), berita acara ini dibuat setelah jaminan masa pemeliharaan selesai.

12. Dokumentasi Pelaksanaan Merupakan rangkuman dokumentasi pelaksanaan


pekerjaan yang dibuat oleh kontraktor pelaksana.

13. As Built Drawing


Merupakan rangkuman kegiatan yang dilaksanakan pekerjaan (Shop Drawing) yang
dibuat oleh kontraktor pelaksana dan telah disetujui untuk dilaksanakan.

14. Final Quantity (Laporan Akhir)


Merupakan rangkuman kegiatan yang dilaksanakan yang berisikan proses pelaksanaan
pekerjaan, perubahan-perubahan yang dapat dijadikan batasan pekerjaan yang telah
dilaksanakan pada tahap tersebut untuk tahap berikutnya jika ada.
Mind Mapping Administrasi Proyek
April 09, 2018
http://renijuniarti.blogspot.com/2018/04/mind-mapping-administrasi-proyek.html
STRUKTUR ORGANISASI
Maret 21, 2018
http://renijuniarti.blogspot.com/2018/03/struktur-organisasi.html

Kali ini kita akan membahas tentang organisasi dalam proyek dan bagaimana struktur
organisasinya.
Pertama-tama perlu kita ketahui dulu, apa sih organisasi proyek itu?

Organisasi proyek merupakan  sekelompok orang atau suatu sistem yang melibatkan


banyak pihak dari berbagai latar belakang ilmu dan keahlian yang terorganisir dan
terkoordinasi dalam suatu wadah tertentu, yang  bekerja sama melaksanakan tugas
pelaksanaan proyek dengan cara tertentu.

Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik.
Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur
tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran. Oleh karena itu unsur-
unsur yang terlibat dalam pengelolaan proyek harus saling bekerja sama dan
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah
diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing.

Lalu apa saja  manfaat dan keuntungan dengan adanya organisasi dalam
suatu proyek?

1. Tujuan proyek dapat tercapai.


2. Pekerjaan proyek dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan
sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
3. Mengendalikan schedule, biaya, dan sumber daya proyek.
4. Meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia
secara maksimal.
5. Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.
6. Melakukan standarisasi dari pekerjaan proyek
7. Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya
pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian.
8. Mengurangi jumlah pekerjaan yang mungkin terlewati.

Struktur Organisasi Proyek Konstruksi


1. Pengatur dan penyedia staff, bagan ini sebagai sarana penentuan dan
pengaturan serta pembagian tugas antara seorang dan kelompok orang, untuk
"siapa" yang mengerjakan "apa" yang dikerjkan dan kepada "siapa" orang yang
bekerja itu harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya.
2. Pengarah, bagan ini mengarahkan proyek yang dikerjakan kepada sasaran yang
telah direncanakan. Dalam bagan ini faktor kepemimpinan manager proyek untuk
memberikan motivasi kepada anak buahnya amat menentukan sekali untuk
pengembangan sumber daya manusia dan bimbingan kerja.
3. Pengkoordinasi, bagan ini sebagai pengatur keselarasan dalam tiap pekerjaan
agar tidak terjadi tumpang tindih, kerja ulang atau kesemrawutan antar bagian
divisi.
4. Pengontrol, bagan ini berfungsi mengontrol pekerjaan yang dilakukan organisasi
proyek, apakah perkembangan tiap pekerjaan sesuai denganjalur yang
direncanakan ataukah ada penyimpangan. Pengontrolan tidak hanya dari laporan
saja, tapi perlu dicek juga di lapangan.

Struktur Organisasi Proyek Konstruksi Dan Hubungan Antar Pihak

1. Hubungan Struktual, adalah hubungan garis perintah dimana satu pihak berhak


memberikan perintah dan pihak lain berhak melaksanakannya selama perintah
itu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Hubungan Kontraktual, adalah hubungan kontrak dimana pihak pihak diatas telah
membuat perjanjian sesuatu hal dan dengan ketentuan-ketentuan yang
tercantum didalam masing-masing kontrak. Dalam hal ini masing-masing pihak
harus menjalankan tugasnya sesuai isi perjanjian dan akan mendapat haknya
sesuai yang dijanjikan dalam kontrak.
3. Hubungan Koordinasi, adalah hubungan kerja sama antara pihak-pihak yang
memiliki hubungan kerja, dalam hal ini hubungan koordinasi itu terjadi antara
pihak konsultan perencana dengan pihak konsultan pengawas. Mereka dapat
melakukan kerjasama dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mungkin
terjadi dilapangan.

Macam-Macam Struktur Organisasi


A. Bentuk Struktur Organisasi Berdasarkan Hubungan Kontrak

1. Organisasi Tradisional

Dalam struktur organisasi ini pihak pemilik (owner)  mempekerjakan seorang


pendesain (arsitektur designer) yang bertugas dalam mempersiapkan rencana dan
spesifikasi proyek, kemudian melakukan inspeksi sampai tingkat tertentu yaitu
memonitor informasi dan mengawasi perkembangan pelaksanaan konstruksi.
Pembangunan konstruksi merupakan tanggung jawab kontraktor utama tunggal kepada
pemilik melalui suatu perjanjian. Subkontraktor pada umumnya mengajukan
penawaran pekerjaan untuk sebagian saja dari rencana pemilik, namun hubungan
kontrak formalnya adalah secara langsung dengan kontraktor utama dan selanjutnya
kontraktor utama bertanggung jawab kepada pemilik mengenai semua pekerjaan,
termasuk juga pekerjaan-pekerjaan yang disubkontraktorkan.
Organisasi tradisional biasa digunakan pada proyek konstruksi dengan kondisi
biasa/umum. Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak, yaitu :

1. Pemilik Proyek yang bertindak sebagai owner sekaligus sebagai manajemen


proyek.
2. Konsultan Proyek yang bertindak sebagai perancang konstruksi.
3. Kontraktor yang bertindak sebagai pelaksana konstruksi.

Jenis-jenis kontrak  yang biasanya diterapkan pada organisasi proyek Tradisional yaitu
kontrak harga tetap, kontrak harga satuan, maksimum bergaransi, atau kontrak biaya
tambah-upah tetap

2. Organisasi Swakelola

Dalam struktur organisasi ini memiliki ciri yaitu pemilik proyek bertanggung jawab atas
perencanaan dan pelaksana proyek bertindak sebagai konsultan perencana dan
kontraktor. Pekerjaan dapat dikerjakan sendiri secara fakultif atau dikerjakan oleh
subkontraktor. Hampir sama dengan organisasi tradisional, hanya saja unit organisasi
pemberi tugas (pemilik proyek), konsultan dan kontraktor merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan organisasi pemilik proyek meskipun proyek telah selesai.
Pembentukan organisasi semacam ini didasarkan pada organisasi terpadu.

Jenis kontrak yang biasanya digunakan dalam struktur organisasi ini yaitu kontrak harga
tetap, kontrak harga satuan atau kontrak yang dinegoisasikan

3. Organisasi Manajemen Konstruksi


Organisasi Manajemen Konstruksi berkaitan dengan manajemen proyek yang terdiri dari
manajemen konstruksi dan pihak - pihak lainnya seperti Kontraktor, Konsultan
Perencana dan lain-lainnya, yang mempunyai tugas mengelola proyek secara terpadu
dari perencanaan proyek, desain dan pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak antara
pihak yang terlibat dalam tim manajemen proyek bertujuan meminimalkan hubungan
timbal balik di dalam tim manajemen proyek.

Pelakasanaan tahapan dalam organisasi semacam ini memungkinkan adanya


overlapping karena pelaksanaan proyek seperti desain dan pelaksanaan konstruksinya
sudah terpadu di bawah koordinasi manajemen konstruksi. Dalam organisasi jenis ini
biasanya manajemen konstruksi bertindak sebagai wakil owner / pemilik proyek di
lapangan.

4. Organisasi Turnkey/Putar Kunci

Bentuk organisasi ini yaitu dimana konsultan kontraktor berfungsi sebagai perencana
dan pelaksana proyek. Dalam metode ini keseluruhan manajemen proyek yang meliputi
konsep perencanaan, perancangan, pelaksanaan kontruksi serta penyelesaian proyek
biasanya ditangani oleh satu perusahaan. Melibatkan kontraktor spesialis, jenis kontrak
yang diterapkan adalah kontrak harga tetap, kontrak harga maksimum bergaransi,
kontrak konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.

B. Bentuk Struktur Organisasi Berdasarkan Pelimpahan Wewenang


1. Struktur Organisasi Garis

Pada organisasi seperti ini, garis kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada
setiap tingkat pimpinan dari yang teratas sampai terbawah. Tiap-tiap atasan mempunyai
sejumlah bawahan tertentu yang masing-masing memberi pertanggungjawaban akan
pelaksanaan tuagsnya kepada atasan itu. Tiap-tiap bawahan hanya mempunyai
seorang atasan, dan hubungan antara pejabat atasan dan bawahan berjalan melalui
suatu garis lurus.

2. Struktur Organisasi Proyek Fungsional

Struktur organisasi dikelompokkan menurut fungsinya, memiliki struktur dengan konsep


otoritas dan hierarki vertikal. Tanggung jawabnya biasa dirangkap dengan tugas sehari-
hari pada organisasi perusahaan sehingga bila proyek besar dapat mengganggu
kegiatan keseluruhan. Pada organisasi ini lalu lintas kekuasaan tidak langsung. Tiap-tiap
atasan tidak mempunyai sejumlah bawahan yang tegas. Masing-masing pejabat dapat
menerima perintah dari beberapa orang, yakni daris setiap orang yang setingkat lebih
tinggi kedudukannya dari dia. Dan bertanggung jawab kepada setiap atasan sepanjang
fungsinya. Atasan adalah orang yang ahli dalam pekerjaannya.

Keuntungan atau kelebihan : 


- fleksibilitas yang tinggi dalam penggunaan staff/karyawan, yang memungkinkan divisi
tepat untuk base administrasi bagi orang-orang dengan keahlian tertentu, 
- orang-orang dengan keahlian tertentu bisa ditugaskan di banyak proyek yang berbeda,
dapat ditukar
- orang-orang dengan keahlian berbeda dapat dikelompokkan dalam 1 group untuk
berbagai pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat untuk pemecahan masalah
teknis

Kekurangan :
- klien tidak jadi perhatian utama dari aktivitas yang dilakukan tim proyek
- divisi fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas-aktivitas khusus sesuai dengan
fungsinya, jarang berorientasi pada problem oriented.

3. Organisasi Garis dan Staff

Satuan-satuan organisasi disusun menurut bentuk lurus, tetapi pucuk pimpinan


menambah dengan tenaga staff sebagai tenaga ahli, baik sebagai perorangan maupun
sebuah satuan (beberapa orang), yang mempunyai tugas memberikan nasehat,
petunjuk ataupun keterangan.Tenaga staff tidak selalu berada langsung di bawah
pimpinan, melainkan juga pada satuan-satuan organisasi tingkat jenjang yang lebih
rendah bisa diadakan jika diperlukan.

Kelebihan :
- Kesatuan perintah dapat dipertahankan.
- Keahlian/spesialisasi dapat dikembangkan.
- Staff kaum theoritisi, sering mengabaikan cara-cara praktis dan pengalaman yang
diperoleh pimpinan pelaksan

4. Organisasi Proyek Murni


Dalam hal ini proyek sebagai organisasi yang terpisah dari organisasi induk. Menjadi
organisasi tersendiri dalam staff teknis tersendiri, administrasi tersendiri dan ikatan
dengan organisasi berupa laporan kemajuan atau kegagalan yang dilakukan secara
periodik. Pimpinan proyek dapat melakukan pengadaan sumber daya dari luar seperti
subkontraktor atau supplier selama sumber daya tersebut tidak tersedia atau tidak
efektif dan efisien bila diselenggarakan secara internal.

Kelebihan :
- Semua anggota tim proyek secara langsung bertanggung jawab terhadap manajer
proyek yang satu-satunya direktur proyek
- Manajer Proyek mempunyai wewenang penuh untuk mengelola proyek, meski harus
melapor ke eksekutif senior, ada perhatian khusus proyek.
- Rantai komunikasi menjadi pendek, antara manajer proyek dengan eksekutif secara
langsung, akan mengurangi kesalahan akibat distorsi informasi.

Kekurangan :
- Bila organisasi induk mempunyai banyak proyek yang harus dikerjakan, biasanya
proyek akan mengusahakan sendiri sumber daya sehinga terjadi duplikasi usaha dan
fasilitas
- Struktur ini akan tambah biaya yang cukup mahal bagi organisasi induk, karena akan
berdiri sendiri dengan staf penuh.
- Bila proyek selesai akan terjadi masalah tentang nasib pejerja proyek yang ada,
apakah dihentikan atau tetap digaji selama menunggu proyek selanjutnya.

5. Organisasi Matrik
Organisasi matrik menggambarkan penggabungan organsiasi proyek fungsional dan
murni, memanfaatkan ahli dari berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam organisasi
fungsional sebagai bagian proyek tetapi tidak mengganggu proses pelaksanaan proyek
serta organoisasi fungsional perusahaan. Hamparan proyek memberikan dimensi
horizontal (lateral) pada orientasi vertikal dalam struktur fungsional. Wewenang
departemen-departemen fungsional mengalir vertikal dan wewenang proyek-proyek
yang melintasi departemen mengalir horizontal.

Kelebihan:
- Memaksimalkan efisiensi penggunaan manajer fungsionil.
- Mengembangkan ketrampilan karyawan dan merupakan tempat latihan yang baik bagi
manajer strategi.
- Tidak ada masalah yang berat yang akan menyusul berkenaan dengan nasib pekerja
proyek sudah selesai, karena orang-orang yang terlibat kembali bekerja pada unit
fungsional

Kekurangan :
- Dalam organisasi matriks terdapat kekuatan seimbang antara manajer fungsional dan
manajer proyek, sehingga bila terdapat perintah dari 2 manajer ada keraguan perintah
manajer mana yang dipenuhi
- Perpindahan sumber daya dari satu proyek ke proyek lain dalam rangka memenuhi
jadwal proyek bisa meningkatkan persaingan antar manajer proyek, masing-masing
manajer proyek ingin memastikan proyeknya yang akan sukses.

Memilih Bentuk Organisasi Proyek

Kriteria-Kriteria Pemilihan

1. Frekuensi adanya proyek baru


2. Lama waktu keberlangsungan suatu proyek
3. Ukuran proyek
4. Ketidakpastian
5. Keunikan
6. Kompleksitas hubungan
7. Pentingnya faktor biaya

Berikut diberikan resume pilihan organisasi dan kondisi yang mensyaratkan pilihan
tersebut:

No Bentuk organisasi Kondisi


1 Organisasi proyek murni Proyek-proyek berskala menengah dan besar dan
memiliki kompleksitas tinggi. Hanya ada sedikit
proyek dan diperlukan tenaga ahli dengan
keterampilan khusus untuk memberikan perhatian
penuh, Berisiko tinggi, penuh ketidakpastian, biaya
dan waktu merupkn hal kritis

2 Organisasi matriks Ada sejumlah proyek yang dilakukan secara


bersamaan dan sumberdaya fungsional digunakan
secara part-time. Berisiko tinggi, penuh
ketidakpastian, biaya dan waktu merupkn hal kritis

3 Bagian organisasi Proyek berskala kecil, melibatkan beberapa bidang


fungsional fungsional, sedikit risiko, kepastian tinggi, factor
biya dan waktu bukan hal kritis.
PROYEK KONSTRUKSI
Maret 12, 2018
http://renijuniarti.blogspot.com/2018/03/sistem-administrasi-proyek-pertemuan-1.html

a. Pengertian Proyek Konstruksi


Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya           
pembangunan suatu bangunan dalam batasan waktu, biaya dan mutu tertentu     
mencangkup pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil dan arsitektur, meskipun tidak 
jarang juga melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, mesin, elektro, geoteknik,
maupun lansekap. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya)
yaitu man (manusia), material (bahan
bangunan), machine (peralatan), method (metode
pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu).

b. Karakteristik Proyek Konstruksi

1. Waktu proyek terbatas, artinya jangka waktu, waktu mulai (awal proyek dan
waktu finish (akhir proyek) sudah tertentu.
2. Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek hanya sekali, bukan produk
rutin/berulang (pabrikasi).
3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda, dengan pola di awal
sedikit, berkembang makin banyak, menurun dan berhenti.
4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan, tahapan perancangan dan
pelaksanaan).
5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga beragam pula.
6. Lahan/lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan tempat proyek sudah
ditetapkan, tidak dapat sembarang tempat.
7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang berkaitan dengan bahan,
alat, tenaga, dan metoda pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan harus
memenuhi prosedur persyaratan tersebut.
8. Mempunyai administrasi dan dokumentasi yang jelas.

c. Jenis Proyek Konstruksi


    1. Proyek Bangunan Perumahan atau Bangunan Pemukiman (Residential
Construction)
     Adalah suatu proyek pembanguan perumahan atau pemukiman berdasarkan pada
tahapan pembangunan yang serempak dengan penyediaan prasarana penunjang. Jenis 
proyek bangunan perumahan atau pemukiman ini sangat membutuhkan perencanaan
yang baik dan matang untuk infrastruktur yang ada dalam lingkungan pemukiman
tersebut seperti jalan, air bersih, listrik dan lain sebagainya.
    2. Konstruksi Bangunan Gedung (Building Construction)
       Adalah tipe proyek konstruksi  yang paling banyak dikerjakan. Tipe konstruksi
bangunan ini menitik beratkan pada pertimbangan konstruksi, teknologi praktis, dan
pertimbangan pada peraturan.
    3.  Proyek Konstruksi Teknik Sipil (Heavy Engineering Construction)
       Adalah proses penambahan infrastruktur pada suatu lingkungan terbangun (built
environment). Pemilik proyek (owner) biasanya pemerintah, baik pada tingkat nasional
atau daerah. Pada proyek ini elemen desain, finansial dan pertimbangan hukum tetap
menjadi pertimbangan penting, walaupun proyek ini lebih bersifat non-profit dan
mengutamakan pelayanan masyarakat (public service). Contoh proyek ini adalah proyek
jalan raya, proyek rel kereta api, proyek pembangkit listrik, proyek pembuatan
bendungan, jembatan dan lain sebagainya.
    4.  Proyek Konstruksi Industri (Industrial Construction)
          Adalah proyek yang membutuhkan spesifikasi dan persyaratan khusus seperti
untuk kilang minyak, industri berat/industri dasar, pertambangan, nuklir dan
sebagainya. Perencanaan dan pelaksanaannya membutuhkan ketelitian dan
keahlian/teknologi yang spesifik.

d. Pihak Yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi


1. Owner/Pemilik, adalah orang atau badan yang memerintahkan/memberikan           
pekerjaan (proyek) kepada pihak lain (konsultan/kontraktor) untuk dilaksanakan
dan membayar serta menerima hasil pekerjaan tersebut.
2. Pemimpin Proyek, adalah orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk memimpin
dan  bertindak sebagai pemilik di dalam pengelolaan proyek.
3. Konsultan Perencana, adalah badan usaha atau orang yang ditunjuk oleh
owner untuk membuat perencanaan lengkap tentang proyek yang diinginkan,
sehingga siap dilelangkan dan dilaksanakan.
4. Konsultan Pengawas (Supervisi), adalah badan usaha atau orang yang
diberi tugas/ditunjuk oleh owner untuk melaksanakan
pengawasan/pengendalian pelaksanaan proyek agar sesuai dengan
perencanaannya.
5. Kontraktor, adalah orang yang diberi tugas untuk mengerjakan suatu proyek.

e. Tahapan Proyek Konstruksi

 Tahapan Perencanaan (Planning), merupakan penetapan garis-garsi besar


rencana proyek, mencangkup: recruitment konsultan (MK, perencana) untuk
menterjemahkan kebutuhan pemilik, pembuatan TOR, survey, feasibility studies
studi kelayakan proyek, pemilihan design, schematic design, program dan
budget, financing. Disini merupakan tahap pengelolaan (briefing), studi, evaluasi
dan program yang mencangkup hal-hal teknis ekonomis, lingkungan, dll. Pada
tahap ini menghasilkan : gagasan dan ide untuk memenuhi "KEBUTUHAN", hasil
studi kelayakam dan laporan hasil AMDAL

          Tahap ini juga dapat dinamakan sebagai "Tahapan Konseptual". Pihak-pihak yang
terlibat
          dalam tahap ini adalah : Pemilik proyek (owner) dan dapat dibantu oleh konsultan
perencana
          dan atau konsultan manajemen konstruksi.

 Tahap Perancangan (Design)

       Tahap Perancangan terdiri dari :


        a. Pra Rancangan, yang mencangkup kriteria desain, skematik desain, proses
diagram
            blok plan, rencana tapak, potongan, denah, gambar situasi/site plan tata ruang,
            estimasi cost (kerja global).
        b. Pengembangan Rancangan, merupakan tahap pengembangan dari pra rancangan
            yang sudah dibuat dan perhitungan-perhitungan yang lebih detail.
        c. Desain akhir dan penyiapan dokumen pelaksanaan, merupakan tahap akhir dari
            perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan.

 Tahap Pengadaan/Pelelangan

        Pengadaan/pelelangan dilakukan untuk :


         a. Pengadaan Konsultan : -Konsultan Perencanaan/MK setelah gagasan awal/TOR
ada,
                                                        -Konsultan Pengawas/supervisi setelah dokumen lelang
ada.
         b. Pengadaan kontraktor setelah dokumen lelang ada.

 Tahap Pelaksanaan, merupakan pelaksanaan pembangunan konstruksi fisik


yang telah dirancang pada tahap design. Pada tahap ini, setelah kontrak
ditandatangani, SPK dikeluarkan, maka pekerjaan pelaksanaan dilakukan.
Pekerjaan pelaksanaan mencangkup : rencana kerja, pembagian waktu secara
terperinci, rencana lapangan, organisasi lapangan, pengadaan bahan, pengadaan
dan mobilisasi alat, pengadaan dan mobilissai tenaga, pekerjaan persiapan dan
pengukuran.

          Pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk gedung berbeda dengan pekerjaan


konstruksi
          jalan atau konstruksi bendungan, pelabuhan, dsb. Pada pekerjaan konstruksi 4
target
          yang harus dicapai kontraktor : selesai dengan mutu/kualitas yang sama dengan
yang
          ditentukan dalam perencanaan, selesai dengan waktu < waktu perencanaan, selesai
          dengan biaya < biaya yang direncanakan, selesai dengan tidak menimbulkan
dampak
          lingkungan (sosial, fisik, dan administratif)

 Tes Operasional, merupakan pengujian terhadap fungsi masing-masing bagian


sehingga bangunan dapat dioperasikan.
 Pemanfaatan dan Perawatan

       Secara skematis tahapan/proses proyek konstruksi dapat dijabarkan sebagai


berikut :

Anda mungkin juga menyukai