PENDAHULUAN
1
2
aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan energy listrik.
PT. TAVETA
KONSULTAN PERENCANA
1. Pemberi tugas
2. Konsultan perencana
3. Konsultan pengawas
4. Kontraktor / pemborong
1.2.5 Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
berdasakan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.
Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau
sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.
(Ervianto, 2005) Tugas dan wewenang dari kontraktor/pelaksana adalah sebagai
berikut.
1. Melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan SPK dan spesifikasi.
2. Membuat dan memberikan laporan harian tentang pengawasan
dan pelaksanaan proyek, dan laporan lainnya yang menunjukkan
kualitas pekerjaan kepada konsultan manajemen konstruksi.
3. Memilih dan mempelajari terlebih dahulu gambar-gambar sebelum
melaksanakan pekerjaan dan apabila terdapat kesalahan/kekeliruan dan
kekurangan harus memberitahu kepada Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana dan Pemilik.
9
10
No Jenis Daya/Kapasitas
P=Q.g.ℎ (2.1)
2.4 Debit
Debit adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu penampang
sungai tertentu persatuan waktu. Debit dipengaruhi oleh beberapa faktor,
misalnya oleh curah hujan, keadaan geologi, flora, temperatur, dan lain-
lain. Debit selalu berubah dari musim ke musim dan dari hari ke hari.
Pengukuran debit sungai sangat penting untuk menentukan tenaga yang
dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air.
Debit sungai merupakan data pokok untuk perencanaan pembangkit
listrik tenaga air sehingga harus diukur secara teliti dalam jangka waktu
yang selama mungkin.
Adapun beberapa cara untuk mengukur debit sungai :
a) Kecepatan rata-rata aliran sungai pada suatu bagian dari
penampangnya diukur, kemudian dikalikan dengan luas penampang
pada bagian itu. Hasil perkalian luas penampang dengan kecepatan
tersebut adalah debit sungai.
Q = A .V (2.3)
Dimana: Q = Debit aliran (m3/s)
A = Luas penampang vertikal (m2)
V = Kecepatan aliran sungai (m/s)
𝐴n = 𝑖 n x ( d n−1+
2
dn
) (2.4)
L
v= t (2.5)
berbagai faktor, antara lain sifat menahan air dari tanah (misalnya pepohonan,
dan geologi tanah), curah hujan, waktu datangnya hujan, keadaan geologi dan
lain-lain. Dan karena banyak faktor tersebut, sulit menjelaskan
hubungannya dengan cara yang sederhana. Kondisi tanah maupun hutan di
sekitar sungai juga perlu dipelihara. Hal ini mengingat perubahan musim yang
dapat mempengaruhi debit sungai. Pada musim hujan, debit sungai cenderung
besar sedangkan pada musim kemarau debitnya kecil. Apabila kondisi tanah di
sekitar sungai tidak dipelihara dapat menimbulkan banjir pada musim hujan
sedangkan di musim kemarau timbul kekeringan.
penenang ini juga berfungsi untuk menenangkan aliran air yang akan masuk
ke dalam pipa pesat.
F. Pipa Pesat (Penstock )
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk
mengalirkan air dari kolam penenang (forebay) menuju turbin air.
G. Rumah Pembangkit (Power House )
Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin, generator dan
peralatan lainnya. Bangunan ini menyerupai rumah dan diberi atap
untuk melindungi peralatan dari hujan dan gangguan- gangguan lainnya.
H. Saluran Pembuang (Tailrace )
Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan air keluar
setelah memutar turbin.
I. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi
energi mekanik. Air akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin
berputar. Perputaran turbin ini dihubungkan ke generator. Turbin terdiri dari
berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.
J. Pengelompokkan Turbin
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial
air menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
turbin impuls dan turbin reaksi.
1. Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang
keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir
sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu
jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Adapun jenis-jenis turbin
impuls adalah sebagai berikut:
a. Turbin Pelton
Turbin Pelton adalah Turbin yang digunakan untuk tinggi terjun
yang tinggi, yaitu di atas 300 m. Teknik mengkonversikan energi potensial air
21
menjadienergi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses impuls,
sehingga turbin Pelton disebut juga sebagai turbin impuls.
b. Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
pelton, turbin Turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda.
Dan kecepatan putar turbin Turgo lebih besar dari turbin Pelton,
akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator
sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.
c. Turbin Crossflow
Turbin Crossflow merupakan jenis turbin yang dikembangkan
oleh Anthony Michell (Australia), Donat Banki (Hongaria) dan Fritz
Ossberger (Jerman). Michell memperoleh hak paten atas desainnya pada tahun
1903. Turbin Crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 l/s hingga 10 m3/s dan
head antara 1 m s/d 200 m. Turbin Crossflow menggunakan nozle persegi
22
2. Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini
memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat
berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan
sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air
dan berada dalam rumah turbin.
a. Turbin Francis
Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang
diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah
24
Diagram klasifikasi turbin air dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
25
3. Pemilihan Turbin
Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada
beberapa daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin.
Pemilihan jenis
turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan
yang lebih mendalam.
Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan
adalah sebagai berikut ini :
27
28
setting time beton,setiap mix design yang di buat juga berbeda tergantung
dari bahan admixture yang digunakan).
Gambar : Spillway
3.2 Peralatan
Peralatan atau alat – alat yang digunakan pada pekerjaan Bendungan
(Weir) Dan Saluran Pelimpah (Spillway) adalah sebagai berikut :
3.2.1 Bendungan (Weir)
1. rock excavation, Digunakan untuk memecah dan menghancurkan.
Yang dapat menghancurkan material agregat di lokasi pengolahan
pekerjaan dengan kapasitas sebanyak 9 m³. Jumlah rock excavation
yang digunakan berjumlah 2 unit. Setiap rock excavation ini
melakukan tugasnya masing-masing sehingga pekerjaan dapat selesai
lebih cepat.. Gambar rock excavation pengangkut material
diperlihatkan pada gambar 3.1.
30
3. Earth Fill, Alat ini digunakan untuk mengumpulkan material yang sudah
dihancurkan oleh rock excavation, Earth Fill yang digunakan berjumlah 1
unit. Untuk pengoperasiannya dilakukan oleh seorang yang mempunyai
keahlian dan mengendalikan Earth Fill ini. Gambar Earth Fill
diperlihatkan pada gambar 3.5.
Sumber : Dokumentasi
a. Jadwal Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan untuk Proyek Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik
Mikro Hidro PLTMH Kec. Babussalam dengan sumber dari Dana Insintif Daerah tahun
memakan waktu selama 7 jam dalam sehari.
34
3.1. Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan meliputi pada volume dan metode
pelaksanaan. Volume dan metode pelaksanaan akan diuraikan sebagai berikut.
35
36
2) Metode pelaksanaan
Pekerjaan galian tanah terbuka dilakukan untuk mendapatkan elevasi tanah
sesuai desain perencanaan terowong. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan
pembersihan lahan (land clearing). Pekerjaan galian bangunan pengelak
dilakukan pada lokasi inlet terowong dan outlet terowong. Kriteria material galian
tanah biasa sesuai spesifikasi teknis dapat diidentifikasikan dengan cara
penggalian tanah biasa tersebut yang masih bisa dilakukan menggunakan segala
jenis peralatan mekanis tanpa memerlukan proses ripping atau breaking. Metode
penggalian tanah biasa yaitu dilakukan penggalian dengan menggunakan
Bulldozer 15 atau sejenisnya atau menggunakan Excavator kapasitas 0,9 m3 yang
langsung dimuat ke atas Dump Truck kapasitas 15 ton. Material hasil galian tanah
akan diangkut menggunakan Dump Truck ke disposal area.
Setelah dilakukan survey dan pemasangan patok, tanah digali pada elevasi
yang telah ditentukan sesuai dengan patok yang telah dibuat dengan menggunakan
Excavator. Cara kerja Excavator pada saat proses penggalian adalah :
- Boom dan bucket bergerak maju.
- Bucket digerakkan menuju alat.
- Bucket melakukan penetrasi ke dalam tanah.
- Bucket yang telah penuh diangkat.
- Struktur atas berputar.
- Bucket diayun sampai material di dalamnya keluar.
37
Kondisi outlet terowong adalah teras bukit yang cukup terjal maka
excavator pada saat posisi swing (memutar) harus diatur minimal 4 meter dan
posisi excavator harus agak miring menempel pada bukit tersebut karena posisi
tersebut lebih aman untuk menjaga keselamatan alat dari hal-hal yang tidak
diingingkan. Pada saat loading (muat material ke dalam Dump Truck) maka yang
harus diperhatikan adalah posisi alat harus lebih tinggi dari posisi truk sehingga
kerja alat bisa jadi lebih mudah.
Pada pekerjaan ini tiap excavator diawasi oleh satu pengawas lapangan
yang bertugas mengawasi dan mengarahkan jalannya pekerjaan sehingga hasilnya
sesuai dengan perencanaan serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS). Selain
itu, pengawas lapangan juga mempunyai tugas untuk membuat laporan harian
mengenai hal-hal yang telah dilakukan serta permasalahan-permasalahan yang
terjadi selama pelaksanaan di lapangan.
Pada lokasi galian outlet terdapat empat unit Excavator, yaitu dua unit
Excavator sebagai penggali dan dua unit Excavator sebagai loading (muat
material ke Dump Truck), satu unit Bulldozer dilengkapi dengan blade digunakan
untuk mendorong material (tanah dan batu) ke area dekat Excavator untuk
loading ke Dump Truck, dan empat unit Dump Truck sebagai pengangkut hasil
material hasil galian.
Pada saat penggalian tidak menutup kemungkinan terdapat material batuan
keras. Kriteria material galian batu dapat diidentifikasikan dengan cara penggalian
batu tersebut hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat Excavator yang
dilengkapi dengan breaker.
Metode pelaksanaan pekerjaan galian batu, yaitu penggalian menggunakan
Excavator yang dilengkapi dengan breaker dan di loading menggunakan
Excavator bucket kapasitas 0,9 m3 ke atas Dump Truck dengan kapasitas 15 ton.
Materal hasil penggalian batu diangkut menggunakan Dump Truck ke disposal
area atau ke lokasi stock pile atau digunakan timbunan jalan sementara.
39
Q = ( 60 x C X f x E )
Cm
42
43
(min
T1 = Time for hauling
)
0.
= 60 x D1 (hauling distance) = km
5
V1 (hauling speed) = 15 km/hr
= 60 x 0.5
15
= 2 min
(min
T2 = Time for returning
)
0.
= 60 x D2 (returning distance) = km
5
V2 (returning speed) = 20 km/hr
= 60 x 0.5
20
= 2 min
C
= Cycle time (min)
m
T T
= T0 + + + T3
1 2
= 5 + 2 + 2 + 8
= 17 min
Q = ( 60 x C X f x E )
Cm
0.8
= ( 60 x 6.6 X x 0.9 )
3
44
17
= 17.8936 m3/hr
Q2 = ( 60 x q X f x E )
Cm
Soil conversion
f = = 0.093 (Gravelly Soil)
factor
Cm = 0.038 x L + 0.2
= 0.038 x 20 + 0.2
= 0.96
where
:
L = Averaged dozing distance (m)
L = 20 m
Q = ( 3600 x Q x k x F x E )
CM
45
q : Bucket Capacity = 1 m3
Soil Conversion
f : = 0.093 Gravelly Soil
Factor
Common
E : Efficiency = 0.70
excavation
Common
k : Bucket Factor = 0.7
excavation
circling : 180
CM : Cycle time = 28
degree (sec)
Q = ( 3600 X q x k x F x E )
C
M
1.0
Q = ( 3600 X x 0.7 x 0.093 x 0.7 )
0
28
Q = 1469.412
28
q : Bucket Capacity = 1 m3
Common
E : Efficiency = 0.70
excavation
excavation
C circling : 180
: Cycle time = 28
M degree (sec)
Q = ( 3600 x q x k x F x E )
C
M
1.0 0.
Q = ( 3600 x x 0.7 x 0.833 x )
0 7
28
Q = 1469.412
28
ukuran tulangan yang digunakan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh pihak
kontraktor apabila sudah mendapat persetujuan dari Owner
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.5.1 Kesimpulan
1.5.2 Saran
1. Waktu pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan selama 2 bulan memang
tidak memungkinkan bagi kami untuk mengikutin seluruh kegiatan di
proyek sampai selesai, ditambah lagi kegiatan ini harus dilakukan disela-
sela jadwal perkuliahan sehingga tidak mungkin bagi kami untuk
menumpahkan seluruh perhatian kepada kegiatan di lapangan. Namun
demikian kami merasa banyak menerima masukan dan pengalaman yang
kami peroleh di bangku perkuliahan. Sehingga setelah kami melakukan
kerja praktek ini sedikit banyak nya kami bisa menambah wawasan kami
dalam bidang teknik sipil yang dapat kami manfaatkan setelah kami
menyelesaikan kuliah dan terjun kelapangan serta masyarakat.
2. Hal yang paling kami rasakan selama mengikuti kerja praktek ini adalah
penyimpangan antara materi kuliah dengan praktek dilapangan. Sangat
kami rasakan kurangnya pengetahuan praktek yang banyak dipergunakan
di lapangan. Sementara teori-teori yang kami peroleh di bangku kuliah
masih kurang aplikasinya.
3. Untuk itu kami rasa sangat penting apabila materi-materi yang diperoleh
dibangku perkuliahan diselaraskan dengan aplikasi-aplikasi yang banyak
diterapkan di lapangan. Pengetahuan-pengetahuan yang sifatnya
manajemen pengelolaan proyek, termasuk masalah tender dan pengelolaan
suatu pekerjaan agar berhasil dengan baik adalah diantaranya bekal yang
rasanya penting sekali untuk dimiliki oleh seorang sarjana sipil.
4. Namun demikian, kami merasa puas dimana dengan mengikuti kerja
praktek ini kami memperoleh pengetahuan yang banyak yang dapat kami
terapkan nantinya di lapangan dan di masyarakat serta kegiatan kerja
praktek ini juga menjadikan kami memiliki koneksi lebih luas dalam hal
48
49