Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan tenaga listrik dalam era globalisasi ini merupakan salah satu
kebutuhan mendasar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bahkan peranan tenaga listrik dalam pembangunan ekonomi suatu negara.
Kabupaten Aceh Tenggara sebagai salah satu kabupaten dari 23
kabupaten/kota yang ada di provinsi Aceh beberapa tahun terakhir ini pendapatan
perkapitanya terus meningkat. Peningkatan pendapatan perkapita di kabupaten
ini terutama disumbang oleb sektor pertanian tanaman perkebunan. Berdasarkan
data hasil publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Tenggara.
Biasanya secara umum, jika seseorang telah meningkat penghasilannya maka
kebutuhan akan sesuatu juga akan meningkat, termasuk kebutuhan akan
permintaan listrik.
Untuk mengatasi krisis listrik di Provinsi Aceh, khususnya di Aceh
Tenggara (Agara), investor Bank Muamalat Malaysia dan PT Seal-Mart Indonesia
membangun Pembangkit Listrik Mini Mikro 2x3,5 MW, di Mbatu Bulan I (Lawe
Sikap), Kecamatan Babussalam, Aceh Tenggara.
Proyek Pekerjaan tersebut terletak di lahan seluas 25 hektare. Adapun
pendanaan dalam proyek tersebut, selain dari PT Century Abadi Perkasa juga dari
Perbankan Indonesia. PLTM ini memanfaatkan energi terbaru, yakni dari aliran
Sungai Lawe Sikap yang dimanfaatkan sebagai pembangkit listriknya.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan suatu
pembangkit skala kecil yang mengubah energi potensial air menjadi kerja
mekanis, dengan cara memutar turbin dan generator untuk menghasilkan daya
listrik skala kecil. Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi
pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki
kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas

1
2

aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan energy listrik.

1.2 Struktur Organiasi Proyek


Manajemen proyek adalah suatu sistem interaksi antara dua individu atau
lebih yang bekerja sama dalam mencapai tujuan, dimana masing-masing pihak
mempunyai tanggung jawab dan hak yang jelas. Manajemen proyek didefinisikan
sebagai semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu
proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa
proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan dan tepat mutu.
Penyelenggaraan suatu proyek membutuhkan suatu organisasi yang teratur
dan rapi sehingga dapat melaksanakan proyek secara keseluruhan. Tujuan adanya
organisasi adalah agar pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana dan dapat
diperoleh suatu hasil kerja yang sesuai dengan tujuan pembangunan.
Pelaksanaan proyek yang besar membutuhkan struktur organisasi yang
mempunyai cara kerja yang rapi. Hal ini disebabkan karena masalah-masalah
yang timbul sangat kompleks, sifatnya menyeluruh, saling berhubungan, dan
membutuhkan kerjasama antara semua personil yang terlibat dalam proyek
tersebut agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
Keberhasilan organisasi dalam proyek konstruksi akan terlihat jika
organisasi tersebut mampu mengendalikan tiga hal, yaitu: mutu, waktu, dan biaya.
Dalam hal ini mutu bangunan yang dihasilkan harus sesuai dengan syarat teknis
yang diajukan, waktu yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan proyek harus
sesuai dengan rencana, serta biaya proyek harus sesuai dengan anggaran yang
telah disediakan. Dengan demikian setiap kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
secara teratur dan kontinyu menuju tujuan akhir.
Suatu organisasi biasanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (Ervianto, 2005)

1. Ada suatu kelompok orang tertentu,


2. ada kegiatan yang berbeda tetapi satu sama lain saling berkaitan
sehingga merupakan kesatuan usaha/kegiatan,
3

3. setiap kelompok memberikan sumbangan usaha/tenaga,


4. ada pembagian tugas, tanggung jawab, wewenang, koordinasi dan
pengawasan,
5. ada suatu tujuan tertentu

PT. SENTURI ABADI PERKASA


PEMILIK PROYEK

PT. ANDAL REKACIPTA PRATAMA


KONTRAKTOR

PT. TAVETA
KONSULTAN PERENCANA

PT. MUSTIKA CAHAYA SUKSES


KONSULTAN PENGAWAS

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Proyek

1.2.1 Unsur Pengelola Proyek


Dalam kegiatan pembangunan proyek konstruksi terdapat suatu proses
yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa sebuah
bangunan. Orang atau badan hukum yang berperan dan terlibat dalam proses
pelaksanaan pekerjaan pembangunan proyek disebut sebagai unsur-unsur
pelaksana pembangunan proyek. Masing-masing unsur pelaksana pembangunan
proyek mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab, hak dan wewenang serta
dengan kepentingan yang berbeda-beda sesuai dengan kedudukan serta kegiatan
yang dilakukannya.
Keberhasilan suatu pembangunan proyek konstruksi sangat tergantung
dari koordinasi dan kerja sama yang diciptakan oleh unsur-unsur pengelola
proyek. Dalam Proyek Pembangunan PLTMH Lawe Sikap terdapat beberapa
unsur pengelola proyek:
4

1. Pemberi tugas
2. Konsultan perencana
3. Konsultan pengawas
4. Kontraktor / pemborong

1.2.2 Pemberian Tugas


Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan hukum yang
memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan, badan/lembaga pemerintah
maupun swasta. (Ervianto, 2005)

Tugas dan wewenang pemberi tugas adalah sebagai berikut.


1. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
2. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
3. Memberikan fasilitas baik berupa sarana maupun prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaraan pekerjaan.
4. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan
5. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia
jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujdkan sebuah bangunan.
6. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk
bertindak atas nama pemilik.
7. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan yang telah sesuai dengan
yang dikehendaki Pada Proyek Pekerjaan PLTMH Lawe Sikap yang
berkedudukan sebagai pemberi tugas adalah PT. Andal Rekacipta Pratama
5

1.2.3 Konsultan Perencana


Konsultan perencana adalah suatu badan hukum atau perseroan
mempunyai keahlian dalam bidang sipil, arsitektur, mekanikal dan elektrikal,
yang membuat perencanaan, lengkap dengan rencana anggaran biaya, serta
memberikan saran dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan.
(Ervianto, 2005)
Tugas dan wewenang dari konsultan perencana adalah sebagai berikut.

1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar


rencana, rencana kerja dan syarat-syarat,hitungan struktur,rencana
anggaran biaya.
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak
kontraktor tentang pelaksaan pekerjaan.
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dalam gambar rencana , rencana kerja dan syarat-syarat.
4. Membuat gambar bila terjadi perubahan perencanaan.
5. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

1.2.4 Konsultan Pengawas


Konsultan pengawas adalah orang /badan yang ditunjuk pengguna jasa
untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai
awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut. (Ervianto, 2005)
Tugas dan kewajiban konsultan pengawas antara lain sebagai berikut.
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
5. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau
berkurangnya pekerjaan.
6

1.2.5 Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
berdasakan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.
Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau
sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.
(Ervianto, 2005) Tugas dan wewenang dari kontraktor/pelaksana adalah sebagai
berikut.
1. Melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan SPK dan spesifikasi.
2. Membuat dan memberikan laporan harian tentang pengawasan
dan pelaksanaan proyek, dan laporan lainnya yang menunjukkan
kualitas pekerjaan kepada konsultan manajemen konstruksi.
3. Memilih dan mempelajari terlebih dahulu gambar-gambar sebelum
melaksanakan pekerjaan dan apabila terdapat kesalahan/kekeliruan dan
kekurangan harus memberitahu kepada Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana dan Pemilik.

1.2.6 Konsultan Manajemen Konstruksi


Konsultan Manajemen Konstruksi adalah orang atau badan usaha yang
ditunjuk oleh pemberi tugas untuk membantu mengelola pelaksaan pembangunan
suatu proyek mulai dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
Pada proyek Pekerjaan PLTMH Lawe Sikap ini, yang bertindak sebagai
konsultan manajemen konstruksi.
Selama proyek berlangsung konsultan manajemen konstruksi mengirim
wakilnya yang secara rutin (setiap hari kerja) untuk mengontrol dan mengawasi
pelaksanaan proyek agar sesuai dengan yang tertera dalam Rencana Kerja dan
Syarat (RKS). Tugas dan wewenang Konsultan Manajemen Konstruksi adalah
sebagai berikut :
1. Membantu Pimpinan Proyek menyelenggarakan urusan pengawasan
teknis pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
7

2. Membuat laporan mingguan, bulanan, triwulan, dan tahunan.


3. Memeriksa gambar kerja di proyek.
4. Bertindak atas nama Pimpinan Proyek untuk mengadakan pengawasan
sehari- hari terhadap kegiatan pemborongan dan peninjauan segi
kuantitas dan kualitas.
5. Bertindak atas nama Pimpinan Proyek mengatasi persoalan teknis atau non
teknis di lapangan yang bersifat darurat.
6. Menampung persoalan teknis dan non teknis di lapangan yang
membutuhkan penanganan tingkat atas untuk dilaporkan pada Pimpinan
Proyek.
7. Menetapkan bahwa pekerjaan sudah selesai, kemudian
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada pemberi tugas yang
menyatakan pekerjaan siap untuk penyerahan.

Struktur organisasi dalam proyek ini yang bertindak sebagai kontraktor


pelaksana proyek pekerjaan PLTMH Lawe Sikap dapat dilihat pada gambar 1.1.

1.3 Konsentrasi Tinjauan

Pembangunan Pembangkit listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH Mbatu


Mbulan Kec.Babussalam.Pekerjaan yang ditinjau oleh mahasiswa adalah
Bendungan (Weir) Dan Saluran Pelimpah (spillway)

1.3.1 Bendungan ( Weir )


Bendungan (weir) dapat didefinisikan sebagai bangunan yang
berada melintang sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air.
Konstruksi bendungan (weir) bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol
tinggi air dalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup
untuk dialihkan ke dalam intake pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
8

1.3.2 Saluran Pelimpah ( spillway )

Saluran pelimpah atau katup adalah struktur yang digunakan untuk


menyediakan aliran terkendali dari bendungan ke arah hilir, biasanya menjadi
sungai yang dibendung.saluran pelimpah melepas bajir sehingga air tidak
melebihi dan merusak atau bahkan mehancurkan bendungan. :

1.3.3 Tujuan tinjauan

Tujuan tinjauan pada pekerjaan ini adalah untuk mengetahui tahapan-


tahapan dan proses pekerjaan, dimulai dari penyiapan lahan, penggalian
tanah,hingga pembuatan konstruksi proyek.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air


Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang
menggunakan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi
listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.
Cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah dengan mengkonversikan
tenaga air menjadi tenaga mekanik dalam turbin air. Kemudian turbin air memutar
generator yang membangkitkan tenaga listrik. Sementara air yang tadi digunakan
untuk memutar turbin air dikembalikan ke alirannya. Besarnya energi yang
dapat dikonversikan menjadi energi listrik bergantung pada ketinggian jatuh
air (head) dan begitu pula pemilihan turbin untuk PLTA.
Secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari
sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang
menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga
ombak. Hidroelektrisitas adalah sumber energi terbarukan.

2.2 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro


Pada dasarnya, suatu pembangkit listrik tenaga hidro berfungsi
untuk mengubah potensi tenaga air yang berupa aliran air (sungai) yang
mempunyai debit dan tinggi jatuh (head) untuk menghasilkan energi listrik.
Secara umum, pusat listrik tenaga air terdiri dari:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
2. Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM)
3. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Pembangkit listrik tenaga hidro dapat dikategorikan dan


diklasifikasikan sesuai besar daya yang dihasilkannya, sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 2.1 berikut:

9
10

Tabel 2.1 Jenis Pembangkit Tenaga Air dan Kapasitasnya

No Jenis Daya/Kapasitas

1 PLTA >5 MW (5.000 kW)


2 PLTM 100kW-5000kW
3 PLTMH < 100 kW

2.3 Energi Tenaga Air


Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung
pada besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air
maka head adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan
muka air keluar dari kincir air atau turbin air. Total daya yang terbangkitkan
dari suatu turbin air adalah merupakan reaksi antara head dan debit air seperti
ditunjukkan pada persamaan berikut ini

P=Q.g.ℎ (2.1)

Dimana : P = daya (W)


Q = debit air (m3/s)
h = tinggi jatuh air (m)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

Daya dalam rumus di atas merupakan daya secara teoritis. Daya


teoritis PLTMH tersebut di atas, akan berkurang setelah melalui turbin dan
generator. Daya setelah keluar dari generator dapat dituliskan pada Persamaan
2.2.
11

P = Q . g. H. eff𝑇 . effG (2.2)


Dimana :
effT : Efisiensi Turbin
effG : Efisiensi Generator

2.4 Debit
Debit adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu penampang
sungai tertentu persatuan waktu. Debit dipengaruhi oleh beberapa faktor,
misalnya oleh curah hujan, keadaan geologi, flora, temperatur, dan lain-
lain. Debit selalu berubah dari musim ke musim dan dari hari ke hari.
Pengukuran debit sungai sangat penting untuk menentukan tenaga yang
dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air.
Debit sungai merupakan data pokok untuk perencanaan pembangkit
listrik tenaga air sehingga harus diukur secara teliti dalam jangka waktu
yang selama mungkin.
Adapun beberapa cara untuk mengukur debit sungai :
a) Kecepatan rata-rata aliran sungai pada suatu bagian dari
penampangnya diukur, kemudian dikalikan dengan luas penampang
pada bagian itu. Hasil perkalian luas penampang dengan kecepatan
tersebut adalah debit sungai.

Q = A .V (2.3)
Dimana: Q = Debit aliran (m3/s)
A = Luas penampang vertikal (m2)
V = Kecepatan aliran sungai (m/s)

b) Debit sungai diperoleh dari pengamatan tinggi permukaan air dengan


mempergunakan lengkung debit tinggi air yang pada umumnya
dilakukan dengan gardu-gardu pengamatan.
12

Luas penampang diukur dengan menggunakan meteran dan piskal


(tongkat bambu atau kayu). Dalam mengukur luas penampang perlu diukur
kedalaman sungai di beberapa titik. Kemudian kedalaman titik yang telah
didapat dihitung dengan menggunakan Persamaaan 2.4.

𝐴n = 𝑖 n x ( d n−1+
2
dn
) (2.4)

Dimana : A = luas penampang


i = jarak atau panjang segmen
n = nomor segmen atau nomor titik
d = kedalaman titik

Untuk kecepatan aliran diukur dengan menggunakan currentmeter


atau juga dengan metode apung. Pengukuran kecepatan aliran dengan metode
apung dilakukan dengan jalan mengapungkan suatu benda, misalnya bola
pingpong atau botol berisi air setengah penuh. Kecepatan aliran merupakan
hasil bagi antara jarak lintasan dengan waktu tempuh atau dapat dituliskan
dengan persamaan:

L
v= t (2.5)

Dimana: V = kecepatan (m/s)


L = panjang lintasan (m)
t = waktu tempuh (s)
13

2.5 Curah Hujan dan Aliran Sungai

2.5.1 Curah Hujan dan Pengukuran Curah Hujan


Air yang mengandung uap air dan naik ke atas karena suhu yang makin
rendah akan mengembun dan berkumpul. Kumpulan embun tersebut
membentuk awan dan bergabung menjadi titik-titik air dan kemudian jatuh ke
tanah. Titik-titik air inilah yang disebut dengan hujan dan jumlah hujan yang
jatuh disebut curah hujan. Sebagian dari curah hujan tersebut menghilang
karena menguap dan meresap kedalam tanah dan sebagian mengalir
diatas permukaan tanah dan mengalir menuju sungai-sungai. Perbandingan
antara curah hujan dengan aliran sungai disebut faktor kedap (run-off
coefficient).

Curah hujan dinyatakan dengan tingginya air dalam satu tabung,


biasanya dalam mm. Untuk mengukur curah hujan, digunakan alat ukur
curah hujan (rain gauge) yang digunakan untuk mengukur curah hujan
tersebut yang akan dibuat dalam data tahunan.

2.5.2 Aliran Sungai


Aliran sungai atau debit adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu
penampang sungai tertentu persatuan waktu. Debit dipengaruhi oleh
beberapa faktor, misalnya oleh curah hujan, keadaan geologi, flora,
temperatur, dan lain- lain. Debit selalu berubah dari musim ke musim dan dari
hari ke hari. Pengukuran debit sungai sangat penting untuk menentukan tenaga
yang dihasilkan oleh pusat listrik tenaga air.

2.5.3 Hubungan Antara Curah Hujan dan Aliran Sungai


Sebagian dari air hujan mengalir dari permukaan tanah menuju ke
sungai. Yang meresap ke tanah dan diserap oleh akar tanaman akan menjadi
air tanah. Hubungan antara curah hujan dan aliran sungai tergantung dari
14

berbagai faktor, antara lain sifat menahan air dari tanah (misalnya pepohonan,
dan geologi tanah), curah hujan, waktu datangnya hujan, keadaan geologi dan
lain-lain. Dan karena banyak faktor tersebut, sulit menjelaskan
hubungannya dengan cara yang sederhana. Kondisi tanah maupun hutan di
sekitar sungai juga perlu dipelihara. Hal ini mengingat perubahan musim yang
dapat mempengaruhi debit sungai. Pada musim hujan, debit sungai cenderung
besar sedangkan pada musim kemarau debitnya kecil. Apabila kondisi tanah di
sekitar sungai tidak dipelihara dapat menimbulkan banjir pada musim hujan
sedangkan di musim kemarau timbul kekeringan.

2.6 Tinggi Jatuh Efektif (Head)


Penentuan head pada PLTMH mempunyai arti yang sangat penting
dalam menghitung potensi tenaga listrik. Tingkat kemiringan diwakili
oleh indikator gradien skematik dimana semakin miring areal, semakin
besar kemungkinan untuk ditemukannya head yang cukup untuk PLTMH.
Tinggi jatuh efektif dapat diperoleh dengan mengurangi tinggi jatuh
total (dari permukaan air pada pengambilan sampai permukaan air saluran
bawah) dengan kehilangan tinggi pada saluran air. Tinggi jatuh penuh (full
head) adalah tinggi air yang bekerja efektif pada turbin yang sedang
berjalan. Untuk jenis saluran air, bila diketahui permukaan air pada
bangunan pengambilan dan pada saluran bawah serta debit air, maka tinggi
jatuh efektif dapat ditentukan dengan dasar pertimbangan ekonomis yaitu
berdasarkan biaya konstruksi paling ekonomis dengan memperhatikan
kemiringan, ukuran penampang saluran air, dan luas penampang pipa
pesat.

2.7 Hubungan Debit dan Head


Dari Persamaan 2.1 tersebut di atas dapat dipahami bahwa daya yang
dihasilkan adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air. Oleh karena itu,
berhasilnya pembangkitan tenaga air tergantung daripada usaha
untuk mendapatkan tinggi jatuh air yang besar secara efektif dan ekonomis.
15

Pada umumya, debit yang besar membutuhkan fasilitas dengan ukuran


yang besar untuk misalnya, bangunan ambil air (intake), saluran air dan
turbin sehingga tinggi jatuh yang besar dengan sendirinya lebih murah. Di
hulu sungai dimana umumnya kemiringan dasar sungai lebih curam akan
mudah diperoleh tinggi jatuh yang besar. Sedangkan di sebelah hilir sungai,
tinggi jatuh rendah dan debit besar. Oleh karena itu, bagian hulu sungai lebih
ekonomis dibandingkan bagian hilirnya mengingat tinggi jatuh yang kecil dan
debit yang besar tadi. Selain itu, di bagian hilir tersebut penduduknya padat,
sehingga akan timbul masalah pemindahan penduduk dan karenanya tak dapat
dihindari tambahnya biaya untuk konstruksi.

2.8 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

2.8.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) adalah suatu
pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga
penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara
memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro
merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan
hidro yang berarti air. Secara
teknis, pembangkit listrik tenaga mikrohidro memiliki tiga komponen
utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator.
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro mendapatkan energi dari aliran
air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu.
Pada dasarnya, pembangkit listrik tenaga mikrohidro memanfaatkan energi
potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin
besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di
samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula
diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi
tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah
pembangkit yang pada umumnya dibangun di bagian tepi sungai untuk
16

menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang


berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh
sebuah generator.

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro bisa memanfaatkan


ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2,5
m dapat dihasilkan listrik 400 W. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan
pembangkit listrik tenaga mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar,
berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang
diperlukan guna instalasi dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga
mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan pembangkit listrik
tenaga mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Perbedaan antara pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan
pembangkit listrik tenaga mikrohidro terutama pada besarnya tenaga listrik
yang dihasilkan. PLTA dibawah ukuran 100 kW digolongkan sebagai
pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit
listrik tenaga mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan
energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan. Beberapa keuntungan
yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH
ini cukup murah karena menggunakan energi alam.
2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah
terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan
sedikit latihan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran.
4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan
sehingga ketersediaan air terjamin.
17

2.8.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


Prinsip dasar pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah
memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh aliran air pada jarak
ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah skema
pembangkit listrik tenaga mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan
ketinggian jatuh (head) untuk menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan.
Hal ini adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian dan
aliran (energi potensial) ke dalam bentuk energi mekanik dan energi listrik.
Secara umum, skema suatu sistem pembangkit listrik tenaga
mikrohidro
(PLTMH) ditunjukkan pada Gambar 2.2.

2.8.3 Komponen-Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


Dalam suatu lokasi, pembangkit listrik tenaga mikrohidro dapat
dipetakan sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen bangunan
sipil serta komponen elektrikal dan mekanikal. Beberapa komponen
18

sipilnya seperti bendungan, saluran penyadap, saluran pembawa, saluran


pelimpah, kolam
penenang, pipa pesat, rumah pembangkit, dan saluran pembuang. Pada
komponen elektrikal dan mekanikalnya terdapat komponen seperti
turbin, generator, transmisi mekanik, panel, dan juga jaringan distribusi.
A. Bendungan (Weir)
Bendungan (weir) dapat didefinisikan sebagai bangunan yang
berada melintang sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air.
Konstruksi bendungan (weir) bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol
tinggi air dalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup
untuk dialihkan ke dalam intake pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Bendungan dapat digolongkan menurut strukturnya, bahan-
bahan konstruksinya, tujuan kegunaannya, prinsip perencanaannya, tingginya, dan
lain sebagainya. Penggolongan bendungan menurut bahan konstruksi dan prinsip
perencanaan yang umum dipakai adalah sebagai berikut:
1. Bendungan beton
Bendungan beton dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu
 Bendungan gravitas (gravity dam)
 Bendungan busur (arch dam)
 Bendungan rongga (hollow dam atau buttress dam)
2. Bendungan urugan
Bendungan urugan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
 Bendungan urugan batu (rock fill dam)
 Bendungan tanah (earth dam)
3. Bendungan kerangka baja (steel frame dam)
4. Bendungan kayu (timber dam)

Di samping itu bendungan dapat pula digolongkan sesuai dengan tujuan


penggunaannya, misalnya, bendungan pemasukan (intake dam), bendungan
penyimpan (storage dam), bendungan pengatur (regulating dam) dan
bendungan penyimpan dipompa (pumped storage dam). Pada umumnya
19

bendungan pemasukan menampung aliran air sungai untuk PLTA jenis


aliran sungai langsung. Bendungan-bendungan penyimpan dan pengatur
membendung air sungai guna memperoleh tinggi terjun buatan
(artificial). Di samping itu bendungan-bendungan ini menampung,
menyimpan dan memasukkan air ke turbin sesuai dengan kebutuhan.
Bendungan penyimpan dipompa adalah bendungan yang dibuat untuk
menyimpan air hasil pemompaan dari pusat listrik dipompa (pumped storage
power plant). Di samping itu, dilihat dari segi tujuan penggunaan air yang
disimpan, bendungan dapat digolongkan dalam berbagai jenis bendungan
tanggul (embankment dam) untuk pengendalian banjir dan pengairan,
pembangkitan tenaga listrik, penyediaan air untuk pelayanan umum, penyediaan
air untuk industri, pelayaran dan sebagainya. Dari sekian banyak tujuan
penggunaan bendungan dengan dua kegunaan atau lebih disebut bendungan serba
guna (multi-purpose).

B. Saluran Penyadap (Intake)


Saluran penyadap adalah bagian dari konstruksi sipil yang
digunakan untuk masuknya air dari sungai menuju saluran pembawa
dengan dilengkapi penghalang sampah.
C. Saluran Pembawa (Headrace)
Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai
ke kolam penenang. Selain itu, saluran ini juga berfungsi untuk
mempertahankan kestabilan debit air. Saluran air untuk sebuah pembangkit
skala kecil cenderung untuk memiliki bangunan yang terbuka.
D. Saluran Pelimpah (Spillway)
Saluran pelimpah berfungsi untuk mengurangi kelebihan air pada saluran
pembawa.
E. Kolam Penenang (Forebay)
Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring
kembali air agar kotoran tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu, kolam
20

penenang ini juga berfungsi untuk menenangkan aliran air yang akan masuk
ke dalam pipa pesat.
F. Pipa Pesat (Penstock )
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk
mengalirkan air dari kolam penenang (forebay) menuju turbin air.
G. Rumah Pembangkit (Power House )
Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin, generator dan
peralatan lainnya. Bangunan ini menyerupai rumah dan diberi atap
untuk melindungi peralatan dari hujan dan gangguan- gangguan lainnya.
H. Saluran Pembuang (Tailrace )
Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan air keluar
setelah memutar turbin.
I. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi
energi mekanik. Air akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin
berputar. Perputaran turbin ini dihubungkan ke generator. Turbin terdiri dari
berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.
J. Pengelompokkan Turbin
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial
air menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
turbin impuls dan turbin reaksi.
1. Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang
keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir
sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu
jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Adapun jenis-jenis turbin
impuls adalah sebagai berikut:
a. Turbin Pelton
Turbin Pelton adalah Turbin yang digunakan untuk tinggi terjun
yang tinggi, yaitu di atas 300 m. Teknik mengkonversikan energi potensial air
21

menjadienergi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses impuls,
sehingga turbin Pelton disebut juga sebagai turbin impuls.

Gambar 2.3 Turbin Pelton

b. Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
pelton, turbin Turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda.
Dan kecepatan putar turbin Turgo lebih besar dari turbin Pelton,
akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator
sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.

Gambar 2.4 Turbin Turgo

c. Turbin Crossflow
Turbin Crossflow merupakan jenis turbin yang dikembangkan
oleh Anthony Michell (Australia), Donat Banki (Hongaria) dan Fritz
Ossberger (Jerman). Michell memperoleh hak paten atas desainnya pada tahun
1903. Turbin Crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 l/s hingga 10 m3/s dan
head antara 1 m s/d 200 m. Turbin Crossflow menggunakan nozle persegi
22

panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pada dasarnya


turbin ini bekerja menggunakan tenaga jatuhan air sehingga turbin akan
berputar, dan putaran itu akan menggerakkan generator yang akan
menghasilkan listrik.

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Turbin Crossflow

Penggunaan jenis turbin Crossflow lebih menguntungkan


dibanding dengan penggunaan kincir air maupun jenis turbin
mikrohidro lainnya. Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat
menghemat biaya pembuatan penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan
kincir air dengan bahan yang sama. Penghematan ini dapat dicapai karena
ukuran turbin Crossflow lebih kecil dan lebih kompak dibanding kincir air.
Diameter kincir air yakni roda jalan atau runnernya biasanya 2 m ke atas,
tetapi diameter turbin Crossflow dapat dibuat hanya 20 cm saja sehingga
bahan-bahan yang dibutuhkan jauh lebih sedikit, itulah sebabnya bisa lebih
murah. Dari kesederhanaannya jika dibandingkan dengan jenis turbin lain,
maka turbin Crossflow yang paling sederhana. Runner turbin dapat dibuat
dari material baja sedang, dibentuk dingin kemudian dirakit dengan konstruksi
las dan komponen-komponen lainnya dari turbin ini semuanya dapat dibuat
di bengkel-bengkel umum dengan peralatan pokok mesin las listrik, mesin bor,
23

mesin gerinda meja, bubut, dan peralatan kerja bangku. Dari


kesederhanaannya itulah maka turbin Crossflow dapat dikelompokkan sebagai
teknologi tepat guna yang pengembangannya di masyarakat pedesaan
memiliki prospek cerah karena pengaruh keunggulannya sesuai dengan
kemampuan dan harapan masyarakat.

Gambar 2.6 Turbin crossflow

2. Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan
terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini
memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat
berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan
sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air
dan berada dalam rumah turbin.

a. Turbin Francis
Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang
diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah
24

di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah


mengarahkan air masuk secara tangensial.
Sudu pengarah pada turbin Francis dapat merupakan suatu sudu
pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk
penggunaan pada berbagai kondisi aliran air, penggunaan sudu pengarah
yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.
b. Turbin Kaplan & Propeller
Turbin Kaplan dan Propeller merupakan turbin rekasi aliran
aksial. Turbin ini tersusun dari Propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut
biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu.

Gambar 2.8 Turbin Kaplan

Diagram klasifikasi turbin air dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
25

Gambar 2.9 Diagram klasifikasi turbin air

3. Pemilihan Turbin
Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada
beberapa daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin.
Pemilihan jenis
turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan
yang lebih mendalam.
Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan
adalah sebagai berikut ini :

1) Turbin Kaplan & Propeller : 2 < H < 20 meter


2) Turbin Francis : 10 < H < 350 meter
3) Turbin Pelton : 50 < H < 1000 meter
4). Turbin Turgo : 50 < H < 250 meter
5). Turbin Crossflow : 6 < H < 100 meter

2.9 Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


Manfaat pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan taraf hidup masyarakat
Dengan adanya energi listrik untuk penerangan di malam hari,
akan meningkatkan taraf hidup masyarakat, karena dengan penerangan tersebut
dapat meningkatkan kerja masyarakat desa dalam meningkatkan pendapatan.
Disamping itu juga akan menambah waktu belajar anak sekolah di malam hari.
Informasi dari media televisi akan menambah pengetahuan bagi
masyarakat dan dengan pengetahuan yang beguna dapat mengubah cara
hidup yang lebih baik sesuai dengan pemanfaatan masyarakat itu sendiri.
2. Pengembangan potensi wilayah
26

Energi listrik yang mencukupi untuk terbentuknya suatu industri


pengelola hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan kerajinan tangan,
merupakan sasaran utama bagi peningkatan sumber daya manusia. Sehingga
dengan bertumbuhnya industri seperti tersebut di atas sekaligus juga akan
menambah keterampilan masyarakat tersebut dalam bidang yang ditekuninya,
yang pada akhirnya akan menjadikan daerah industri yang berwawasan potensi
daerah. Dengan potensi daerah yang sudah terbentuk akan dapat
mengembangkan wilayah sesuai dengan potensi te
BAB III
PEKERJAAN YANG DITINJAU

3.1 Spesifikasi Teknis

Selama melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) pada proyek


Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH Kec.Babussalam,
Kab.Aceh Tenggara, banyak kegiatan yang dapat penulis ikuti selama proses
waktu PKL ini dikarenakan pada proyek ini tidak berpusat di satu tempat akan
tetapi di beberapa tempat. Maka dari itu, penulis insha Allah mendapatkan cukup
banyak ilmu pada masa PKL ini. Namun adapun kegiatan-kegiatan yang penulis
tinjau sendiri adalah Bendungan (Weir) Dan Saluran Pelimpah (Spillway).

3.1.1 Bendungan (Weir)


Bendungan (weir) dapat didefinisikan sebagai bangunan yangberada
melintang sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air. Konstruksi
bendungan (weir) bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol tinggi air
dalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup untuk
dialihkan ke dalam intake pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Bendungan dapat digolongkan menurut strukturnya, bahan-bahan
konstruksinya, tujuan kegunaannya, prinsip perencanaannya, tingginya, dan lain
sebagainya.
1. proses penggalian tanah dengan kedalaman 15 m,panjang 20 m, luas 10 m
dengan excapator dan hasil galian di angkut dangan dump truck ke
disposal area atau di simpan sebagai stock untuk material timbunan dengan
jenis dan spesifikasi tanah Poto penggalian.

2. proses pemasangan bekisting pada bendung ini di laksanakan dengan


memakai besi D 22 dan D 16.

27
28

Gambar : pemasangan bekisting

3. Proses pengecoran pada bendung yang di lakukan dengan mutu k 225,


tebal beton 40 cm dengan ketinggian 5,4 m.

Gambar: pengecoran bendung

4. proses pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton di anggap


mengeras,pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 8 jam dari
pengecoran terakhir dengan tenaga orang (berbeda- beda tergantung pada
29

setting time beton,setiap mix design yang di buat juga berbeda tergantung
dari bahan admixture yang digunakan).

3.1.2 Saluran Pelimpah (spillway)


Saluran pelimpah atau katup adalah struktur yang digunakan untuk
menyediakan aliran terkendali dari bendungan ke arah hilir, biasanya menjadi
sungai yang dibendung.saluran pelimpah melepas bajir sehingga air tidak
melebihi dan merusak atau bahkan mehancurkan bendungan.

Gambar : Spillway

3.2 Peralatan
Peralatan atau alat – alat yang digunakan pada pekerjaan Bendungan
(Weir) Dan Saluran Pelimpah (Spillway) adalah sebagai berikut :
3.2.1 Bendungan (Weir)
1. rock excavation, Digunakan untuk memecah dan menghancurkan.
Yang dapat menghancurkan material agregat di lokasi pengolahan
pekerjaan dengan kapasitas sebanyak 9 m³. Jumlah rock excavation
yang digunakan berjumlah 2 unit. Setiap rock excavation ini
melakukan tugasnya masing-masing sehingga pekerjaan dapat selesai
lebih cepat.. Gambar rock excavation pengangkut material
diperlihatkan pada gambar 3.1.
30

Gambar 3.1 Rock Excavation

2. Soil excavation, Untuk penggalian material yang telah dihancurkan oleh


rock excavation kemudian dibawa menggunakan Dump Truck dan
dihampar ke jalan yg menuju ke bendungan. Banyaknya Soil excavation
yang digunakan berjumlah 3 unit. Gambar Soil excavation yang digunakan
diperlihatkan pada gambar 3.2
31

Gambar 3.4 Soil Excavation

3. Earth Fill, Alat ini digunakan untuk mengumpulkan material yang sudah
dihancurkan oleh rock excavation, Earth Fill yang digunakan berjumlah 1
unit. Untuk pengoperasiannya dilakukan oleh seorang yang mempunyai
keahlian dan mengendalikan Earth Fill ini. Gambar Earth Fill
diperlihatkan pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Earth Fill


32

4. Stipping, Alat ini digunakan untuk meratakan tanah dilokasi bedungan


yang sudah digali sebelumnya, Srtipping yang digunakan berjumlah 1 unit.
Gambar Stripping diperlihatkan pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Stripping

3.2.2 . Saluran Pelimpah (Spillway)


1. Vibrator, digunakan untuk meratakan beton cor yang sudah diaduk dari
mesin conrete mixcer. Vibrator yang digunakan ada 1 unit. Gambar
Vibrator meratakan diperlihatkan pada Gambar 3.4.
33

Gambar 3.4 Vibrator

Sumber : Dokumentasi

a. Jadwal Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan untuk Proyek Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik
Mikro Hidro PLTMH Kec. Babussalam dengan sumber dari Dana Insintif Daerah tahun
memakan waktu selama 7 jam dalam sehari.
34
3.1. Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan meliputi pada volume dan metode
pelaksanaan. Volume dan metode pelaksanaan akan diuraikan sebagai berikut.

3.1.1. Volume pekerjaan


Berikut ini adalah volume pengerjaan pembangunan pembangkit listrik
tenaga mikro hidro.
a. Volume pekerjaan galian tanah
Volume pekerjaan galian tanah dan pekerjaan batu bangunan pengelak
disebutkan bahwa memiliki total volume sebesar 9,380.05 m3. Untuk pekerjaan
galian tanah dan pekerjaan galian batu bangunan pengelak disesuaikan dengan
gambar yang ada dan perubahan gambar diikuti dengan adanya faktor alam
sekitar.
3.1.6.1 proses penggalian tanah dengan kedalaman 15 m,panjang 20 m, luas 10 m
dengan excapator dan hasil galian di angkut dangan dump truck ke
disposal area atau di simpan sebagai stock untuk material timbunan dengan
jenis dan spesifikasi tanah

3.1.2. Metode pelaksanaan


Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pembangunan
pembangkit listrik tenaga mikrohidro paket C, terdapat metode pelaksanaan dari
tiap tinjauan pekerjaan, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Metode pelaksanaan pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan galian tanah dan diantaranya adalah
sebagai berikut.
1) Mobilisasi dan demobilisasi

35
36

Pelaksanaan mobilisasi peralatan dilaksanakan secara bertahap


berdasarkan urutan dalam penggunaan peralatan yang akan dipakai dalam proses
pelaksanaan pekerjaan. Medan yang terjal serta tebing yang curam menjadi
perhatian khusus. Dalam hal ini beberapa hal harus diperhatikan diantaranya
adalah keselamatan pekerja.
Jumlah dan jenis alat yang akan dimobilisasi sesuai dengan kebutuhan saat
pekerjaan di lapangan.

2) Metode pelaksanaan
Pekerjaan galian tanah terbuka dilakukan untuk mendapatkan elevasi tanah
sesuai desain perencanaan terowong. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan
pembersihan lahan (land clearing). Pekerjaan galian bangunan pengelak
dilakukan pada lokasi inlet terowong dan outlet terowong. Kriteria material galian
tanah biasa sesuai spesifikasi teknis dapat diidentifikasikan dengan cara
penggalian tanah biasa tersebut yang masih bisa dilakukan menggunakan segala
jenis peralatan mekanis tanpa memerlukan proses ripping atau breaking. Metode
penggalian tanah biasa yaitu dilakukan penggalian dengan menggunakan
Bulldozer 15 atau sejenisnya atau menggunakan Excavator kapasitas 0,9 m3 yang
langsung dimuat ke atas Dump Truck kapasitas 15 ton. Material hasil galian tanah
akan diangkut menggunakan Dump Truck ke disposal area.
Setelah dilakukan survey dan pemasangan patok, tanah digali pada elevasi
yang telah ditentukan sesuai dengan patok yang telah dibuat dengan menggunakan
Excavator. Cara kerja Excavator pada saat proses penggalian adalah :
- Boom dan bucket bergerak maju.
- Bucket digerakkan menuju alat.
- Bucket melakukan penetrasi ke dalam tanah.
- Bucket yang telah penuh diangkat.
- Struktur atas berputar.
- Bucket diayun sampai material di dalamnya keluar.
37

Kondisi outlet terowong adalah teras bukit yang cukup terjal maka
excavator pada saat posisi swing (memutar) harus diatur minimal 4 meter dan
posisi excavator harus agak miring menempel pada bukit tersebut karena posisi
tersebut lebih aman untuk menjaga keselamatan alat dari hal-hal yang tidak
diingingkan. Pada saat loading (muat material ke dalam Dump Truck) maka yang
harus diperhatikan adalah posisi alat harus lebih tinggi dari posisi truk sehingga
kerja alat bisa jadi lebih mudah.

Gambar 3.13 Ilustrasi Pekejaan Galian Terbuka

Gambar 3.14 Proses Loading Ke Dalam Dump Truck


38

Pada pekerjaan ini tiap excavator diawasi oleh satu pengawas lapangan
yang bertugas mengawasi dan mengarahkan jalannya pekerjaan sehingga hasilnya
sesuai dengan perencanaan serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS). Selain
itu, pengawas lapangan juga mempunyai tugas untuk membuat laporan harian
mengenai hal-hal yang telah dilakukan serta permasalahan-permasalahan yang
terjadi selama pelaksanaan di lapangan.
Pada lokasi galian outlet terdapat empat unit Excavator, yaitu dua unit
Excavator sebagai penggali dan dua unit Excavator sebagai loading (muat
material ke Dump Truck), satu unit Bulldozer dilengkapi dengan blade digunakan
untuk mendorong material (tanah dan batu) ke area dekat Excavator untuk
loading ke Dump Truck, dan empat unit Dump Truck sebagai pengangkut hasil
material hasil galian.
Pada saat penggalian tidak menutup kemungkinan terdapat material batuan
keras. Kriteria material galian batu dapat diidentifikasikan dengan cara penggalian
batu tersebut hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat Excavator yang
dilengkapi dengan breaker.
Metode pelaksanaan pekerjaan galian batu, yaitu penggalian menggunakan
Excavator yang dilengkapi dengan breaker dan di loading menggunakan
Excavator bucket kapasitas 0,9 m3 ke atas Dump Truck dengan kapasitas 15 ton.
Materal hasil penggalian batu diangkut menggunakan Dump Truck ke disposal
area atau ke lokasi stock pile atau digunakan timbunan jalan sementara.
39

Gambar 3.15 Lokasi Galian Outlet Terowong


40

Gambar 3.16 Lokasi Disposal Area

Setelah dilakukan penggalian, tim surveyor melakukan pengukuran ulan


sehingga elevasi dan kemiringan tanah hasil galian telah sesuai dengan desain
perencanaan.

3.2. Masalah Yang Terjadi Di Lapangan

3.2.1. Pekerjaan galian tanah dan pekerjaan galian batu


Masalah yang terjadi di lapangan pada pekerjaan galian tanah dan
pekerjaan galian batu bangunan pengelak adalah sebagai berikut.
1. Adanya perubahan gambar perencanaan karena tidak sesuai di lapangan.
2. Kerusakan satu alat Dump Truck menyebabkan berkurangnya
produktivitas alat.
41

3. Faktor alam yang kurang mendukung, seperti sering terjadinya hujan


daerah tersebut. Menyebabkan Dump Truck tidak dapat beroperasi untuk
muat ke disposal area.
4. Kurangnya disiplin para tenaga kerja dalam mematuhi keselamatan kerja.
Seperti tidak menggunakan alat safety dan juga ada beberapa yang sering
ditemukan merokok sambil kerja.
5. Ditemukannya mata air yang menyebabkan tergenangnya lokasi pekerjaan
galian tanah dan pekerjaan galian batu bangunan pengelak. Adanya mata
air tersebut bisa menghambat pekerjaan ataupun mempercepat pekerjaan.
Terhambatnya adalah banyaknya genangan air buat para pekerja sulit
untuk mencapai ke alat. Manfaat dari genangan air tersebut adalah material
batu maupun tanah yang mau digali menjadi lunak dan mempermudah
kerja excavator backhoe.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Tinjauan Pekerjaan


Berdasarkan hasil tinjauan pekerjaan dilapangan yang diperoleh dari
pengamatan lapangan adalah dapat mengetahui tahapan-tahapan pekerjaan dan
pelaksanaan serta alat yang digunakan pada pekerjaan yang di tinjau yaitu pada
Bendungan dan Spillway.

4.2 Produktivitas Tenaga Kerja dan Peralatan


Produktifitas kelompok pekerja adalah kemampuan tenaga kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan (satuan volume pekerjaan) yang dibagi dalam satuan
waktu, jam atau hari. Cepat atau lambatnya pengerjaan suatu proyek sangat
dipengaruhi oleh produktifitas pekerja proyek tersebut. Secara umum tenaga kerja
pada proyek konstruksi ini terdiri dari pengawas, mandor, kepala tukang dan
pekerja.

4.2.1 Pekerjaan pada Area Bendungan dan Spillway


1. Produktivitas Alat Berat Dump Truck

Q = ( 60 x C X f x E )
Cm

Q = Hourly production (m3.hr)

Loading capacity of tuck


C = = 9.3 m3
(m3)

Soil conversion 0.09 (Gravell


F = =
factor 3 y Soil)

E = Job management factor (E=0.9) = 0.9

42
43

T0 = Time for loading


= Cms x n / ( 60 x Es )
= 36 x 5.94 / ( 60 x 0.7 )
= 5 min

(min
T1 = Time for hauling
)
0.
= 60 x D1 (hauling distance) = km
5
V1 (hauling speed) = 15 km/hr
= 60 x 0.5
15
= 2 min

(min
T2 = Time for returning
)
0.
= 60 x D2 (returning distance) = km
5
V2 (returning speed) = 20 km/hr
= 60 x 0.5
20
= 2 min

T3 = Time for unloading, inluding waiting time (min) = 8 min

C
= Cycle time (min)
m

T T
= T0 + + + T3
1 2

= 5 + 2 + 2 + 8

= 17 min

Q = ( 60 x C X f x E )
Cm

0.8
= ( 60 x 6.6 X x 0.9 )
3
44

17

= 17.8936 m3/hr

2. Produktivitas Alat Berat Buldozer

Q2 = ( 60 x q X f x E )
Cm

Q = Hourly production (m3/hr)

q = Moldboard capacity (m3)


= 0.624 x B X H^2
= 0.624 x 3.67 X 2.34
= 5.36

B = Width of Moldboard in meter (3.67 m)

H = Height of Moldboard in meter ( 1.53 m)

Soil conversion
f = = 0.093 (Gravelly Soil)
factor

E = Job management factor (E=0.45) = 0.6

Cm = Cycle time (min)

Cm = 0.038 x L + 0.2
= 0.038 x 20 + 0.2
= 0.96
where
:
L = Averaged dozing distance (m)
L = 20 m

2. Produktivitas Alat Berat Buldozer

a. Excavator PC-200 / Backhoe (Excavation)

Q = ( 3600 x Q x k x F x E )
CM
45

q : Bucket Capacity = 1 m3

Soil Conversion
f : = 0.093 Gravelly Soil
Factor

Common
E : Efficiency = 0.70
excavation

Common
k : Bucket Factor = 0.7
excavation

circling : 180
CM : Cycle time = 28
degree (sec)

Q = ( 3600 X q x k x F x E )
C
M

1.0
Q = ( 3600 X x 0.7 x 0.093 x 0.7 )
0
28

Q = 1469.412
28

Q = 52.479 m3/hr (work ability of equipment)

b. Excavator PC-200 / Backhoe (Slope Trimming Sodding)


Q = ( 3600 x q x k x F x E )
C
M

q : Bucket Capacity = 1 m3

f : Soil Conversion Factor = 0.093 Gravelly Soil

Common
E : Efficiency = 0.70
excavation

k : Bucket Factor = 0.7 Common


46

excavation

C circling : 180
: Cycle time = 28
M degree (sec)

Q = ( 3600 x q x k x F x E )
C
M

1.0 0.
Q = ( 3600 x x 0.7 x 0.833 x )
0 7
28

Q = 1469.412
28

Q = 26.24 m3/hr (work ability of equipment)

4.3 Solusi Terhadap Masalah


Pada permasalahan yang terdapat di lapangan tentunya tidak dapat
dibiarkan begitu saja dan harus segera dicari solusinya agar pekerjaan sesuai
WMS dan selesai tepat waktu. Solusi terhadap masalah yang terjadi khususnya
pada pekerjaan pemancangan dan pilecap diuraikan sebagai berikut:

1. Material dan bahan


Material sebaiknya diletakkan di atas permukaan yang telah dialasi dengan
terpal, dan di atasnya juga ditutupi dengan terpal sehingga pada saat pengambilan
material tidak bercampur dengan tanah dan material juga tidak terjadi korosi.
Selain itu alat-alat ataupun material yang belum terpakai sebaiknya dibuat dalam
suatu tempat atau kotak untuk menyimpan alat tersebut agar tidak berserakan dan
hilang. Diantara dua jenis material yang berbeda juga dibuat pemisah sehingga
kecil kemungkinan dapat terjadinya pecampuran material.
Ketika terjadi kehabisan stok material yang akan digunakan dilapangan
terutama tulangan, kontraktor mengajukan konversi tulangan untuk perubahan
47

ukuran tulangan yang digunakan. Hal tersebut dapat dilakukan oleh pihak
kontraktor apabila sudah mendapat persetujuan dari Owner
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.5.1 Kesimpulan
1.5.2 Saran
1. Waktu pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan selama 2 bulan memang
tidak memungkinkan bagi kami untuk mengikutin seluruh kegiatan di
proyek sampai selesai, ditambah lagi kegiatan ini harus dilakukan disela-
sela jadwal perkuliahan sehingga tidak mungkin bagi kami untuk
menumpahkan seluruh perhatian kepada kegiatan di lapangan. Namun
demikian kami merasa banyak menerima masukan dan pengalaman yang
kami peroleh di bangku perkuliahan. Sehingga setelah kami melakukan
kerja praktek ini sedikit banyak nya kami bisa menambah wawasan kami
dalam bidang teknik sipil yang dapat kami manfaatkan setelah kami
menyelesaikan kuliah dan terjun kelapangan serta masyarakat.
2. Hal yang paling kami rasakan selama mengikuti kerja praktek ini adalah
penyimpangan antara materi kuliah dengan praktek dilapangan. Sangat
kami rasakan kurangnya pengetahuan praktek yang banyak dipergunakan
di lapangan. Sementara teori-teori yang kami peroleh di bangku kuliah
masih kurang aplikasinya.
3. Untuk itu kami rasa sangat penting apabila materi-materi yang diperoleh
dibangku perkuliahan diselaraskan dengan aplikasi-aplikasi yang banyak
diterapkan di lapangan. Pengetahuan-pengetahuan yang sifatnya
manajemen pengelolaan proyek, termasuk masalah tender dan pengelolaan
suatu pekerjaan agar berhasil dengan baik adalah diantaranya bekal yang
rasanya penting sekali untuk dimiliki oleh seorang sarjana sipil.
4. Namun demikian, kami merasa puas dimana dengan mengikuti kerja
praktek ini kami memperoleh pengetahuan yang banyak yang dapat kami
terapkan nantinya di lapangan dan di masyarakat serta kegiatan kerja
praktek ini juga menjadikan kami memiliki koneksi lebih luas dalam hal

48
49

pekerjaan dan hubungan baik dengan semua yang berperan di sebuah


proyek konstruksi yang tidak dapat kami temui di bangku perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai