PENDAHULUAN
Pembangunan dalam bidang teknik sipil pada umumya dikarenakan untuk membangun
ataupun menata kota tersebut. Pembangunan dalam bidang teknik sipil selalu dilakukan
untuk mengoptimalkan serta mempermudah para penggunanya oleh karena itu dibutuhkan
pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam mengetahui tahapan-tahapan metode
pelaksanaan konstruksi serta dalam penerapannya, dikarenakan kurangnya pengetahuan
dan pemahaman yang cukup dalam mengetahui tahapan-tahapan metode pelaksanaan
konstruksi tersebut. Selain kurang optimal dan efisien, sering pula terjadi kegagalan pada
pembangunan dimana disebabkan oleh kurang pengetahuan dan pemahanan tentang
pengawasan, langkanya tenaga ahli dan tenaga terampil dalam pelaksanaan proyek, dan
kurang aktualnya manual-manual perencanaan maupun pedoman pelaksanaan lapangan
yang berfungsi sebagai jembatan bagi para praktisi untuk memahami konsep peraturan
modern.
Lembaga-lembaga pendidikan sebagai wadah pembinaan sumber daya manusia harus
mampu menyiapkan para alumninya sebagai manusia yang berilmu, cerdas, bermoral serta
siap terjun di lapangan untuk menjadi tenaga yang profesional dalam bidangnya. Pendidikan
tidak hanya dilakukan sebagai proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi
juga digunakan untuk mengembangkan kemampuan serta pola pikir yang nantinya dapat
digunakan dan diterapkan di lapangan.
Sebagai salah satu wujud nyata dari tuntutan di atas adalah dengan diadakannya mata
kuliah Kerja Praktek dalam kurikulum pendidikan pada Fakultas Teknik Program Studi
Teknik Sipil Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, sebagai pra-syarat akademis untuk
menjadi seorang sarjana teknik. Kerja praktek pada prinsipnya merupakan sarana yang
digunakan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajari dalam
kuliah untuk dapat dipakai di lapangan. Demikian juga diharapkan dengan adanya kerja
praktek ini sebagai timbal balik bagi pihak universitas dan pihak industri untuk dapat
memahami, memenuhi, dan mengikuti perkembangan teknologi maupun konsep-konsep
peraturan modern yang terjadi di lapangan.
Bertolak dari latar belakang pemikiran di atas, maka dilaksanakan kerja praktek pada
proyek Bendungan Raknamo Kupang di Kab. Kupang.
I-1
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Dengan terlaksananya kerja praktek ini dapat membentuk mahasiswa untuk melihat
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan dan solusi yang diambil untuk
menyelesaikannya serta mahasiswa dapat menjadi lebih terampil dalam usaha
mengembangkan kreatifitas dan pola pikir secara profesional. Dan dengan itu bisa
menemukan solusinya sehingga menjadi tolak ukur kesiapan mahasiswa untuk dapat
bekerja secara profesional dan mengembangkan kapasitas implementasi teori mahasiswa
melalui kegiatan di lapangan. Sehingga mahasiswa bisa melihat dan mengalami secara
langsung semua kegiatan di lapangan.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari terlaksana kerja praktek ini adalah untuk meninjau, mengamati dan
memahami proses kegiatan pembangunan tubuh bendungan yang ada di lapangan dengan
teori di bangku kuliah serta untuk mengetahui tahapan-tahapan metode pelaksanaan
konstruksi pembangunan tubuh bendungan khususnya timbunan inti pada proyek
Bendungan Raknamo Kupang di Kab. Kupang.
I-2
1.3.2 Data-Data Struktur
a. Jenis Struktur : Bendungan Urugan
b. Tipe Struktur : Bendungan Urugan Dengan Material Pilihan
I-3
1.7 Organisasi proyek
Organisasi adalah bentuk persekutuan antara sekelompok orang yang bekerja sama
secara formal dan terikat guna mencapai tujuan yang telah disepakati atau ditetapkan,
sedangkan proyek adalah suatu kegiatan yang terencana yang melibatkan berbagai pihak
dengan baik dan terencana.
Dari pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan Organisasi Proyek adalah
kegiatan mengatur pelaksanaan suatu pekerjaan secara terencana yang melibatkan
berbagai pihak yang terikat secara formal guna mencapai tujuan yang telah disepakati.
PEMILIK PROYEK
Kementrian Pekerjaan
Umum Indonesia
PROYEK
KONSULTAN KONTRAKTOR
PELAKSANA
Joint Operation
PT. Waskita karya
Hubungan Kerja
Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek Pembangunan Gedung Kantor DPD ini adalah
meliputi beberapa kelompok yang mempunyai hubungan kerja atau koordinasi yaitu :
1. Pemilik proyek
3. Kontraktor/pelaksana
Ketiga pihak ini digambarkan dalam satu diagram segitiga, dimana masing-masing
pihak melakukan tugas sesuai dengan fungsinya. Hubungan antara ketiga pihak tersebut
I-4
dapat berupa hubungan kontrak maupun hubungan kerja yang saling mendukung satu sama
lain seperti yang ditampilkan pada gambar 1.1. Keberhasilan pelaksanaan proyek sangat
ditentukan oleh berhasil tidaknya masing-masing pihak tersebut menjalankan fungsinya.
Gambar 1.1 menunjukan bahwa proyek akan berjalan dengan sukses jika masing-
masing pihak melakukan fungsinya dengan baik. Salah satu pihak tidak menjalankan
fungsinya secara baik, maka berdampak kepada pihak lain sehingga dapat menyebabkan
proyek terhambat. Oleh sebab itu hubungan kerja ketiga pihak tersebut merupakan
hubungan yang lebih tinggi dari pihak yang lain.
Pemberian tugas bisa berupa perseorangan, badan instansi, atau lembaga baik
pemerintah maupun swasta. Dalam proyek ini pihak yang memberikan pekerjaan
(pemilik proyek) adalah Dewan Perwakilan Daerah Provinsi NTT.
I-5
b. Tugas dan Kewajiban Konsultan Perencana
1. Membuat sketsa gagasan atau pikiran utama
2. Membuat pra-rencana
3. Membuat rencana pelaksanaan
4. Membuat gambar detail lengkap dengan perhitungan konstruksi
5. Membuat peraturan dan persyaratan-persyaratan
6. Membuat rencana anggaran biaya
7. Bertangung jawab sepenuhnya terhadap desain dan rencana teknis
yang dibuatnya.
Skema struktur organisasi konsultan Perencana dapat dilihat pada Gambar 2.3
Direktur
utama
Direktur
operasi
Kepala
proyek
a. Pengertian Kontraktor
Kontraktor ialah orang atau badan yang menerima serta menyelenggarakan
pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia dan melaksanakan sesuai
dengan peraturan-peraturan dan syarat-syarat gambar rencana yang telah ditetapkan.
Kontraktor dapat berupa badan atau perusahaan yang bersifat perseorangan yang
berbadan hukum dan bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan bangunan. Pada
proyek ini orang atau badan yang menerima serta melaksanakan pekerjaan
(kontraktor) adalah PT.Waskita Karya.
I-6
1. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar-gambar rencana atau gambar
bestek atau peraturan-peraturan dan syarat-syarat yang menjelaskan pekerjaan
dan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
2. Melaksanakan keputusan-keputusan yang diberikan dalam pelelangan. Dalam
hal ada kekeliruan maupun kelalaian dan hal-hal yang berlawanan antara
gambar satu dengan gambar lainnya atau gambar dengan keadaan sebenarnya
di lapangan.
3. Meminta persetujuan pemilik bila menggunakan sub kontraktor.
4. Mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau pemakaian
bahan-bahan yang tepat, mengikuti peraturan-peraturan yang diberikan oleh
pengawas antara lain tata laksana, waktu, tempat, dan cara pelaksanaan.
5. Membuat dan menyerahkan foto-foto lapangan tiap bulan.
6. Atas permintaan pengawas mengajukan daftar mingguan yang memuat jumlah
tenaga kerja, bahan-bahan yang tersedia yang belum dikerjakan, kemajuan
pekerjaan serta yang diperlukan pengawas.
7. Kontraktor wajib menghitung kembali terhadap struktur atau item pekerjaan bila
gambar desain diragukan.
8. Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib membetulkan pada perintah
pertama terhitung mulai dari hari penyerahan selama jangka waktu tertentu
dalam syarat pekerjaan semua kerusakan dan ketidaksempurnaan dalam
pelakasanaan sebagai akibat penggunaan bahan-bahan yang buruk.
9. Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan tersebut telah selesai secara
keseluruhan atau dapat pula diserahkan per bagian pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
10. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kelancaran dan keamanan
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan.
11. Kontraktor sesuai persyaratan dalam kontrak harus melaksanakan dan
melangsungkan pekerjaan dengan baik dan benar serta tepat waktu, termasuk
pengawasan material dan lain-lain, baik secara temporer maupun permanen
yang diperlukan untuk pelaksanaan dan kelangsungan pekerjaan sesuai
dengan persyaratan dalam kontrak.
I-7
oleh pemilik proyek untuk mencapai hasil kerja yang baik menurut persyaratan yang
ada. Pengawasan pelaksanaan yang dilakukan mewakili yang memborongkan dalam
segala hal yang menyangkut pelaksanaan yaitu memberi pimpinan dan mengadakan
pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Tugas dan Kewajiban Konsultan Pengawas
1) Membantu Pengguna Jasa melakukan pengendalian atas pelaksanaan civil
works yang dilakukan oleh kontraktor agar tepat mutu, biaya, dan waktu
sesuai dokumen kontrak.
2) Membantu Pengguna Jasa mendorong kontraktor untuk memenuhi
kewajibannnya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak.
3) Membantu Pengguna Jasa dalam menyikapi contract change order / addenda
yang diperlukan di dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi oleh pelaksana.
4) Melakukan review design dan membantu pemilik proyek memerintahkan
kepada kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannnya dengan hasil review
design.
5) Melakukan pemantauan secara terus-menerus pelaksanaan pekerjaan
lapangan yaitu pengendalian mutu, dan kemajuan fisik/keuangan sehingga
adanya kesesuaian dengan dokumen kontrak dan melaporkannya kepada
pemilik proyek.
6) Memeriksa dan menandatangani MC (Monthly Certificate) yang diajukan oleh
kontraktor kepada Pemilik Proyek.
7) Menyiapkan As Built Drawing atau gambar purna jadi.
8) Menyiapkan Laporan Bulanan, dan laporan Akhir Proyek.
9) Menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi sesuai permintaan pemilik
Proyek.
10) Membantu Pemilik Proyek pada saat PHO.
Skema struktur organisasi konsultan Pengawas JO dapat dilihat pada Gambar 1.3
Manager
Proyek
Site
Engineer
I-8
1.9 Hubungan Kerja Pihak yang Terlibat dalam Proyek
Secara garis besar hubungan antara unsur-unsur pelaksana pembangunan proyek
yang terlibat dalam proyek pembangunan Bendungan Raknamo Kupang adalah sebagai
berikut :
I-9