Anda di halaman 1dari 38

TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manajemen Proyek merupakn suatu disiplin ilmu dalam hal perencanaan,
pengorganisasian serta pengelolaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
proyek yang direncanakan.
Untuk memperdalam pemahaman keilmuan mahasiswa terkait disiplin
keilmuan tersebut. Maka mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan tugas
besar terkait disiplin keilmuan ini.
Manajemen suatu proyek dalam bidang Teknik sipil mencakup tentang struktur
pengorganisasian proyek dengan tanggung jawab setiap personal yang terlibat
dalam proyek dan juga hubungan antar personil dalam struktur tersebut.
Rencana komunikasi antar personal dalam proyek serta pengajuan
sengketa/klaim apabila sewaktu-waktu terjadi perselisihan juga menjadi ruang
lingkupnya. Selain itu komponen terpenting yang dipelajari dalam disiplinilmu
ini sendiri yaitu pengolahan dokumen kontrak serta pengajuannya.
Berdasarkan hal ini maka mahasiswa diharapkan dapat membuat data survey
terkait suatu proyek konstruksi dan menganalisis data tersebut menjadi sebuah
laporan untuk dipaparkan.
I.2 Rumusan Masalah
1. Melakukan survey dan menganalisis nama, lokasi, personal serta nilai dan
jangka waktu kontrak proyek terkait.
2. Mengidentifikasi struktur organisasi proyek terkait.
3. Menjelaskan tugas, tanggung jawab serta ghubungan antar personal yang
terlibat dalam proyek terkait.
4. Mengidentifikasi rancangan komunikasi personal dalam proyek yang
terkait.
5. Mengedentifikasi resiko yang mungkin terjadi/muncul serta metode
pengendalian resiko dalam proyek tersebut.
6. Merinci struktur organisasi proyek terkait.
7. Memaparkan dokumen kontrak proyek terkait.

I.3 Tujuan Penulisan


Tugas Besar ini memiliki tujuan sebagai persyaratan ketuntasan dan
memenuhi tugas akhir mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen Proyek untuk
kelas 2B Program Studi D3 GTeknik Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang. Selain itu tugas ini juga memiliki tujuan lain
yaitu:
1. Mahasiswa mampu mengetahui struktur organisas proyek secara rinci.
2. Mahasiwa mampu mengetahui tugas serta tanggung jawab masing-masing
personal yang terlibat dalam proyek.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
3. Mnegetahui rancangan komunikasi, serta kemungkinan permasalahan
yang timbul lengkap dengan penyelesaian dan metode pengajuan
klaimnya.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi risiko serta pengendalianya dalam
suatu proyek terkait.
5. Mahasiswa mengenali dan mengetahui yang dimaksud dengan dokumen
kontrak.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Struktur Organisasi Proyek


Dalam sebuah proyek, pasti terdapat sebuah struktur organisasi proyek yang
telah tersusun dengan baik untuk menyelesaikan sebuah proyek. Struktur tersebut
dibuat karena dalam pengerjaan sebuah proyek membutuhkan banyak tenaga
kerja dengan tugasnya masing-masing.Dengan demikian, susunan organisasi
dibutuhkan karena melibatkan banyak orang dalam menyelesaikan sebuah
proyek. Selain itu, manajemen proyek juga membutuhkan perencanaan dengan
tujuan agar plan yang sudah ditetapkan bisa terlaksana secara efisien dan efektif.
Mengutip buku Manajemen Proyek Perangkat Lunak karya Alexander
Wirapraja, dkk.,struktur organisasi adalah sarana yang berguna untuk membantu
proses pencapaian suatu tujuan dalam proyek. Dengan keberadaan struktur
organisasi proyek, pekerjaan akan terasa lebih mudah, karena setiap orang yang
terlibat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Selain itu,
mekanisme dan pengendalian kerja proyek menjadi lebih jelas dan terarah.
II.1.1 Pengertian
Struktur organisasi proyek merupakan sebuah perangkat yang
mengatur hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan proyek
suatu perusahaan. Struktur organisasi proyek disusun berdasarkan situasi
kultur dan kebutuhan sistem manajemen proyek. Secara umum, organisasi
proyek mempunyai susunan dan hierarki yang berbeda-beda.
Penentuan posisi dalam organisasi proyek disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan dan kompleksitas proyek. Semakin kompleks suatu proyek, maka
semakin besar pula susunan organisasinya.
Struktur organisasi proyek adalah sebuah sarana yang berguna untuk
membantu dalam proses pencapaian suatu tujuan dalam proyek. Susunan
ini bekerja dengan cara mengatur dan mengorganisasi semua sumber daya
yang ada, material atau bahan-bahan, tenaga kerja dan peralatan serta
modal. Dan pastinya menerapkan sebuah sistem manajemen yang efektif
dan efisien serta disesuaikan dengan kebutuhan pada proyek tersebut.
Dengan adanya susunan yang telah ada atau dibuat ini, dapat
mempermudah untuk mengatur sebuah pembagian tugas serta wewenang
pada setiap orang atau bagian. Dalam pembagiannya harus jelas, agar setiap
orang memiliki tugas atau pekerjaan dengan tanggung jawab masing-
masing. Dan pastinya memiliki keterkaitan satu dengan lainnya pada setiap
bagian. Selain bertujuan untuk membantu mencapai sebuah tujuan dengan
maksimal. Struktur organisasi ini juga memiliki kegunaan atau tujuan lainnya.
Seperti berguna untuk menyusun mekanisme dalam pengendalian kerja
proyek, mengelompokkan penanggung jawab pada setiap kegiatan,
menentukan wewenang dan tanggung jawab untuk semua pekerja proyek
dam mengidentifikasi pembagian sebuah kegiatan.
II.1.2 Pihak – pihak

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
II.1.2.1 Pemilik Proyek atau Owner
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang
memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain
yang mampu melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja
untuk merealisasikan proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu
menyediakan dana untuk membiayai proyek.
Pemilik proyek apakah pemerintah, perusahaan, perseorangan,
swasta, asing apabila akan membangun proyek, ia akan memilih
kontraktor yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya.
Proses menyeleksi kontraktor yang dilakukan, biasanya diserahkan
pada ahlinya, yaitu dengan menunjuk konsultan. Adapun hak dan
kewajiban Owner yaitu ;
1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
proyek.
2. Mengadakan kegiatan administrasi.
3. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
4. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas
hasil pekerjaan konstruksi.
5. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak.
II.1.2.2 Konsultan
a. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh
pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan,
perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik
swasta maupun pemerintah. Saat pelaksanaan pembangunan
berlangsung, pihak konsultan perencana dapat membuat jadwal
pertemuan rutin dengan kontraktor untuk membahas hal-hal
yang mungkin perlu mendapat pemecahan dari perencana,
misalnya saat aproval material atau pembuatan gambar shop
drawing sebagai pedoman pelaksanaan proyek. Adapun hak dan
kewajibannya yaitu ;
1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan
keinginan pemilik bangunan.
2. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB).
3. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak
memungkinkan desain terwujud diwujudkan.
4. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan
struktur jika terjadi kegagalan konstruksi.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
b. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh
pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha
atau perorangan. Perlu sumber daya manusia yang ahli di
bidangnya masing-masing seperti teknik sipil, arsitektur,
mekanikal elektrikal, listrik, dan lain-lain sehingga sebuah
bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan
efisien. Adapun hak dan kewajibannya yaitu ;
1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai
pelaksanaan kontrak kerja.
2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan
pelaksanaan proyek.
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat
dilihat oleh pemilik proyek.
4. Konsultan pengawas memberikan saran atau
pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor
dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang
diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan
pembangunan proyek.
II.1.2.3 Kontraktor
Kontraktor berasal dari kata “kontrak” yang artinya surat
perjanjian atau kesepakatan. Bisa pula berarti sewa. Istilah tersebut
merujuk pada tenaga profesional berupa perorangan atau badan
hukum yang memberikan layanan kepada perusahaan untuk
menyelesaikan proyek-proyeknya dalam jangka waktu tertentu.
Adapun hak dan kewajibannya yaitu ;
1. Merencanakan pengembangan dan implementasi proyek-
proyek besar terlebih dahulu.
2. Menetapkan dan memperkirakan aspek proyek, misalnya
bahan dan peralatan yang diperlukan.
3. Mengantisipasi kemungkinan perubahan dalam proyek.
4. Mengatur persyaratan izin, hukum, dan peraturan lainnya.
5. Menjalankan pekerjaan sesuai jadwal yang telah
disepakati.

II.2 Rencana Komunikasi Proyek


Komu nikasi yang baik sangat penting dalam manajemen. Pada proyek
ancaman terbesar bagi kebanyakan proyek adalah kegagalan dalam
berkomunikasi dan budaya tersebut tidak mencerminkan para profesional bidang
TI sebagai komunikator yang baik.
Adapun penelitian yang menunjukkan bahwa para profesional TI harus
dapat berkomunikasi secara efekti agar bisa berhasil dalam posisinya. Jadi

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Keterampilan verbal atau komunikasi yang kuat merupakan faktor kunci dalam
pengembangan karir bagi para profesional TI.
Manajemen Komunikasi Proyek adalah sebuah bidang yang wajib dimiliki
manajer proyek dengan tujuan agar semua informasi mengenai proyek akan
sampai tepat pada waktunya, dibuat dengan tepat, dikumpulkan, dibagikan,
disimpan dan diatur dengan tepat pula.
II.2.1 proses dalam manajemen komunikasi
Merencanakan Komunikasi ( Plan Communication Management)
merupakan proses menentukan kebutuhan informasi stakeholder proyek
dan menentukan sebuah pendekatan komunikasi. Tentu setiap proyek
harus memasukkan sebuah model rencana manajemen komunikasi yang
merupakan sebuah dokumen untuk menuntun komunikasi proyel.
Selain itu merencanakan komunikasi dapat dengan membuat
analisis stakeholder untuk komunikasi proyek dan juga membantu dalam
perencanaan komunikasi. Adapun isi dari rencana manajemen
komunikasi :
1. Persyaratan komunikasi Stakeholder.
2. Informasi yang akan dikomunikasikan, termasuk bentuk, isi, dan
rinciannya.
3. Orang-orang yang akan menerima informasi dan yang akan
memberikan informasi tersebut.
4. Metode atau teknologi yang disarankan untuk menyampaikan
informasi.
5. Frekuensi komunikasi.
6. Prosedur eskalasi/peningkatan untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan.
7. Prosedur revisi untuk memperbaharui rencana manajemen
komunikasi.
8. Daftar istilah yang berkaitan dengan manajemen komunikasi.
II.2.2 Sistem Komunikasi
Agar komunikasi proyek terjadi dengan baik tentu manajer proyek
harus melaporkan kinerjanya. Pelaporan kinerja akan memberikan informasi
pada para stakeholders mengenai bagaimana sumber daya yang digunakan
untuk mencapaian tujuan –tujuan proyek. Adapun yang di deskripsikan dalam
pelaporan kinerja yang meliputi :
1. Status reports mendeskripsikan posisi atau perkembangan proyek pada
suatu waktu tertentu.
2. Progress reports mendeskripsikan apa yang telah dicapai oleh tim
proyek selama suatu periode tertentu.
3. Forecasts memprediksi status dan perkembangan proyek di masa yang
akan datang berdasarkan informasi dan trend sebelumnya.
II.2.3 Teknologi Komunikasi
1. Mengadakan meeting (pertemuan) yang efektif.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Dengan menerapkan ini biasanya tetntukanlah tujuan dan hasil
yang diinginkan dari meeting yang dilaksanakan. Selain itu tentukan
juga siapa yang harus menghandiri meeting tersebut. Kemudian berikan
sebuah agenda kepada peserta sebelum meeting.
Untuk mengadaakan hal tersebut perlu prepare handouts (
materi untuk dibagikan ) dan bahan presentasi dan aturlah logistik
sedini mungkin. Para Manajer Proyek pada melaksanaakan meeting
harus secara profesional, bina dan jalinlah hubungan yang baik.
2. Menggunakan e-mail secara efektif.
Saran yang dimaksud pastikan bahwa email merupakan alat
yang cocok untuk apa yang ingin anda komunikasikan. Pastikan juga
untuk mengirim e-mail pada orang yang tepat. Dalam membuat email
gunakan subject line ( perihal ) yang bermakna. Pada isi email batasi
satu topik utama saja dan pastikan semuanya singkat dan jelas. Apabila
menggunakan lampiran pastikan batasi jumlah dan ukurannya. Dalam
hal ini pihak manajer wajib melakukan respon replay email yang cepat
dan save apabila email itu penting.
3. Menggunakan template (model standar) untuk komunikasi proyek.
Dengan menggunakan template dalam komunikasi proyek
maka proses komunkasi menjadi lebih profesional. Dalam riset bahwa
menunjukkan perusahaan yang unggul dalam manajemen proyek pasti
menggunakan templates secara efektif.
II.2.4 Kendala Dalam Komunikasi
Penting bagi para project manager untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan komunikasinya dan seberapa efektif cara komunikasi yang dia
pilih. Masalahnya para project manager sering tidak tahu basic
knowledge atas komunikasi ini. Mereka lalu mengembangkan kemampuan
mereka dengan cara pikir dan gaya masing-masing berdasarkan
pengalaman bekerja di proyek.
Dikarenakan ketidaktahuan itu, lalu muncul beragam masalah
dengan komunikasi para project manager. Beberapa yang sering terjadi yang
diambil dari berbagai sumber dan pengalaman adalah :
1. Berbicara terlalu banyak daripada mendengar
2. Komunikasi yang cenderung tertulis (bbm, email) ketimbang face to
face communication
3. Yes-man padahal tahu persis bahwa jawaban seharusnya adalah
NO
4. Memberikan terlalu banyak informasi yg terlalu detail
5. Tidak meminta feed-back / masukan dalam setiap komunikasi
6. Membuat pernyataan yang kontroversial tanpa melakukan sesuatu
yang mendasar terlebih dahulu
7. Sering berbohong atas statement. Kadang ini karena maksud
tertentu.
8. Mengabaikan kemampuan audience

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
9. Proses yang membingungkan tanpa hasil.

II.3 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko


Penerapan K3 pada proyek konstruksi sangat krusial dan tidak boleh
ditoleransi. Mengapa demikian? K3 sendiri merupakan kepanjangan dari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Proyek konstruksi yang melibatkan pekerjaan
yang berat dan berbahaya ini tentunya harus memperhatikan kesehatan dan
keselamatan setiap pekerja. Bayangkan apabila Anda ditawarkan bekerja dalam
suatu proyek konstruksi yang memiliki banyak kasus kematian.
Tidak ada orang yang mau menerimanya karena nyawa mereka bisa berada
dalam bahaya. Oleh karena itulah penerapan K3 pada setiap proyek konstruksi
sangat penting. Supaya semua pekerja selamat.
II.3.1 Langkah Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
Menerapkan K3 dalam setiap proyek konstruksi bisa dilakukan
dengan cara memberikan wawasan atau penyuluhan kepada para pekerja,
memperhatikan kelayakan alat yang digunakan, serta membuat suatu sistem
atau aturan k3 yang wajib diikuti. Penjelasan terhadap masing-masing cara
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Penyuluhan Untuk Memberikan Wawasan
Seseorang yang sudah lama terjun dalam dunia konstruksi —baik itu
kontraktor maupun para pekerja— belum tentu mengerti pentingnya K3.
Sampai saat ini bahkan ada banyak perusahaan jasa proyek dan
pembangunan yang lalai atau tidak menyediakan prosedur keselamatan
bagi para pekerja. Alasan yang paling sering digunakan ialah untuk
menekan biaya proyek.
Para pekerja direkrut tanpa ada prosedur keselamatan yang jelas
dan perusahaan hanya menyediakan bayaran sebagai upah dari pekerjaan
yang dilakukan. Hal-hal seperti inilah yang akhirnya membuat banyak
pekerja proyek tidak bisa diselamatkan dari bahaya maut. Oleh karena itu
penting untuk mengadakan penyuluhan terkait keselamatan kerja, agar
semua pekerja memahami bahaya yang ada dan dapat menghindarinya.
2. Menguji Kelayakan Alat-alat
Jika semua pekerja sudah mengetahui dan memahami pentingnya
K3, maka yang perlu dilakukan selanjutnya ialah menguji kelayakan alat dan
mesin yang digunakan dalam membantu pekerjaan proyek. Menggunakan
alat dan mesin memang sangat memudahkan dan mempercepat pekerjaan
pembangunan.
Tetapi semua alat dan mesin memiliki batas maksimal penggunaan.
Batas tersebut memberitahukan Anda, bahwa alat dan mesin sudah tidak
layak digunakan. Menggunakan alat-alat yang tidak layak pakai memang
akan mengurangi pengeluaran biaya pembangunan, tetapi berpotensi
menimbulkan kecelakaan.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Tidak hanya pekerja yang celaka, masyarakat yang lalu lalang di
sekitar area proyek juga bisa terkena bahaya. Oleh karena itu semua alat
perlu diuji kelayakannya oleh pihak yang berwenang. Selain menguji
kelayakan, ada baiknya setiap alat dan mesin yang digunakan selalu
dipelihara agar kondisinya tetap baik untuk waktu yang lebih lama.
Melakukan perawatan alat dan mesin memang mengeluarkan biaya, tetapi
merupakan tindakan bijak untuk menjaga keselamatan dan keamanan
bersama.
3. Menerapkan Peraturan Pemerintah
Semua peraturan terkait keselamatan dan kesehatan kerja
sebenarnya sudah diatur dalam undang-undang, seperti Keputusan
Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No: KEP
20/DJPPK/VI/2004. Dalam surat keputusan ini, terdapat aturan mengenai
bagaimana suatu proyek dilakukan.
Sebagai contoh, jika dalam suatu proyek konstruksi terdapat 100
pekerja, maka proyek tersebut perlu mempekerjakan setidaknya satu ahli
utama K3, satu ahli madya K3 dan dua ahli muda K3 konstruksi. Tidak
berhenti di sana, berikut ini beberapa peraturan penting lainnya yang juga
perlu dipahami dan diimplementasikan.
• UU No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
• UU No.40 Tahun 2004 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
• Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang
Timbul akibat hubungan kerja.
• Peraturan Menteri No.5 tahun 1996 Tentang Sistem manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.5 Tahun 2018 Tentang K3
Lingkungan Kerja.
4. Membuat Sistem yang Relevan dan Berkelanjutan
Perusahaan sebagai institusi yang membawahi para pekerja proyek,
perlu menyediakan seluruh prosedur keselamatan yang tepat. Hal ini bisa
dilakukan dengan membuat sistem keselamatan yang tepat dan efektif
untuk dilakukan. Manajemen konstruksi perlu membuat program kesehatan
dan keselamatan yang akan menjamin hak keselamatan dari para pekerja.
Sebagai contoh, perusahaan bisa mengatur mengenai:
• Durasi waktu bekerja.
• Waktu pemesanan.
• Waktu pemasukan bahan-bahan material.
• Menetapkan kualifikasi standar pekerja.
• Menyusun metode dan teknik yang benar untuk bekerja.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
II.3.2 Hal Yang Dilakukan Jika Terjadi Kecelakaan
Sebuah perusahaan memiliki kewajiban dan tanggung jawab secara
hukum atas setiap kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan. Tanggung
jawab tersebut bukan kerugian akibat kecelakaan saja, namun juga
memastikan bahwa karyawan yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja
tidak diputus langsung hubungan kerjanya. Maka dari itu segala upaya
dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja. Karena
dampak dari kecelakaan kerja tersebut tidak hanya berdampak bagi
karyawan saja, melainkan akan berdampak juga bagi perusahaan.
Keselamatan kerja bagi seluruh karyawan merupakan tanggung
jawab perusahaan untuk mengatur dan memelihara ruangan, alat perkakas,
di tempat dimana perusahaan menyuruh karyawan melakukan pekerjaan.
Tanggung jawab keselamatan kerja oleh perusahaan bertujuan agar setiap
karyawan terhindar dari kecelakaan kerja dan bahaya yang mengancam
badan, kehormatan serta harta bendanya.
Jangan sampai karyawan mengalami kecelakaan kerja dan
operasional perusahaan menjadi terganggu. Pastikan divisi HR perusahaan
memastikan bahwa SOP perusahaan telah berjalan lancar dan dipatuhi oleh
seluruh karyawan. Sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat di
minimalisir.
Berdasarkan Pasal 86 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan setiap karyawan memiliki hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan kerja. Hal tersebut meliputi
upaya keselamatan dan kesehatan kerja guna memberikan jaminan
keselamatan serta meningkatkan derajat kesehatan para karyawan.
Jaminan keselamatan tersebut dapat dilakukan dengan cara
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Atau
mengendalikan bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi. Berdasarkan hak karyawan tersebut, berdasarkan Pasal 87 ayat
(1) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, pihak perusahaan harus
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki kewajiban untuk melaporkan setiap
kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan kerja yang
menimpa karyawan kepada BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu perusahaan
juga wajib melaporkan kepada dinas yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat.
Pelaporan tersebut harus dilakukan tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak
terjadinya kecelakaan sebagai laporan tapah I. Kemudian untuk laporan
tahap II perusahaan harus melaporkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja
yang menimpa karyawan sejak karyawan dinyatakan sembuh, cacat, atau
meninggal dunia kepada BPJS Ketenagakerjaan dan dinas terkait tidak lebih

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
dari 2 x 24 jam. Pada laporan tahap II ini harus berdasarkan dari keterangan
dokter yang menerangkan bahwa:
1. Keadaan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) karyawan yang
bersangkutan telah berakhir.
2. Karyawan yang bersangkutan mengalami cacat total tetap, cacat
sebagian anatomis, cacat sebagian fungsi.
3. Karyawan yang bersangkutan meninggal dunia.

II.4 Dokumen Kontrak


II.4.1 Pengertian
Dokumen Kontrak dalam bidang konstruksi adalah perjanjian antara pemberi
kerja di satu pihak dan penerima kerja di pihak lain. Kontrak atau perjanjian
antara pemilik proyek dan kontraktor pemborong pada umumnya terdiri dari
beberapa dokumen yang saling melengkapi dan secara bersama disebut
dokumen kontrak.
Dokumen Kontrak yang perlu mendapat perhatian antara dokumen
syarat-syarat perjanjian (Conditions of contract) karena syarat-syarat
perjanjian berisi ketentuan-ketentuan yang merupakan hak dan kewajiban
dari masing-masing pihak serta pihak ketiga yang terkait dalam perjanjian,
persyaratan, tanggung jawab, larangan dan sanksi-sanksi untuk kedua belah
pihak.
Sebagai contoh Dokumen Kontrak suatu proyek dapat terdiri dari
dokumen-dokumen seperti :
1. Dokumen tender (spesifikasi, gambar)
2. Surat penunjukan (Letter of Acceptance / Award)
3. Surat perjanjian (Articles / form of agreement)
4. Syarat-syarat perjanjian (Condition of contract)
5. Rincian pekerjaan dan harga (Bill of Quantities)
6. Dokumen lain seperti berita acara prebid meeting, berita acara klarifikasi
dan penyelidikan tanah dll.
II.4.2 Istilah-istilah yang sering muncul dalam kontrak
a. Provisional Sum adalah sejumlah biaya yang disediakan oleh pemilik
proyek dan termasuk dalam nilai kontrak untuk mencakup pekerjaan-
pekerjaan yang sudah tercantum dalam dokumen kontrak namun belum
dapat dihitung dengan pasti volumenya.
b. Prime cost adalah sejumlah biaya yang disediakan oleh pemilik proyek
dan termasuk dalam nilai kontrak untuk mencakup pekerjaan-pekerjaan
yang sudah ditentukan jenis dan harganya
c. Nominated Sub Contractor (NSC) adalah sub contractor yang telah
ditetapkan oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan tertentu
dengan :
1. Spesifikasi dan negosiasi disepakati antara pemilik proyek dan NSC
2. Pembayaran kepada NSC dilakukan melalui kontraktor utama

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
3. Kontraktor utama mendapatkan fee koordinasi, biasanya besarannya 3-
4%
4. Kontraktor utama tidak bertanggung jawab atas mutu pekerjaan NSC
d. Defect Liability period / masa pemiliharaan adalah suatu kurun waktu
terhitung sejak dilakukannya Penyerahan Pertama Pekerjaan untuk
menyelesaikan cacat-cacat yang ditentukan pada waktu penyerahan
pertama serta kerusakan-kerusakan yang terjadi selama masa
pemiliharaan , biasanya ditetapkan 3 bulan, 6 bulan atau 12 bulan
e. Force Majeure / keadaan memaksa adalah peristiwa-peristiwa yang
berada di luar kemampuan pemilik proyek maupun kontraktor yang dapat
memperngaruhi kinerja dan pelaksanaan
f. Arbitrasi adalah suatu badan hukum yang ditunjuk untuk menyelesaikan
perselisihan antara pemilik proyek dan kontraktor yang tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah. Untuk kontrak yang berlaku di
Indonesia adalah BANI
g. Eskalasi harga adalah perubahan harga bahan, upah dan alat sesuai
dengan kondisi pasar yang dapat mengakibatkan perubahan harga
kontrak.
II.4.3 Fungsi
Berdasarkan pasal 1338 KUH Perdata, dijelaskan bahwa segala
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya. Ini adalah tanda bahwa dokumen kontrak
berguna sebagai landasan hukum yang mengatur pihak yang membuatnya.
Kontrak itu berguna mengatur hak dan kewajiban semua pihak yang terikat.
Oleh sebab itu, dengan adanya dokumen kontrak, maka pihak-pihak yang
terlibat akan terikat dengan aturan atau perjanjian yang ada di dalam kontrak.
Kontrak ini mengatur tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta
apa yang harus dilakukan oleh para pihak yang terikat di dalam kontrak.
Jadi, pihak yang terikat dalam kontrak tidak bisa bertindak seenaknya
sendiri. Dan jika ada salah satu pihak yang melanggar (bahasa hukumnya
disebut Wanprestasi), maka pihak lain yang terikat dalam kontrak dapat
menuntut pihak yang melanggar tersebut untuk memenuhi kontrak.

II.5 Work Breakdown Structure (WBS)


II.5.1Pengertian
Work Breakdown Structure (WBS) adalah daftar kegiatan atau target
dari ruang lingkup suatu proyek yang terorganisir dan biasa dibuat dengan
menggunakan project management tools. Menurut (Satzinger, et al., 2012)
ada dua pendekatan umum untuk membuat WBS, yaitu berdasarkan tujuan
proyek atau berdasarkan timeline proyek. Pendekatan pertama dilakukan
dengan mengidentifikasi seluruh tujuan yang harus diselesaikan sesuai
dengan iterasi yang telah dibuat.
Kemudian WBS mengidentifikasi setiap tugas yang diperlukan untuk
membuat setiap tujuan. Sedangkan pendekatan yang kedua, setiap tugas

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
dikerjakan sesuai dengan urutan timeline dari aktifitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuan akhir.
WBS menyediakan sebuah struktur hirarki yang bertindak sebagai
jembatan atau penghubung antara ruang lingkup proyek dan rencana rinci
proyek yang akan dibuat dengan menggunakan sebuah software project
management. Salah satu software yang biasa digunakan untuk membuat
WBS yaitu Microsoft Project. WBS mengurai atau membagi proyek ke dalam
komponen lebih kecil dan lebih mudah diatur yang biasa disebut work
packages (Marchewka, 2015). Work package memberikan dasar logis untuk
mendefinisikan kegiatan proyek dan menugaskan sumber daya yang dimiliki
ke dalam setiap kegiatan tersebut jadi seluruh pekerjaan proyek
teridentifikasi.
Berikut adalah hal yang perlu diingat ketika membuat sebuah Work
Breakdown Structure (WBS):
1. The WBS should support the project’s MOV
WBS harus mencakup tugas atau kegiatan yang diizinkan untuk tujuan
proyek yang dilaksanakan.
2. The WBS should be deliverable oriented
Fokus dari proyek harus menghasilkan sesuatu, bukan hanya menyelesaikan
sebuah kegiatan spesifik tertentu.
3. The level of detail should support planning and control
WBS memberikan sebuah jembatan antara ruang lingkup proyek dan
rencana proyek, yaitu jadwal dan anggaran.
4. Developing the WBS should involve the people who will be doing the work
Untuk memastikan bahwa WBS telah sesuai dengan tingkat kerincian yang
diinginkan adalah dengan memastikan orang – orang yang memiliki
pekerjaan tersebut telah terlibat dalam pengerjaan proyek itu.
II.5.2 Manfaat Work Breakdown Structure (WBS)
Adapun manfaat dari WBS yang dapat diringkas adalah meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
 Memudahkan penyampaian proyek karena ada pengelompokan elemen
detail untuk suatu proyek dengan orientasi tujuan maupun waktu
 WBS dibuat oleh mereka yang mengerjakan proyek, sehingga proses
implementasi lebih relevan
 WBS memungkinkan adanya klarifikasi pekerjaan dan proses komunikasi
antar ruang lingkup proyek kepada seluruh stakeholders dalam proyek
tersebut
 WBS memungkinkan adanya evaluasi pada tiap detail bertingkat pada
proses pengerjaan proyek, sehingga meminimalisir cacat atau kesalahan
 WBS dibuat dalam sebuah bagan atau ilustrasi dengan rincian grafis
tertentu untuk memudahkan pemahaman para pelaku proyek
 Metode WBS memungkinkan pengelola proyek untuk mendapatkan
alokasi waktu dan biaya secara lebih efektif dan efisien
II.5.3Komponen Work Breakdown Structure (WBS)

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Dalam pembuatan bagan WBS dan struktur pengerjaan proyek,
terdapat beberapa komponen yang harus dipenuhi dan diintegrasikan secara
efisien. Adapun beberapa komponen utama WBS adalah sebagai berikut.
1. Deskripsi tugas
Komponen utama dan pertama yang harus ada dalam WBS sebuah
proyek adalah deskripsi tugas. Deskripsi tugas pada WBS ini secara khusus
meliputi penentuan ruang lingkup proyek, sasaran proyek, dan juga proses
pengelolaan anggota tim kerja.
Dalam praktiknya, deskripsi tugas berarti pula penjabaran pekerjaan
pada tiap tim kerja dengan relevansi keahlian masing-masing. Adanya
deskripsi tugas yang baku dan padu dapat menunjang efisiensi pekerjaan
karena tidak ada beban berlebih pada suatu tim dan juga dapat menghindari
pekerjaan di luar tugas pokok sebuah tim kerja proyek.
2. Status tugas
Status tugas merupakan kesinambungan dari deskripsi tugas pada tim
kerja proyek. Umumnya, status tugas ini dikelola oleh seorang project
manager yang bertujuan untuk melacak tugas atau kemajuan proses
pengerjaan detail-detail proyek.
Status tugas juga dapat memudahkan project manager untuk
mengoordinasikan tim dalam pengerjaan detail proyek dengan urgensi
tertentu. Hal semacam ini dibutuhkan ketika pengerjaan antar tim amat
bergantung. Sehingga, pengerjaan Tim Q baru dapat dilakukan setelah Tim
P melaksanakan tugasnya. Adanya status tugas dapat memudahkan
komunikasi antar tim sehingga mencegah adanya hambatan dan
overlapping.
3. Project deliverable
Project deliverable merupakan luaran proyek seperti rencana proyek,
laporan proyek, dan notula rapat. Komponen ini juga dapat disebut dari hasil
dari suatu proyek secara paper-based. Dokumen-dokumen dalam proyek
merupakan aspek utama dari project deliverable yang merupakan pokok
penyampaian kepada para pemangku kepentingan.
Adanya komponen project deliverable dalam WBS dapat
memungkinkan adanya evaluasi kemajuan dan penyelesaian proyek secara
umum. Dokumen ini juga dapat mencakup beberapa hal seperti kontrak yang
telah ditandatangani, laporan pengeluaran, laporan proyek, serta
perbandingan proses pekerjaan dan perkiraan rencana proyek.
4. Biaya
Komponen lain yang perlu ada dalam WBS adalah biaya. Tentu saja,
biaya merupakan fondasi utama berjalannya sebuah proyek. Oleh karena itu,
WBS perlu menempatkan komponen ini sebagai alat ukur kesesuaian atau
relevansi pengeluaran biaya dengan rancangan biaya pada saat
perencanaan proyek.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Adanya komponen biaya dalam WBS dapat menentukan lancar
tidaknya suatu proyek yang salah satunya dapat diakibatkan pada kekeliruan
dalam mengelola keuangan.
5. Paket kerja
Paket kerja dalam WBS merupakan tingkatan terendah dari WBS itu
sendiri. Kita dapat mendefinisikan paket kerja sebagai detail pekerjaan atau
elemen pekerjaan proyek dalam WBS yang harus dikerjakan secara hierarkis
tadi.
Paket kerja ini nantinya dibagi atau ditugaskan pada beberapa tim atau
departemen dalam prosesnya. Project manager nantinya akan
memperkirakan berapa jumlah anggota suatu tim, biaya, dan durasi
pengerjaan pada tiap paket pekerjaan ini. Oleh karena itu, paket kerja
merupakan aspek utama yang tercantum dalam WBS sebagai komponen.
Untuk uraian pekerjaan dalam pekerjaan Rekonstruksi Jalan Ruas
Burung Burung - Bili Bili Di Kabupaten Gowa dapat diuraikan dengan
menggunakan wbs sebagai salah satu bentuk yang lebih simpel dan dapat
dimengerti secara cepat dengan melihat diagram alur yang titujukan oleh
garis yang saling berkaitan yang menjelaskan berarti pekerjaan tersebut
masuk kedalam satu kesatuan.

II.6 Biaya Proyek


II.6.1 Perencanaan Biaya
Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan
yang merupakan dasar untuk pengendalian biaya proyek serta aliran kas
proyek tersebut. Pengembangan dari hal tersebut diantaranya adalah fungsi
dari estimasi biaya, anggaran, aliran kas, pengendalian biaya, dan profit
proyek tersebut (Chandra, et al., 2003). Estimasi biaya konstruksi
memberikan indikasi utama yang spesifik dari total biaya proyek konstruksi.
Estimasi biaya (cost estimate) digunakan untuk mencapai suatu harga
kontrak sesuai persetujuan antara pemilik proyek dengan kontraktor,
menentukan anggaran, dan sekaligus mengendalikan biaya proyek.
Anggaran (budget) suatu proyek merupakan rangakaian biaya, atau target
uang yang diperlukan untuk biaya material, pekerja, subkontraktor, dan total
biaya proyek. Dari sudut keuangan anggaran ini harus realistis jika
dibandingkan dengan pengeluaran biaya aktual dari proyek tersebut.
Anggaran merupakan perencanaan financial dari suatu kontrak secara
keseluruhan dan digunakan untuk menghitung aliran kas (cash flow) yang
cair dalam setiap periode kontrak. Gagasan dari pengendalian biaya dan
waktu berdasarkan pada perbandingan antara kinerja yang direncanakan
dengan kinerja yang aktual. Informasi biaya aktual dari suatu proyek harus
layak, pembengkakan biaya harus dideteksi, kecenderungan dapat dianalisa,
dan manajemen dapat mempertanyakan apabila ada biaya saat ini atau biaya
penyelesaian proyek yang keluar dari kontrol. Pengendalian biaya proyek
adalah sebuah proses pengendalian biaya yang dikeluarkan dalam suatu

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
proyek, mulai dari saat gagasan pemilik untuk membuat suatu proyek sampai
saat pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan saat pembayaran terakhir
dilakukan (Chandra, et al., 2003).
Dalam suatu proyek konstruksi, pengendalian biaya proyek
mempunyai tiga tujuan (Pilcher, 1992), yaitu:
Memberikan peringatan dini terhadap pelaksanaan setiap
pekerjaan yang sesuai dengan kontrak, apabila terjadi hal-hal yang tidak
ekonomis atau biaya di luar / melebihi anggaran.
Memberikan umpan balik pada estimator yang bertanggung jawab
terhadap penawaran harga tender, baik pada saat ini maupun pada tender
mendatang hingga dapat memberikan harga yang lebih realistis.
Memberikan data nilai varian yang terjadi selama proyek berlangsung.
II.6.2 Komposisi Biaya Proyek
Dikenal beberapa komponen biaya bagi kegiatan proyek (Soeharto,
1990), yang terdiri dari :
1. Biaya pembelian material dan peralatan. Material dan peralatan ini dapat
terdiri dari peralatan utama, peralatan konstruksi, material curah dan lain-lain
yang perlu dibeli untuk mendirikan proyek. Tersedia berbagai cara untuk
mendapat angka perkiraan biaya pembelian material dan peralatan di atas,
yang terpenting di antaranya adalah:
a. Perkiraan jumlah material yang diperlukan dikalikan dengan harga
satuan per unitnya. Ini terutama dikerjakan untuk pembelian material
curah seperti pipa, semen, kabel listrik, dan lain-lain.
b. Kombinasi dari buku petunjuk, katalog, gambar engineering /
engineering drawing dan catatan-catatan pembelian pada waktu yang
lalu. Ini misalnya untuk pembelian peralatan proyek.
c. Didasarkan atas harga penawaran dari pabrik / bengkel pembuatan
peralatan / barang.
Cara pada item (c) memberikan angka perkiraaan angka paling akurat.
Untuk ini diperlukan adanya spesifikasi, kriteria dan gambar-gambar
engineering yang cukup lengkap.
Harga material dan peralatan sangat bergantung dari mutu atau
spesifikasi yang dikehendaki. Oleh karena itu sebelum memutuskan
pelaksanaan pembelian perlu dikajisecara seksama apakah spesifikasi yang
ditentukan telah diplih secara tepat tidak melebihi maupun di bawah
keperluan. Bila penentuan spesifikasi dan kriteria telah diselesaikan maka
langkah berikutnya adalah menghitung jumlah / kuantitas material dan
peralatan yang hendak dibeli didasarkan atas gambar design engineering
yang memenuhi spesifikasi dan kriteria tersebut di atas.
2. Biaya untuk upah tenaga kerja
Satuan upah tenaga kerja dinyatakan dalam rupiah per jam-orang,
rupiah per hari-orang, rupiah per minggu-orang dan lain-lain. Dikelompokkan
menjadi bermacam-macam golongan seperti pengalaman, keterampilan,
latihan, pendidikan dan lain-lainnya. Besarnya upah bervariasi tergantung

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
kecuali pada hal-hal yang telah disebutkan di atas, juga pada letak geografis,
waktu dan faktor-faktor lain misalnya kerja lembur dan hari-hari besar.
Dikenal bermacam cara untuk memperkirakan besar biaya upah buruh,
diantaranya adalah:
a. Memakai petunjuk dan data-data dari buku (manual) handbook.
Untuk ini diperlukan perincian macam-macam pekerjaan yang spesifik
akan dilakukan.
b. Metode man-loading yaitu suatu cara memperkirakan besar biaya
tenaga kerja untuk merampungkan suatu kegiatan tertentu yang
didasarkan atas pengkajian yang sistematis dari lingkup kegiatan,
peralatan yang akan dipakai dan lokasi kegiatan yang akan dikerjakan.
Kemudian diperkirakan jumlah dan susunan / campuran (man power
mix) yang diperlukan dan dikalikan dengan satuan biaya yang
bersangkutan.
Metode pada butir (b) memberikan hasil yang lebih akurat daripada
butir (a), tetapi diperlukan juga usaha-usaha yang lebih besar. Salah satu
upaya yang paling sulit dalam menyusun perkiraan biaya adalah menetukan
standar upah tenaga kerja. Lazimnya hal ini ditentukan atas dasar derajat
efisien tenaga kerja yang dihasilkan dari studi dan survey berkala oleh
institusi yang bersangkutan dengan masalah-masalah tersebut.
3. Biaya transport tenaga kerja, material dan peralatan, biaya latihan
(training), biaya komputer dan reproduksi.
4. Biaya administrasi dan overhead. Ini diantaranya meliputi pengeluaran
untuk administrasi, pajak perusahaan, uang jaminan (warranty), membayar
lisensi, membayar asuransi, menyewa kantor dan biaya penggunaan tenaga
listrik dan air.
5. Fee dan Laba
Fee pada umumnya terdapat pada proyek dengan macam kontrak
dengan harga tidak tetap (cost plus). Besarnya sering ditentukan sebagai
persentase dari total biaya pengeluaran proyek yang menjadi lingkup kerja
kontraktor utama yang bersangkutan.
II.6.3 Perkiraan Biaya Proyek
Menurut Soeharto (1997), perkiraan memegang peranan penting
dalam penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk
mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek
atau investasi, selanjut memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas yaitu
merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga
kerja, pelayanan maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun
masing-masing organisasi peserta proyek penekanannya berbeda-beda.
Bagi pemilik angka yang menunjukan jumlah perkiraan biaya akan
menjadi salah satu patokan untuk mentukan kelanjutan investasi. Untuk
kontraktor, keuntungan finansial yang akan diperoleh tergantung seberapa
jauh kecakapannya membuat perkiraan biaya. Bila penawaran harga yang

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
diajukan didalam proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar kontraktor
yang bersangkutan akan mengalami kekalahan.
Sebaliknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah,
akan mengalami kesulitan di belakang hari. Sedangkan untuk konsultan,
angka tersebut diajukan kepada owner / pemilik sebagai usulan jumlah biaya
terbaik untuk berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek dan sampai
derajat tertentu, kredibilitasnya
terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka yang diusulkan.
Sebelum pembagunan proyek selesai dan siap dioperasikan, diperlukan
sejumlah besar biaya atau modal yang dikelompokan menjadi modal tetap
(fixed capital) dan modal kerja (working capital). Pengelompokan ini berguna
pada pengajian aspek ekonomi dan pendanaan.
1. Modal Tetap (fixed capital)
Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk
membangun studi kelayakan, desain engineering, pengadaaan, pabrikasi,
konstruksi sampai instalasi atau produk tersebut berisi penuh. Selanjutnya
modal tetap dibagi menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak
langsung (in direct cost).
2. Modal kerja (working capital)
Modal diperlukan untuk menutupi kebutuhan pada tahap awal
operasi, yang meliputi antara lain:
a. Biaya pembelian bahan kimia, minyak pelumas dan material, serta
bahan lain untuk operasi.
b. Biaya persediaan (inventory) bahan mentah dan produk serta upah
tenaga kerja pada masa awal operasi.
c. Pembelian suku cadang untuk keperluan operasi selama kurang
lebih satu tahun.
d. Perbandingan jumlah modal kerja terhadap total investasi berkisar
antara 5-10 %.
3. Biaya pemilik, Biaya kontraktor, dan Biaya lingkup kerja pemilik
Bila implementasi fisik proyek diserahkan pada kontraktor, maka
anggaran proyek untuk maksud perencanaan dan pengendalian di samping
pengelompokkandi atas, dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
a. Biaya pemilik (owner cost)
Biaya pemilik meliputi rencana pengeluaran untuk:
• Biaya administrasi pengelolaan proyek oleh pemilik, misalnya
administrasi pinjaman (loan administration), kepegawaian, perjalanan
dinas dari tim pemilik proyek.
• Pembayaran kepada konsultan, royalti, patent, dan pembayan izin
yang berkaitan dengan penyelenggaraan [royek se[erti IMB, Depnaker,
penggunaan frekuensi (untuk proyek telkom yang memerlukan
frekuensi).
• Pembayaran pajak.
• Menyiapkan operator dan mekanik instalasi hasil proyek. –

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
• Pendanaan.
b. Biaya kontraktor
Biaya dibebankan oleh kontraktor kepada pemilik atas jasa yang telah
diberikan.
c. Biaya lingkup kerja pemilik
d. Seringkali pemilik atau pemerintah menginginkan dalam rangka
pembinaan dan peningkatan kemampuan serta kesempatan kerja
pengusaha dan personil dalam negeri, maka terdapat bagian pekerjaan
yang akan diserahkan kepada
II.6.4 Rencana Anggaran Biaya
Menurut Ibrahim (1993), yang dimaksud rencana anggaran biaya
(begrooting) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya
biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
Menurut Djojowirono (1984), rencana anggaran biaya merupakan
perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek
konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek.
Adapun menurut Niron (1992), rencana anggaran biaya mempunyai
pengertian sebagai berikut :
Rencana : Himpunan planning termasuk detail dan tata cara
pelaksanaan pembuatan sebuah bangunan.
Angaran : Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek (gambar
rencana) pada suatu bangunan.
Biaya : Besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan
borongan yang tercantum dalam persyaratan yang ada.
Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung
dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan
yang sama akan berbeda-beda di masing-masing daerah, disebabkan
karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja .

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB III
PEMBAHASAN

III. Rincian Proyek


III.1.1 Nama Proyek
Proyek yang kami jadikan sebagai bahan pelaporan kelompok dalam
tugas kunjungan proyek kami adalah Proyek Rekonstruksi Jalan Ruas
Burung Burung – Bili Bili di Kabupaten Gowa.
III.1.2 Lokasi
Proyek rekonstruksi jalan ini berlokasi di Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan.
III.1.3 Data Umum
Nomor Kontrak : 602.1/006/90.11/PUTR-BM/II/2023
Tanggal Kontrak : 21 Februari 2023
Nomor SPMK : 602.1/007/90.11/PUTR-BM/II/2023
Tanggal SPMK : 27 Februari 2023
Nilai Kontrak : Rp.14.621.079.500,-
Sistem kontrak : Harga Satuan
Sumber Dana : APBD Provinsi Sulawesi Selatan
III.1.4 Waktu Pelaksanaan
Masa Kontrak : 180 Hari Kalender
Tanggal Mulai Kerja : 27 Februari 2023
Tanggal PHO : 25 Agustus 2023
III.1.5 Pengguna Jasa
SKPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Prov. Sulawesi Selatan
Alamat : Jl. AP. Pettarani No. 90 Makassar
III.1.6 Penyedia Jasa
Nama : PT. Tri Star Mandiri
Alamat : Jl. Pelita Raya 6 Nomor 8 Makassar
III.1.7 Data Teknis
- Panjang Pekerjaan : 2 Km (X = 783893 ;Y = 9423029 sampai dengan X
= 785909.40 ; Y = 9422947.11)
- Lebar Badan Jalan : 7 m
- Lebar Bahu Jalan : 1 m sampai 2 m
- Jenis Badan Jalan : Perkerasan Beton Semen (PPC), Tebal = 30 Cm
- Jenis Bahu Jalan : Beton Fc’ 15 Mpa, Tebal = 15 Cm
- Bangunan Samping : Pasangan Batu Mortar/Pasangan Batu (Talud).

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
III.2 Uraian struktur organisasi pada pekerjaan
Untuk struktur organisasi dalam pekerjaan Rekonstruksi Jalan Ruas
Burung Burung - Bili Bili Di Kabupaten Gowa dapat diuraikan dengan
menggunakan bagan struktur organisasi proyek, sebagai berikut :

Berdasarkan data diagram alur yang telah dibuat diatas dapat diuraikan
dengan melihat diagram tersebut bahwa dalam pekerjaan proyek
Rekonstruksi Jalan Ruas Burung Burung - Bili Bili di Kabupaten Gowa dibagi
menjadi beberapa anggota serta tugasnya masing-masing.

III.3 Tugas dan Tanggung Jawab Personil


a. PPTK
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat
PPTK adalah pejabat pada Unit SKPD yang melaksanakan 1 (satu) atau
beberapa Kegiatan dari suatu Program sesuai dengan bidang tugasnya.
PPTK adalah pejabat pada SKPD/Unit SKPD yang ditetapkan oleh PA/KPA
untuk membantu tugas dan wewenang PA/KPA dalam melaksanakan
kegiatan. Dalam melaksanakan tugas dan wewenang, PPTK bertanggung
jawab kepada PA/KPA.
b. Direktur
Direktur dalam suatu proyek memiliki tugas untuk memastikan
pekerjaan konstruksi yang menjadi tanggung jawabnya bisa diselesaikan
dengan baik sesuai dengan komitmen biaya, waktu, dan mutu yang telah
diperjanjikan dengan pemilik proyek, serta memastikan diperolehnya nilai
tambah dari pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk meningkatkan laba
perusahaan.
c. Konsultan Supervisi

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Pelaksanaan proyek di lingkungan Pemerintah yang dalam kegiatan
pelaksanaan proyek konsultan pengawas (Supervisi) dilibatkan, maka
sebelum mobilisasi personil, Konsultan Pengawas ( Supervisi ) menyerahkan
daftar personil serta struktur organisasi Konsultan Pengawas ( Supervis i) ke
Pemilik/Owner.
1. Site Engineering (SE)
Site Engineering (SE) bertanggung jawab atas seluruh
aktifitas pekerjaan kontraktor baik pengendalian kegiatan yang
berhubungan dengan aspek teknik, administrasi dan keuangan baik
berupa design, pengukuran volume bahan dan pekerjaan sebagai
dasar perhitungan pembayaran prestasi pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak.
2. Chief Inspector
Chief Inspector (CI) bertanggung jawab kepada Supervision
Engineer (SE) dan berkedudukan di lokasi dimana kontrkator
bekerja. CI bertanggung jawab terutama atas pengendalian kegiatan
yang berhubungan dengan aspek design, pengukuran volune bahan
dan pekerjaan sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan.
3. Inspector
Inspector akan bertanggung jawab kepada Supervision
Engineer / Chief Inspector untuk mengawasi kualitas kontruksi dan
memastikan berdasarkan basis harian bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan dokumen kontrak, spesifikasi, gambar-
gambar kerja yang sudah disahkan oleh Supervision Engineer.
4. HSE
HSE adalah singkatan dari health, safety, and environment
yang akan bertanggung jawab dalam serangkaian proses dan
prosedur yang mengidentifikasi potensi bahaya pada lingkungan
kerja tertentu. Pengembangan praktik HSE dilakukan untuk
mengurangi dan/atau menghilangkan bahaya serta melatih
karyawan untuk pencegahan kecelakaan atau respons terhadap
sesuatu yang mengancam.
d. Manager Pelaksana
Manager Pelaksana adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk
mengatur, merencanakan, dan melaksanakan project dengan berdasarkan
anggaran dan penjadwalan. Manager Pelaksana juga bertanggung jawab
untuk memimpin tim, menentukan tujuan, berkomunikasi dengan para
stakeholder, dan menyelesaikan project dari awal hingga akhir
1. Manager Teknik
Memastikan pengkajian spesifikasi teknik yang terdapat di
dalam kontrak kerja untuk dituangkan ke dalam Project Quality Plan
dan Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Memastikan kelengkapan dokumen yang terkait dengan kegiatan
pembangunan proyek konstruksi, baik dari aspek teknik, biaya,
maupun legalitas kegiatan pembangunan
Memastikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan sesuai
dengan tahapan yang tercantum di dalam rencana kerja
2. Quantity
Memastikan akurasi hasil penilaian atas penyelesaian
pekerjaan di lapangan, yang menjadi salah satu dasar penagihan
perusahaan kepada pihak ‘owner’.
3. Quality
Membuat rencana mutu dan melakukan pengendalian mutu
untuk memastikan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi.
4. Surveyor
Memastikan pengukuran, pengolahan data dan penyajian
dalam bentuk peta situasi dengan skala tertentu, serta melakukan
staking out sesuai dengan gambar kerja dan memonitor pelaksanaan
pekerjaan.
e. Manager Operasi Lapangan Pelaksana
Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pekerjaan agar
dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik terhadap
segi waktu, biaya dan mutu.
Memastikan Rencana Mutu Keselamatan dan Kesehatan
Lingkungan yang komprehensif, dengan pengimplementasian secara
efektif di dalam pelaksanaan kegiatan kerja di lapangan, sehingga dapat
menunjang kelancaran pengerjaan proyek.
1. Pelaksana
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pekerjaan agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik terhadap
segi waktu, biaya dan mutu.
f. Manager Keuangan
Memastikan tersedianya perencanaan, pengelolaan keuangan,
administrasi dan SDM yang baik untuk menjaga keberlangsungan dana dan
administrasi proyek.
1. Akunting
Memonitor, mengidentifikasi dan menghitung nilai aktiva tetap sebagai
dasar perhitungan kekayaan proyek, Mengarahkan bawahan untuk
melakukan pengawasan terhadap sistem pencatatan di proyek,
elakukan analisis mendalam terhadap laporan‐laporan keuangan
proyek yang meliputi neraca dan laba rugi.
g. Ahli K3
Ahli dan petugas K3 bertugas untuk memastikan sistem dan prosedur
pengendalian masalah lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja di
lingkungan proyek, yang diimplementasikan secara efektif oleh seluruh
pekerja yang berada di dalam lingkungan proyek.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
1. Petugas K3
Memastikan sistem dan prosedur pengendalian masalah lingkungan,
kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan proyek, yang
diimplementasikan secara efektif oleh seluruh pekerja yang berada di
dalam lingkungan proyek.

III.4 Rencana Komunikasi Proyek


Pada proyek pekerjaan rekonstruksi jalan ruas burung-burung-bilibili di
kabupaten Gowa memiliki dua bentuk komunikasi, yakni secara eksternal
dan internal.
Komunikasi eksternal dilakukan bagi pihak proyek dengan pihak-pihak
yang tidak terlibat secara langsung dalam pelaksanaan proyek ini seperti
pihak perpajakan dalam mengurus segala bentuk administrasi yang akan
digunakan selama proyek tersebut dikerjakan. Selain itu, beberapa pihak
eksternal yang terlibat yaitu PDAM yang membantu dalam pengadaan air.
Selain pihak tersebut ada juga pihak asuransi.
Bentuk komunikasi ini dapat berupa rapat,laporan memo,surat
pemberitahuan,maupun bentuk lainnya yang ditujukan untuk pihak luar
organisasi proyek
Sedangkan secara internal komunikasi dapat dilakukan antar personil
proyek. Bentuk-bentuk komunikasi yang dilakukan terdiri dari bentuk
komunikasi :
1. Komunikasi formal
Komunikasi formal yang paling sering digunakan dalam proyek ini
yakni rapat antar personil yang dilakukan apabila terdapat hal penting
yang akan dibahas. Biasanya juga sebelum melakukan pekerjaan pihak
konsultan pengawas dengan pekerja umumnya melakukan brifing
secara langsung untuk menemukan solusi dari permasalahan yang
terjadi dalam proyek.
2. Komunikasi Non-formal
Komunikasi non-formal yamg dilakukan yaitu dengan memberikan
penyampaian secara langsung tanpa adanya pemberitahuan terlebih
dahulu.
3. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal dilakukan antara pekerja dengan atasannya.
4. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal dilakukan berupa koordinasi antar ahli atau
dalam kata yang memiliki jabatan yang setara.

III.5 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko


No jenis/type identifikasi jenis bahaya & resiko k3 pengendalian
. pekerjaan resiko k3

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
A. DIVISI 1 – a. Kecelakaan/kendaraan a. Survey
UMUM terbalik jalan yang
Mobilisai b. Pekerja tertabrak dilewati
peralatan kendaraan b. Memasang
Manajemen dan
keselamata menambah
n lalu lintas rambu dan
lampu rotari
B. DIVISI 2 – a. Tanah hasil galian mudah a. Membuat
DRAINASE longsor Kembali pagar tanda
Pasangan b. Batu jatuh pada saat pembatas
Batu pemasangan ketinggian
c. Bisa masuk lubang galian bagi hasil galian
pengguna lalu lintas b. Memakai
sepatu
safety
kepada
para
pekerja
c. Membuat
atau
memsang
rambu-
rambu
tanda
peringatan
C. DIVISI 3 – a. Hasil akhir tanah dasar pada a. Membuat
PEKERJAA saat hujan licin atau
N TANAH b. Hasil akhir sub grade pada saat memsang
Galian hujan licin setelah di garuk rambu-
Biasa motor grader rambu
tanda
peringatan
b. Membuat
atau
memsang
rambu-
rambu
tanda
peringatan
D. DIVISI 4 – a. Kaki dapat terluka (pecah- a. Memakai
STRUKTUR pecah) aki bat terkena bekisting sepatu
Beton safety dan

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
atau besi beton pada saat atau APD
pengecoran lainnya

Baja a. Kaki dapat terluka akibat a. Memakai


Tulangan terkena besi beton pada saat sepatu
memotong ataupun merakit safety, kaus
tangan dan
APD
lainnya.

Pasangan a. Tanah hasil galian mudah a. Membuat


Batu longsor Kembali pagar tanda
b. Batu jatuh pada saat pembatas
pemasangan ketinggian
c. Bisa masuk lubagn galian bagi hasil galian
pengguna lalu lintas b. Memakai
sepatu
safety
kepada
para
pekerja
c. Membuat
atau
memsang
rambu-
rambu
tanda
peringatan

III.6 Dokumen Kontrak


Pada Paket Proyek Rekonstruksi jalan ruas burung-burung Bili-Bili di
Kabupaten Gowa dimana kontrak ini merupakan kontrak yang harganya bersifat
tetap dan telah disepakati seerta ditulis dalam perjanjian atau kontrak proyek
pemberi kerja dan penerima kerja sesuai undang-undang yang tertera.
Harga yang ditetapkan dan disepakati di sini adalah harga yang diperlukan
guna menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan proyek yang telah
ditetapkan serta rencana dan spesifikasi yang tertera, pada penerima kerja dalam
pengadaan kontrak proyek konstruksi sehingga terlepas dari proses
pengadaannya itu sendiri dengan sistem lelang atau penunjukan langsung.
Harga kontrak yang disepakati pada paket proyek ini bernilai
Rp.14.621.079.500,- ( empat belas milyar enam ratus dua puluh satu juta tujuh
puluh sembilan ribu lima ratu rupiah ) termasuk PPN 10% Proyek ini sendiri

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
diadakan dengan sistem pelelangan dengan terpilihnya PT Tri Star Mandiri
sebagai penyedia jasa atau pemenang lelang
Penerima jasa ini harus benar-benar teliti dalam melakukan pelaksanaan
serta biaya-biaya overhead dan juga keuntungan penerima jasa. Itu semua
dilakukan guna penerima jasa tidak salah dalam menghitung, mengajukan
penawaran harga kepada pemberinya.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
III.7 Work Breakdown Structure

REKONSTRUKSI JALAN RUAS BURUNG


BURUNG - BILI BILI DI KABUPATEN GOWA

DIVISI 1. DIVISI 2.
UMUM DRAINASE

Pengujian Galian untuk


Pengujian Timah Pasangan Batu
Sulfurdioksida Selokan Drainase
Hitam (Pb) dengan Mortar
(SO2) dan Saluran Air

Pengujian
Pengujian Total
Parameter
Partikulat (TSP)-
Kebisingan dan
Debu
atau Getaran

DIVISI 3.
DIVISI 4.
PEKERJAAN TANAH DAN
PERKERASAN BERBUTIR
GEOSINTETIK

Lapis Pondasi
Timbunan Biasa Perkerasan Beton
Galian Biasa Bawah Beton
dari sumber galian Semen (PCC)
Kurus

Timbunan Pilihan
dari sumber galian

DIVISI 6.
DIVISI 5.
PEKERJAAN HARIAN &
STRUKTUR
PEKERJAAN LAIN-LAIN

Beton struktur, Marka Jalan


Beton , fc’15 Mpa
fc’30 MPa Termoplastik

Baja Tulangan
Pasangan Batu
Sirip BjTS 420A

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Berdasarkan data diagram alur yang telah dibuat diatas dapat diuraikan
dengan melihat diagram tersebut bahwa dalam pekerjaan proyek Rekonstruksi
Jalan Ruas Burung Burung - Bili Bili di Kabupaten Gowa dibagi menjadi
beberapa devisi yakni diantaranya
3. Devisi umum.
Pada devisi ini berisi tentang macam macam item pekerjaan
yang umumnya dilakukan sebelum pekerjaan dilakukan dan biasanya
dilakukan untuk pengujian data laboratorium yang mana data tersebut
nantinya dijadikan sebagai acuan dalam melanjutkan pekerjaan.
Apabila dalam pelaksanaan dilaboratorium data yang dihasilkan
tidak sesuai dengan yang diinginkan maka pihak konsultan ataupun
kontraktor dapat mencarikan jalan keluar dari permasalahan tersebut.
4. Devisi drainase
Pada devisi ini berisi tentang semua hal yang dapat
dikertjakan dan memiliki kaitan dengan pekerjaan drainase mulai dari
awal penggalian tanah dalam pembuatan saluran, pembersihan lahan,
penggerukan tanah, hingga pada saat pekerjaan pemasangan mortar
dan pemasangan batu sampai pada tahap finishing dalam pekerjaan
drainase tersebut.
5. Devisi Pekerjaan Tanah Dan Geosintetik
Pada devisi ini berisi tentang semua hal yang berkaitan
dengan pekerjaan tanah, mulai dari pekerjaan galian, pekerjaan
timbunan baik pekerjaan timbunan biasa maupun timbunan pilihan
yang dipilih langsung dari hasil galian ataupun dari tempat lain yang
memiliki data laboratium yang memnuhi syarat da;lam pekerjaan
nantinya, seperti dalam pekerjaan pemadatan tanah.
6. Devisi Perkerasan Berbutir
Pada devisi ini berisi tentang pekerjaan yang dilakukan
sebelum melaksanakan pekerjaan struktur, seperti pekerjaan beton
kurus yang mana diketahui bahwa pekerjaan beton kurus ini dilakukan
pada tahan pra pekerjaan lapis pondasi. Yang mana pekerjaan beton
kurus ini dimanfaatkan sebagai lapisan dasar yang berfungsi untuk
mempermuda pekerja dalam pengecoran nantinya apabila terjadi
cuaca dilapangan yang tidak mendukung.
7. Devisi Struktur
Pada devisi ini berisi tentang pekerjaan inti yang mana pada
pekerjaan ini berisi tentang pekerjaan beton yang mana beton ini
dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan jalan dalam proyek
tersebut, pada pekerjaan ini menggunakan beberapa jenis pekerjaan
seperti penggunaan beton yang memiliki mutu yang berbeda
tergantung dari tempat yang akan dipakai, dalam proses pekerjaan
beton dilapangan di tengah tengah pekerjaan diberikan Baja Tulangan
Sirip BjTS 420A yang mana tulangan ini berfungsi sebagai kekuatan
tarik dari beban yang akan ditanggung dari jalan, seperti yang kita

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
ketahui bahwa beton memiliki daya tekan yang kuat namun memiliki
daya tarik yang rendah sehingga untuk memberikan keseimbangan
antara daya tekan dan tarik digunakan baja tulangan dalam pekerjaan
sebagai struktur yang memikul daya tarik.
8. Devisi Pekerjaan Harian & Pekerjaan Lain-Lain
Pada pekerjaan ini berisi tentang pekerjaan yang ringan saja
yang umumnya dikerjakan pada akhir proyek seperti pekerjaan marka
jalan yyang mana pekerjaan ini tidak terlalu menggunakan banyak
tenaga serta waktu dalam pekerjaan, pekerjaan ini juga bisa
dilaksakan beriringan dengan pekerjaan struktur, apabila sebagian
peketrjaan struktur telah selesai maka pekerjaan marka jalan dapat
dikerjakan tanpa harus menunggu pekerjaan struktur rampung
semuanya.

III. 8 Rencana Anggaran Biaya

Adapun uraian dari rencana anggaran biaya dari proyek Rekonstruksi Jalan Ruas
Burung Burung - Bili Bili di Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA REKONSTRUKSI JALAN


RUAS BURUNG BURUNG - BILI BILI DI KABUPATEN GOWA
SPESIFIKASI UMUM 2018
Penyedia Jasa : PT. Tri Star Mandiri
No. Paket Kontrak : ….............................................................
Nama Paket : Rekonstruksi Jalan Ruas BurungBurung - Bili Bili
Prop / Kab / Kodya : Sulawesi Selatan / Kab. Gowa

TOTAL HARGA

Harga Satuan
No. Mata
Uraian Satuan (Include PPN)
Pembayaran
(Rupiah)
Perkiraan
Jumlah Harga (Rupiah)
Kuantitas

a b c d e f = (d x e)
DIVISI 1. UMUM
Pengujian Sulfurdioksida (SO2) Ls 1.975.050,00 3,00 5.925.150,00
Pengujian Timah Hitam (Pb) Ls 1.692.900,00 3,00 5.078.700,00
Pengujian Total Partikulat (TSP)-Debu Ls 1.692.900,00 3,00 5.078.700,00
Pengujian Parameter Kebisingan dan atau
Ls 1.975.050,00 3,00 5.925.150,00
Getaran

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
22.007.700,00

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

DIVISI 2. DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran
2.1.(1) M3 39.300,00 384,00 15.091.200,00
Air
2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar M3 790.395,00 1.330,00 1.051.225.350,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 1.066.316.550,00

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK


3.1 Galian Biasa M3 35.163,00 380,00 13.361.940,00
3.2.(1a) Timbunan Biasa dari sumber galian M3 197.925,00 236,00 46.710.300,00
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari sumber galian M3 256.716,00 1.538,00 394.829.208,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
454.901.448,00

DIVISI 4. PERKERASAN BERBUTIR


Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus M3 1.252.831,00 1.435,00 1.797.812.485,00
Perkerasan Beton Semen (PCC) M3 2.017.188,00 4.305,00 8.683.994.340,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 4 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
10.481.806.825,00

DIVISI 5. STRUKTUR

7.1 (5a) Beton struktur, fc’30 MPa M3 1.858.902,00 164,00 304.859.928,00


7.1 (8) Beton , fc’15 Mpa M3 1.191.166,00 923,00 1.099.446.218,00
7.3 (3) Baja Tulangan Sirip BjTS 420A Kg 19.025,00 27.029,00 514.226.725,00
7,9 Pasangan Batu M3 768.189,00 781,00 599.955.609,00

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 5 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
2.518.488.480,00

DIVISI 6. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN

9.2.(1) Marka Jalan Termoplastik M2 129.480,00 599,00 77.558.520,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 6 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
77.558.520,00

TOTAL HARGA PEKERJAAN 14.621.079.523,00

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Bobot Pekerjaan
Yang dimaksud dengan Presentase Bobot Pekerjaan ialah besarnya
persen pekerjaan siap, dibanding dengan pekerjaan siap seluruhnya.
Pekerjaan siap seluruhnya dinilai 100%.
Sebagai contoh misalnya pekerjaan :
Pembersihan lapangan
Volume = 225,45 m2
Harga satuan = Rp 196,25
Harga Bangunan = Rp 19.855.467
Prosentase Bobot Pekerjaan Pembersihan Lapangan

Jadi seandainya Pekerjaan Pembersihan Lapangan telah siap seluruhnya


maka Persentase Bobot Pekerjaan = 0,22% terhadap pekerjaan seluruhnya.
Catatan : Persentase dibulatkan menjadi dua desimal dibelakang koma.
Untuk mengetahui besarnya bobot pekerjaan dalam proyek Rekonstruksi
Jalan Ruas Burung Burung - Bili Bili di Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel
dibawah

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BOBOT PEKERJAAN REKONSTRUKSI JALAN


RUAS BURUNG BURUNG - BILI BILI DI KABUPATEN GOWA

: PT. Tri Star Mandiri


Penyedia Jasa
: ….............................................................
No. Paket Kontrak
: Rekonstruksi Jalan Ruas BurungBurung - Bili Bili
Nama Paket
: Sulawesi Selatan / Kab. Gowa
Prop / Kab / Kodya

TOTAL HARGA
Harga
Satuan Bobot
No. Mata
Uraian Satuan (Include Pekerjaan
Pembayaran
PPN) (%)
(Rupiah) Perkiraan
Jumlah Harga (Rupiah)
Kuantitas

a b c d e f = (d x e)
DIVISI 1. UMUM

Pengujian Sulfurdioksida (SO2) Ls 3,00 5.925.150,00 0,04


1.975.050,00
Pengujian Timah Hitam (Pb) Ls 3,00 5.078.700,00 0,03
1.692.900,00
Pengujian Total Partikulat (TSP)-Debu Ls 3,00 5.078.700,00 0,03
1.692.900,00

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Pengujian Parameter Kebisingan dan atau Getaran Ls 3,00 5.925.150,00 0,04


1.975.050,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
22.007.700,00 0,15

DIVISI 2. DRAINASE

2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 384,00 15.091.200,00 0,10
39.300,00
2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar M3 1.330,00 1.051.225.350,00 7,19
790.395,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
1.066.316.550,00 7,29

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

3.1 Galian Biasa M3 380,00 13.361.940,00 0,09


35.163,00
3.2.(1a) Timbunan Biasa dari sumber galian M3 236,00 46.710.300,00 0,32
197.925,00
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari sumber galian M3 1.538,00 394.829.208,00 2,70
256.716,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 3 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) 454.901.448,00 3,11

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus M3 1.435,00 1.797.812.485,00 12,30


1.252.831,00

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Perkerasan Beton Semen (PCC) M3 4.305,00 8.683.994.340,00 59,39


2.017.188,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 5 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
10.481.806.825,00 71,69

DIVISI 7. STRUKTUR

7.1 (5a) Beton struktur, fc’30 MPa M3 164,00 304.859.928,00 2,09


1.858.902,00
7.1 (8) Beton , fc’15 Mpa M3 923,00 1.099.446.218,00 7,52
1.191.166,00
7.3 (3) Baja Tulangan Sirip BjTS 420A Kg 27.029,00 514.226.725,00 3,52
19.025,00
7,9 Pasangan Batu M3 781,00 599.955.609,00 4,10
768.189,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 7 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
2.518.488.480,00 17,23

DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN & PEKERJAAN LAIN-LAIN

9.2.(1) Marka Jalan Termoplastik M2 599,00 77.558.520,00 0,53


129.480,00

Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 9 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
77.558.520,00 0,53

TOTAL HARGA PEKERJAAN


14.621.079.523,00 100,00

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
TUGAS BESAR MANAJEMEN PROYEK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
III.9 Klaim
III.9.1 Permasalahan
Perselisihan terjadi akibat interpretasi terhadap suatu
masalah yang berbeda diantara pihak pemilik proyek dan
kontraktor. Penyebab perselisihan menurut kontraktor
adalah: tongkat kemampuan manajemen, tingkat
pengalaman proyek, kompleksitas proyek, kesesuaian jenis
kontrak, persiapan desain, tingkat variasi kualitas pekerjaan,
kelengkapan dokumen dan skop pekerjaan, ketepatan waktu
pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan menurut
pemilik/konsultan pengawas adalah: tanggung jawab dan
efektifitas sistem organisasi, tingkat kemampuan
manajemen, kompleksitas proyek, kesesuaian jenis kontrak,
persiapan desain, tingkat variasi kualitas pekerjaan,
kelengkapan dokumen dan skop pekerjaan.
III.9.2 Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi yang diambil dalam permasalahan
ini dengan meyebarkan kuesioner kepada para manager
proyek dari pihak kontraktor dan pemilik/konsultan.
III.9.3 Penyelesaian Permasalahan
Penyelesaian permasalahan perselisihan
kontrak proyek jalan pada umumnya dengan cara
negoisasi atau rapat dan tenggang waktu
penyelesaian antara 1 sampai 2 minggu.
III.9.4 Metode Penyelesaian
III.9.4.1 Negoisasi
Bentuk paling awal dalam upaya
menyelesaikan adalah melalui
negoisasi/rapat. Melalui ini kedua belah
pihak yang berselisih dapat
mengupayakan penyelesaiannya secara
langsung, yang tentunya akan lebih cepat
dan hemat karena tidak melibatkan pihak
ketiga.

KELOMPOK 4
KELAS 2B D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL

Anda mungkin juga menyukai