Anda di halaman 1dari 31

MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2.

Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Organisasi Proyek Konstruksi

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Proyek konstruksi
merupakan suatu rangkaian
kegiatan untuk mengubah sumber
daya menjadi suatu hasil yang
berupa bangunan. Proses yang
terjadi dalam rangkaian kegiatan
tersebut tentunya melibatkan
pihak-pihak yang terkait, baik
secara langsung maupun tidak Gambar 1. Organisasi
langsung. Dengan banyaknya
pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi maka potensi terjadinya konflik
sangat besar sehingga dapat dikatakan bahwa proyek konstruksi
mengandung konflik yang cukup tinggi. Oleh karena itu perlu adanya suatu
manajemen dalam proyek untuk mengoordinasi semua pihak yang terlibat
dalam proyek konstruksi tersebut di atas sehingga tujuan proyek dapat
tercapai dengan baik dan semua pihak secara optimal mendapatkan hal-hal
yang menjadi tujuan atas sasaran keterlibatan mereka dalam proyek
tersebut.

I.2 Perumusan masalah


Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya selalu
menggunakan struktur organisasi sebagai wadah segala kegiatannya, tetapi
untuk penerapan sistem struktur organisasinya tergantung dari kondisi
perusahaan yang bersangkutan. Hal ini merupakan suatu masalah bagi
setiap perusahaan dalam menerapkan struktur organisasi mana yang cocok
sehingga untuk itu setiap perusahaan membutuhkan waktu dan
pengamatan (analisis) yang khusus dalam memilih sistem struktur
organisasi yang tepat dan sesuai.

1
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

I.3 Tujuan
Tujuan adanya organisasi dalam proyek
konstruksi ialah mengubah sesuatu (dapat
berupa material, infomasi ataupun masyarakat)
melalui suatu tatanan terkoordinasi yang mampu
memberikan nilai tambah, sedemikian rupa
sehingga memungkinkan organisasi menacapai
tujuannya dengan baik. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan serta
pengetahuan para pemakai dan juga sebagai Gambar 2. Koordinasi
bahan perbandingan pada suatu perusahaan
(khususnya perusahaan di bidang konstruksi) terhadap sistem struktur
organisasi yang digunakannya.

II. BAHASAN

2.1 Pengertian Proyek Konstruksi dan Manajemen Konstruksi


2.1.1 Pegertian Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya
satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek (Ervianto,
2005). Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi,
yaitu :
1. Proyek bersifat unik, yaitu tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang
sama persis (tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek yang
sejenis), proyek bersifat sementara dan selalu melibatkan grup pekerja
yang berbeda-beda.
2. Proyek membutuhkan sumber daya, yaitu setiap proyek konstruksi
membutuhkan beberapa sumber daya dalam penyelesaiannya, misalnya
pekerja, material, dana, alat dan metode kerja.
3. Proyek membutuhkan organisasi agar dapat menyatukan visi dari
beberapa pihak yang terkait di dalamnya agar menjadi satu kesatuan
dalam tujuan yang sama.

2
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

2.1.2 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi


Dalam kegiatan proyek konstruksi, terdapat suatu proses yang
mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa
bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut nantinya
melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Secara skematik, pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek
konstruksi dapat dilihat pada gambar 2.1.

Pemilik
Lembaga Proyek Konsul-
Internal tan

Tenaga Kontrak-
kerja tor
Manajemen
Proyek

Pemerin- Supplier
tah

Lembaga Intitusi
Pelayanan Masyara- Keuangan
kat

Gambar 2.1 Pihak yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi


Agar keinginan dan kebutuhan masing-masing pihak dalam suatu proyek
dapat direalisasikan dalam suatu usaha bersama untuk pencapaian
sasaran dan tujuan, perlu dilakukan identifikasi terhadap organisasi atau
individual (stakeholder), baik dari internal maupun eksternal, yang akan
berperan mempengaruhi proyek dan harus diantisipasi selama proyek
berlangsung. Stakeholder proyek secara umum diuraikan seperti di bawah
ini.
 Manager Proyek: seseorang yang bertanggung jawab mengelola
proyek.

3
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

 Pelanggan (Customer): seseorang/organisasi yang menggunakan


produk proyek.
 Organisasi Proyek: hierarki/susunan tugas dan wewenang individual
 Sponsor: penyedia sumber dana untuk proyek.
Stakeholder untuk proyek konstruksi dapat diuraikan sebagai berikut;
1. Pemilik proyek: seseorang atau perusahaan yang mempunyai dana,
memberikan tugas kepada seseorang atau perusahaan yang memiliki
keahlian dan pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan agar hasil
proyek sesuai sasaran dan tujuan yang ditetapkan.
2. Konsultan: seseorang atau perusahaan yang ditunjuk oleh pemilik
yang memiliki keahlian dan pengalaman membangun proyek
konstruksi, terdiri atas:
 Konsultan Perencana: seseorang atau perusahaan yang
memiliki keahlian dan pengalaman dalam merencanakan
proyek konstruksi, seperti halnya perencana arsitektur,
perencana struktur, perencana mekanikal dan elektrikal dan
lain sebagainya.
 Konsultan Pengawas: perusahaan yang memiliki keahlian dan
pengalaman dalam pengawasan proyek.
 Konsultan Manajemen Konstruksi: perusahaan yang mewakili
pemilik dalam pengelolaan proyek, sejak awal hingga akhir
proyek.
3. Kontraktor: perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai
dengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh
terhadap pembangunan fisik proyek. Biasanya penentuan kontraktor
dilakukan melalui lelang/tender atau dapat juga melalui penunjukan
langsung dengan negosiasi penawaran harga.
4. Subkontraktor: pihak yang ditunjuk oleh kontraktor dan disetujui
oleh pemilik untuk mengerjakan sebagian pekerjaan kontraktor pada
bagian fisik proyek yang memiliki keahlian khusus/spesialis.

4
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

5. Pemasok (supplier): pihak yang ditunjuk oleh kontraktor untuk


pemasok material yang memiliki kualifikasi yang diinginkan oleh
pemilik.
Selain itu, dapat pula ditambahkan stakeholder pada proyek
infrastruktur yang pengelolaannya lebih kompleks dan unik, berasal
dari lingkungan internal dan eksternal proyek, seperti organisasi
pekerja, agen pemerintah yang membuat regulasi, organisasi LSM,
masyarakat sekitar lokasi proyek, atau media massa. Peran dan
keterlibatan pihak-pihak tersebut dapat member keuntungan bahkan
kerugian terhadap proses dan hasil akhir proyek. Oleh karena itu
perlu ada identifikasi secara cermat dan langkah-langkah antisipasi
kerugian yang akan timbul bersamaan dengan memaksimalkan
keuntungan yang akan diperoleh.

Pemilik (Owner)

Konsultan Perencana Konsultan Pengawas

Subkontraktor Kontraktor Utama Pemasok

Gambar 2.2 Stakeholder Proyek Konstruksi


Secara fungsional ada tiga pihak yang sangat berperan dalam suatu
proyek konstruksi, yaitu pemilik proyek (owner), konsultan dan kontraktor.

2.1.3 Manajemen Proyek


Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin,
dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk
mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. (Saldjana,
1997).

5
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan,


pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga
berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat
waktu, tepat biaya dan tepat mutu (Ervianto, 2005).
Menurut Lumbantoruan (1992), manajemen proyek adalah suatu
cara dan usaha untuk merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasi,
mengawasi manusia dalam mempergunakan waktu dan biaya untuk
memadukan peralatan, bahan serta tenaga kerja sehingga dengan cara
efektif dan efisien (Dilla, 2008).

2.2 Organisasi Proyek


Organisasi proyek biasanya adalah bagian dari organisasi yang lebih besar
seperti pemerintah, institusi, badan atau lembaga atau dapat juga dengan
skala lebih kecil seperti perusahaan, lembaga pendidikan, lembaga
kesehatan, lembaga penelitian, kumpulan dari kelompok kepentingan, dan
lainnya. Pengelolaan proyek membutuhkan suatu organisasi yang kuat
dengan program, visi dan misi dan tujuan yang jelas, sehingga kegiatan
dilakukan dengan batasan dan standar yang telah disepakati dan
dilaksanakan dengan maksimal oleh personel penanggung jawab masing-
masing kegiatan.
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan
dengan mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material,
peralatan dan modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem
manajemen sesuai kebutuhan proyek. Agar tujuan organisasi dapat dicapai,
dilakukan proses sebagai berikut: (Abrar Husen, MT).
1. Identifikasi dan pembagian kegiatan: Identifikasi dan pembagian
kegiatan proyek perlu diketahui untuk menentukan volume
pekerjaan, macam dan jenisnya, kebutuhan sumber daya, jadwal
pelaksanaan serta anggarannya sehingga dapat dilaksanakan oleh
penanggung jawab kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan
proyek.
2. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan: Agar hasilnya maksimal,
pemilihan penanggung jawab organisasi disesuaikan dengan

6
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

keahlian, keterampilan dan kemampuan personel di bidangnya


sehingga sasaran dan tujuan proyek dapat tercapai.
3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab: Setiap personel
penanggung jawab kegiatan harus mengetahui wewenang dan
tanggung jawab pekerjaannya, dengan membuat penjabaran kerja
serta standar prosedur operasional pekerjaan yang dikelolanya.
4. Menyusun mekanisme pengendalian: Karena organisasi proyek
melibatkan banyak pihak, maka agar tidak terjadi penyimpangan,
mekanisme pengendalian dan kordinasi dibuat dalam format yang
dapat menggerakkan organisasi dalam mengidentifikasi,
memecahkan masalah, serta melakukan tindakan koreksi untuk
mengatasi penyimpangan.
Struktur organisasi proyek dibuat dengan situasi kultur dan
keunikan berbeda berdasar kebutuhan sistem manajemen proyek.
Oleh karena itu, organisasi proyek mempunyai susunan dan hierarki
yang berlainan pula. Pemilihan organisasi proyek didasarkan atas
tingkat kebutuhan dan kompleksitas proyek, semakin kompleks pula
susunan organisasinya. Beberapa macam susunan organisasi proyek
dapat dijelaskan seperti di bawah ini.
1. Organisasi Proyek Fungsional: Struktur organisasi jenis ini
dikelompokkan menurut fungsinya, memiliki struktur dengan
konsep otoritas dan hierarki vertikal. Tanggung jawab organisasi
proyek biasanya dirangkap dengan tugas sehari-hari pada
organisasi fungsional perusahaan, karena itulah proyek yang
besar dapat mengganggu kegiatan keseluruhan.
2. Organisasi Proyek Murni: Struktur organisasi proyek jenis ini
merupakan bagian tersendiri dari organisasi fungsional
perusahaan, dimana manajer mempunyai otoritas penuh terhadap
proyek. Dengan status ini, tim proyek memiliki komitmen dan
wewenang mandiri, namun tetap dalam koordinasi perusahaan.
3. Organisasi Proyek Matriks: Struktur organisasi proyek ini
biasanya gabungan dari organisasi proyek murni dan fungsional,
memanfaatkan ahli dari berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam

7
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

organisasi fungsional sebagai bagian dari proyek, tetapi tidak


mengganggu proses pelaksanaan proyek serta organisasi
fungsional perusahaan.
Dari gambar 2.3 dapat dilihat bahwa organisasi proyek dengan
perusahaan dipisahkan oleh otoritas yang diberikan kepada
organisasi proyek, tetapi organisasi proyek tetap berkoordinasi
dengan organisasi perusahaan.

8
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Pimpinan
Perusahaan

Divisi Proyek Divisi Administrasi Divisi


Engineering Umum & Keuangan Pemasaran

Otoritas Proyek

Engineering Konstruksi Pengendalian Pengadaan

Sipil Arsitektur Mekanikal Elektrikal

Gambar 2.3 Organisasi Proyek Murni

Kendali di dalam proyek membutuhkan organisasi sendiri dalam


rangka mengelola tujuan, sasaran, data, informasi serta sumber daya yang
ada dan terbatas. Hal ini ditunjukkan dengan struktur organisasi personel
proyek dengan skala cukup besar seperti di bawah ini.

Manajer
Proyek

Ervianto (2005) mengelompokan bentuk organisasi menjadi lima


Deputi
bentuk yaitu organisasi garis,
Managerorganisasi
Proyek garis dan staf, organisasi
fungsional, organisasi matrik dan organisasi panitia.
Devisi Administrasi
1. Organisasi
Engineering Garis (line organization) Keuangan

Site
Manager
Site Engineer
Sipil
Arsitektur
M/E

Sipil Arsitektur Mekanikal Elektrikal


Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor
Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

9
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Gambar 2.4 Organisasi Personel Proyek


Organisasi personel proyek di atas menunjukkan hierarki tanggung
jawab dan wewenang tugas dari masing-masing personel yang di arahkan
dan dikendalikan oleh 3 pucuk pimpinan, yaitu Manajer Proyek, Deputi
Manajer Proyek, dan Site Manager yang tugas masing-masing telah
ditentukan. Otoritas proyek yang sepenuhnya berada pada Manajer Proyek
menjadi jembatan antara organisasi proyek dengan perusahaan serta
pemilik proyek atau organisasi yang mewakilinya untuk melakukan
koordinasi dan komunikasi dengan maksud agar tujuan dan sasaran proyek
tercapai dengan efektif dan efesien.
Ervianto (2005) mengelompokan bentuk organisasi menjadi lima
bentuk yaitu organisasi garis, organisasi garis dan staf, organisasi
fungsional, organisasi matrik dan organisasi panitia.

1. Organisasi Garis (line organization)

Gambar 2.5 Struktur Organisasi Garis

Karakteristik organisasi garis adalah :


a. Bentuk organisasi tertua dan paling sederhana.
b. Jumlah karyawan sedikit, dan pemilik merupakan pimpinan tertinggi.
c. Pemberian wewenang dan tanggung jawab bergerak vertikal dari atas ke
bawah.
Keunggulan bentuk organisasi ini adalah :

10
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

a. Bentuk organisasi sederhana, mudah dipahami dan mudah


dilaksanakan.
b. Pemberian tugas, tanggung jawab dan wewenang cukup jelas.
c. Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat karena
komunikasi mudah.
Kekurangan bentuk organisasi ini adalah :
a. Bentuk organisasi tidak fleksibel.
b. Kemungkinan pemimpin bertindak otokratis cukup besar.
c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar.

2. Organisasi Garis dan Staf (line and staf organization)

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Garis dan Staf

Dalam organisasi garis dan staf, terdapat dua kelompok orang yang
berpengaruh dalam menjalankan organisasi, yaitu :
a. Orang yang menjalankan tugas pokok untuk pencapaian tujuan.
b. Orang yang menjalankan tugas berdasarkan keahlian yang dimiliki,
berfungsi memberikan saran kepada unit operasional.
Keunggulan bentuk organisasi ini adalah :
a. Pembagian tugas yang jelas
b. Pengambilan keputusan lebih matang.
c. Dikembangkannya spesialisasi keahlian.
d. Adanya staf ahli yang memungkinkan pencapaian pekerjaan lebih baik.

11
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Kekurangan bentuk organisasi ini adalah :


a. Saran dari staf mungkin sulit dilaksanakan karena kurang adanya
tanggung jawab pekerjaan.
b. Jika pejabat garis mengabaikan gagasan dari staf maka gagasan menjadi
tidak berguna.
c. Bagi pelaksana operasional, perbedaan antara perintah dengan saran
tidak selalu jelas.

3. Organisasi fungsional

Gambar 2.7 Struktur Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional mendasarkan pembagian tugas serta kegiatan


pada spesialisasi yang dimiliki pejabatnya.
Keunggulan bentuk organisasi ini adalah :
a. Adanya spesialisasi yang menyebabkan tugas dilaksanakan dengan baik.
b. Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah dilaksanakan.
Kekurangan bentuk organisasi ini adalah :
a. Ditinjau dari sudut karyawan, banyaknya atasan akan membingungkan.
b. Terjadi saling mementingkan fungsi masing-masing sehingga
menyebabkan koordinasi menyeluruh sulit dijalankan.
c. Mutasi pekerjaan sulit dikerjakan karena telah terspesialisasi.

12
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

4. Organisasi Matrik

Gambar 2.8 Struktur Organisasi Matrik

Organisasi matrik merupakan bentukan baru dari organisasi


fungsional. Bentuk organisasi matrik ini masih terbagi ke dalam beberapa
bentuk organisasi, yaitu organisasi matrik lemah, organisasi matrik
seimbang, organisasi matrik kuat dan organisasi proyek.

13
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Gambar 2.9 Struktur Organisasi Matrik Lemah

Gambar 2.10 Struktur Organisasi Matrik Seimbang

14
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Gambar 2.11 Struktur Organisasi Matrik Kuat

Gambar 2.12 Struktur Organisasi Proyek

5. Organisasi Panitia

15
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Gambar 2.13 Struktur Organisasi Panitia

Pada umumnya organisasi panitia dibentuk dalam waktu terbatas


dan bertujuan melaksanakan tugas kegiatan tertentu.
Ciri-ciri organisasi panitia :
a. Jangka waktu pelakasanaan tugas/kegiatan terbatas, volume kegiatan
tertentu.
b. Kepemimpinan dan tanggung jawab dilaksanakan bersama.
c. Semua anggota dan pimpinan mempunyai tanggung jawab, wewenang
dan hak yang sama.
d. Para anggota dikelompokkan menurut bidang tugas kegiatan terentu dan
dilaksanakan dalam bentuk satuan tugas.
Keunggulan bentuk organisasi ini adalah :
a. Keputusan dapat diambil secara cepat.
b. Pembinaan kerja sama antar anggota mudah dilaksanakan.
Kekurangan bentuk organisasi ini adalah :
a. Jalur perintah sering membingungkan.
b. Sulit menetukan penanggung jawab apabila terjadi hambatan.
c. Kemampuan anggota kurang dapat berkembang.

Barrie dan Paulson (1984) membagi struktur organisasi atas lima


kelompok, yang mencakup struktur organisasi dengan pendekatan
tradisional, struktur organisasi pemilik- pembangun (swakelola), struktur
organisasi putar kunci (turn key project), struktur organisasi yang

16
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

memisahkan perencanaan dan pengawasan serta struktur organisasi proyek


menggunakan konsultan manajemen.
1. Organisasi Tradisional

Gambar 2.14 Struktur Organisasi Tradisional

Ciri-ciri organisasi ini adalah :


a. Konsultan perencana terpisah.
b. Kontraktor utama tunggal.
c. Banyak melibatkan subkontraktor atau dikerjakan sendiri olek
kontraktor utama.
d. Jenis konrak yang biasanya diterapkan : harga tetap (fixed cost), harga
satuan (unit price), maksimum bergaransi, kontrak biaya tambah-upah
tetap.

2. Organisasi Swakelola (Pembangun-Pemilik)

17
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Gambar 2.15 Struktur Organisasi Swakelola

Ciri-ciri organisasi ini adalah :


a. Pemilik proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan
proyek.
b. Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri secara
fakultatif atau dilaksanakan oleh kontraktor/subkontraktor.
c. Jenis kontrak yang diterapkan : harga tetap, harga satuan, kontrak yang
dinegosiasikan.

3. Organisasi Proyek Putar Kunci (Turn-Key Project)

Pemilik

Pembangun/Constructor

Perancang/ Kontraktor
Designer Utama

Subkontraktor Kerja mandiri

Gambar 2.16 Struktur Organisasi Putar Kunci


Ciri-ciri organisasi ini adalah :

18
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

a. Satu perusahaan yang bertanggung jawab baik untuk perancanaan


maupun pelaksanaan konstruksi.
b. Melibatkan kntraktor speialis
c. Jenis kontrak yang diterapkan : harga tetap, harga maksimum
bergaransi, kontrak konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.

4. Organisasi yang memisahkan Perencanaan dan Pengawasan

Gambar 2.17 Struktur Organisasi Memisahkan Perencanaan dan


Pengawasan
Ciri organisasi ini adalah :
a. Pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perencanaan berbeda
dengan pihak yang bertanggung jawab terhadap pengawasan.
b. Jenis kontrak yang diterapkan : harga tetap, harga maksimum
bergaransi, kontrak konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.

5. Organisasi Proyek Menggunakan Konsultan Manajemen

19
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Gambar 2.18 Struktur Organisasi Menggunakan Konsultan Manajemen

Ciri-ciri organisasi ini adalah menggunakan konsultan manajemen


sebagai manajer konstruksi yang bertindak sebagai wakil dari pemilik.

Contoh di lapangan

Penerapan sistem struktur organisasi yang dimaksud pada dasarnya


dibentuk dari beberapa struktur organisasi teoritis yang telah dibahas pada
tinjauan pustaka, tetapi pada aplikasinya sistem struktur organisasi
tersebut masih perlu disesuaikan dengan kondisi dan tujuan perusahaan
yang bersangkutan agar perusahaan tersebut dapat menjalankan fungsinya
dengan baik dan fleksibel. Pada penelitian ini, penulis mengambil contoh
penerapan struktur oraganisasi pada proyek pembangunan Rumah Susun
Sederhana Sewa (Rusunawa) Universitas Riau yang dilaksanakan oleh PT
Istaka Karya sebagai kontraktor utama.

3.1 Latar Belakang Proyek


Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk dan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu,
pendidikan haruslah dikembangkan dan ditingkatkan seoptimal mungkin.
Universitas Riau sebagai salah satu lembaga pendidikan tingkat universitas
yang berada di Kota Pekanbaru memiliki peran yang cukup besar dalam
meningkatkan mutu pendidikan manusia di Riau dan sekitarnya.

20
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Lokasi Universitas Riau yang cukup jauh mengakibatkan banyak


mahasiswa yang memilih untuk bermukim dekat lokasi kampus, karena
kebanyakan mahasiswa tidak hanya berasal dari kota Pekanbaru, tetapi
juga dari kota lainnya atau bahkan dari provinsi lain.Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut, maka MENPERA memprogramkan
pembangunan 60.000 unit Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di
lingkungan universitas-universitas yang beberapa di antaranya dibangun di
Pekanbaru antara lain di lingkungan UNRI, UIR, UNILAK dan UIN SUSQA
Riau yang diperuntukan tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi
pegawai/karyawan universitas tersebut. Pembangunan ini merupakan
rangkaian rencana pembangunan komplek rumah susun sederhana sewa
yang nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung
pendidikan, fasilitas lapangan olah raga dan fasilitas kesehatan serta
kegiatan kewirausahaan.

3.2 Manfaat dan Tujuan Proyek


Proyek pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di
Universitas Riau ini bertujuan untuk membangun tempat tinggal bagi
mahasiswa dan pegawai/karyawan Universitas Riau yang dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas pendukung seperti lapangan olahraga, kesehatan
dan kegiatan kewirausahaan.
Manfaat pembangunan Rusunawa Unri ini antara lain untuk
membantu mahasiswa maupun pegawai/kayawan Universitas Riau
memperkecil pengeluaran untuk tempat tinggal karena nantinya rusunawa
ini akan disewakan dengan harga sewa yang relatif murah.

3.3 Struktur Organisasi Proyek


Pada proyek pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
(rusunawa) Universitas Riau ini digunakan struktur organisasi proyek
dengan menggunakan konsultan manajemen yang bertindak sebagai wakil
dari pemilik (owner). Adapun pihak-pihak yang terkai dalam proyek tersebut
dapat dilihat pada gambar 3.1.

21
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Pemilik Proyek (Owner)


Kementerian Negara
Perumahan Rakyat

Konsultan MK
PT Blantickindo Aneka

Konsultan Perencana Kontraktor Pelaksana


PT Arkonin PT Istaka Karya

Sub Sub Sub Sub Sub


Kontraktor Kontraktor Kontraktor Kontraktor Kontraktor

Gambar 3.1 Bagan hubungan pihak-pihak yang terkait dalam proyek

Adapun unsur-unsur yang berperan dalam struktur organisasi


tersebut adalah :
1. Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek (owner) adalah seseorang atau badan hukum baik
swasta maupun instansi pemerintah, yang mempunyai dana, ide, gagasan
dan kehendak atas suatu pekerjaan sehubungan dengan kepentingan akan
hasil pekerjaan tersebut, dimana atas dasar suatu kesepakatan
memberikan kepercayaan kepada pihak lain, baik untuk, mengawasi
(Konsultan Manajemen Konstruksi), maupun untuk melaksanakan
pekerjaan (Kontraktor Pelaksana).
Pemilik Proyek Pembangunan Rusunawa UNRI ini adalah Menteri
Perumahan Rakyat (MENPERA).

22
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Tugas-tugas dan tanggung jawab dari owner menurut Dipohusodo


(1996) yang disadur dari laporan kerja praktek Dilla, 2008 adalah :
1. Memberi tugas kepada perencana untuk membuat gambar rencana dan
hitungan rencana serta menyetujuinya bila telah disepakati.
2. Menetapkan lokasi proyek.
3. Menentukan harga borongan yang disesuaikan melalui konsultan
perencana dan mengadakan lelang atas proyek tersebut.
4. Membayar seluruh biaya yang diperlukan untuk mewujudkan rencana
sesuai dengan persetujuan pemborong.
5. Memberi gambaran atau pedoman–pedoman dan konsultasi mengenai
perencanaan yang akan dibuat perencana.
6. Memberikan surat perintah kerja kepada pelaksana/kontraktor.
7. Menolak hasil kerja bila tidak sesuai dengan bestek.
8. Menerima pekerjaan yang telah selesai dan menyetujuinya.

2. Konsultan MK
Konsultan manajemen konstruksi adalah seseorang atau badan
hukum yang ditunjuk langsung oleh pemilik proyek/pemberi tugas sebagai
wakil dari pemilik proyek yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan
untuk pelaksanaan tugas konsultasi dalam bidang manajemen konstruksi.
Dalam proyek ini pemberi tugas telah menunjuk PT. Blantickindo
Aneka selaku Konsultan Manajemen Konstruksi.
Tugas-tugas dan tanggung jawab konsultan Manajemen Konstruksi
menurut Dipohusodo (1997) yang disadur dari laporan kerja praktek Dilla,
2008 adalah :
1. Membantu pemilik proyek melaksanakan pengadaan konsultan
perencana termasuk menyiapkan kontrak perjanjian pekerjaan
perencanaan.
2. Mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang dibuat
oleh konsultan perencana yang meliputi : program penyediaan dan
penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan penyusunan
dokumen lelang.
3. Membantu pemilik proyek dalam mempersiapkan dan menyusun
program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik.

23
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

4. Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang


disusun oleh kontraktor yang meliputi program-program pencapaian
sasaran konstruksi, penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan
dan perlengkapan, bahan bangunan, dana, program quality control dan
program kesehatan dan keselamatan kerja.
5. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik yang meliputi :
program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian
waktu, pengendalian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas) serta
pengendalian perubahan pekerjaan.
6. Melakukan kegiatan pengawasan terhadap pemakaian bahan, peralatan
dan metoda pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya
pekerjaan konstruksi.
7. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan laporan bulanan pekerjaan pengawasan.
8. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran dan pemeliharaan pekerjaan.

3. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat
perencanaan secara lengkap baik secara lengkap baik bidang arsitektur,
sipil dan bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah sistem
bangunan.
Dalam proyek ini ditunjuk PT. Arkonin sebagai konsultan perencana.
Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah :
a) Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, dan rencana
anggaran biaya.
b) Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan
pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
c) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-
syarat.
d) Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
e) Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek

24
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

4. Kontraktor Pelaksana
A. Kontraktor Pelaksana Utama.
Kontraktor pelaksana adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan
pelelangan untuk melaksanakan pembangunan proyek sesuai dengan
rencana, perhitungan dan persyaratan yang telah dibuat oleh konsultan
perencana. Kontraktor pelaksana dalam proyek pembangunan Rumah
Susun Sederhana Sewa Mahasiswa (Rusunawa) UNRI adalah PT. Istaka
Karya. Adapun struktur organisasi proyek yang digunakan PT Istaka Karya
dapat dilihat pada gambar berikut.

25
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

Project Manager

Site Manager

ADM dan Keu Logistik

Drafter Quantity dan


Quality Control

Safety Officer Surveyor

Security

Pelaksana Struktur Pelaksana Arsitektur

Pekerja Pekerja

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kontraktor

Berdasarkan sistem struktur organisasi yang digunakan oleh PT


Istaka Karya dan berdasarkan uraian teori-teori sistem struktur organisasi
yang ada, dapat dilihat bahwa struktur organisasi yang digunakan tidak
spesifik mengikuti satu pola/tipe struktur organisasi tertentu, tetapi
merupakan gabungan dari beberapa pola/tipe struktur organisasi teoritis.
Walaupun demikian secara garis besar dapat dilihat bahwa struktur
organisasi PT. Istaka Karya memiliki ciri tertentu yang merupakan dasar

26
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

pembentukannya. Ciri dasar tersebut dibentuk dari sistem struktur


organisasi matriks. Struktur organisasi matriks tersebut secara fungsional
membagi ruang lingkup pekerjaan atas beberapa divisi manajemen dan tiap-
tiap divisi manajemen memiliki tugas/wewenang masing-masing serta
bertanggung jawab penuh terhadap kelancaran tugas-tugasnya.
Adapun tugas masing-masing anggota pada PT. Istaka Karya :
a) Manajer Proyek (Project Manager)
Tugas dan tanggung jawab project manager adalah:
1. Memimpin pelaksanaan proyek sesuai kontrak.
2. Menyusun project team serta mendifinisikan tugas, tanggung jawab dan
wewenang dari masing-masing personil di lingkungan proyek.
3. Menyusun rencana pelaksanaan konstruksi proyek (project planning)
secara keseluruhan dan strategi pelaksanaan serta sistem antisipasi
permasalahan dalam upaya pencegahan dalam penyimpangan terhadap
pelaksanaan pekerjaan proyek.
4. Menyusun schedule pelaksanaan konstruksi dan sistem
pengendaliannya.
5. Mengalokasikan sumber daya demi pekerjaan yang efektif dan efisien.
6. Memonitoring jalannya proyek secara keseluruhan dan detail.
7. Melaksanakan program pengawasan dan pengendalian mutu, waktu
serta biaya pelaksanaan pekerjaan proyek.
8. Membuat laporan tertulis progress yang dicapai dan pertanggung
jawaban teknis seperti pemakaian bahan baku, keuangan, dll secara
berkala kepada pemilik proyek.
9. Mengkoordinir penyusunan rencana anggaran biaya proyek termasuk
penanganan sistem pengawasan dan pengendalian serta evaluasi biaya
pelaksanaan pekerjaan proyek.
10.Mengkoordinasikan pekerjaan tambah kurang, perpanjangan waktu
serta analisa biayanya jika terjadi perubahan dari isi perjanjian kontrak.
11.Mengadakan meeting dan memberikan pengarahan kepada personil
organisasi proyek mengenai pelaksanaan proyek dan permasalahan yang
mungkin timbul di lapangan serta cara penyelesaiannya.

27
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

12.Mengadakan ikatan kerja, koordinasi pelaksanaan dan melakukan


kontrol secara periodik kepada subkontraktor, supplier, dll.

b) Manajer Lapangan (Site Manager)


Tugas dan tanggung jawab site manager adalah :
1. Bertanggung jawab menetapkan metoda konstruksi yang menghasilkan
mutu produk sesuai dengan spesifikasi teknis dan peraturan-peraturan
standar yang berlaku.
2. Menetapkan rencana/schedule pekerjaan, pemakaian alat dan tenaga
kerja.
3. Melaksanakan prosedur dan instruksi kerja sistem mutu yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Bertanggung jawab merealisasikan perencanaan pekerjaan dengan mutu
produk sesuai persyaratan.
5. Bertanggung jawab terhadap jumlah target produksi serta teknis
pelaksanaan.
6. Memonitoring atau mengkoordinir setiap tahap pekerjaan dan menerima
laporan tertulis harian dari pelaksana mengenai pekerjaan untuk
dilaporkan kepada manajer proyek.
7. Membuat laporan kemajuan pekerjaan (progress report) di bidangnya.
8. Menyetujui pemesanan material dan peralatan yang dibutuhkan.

c) Pelaksana Lapangan
Pelaksana lapangan merupakan orang-orang tergabung dalam suatu
tim yang bekerja dan bertanggung jawab penuh di lapangan. Pelaksana
lapangan terdiri dari :
1. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab surveyor adalah :
a. Merencanakan dan membuat metoda pelaksanaan pengukuran;
b. Memonitor, mengevaluasi dan membuat laporan tentang pelaksanaan
pekerjaan pengukuran di lapangan secara teratur dan periodik;
c. Melakukan pengukuran kembali atas hasil pekerjaan yang dilakukan;
d. Mengikuti rapat-rapat koordinasi lapangan secara teratur dan periodik.

28
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

2. Pelaksana Struktur
Adapun tugas-tugas dan tanggung jawab pelaksana struktur adalah :
a. Bertanggung jawab terhadap bagian
teknik terhadap tugas yang dibebankan kepadanya;
b. Mengatur dan mengontrol jalannya
proyek mengenai pekerjaan struktur, meliputi struktur bawah dan
struktur atas bangunan.

3. Pelaksana Arsitektur
Adapun tugas-tugas dan tanggung jawab pelaksana arsitektur adalah
:
a. Bertanggung jawab terhadap bagian
teknik terhadap tugas yang dibebankan kepadanya;
b. Mengatur dan mengontrol jalannya
proyek mengenai pekerjaan arsitektur.

d) Juru Gambar (Drafter)


Tugas dan tanggung jawab drafter adalah :
1. Membuat gambar yang dianggap perlu untuk memperjelas shop drawing
yang ada agar mudah dipahami dan dilaksanakan di lapangan;
2. Bertanggung jawab penuh atas perintah yang diberikan oleh teknik
konstruksi untuk menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan
shop drawing;
3. Menghitung volume material dari setiap pekerjaan shop drawing yang
dilaksanakan;
4. Memberikan penjelasan secara detail atas shop drawing bila bagian
lapangan/pelaksana memintanya.

e) Logistik
Tugas dan tanggung jawab bagian logistik adalah :
1. Bersama bagian teknik membuat jadwal pengadaan material dan
peralatan proyek;
2. Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan, material
proyek;

29
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

3. Membuat laporan tentang penggunaan peralatan dan pemakaian serta


persediaan bahan proyek;
4. Bertanggung jawab langsung kepada manajer proyek;
5. Menerima dan menempatkan barang-barang atau material yang datang;
6. Memeriksa jumlah material yang datang sesuai dengan surat jalan;
7. Melayani permintaan material dari lapangan melalui surat yang
disahkan oleh pelaksana.

f) Administrasi Proyek
Tugas dan tanggung jawab administrasi adalah :
1. Mengkoordinir dan mengawasi semua aktifitas yang berhubungan
dengan bidang hukum termasuk urusan perjanjian dan izin lingkungan.
2. Mengatur administrasi pegawai dan pengadaan tenaga kerja termasuk
aktifitas menyiapkan memo dan surat keterangan serta surat peringatan
sesuai dengan peraturan perusahaan dan hukum perusahaan.
3. Mengatur aktifitas keuangan dan pembukuan, termasuk pembukuan
penerimaan/pengeluaran, penyiapan berita acara tagihan, monitoring
dan koordinasi penagihan, proses pertanggung jawaban administrasi
keuangan dan administrasi-administrasi perpajakan.
4. Mengatur aktifitas kesekretariatan proyek yang meliputi penyiapan dan
pendistribusian surat, penyelenggaraan arsip dan dokumen proyek.
5. Mengatur aktifitas pergudangan dan pembelian di proyek termasuk
pengaturan keluar/masuk material/peralatan gudang, pembuatan
laporan gudang, pengaturan dokumen dan melaksanakan pembelian.

B. Subkontraktor Pelaksana
Subkontraktor merupakan pihak yang ditunjuk berdasarkan
pelelangan ataupun langsung ditunjuk oleh kontraktor utama untuk
melaksanakan pembangunan proyek sesuai dengan keahliannya.
Tugas dan wewenang subkontraktor adalah :
a) Berkonsultasi dengan kontraktor utama tentang rencana kerja dan detail
pekerjaan secara menyeluruh;

30
MANAJEMEN KONSTRUKSI Modul 2. Organisasi Proyek Konstruksi

Modul 1 Project Manager


Dr. Ari Sandhyavitri dan Ir. Rian Trikomara, MT

b) Bertanggung jawab kepada kontraktor utama mengenai pekerjaan yang


telah diberikan dan memberitahukan kesulitan-kesulitan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Subkontraktor yang terlibat dalam proyek pembangunan Rumah
Susun Sederhana Sewa UNRI ini adalah :
1. Pekerjaan pemancangan
2. Pekerjaan baja ringan
3. Pekerjaan beton pracetak (precast)
4. Pekerjaan beton Ready Mix
5. Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal

Berdasarkan sistem struktur organisasi yang digunakan oleh PT Istaka


Karya dan berdasarkan uraian teori-teori sistem struktur organisasi yang
ada, dapat dilihat bahwa struktur organisasi yang digunakan tidak spesifik
mengikuti satu pola/tipe struktur organisasi tertentu, tetapi merupakan
gabungan dari beberapa pola/tipe struktur organisasi teoritis dan lebih
cenderung persis dengan organisasi matrik.

31

Anda mungkin juga menyukai