Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN PROYEK

KONTRUKSI (C)
ANGGOTA KELOMPOK :

❑JOHANES SITORUS (213020501124)


LATAR BELAKANG
Proyek konstruksi dapat diartikan sebagai proyek yang melibatkan banyak pihak dan terjadi banyak proses yang kompleks
sehingga setiap proyek unik adanya (Santoso, 2004).
Sedangkan pengertian proyek konstruksi menurut Ervianto (2005) adalah satu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ada suatu proses yang mengelola sumber
daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.
Pada umumnya di masyarakat, proyek konstruksi diartikan sebagai proses pelaksanaan pembangunan fisiknya saja, yang
dimotori dan dilaksanakan oleh kontraktor. Sedangkan proyek konstruksi sebetulnya sudah dimulai sejak timbulnya prakarsa
dari pemilik proyek untuk membangun, yang dalam proses selanjutnya akan melibatkan dan sekaligus dipengaruhi oleh
perilaku berbagai unsur seperti konsultan, kontraktor, termasuk pemiliknya sendiri.
Keberhasilan pelaksanaan suatu proyek konstruksi bukan hanya dilihat dari hasil konstruksi fisik saja, tetapi lebih dikaitkan
pada pencapaian tujuan fungsionalnya. Oleh karena itu dituntut hubungan kerjasama yang baik antara unsur-unsur yang
terlibat di dalam proses konstruksi.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini
bekerja didalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh
bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
POKOK PEMBAHASAN

▪ PiHAK – PIHAK YANG TERLIBAT


DALAM PROYEK KONTRUKSI
▪ ORGANISASI PROYEK KONTRUKSI
▪ KONTRAK KONTRUKSI
PENGERTIAN PiIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROYEK KONTRUKSI

Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu organisasi pelaksanaan yang
merupakan tata kerja untuk menunjang keberhasilan proyek. Organisasi dalam arti badan
dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang saling terkait, bertanggung jawab dan
bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu.

Pihak – pihak yang terlibat dalam Proyek Kontruksi


1. Pemilik Proyek (Owner)
2. Konsultan Perencana
3. Kontraktor
4. Konsultan Pengawas
Pemilik Proyek (owner)

Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan
memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
tersebut (Ervianto, 2005). Pemberi tugas dalam surat perjanjian pemborongan adalah sebagai
pihak pertama dan dapat mengambil keputusan sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang
dilakukan, dengan cara menulis surat kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal diluar kontrak
yang ditetapkan dalam undang-undang didalam surat perjanjian kerja (SPK). Pemberi tugas
juga berwenang untuk memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada kontraktor.

Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi tugas oleh pemberi tugas
untuk merencanakan dan mendesain bangunan sesuai dengan keinginan pemilik proyek. Selain itu juga
memberikan saran dan pertimbangan akan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan
proyek tersebut. Perencana juga bertugas untuk memberikan jawaban dan penjelasan atas hal-hal yang
kurang jelas terhadap gambar rencana dan rencana kerja dan syarat-syarat. Perencana juga harus
membuat gambar revisi bila terjadi perubahan-perubahan rencana dalam proyek. Pekerjaan perencanaan
meliputi perencanaan arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, anggaran biaya serta memberikan
saran yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan (Ervianto, 2005).
Kontraktor

Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat yang telah
ditetapkan (Ervianto, 2005).

Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau perorangan baik swasta atau
instansi pemerintah yang berfungsi sebagai badan yang bertugas mengawasi dan
mengontrol jalannya proyek agar mencapai hasil kerja yang optimal menurut
persyaratan yang ada (Ervianto, 2005).
ORGANISASI PROYEK KONTRUKSI
Dalam setiap tahapan pekerjaan konstruksi melibatkan beberapa pihak yang akan bekerjasama baik secara kontraktual maupun fungsional
untuk menghasilkan pekerjaan konstruksi yang berkualitas. Pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi harus memiliki kompetensi dan
kemampuan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan konstruksi tersebut, agar hasil konstruksi dapat berkualitas karena pihak yang terlibat berkualitas
(Messah, 2008)
Struktur organasasi yang digunakan dalam studi ini adalah struktur organisasi proyek . Secara umum tugas dan wewenang masing - masing
unsur pelaksana (kontraktor utama) tersebut adalah

1. Project Manager
2. Deputy Project Manager (DMP)
3. Quality Control (QC)
4. Koordinat Lapangan
5. Project Production Manager (PPM)
6. Surveyor
7. Koordinator Engieering
8. Logistik
9. Safety Manager
10. Subkontraktor
KONTRAK KONTRUKSI
Kontrak kerja konstruksi merupakan kontrak yang dikenal
dalam pelaksanaan konstruksi bangunan, baik yang dilaksanakan
oleh Pemerintah maupun pihak swasta. Salim H.S., Op.Cit. Hal
90.Menurut Pasal 1 Ayat (5) UUJK, Kontrak kerja kostruksi
merupakan: “Keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan
hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”.

Berdasarkan Pasal 1 UU No. 18/1999, disebutkan bahwa kontrak kerja


konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum
antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi. Pada dasarnya, kontrak kerja konstruksi dibuat secara terpisah
sesuai tahapan dalam pekerjaan konstruksi, yang terdiri dari kontrak kerja
konstruksi untuk pekerjaan perencanaan, untuk pekerjaan pelaksanaan, dan
untuk pekerjaan pengawasan.
KESIMPULAN
1. Pihak-pihak yang Terlibat: Proyek konstruksi melibatkan berbagai pihak,
termasuk pemilik proyek, kontraktor, arsitek, insinyur, konsultan, dan pekerja
konstruksi. Setiap pihak memiliki peran dan tanggung jawabnya sendiri dalam
kesuksesan proyek.
2. Organisasi Proyek Konstruksi : Struktur organisasi proyek konstruksi sangat
penting untuk mengkoordinasikan berbagai pihak yang terlibat. Pemilihan
model organisasi yang tepat, seperti model manajemen konstruksi umum (CM)
atau desain-bangun (DB), dapat memengaruhi jalannya proyek.
3. Kontrak Konstruksi: Kontrak adalah perjanjian hukum yang mengatur
hubungan antara pemilik proyek, kontraktor, dan pihak lainnya. Pemahaman
yang baik tentang jenis kontrak yang digunakan, seperti kontrak lump sum
atau kontrak biaya ditambah laba, sangat penting untuk menghindari konflik
selama proyek.

4. Kepatuhan Hukum : Dalam proyek konstruksi, penting untuk mematuhi semua


peraturan, peraturan, dan hukum yang berlaku. Kepatuhan ini mencakup
masalah lingkungan, keselamatan kerja, dan izin yang diperlukan.
5. Manajemen Risiko : Proyek konstruksi selalu melibatkan risiko, seperti
keterlambatan, perubahan dalam desain, atau masalah anggaran. Manajemen
risiko yang efektif melibatkan identifikasi, penilaian, dan mitigasi risiko
sepanjang proyek.
6. Komunikasi dan Kolaborasi : Komunikasi yang baik antara semua pihak yang
terlibat adalah kunci kesuksesan proyek. Kolaborasi yang efektif dapat
membantu mengatasi masalah dan memastikan proyek berjalan lancar.
Thank
you!

Anda mungkin juga menyukai