Anda di halaman 1dari 15

1.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan masing-masing istilah berikut ini :


a. Industri Konstruksi
Segmen industri yang memproduksi bangunan/fasilitas/prasarana untuk
menunjang kegiatan ekonomi. Seperti halnya pada industri lain, pasar jasa
konstruksi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh daya beli dari masyarakat dan
pemerintah, dimana daya beli ini berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi
makro Indonesia yang mengalami gangguan akibat krisis ekonomi yang terjadi
pada tahun 1997/1998 tersebut. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan
pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang
jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha
perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil
industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

b. Jasa Konstruksi
Konstruksi menggambarkan proses membangun suatu fasilitas fisik/prasarana
yang diperlukan untuk mendukung kegiatan manusia (sosial, ekonomi,
pertahanan, pendidikan, pemerintahan dsb). Jasa konstruksi adalah layanan jasa
konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan
konstruksi

1. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan


konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa
konsultansi pengawasan konstruksi;

2. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan


perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan
masingmasing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan
atau bentuk fisik lain.

3. Perencanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau


badan yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa
konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen
perencanaan bangunan fisik lain.

4. Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau


badan yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa
konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan
suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain,
termasuk di dalamnya pekerjaan konstruksi terintegrasi yaitu penggabungan
fungsi layanan dalam model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan
pembangunan (engineering, procurement and construction) serta model
penggabungan perencanaan dan pembangunan (design and build).

5. Pengawasan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau


badan yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa
konstruksi, yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal
pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan;

6. Pengguna Jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha
tetap yang memerlukan layanan jasa konstruksi;

7. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan termasuk bentuk


usaha tetap, yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa kontruksi
baik sebagai perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas
konstruksi maupun sub-subnya;

8. Nilai Kontrak Jasa Konstruksi adalah nilai yang tercantum dalam suatu
kontrak jasa konstruksi secara keseluruhan;

c. Organisasi Konstruksi
Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih
yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama – sama
dengan kemampuan dan keahlianya masing – masing untuk mencapai suatu
tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik
diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan kualitas
tinggi. Suatu proyek konstruksi yaitu proyek fisik yang dicapai dengan kegiatan
konstruksi merupakan suatu sistem. Sedangkan sistem itu sendiri secara
konseptual berpengertian adanya perangkat atau kelompok yang menyangkut
beberapa usur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Proyek
konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan fisik yang
memenuhi dan persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan tertentu yang
dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk proyek proyek
besar yang harus di laksanakan oleh beberapa kontraktor, maka pemilik proyek
dapat memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan yang disebut
manajemen konstruksi ( MK ) yang bertindak dan atas nama pemilik sebagai
manajer.dalam sebuah proyek konstruksi, bagian – bagian manajemen dari
struktur organisai yang ada didalamnya antara lain:

 Pemilik proyek atau owner

 konsultan perencana

 konsultan pengawas
 kontraktor

 Project manajer

 Site Enginer

 Pengedali operasional proyek

 logistik proyek

 arsitek atau drafter gambar kerja

 Quantity surveyor

 Quality Qontrol.

 Safety atau K3

 Pelaksana proyek

 Surveyor

 administrasi proyek

 Perpajakan

 Akutansi

 Teknik informatika proyek

 mekanikal elektrikal

 mandor

 tukang bangunan

 kepala tukang

 pekerja bangunan

 satpam

 warung makan
 preman setempat

 pemerintah daerah

 aparat kepolisian

 dll

Masing – masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi dengan baik agar
pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu, efisien serta dengan
kualitas yang memuaskan. seluruh bagian dalam organisasi proyek adalah satu
kesatuan secara utuh yang apabila salah satu tidak bekerja dengan baik maka
dapat mempengaruhi kelancaran proses pelaksanaan proyek, misalnya apabila
bagian administrasi tidak terampil dalam mengatur arus keluar masuk keuangan
proyek maka dapat menyebabkan kendala dalam pengadaan pembelian material
atau keterlambatan upah pekerja sehingga mengurangi motivasi dan semangat
dalam bekerja

d. Usaha Konstruksi
Kemampuan untuk memastikan penyelesaian suatu proyek infrastuktur sesuai
rencana dapat diupayakan dengan perencanaan dan pengelolaan proyek secara
baik. Setelah itu, manajemen pemeliharaan selama pemakaian juga merupakan
hal yang tidak kalah penting yang membutuhkan perhatian khusus.

2. Jelaskan bidang2 usaha bisnis konstruksi menurut Undang-undang No. 18/1999


mengenai Jasa Konstruksi, bandingkan dengan ruang lingkup industi konstruksi yang
berlaku secara internasional dan berikanlah kritik mengenai kelebihan dan kekurangan
dari pengaturan bidang usaha konstruksi berdasarkan UU/1899 tersebut

 Konstruksi
 Maintenance
 Design & Build
 Design, Build, Maintenance
 Turnkey
 EPC
 PPP/PFI
 Etc.

3. Jelaskan bagaimana siklus bisnis konstruksi dalam operasinya, jelaskan masing-masing


komponen siklus tersebut
Selesai melakukan pekerjaan, harus keep track (berhasil), setelah berhasil akan
mendapatkan keuntungan, setelah mendapat keuntungan, kompetensi meningkat.
Dengan eningkatnya kompetensi akan mebangun asset (engineer berpengalaman,
peralatan), lalu lanjut kembali ke acquire(memperoleh) work, lalu build work.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu bisnis konstruksi, jelaskan dengan konsep


system tertutup dan terbuka
Minor (Tertutup) : Lingkungan di dalam perusahaan yaitu organisasi
Mayor (Terbuka) : Lingkungan yang berasal dari luar perusahaan yaitu clients,
consultans, society, government
5. Bentuk organisasi2 suatu usaha konstruksi yang dapat digunakan dalam menjalankan
bisnisnya, beserta kekurangan dan kelebihan masing-masing
 Badan Usaha / Perusahaan Perseorangan atau Individu
 Perusahaan / Badan Usaha Persekutuan / Partnership
a. Firma
b. Persekutuan Komanditer / CV / Commanditaire Vennotschaap
 Perseroan Terbatas / PT / Korporasi / Korporat

6. Suatu organisasi usaha, misalnya perusahaan kontraktor, diharapkan mempunyai


pernyataan visi, misi dan nilai. Berikan penjelasan fungsi hal tersebut dalam
perencanaan strategis perusahaan dan berikan contohnya
Visi : Menentukan tujuan dari dibangunnya perusahaan kontraktor , yang
menggambarkan aspirasi dan tujuan secara spesifik serta tujuan di masa yang akan
datang
Misi : Langkah-langkah yang diperlukan perusahaan kontraktor agar dapat mencapai visi
yang diinginkan
Nilai : Panduan atau aturan yang digunakan, yang dapat digunakan saat pengambilan
keputusan
Contoh :
Visi : Total Bangun Persada – perusahaan konstruksi bangunan gedung
terbesar, terdepan dan kekuatan utama dalam industri konstruksi
Indonesia.Perusahaan konstruksi bangunan gedung utama
dan terpandang di Asia Tenggara. Kami ingin dikenal sebagai
organisasi konstruksi yang berintegritas, terpandang, adil dalam
berbisnis (fair dealing), berkualitas, keselamatan, bangga dan
prima.Perusahaan yang berkomitmen untuk kepuasan
pelanggan dengan menghasilkan kualitas kerja dalam lingkungan yang
risikonya terkendali, serta memberikan pelayanan prima.Perusahaan
yang segenap karyawannya bangga bekerja di dalam industri
konstruksi, dimana mereka dapat tumbuh dan berkinerja yang terbaik,
dan secara terus-menerus berupaya untuk mencapai keprimaan.
Misi : Berkinerja berdasarkan atas peningkatan corporate value secara incorporated
 Melakukan proses pembelajaran (learning) dalam mencapai pertumbuhan
(peningkatancorporate value).
 Menerapkan corporate culture yang simple tapi Membumi/dilaksanakan (down to
earth).
 Proaktif melaksanakan lima lini bisnis secara profesional, governance, mendukung
pertumbuhan perusahaan.
 Partisipasi aktif dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporate
Social Responsibility (CSR) seiring pertumbuhan perusahaan.
Nilai-nilai Perusahaan :
 Kinerja
 Komitmen terhadap mutu & excellence
 Komitmen terhadap customer
 Mengerjakan hal-hal biasa secara luar biasa
 Mengadakan perbaikan terus menerus (continous improvement)
 Karakter
 Memiliki integritas yang tinggi
 Dapat dipercaya dan dapat diandalkan
 Bersikap fair dan adil terhadap siapapun
 Selalu menepati janji
 Semangat
 Bekerja erat dan menghargai setiap karya dan upaya rekan kerja & mitra usaha
 Mampu menyesuaikan dengan keadaan yang berubah
 Berorientasi ke depan
 Bangga terhadap profesi dan hasil karya

7. Sebutkan karakteristik individu yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha jasa
konstruksi agar berhasil, dan jelaskan mengapa setiap karakteristik terserbut penting
 Initiative
 “Passion”-
 Stress Tolerance
 Reliability (follow-through)
 Willingness to work while others play
 Unyielding positive attitude
 Mental toughness
 Attention to detail
 Sense of urgency
 Self control
 Thirst for knowledge
 Ability to get along with others

8. Jelaskan komponen2 biaya yang harus diperhitungkan dalam menyusun penawaran


suatu proyek oleh suatu kontraktor dan secara khusus jelaskan apa yang dimaksud
dengan biaya overhead dalam harga penawaran tersebut dan jelaskan cara
memasukkannyadalam harga penawaran. Bagaiman memperkirakan besarannya
Seperti yang telah disinggung pada bagian diatas, maka jila dirumuskan secara umum
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan total penjumlahan dari hasil perkalian
antara volume suatu item pekerjaan dengan harga satuannya. Bahasa matematis yang
dapat dituliskan adalah sebagai beriku

RAB = ∑ [(volume) x Harga Satuan Pekerjaan]

Jika merujuk pada sebuah item pekerjaan, maka pada dasarnya untuk melaksanakan
sebuah item pekerjaan membutuhkan upah, material, peralatan yang digunakan
(sebagai biaya langsung) dan overhead, profit dan tax (sebagai biaya tidak langsung).
Adapun penjelasan secara rinci mengenai komponen-komponen penyusun dari Rencana
Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah sebagai berikut :
1. Komponen biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung atau direct cost merupakan seluruh biaya permanen yang melekat pada
hasil akhir konstruksi sebuah proyek. Biaya langsung terdiri dari :
a) Biaya bahan/material
Merupakan harga bahan atau material yang digunakan untuk proses pelaksanaan
konstruksi, yang sudah memasukan biaya angkutan, biaya loading dan unloading, biaya
pengepakkan, penyimpanan sementara di gudang, pemeriksaan kualitas dan asuransi
b) Upah Tenaga Kerja
Biaya yang dibayarkan kepada pekerja/buruh dalam menyelesaikan suatu jenis pekerjaan
sesuai dengan keterampilan dan keahliannya.
c) Biaya Peralatan
Biaya yang diperlukan untuk kegiatan sewa, pengangkutan, pemasangan alat,
memindahkan, membongkar dan biaya operasi, juga dapat dimasukkan upah dari
operator mesin dan pembantunya.
2. Komponen biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung atau indirect cost adalah biaya yang tidak melekat pada hasil akhir
konstruksi sebuah proyek tapi merupakan nilai yang dipungut karena proses
pelaksanaan konstruksi proyek. Biaya tidak langsung terdiri dari :
a) Overhead umum
Overhead umum biasanya tidak dapat segera dimasukkan ke suatu jenis pekerjaan
dalam proyek itu, misalnya sewa kantor, peralatan kantor dan alat tulis menulis, air,
listrik, telepon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya-biaya notaris, biaya perjalanan dan
pembelian berbagai macam barang-barang kecil.
a) Overhead proyek
Overhead proyek ialah biaya yang dapat dibebankan kepada proyek tetapi tidak dapat
dibebankan kepada biaya bahan-bahan, upah tenaga kerja atau biaya alat-alat seperti
misalnya; asuransi, telepon yang dipasang di proyek, pembelian tambahan dokumen
kontrak pekerjaan, pengukuran (survey), surat-surat ijin dan lain sebagainya. Jumlah
overhead dapat berkisar antara 12 sampai 30 %.
b) Profit
Merupakan keuntungan yang didapat oleh pelaksana kegiatan proyek (kontraktor)
sebagai nilai imbal jasa dalam proses pengadaan proyek yang sudah dikerjakan. Secara
umum keuntungan yang yang diset oleh kontraktor dalam penawarannya berkisar antara
10 % sampai 12 % atau bahkan lebih, tergantung dari keinginan kontrakor.
c) Pajak
Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh dan lainnya atas hasil operasi perusahaan.

1. BIAYA KONSTRUKSI FISIK


Yaitu besarnya biaya yang dapat digunakan untuk membiayai pelaksanaan
konstruksi fisik bangunan gedung Negara yang dilaksanakan oleh pemborong secara
kontraktual dari hasil pelelangan , penunjukan langsung, atau pemilihan langsung.
Penggunaan biaya konstruksi fisik selanjutnya diatur sebagai berikut :
 Biaya konstruksi fisik dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
konstruksi fisik proyek yang bersangkutan.
 Biaya konstruksi fisik maksimum untuk pekerjaan standar, dihitung dari hasil
perkalian total luas bangunan gedung Negara dengan standar harga satua per m2
tertinggi yang berlaku.
 Untuk biaya konstruksi fisik pekerjaan-pekerjaan yang belum ada pedoman
harga satuannya ( non standar ), dihitung dengan rincian kebutuhan nyata dan
dikonsultasikan dengan instansi teknis setempat.
 Biaya konstruksi fisik ditetapkan dari hasil pelelangan pekerjaan yang
bersangkutan, maksimunm sebesar biaya konstruksi yang tercantum dalam
dokumen pembiayaan bangunan gedung Negara yang bersangkutan, yang akan
dicantumkan dalam kontrak, yang didalamnya termasuk biaya untuk:
1. Pelaksanaan pekerjaan dilapangan ( material, tenaga, dan alat )
2. Jasa dan overhead pemborong
3. Izin Mendirikan Bangunan ( IMB), yang IMB-nya telah mulai diproses oleh
pengelola proyek dengan bantuan konsultan perencana konstruksi dan /atau
konsultan manajemen konstruksi
4. Pajak dan iuran daerah lainnya, dan
5. Biaya asuransi selama pelaksanaan konstruksi
 Pembayaran biaya konstruksi fisik dapat dibayarkan secara bulanan atau
tahapan tertentu yang didasarkan pada prestasi / kemajuan pekerjaan fisik di
lapangan.
2. BIAYA MANAJEMEN KONSTRUKSI
Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untuk membiayai
Kegiatan manajemen konstruksi pembangunan bangunan gedung Negara, yang
dilakukan oleh konsultan manajemen konstruksi secara kontraktual dari hasil
pelelangan, penunjukan langsung, atau pemilihan langsung.

Penggunaan biaya manajemen konstruksi selanjutnya diatur sebagai berikut :


1. Biaya manajemen konstruksi dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
manajemen konstruksi proyek yang bersangkutan
2. Besarnya nilai biaya manajemen konstruksi maksimum dihitung berdasarkan
prosentase biaya manajemen konstruksi terhadap nilai biaya konstruksi fisik
bangunan yang tercantum dalam table B2 dan B3.
3. Untuk biaya manajemen konstruksi pekerjaan-pekerjaan yang belum ada
pedoman harga satuan tertingginya ( non standar), besarnya biaya manajemen
konstruksinya dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung yang bias diganti,
sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
4. Biaya manajemen konstruksi ditetapkan dari hasil pelelangan / pemilihan
langsung, maupun penunjukan langsung pekerjaan yang bersangkutan, yang
akan dicantumkan dalam kontrak, termasuk biaya untuk :
 1. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
 2. Materi dan pengadaan laporan
 3. Pembelian dan atau sewa peralatan
 4. sewa kendaraan
 5. biaya rapat-rapat
 6. Perjalanan ( local maupun luar kota)
 7. Jasa dan overhead manajemen konstruksi
 8. Asuransi / pertanggungan ( liability Insurance )
 9. Pajak dan iuran daerah lainya
Pembayaran biaya manajemen konstruksi didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan perencanaan dan konstruksi fisik di lapangan yaitu ( maksimum) :
1. Tahap persiapan / pengadaan konsultan perencana 5 %
2. Tahap review rencana teknis sampai dengan serah terima dokumen perancangan
10 %
3. Tahap pelelangan Pemborong 5 %
4. Tahap konstruksi fisik yang dibayarkan berdasarkan prestasi pekerjaan
konnstruksi fisik dilapangan s.d. serah terima pertama pekerjaan 80 %
3. BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI
Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untuk membiayai
perencanaan bangunan gedung Negara , yang dilakukan oleh konsultan perencana
secara kontraktual dari hasil pelelangan , penunjukan langsung, atau pemilihan
langsung. Besarnya biaya perencanaan dihitung berdasarkan nilai total keseluruhan
bangunan .

Penggunaan biaya perencanaan selanjutnya diatur sebagi berikut:


1. Biaya perencanaan dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
perencanaan proyek yag bersangkutan
2. Besarnya nilai biaya perencaan maksimum dihitung berdasarkan prosentase
biaya perencanaan konstruksi terhadap niali biaya konstruksi fisik bangunan
yang tercantum pada Tabel B1, B2 dan B3.
3. Untuk biaya perencanaan pekerjaan-pekerjaan yang belum ada pedoman harga
satuan tertingginya (non standar), besarnya biaya perencanaan dihitung secara
orang-bulan dan biaya langsung yang bias diganti, sesuai dengan ketentuan
billing rate yang berlaku.
4. Biaya perencanaan ditetapkan dari hasil pelelangan /pemilihan langsung,
maupun penunjukan langsung pekerjaan yang bersangkutan, yang akan
dicantumkan dalam kontrak tersebut biaya untuk:
 a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
 b. materi dan pengadaan laporan
 c. pembelian dan atau sewa peralatan
 d. sewa kendaraan
 e. biaya rapat-rapat
 f. perjalanan (local maupun luar kota)
 g. jasa dan overhead manajemen konsruksi
 h. asuransi/pertanggungan (liability insurance)
 i. pajak dan iuran daerah lainnya.

4. BIAYA PENGAWASAN KONSRTUKSI


Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untuk membiayai
pengawasan pambangunan bangunan gedung Negara yang dilakukan oleh konsultan
pengawas secara kontraktual dari hasil pelelangan, penunjukan langsung, atau
pemilihan langung.
Penggunaan biaya pengawasan selanjutnya diatur sebagai berikut:
1. Biaya pengawasan dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
pengawasan proyek yang bersangkutan.
2. Besarnya nilai biaya pengawasan maksimum dihitung berdasarkan prosentase
biaya pengawasan konstruksi terhadap nilai konstruksi fisik bangunan yang
tercantum dalam Tabel B1 dan B2.
3. Untuk biaya pengawasan pekerjaan-pekerjaan yang belum ada pedoman harga
satuan tertingginya (non-standar), besarnya biaya pengawasan dihitung secara
orang-bulan dan biaya langsung yang bias diganti, sesuai dengan ketentuan
billing rate yang berlaku.
4. Biaya pengawasan ditetapkan dari hasil pelelangan/pemilihan langsung, maupun
penunjukan langsung pekerjaan yang bersangkutan, yang akan dicantumkan
dalam kontrak termasuk biaya untuk:
 1. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
 2. materi dan pengadaan laporan
 3. pembelian dan atau sewa peralatan
 4. sewa kendaraan
 5. biaya rapat-rapat
 6. perjalanan (local maupun luar kota)
 7. jasa dan overhead manajemen konstruksi
 8. asuransi/pertanggunan (liability insurance)
 9. pajak dan iuran daerah lainnya.
Pembayaran biaya pengawasan dapat dibayarkan secara bulanan atau tahapan
tertentu yang didasarkan pada pencapaian prestasi/kemajuan pekerjaan konstruksi
fisik di lapangan, atau penyelesaian tugas dan kewajiban pengawasan.

5. BIAYA PENGELOLAAN PROYEK


Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
pengelolaan proyek bangunan gedung negara.
Prosentase besarnya niali komponen biaya pengelolaan proyek dihitung berdasarkan
nilai keseluruhan bangunan.
Penggunaan biaya pengelolaan proyek selanjutnya diatur sebagai berikut:

1. Biaya pengelolaan proyek dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan


pengelolaan proyek dari proyek yang bersangkutan.
2. Besarnya niali biaya pengelolaan proyek maksimum dihitung berdasarkan
prosentase biaya pengelolaan proyek terhadap nilai biaya konstruksi fisik
bangunan yang tercantum dalam table B1 dan B2.
3. Perincian penggunaan biaya pengelolaan proyek adalah sebagai berikut;
Biaya operasional unsure Pemegang Mata Anggaran Biaya operasional unsur
Pemegang Mata anggaran adalah sebesar 65 % dari biaya Pengelolaan Proyek yang
bersangkutan, untuk keperluan Honorarium staf dan panitia lelang, perjalanan
dinas, rapat-rapat, proses pelelangan, bahan dan alat yang berkaitan dengan
pengelolaan proyek sesuai dengan pentahanpannya, serta persiapan dan pengiriman
kelengkapan administrasi/dokumen pendaftaran bangunan gedung Negara.

Biaya operasional unsur Pengelola Teknis,


1. Biaya operasionol unsur Penelola adalah sebesar 35 % dari biaya Pengelolaan
Proyek yang bersangkutan, yang dipergunakan untuk keperluan honorarium
Pengelola Teknis, honorarium tenaga ahli (apabila diperlukan), perjalanan dinas
transport local, biaya rapat, biaya pembelian/penyewaan bahan dan alat yang
bersangkutan dengan proyek yang bersangkutan sesuai dengan pentahapannya.
2. Pembiayaan diajukan oleh Instansi Teknis setempat kepada pemimpin
proeyk/bagian proyek.

Realisasi pembiayaan pengelolaan proyek dapat dilakukan


Secara bertahap sesuai kemajuan pekerjaan (persiapan, Perencanaan
pelaksanaan konstruksi). Besarnya honorarium mengikuti ketentuan yang
berlaku. Untuk pekerjaan yang berada di wilayah yang sukar
pencapaiannya/sukar dijangkau transportasi (renote area) kebutuhan biaya
untuk transportasi/perjalanan dinas dalam rangka survey, aanwijzing,
pengawasan berkala, opname lapangan, koorniasai dan pengelolaan proyek ke
lokasi proyek tersebut, dapat diajukan sebagai biaya non standar, di luar
prosentase bagi pengelolaan proyek, yang terncantum dalam Tabel B1, B2 dan
B3. Di dalam masing-masing komponen biaya pembangunan tersebut termasuk
semua beban pajak dan biaya perijinan yang berkiatan dengan pembangunan
bangunan gedung Negara sesuai ketentuan yang berlaku.

Kelebihan biaya berupa penghematan yang didapat dari bagian perencanaan,


manajemen konstruksi atau pengawasan dapat digunakan langsung untuk
peningkatan mutu atau penambuahn kegiatan konstruksi fisik, dengan
melakukan revisi Dokumen Pembiayaan.

9. Jelaskan bagaimana mekanisme aliran tunai suatu proyek konstruksi, beserta komponen-
komponen dan sumber-sumbernya

Process
10. Jelaskan ciri-ciri spesifik industi konstruksi, bandingkan dengan industri manufaktur
lainnya
Ciri-ciri perusahaan manufaktur di antaranya sebagai berikut.
1) Kegiatannya menghasilkan atau memproduksi barang jadi (finished goods).
2) Pendapatannya berasal dari penjualan produksi barang jadi kepada perusahaan
dagang atau retailer.
3) Terdapat perhitungan harga pokok produksi untuk menentukan produksi barang jadi.
4) Terdapat harga pokok penjualan, untuk menentukan besarnya laba atau rugi .
5) Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.
6) Beban operasionalnya terdiri dari beban penjualan dan beban administrasi.
Karakter industry konstruksi ada di slide

11. Jelaskan apa saja lingkup bidang usaha konstruksi menurut klasifikasi yang berlaku
secara internasional, bandingkan dengan apa yang diatur dalam UU No 18/1999, PP
28/2000 yang telah diubah dengan PP 04/2010
PP 04/2010
Klasifikasi bidang usaha jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi meliputi:
1. arsitektur;
2. rekayasa (engineering);
3. penataan ruang; dan
4. jasa konsultansi lainnya.
Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi meliputi:
1. bangunan gedung;
2. bangunan sipil;
3. instalasi mekanikal dan elektrikal; dan
4. jasa pelaksanaan lainnya.

Jenis Jenis
Usaha
Perencanaan Umum: Usaha
Pelaksanaan
Pengawasan Spesialis:
Klasifikasi Keterampilan tertentu Klasifikasi
Bidang
arsitektur Bidang
Bangunan Gedung
Sifat Bidang
rekayasa (engineering); Usaha Bangunan Sipil
Instalasi mekanikal
Penataan Ruang
dan Elektrikal
Jasa Konsultasi lainnya Jasa Pelaksanaan lainnya

Sub Klasifikasi Bidang Sub Klasifikasi Bidang

Pasal 7 PP 28/2000
(1) Bidang usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri dari :
a. bidang pekerjaan arsitektural yang meliputi antara lain arsitektur bangunan
berteknologi sederhana, arsitektur bangunan berteknologi menengah, arsitektur
bangunan berteknologi tinggi, arsitektur ruang dalam bangunan (interior),arsitektur
lansekap, termasuk perawatannya;
b. bidang pekerjaan sipil yang meliputi antara lain jalan dan jembatan, jalan kereta api,
landasan, terowongan, jalan bawah tanah, saluran drainase dan pengendalian banjir,
pelabuhan, bendung/bendungan, bangunan dan jaringan pengairan atau prasarana
sumber daya air, struktur bangunan gedung, geoteknik, konstruksi tambang dan pabrik,
termasuk perawatannya, dan pekerjaan penghancuran bangunan(demolition);
c. bidang pekerjaan mekanikal yang meliputi antara lain instalasi tata udara/AC, instalasi
minyak/gas/geotermal, instalasi industri, isolasi termal dan suara, konstruksi lift dan
eskalator, perpipaan, termasuk perawatannya;
d. bidang pekerjaan elektrikal yang meliputi antara lain instalasi pembangkit, jaringan
transmisi dan distribusi, instalasi listrik, sinyal dan telekomunikasi kereta api, bangunan
pemancar radio, telekomunikasi dan sarana bantu navigasi udara dan laut, jaringan
telekomunikasi, sentral telekomunikasi, instrumentasi, penangkal petir, termasuk
perawatannya;
e. bidang pekerjaan tata lingkungan yang meliputi antara lain penataan
perkotaan/planologi, analisa dampak lingkungan, teknik lingkungan, tata lingkungan
lainnya, pengembangan wilayah, bangunan pengolahan air bersih dan pengolahan
limbah, perpipaan air bersih dan perpipaan limbah, termasuk perawatannya.

12. Jelaskan apa yang dimaksud usaha perseorangan dan badan usaha yang dapat
menjalankan usaha jasa konstruksi dan jelaskan apa saja bentuk badan usaha yang dapat
digunakan untuk usaha jasa konstruksi ( Ada di slide)

13. Jelaskan bagaiman usaha jasa konstruksi beroperasi dalam suatu siklus operasi
Dalam siklus operasi proyek : tahapan mendesign, merencanakan, pengawasan. Nah di situ
jasa konstruksi bekerja

14. Faktor lingkungan yang mempengaruhi bisnis konstruksi


Faktor :
 Demand factor ( kebutuhan )
 Clients : Public sector, private sector, informal sector
 Consultans
 Resources
 General environmental factors
 Politics
 Economics
 Sociology
 Technology
 Law
 Environment : Dibagi menjadi 2 : mayor dan minor
Minor : Lingkungan di dalam perusahaan yaitu organisasi
Mayor : Lingkungan yang berasal dari luar perusahaan yaitu clients,
consultans, society, government

15. Proses produksi konstruksi dalam usaha konstuksi dan jelaskan komponen-komponen
dalam suatu sistem produksi konstruksi beserta fungsinya
(Slide sistem produksi Konstruksi)

Anda mungkin juga menyukai