Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH MANAJEMEN INFRASTRUKTUR

PENGARUH KINERJA KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN

KONSTRUKSI GEDUNG

Oleh :

Achsel Aldrian

Stambuk : (F11221027)

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER TEKNIK SIPIL

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-

Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang

berjudal “Pengaruh Kinerja Kontraktor Dalam Pekerjaan Konstruksi Gedung”.

Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari

kekurangankekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca

akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah penelitian lebih

lanjut.

Palu, 28 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3 Tujuan..................................................................................................... 3
1.4 Manfaat.................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
2.1 Definisi Kontraktor................................................................................ 4
2.2 Kegiatan Konstruksi............................................................................... 6
2.3 Definisi Gedung..................................................................................... 7
2.4 Pengertian Kinerja.................................................................................. 9
2.5 Pengawasan Mutu.................................................................................. 11
2.6 Pengawasan Waktu................................................................................. 11
2.7 Pembahasan............................................................................................ 12

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 15


3.1. Kesimpulan........................................................................................... 15
3.2. Saran...................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pekerjaan konstruksi adalah adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian

kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup

pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-

masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk

fisik lain. Kegiatan konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana dan

prasarana yang meliputi pembangunan gedung (Building Construction),

pembangunan prasarana sipil (Sipil Engineer), dan instalasi mekanikal serta

elektrikal. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai suatu pekerjaan, namun

kenyataannya konstruksi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa

kegiatan pekerjaan lainnya dengan tujuan akhir satu unit bangunan.

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas

dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia

melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan

keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005

Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang

Bangunan Gedung tidak hanya sebatas digunakan sebagai tempat hunian, tetapi

1
2

bangunan juga sekarang didirikan untuk menjawab fungsi sebagai fungsi

keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta khusus.

Setiap pelaksanaan proyek konstruksi tak luput dari kontribusi penting oleh

peran kontraktor, yang dimana kontraktor itu adalah badan usaha yang menerima

pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan, peraturan

dan syarat- syarat yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan bersama. Jadi

kontraktor adalah perusahaan yang melakukan kontrak kerja dengan orang atau

perusahaan sebagai media jasa dalam melaksanakan proyek baik bangunan,

pembukaan lahan usaha, logging, perumahan hotel, persewaan alat dan beberapa

sektor yang berkaitan. Dengan meningkatnya pembangunan ataupun pelaksanaan

konstruksi di daerah kota palu, tentu saja ini merupakan peluang bagi mereka

yang bergerak di bidang penyediaan jasa konstruksi. Dimulai dari perencana atau

konsultan sampai pelaksana atau kotrakraktor dan juga penyedia jasa konstruksi

lainnya. Mengingat banyaknya penyedia jasa konstruksi khususnya kontraktor

yang berasal dari kota palu maupun yang berasal dari luar kota palu, banyak yang

berhasil menangani proyek – proyek fisik maupun non fisik disegala bidang.

Namun kita juga harus mengakui adanya proyek –proyek yang tidak berhasil

bahkan gagal sama sekali ataupun banyak penyimpangan pada saat pelaksanaan

proyek konstruksi di lapangan, yang dimana sering terjadi keterlambatan

penyelesaian proyek konstruksi yang di sebabkan kesalahan dalam perencaan dan

spesifikasi, produktifitas tidak optimal oleh kontraktor dan kesalahan dalam

pengelolaan material.
3

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat keterkaitan antara kinerja kontraktor dalam pekerjaan

konstruksi gedung, terdapat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja pengaruh kontraktor dalam pekerjaan konstruksi gedung?

2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kinerja kontraktor dalam pekerjaan

konstruksi gedung?

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja kontraktor dalam pekerjaan konstriksi gedung di Kota Palu.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh adalah menambah pengetahuan dan wawasan

tentang pengaruh kontraktor dalam pekerjaan konstruksi gedung.


4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kontraktor

Kontraktor Jasa Konstruksi sebagai Pelaksana Konstruksi di defiinisikan

sebagai penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli,

profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu

menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan

menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya dan terikat kontrak untuk

menyelesaikan pekerjaan konstruksi.

Menurut (Ervianto, 2002) dalam Jessica Margareta Sane (2018). Kontraktor

adalah orang atau badan hukum yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan

gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat yang telah di tetapkan. Kontraktor

dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan

hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan.

Lingkup pekerjaan konstruksi sangat beragam, secara garis besar meliputi :

1. gedung (perkantoran, mal, rumah sakit. hotel, apartemen, pabrik).

2. prasarana dan transportasi (jalan, jembatan, dermaga, landasan terbang)

3. Irigasi (saluran dan bendungan)

4. Fasilitas pengolahan air,

5. Bangunan pembangkit tenaga Listrik

6. dan berbagai bangunan fisik lainnya

4
5

Kategori dasar kegiatan Kontraktor Jasa Konstruksi dibagi dua kelompok umum,

yaitu :

1. kegiatan primer atau utama (primary activities) berhubungan dengan

pemasaran, pelaksanaan, penyerahan dan pemeliharaan.

2. kegiatan penunjang (supporting activities), yakni kegiatan yang menyediakan

infrastruktur atau masukan yang memungkinkan kegiatan-kegiatan utama

berlangsung secara terus menerus.

Tujuan dari perecanaan Kegiatan Jasa Konstruksi adalah :

1. proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk

menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya

2. secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran

proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu.

Gambar 1. Kontraktor
6

2.2 Kegiatan Konstruksi

Kegiatan perencanaan adalah pembuatan jadwal pelaksanaan (master

schedule). Penjadwalan untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk

menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu. Proses

untuk merencanakan durasi (duration), fungsinya bagi pemilik adalah :

1) mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek

2) merencakan aliran khas

3) mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian biaya proyek

Fungsi proses penjadwalan bagi kontraktor adalah :

1) memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri

2) merencanakan kebutuhan material, peralatan dan tenaga kerja

3) mengatur waktu keterlibatan sub kontraktor

4) menghindari konflik antara sub kontraktor dan pekerja

5) merencanakan aliran kas

6) mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya proyek

Pengendalian kegiatan konstruksi, meliputi kegiatan membandingkan

realisasi operasional dengan perencanaan dan bila terdapat deviasi terhadap

perencanaan maka dilakukan analisis penyebabnya dan diambil tidakan solusinya.

Perencanaan teknik dan pengendaliannya, dipersiapkan Site Engineering Manager

(SEM) atau Manager Teknik, memimpin unit engineering dan berwenang

mengelola fungsi perencanaan dan pengendalian pekerjaan konstruksi Pekerjaan

pengendalian adalah proses membandingkan seluruh perencanaan seperi tersebut


7

diatas dengan realisasi yang dicapai dalam pelaksanaannya dengan melakukan

analisis terhadap daviasi yang terjadi. Apabila deviasinya negative hendaknya

dicarikan cara tertentu untuk menyelesaikannya.

Pekerjaan konstruksi dimulai dari pekerjaan perencanaan – pekerjaan

pelaksanaan–pekerjaan pengendalian dan (atau) pekerjaan operasi sistem

produksi.

Gambar 2. Pekerjaan Konstruksi

2.3 Bangunan Gedung

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang

menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas

dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia

melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan

keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Di


8

bawah ini merupakan penjelasan lengkap dari masing-masing fungsi bangunan

tersebut :

1. Fungsi Hunian

Pembuatan bangunan rumah tinggal bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

manusia akan papan/tempat tinggal. Oleh karena itu, pembuatan bangunan ini

harus memperhatikan faktor keamanan dan kenyamannya. Contoh-contoh

bangunan rumah tinggal antara lain rumah, perumahan, rumah susun, apartemen,

mess, kontrakan, kos-kosan, asrama.

2. Fungsi Usaha

Bangunan dengan fungsi sebagai usaha didirikan untuk mendukung aktifitas

komersial meliputi jual, beli, dan sewa. Bangunan komersial ditujukan untuk

keperluan bisnis sehingga faktor lokasi yang strategis memegang peranan penting

bagi kesuksesan bangunan tersebut. Contoh-contoh bangunan komersial di

antaranya pasar, supermarket, mall, retail, pertokoan, perkantoran, dan komplek

kios.

3. Fungsi Sosial dan Budaya

Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan

budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan

kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum.

4. Fungsi Keagamaan
9

Masjid, gereja, kelenteng, pura, dan vihara ialah contoh-contoh dari bangunan

fasilitas peribadatan. Semua bangunan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

batin manusia sebagai makhluk yang memiliki 8 Tuhan. Bangunan peribadatan

biasanya digunakan sebagai tempat beribadah dan upacara keagamaan.

5. Fungsi Khusus

Mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang

mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau yang

penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat di sekitarnya dan/atau

mempunyai risiko bahaya tinggi yang meliputi bangunan gedung untuk reaktor

nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang ditetapkan

oleh Menteri.

Gambar 3. Bangunan Gedung

2.4 Pengertian Kinerja


10

Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seseorang pegawai

diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut Anwar

Prabu mangkunegara (2017) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuntitas

yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja memiliki indikator sebagai

berikut:

1) Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan

apa yang harus dikerjakan.

2) Kuantitas Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorag pegawai bekerja dalam

satu harinya, kuntitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai

itu masing – masing.

3) Pelaksanaan Tugas Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu

melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

4) Tanggung Jawab Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan

kewajiban karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan

perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2017), karakteristik kinerja seseorang yang

memiliki kinerja tinggi diantaranya yaitu:

1) Berani mengambil dan menanggung risiko yang dihadapi

2) Memiliki tujuan yang realitis

3) Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi


11

4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasikantujuannya

5) Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang

dilakukan

6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah deprogram.

2.5 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu dilakukan untuk mendapatkan kualitas pekerjaan yang baik

sesuai dengan perencanaan. Untuk melakukan Pengawasan mutu perlu dilakukan

pengawasan (controlling) pada setiap item pekerjaan mulai dari pekerjaan

persiapan, pekerjaan struktur bawah, pekerjaan struktur atas, pekerjaan finishing,

serta pekerjaan mechanical electrical dan plumbing. Saat dilakukan pengawasan

juga perlu tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan pekerjaan dari perencanaan

yang ada.

2.6 Pengawasan Waktu

Bila proyek terlambat, perlu dilakukan percepatan waktu pelaksanaan salah

satu atau lebih dari satu kegiatan, agar durasi total dari proyek tidak terlampaui,

untuk menghindari pinalti berupa denda. Tindakan dalam pengendalian waktu

pelaksanaan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Menepati total durasi proyek yang telah ditetapkan untuk menghindari resiko

denda dan dampak lainnya yang merugikan, terutama adalah kesulitan

pengaturan sumber daya perusahaan (alat, tenaga, dan modal).


12

b. Mempercepat atau memperlambat suatu kegiatan tetapi masih dalam total

durasi yang ditetapkan, yang dapat menurunkan biaya.

c. Memilih kegiatan yang mana, yang diputuskan untuk dipercepat, yang memilki

dampak kenaikan biaya terkecil akibat fluktuasi harga.

Pekerjaan proyek harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sesuai kontrak.

Maka dari itu diperlukan time schedule untuk melakukan Pengawasan waktu.

Pengawasan waktu 14 dengan time schedule ini berfungsi untuk mengetahui

tahapan pekerjaan yang harus dilakukan sehingga bahan dan alat harus dikirim

sebelum pekerjaan dimulai supaya pekerjaan tidak molor.

Pengawasan waktu dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pengawasan jumlah tenaga kerja, Pengawasan akan seberapa banyaknya

pekerja dalam pekerjaan proyek ini bertujuan supaya pekerjaan proyek dapat

terselesaikan pada waktu yang diharapkan.

b. Pengawasan pengadaan alat dan bahan. Hal ini dimaksudkan supaya alat dan

bahan dapat sampai dilokasi proyek sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai.

c. Menetapkan tenaga ahli. Dengan adanya tenaga ahli maka pekerjaan akan lebih

terstruktur sehingga proyek berjalan dengan lancar dan cepat selesai.

Pekerjaan Pengawasan alat dan bahan biasanya dilakukan oleh quality

control dengan cara mencatat dan membuat laporan harian setiap harinya. Jika ada
13

keterlambatan maka akan dilaporkan kemudian kontraktor harus mengadakan

lembur supaya pekerjaan dapat selesai sesuai time schedule.

2.7 Pembahasan

Pemilihan lokasi untuk penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan pekerjaan

konstruksi gedung yang ada di kota Palu. masalah yang diteliti berdasarkan

bukubuku, tulisan-tulisan dan yang berkaitan dengan penelitian, guna untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kineja kontraktor bangunan

gedung di kota Palu. Kota Palu adalah sebuah kota yang di tepi laut dan

sekaligus Ibukota dari provinsi Sulawesi Tengah.

Dalam hal ini pelaksanaan pekerjaan gedung yang sedang berjalan di kota

palu sangat banyak, dimana memerlukan kontraktor yang memiliki kinerja yang

berkualitas.

Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi kinerja kontraktor dalam

pekerjaan konstruksi gedung yaitu sebagai berikut:

1) Kualitas, Kuantitas, dan Biaya Tenaga, Bahan, dan Alat Bantu dalam

pelaksanaan konstruksi gedung. Dalam hal ini berkaitan dengan perencanaan

dan pengendalian biaya selama proyek berlangsung dan bagaimana tenaga,

bahan serta alat bantu yang memenuhi standar dan juga bagaimana kualitas

akhir yang akan meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan.

2) Kompetensi pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi gedung, baik

dari Kontraktor, Konsultan Pengawas, maupun Konsultan Perencana. Dalam

hal ini berkaitan dengan beberapa hal yang menyangkut Usia, Pendidikan
14

Terakhir Kontraktor, Pendidikan Terakhir Konsultan Pengawas, Pengalaman

Kerja kontraktor, Pengalaman Kerja Konsultan Pengawas.

3) Perencanaan Pre-Konstruksi dan persiapan kerja yang dilakukan kontraktor,

baik dalam mengestimasi jumlah dan biaya yang akan dikeluarkan, maupun

formasi pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek.

4) Sistem pengendalian dan komunikasi yang dilakukan didalam proyek.

Jadi inilah beberapa faktor yang dapat memengaruhi kinerja kontraktor

dalam pekerjaan konstruksi gedung. Seluruh hal saling berkaitan baik itu metode,

material, tenaga kerja, alat, kualitas, dan lain sebagainya. Kiranya melalui tulisan

ini dapat bermanfaat untuk para kontraktor dan kosultan pengawas, Sehingga

pelaksanaan pekerjaan konstruksi akan selesai tepat waktu sesuai dengan

perencanaan
15
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Ada 4 faktor yang bisa memengaruhi kinerja kontraktor dalam pekerjaan

konstruksi gedung yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas, Kuantitas, dan Biaya Tenaga, Bahan, dan Alat Bantu dalam

pelaksanaan konstruksi gedung.

2. Kompetensi pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi gedung, baik

dari Kontraktor, Konsultan Pengawas, maupun Konsultan Perencana.

3. Perencanaan Pre-Konstruksi dan persiapan kerja yang dilakukan kontraktor,

baik dalam mengestimasi jumlah dan biaya yang akan dikeluarkan, maupun

formasi pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek.

4. Sistem pengendalian dan komunikasi yang dilakukan didalam proyek.

3.2 Saran

Untuk para kontraktor, konsultan pengawas di kota palu dalam melakukan

pekerjaan konstruksi gedung harus memperhatikan kinerja dan lebih memahami

hal-hal seperti metode, material, tenaga kerja, alat bantu dan kualitas yang

dihasilkan Sehingga pelaksanaan pekerjaan konstruksi akan selesai tepat waktu

sesuai dengan perencanaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anak Agung Gde Agung Yana, Anak Agung Diah Parami Dewi, Yandi
Kurniawan Kayun Harefa (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Proyek Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi Gedung (Studi
Kasus: Proyek Pemerintah Kabupaten Badung). Vol. 8, No. 2, Juli 2020,
Hal. 215 – 221

Agus Adriyanto dan Nirmalawati (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kinerja Kontraktor Dalam Pekerjaan Konstruksi Gedung Di Kota Palu.
Vol 6, No.2,

Anwar Prabu Mangkunegara. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan. Bandung: Rosda.

Ervianto, W. (2002). Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Andi.


Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang


Peraturan Pelaksanaan

Sudarsana, Dewa Ketut. 2008. Pengendalian Biaya dan Jadwal Terpadu pada
Proyek Konstruksi. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil 12(2) : 117-125.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

Anda mungkin juga menyukai