Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MANAJEMEN KONTRUKSI

NAMA : M. Subhan
NIM : 19222010391

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALAN BUN
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Menejemen Konstruksi” ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata


kuliah Menejemen Konstruksi. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan
agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.Akhir
kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Pangkalan Bun, Maret 2022

M. Subhan
19222010391
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB II SUMBER DAYA MANAJEMEN KONSTRUKSI..............................................................3
2.1 Definisi Sumber Daya.........................................................................................3
2.2 Sumber Daya Manusia.......................................................................................3
2.3 Sumber Daya Peralatan (machines)...................................................................4
2.4 Sumber Daya bahan ( Materials)........................................................................5
2.5 Sumber Daya Keuangan (money).......................................................................5
2.6 metode (methods).............................................................................................6
2.7 keselamatan (safety)..........................................................................................7
2.8 Information Tekhnology.....................................................................................7
BAB III FUNGSI MANAJEMEN KONTRUKSI..........................................................................9
3.1 Perencanaan (Planning).....................................................................................9
3.2 Mengorganisasi (Organizing).............................................................................9
3.3 Memimpin (Leading)........................................................................................10
3.4 Mengontrol (Controlling).................................................................................10
BAB IV FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB PELAKU KONSTRUKSI.....................................12
4.1 Owner (Pelaku Hilir).........................................................................................12
4.2 Kontraktor (Pelaku Utama)..............................................................................12
4.3 Subkontraktor dan Spesialis.............................................................................13
4.4 Hubungan-Hubungan Pihak konstruksi............................................................13
4.4.1 Hak dan Kewajiban bouwheer...............................................................13
4.4.2 Pelaksana (Kontraktor)..........................................................................14
4.5 Konsultan (Perencana/Pengawas)....................................................................14
4.5.1 Konsultan Perencana.............................................................................15
4.5.2 Konsultan Pengawas..............................................................................15
BAB V Penutup.................................................................................................................16
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................16
5.2 Saran................................................................................................................16
Daftar Pustaka..................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai
sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu
periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang
terbatas dan begitu kompleks, sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerja
sama berbeda dari yang biasanya digunakan. Didalam infrastruktur/
bangunannya mencakup beberapa pekerjaan utama yang termasuk di
dalamnya bidang teknik sipil/engineer dan arsitektur/designer (perencana),
juga dapat melibatkan disiplin ilmu pengetahuan lainnya seperti
akutansi/keuangan, teknik mesin, teknik industri dan elektro.
Manajemen konstruksi ialah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan
aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi, sehingga
manajemen konstruksi dapat diartikan sebagai proses merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber
daya yang lain untuk mencapai sasran yang telah ditentukan secara efektif
dan efisien. Pada umumnya, yang ditetapkan sebagai fungsi-fungsi pokok
dalam manajemen adalah merencanakan, mengorganisasikan, dan
mengendalikan suatu proyek. Keberhasilan proyek-proyek yang lebih besar
telah semakin menuntut diperlukannya manajemen yang baik bukan hanya
para pembangun dan subkontraknya, tetapi juga pemilik dan arsiteknya.
Penjadwalan proyek merupakan kegiatan menentukan jangka waktu
pekerjaan yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja, durasi yang
dibutuhkan pada setiap pekerjaan, serta memberikan informasi tentang jadwal
rencana dan kemajuan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyususnan
kegiatan, dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat
detail. Hal ini dimaksutkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek.
Penjadwalan atau scheduling pengalokasian waktu yang tersedia untuk
melaksakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu
proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan
yang ada.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan manajemen konstruksi?
2. Bagaimana pengelolaan sumber daya dalam manajemen konstruksi?
3. Bagaiman fungsi manajemen konstruksi dapat berjalan dengan baik?
4. Siapa saja pihak yang terlibat dalam manajemen konstruksi?
I.3 Tujuan
1. Untuk mememahi pengertian dari manajemen konstruksi
2. Dapat mengetahui pengelolaan dari setiap sumber daya manajemen
konstruksi
3. Dapat mengetahui kinerja dan peran dari setiap fungsi supaya manajemen
konstruksi berjlan dengan baik.
4. Dapat mengetahui struktur organisasi suatu proyek dalam manajemen
konstruksi

I.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari diadakannya penelitian ini adalah:
1) Manfaat teoritis
Yaitu, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan di bidang manajemen konstruksi serta penerapannya
dilapangan.
2) Manfaat praktis
Yaitu, Memberikan gambaran umum serta masukan bagaimana
menjalankan fungsi serta hak dan kewajiban dalam pelaksanakan proyek.
Disamping itu juga memberikan wawasan mengenai pentingannya
manajemen di dunia konstruksi.

2
BAB II
SUMBER DAYA MANAJEMEN KONSTRUKSI

II.1 Definisi Sumber Daya


Secara umum sumber daya adalah segala sesuatu yang bisa diambil atau
dimanfaatkan dari alam karena memiliki nilai manfaat untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Sumber daya manajemen konstruksi adalah sarana yang merupakan
kebutuhan untuk menjalankan proyek agar dapat mencapai tujuan dan sasaran
proyek secara efektif dan efisien.
Sumber daya Manajemen Konstruksi (Construction Management)
tersebut adalah manpower, materials, machines, money, method, safety, IT,
yang terlibat dalam pekerjaan dapat dikelola secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan proyek, sesuai dengan ketentuan/hukum yang berhubungan
dengan konstruksi.

II.2 Sumber Daya Manusia


Pengelolaan sumber daya manusia meliputi proses perencanaan dan
penggunaan sumber daya manusia dengan cara yang tepat (effective) untuk
memproleh hasil yang optimal.
Sumber daya dapat berupa human (Tenaga kerja, tenaga ahli, dan
tenaga terampil), yang terdiri atas (Berdasarkan Pedoman Peningkatan
Profesionalitas SDM Konstruksi, 2007) :
1) Tenaga kerja konstruksi merupakan porsi terbesar dari proyek konstruksi.
SDM Konstruksi adalah pelaku pekerjaan di bidang konstruksi yang terdiri
atas perencana, Pelaksana, dan pengawas.
2) Dilihat dari tingkat pendidikan, struktur ketenagakerjaan SDM konstruksi
pada umumnya adalah :
a. Pekerja : SD, SLTP
b. Teknisi terampil : SMU
c. Teknisi Ahli : D3 atau S1
d. Tenaga Manajerial terampil : SMU, tenaga manajerial ahli D3 atau
S1
e. Tenaga Profesional : Berpendidikan S2 dan S3
3) Perencanaan tenaga kerja konstruksi menurut Soeharto (1997:213) dalam
penyelenggaraan proyek, sumber daya manusia yang berupa tenaga kerja
merupakan faktor penentu keberhasilan suatu proyek.

3
Dalam sumber daya manusia ada beberapa hal yang hal penting
didalamnya, antara lain:
a. Sumber daya manusia pada proyek ada 2 macam yaitu pekerja tetap dan
tidak tetap.
b. Tujuan adanya jenis pekerja ini adalah agar dapat mengelola dan mengatur
kebutuhan SDM berdasarkan beban ekonomis perusahaan.
c. Biasanya, kebutuhan pekerja tidak tetap jauh lebih banyak dibandingkan
dengan pekerja tetap.
d. Deskripsi pekerjaan proyek tiap SDM perlu diidentifikasi agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan aturan perusahaan.

Deskripsi pekerjaan proyek konstruksi terdiri dari beberapa hal penting,


diantaranya :
a. Tugas : berhubungan dengan kedudukan pekerjaan, tugas pokok, dan tugas
tambahan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara maksimal. Misalnya
tukang, teknisi mekanik, listrik.
b. Tanggung jawab : berhubungan dengan tugas khusus berdasarkan keahlian
yang dimiliki dengan tanggung jawab atas resiko pekerjaan yg diberikan.
Kepala, mandor.
c. Wewenang : berhubungan dengan otoritas seseorang dalam menjalankan
tugas dan dapat mengambil keputusan atas keputusan yang dilaksanakan.

II.3 Sumber Daya Peralatan (machines)


Peralatan konstruksi (construction plant) merupakan salah satu sumber
daya terpenting yang dapat mendukung tercapainya suatu tujuan yang
diinginkan, pada proyek konstruksi kebutuhan untuk peralatan antara 7 – 15%
dari biaya proyek (Fahan, 2005).
Peralatan konstruksi yang dimaksud adalah alat/peralatan yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi secara mekanis (mesin). Ini
dapat berupa crane, grader, scraper, truk, pengeruk tanah (back hoe),
kompresor udara, dll. Artinya pemanfaatan alat berat pada suatu proyek
konstruksi dapat member insentif pada efisiensi dan efektifitas pada tahap
pelaksanaan maupun hasil yang dicapai.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam sumber daya mesin adalah
sebagai berikut:
a. Peralatan yg akan digunakan dalam proyek harus diidentifikasi lebih
dahulu agar sesuai dengan kondisi daerah proyek.
b. Tingkat kebutuhan pemakaian alat dapat direncanakan secara efektif dan
efisien.

4
c. Hal-hal yang perlu diidenfikasi lebih dahulu adalah sbb : Medan kerja,
cuaca, mobilisasi peralatan ke lokasi proyek, sarana komunikasi, fungsi
peralatan, kondisi peralatan.
II.4 Sumber Daya bahan ( Materials)
Dalam setiap proyek konstruksi pemakaian material merupakan bagian
terpenting yang mempunyai prosentase cukup besar dari total biaya proyek.
Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50 % -
70 % dari biaya proyek, biaya ini belum termasuk biaya penyimpanan
material. Oleh karena itu penggunaan teknik manajemen yang sangat baik dan
tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan dan menghitung material
konstruksi menjadi sangat penting.
Bahan konstruksi dalam sebuah proyek dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu : bahan yang kelak akan menjadi bagian tetap dari struktur dan
dokumennya berkaitan dengan gambar dan spesifikasi (bahan permanen) dan
bahan yang dibutuhkan kontraktor dalam membangun proyek tetapi tidak
akan menjadi bagian tetap dari struktur, karena setelah digunakan bahan ini
akan disingkirkan (bahan sementara).
Hal yang perlu diperhatikan dalam sumber daya bahan adalah sebagai
berikut:
a. Material harus dikelola dengan baik agar kebutuhan mencukupi pada
waktu dan tempat yg direncanakan.
b. Ketepatan waktu dan tempat akan tersedianya material dapat
mempengaruhi jadwal yg telah direncanakan.
c. Kerja sama dan komunikasi antara pemasok material dengan kontraktor
pelaksana proyek harus berjalan baik.
d. Informasi material harus jelas dalam penawaran kontrak agar dapat dipilih
pemasok mana yang menggunakan spefisikasi material sesuai dengan
spesifikasi proyek dengan harga yang paling ekonomis.
e. Jadwal pengiriman material harus sesuai dengan jadwal penggunaan
material.
f. Informasi penting dari material sebagai berikut : kualitas material,
spesifikasi teknis, harga satuan, waktu pengiriman, pajak penjualan, cara
pembayaran, gudang.

II.5 Sumber Daya Keuangan (money)


Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai

5
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dalam suatu
konstruksi dan harus dibeli dalam jumlah yang sedikit maupun dalam jumlah
yang banyak, serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. Maka
dari itu manajemen sangat membantu jalannya suatu pekerjaan/ badan usaha
agar sesuai dengan keinginan untuk mencapai keuntungan bersama.

Bentuk laporan Keuangan manajemen konstruksi dalam suatu proyek


sebagai berikut :

a. Laporan berkala : Harian, Mingguan, Bulanan. Berisi pemasukan dan


pengeluaran proyek oleh tiap unit / divisi proyek.
b. Laporan Akhir : Memuat pemasukan dan pengeluaran total secara global
dan bersifat informatif.
c. Laporan penggunaan keuangan selama berlangsugnya proyek.
d. Jadwal induk penggunaan keuangan selama proyek berlangsung.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sumber daya bahan adalah


sebagai berikut:
a. Aliran kas masuk dan kas keluar (cash flow) harus tercatat dengan benar
dan teratur.
b. Buat laporan keuangan secara berkala, per hari atau per minggu atau per
bulan.
c. Lakukan audit keuangan secara teratur.
d. Aliran kas proyek :
a. Kas keluar : upah tenaga kerja dan staf, belanja material, sewa/beli
peralatan, pembayaran sub kontraktor, pajak, asuransi, pembayaran
pinjaman dan bunga bank, dll.
b. Kas Masuk : Modal awal, pinjaman bank, uang muka proyek,
penerimaan termin pembayaran.

II.6 metode (methods)


Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya
pekerjaan manajer. Dalam manajemen diperlukan adanya beberapa metode
untuk menentukan bagaimana suatu pekerjaan dapat dilakukan. Serangkaian
prosedur dan instruksi ditetapkan dengan mempertimbangkan pada tujuan
yang hendak dicapai, fasilitas yang tersedia, waktu, uang, dan kegiatan bisnis.
Metode-metode tersebut ditetapkan sebagai Standar Operasional yang baku
(SOP), yang berperan untuk meningkatkan penggunaan semua sumber daya

6
dan faktor-faktor  produksi, sehingga semua pekerjaan bisa berjalan secara
Efektif dan Efisien.

II.7 keselamatan (safety)


Melaksanakan keselamatan kerja dengan baik pada proyek konstruksi
dapat mengurangi atau menghindari kecelakaan dan cidera pada personil,
meningkatkan kinerja secara efektif dan mengurangi total biaya proyek. Hal
ini akan berdampak baik bagi proyek, karena terciptanya lingkungan kerja
yang aman.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keselamatan dalam bekerja


adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengecekan pada setiap peralatan yang digunakan dalam
bekerja, peralatan mekanis rentan terjadi kerusakan bila tidak dirawat
dengan baik.
b. Melengkapi diri dengan alat/ dengan perlengkapan keselamatan kerja yang
sesuai dengan standar.
c. Sebagai pekerja proyek harus selalu tanggap dalam segala situasi, terutama
dalam situasi bahaya.
d. Menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja/ safety dan health
engineering kepada pelaku konstruksi.

II.8 Information Tekhnology


Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimananya. Informasi teknologi adalah suatu
sistem yang membantu kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan.
Terdapat aktivitas umum yang berkaitan dengan informasi teknologi
yaitu sebagai berikut:
1) Input adalah sekumpulan data mentah dalam maupun luar manajemen
proyek untuk diproses dalam suatu sistem informasi.
2) Processing merupakan konversi/ pemindahan, manipulasi dan analisis
input mentah menjadi bentuk yang sesuai dengan yang direncakan
3) Output adalah distribusi informasi yang sudah diproses ke dimana output
tersebut akan digunakan.
Informasi teknologi ini membantu didalam manajemen dengan
peralatan yang semakin modern pekerjaan tidak perlu lagi dikerjakan secara
manual seperti, menghitung Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang
menempati posisi penting dalam keseluruhan tugas yang harus dipertanggung

7
jawabkan kontraktor dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang merupakan
anggaran terdiri atas biaya konstruksi pokok yang berupa RAP dengan
ditambahkan unsur-unsur penunjang yang tidak terkait secara langsung
dengan pekerjaan fisik di lapangan.
Komponen pengendalian proyek seperti supervisi, inspeksi dan koreksi
pada monitoring proyek dan evaluasi pertahapan pada evaluasi proyek adalah
rangkaian kegiatan yang dipadukan di dalam sistem informasi proyek. Sistem
informasi proyek mengolah data dari proyek agar pengambilan keputusan
manajemen perusahaan jasa konstruksi menjadi lebih cepat, tepat dan akurat.
Dari penelitian sederhana ini, diperoleh kesimpulan bahwa kemudahan akses
dan menampilkan informasi dan, kemudahan komunikasi, serta kemudahan
pengambilan keputusan berdasarkan kondisi di proyek merupakan komponen
atau faktor penentu persepsi manfaat yang dirasakan pengguna.

8
BAB III
FUNGSI MANAJEMEN KONTRUKSI

III.1 Perencanaan (Planning)


Fungsi manajemen konstruksi yang pertama adalah adanya perencanaan
atau planning, di mana dalam manajemen konstruksi, para manajer
menentukan apa yang harus dikerjakan, kapan waktu yang tepat, cara
memilih bahan bangunan, serta bagaimana cara mengerjakannya.
Fungsi manajemen ini, perusahaan lebih terbantu dalam hal yang
menyangkut pada pengambilan keputusan terhadap beberapa pilihan-pilihan
yang akan berpengaruh pada proses pembuatan konstruksi.
Dari segi perencanaan, menajemen kontruksi berfungsi dalam
menentukan proyek pembangunan yang seperti apa yang akan dikerjakan,
kapan dan bagaimana caranya.
Dalam perencanaan manajemen kontruksi terdapat beberapa hal-hal
penting dan memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Prakiraan, untuk memperkirakan dan memprediksi kondisi dan peristiwa


di masa depan.
2) Tujuan, menentukan hasil yang akan diperoleh ahli.
3) Program, untuk menetapkan urutan dan prioritas dari langkah-langkah
tindakan yang harus diikuti dalam mencapai tujuan.
4) Jadwal-untuk menetapkan urutan waktu dari langkah-langkah program.
5) Anggaran-untuk mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
6) Prosedur untuk mengembangkan dan menerapkan metode standar untuk
melakukan pekerjaan tertentu.
7) Polides untuk ditetapkan dan diterapkan secara efektif arahan lanjutan
untuk pertanyaan berulang dan masalah yang penting bagi perusahaan
secara keseluruhan dan mencapai tujuannya.

III.2 Mengorganisasi (Organizing)
Fungsi manajemen konstruksi yang kedua adalah adanya sistem
organisasi yang lebih rapi. Di sini, kegiatan mengorganisasi bisa dilakukan
dengan menetapkan jenis-jenis kegiatan apa saja yang perlu dilakukan.
Sistem organisasi ini diperuntukan agar tugas atau kegiatan-kegiatan para
pekerja konstruksi yang sudah disebutkan di perencanaan akan lebih mudah
ditangani oleh bawahannya. Dengan demikian, kegiatan akan mudah
terorganisir dengan sangat baik oleh semua semua bagian manajemen
operasional.

9
Dalam sistem organisasi manajemen kontruksi terdapat beberapa hal-
hal penting dan memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Struktur organisasi, untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan
pekerjaan yang harus dilakukan.
2) Pendelegasian Tanggung Jawab dan Wewenang, untuk mempercayakan
tanggung jawab dan wewenang kepada orang lain dan menciptakan
akuntabilitas untuk hasil.
3) Pembentukan Hubungan, untuk menciptakan kondisi yang diperlukan
untuk saling bekerja sama usaha orang.
III.3 Memimpin (Leading)
Kegiatan ini juga biasa disebut supervisi. Adapun tujuan dari kegiatan
directing ini adalah untuk melakukan pembinaan motivasi dan pemberian
bimbingan dari atasan kepada bawahan agar mereka bisa bekerja dan
melaksanakan tugas yang sesuai dengan perencanaan.
Dalam sistem organisasi manajemen kontruksi terdapat beberapa hal-
hal penting dan memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Pengambilan keputusan, untuk mencapai konduksi dan penilaian


2) Komunikasi, untuk menciptakan pemahaman di antara orang-orang.
3) Motivasi, untuk menginspirasi mendorong dan mendorong orang untuk
mengambil tindakan yang diperlukan.
4) Pemilihan Orang, untuk memilih orang untuk posisi dalam organisasi dan
untuk kemajuan.
5) Pengembangan Orang, untuk membantu orang meningkatkan pengetahuan
sikap dan keterampilan mereka.

III.4 Mengontrol (Controlling)
Tidak hanya memberikan perintah, para atasan juga harus
melakukan controlling kepada bawahannya. Hal ini juga menjadi salah satu
fungsi manajemen konstruksi agar para atasan menjamin bahwa perencana
bisa diwujudkan secara pasti oleh bawahannya.
Tidak asal kontrol, pada proses ini terdapat unsur seperti: perencanaan
yang diterapkan, analisa atas deviasi atau penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi. Bahkan atasan juga perlu untuk menentukan langkah-langkah
selanjutnya yang perlu untuk dikoreksi.

Dalam sistem organisasi manajemen kontruksi terdapat beberapa hal-


hal penting dan memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Penetapan Standar Kinerja, untuk menetapkan kriteria dengan mana
metode dan hasil akan diukur dan dievaluasi.

10
2) Pengukuran Kinerja, untuk mencatat dan melaporkan pekerjaan dalam
proses dan selesai.
3) Evaluasi Kinerja, untuk menilai pekerjaan yang sedang berjalan dan
selesai.
4) Koreksi Kinerja, untuk memperbaiki dan meningkatkan pekerjaan yang
dilakukan dan hasil dijamin

11
BAB IV
FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB PELAKU
KONSTRUKSI
IV.1 Owner (Pelaku Hilir)
Dalam proses produksi konstruksi bila prosuk yang dibuat berdasarkan
permintaan Owner, maka peran Owner sangat tinggi. Proses supply chain
menegement dimulai dari inisiatif owner yang memprakarsai dibuatnya
produk konstruksi bangunan dan berakhir pada owner ketika produk tersebut
selesai diproduksi
Peran owner ada dalam setiap tahapan, sejak tahap feasibility study,
perencanaan, pengadaan, pelaksanaan, operasi, dan pemeliharaan. Bahkan
dalam tahapan proses produksi  owner dapat menunjuk langsung pihak yang
terlibat untuk pelaksanaan nominated subcontractor/nominated supplier.
IV.2 Kontraktor (Pelaku Utama)
Kontraktor adalah suatu organisasi konstruksi yang memberikan
layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi berdasarkan perencanaan teknis
dan spesifikasi yang telah ditetapkan. 
Sekarang ini berkembang berbagai organisasi yang berperan sebagai
kontraktor, mulai dari perusahaan individu hingga perusahaan besar dengan
jumlah pekerja yang banyak.
Begitu  pula  dengan  ruang  lingkup  pekerjaan  kontraktor  dalam
suatu proyek, terdapat spektrum yang sangat beragam, mulai dari lingkup
pekerjaan  yang  sangat  sempit,  hingga  lingkup  keseluruhan  pekerjaan
dalam suatu proyek konstruksi
Dalam suatu proyek konstruksi terdapat pelaku kontruksi didalamnya.
Pelaku kontruksi ini adalah badan jasa yang menjalankan suatu pekerjaan
atau proyek guna mencapai tujuan, pelaku konstruksi tersebut diantanya ada
pemilik proyek, konsultan dan kontraktor. Namun ada pihak-pihak lain yang
terlibat dalam proyek konstruksi adalah sebagai berikut:
1) Lembaga keuangan
2) Lembaga internal
3) Lembaga pengelolaan
4) Lembaga perijinan
5) Tenaga kerja
6) Masyarakat
IV.3 Subkontraktor dan Spesialis
Subkontraktor adalah perusahaan konstruksi yang berkontrak dengan
kontraktor utama untuk melaksanakan beberapa bagian pekerjaan kontraktor

12
utama. Terminologi subkontraktor dalam konteks tradisional terdapat satu
kontraktor yang memiliki hubungan kontrak dengan owner yaitu kontraktor
utama sehingga menempatkan kontraktor lainnya yang tidak memiliki
hubungan langsung dengan owner sebagai subordinan dari kontraktor utama
tersebut

IV.4 Hubungan-Hubungan Pihak konstruksi


Beberapa hubungan antara pemilik dengan kontraktor ataupun dengan
konsultan konstruksi sebagai berikut:
1) Hubungan antara bouwheer dengan kontraktor dapat berupa:
a. Bouwheer adalah pemerintah dan kontraktor juga pemerintah
(DPU) maka hubungannya berwujud kedinasan.
b. Bouwheer dari pemerintah atau swasta sedangkan kontraktor dari
swasta, hubungannya dituangkan dalam perjanjian pemborongan
(surat perintah kerja).
2) Hubungan antara bouwheer dengan konsultan perencana bouwheer
dengan konsultan rencana terikat dalam suatu kontrak perjanjian,
yang melalui proses pelelangan:
a. Konsultan perencana memberikan jasanya melalui perencanaan
yang berupa gambar detail, Rencana Kerja dan syarat-syarat
(RKS).
b. Bouwheer wajib membayar hasil kerja konsultan perencana sesuai
perjanjian.
3) Hubungan antara bouwheer dengan konsultan pengawas
a. Bouwheer dengan konsultan terikat dalam suatu kontrak
perjanjian.
b. Konsultan pengawas memberikan jasanya dengan melakukan
pengawasan pembangunan proyek agar dilakukan dengan bestek
dan RKS.
c. Bouwheer wajib membayar jasa pengawasan yang dilakukan oleh
konsultan pengawas sesuai perjanjian.
IV.4.1 Hak dan Kewajiban bouwheer
Adapun hak dan kewajiban bouwheer dalam suatu proyek sebagai
berikut, yaitu:
1) Memeriksa dan menyetujui hasil pekerjaan pelaksana.
2) Menerima hasil pekerjaan.
3) Membayar hasil pekerjaan.
4) Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
5) Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.

13
6) Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
7) Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
8) Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia
jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah
bangunan.
9) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemilik.

IV.4.2 Pelaksana (Kontraktor)


Pelaksana adalah perorangan atau badan hukum, swasta atau
pemerintah yang melaksanakan suatu proyek yang diperoleh suatu
pelelangan, penunjukan langsung atau pengadaan langsung. Hubungan
antara kontraktor pelaksana dengan konsultan pengawas yaitu
pengawas mengawasi pekerjaan kontraktor sesuai atau tidak dengan
bestek. Tujuan dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan sarana penunjang bagi kelancaran pekerjaan.
2) Mempersiapkan bahan yang berkualitas dan memenuhi persyaratan
bestek.
3) Mengadakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang
diperlukan.
4) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan peraturan
yang tercantum dalam RKS.
5) Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktu yang
telah ditentukan dalam perjanjian/ kontrak.
6) Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam
tanggung jawabnya.
7) Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama dalam masa
pemeliharaan.

IV.5 Konsultan (Perencana/Pengawas)


Konsultan adalah perorangan atau badan hukum dengan kualifikasi
tertentu yang merencanakan suatu proyek atau mengawasi suatu proyek yang
direncanakannya. Konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsultan
perencana dan konsultas pengawas.

14
IV.5.1 Konsultan Perencana
Tugas dan tanggung jawab konsultan sebagai perencana suatu
proyek adalah:
1) Membuat rencana lengkap yaitu arsitektur, rencana struktur,
instalasi listrik dan air, serta tata cara dalam pelaksana bangunan.
2) Mengumpulkan data lapangan, lingkungan dan uraian tentang
persyaratan setempat.
3) Membuat gambar pra rencana, rencana dan detail.
4) Menyusun RKS, daftar perhitungan volume pekerjaan dan
Rencana Anggaran Biaya.
5) Mempersiapkan seluruh dokumen proyek yang berisi: Syarat-
syarat umum dan khusus, bestek, petunjuk pelelangan dan waktu
perkiraan proyek.
6) Menyerahkan seluruh dokumen proyek kepada pemilik proyek.

IV.5.2 Konsultan Pengawas


Sebagai pengawas, konsultan mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
1) Mengawasi laju perkembangan proyek, baik kualitas maupun
konstruksi secara keseluruhan sesuai dengan bestek.
2) Mengawasi pemakaian bahan bangunan agar mutu pekerjaan
sesuai dengan bestek.
3) Menyetujui perubahan-perubahan dan penyesuaian yang terjadi
selama pelaksanaan pekerjaan dengan mendapat persetujuan
pemimpin proyek.
4) Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan mengenai
kemajuan proyek.
5) Mengawasi ketepatan waktu pelaksanaan dengan waktu yang
direncanakan.

15
BAB V
Penutup
emilik/Pimpro (Bouwheer)
Pemilik dapat berupa peorangan atau badan hukum,
instansi pemerintah atau swasta yang merupakan pihak yang
berinisiatif untuk mengadakan proyek.
1. Hubungan antara Bouwheer dengan kontraktor dapat
berupa:
 Bouwheer adalah pemerintah dan kontraktor juga
pemerintah (DPU) maka hubungannya berwujud
kedinasan;
 Bouwheer dari pemerintah atau swasta sedangkan
kontraktor dari swasta, hubungannya dituangkan
dalam perjanjian pemborongan (surat perintah kerja).
2. Hubungan antara bouwheer dengan konsultan perencana
Bouwheer dengan konsultan rencana terikat dalam
suatu kontrak perjanjian, yang melalui proses pelelangan:
 Konsultan perencana memberikan jasanya melalui
perencanaan yang berupa gambar detail, rencana
kerja dan syarat-syarat (RKS);
 Bouwheer wajib membayar hasil kerja konsultan
perencana sesuai perjanjian.
3. Hubungan antara Bouwheer dengan konsultan pengawas
 Bouwheer dengan konsultan terikat dalam suatu
kontrak perjanjian;
 Konsultan pengawas memberikan jasanya dengan
melakukan pengawasan pembangunan proyek agar
dilakukan dengan bestek dan RKS;
 Bouwheer wajib membayar jasa pengawasan yang
dilakukan oleh konsultan pengawas sesuai perjanjian.
Adapun hak dan kewajiban Bouwheer yaitu:
1. Memeriksa dan menyetujui hasil pekerjaan pelaksana;
2. Menerima hasil pekerjaan;
3. Membayar hasil pekerjaan.

15
B. Pelaksana (Kontraktor)
Pelaksana adalah perorangan atau badan hukum, swasta
atau pemerintah yang melaksanakan suatu proyek yang
diperoleh suatu pelelangan, penunjukan langsung atau
pengadaan langsung. Hubungan antara kontraktor pelaksana
dengan konsultan pengawas yaitu pengawas mengawasi
pekerjaan kontraktor sesuai atau tidak dengan bestek.
Tujuan dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan sarana penunjang bagi kelancaran
pekerjaan;

16
2. Mempersiapkan bahan yang berkualitas dan memenuhi
persyaratan bestek;
3. Mengadakan tenaga kerja yang berpengalaman serta
peralatan yang diperlukan;
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan
peraturan yang tercantum dalam RKS;
5. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada
waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian/kontrak;
6. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih
dalam tanggung jawabnya;
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama dalam
masa pemeliharaan.

C. Konsultan (Perencana/Pengawas)
Konsultan adalah perorangan atau badan hukum dengan
kualifikasi tertentu yang merencanakan suatu proyek atau
mengawasi suatu proyek yang direncanakannya. Tugas dan
tanggung jawab konsultan sebagai perencana suatu proyek
adalah:
1. Membuat rencana lengkap yaitu arsitektur, rencana
struktur, instalasi listrik dan air, serta tata cara dalam
pelaksana bangunan;

dilakukan oleh konsultan


pengawas sesuai perjanjian.
Adapun hak dan kewajiban
Bouwheer yaitu:
1. Memeriksa dan
menyetujui hasil pekerjaan
pelaksana;
2. Menerima hasil
pekerjaan;

17
3. Membayar hasil
pekerjaan.
15
B. Pelaksana (Kontraktor)
Pelaksana adalah
perorangan atau badan
hukum, swasta
atau pemerintah yang
melaksanakan suatu proyek
yang
diperoleh suatu pelelangan,
penunjukan langsung atau
pengadaan langsung.
Hubungan antara kontraktor
pelaksana
dengan konsultan pengawas
yaitu pengawas mengawasi
18
pekerjaan kontraktor sesuai
atau tidak dengan bestek.
Tujuan dan tanggung jawab
pelaksana adalah sebagai
berikut:
1. Melaksanakan sarana
penunjang bagi kelancaran
pekerjaan;
2. Mempersiapkan bahan
yang berkualitas dan
memenuhi
persyaratan bestek;
3. Mengadakan tenaga
kerja yang berpengalaman
serta
peralatan yang diperlukan;

19
4. Melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar bestek
dan
peraturan yang tercantum
dalam RKS;
5. Menyelesaikan dan
menyerahkan pekerjaan
tepat pada
waktu yang telah ditentukan
dalam perjanjian/kontrak;
6. Mengadakan
pemeliharaan selama proyek
tersebut masih
dalam tanggung jawabnya;
7. Bertanggung jawab
terhadap fisik bangunan
selama dalam

20
masa pemeliharaan.
C. Konsultan
(Perencana/Pengawas)
Konsultan adalah perorangan
atau badan hukum dengan
kualifikasi tertentu yang
merencanakan suatu proyek
atau
mengawasi suatu proyek
yang direncanakannya.
Tugas dan
tanggung jawab konsultan
sebagai perencana suatu
proyek
adalah:

21
1. Membuat rencana
lengkap yaitu arsitektur,
rencana
struktur, instalasi listrik dan
air, serta tata cara dalam
pelaksana bangunan
V.1 Kesimpulan
Dari hasil data dan informasi yang telah diperoleh dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :

1) Sistem kerja atau metode pelaksanaan pekerjaan yang profesional akan


memudahkan pelaksanan di lapangan, sehingga diharapkan tidak
mengalami keterlambatan.
2) Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan
yang matang serta kerja sama dan manajemen yang baik dari
semua pihak.
3) Pengawasan yang intensif selama pelaksanaan proyek sangat
diperlukan dalam upaya menghindari penyimpangan anggaran.
4) Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja
yang terampil, berpengalaman dan disiplin sangat menentukan
keberhasilan proyek.
5) Bahan - bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek
harus masuk dalam spesifikasi bahan standart dan disesuaikan
dengan rencana beban yang akan diterima.
V.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1) Dalam suatu manajemen konstruksi harus salalu menerapkan
kaidah manajemen kontruksi yaitu perencanaan, perancangan,
pengorganisasian, koordinasi dan pengawasan.
2) Pihak perencana proyek harus mempertimbangkan dan
memperhitungkan segala kemungkinan dan resiko yang bisa

22
terjadi, sehingga tidak mengakibatkan kerugian dan kegagalan
dalam pelaksanaan.
3) Sebelum semua peralatan dipergunakan maka pihak kontraktor
harus mengecek terlebih dahulu sesuai dengan petunjuk teknis alat
yang akan dipakai untuk menghindari segara kemungkinan resiko
yang terjadi.
4) Melakukan pengawasan terhadap para pekerja supaya memakai
alat-alat keselamatan kerja berupa sarung tangan, helm dan sepatu
pelindung, serta memperingatkan pekerja agar jangan bertindak
ceroboh yang bisa menimbulkan bahaya bagi dirinya sendiri
maupun orang lain.
5) Meningkatkan hubungan kerja sama dan pembagian tugas yang jelas
antara unsur pelaksana proyek dan melakukan pengontrolan
pekerjaan sesuai yang ditentukan.

23
Daftar Pustaka

https://slideplayer.info/slide/12001910/manajemenjonstruksi [Diakses pada hari rabu,


tanggal 09/03/2022, pukul 19:30 WIB]

https://www.slideshare.net/InsanCahya/manajemen-sumber-daya-proyek [Diakses
pada hari selasa, tanggal 08/03/2022, pukul 20:43 WIB]

https://www.slideshare.net/simonpatabang/4-sumber-daya-proyek [Diakses pada hari


selasa, tanggal 08/03/2022, pukul 19:40 WIB]

https://www.mas-software.com/blog/manajemen-konstruksi-pengertian-fungsi-tipe
[Diakses pada hari selasa, tanggal 08/03/2022, pukul 21:30 WIB]
https://core.ac.uk/download/pdf/11717058.pdf [Diakses pada hari kamis, tanggal
10/03/2022, pukul 20:14 WIB]

http://eprints.undip.ac.id/33972/9/1857_CHAPTER_VI.pdf [Diakses pada hari


jum’at, tanggal 11/03/2022, pukul 05:11 WIB]

https://ftp.idu.ac.id/wpcontent/uploads/ebook/
Manajemen_Proyek_Konstruksi_Hafnidar_pdf.pdf [Diakses pada hari selasa, tanggal
08/03/2022, pukul 23:33 WIB]

http://oktaviapanduwinata.blogspot.com/2018/12/normal-0-false-us-x-none.html
[Diakses pada hari selasa, tanggal 08/03/2022, pukul 22:57 WIB]

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/12178/TeknikSipilUMS
[Diakses pada hari rabu, tanggal 09/03/2022, pukul 22:30 WIB]

http://repository.unissula.ac.id/19980/4/BAB%20I.pdf [Diakses pada hari selasa,


tanggal 08/03/2022, pukul 19: 17 WIB]

http://sitirodiah15.blogspot.com/2018/11/makalahmanajemen-konstrukitekniksipil
[Diakses pada hari selasa, tanggal 08/03/2022, pukul 18:30 WIB]

24

Anda mungkin juga menyukai