Anda di halaman 1dari 19

KELAS : A

PRODI/ANGKATAN : D4 MANAJEMEN KONSTRUKSI 2020

REKAYASA IDE

MANAJEMEN PERAWATAN KONSTRUKSI

“Arsitektur”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. ENDO FIRMANSYAH PURBA (5202610001)


2. ENGGO PARSAROAN MANIK (5203510014)
3. ELVI ALMA LAVENIA BR GINTING (5103510017)
4. YANDI BORKAT RAHMADDINI (5203510003)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEM. GANJIL T.A 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga laporan Rekayasa Ide ini dapat terselesaikan. Dengan harapan dapat bermanfaat
dimata kuliah Manajemen Perawatan Konstruksi.

Maksud dari penyusunan Laporan Rekayasa Ide ini yaitu sebagai pelengkap
Matakuliah Manajemen Perawatan Konstruksi, yang menjadi salah satu komponen penilaian
dan dapat dijadikan pegangan didalam proses belajar mengajar, serta dengan harapan untuk
memotivasi Kami Pribadi dan Para pembaca lainnya, sehingga mampu memahami segala
pembahasan dan manfaatnya yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.

Kami juga menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, Laporan yang Kami
buat ini tidak akan selesai dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, Kami mengucapkan
banyak Terimakasih kepada :

(1) Zhilli izzadati Khairuni, ST Ars., MT. dan Syahreza Alvan, ST., M.Si.. selaku dosen
pengampu Matakuliah Manajemen Perawatan Konstruksi yang telah membimbing
kami.

Laporan Rekayasa ide ini sudah disusun dengan selengkap-lengkapnya. Tetapi kami
menyadari bahwa laporan Rekayasa Ide ini masih jauh dari kata sempurna. Kami berharap
setelah selesainya makalah ini kami lebih mampu untuk membuat tugas yang lebih baik lagi
kedepannya. Setiap masukan dari pihak manapun akan sangat kami apresiasi dan hargai
untuk menunjang perbaikan dalam membuat laporan Rekayasa Ide selanjutnya.

Medan, 02 Desember 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................2
BAB I .......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................4
A. Latar Belakang .............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................................................5
BAB II .....................................................................................................................................................6
KAJIAN LITERATUR ............................................................................................................................6
A. Pengertian Manajemen Perawatan Konstruksi ............................................................................6
B. Lingkup Perawatan & Pemeliharaan Bangunan Gedung ............................................................6
1. Arsitektual................................................................................................................................6
2. Struktural .................................................................................................................................7
3. Mekanikal (Tata Udara, Plumbing, Sanitasi dan juga Transportasi) .......................................8
4. Elektrikal ( Catur Daya, Tata cahaya,Telepon, Komunikasi dan Alarm) ................................8
5. Tata Graha (House Keeping) ...................................................................................................9
C. Jadwal Pemeliharaan Bangunan ................................................................................................10
D. Predictive Maintenance, Preventive Maintenance and Condition based Maintenance .............11
BAB III ..................................................................................................................................................13
STUDI KASUS .....................................................................................................................................13
A. Atap............................................................................................................................................13
B. Keramik .....................................................................................................................................13
C. Kusen Pintu dan Jendela ............................................................................................................14
D. Plafon .........................................................................................................................................14
BAB IV ..................................................................................................................................................16
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................................16
A. Urutan Perawatan.......................................................................................................................16
B. Urutan Personalia/SDM .............................................................................................................16
C. Jenis bahan yang digunakan ......................................................................................................17
D. Teknik/Proses Pekerjaan ............................................................................................................17
BAB V ...................................................................................................................................................18
PENUTUP .............................................................................................................................................18
A. KESIMPULAN..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap bangunan dapat diibaratkan seperti tubuh manusia yang perlu tampil
optimal agar tetap terlihat indah. Bangunan juga memiliki umur, semakin hari
semakin tua yang mengakibatkan bangunan terlihat tidak optimal sehingga dapat
mengurangi nilai estetika bangunan tersebut, bahkan bisa menguurangi kuat bangunan
tersebut. Sebagai halnya dengan tubuh manusia, bangunan pun memerlukan tindakan
preventive, yaitu pemeliharaan yang terencana dengan baik. Dengan demikian,
kondisi bangunan menjadi indah, kokoh, dan semakin terawat. Kondisi demikian pun
menjadi aset kenyamanan serta keamanan bagi penghuni bangunan tersebut.
Pada umumnya usia suatu bangunan diperhitungkan kurang lebih 20 tahun.
Oleh karena itu pekerjaan pemeliharaan sangat penting dan harus dilakukan. Aspek-
aspek dalam pemeliharaan bangunan memiliki banyak manfaat. Terdapat beberapa
sesi pemeliharaan bangunan yang memungkinkan bangunan selalu tampil sehat dan
nyaman untuk dihuni atau digunakan. Bangunan memang tidak sekadar fisik yang
terlihat dari luar, tetapi juga merupakan sosok yang harus kita jaga dan rawat dengan
baik sebagaimana menjaga tubuh kita sehari-hari. Adanya perawatan dengan konsep
jelas dan terencana membuat nilai bangunan tidak akan pudar ditean zaman, tetapi
justru akan semakin menaikkan citra dan menambah nilai investasi dari waktu ke
waktu.(Hestin, 2011)
Definisi pemeliharaan menurut The Committee on Building Maintenance
adalah “ Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga,
memperbaharui dan juga memperbaiki semua fasilitas yang ada sebagai bagian dari
suatu bangunan, baik fasilitas layanan maupun lingkungan sekitar bangunan agar
tetap berada pada kondisi sesuai standar yang berlaku dan mempertahankan kegunaan
serta nilai dari bangunan tersebut”.(Kristianto, 2009)
Pemeliharaan bangunan beserta elemen didalamnya sangat penting dan perlu
dilakukan setelah bangunan tersebut dibangun dan dipergunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sehingga bangunan dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi
penggunanya.
Perawatan adalah kegiatan memperbaiki atau mengganti bagian bangunan
gedung, komponen, bahan bangunan, dan prasarana-sarananya agar bangunan gedung
tetap layak fungsi dan kuratif setelah ada kerusakan atau masalah, baik pada tingkat
ringan, sedang, atau berat. (Hestin, 2011)

B. Rumusan Masalah
- Apa saja urutan perawatan arsitektur pada bangunan gedung?
- Siapa saja SDM yang melakukan perawatan pada bangunan gedung?
- Apa jenis bahan yang digunakan saat perawatan bangunan gedung?
- Bagaimana proses pekerjaan/Teknik pemasangan perawatan bangunan gedung?

C. Tujuan Penelitian
- Mengetahui urutan perawatan arsitektur bangunan gedung
- Mengetahui siapa saja SDM yang melakukan perawatan bangunan gedung
- Mengetahui bahan yang digunakan saat perawatan bangunan gedung
- Mengetahui proses pekerjaan/teknik pemasangan perawatan bangunan gedung
BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Pengertian Manajemen Perawatan Konstruksi


Pada umumnya, semakin tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem,
kebutuhan akan manajemen dan pengendalian perawatan menjadi semakin penting.
Menurut Sofyan Assauri (2004) perawatan adalah kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang
diperlukan, agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai
dengan apa yang direncanakan. Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk merawat ataupun
memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif
dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil produk yang
berkualitas.

B. Lingkup Perawatan & Pemeliharaan Bangunan Gedung


Pemeliharan (maintenance) bangunan adalah sangat penting dan perlu setelah
bangunan tersebut selesai dibangun dan dipergunakan(Umum, 2005). Pemeliharaan
ini akan membuat umur bangunan tersebut menjadi lebih panjang, ditinjau dari aspek
: kekuatan, keamanan, dan penampilan (performance) bangunan. Bahwa berhasil atau
tidaknya suatu pembangunan gedung dapat dilihat dari usia pemakaian bangunan
sesuai dengan rancangan bangunannya dan tata cara pemeliharaan terhadap bangunan
itu sendiri. Pada umumnya usia suatu bangunan diperhitungkan ± 20 tahun.
Oleh karena itu, pekerjaan pemeliharaan sangat penting dan dilakukan pada
tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi secara rutin, terus menerus dan
periodik dengan memperhatikan spesifikasi teknis bahan. Dengan adanya
pemeliharaan yang rutin maka diharapkan bila terjadi kerusakan tidak memerlukan
biaya perbaikan / pemeliharaan yang tinggi.
Adapun yang tercantum atau tenaga yang termasuk kedalam lingkup
pemeliharaan ini yaitu : Arsitektual, struktural, mekanikal (tata udara, sanitasi,
plambing dan transportasi.)

1. Arsitektual
Arsitektual merupakan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan
arsitektur. Arsitek adalah yang penting dalam perencanaan, perancangan
desain, perkiraan anggaran, dan pengontrolan pembangunan bangunan
(seperti perumahan, pertokoan, dan perkantoran). Pekerjaan ini
memerlukan kemampuan mengkombinasikan desain yang menarik dan
fungsional. Adapun pekerjaan yang menjadi bagian arsitektual disini
adalah :
• Memelihara dengan baik dan teratur jalan keluar sebagai sarana
penyelamat (egress) bagi pemilik dan pengguna bangunan.
Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur tampak luar
bangunan sehingga tetap rapih dan bersih.
• Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur dalam ruang serta
perlengkapannya.
• Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang memadai dan
berfungsi secara baik, berupa perlengkapan/peralatan tetap
dan/atau alat bantu kerja (tools).
• Melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan dekorasi
yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau
kompetensi di bidangnya.

2. Struktural
Struktural merupakan sebuah bidang dari teknik sipil yang sangat
dibudtuhkan pada bidang konstruksi, terutama konstruksi atau bangunan
sipil. Teknik sipil merupakan ilmu teknik yang mempelajari tentang
bagaimana merancang, membangun, erenovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup
manusia.Adapun pekerjaan yang menjadi tanggungan civil engiiner disini
adalah sebagai berikut :
• Memelihara dengan baik dan teratur unsur-unsur struktur bangunan
gedung dari pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan
di luar batas kemampuan struktur, serta pencemaran lainnya.
• Memelihara dengan baik dan teratur unsur-unsur pelindung
struktur.
• Melaksanakan pemeriksaan secara teratur sebagai bagian dari
perawatan preventif (preventive maintenance).
• Mencegah dilakukannya perubahan dan/atau penambahan fungsi
kegiatan yang menyebabkan meningkatnya beban yang berkerja
pada bangunan gedung, di luar batas beban yang direncanakan.
• Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur yang baik
dan benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan atau
kompetensi di bidangnya
• Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai dengan penggunaan
yang direncanakan.

3. Mekanikal (Tata Udara, Plumbing, Sanitasi dan juga Transportasi)


Pekerjaan mekanikal merupakan suatu pekerjaan yang berhubungan
dengan alat mesin besar, seperti eskalator dan lift untuk gedung besar,
AC, pompa air, perawatan mesin – mesin dan instalasi penunjang lainnya.
Adapun lingkup pemeliharaan mekanikal ini meliputi :
• Merawat dan juga melakukan pemeriksaan secara berkala sistem
tata udara, agarmutu udara dalam ruangan tetap memenuhi
persyaratan teknis dan kesehatan yang disyaratkan meliputi
pemeliharaan peralatan utama dan saluran udara.
• Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem distribusi
air yang meliputi penyediaan air bersih, sistem instalasi air kotor,
sistem hidran, sprinkler dan septik tank serta unit pengolah limbah.
• Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala
sistemtransportasi dalam gedung, baik berupa lif, eskalator,
travelator, tangga, dan peralatan transportasi vertikal lainnya.

4. Elektrikal ( Catur Daya, Tata cahaya,Telepon, Komunikasi dan


Alarm)
Pekerjaan mekanikal elektrikal adalah setiap pekerjaan yang
berhubungan dengan instalasi listrik. Adapun lingkup pemeliharaan
mekanikal ini meliputi :
• Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada
perlengkapan pembangkit daya listrik cadangan.
• Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada
perlengkapan penangkal petir.
• Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem
instalasi listrik, baik untuk pasokan daya listrik maupun untuk
penerangan ruangan.
• Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan
instalasi tata suara dan komunikasi (telepon) serta data.
• Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan
system tanda bahaya dan alarm.

5. Tata Graha (House Keeping)


Tata Grha merupakan bagian dari departemen yang bertanggung jawab
mengatur atau menata peralatan, menjaga kebersihan dan kenyamanan,
memperbaiki kerusakan dan memberi dekorasi dengan tujuan agar
bangunan atau konstruksi tersebut tampak rapi, bersih, menarik dan
menyenangkan bagi penghuninya.
Pekerjaan tata graha meliputi seluruh kegiatan Housekeeping yang
membahas hal-hal terkait dengan sistem pemeliharaan dan perawatan
bangunan gedung, di antaranya mengenai Cleaning Service, Landscape,
Pest Control, General Cleaning mulai dari persiapan pekerjaan, proses
operasional sampai kepada hasil kerja akhir. Adapun lingkup pemeliharaan
mekanikal ini meliputi :
• Pemeliharaan Kebersihan (Cleaning Service).
• Program kerja pemeliharaan kerja gedung meliputi program
kerja harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang bertujuan
untuk memelihara kebersihan gedung yang meliputi kebersihan
‘Public Area’, ‘Office Area’ dan ‘Toilet Area’ serta
kelengkapannya.
• Pemeliharaan dan Perawatan Hygiene Service. Program kerja
‘Hygiene Service meliputi program pemeliharaan dan
perawatan untuk pengharum ruangan dan anti septik yang
memberikan kesan bersih, harum, sehat meliputi ruang kantor,
lobby, lif, ruang rapat maupun toilet yang disesuaikan dengan
fungsi dan keadaan ruangan.
• Pemeliharaan Pest Control. Program kerja pelaksanaan
pemeliharaan dan perawatan ‘Pest Control’ bisa dilakukan
setiap tiga bulan atau enam bulan dengan pola kerja bersifat
umum, berdasarkan volume gedung secara keseluruhan dengan
tujuan untuk menghilangkan hama tikus, serangga dan dengan
cara penggunaan pestisida, penyemprotan, pengasapan
(fogging) atau fumigasi, baik ‘indoor’ maupun ‘outdoor’ untuk
memberikan kenyamanan kepada pengguna gedung .
• Program General Cleaning. Program pemeliharaan kebersihan
yang dilakukan secara umum untuk sebuah gedung dilakukan
untuk tetap menjaga keindahan, kenyamanan maupun
performance gedung yang dikerjakan pada hari hari tertentu
atau pada hari libur yang bertujuan untuk mengangkat atau
mengupas kotoran pada suatu objek tertentu, misalnya lantai,
kaca bagian dalam, dinding, toilet dan perlengkapan kantor.

C. Jadwal Pemeliharaan Bangunan


1. Jadwal Pemeliharaan Bangunan Secara Rutin
Jadwal pemeliharaan bangunan bisa dilakukan secara rutin dengan cara
berikut :
1. Jadwal Harian atau Mingguan
Perencanaan perawatan atau pemeiharaan gedung jadwal secara rutin,
baik harian atau mingguan. Pemeliharaan bisa dilakukan dengan cara
berikut:
• Pembersihan semua lantai di ruangan atau koridor seluruh
bangunan.
• Melakukan pengecekan terhadap pintu dan matikan lampu
setelah kegiatan didalam ruangan berakhir setiap hari.
• Menjaga selalu kebersihan dinding dari kotoran serta
membersihkannya dari sisa-sisa serangga, seperti rayap, laba-
laba, dan yang lainnya.
2. Jadwal Bulanan
Setiap material yang digunakan dalam pembangunan gedung
mempunyai tenggat waktu tertentu yang memerlukan penggantian. Pihak
pemeliharaan gedung harus dapat memprediksikan hal-hal yang sekiranya
akan dilakukan untuk pemeliharaan tiap bulannya. Pemeliharaan yang
umumnya dilakukan per bulan adalah:
• Memeriksa pipa-pipa penyalur air bersih dan keran-keran serta
melakukan perbaikan apabila terjadi kebocoran.
• Memeriksa keadaan sumber air bersih, baik itu dari sumur,
tangki air, dan tempat penyimpanan air lainnya.
• Melakukan pemerikasaan pada pompa air apakah masih
berfungsi dengan baik.

2.Jadwal Pemeliharaan Bangunan Secara Periodik


1. Jadwal Tahunan
Dengan melakukan penyisiran secara periodik setiap tahun, maka
kerusakan-kerusakan kecil dalam bangunan dapat segera teratasi. Selain itu,
tidak menunggu sampai berubah menjadi kerusakan besar dan berakibat fatal.
2. Jadwal Lima Tahunan
Selain dilakukan per tahuan, jadawal pemeliharaan gedung dan
bangunan pun dapat dilakukan per lima tahun. Hal yang dilakukan pada
umumnya adalah melakukan pemeriksaan atau penggantian peralatan
perkantoran karena usia peralatan kantor.

3.Jadwal Pemeliharaan Secara Insidental


Pemeliharaan insidential ini bukanlah perawatan gedung dengan cara berkala
atau rutin, melainkan hanya dilakukan di waktu-waktu tertentu. Misalnya, dalam
keadaan darurat saja atau setelah terjadi kecelakaan yang menyebabkan kerusakan
gedung. Misalnya, pasacakebakaran, banjir, kerusuhan, serangan bom, dll.

D. Predictive Maintenance, Preventive Maintenance and Condition based


Maintenance
a) Predictive Maintenance
Predictive maintenance adalah suatu metode perawatan yang didasarkan pada
data untuk kemudian dianalisis agar bisa mendeteksi adanya anomali pada sebuah
alat atau sistem. Berbeda dengan tipe maintenance yang lain, perawatan ini
memanfaatkan cukup banyak perlengkapan canggih seperti Artificial Intelligent
(AI).
Menurut Benrley, Perawatan prediktif adalah upaya maintenance yang
meliputi kegiatan monitoring pada beberapa kondisi atau variabel yang terkait
dengan peralatan.
Adapun Tujuan Predictive Maintenance adalah :
▪ Meningkatkan efisiensi maintenance
▪ Menurunkan budget
▪ Memaksimalkan produktivitas
▪ Peralatan predictive maintenance
b) Preventive Maintenance
Preventive Maintenance (PM), terkadang disebut pemeliharaan preventif ,
adalah pemeliharaan yang dilakukan secara proaktif pada aset dengan tujuan
mengurangi kemungkinan kegagalan, mengurangi waktu henti yang tidak terduga,
dan memperpanjang masa manfaatnya.
c) Condition based Maintenance
Condition based Maintenance (CbM) adalah teknik pemeliharaan proaktif
yang menggunakan data real-time (dikumpulkan melalui sensor) untuk
mengidentifikasi kapan kinerja atau kondisi aset mencapai tingkat yang tidak
memuaskan.
BAB III

STUDI KASUS

A. Atap
Atap adalah bagian rumah yang sangat penting sebagai pelindung penghuni
dari keberagaman iklim sekitarnya antara lain: hujan, salju, panas matahari, angin,
khusunya didaerah pegunungan. Adanya material vulkanik berupa abu/pasir vulkanik
di atap dapat mengakibatkan runtuhnya konstruksi atap dan berujung pada ancaman
keselamatan penghuni dibawahnya. Dari hasil survey185 sampel rumah desa
Pandansari dusun Munjung Malang sebagai daerah yang terdampak letusan gunung
Kelud (2014) ditemukan beberapa kelompok sebagai studi kajian meliputi material
penutup atap, bentuk atap, jenis konstruksi dan sudut kemiringan atap.metode yang
digunakan adalah melalui uji statistika dan eksperimen sudut kemiringan. Statistika
digunakan untuk mengklasifikasi hubungan prosentase kerusakan atap terhadap
material penutup atap, prosentase kerusakan terhadap bentuk atap dan prosentase
kerusakan terhadap konstruksi atap.Sedangkan eksperimen kemiringan dilakukan
untuk mencari sudut istirahat abu/pasir vulkanik kemudian dilanjutkan dengan
mencari sudut minimal kemiringan atap melalui sudut 30°- 90° .pasir yang digunakan
adalah jenis pasir vulkanik kering, pasir vulkanik lembab dan pasir vulkanik basah
yang sudah menyesuaikan dengan kondisi dilokasi kejadian. dengan metode ini
nantinya akan didapatkan perbedaan sudut setiap material penutup atap dengan
menggunakan jenis pasir yang berbeda. Hasil yang diharapkan adalah bagaimana
menemukan model atap yang sesuai dengan keadaan pasir, jenis material penutup,
jenis konstruksi, bentuk atap , dan sudut kemiringan atap yang digunakan oleh
masyrakat desa Pandansari kecamatan Ngantang Malang.

B. Keramik
Pada tahun 1958, masyarakat Dinoyo mulai merintis membuat
keramik(Widyarthara, Hamka and Tri Harjanto, 2019); hal tersebut berlanjut hingga
kini dengan berbagai produk keramik seperti vas bunga, souvenir, guci, serta lampu
set. Seiring perjalanan waktu, pada tahun 2000-an pasar keramik mencapai titik jenuh
dan mengalami penurunan pasar. Diantara penyebab penurunan aktivitas kawasan
pengrajin Dinoyo diakibatkan oleh keterbatasan infrastruktur yang ada ditempat
produksi maupun pedagang keramik sehingga menjadikan ketidaknyamanan para
pengrajin dan pengunjung dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk meningkatkan
vitalitas kawasan agar terbentuk suasana yang nyaman dalam berinteraksi antara
pengrajin maupun pengunjung serta layak untuk dikunjungi sebagai kawasan wisata,
maka dibutuhkan suatu proses identifikasi perencanaan dan perancangan lingkungan
sesuai perilaku pengrajin maupun masyarakat dalam pengelolaan serta pemanfaatan
aset properti pada kawasan keramik guna memperbaiki, mengembangkan atau
melestarikan bangunan dan lingkungan yang berwawasan lingkungan perilaku. Peran
Pemerintah perlu mengupayakan program-program pembangunan yang menekankan
penggunaan bahan lokal yakni bahan yang tidak membahayakan kesehatan dan
lingkungan, rancangan yang hemat energi serta penggunaan teknologi padat karya
yang mempekerjakan lebih banyak orang.

C. Kusen Pintu dan Jendela


Kusen dan Pintu merupakan salah satu bagian terpenting dalam
bangunan(Tedja, Sidauruk and Rahmadyansah, 2015), salah satu jenis bangunan yang
memerlukannya adalah rumah tinggal. Dewasa ini, perkembangan kusen dan pintu
sudah sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi yang memperluas penggunaan
material kusen dan pintu dari material kayuke aluminium. Adanya pilihan material
alumunium membuat para pemilik rumah bisa memiliki peran terhadap konsep
berkelanjutan, namun hal ini berbanding terbalik dengan keadaan nyata bahwa
penggunaan kusen alumunium banyak digunakan para kalangan menengah dan atas.
Padahal dari segi waktu, efisiensi dan kualitaskusen alumunium masih lebih unggul,
dimana kusen alumunium dipastikan anti rayap, perawatannya pun lebih mudah dan
lebih tahan lama. Keadaan ini ditengarai karena biaya kusen dan pintu alumunium
yang relatif mahal. Dengan demikian banyaknya keunggulan pada kusen, orang
seharusnya beralih menggunakan kusen alumunium karena sangat lumrah
mengeluarkan biaya agak tinggi untuk daya tahan yang lebih lama.

D. Plafon
Salah satu mahasiswa Prodi Arsitektur, Muhammad Yusril mengaku, kejadian
tersebut mengakibatkan kegiatan mahasiswa terkendala.
"Beberapa mahasiswa juga sudah mengajukan ke Kepala Program Studi," ujarnya.
Ia berharap, agar pihak kampus peduli terhadap perbaikan fasilitas yang ada di studio.
Selaku Kepala Program Studi Arsitektur, Meldawati Artayani, mengungkapkan, ia
telah melaporkan masalah itu ke Biro Umum.
"Kita sudah melapormi ke ibu Fitri, terus Bu Fitri sudah koordinasi dengan pak Malik,
pak Malik yang mau perbaiki," terangnya.
Menaggapi hal itu, selaku Biro Umum, Adam Malik, menjelaskan, perbaikan plafon
tinggal dikerjakan dan materialnya sudah ada.
"Cuman saya tidak bisa mengerjakan di hari biasa, berhubung ada perkuliahan,
mudah-mudahan dua tiga hari ke depan sudah bisa selesai," jelasnya, Senin (20/1).
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Urutan Perawatan
- Atap
Pekerjaan perawatan atap adalah pekerjaan yang pertama dilakukan
dibidang arsitektur. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan yang
terjadi pada keramik.
- Pelapis Lantai (Keramik)
Pekerjaan perawatan keramik adalah pekerjaan yang dilakukan setelah
perawatan atap.
- Penutup Langit – Langit (Plafon)
- Kusen Pintu dan Jendela

B. Urutan Personalia/SDM
C. Jenis bahan yang digunakan
Elemen Bahan
Atap Genteng metal multiroof, Atap Beton, Asbes, Seng
Keramik Lantai dari ubin keramik, Batu alam dan Parket kayu
Kusen Pintu dan Aluminium, kayu dan uPVC
Jendela
Plafon Kayu, Gypsum, PVC dan Tripleks

D. Teknik/Proses Pekerjaan
Elemen Teknik/Proses Pekerjaan
Atap 1. Membersihkan atap secara berkala
2. Ventilasi bersih
3. Bebas dari gangguan binatang
4. Pemilihan dan pemasangan atap
5. Periksa plafon
Keramik 1. Sapu secara rutin
2. Mengepel setiap hari
3. Gunakan alat pembersih yang lembut
4. Bilas setelah di pel
5. Memberikan larutan cuka
6. Taburkan tepung untuk menghilangkan minyak
Kusen Pintu dan 1. Bersihkan dari debu
Jendela 2. Hindari dari benda tajam
3. Pengecatan ulang
4. Olesi zat anti rayap
5. Tambal bagian yang berlubang
Plafon 1. Rutin membersihkan plafon
2. Hindari paparan air
3. Gunakan pelapis
4. Hindari benturan
5. Lakukan pengecekan berkala
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen perawatan konstruksi adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga
elemen bangunan dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan, agar
terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan. Dengan melakukan perawatan, bangunan gedung dapat beroperasi lebih
lama, berdasarkan jangka waktu perawatan setiap bangunan di dasari dari kerusakan
elemen bangunan tersebut. Pada laporan ini, perawatan yang dilakukan pada lingkup
arsitektur artinya tujuan perawatan dilakukan adalah untuk tetap menjaga nilai keindahan
dari suatu bangunan.
DAFTAR PUSTAKA

Tedja, M., Sidauruk, I.B. and Rahmadyansah, R. (2015) ‘Perbandingan Pekerjaan Kusen dan
Pintu Bahan Kayu dengan Bahan Alumunium’, ComTech: Computer, Mathematics and
Engineering Applications, 6(2), p. 301. doi:10.21512/comtech.v6i2.2274.
Umum, D.P. (2005) ‘Gedung ( Site Supervisor of Building Maintenance )’.
Widyarthara, A., Hamka and Tri Harjanto, S. (2019) ‘Penerapan Perancangan Pada Penataan
Bangunan Dan Lingkungan Kerajinan Keramik Di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang’, Pawon: Jurnal Arsitektur, 3(02), pp. 13–24.
doi:10.36040/pawon.v3i02.865.

Anda mungkin juga menyukai