Disusun oleh :
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jurusan Teknik Mesin, Sipil, Elektro, Industri, Informatika, D3 Elektronika
Jl.Raya Tlogomas 246 Telp. (0341) 464318 Psw. 176 Malang 65144
Laporan ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa Ridho Allah SWT. Dan dorongan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga
terselesaikannya karya ilmiah ini, yaitu kepada
1. Allah SWT. Yang selalu memberikan rahmat dan berkah-Nya kepada kita.
2. Dosen pembimbing Praktek Kerja Nyata, Bapak Ir. Yunan Rusdianto, MT.
3. Pembimbing Lapangan Andi Agung K
4. Kepala project manager, yang telah memperbolehkan kami untuk menjalankan PKN di
Proyek RSU BRI Medika Kota Malang
Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR ASISTENSI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Hubungan Kerja Proyek Gedung RSU BRI Medika ..........................31
vi
Gambar 2.26 Concrete Bucket ...............................................................................................81
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
Praktek Kerja Nyata (PKN) merupakan salah satu bentuk tugas atau kegiatan
yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Malang sebagai bagian dari kurikulum yang wajib dilaksanakan dalam
menyelesaikan program studi yang sedang ditempuh. Dalam rangka mewujudkan
cita-cita sebuah perguruan tinggi yang berorientasi pada penciptaan sarjana yang
berkualitas, baik secara moril maupun spiritual yang mampu menguasai materi
secara teoritis maupun praktis dilapangan perlu adanya kajian-kajian tertentu yang
sangat menunjang terciptanya tujuan tersebut. Kajian-kajian diaplikasikan dalam
bentuk survey, penelitian atau kerja praktek, baik di perusahaan swasta maupun
instansi pemerintah.
Kerja Praktek merupakan salah satu sarana penting bagi mahasiswa yang
bertujuan untuk mempelajari aplikasi perkerjaan konstruksi mulai dari proses
gagasan menjadi wujud fisik sebuah konstruksi. Melalui Kerja Praktek, mahasiswa
dapat meningkatkan pemahaman terhadap pelaksanaan konstruksi sebagai aplikasi
dari teori- teori yang didapat pada perkuliahan, dimana proyek sebagai laboratorium
nyata, tempat mahasiswa dapat mendalami proses perencanaan, dokumen
konstruksi, proses pelaksanaan, manajeman dan metode pelaksanaan konstruksi
serta batasan langsung tanggung jawab perusahaan jasa konstruksi yang mencakup
konsultan perencana, kontraktor dan konsultan pengawas.
Untuk lebih mengembangkan kreatifitas dan aktifitas mahasiswa dalam
menempuh studinya, harus ada keseimbangan antara teori yang diperoleh dalam
pembelajaran pada bangku perkuliah dengan kemampuan skill di dunia kerja.
Program Praktek Kerja Nyata (PKN) mempunyai peran yang sangat besar sekali
bagi kelangsungan akademis mahasiswa. Dengan beberapa objek kajian yang
dibahas mengenai proses awal perencanaan, proses pelaksanaan dan pengawasan
dalam sebuah konstruksi serta proses penunjang lainnya yang nantinya dapat
dipahami pada proyek sehingga mahasiswa dapat menerapkan dalam kehidupan di
1
masyarakat.
Oleh karena itu melalui kegiatan ini mahasiswa diharapkan dapat
memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang berbagai problematika dalam
suatu pekerjaan konstruksi, baik dalam hal teknis maupun non teknis, dan sistem
manajemen yang diterapkan dalam proyek tersebut, serta bisa menambah
pengetahuan tentang aplikasi dan praktek dari peraturan - peraturan teknik yang
didapat dalam masa perkuliahan.
Dalam rangka memenuhi program Praktek Kerja Nyata ini, kami memilih
Proyek Peningkatan Jalan Bandungrejo Setren. Pembangunan Aksesibilitas
Peningkatan Jalan Bandungrejo Setren sekarang dalam tahap pelaksanaan
pembangunan struktur bawah dan struktur atas. Sehingga diharapkan, penulis dapat
mengambil ilmu mengenai proses pengawasan maupun pelaksanaan dilapangan
yang akan bermanfaat untuk didunia kerja nantinya.
Dengan adanya Praktek Kerja Nyata ini diharapkan mahasiswa dapat
memiliki bekal kemampuan yang bisa diandalkan dalam menghadapi tantangan
pada dunia kerja berdasarkan ilmu yang telah didapatkan di Universitas. Di
samping itu, Praktek Kerja Nyata merupakan salah satu sarana untuk menjalin
hubungan antara Universitas Muhammadiyah Malang dengan dunia industry.
1.2.1 Maksud
Maksud dari Praktek Kerja Nyata ini adalah memberikan pengalaman bagi
mahasiswa untuk mengamati proses dari pekerjaan yang dilaksanakan di dalam
proyek dan memperluas wawasan serta pengetahuan Praktek di lapangan dengan
menerapkan ilmu teori yang di dapat di bangku perkuliahan dan diterapkan dalam
2
permasalahan nyata/real yang ada di dunia kerja. Selain itu, untuk membekali
mahasiswa dengan pengalaman kerja di lapangan sehingga diharapkan dapat
diaplikasikan pada dunia kerja setelah lulus dari Perguruan Tinggi.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Nyata yaitu:
a. Menunjang teori yang telah diberikan selama masa perkuliahan baik teori
maupun praktek.
b. Mengetahui dan memahami langkah-langkah Metode Pelaksanaan Pekerjaan
pada Proyek gedung RSU BRI Medika Kota Malang khususnya pada
tahapan pekerjaan pondasi, pekerjaan pembesian, pekerjaan bekistinbg, dan
pekerjaann pembesian.
c. Mengetahui jenis material, alat, dan sumber daya yang digunakan pada
pelaksanaan pada tahapan pekerjaan gedung.
d. Mengetahui masalah yang timbul dalam penerapan metode pelaksanaan
pada tahapan pekerjaan struktur bawah.
e. Meningkatkan kemampuan dalam bekerjasama, bersosialisasi dan berko-
munikasi kepada setiap sumber daya manusia yang ada pada Proyek
Peningkatan Gedung RSU BRI Medika .
f. Sebagai sarana berlatih penyusunan laporan dan pembuatan kajian secara
tertulis.
g. Menerapkan kebiasaan kerja yang profesional dalam mengerjakan suatu
pekerjaan.
h. Penuh disiplin dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah
dipercayakan sehingga pekerjaan tersebut berjalan dengan baik.
i. Mudah bekerjasama dan mampu berkomunikasi secara baik kepada setiap
struktur elemen proyek yang ada dalam hal ini yaitu pada Proyek Gedung
RSU BRI Medika.
j. Melaksanakan tugas yang diberikan sesuai dengan target perusahaan.
3
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari proses pelaksanaan dan
pengawasan pada Proyek RSU BRI Medika dalam kegiatan Praktek Kerja Nyata
ini adalah :
4
b. Dapat menjalin hubungan (relasi) yang baik dengan lembaga pendidikan
khususnya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Malang.
Adapun waktu dalam melakukan Praktek Kerja Nyata (PKN) dalam rangka
pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan pada Proyek Gedung RSU BRI Medika
Kota Malang dilaksanakan selama 30 hari, terhitung dari tanggal
23 November 2020 s.d. 23 Dese,mber 2020 yang berlokasi di Proyek Gedung RSU
BRI Medika Jl. Mayjend Panjaitan No.176, Penanggungan, Kec. Klojen, Kota
Malang, Jawa Timur .
Hari Jam Kerja Keterangaan
08.30 - 12.00
12.00 - 13.00 Istirahat
Senin s.d Jum’at 13.00 - 17.00
17.00 – 18.00 Istirahat
18.00 - 20.00
08.30 - 12.00
Sabtu 12.00 - 13.00 Istirahat
-
.
1.5 Ruang Lingkup
Kerja Praktik dilaksanakan dibawah bimbingan PT. Wijaya Karya sebagai
perusahaan kontraktor dibidang konstruksi. PT Bringin Rancang Sejahtera sebagai
perusahaan konsultan dibidang konstruksi. Pelaksanaan Proyek RSU BRI Medika
Setren di Kota Malang mempunyai cukup waktu yang tersedia dalam melaksanakan
kegiatan pelaksanaan dan penyusunan laporan Praktek Kerja Nyata (PKN). Adapun
jenis pekerjaan yang diambil sebagai bahasan antara lain meliputi:
a. Pekerjaan Pondasi
b. Pekerjaan Pembesian
c. Pekerjaan Bekisting
d. Pekerjaan Pengecoran
5
1.6 Metode Pelaporan
Ada dua tahap dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Nyata pada Proyek
Gedung RSU BRI Medika, yaitu tahap pengumpulan data dan tahap pengolahan
data.
6
komunikasi verbal yang bertujuan untuk memperoleh informasi melalui kontak atau
hubungan pribadi. Wawancara dilakukan secara terbuka (open interview) dimana
informan dapat bebas dalam menentukan jawabannya sesuai dengan topik dan
panduan pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Wawancara memberikan
kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai
untuk menjawab dengan bebas dan terbuka terhadap pertanyaan- pertanyaan yang
yang diajukan. Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan sesuai situasi yang berkembang. Pewawancara dapat menanyakan
kegiatan-kegiatan khusus yang tidak di dapatkan di bangku kuliah. Dalam hal ini
penulis beberapa kali melakukan interview kepada Pimpinan proyek maupun site
engineer di lapangan. Data yang diperoleh antara lain; uraian proyek secara umum,
tinjauan RKS proyek, perencanaan konstruksi, manajemen dan pengendalian
proyek, serta struktur organisasi yang berlaku dalam proyek tersebut maupun ilmu-
ilmu yang tidak didapatkan di bangku kuliah.
3) Dokumentasi
7
kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-
pemikiran yang relevan dengan penelitiannya. Studi kepustakaan adalah tugas yang
terus menerus dilakukan selama kegiatan penelitian. Sebuah penelitian akan
menghasilkan suatu karya ilmiah, karena itu haruslah mampu memberi sumbangan
kepada kemajuan ilmu pengetahuan. Peneliti akan melakukan studi kepustakaan,
baik sebelum maupun selama dia melakukan penelitian. Studi kepustakaan memuat
uraian sitematis tentang kajian literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada
hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan diusahakan menunjukkan
kondisi mutakhir dari suatu proyek tersebut.
8
1.7 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Nyata di Proyek
Peningkatan Jalan Bandungrejo Setren adalah tentang salah satu bagian pekerjaan
yang diamati selama waktu pelaksanaan Praktek Kerja Nyata, yaitu:
a. Tidak mengamati bagian manajemen konstruksi.
b. Tidak mengamati pelaksanaan dan pengawasan pada pekerjaan arsitektural.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang Praktek Kerja Nyata (PKN),
maksud dan tujuan Praktek Kerja Nyata (PKN), manfaat Praktek Kerja Nyata
(PKN), waktu dan tempat pelaksanaan Praktek Kerja Nyata (PKN), ruang
lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika penulisan.
Bab ini menjelaskan tentang struktur organisasi serta proses operasi yang
berlangsung di perusahaan atau proyek.
Bab ini menjelaskan secara detail kegiatan harian yang dilakukan oleh
peserta PKN pada saat melakukan PKN dilapangan, disertai dengan Rencana
Anggaran Kebutuhan (alat, bahan, dan tenaga).
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh selama kegiatan PKN serta saran-
saran yang berguna bagi pelaksanaan kegiatan PKN selanjutnya ataupun bagi
perusahaan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka adalah suatu susunan tulisan di akhir sebuah karya
ilmiah yang isinya berupa nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas
penerbit dan tahun terbit. Daftar pustaka ini digunakan sebagai sumber atau
rujukan seorang penulis dalam berkarya.
LAMPIRAN
Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan
(dilampirkan) ke dokumen utama. Lampiran dapat berupa gambar, seperti
foto-foto kegiatan pelaksanaan di proyek.
10
BAB II
GAMBARAN UMUM
Proyek RSU BRI Medika Kota Malang adalah salah satu proyek dikota
Malang yang berlokasi di Jl. Mayjend Panjaitan No.176, Penanggungan, Kec.
Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Peta lahan lokasi Proyek Gedung RSU BRI
Medika Kota Malang disajikan pada Gambar 2.1. Kecamatan. dan peta lokasi
jalan Proyek RSU BRI Medika Kota Malang disajikan di Gambar 2.2. Kantor PT
Wijaya Karya disajikan pada gambar 2.3. Peta jalan kantor PT Wijaya Karya
dapat disajikan pada Gambar 2.4. Sebagai fasilitas rumah sakit maka
pembangunan tersebut sangat diperlukan untuk kemashalatan bersama agar dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat
a. Jalan Mayjend Panjaitan No.176, Penanggungan, Kec. Klojen, Kota
Malang, Jawa Timur
11
c. Jalan Semanggi Timur, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur 65141
12
2.2 Informasi Proyek
13
tempat peribadatan, sarana kesehatan, penginapan, pusat perdagangan
kawasan industri/pabrik, gedung terminal/stasiun, gedung olahraga,
gedung kesenian/hiburan, bangunan gudang, hanggar dan lain
sebagainya.
14
Gambar 2.5 Moto Kerja
Sumber : : www.wikagedung.co.id
Pondasi adalah suatu bagian paling dasar dari kontruksi sebuah bangunan.
Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban dari bagian atas struktur ke lapisab
paling bawah. Pondasi bangunan sangat penting, karena sebagai penopang
bangunan, pondasi bangunan
Pondasi memiliki banyak jenis salah satunya ialah yang digunakan dalam
pembangunan gedung RSU BRI Medika Malang ini yaitu pondasi tiang pancang.
Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah yang lembek, tanah
berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah
15
tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam seperti tanah yang ada di daerah
Pontianak. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah: bamboo, kayu besi/ kayu
ulin, baja, dan beton bertulang.
1. Tiang pancang akan menjadi tumpuan beban utama dari bangunan dan
akan disalurkan ke dalam tanah dalam jumlah yang seimbang.
2. Pondasi tiang pancang beton bisa dibangun secara vertikal dan
horizontal sehingga akan mampu untuk menahan beban konstruksi
secara lebih merata
16
Gambar 2.7 Detail Pondasi Tiang Pancamg
17
Tahap tahapan penulangan :
1. Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya
adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi
proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan
diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah
ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes
tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap sekian ton baja
ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter.
2. Material besi tulangan yang telah memenuhi spesifikasi akan disimpan
berdasarkan kelompok diameternya masing-masing. Dalam penyimpanan, hal
yang perlu diperhatikan adalah baja tulangan tidak diperbolehkan bersentuhan
dengan tanah. Caranya dapat memakai balok kayu atau beton yang dijadikan
sebagai dasar dan alas. Tujuannya adalah agar baja tidak berkarat, kotor dan
kena benturan.
3. Tahapan ini juga biasa disebut dengan fabrikasi. Pada proses fabrikasi ini akan
dilakukan pembengkokan dan pemotongan pada baja tulangan untuk kemudian
dirakit sesuai desain dan spesifikasi yang dibutuhkan.Untuk pemotongan
digunakan mesin Bar Cutter, sedangkan untuk pembengkokan digunakan
mesin Bar Bender.Dengan cara ini, maka akan dibuat berbagai jenis tulangan,
seperti sengkang, cakar ayam, rangkaian tulangan kolom, balok, pelat, dan
shear wall.
4. Material yang telah difabrikasi akan dirakit oleh para pekerja sehingga
membentuk komponen struktur seperti kolom, balok, pelat, atau shear wall.
Kemudian, material yang telah dirakit akan di pindahkan dengan menggunakan
tower crane dari lokasi perakitan ke lokasi pemasangan.Pemasangan komponen
tulangan dilakukan dengan menggunakan tower crane serta koordinasi dengan
para pekerja yang bertugas melakukan pemasangan tulangan. Pemasangan
dilakukan dengan hati-hati agar akurat dan tidak terjadi dislokasi.
5. Setelah seluruh tulangan terpasang, maka perlu dilakukan pengecekan tulangan
oleh tim Quality Control apakah jumlah dan posisi tulangan sudah terpasang
dengan benar sesuai dengan gambar rencana.
18
Gambar 2.9 Detail Penulangan
19
presisi jika dibandingkan dengan penggunaan triplek/ papan kayu dan kayu balok
pada sistem bekisting konvesional
20
2.4.4 Pekerjaan scaffolding
8. Jangan menggunakan kotak, drum, batu bata atau balok beton sebagai
pendukung tambahan perancah
9. Kondisi tanah atau dudukan rata dan pendukung tambahan mampu
mendukung beban 4 (empat) kali lipat
10. Perancah harus stabil dan mampu menahan beban yang akan
diletakkan di atasnya
21
11. Lantai kerja, tangga naik, lantai dasar, dan rangka perancah harus
dalam keadaan bersih dari minyak, gemuk, lumpur dan bahan lain
yang bisa membahayakan pekerja
12. Pekerja, operator perancah, scaffolder harus menggunakan APD yang
disyaratkan, termasuk perlengkapan pelindung jatuh
13. Lebar perancah dan lantai kerja harus cukup untuk bekerja dan
meletakkan bahan-bahan.
14. Pastikan perancah sudah terpasang toe board, cross bracing pada
semua tingkat perancah dan pastikan semua komponen aman
15. Bila bekerja dekat aliran listrik, jarak aman perancah adalah 4,5 meter
(horizontal) dan 6 meter (vertikal).
Dalam proyek RSUY BRI Medika tersebut, scaffolding yang dipilih adalah
scaffolding frame. Frame scaffolding atau perancah bingkai tersedia dalam
beberapa konfigurasi antara lain bagian main frame, ladder frame atau gabungan
antara kedua bagian tersebut. Konstruksi frame scaffolding atau perancah bingkai
selalu menggunakan dua bagian dari main frame yang dihubungkan dengan cross
brace yang berpotongan dari tiang penyangga yang disusun dalam konfigurasi
persegi. Para pekerja biasanya memasang perancah dengan cara menaiki bagian-
bagian yang sudah terpasang sambil membawa komponen bagian bingkai atau
tiang yang akan dipasang diatasnya. Tiap komponen bagian bingkai dan tiang
dihubungkan dan disambung dengan joint pin agar tiap bagian tidak lepas.
Frame scaffolding atau perancah bingkai terdiri atas beberapa komponen sebagai
berikut:
1. Main Frame
dari frame scaffolding atau perancah bingkai adalah main frame yang
berfungsi sebagai penyangga utama dari bentuk konstruksi sebuah
perancah. Untuk perancah dasar, bagian bawah main frame dipasangi
jack base dan bagian atasnya dipasangi joint pin (untuk membuat
tingkat perancah selanjutnya).
22
2. Ladder Frame
Ladder frame adalah bingkai yang digunakan pada susunan teratas
dari perancah dan yang dipasang hanya pada kedua sisi dari perancah.
Ladder frame berfungsi sebagai pembatas bagi para pekerja yang
sedang bekerja diatas perancah. Jangan pasang platform diatas ladder
frame karena akan membahayakan para pekerja yang bekerja diatas
platform tersebut.
3. Cross Brace
Cross brace merupakan palang yang berfungsi untuk menyatukan dan
mengikat sepasang main frame sehingga konstruksi main frame dapat
berdiri tegak dan kuat.
4. Arm Lock
Arm lock merupakan kompenen yang berfungsi sebagai pengaman
untuk mengunci cross brace. Arm lock sebagai pengunci dan penguat
2 susunan perancah atau lebih agar tidak mudah goyang.
5. Joint Pin
Joint pin digunakan untuk menyambung main frame satu dengan main
frame yang lain secara vertikal sehingga memungkinkan untuk
membuat lebih dari 1 tingkatan perancah.
6. Jack Base
Komponen yang berfungsi sebagai alas kaki dari scaffolding atau
perancah adalah jack base scaffolding. Konstruksi jack base berulir
sehingga dapat disesuaikan dengan jarak dari lantai.
7. U-Head Scaffolding
U-head scaffolding dengan bentuk menyerupai huruf “U” merupakan
komponen yang umumnya digunakan untuk menyangga, mengapit
dan menahan konstruksi diatasnya agar tidak mudah goyah.
Komponen U-head ini tidak efektif jika digunakan pada konstruksi
bagian atas yang rata.
8. Catwalk Scaffolding
Catwalk scaffolding ini berfungsi sebagai platform atau tempat
berpijak antar main frame yang digunakan para pekerja sebagai
23
landasan kerja. Catwalk ini harus terbuat dari logam agar kuat untuk
menopang bobot para pekerja dan peralatan yang digunakan.
9. Tangga Scaffolding
Tangga scaffolding berfungsi sebagai akses naik turunnya para
pekerja untuk menuju susunan perancah dikehendaki. Keberadaan
tangga sangat penting dan merupakan standar keselamatan kerja
dalam menggunakan perancah.
10. Horizontal Frame
Horizontal frame merupakan bingkai besi yang membujur dan
berfungsi sebagai penguat susunan scaffolding atau perancah. Jika
perancah lebih dari satu susunan, maka horizontal frame harus
dipasang pada kedua sisi perancah.
24
lokasi proyek. Untuk memastikan kualitas beton ready mix, maka saat mixer truck
datang dilakukan pengecekan nilai slump.
4. Posisikan agar tinggi jatuh saat penuangan beton ready mix dibawah 2
m agar tidak terjadi segregasi dikarenakan agregat yang lebih berat
akan jatuh terlebih dahulu.
25
dan menghasilkan mutu beton yang baik. Pemadatan tidak boleh
terlalu lama untuk menghindari terjadinya bleeding, biasanya
pemadatan tidak boleh dilakukan lebih dari 30 detik
5. Setelah beberapa saat, maka permukaan beton akan diratakan dan
diperhalus menggunakan papan kayu
26
BAB III
MANAJEMEN PROYEK
27
5. Memelihara keharmonisan hubungan antar sesama anggota proyek yang
bekerja sehingga setiap pelaksana proyek akan berusaha memberikan
kemampuan dan ketrampilan terbaik mereka dalam penyelesaian proyek.
Berdasarkan sasaran dalam melaksanakan suatu manajemen proyek, maka dapat
diketahui fungsi dan tujuan dari manajemen proyek yang dapat direalisasikan dengan
jelas dan terstruktur. Tujuan manajemen proyek harus bisa dicapai saat pelaksanaan
proyek supaya tujuan utama yaitu mencapai tujuan ptoyek secara efektif dan efisien
dapat tercapai. Tujuan sebuah proyek diantaranya:
1. Ketepatan waktu pengerjaan.
2. Tepat kualitas.
3. Tepat kuantitas.
4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana.
5. Kegiatan proyek berjalan dengan lancer.
6. Tidak adanya gejolak dengan masyarakat sekitar.
7. Tercapainya K3 yang baik.
28
3. Proses Persiapan
• Pembahasan Gambar dan Metode Kerja
• Inspeksi Alat Berat
• Inspeksi Material
• Persiapan Lahan
4. Proses Pelaksanaan
• Implementasi Gambar ke lapangan
• Implementasi Safety
5. Proses Pengecekan
• Proses Quality Control
• Inspeksi Bersama
6. Proses Tindak Lanjut
• Perbaikan dan Maintenance
7. Proses Administrasi
• Kelengkapan Administrasi ke Pemilik Proyek
• Proses Komersial
8. Proses Serah Terima 1
• Kelengkapan Gambar
• Kelengkapan Administrasi Lanjutan
• Kelengkapan Komersial
• Serah terima hasil pekerjaan
9. Masa Pemeliharaan
• Kontraktor memberikan pemeliharaan sesuai waktu kontrak
10. Serah Terima Final
• Serah terima seluruh hasil pekerjaan
• Selesainya kontrak konstruksi
• Penyelesaian administrasi
29
3.3 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih
yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan
kemampuan dan keahlianya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai
yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan
memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan kualitas tinggi pada suatu
proyek konstruksi.
Suatu proyek konstruksi yaitu proyek fisik yang dicapai dengan kegiatan
konstruksi merupakan suatu sistem. Sedangkan sistem itu sendiri secara
konseptual berpengertian adanya perangkat atau kelompok yang menyangkut
beberapa usur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan
fisik yang memenuhi dan persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan
tertentu yang dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk
proyek-proyek besar yang harus di laksanakan oleh beberapa kontraktor, maka
pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan
yang disebut manajemen konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama pemilik
sebagai manajer.
Hubungan keseluruhan antara pemberi tugas (Owner), kontraktor,
konsultan manajemen konstruksi dimaksudkan agar terdapat suatu keterkaitan
antara satu dengan yang lainnya seperti yang disajikan pada Gambar 3.1.
Hubungan kerja antara pemberi tugas (Owner), kontraktor, konsultan manajemen
konstruksi antara lain:
1. Hubungan ikatan kontrak kerja.
2. Kontraktor melaksanakan pekerjaan proyek, kemudian menyerahkan
hasil pekerjaannya kepada pemberi tugas (owner).
3. Pemberi tugas (owner) membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa
konstruksi kepada kontraktor.
4. Konsultan manajemen konstruksi memberikan pengendalian teknis
pelaksanaan proyek.
30
Gambar 3. 1 Diagram Hubungan Kerja Proyek Gedung RSU BRI Medika
Pada Proyek Gedung RSU BRI Medika Kota Malang merupakan owner
31
atau pemberi tugas.. Bhakti Mnadala Husada memiliki logo seperti yang disajikan
pada Gambar 3.2..
Pada Proyek Lanjutan Pekerjaan proyek gedung RSU BRI Medika pihak
yang menjadi konsultan perencana yaitu PT Bringin Rancang Sejahtera dengan
logo perusahaan tersaji pada Gambar 3.3. PT Bringin Rancang Sejahteraadalah
perusahan swasta yang aktig bergerak pada bidang Layanan Perencanaan dan
properti . Perusahaan ini dibangun pada tahun 2002, dan telah berkembang pesat
baik dalam pengalaman maupun Sumber Daya Manusia (Tenaga Ahli dan Staf
Pendukung lainnya). Sampai saat ini PT Bringin Rancang Sejahtera sudah sering
memberikan layanan konsultasi dan telah mendapatkan kepercayaan dari Lembaga
Pemerintah, Perusahaan Swasta, dan Lembaga Internasional dalam melaksanakan
proyek perencanaan, konstruksi, dan pengawasan. Bagan logo Pengawas pada
Proyek Gedung RSU BRI Meduka pada Gambar 3.4.
32
Gambar 3.4 Logo Ciriajsa CM Gedung
Pada Proyek Gedung RSU BRI pihak yang menjadi Kontraktor Pelaksana yaitu
PT Wijaya Karyadengan logo perusahaan tersaji pada Gambar 3.5. PT Wijaya
Karya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang jasa
konstruksi.
.
3.4 Tugas dan Tangung Jawab Badan-Badan Organisasi Proyek
Organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangat diperlukan
sebagai bagian dari manajemen suatu proyek yang sesuai dan saling berhubungan
dan tentunya harus selalu berjalan pada peraturan-peraturan/tata tertib yang telah
ditentukan. Dengan adanya manajemen proyek yang baik dan teratur di dalam suatu
proyek diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan dan kelancaran proyek
hingga tujuan dari proyek akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan sesuai
33
dengan fungsi dan peranan masing- masing dari badan organisasi proyek.
3.4.1 Pemilik Proyek
34
3.4.2 Konsultan Proyek
a. Konsultan Pengawas
35
b. Konsultan Perencana
36
kontraktor. Dimana pada proyek ini, kontrak pekerjaan dari sub kontraktor
adalah langsung dengan pemilik pekerjaan/ owner.
3. Mengadakan perhitungan kembali ukuran - ukuran yang dianggap
meragukan dalam membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing),
serta perbaikan gambar kerja dan gambar akhir pekerjaan (as built
drawing) yang disetujui oleh konsultan pengawas sesuai dengan
pelaksanaan di lapangan, sehingga akan mempermudah dalam pelaksanaan
dan pengawasan di lapangan
4. Menyediakan tenaga kerja, peralatan kerja dan bahan - bahan sesuai
dengan yang disyaratkan.
5. Membayar semua biaya pelaksanaan, misalnya upah buruh, sewa
alat dan peralatan kerja lainnya.
6. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang harus disetujui dan
diserahkan kepada konsultan pengawas disertai keterangan mutu bahan,
alat dan hasil test laboratorium.
7. Selalu berkonsultasi dan memberitahukan masalah yang timbul di
lapangan kepada perencana dan pengawas.
8. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan proyek seperti yang telah ditetapkan
dalam dokumen kontrak.
9. Mengikuti atau menghadiri rapat - rapat koordinasi yang diselenggarakan
oleh pengelola / pelaksana proyek secara berkala.
10. Memilih serta mengawasi sub kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan
tertentu dengan persetujuan konsultan pengawas.
11. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau tidak sempurnanya pekerjaan
akibat kelalaian selama pelaksanaan dan semua biaya ditanggung oleh
kontraktor.
12. Menyelesaikan dan menyerahkan hasil pekerjaan.
37
Gambar 3.6 Struktur Organisasi Proyek
Berdasarkan struktur organisasi dari kontraktor dari Gambar 3.6 diatas,
Proyek Gedung RSU BRI Medika, Tugas dan Wewenang dari setiap bagian divisi
diuraikan seperti pada point dibawah.
A. Manajer Proyek
Fungsi Manajer Proyek di Proyek yaitu:
1. Penanggung jawab tercapainya tujuan proyek (Quality, cost, delivery, safety,
dan
morale).
2. Menjamin pengelolaan operasi proyek berjalan efektif dan efesien sesuai
dengan acuan dokumen/kontraknya, atau terlaksananya prosedur secara
38
efektif sesuai standar yang ditetapkan (tertib administrasi).
3. Pengorganisasian dan pengawasan terhadap sistem manajemen mutu,
waktu, dan biaya yang telah ditetapkan untuk dipertanggungjawabkan
kepada direksi.
Tugas dan wewenang Manajer Proyek di Proyek yaitu:
1. Bertanggung jawab langsung kepada kantor pusat atas terlaksananya
dengan baik tugas diberikan.
2. Menjamin pengelolaan operasi proyek berjalan efektif dan efesien sesuai
dengan acuan dokumen/kontraknya, atau terlaksananya prosedur secara
efektif sesuai standar yang ditetapkan (tertib administrasi).
3. Menjamin adanya koordinasi yang efektif dengan pihak Pemasok guna
kejelasan
dan kelancaran operasi proyek.
4. Menjamin terselenggaranya pelaporan berkala guna tindakan evaluasi
sehingga proses operasi tetap terkendali hingga proyek berakhir. Misalnya
mengenai tugas:
• Engineering (termasuk administrasi kontrak)
39
kepada owner.
B. Manajer SHE
Fungsi Manajer SHE di Proyek yaitu:
1. Menyajikan rencana Audit Mutu Internal (AMI) dan Audit Mutu Eksternal
di proyek Penanggung jawab terlaksananya sistem manajemen mutu dan
K3 di unitnya.
2. Menyajikan/rencana jalannya sistem mutu dan memastikan
pelaksanaan SHE
3. Menyajikan dokumen mutu proyek yang mutakhir.
4. Menyajikan standarisasi dan instruksi kerja yang terkait fungsi SHE.
Tugas dan tanggung jawab Manajer SHE yaitu:
1. Manajer SHE harus memastikan bahwa perusahaan secara efektif
melaksanakan program K3.
2. Memastikan bahwa sistem K3 bekerja dengan baik, sehingga kerugian
yang diakibatkan kecelakaan kerja dapat dihindari.
3. Mengeluarkan kebijakan yang tepat, proses yang efektif, orang yang
kompeten, budaya kerja yang benar.
4. Melakukan langkah-langkah yang mendukung peningkatan kinerja.
C. Manajer Engineering
Tugas dan tanggung jawab Manajer Engineering adalah sebagai berikut:
1. Membuat perencanaan kegiatan operasional engineering
40
5. Melakukan koordinasi dengan Site Manager dan MEP Koordinator terkait
pekerjaan Engineering.
6. Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal (pemilik proyek / wakil,
konsultan, Subkontraktor, NSC, supplier) yang berkaitan dengan fungsi
dan tugasnya.
7. Mengantisipasi setiap masalah yang timbul selama proses kegiatan
engineering berlangsung terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
8. Menyiapkan kebutuhan contoh material yang akan diajukan ke pihak
Owner /konsultan untuk mendapatkan persetujuan.
D. Staff Engineer
Tugas Staff Engineer adalah:
1. Melakukan pengawasan harian terhadap pekerjaan yang dilakukan
oleh kontraktor agar pekerjaan tersebut sesuai dengan perencanaan.
2. Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang di kerjakan oleh kontraktor.
3. Memberikan laporan kemajuan pekerjaan.
4. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan,
jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.
5. Membantu dalam menyiapkan data untuk Final Payment.
E. Quality Control
Tugas dan tanggung jawab Quality Control antara lain:
1. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang akan dimasukkan untuk back
up pendukung Monthly Certificate (MC).
2. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pelaksanaan tersebut
41
sesuai dengan dokumen kontrak.
4. Mengikuti semua kegiatan dan bertugas menguji kendali mutu dari setiap
item pekerjaan.
5. Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk
mendukung data kuantitas setiap bulannya.
6. Ikut serta dalam setiap pengujian baik material maupun pelaksanaan
pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
7. Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari site manager dalam setiap
kegiatan.
8. Menganalisa setiap data pengujian kendali mutu dan usulan Job Mix
Formula yang diajukan untuk bahan-bahan yang dipakai.
9. Memeriksa semua data tentang kendali mutu serta member usulan
dalam menerima dan menolak usulan tentang campuran bahan yang
digunakan.
10. Melakukan pengujian yang sudah memenuhi persyaratan untuk
komposisi material yang dipergunakan.
F. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab Quantity Surveyor (QS) secara umum:
1. Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-
data lapangan.
2. Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi
dan pencegahannya.
3. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk
pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.
42
yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan
peninjauan desain atau detail desain.
5. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan
gambar rencana.
6. Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan pengukuran
tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan.
7. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke Manajer Proyek.
G. Drafter
Tugas dan tanggung jawab Drafter secara umum:
1. Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.
2. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
3. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
4. Membuat gambar akhir pekerjaan/asbuilt drawing.
H. Manajer Komersial
Tugas Manajer Komersial secara umum:
1. Menyiapkan rencana kebutuhan sumber daya dan jadwal kegiatan
konstruksi.
2. Menetapkan target kegiatan konstruksi.
3. Melaksanakan pengukuran kinerja biaya dan waktu.
4. Mengevaluasi biaya, mutu dan waktu.
43
untuk memilih harga bahan termurah dan memenuhi spesifikasi yang
dipersyaratkan.
2. Mengelola gudang dengan cara, mengatur tempat lokasi penyimpanan
material sehingga dapat dengan mudah untuk diakses serta tertata rapi
sehingga jumlah barang masuk dan keluar dapat terkontrol.
3. Membeli barang dan peralatan berdasarkan hasil survey sebelumnya
sehingga bisa mendapatkan harga material termurah.
4. Lebling (Penanda) pada setiap barang sejenis, sehingga mudah untuk
diakses.
5. Membuat catatan keluar masuknya barang.
6. Membuat laporan penggunaan barang dan peralatan.
7. Membuat catatan penggunaan barang dan capaian hasil
pekerjaan atas penggunaan barang, bekerjasama dengan pelaksana
lapangan.
8. Mengontrol ketersediaan barang dalam jumlah yang cukup, sehingga
tidak menggangu proses pekerjaan.
9. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan terkait jenis, jumlah dan
jadwal material dan alat yang akan dibutuhkan.
10.
J. Manajer Konstruksi
Tugas dan wewenang Manager Konstruksi secara umum:
1. Melaksanakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pelaksanaan
proyek.
2. Menetapkan, merundingkan dan menjamin atas segala sesuatu yang
dimobilisasi untuk pelaksanaan proyek.
3. Memantau kemajuan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana.
4. Bertanggung jawab untuk mencapai pelaksanaan proyek yang sesuai
standar kualitas yang diminta oleh owner.
5. Memantau kemajuan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana.
6. Mengarahkan seluruh anggota tim dalam menyiapkan laporan progres.
44
7. Mengkaji ulang dan melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
K. Manager Keuangan dan SDM
45
yang dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali
kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang dikerjakan.
12. Memelihara bukti – bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta data –
data proyek.
13.
L. Pelaksana Utama MEP
Tugas MEP secara umum:
1. Menyiapkan data perencanaan yang dibutuhkan.
2. Menyusun kriteria teknis yang dibutuhkan.
3. Merancang sistem Mekanikal sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi yang
ditentukan.
4. Melakukan kegiatan pembuatan Sistem Mekanikal berdasarkan hasil
rancangan yang telah dibuat.
5. Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan sisitem mekanikalsesuai
dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang ditentukan.
6. .Melakukan pengawasan pada kegiatan instalasi sistem mekanikal mengacu
pada manual pemasangan yang telah ditentukan.
7. Melakukan sistem pengajuan hasil instalasi sistem mekanikal
8. Melakukan pemeliharaan sistem mekanikal yang telah dipasang
9. Melakukan pengkajian teknis atas sistem mekanikal yang telah dirancang
dibuat, dipasang, dan di operasikan untuk mengetahui efektifitas dan
efesiensi
10. Membuat laporan hasil pekerjaan
M. Sekretaris
Tugas sekretaris secara umum:
1. Melaksanakan administrasi proyek dari awal hingga akhir
2. Membantu manajer proyek dalam membuat dokumen manajemen proyek
3. Mendokumentasikan arsip arsip yang berkaitan dengan administrasi proyek
4. Mengkordinasi pembuatan dokumentasi sistem.
46
5. Menulis, mengetik, dan mentrisbusikan catatan rapat, koresporenden rutin,
dan membuat laporan.
6. Penjadwalan dan mengatur acara.
7. Mengelola proyek dan memberikan kontribusi kepada tim kerja
8. Mengelola database
47
dilapangan pada saat pelaksanaan.
Untuk mengendalikan kualitas agar sesuai dengan yang diharapkan dapat
dilakukan melalui pengujian-pengujian material yang dilakukan di laboratorium
maupun di lapangan.
Dengan adanya pengendalian terhadap kualitas diharapkan akan diperoleh
pekerjaan sesuai dengan apa yang diharapkan. Rencana Mutu minimal harus
memenuhi hal-hal berikut :
1. Rencana Mutu harus sesuai dengan Sasaran Mutu (quality objective) dan
sejalan dengan persyaratan proses lain dari sistem manajemen mutu
pekerjaan.
2. Rencana Mutu harus berisikan persyaratan teknis, administrasi, keuangan
maupun ketentuan lain seperti yang dipersyaratkan.
3. Rencana Mutu harus mencakup kebutuhan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya dalam rangka memenuhi mutu pekerjaan yang diinginkan.
4. Rencana Mutu harus mencakup kebutuhan dokumen sistem manajemen
mutu (meliputi: Pedoman Mutu, Manual Mutu, Prosedur Mutu, petunjuk
teknis, instruksi kerja, dan daftar periksa/simak) dalam rangka mencapai
kesesuaian mutu yang diinginkan.
5. Rencana Mutu harus mencakup aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan,
inspeksi dan pengujian yang diperlukan beserta kriteria penerimaannya.
6. Rencana Mutu harus mencakup Catatan Mutu (quality records) yang
dibutuhkan untuk menunjukkan bukti bahwa pelaksanaan kegiatan memenuhi
persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
48
suatu pekerjaan maka akan menimbulkan kerugian dari segi waktu dan biaya.
Beberapa hal yang harus mendapat perhatian serius antara lain adalah
prestasi kemajuan pekerjaan. Prestasi kemajuan pekerjaan adalah penjumlahan
masing-masing bagian pekerjaan yang telah dikerjakan selama satu minggu
terhadap bobot seluruh pekerjaan. Sedangkan prestasi nyata komulatif adalah
penjumlahan komulatif prestasi pekerjaan minggu sebelumnya dengan minggu
saat ini. Dengan membandingkan antara prestasi nyata komulatif dengan prestasi
rencana komulatif akan diperoleh gambaran keadaan proyek, apakah proyek dalam
kondisi terlambat atau mendahului rencana kerja.
A. Rencana kerja
Rencana kerja mempunyai peran cukup besar dalam menjaga kelancaran
pelaksanaan proyek. Rencana kerja juga digunakan untuk memantau kemajuan
pekerjaan. Bila terjadi keterlambatan, dengan bantuan time schedule, akan cepat
diketahui dan dapat segera dicari penyelesaiaannya. Terjadinya keterlambatan
bukan semata–mata kesalahan pelaksana, tetapi juga oleh kemunduran waktu
mulai pelaksanaan proyek ataupun karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan.
Pada umumnya keterlambatan yang terjadi diatasi dengan menambah jam kerja
(lembur), menambah jumlah tenaga kerja dan sebagainya.
Rencana kerja dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan antara lain:
1. Pedoman Kerja bagi pelaksana
Pelaksana dilapangan dapat menggunakan rencana kerja sebagai pedoman
kerja, berkaitannya dengan batas waktu tiap pekerjaan yang telah ditentukan.
2. Penilaian Kemajuan Pekerjaan
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan untuk setiap bagian pekerjaan dapat dinilai
dengan menggunakan rencana kerja dalam hubungannya dengan ketepatan
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
3. Evaluasi Hasil Pekerjaan
Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan bagian–
bagian pekerjaan yang sejenis. Faktor–faktor yang mempengaruhi rencana
49
kerja, antara lain sumber daya (berupa tenaga kerja, peralatan, dan bahan), sifat
konstruksi, cuaca, hari libur dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. Pada
pelaksanaan proyek ini pelaksana membuat rencana kerja termasuk evaluasi
untuk tiap bagian pekerjaan yang nantinya akan menjadi pedoman bagi
pelaksana sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan selanjutnya.
B. Time Schedule
Time schedule merupakan uraian pekerjaan dari awal sampai akhir proyek
secara global. Time schedule ini disusun berdasarkan urutan pekerjaan. Masing-
masing pekerjaan diatur sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan
pengaturan waktu, tenaga, peralatan, dan material agar dicapai efektifitas kerja
yang baik.
Dari Time Schedule ini tiap pekerjaan diberi bobot masing-masing,
sehingga diperoleh gambaran kurva S. Dari kurva tersebut dapat dilihat pula
gambaran kemajuan pekerjaan. Apabila di dalam kurva S realisasi terjadi
keterlambatan, maka usaha-usaha yang dapat dilakukan agar pekerjaan sesuai
dengan rencana kurva S awal adalah dengan menambah tenaga kerja, penambahan
alat kerja, dan penambahan jam kerja. Dan apabila dalam kurva S terjadi
percepatan realisasi kerja maka hal tersebut adalah hal yang positif dalam
pelaksanaan proyek.
Manajemen waktu merupakan bagaimana cara mengatur waktu pada
pelaksanaan proyek agar proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang
telah ditentukan sesuai dengan kontrak kerja.
Time schedule atau penjadwalan pelaksanaan Pekerjaan Aksesibilitas
Bandara Internasional Soekarno-Hatta dilakukan oleh kontraktor pelaksana dan
disetujui oleh pihak owner. Bentuk penjadwalan yang dilakukan dalam
pembangunan Proyek ini adalah kurva S seperti yang disajikan pada Gambar 3.7.
Apabila terjadi keterlambatan terhadap pelaksanaan proyek, kontraktor pelaksana
akan mengajukan penambahan waktu dalam bentuk addendum. Time schedule
bertujuan agar pekerjaan dapat tersusun sesuai dengan jadwal yang telah
50
direncanakan sehingga kontraktor dapat mengetahui jadwal yang tidak sesuai
rencana dan yang tepat rencana maka kontraktor dapat mengatur ulang jadwal
apabila terjadi ketidaksesuaian terhadap jadwal yang telah direncanakan.
Untuk mengetahui progres proyek yang ada percepatan atau keterlambatan
proyek perlu dirangkum dalam bentuk laporan umun yang berupa:
1. Laporan Harian
Laporan Harian dalam proyek dijadikan acuan dalam pembuatan laporan
mingguan dan dilanjutkan laporan bulanan. Pada Laporan Harian yang
diutamakan adalah jumlah kemajuan fisik bangunan tersebut setiap harinya.
Kemajuan tersebut dapat berupa:
1) Laporan Harian kemajuan pekerjaan yang umumnya berisi jenis, jumlah,
bahan material yang digunakan dalam satu hari, sehingga dapat diketahui
jumlah bahan yang masih tersedia digudang dan bahan material yang
masih diperlukan pada pekerjaan proyek hari berikutnya serta masalah atau
hambatan yang terjadi didalam pekerjaan.
2) Laporan Harian tenaga kerja berisi tentang data jam kerja dari tiap-tiap
pekerja, dan jumlah pekerja setiap harinya.
2. Laporan Mingguan
Pada prinsipnya laporan mingguan sama dengan Laporan Harian, pada
laporan mingguan yang diutamakan jumlah kemajuan fisik dalam satu
minggu. Laporan mingguan ini juga sebagai acuan untuk menyusun laporan
bulanan.
3. Laporan Bulanan
Tujuan laporan bulanan untuk mengetahui berapa persen kemajuan pekerjaan
yang sudah dikerjakan sampai akhir bulan. Laporan bulanan ini memuat hal-
hal sebagai berikut:
1) Uraian pekerjaan.
51
3) Nilai pekerjaan yang diselesaikan terhadap seluruh pekerjaan yang ada.
52
Prosedur pengadaan bahan bangunan dan peralatan adalah sebagai berikut:
1. Pelaksana membuat Surat Permintaan Pembelian Barang/Bahan (SPPB)
dengan persetujuan kepala proyek.
2. Kepala lapangan meminta persetujuan pimpinan proyek, kemudian
menyerahkan SPPB tersebut ke bagian logistik.
3. Setelah barang yang dipesan tiba di lokasi, proses selanjutnya ditangani
oleh petugas gudang dari bagian logistik.
Adapun langkah prosedur pengadaan bahan banguan dan peralatan
tersebut agar dapat mengendalikan biaya bahan adalah sebaga berikut:
1. Memilih supplier yang tepat
2. Pemeriksaan spesifikasi barang pesanan yang telah tiba dengan teliti.
3. Mengatur proses pemesanan barang agar didapat harga semurah mungkin
dengan kualitas yang sama.
4. Penyimpanan dan penggunaan bahan bangunan dan peralatan harus
dilakukan denga baik sehingga tidak perlu dikeluarkan biaya tambahan untuk
kerusakan atau kehilangan bahan bangunan dan peralatan
53
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEKERJAAN YANG DIAMATI
Pondasi yang digunakan pada proyek RSU BRI Medika Malang ini adalah
tipe pondasi spun pile. Pondasi ini merupakan salah satu tiang pancang yang dibuat
dari beton bertulangan dengan pencetakan serta pengecoran dalam bekisting.
Apabila sudah cukup kuat dilakukan pengangkatan dan pemancangan. Kekuatan
pondasi ini dapat mencapai beban besar hingga lebih dari 50 ton untuk tiap tiang,
Hal tersebut bergantung atas dimensinya. Proses perencanaan tiang jenis ini,
panjang tiang perlu dilakukan penghitungan secara teliti. Apabila panjang
berkurang maka perlu dilakukan penyambungan. Hal ini akan menambah biaya dan
waktu menjadi lebih lama.
54
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 detail pondasi spun pile dan
gambar 4.2 denah penempatan pondasi pile cap berikut :
55
Pada perencanan titik pancang, jarak antara spun pile satu dan yang lainnya
berbeda-beda. Berikut adalah jarak antar spun pile yang digunakan pada proyek :
- Pada area STP jarak antar spun pile 2,65 m dan 3 m (pile cap pondasi
tunggal)
- Pada area Lift jarak antar spun pile 3,50 m dan 3 m (pile cap pondasi
tunggal)
- Pada area utama jarak antar spun pile 3 m (pile cap pondasi tunggal)
- Pada area non struktur jarak antar spun pile 1 m dan 1,3 m (pile cap pondasi
kelompok)
56
Gambar 4.3 Memberi patok pemasangan tiang pancang
2. Proses pengangkatan
Metode pengangkatan dengan satu tumpuan, metode pengangkatan
ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh mesin
pemancang sesuai dengan titik pemancangan yang telah ditentukan
dilapangan. Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu
tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak
L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen
maksimum pada tempat pengikat tiang, sehingga dihasilkan nilai momen
yang sama.
57
Gambar 4.5 pengangkatan tiang pancang
3. Proses pemancangan
- Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga tiang pancang jatuh
pada patok titik pancang yang telah ditentukan
- Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang
- Ujung bawah tiang didudukan secara cermat diatas lubang yang telah
disediakan
- Kemudian tiang pancang dapat dipasang dengan menggunakan alat HSPD
320 ton sampai kedalaman yang telah ditentukan
Proses pemancangan dapat dilihat pada gambar
58
4.1.2 Peralatan Pekerjaan
1. Peralatan survey dan pengukuran (theodolite)
Peralatan survey dan pengukuran ini bertujuan untuk mengamati
pelaksanaan pekerjaan proyek terkait penetapan titik-titik penting dalam
proses pembangunan seperti untuk menentukan elevasi lantai dasar, elevasi
kolom, serta kerataan suatu permukaan plat lantai. Ketepatan pengukuran
pada pelaksanaan proyek dari hasil survey dan pengukuran sangat
berpengaruh pada kualitas konstruksi secara keseluruhan.
Peralatan survey dan pengukuran yang digunakan pada proyek
pembangunan RSU BRI Medika Malang adalah theodolite. Alat ini juga
digunakan agar pekerjaan dilakukan secara presisi dan tidak melenceng dari
apa yang telah direncanakan. Pekerjaan yang membutuhkan survey dan
pengukuran menggunakan theodolite salah satunya adalah pekerjaan pondasi,
yaitu penentuan titik pancang pondasi atau koordinat titiik pondasi. Peralatan
survey dapat dilihat pada gambar
59
penetrasinya, metode roraty terdiri dari 2 metode yaitu; system tricone dan
drag bit. Tricone bit dengan hasil penetrasinya berupa gerusan dan drag bit
dengan hasil penetrasinya berupa potongan (cutting).
Secara umum prinsip kerja operasi mesin bor putar adalah sebagai berikut :
1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk
mengeruk batuan dan menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang
berlobang (pipa).
2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan
berbagai macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck
ataupun langsung.
3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan
perantaraan kompresor/motor listrik.
4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan
lewat pipa, keluar lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa
(casing) atau sebaliknya.
5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada
suatu menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak
(rack) untuk keperluan menyambungnya atau mencabut serta
melepaskannya dari rangkaian.
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara
hidrolik atau mekanik maupun karena bebannya sendiri.
8. Contoh batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai Serbuk bor
(drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh lumpur bor atau air.
Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air ke permukaan sambil
mendinginkan mata bor dan juga inti bor (drill core) yang diambil melalui
bumbung pengambil inti (core barrel).
9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah
sehingga batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh
core barrel. Mata bor ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja
tungsten.
60
10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan dicabut dengan
mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali
seluruh bumbung terisi dan dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui
lubang pipa dengan kabel).
11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang
setiap kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan
matabor yang berukuran kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk
mengatasi adanya masalah seperti masuknya air formasi secara berlebihan
(water influks), kehilangan sirkulasi lumpur pemboran karena adanya
kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya lapisan yang ditembus.
61
Kelebihan menggunakan alat HSPD adalah :
1. Ramah lingkungan, karena hampir tidak menimbulkan getaran yang dapat
merusak bangunan di sekitarnya, polusi udara, dan kebisingan
2. Pelaksanaan pekerjaan pemancangan cepat dan akurat
3. HSPD dapat memancang sampai 50 cm dari dinding bangunan eksisting
Dari gambar di atas dapat dilihat komponen dari alat HSPD sebagai berikut :
1. Crane
2. Vertical Momen Mechanism
3. Piling Platform
4. Pile Clamping Box
62
5. Main Cabin
6. Side Piling Installation Set
7. Assistant Cantilever
8. Cross Motion and Rotary Mechanism/Short Base
9. Longitudinal Motion and Rotary Mechanism/Long Base
63
4.2 Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan pembuatan tulangan besi/baja yang
menggunakan batang besi/baja sebagai material utamanya. Di pasaran besi/baja
untuk tulangan beton, seperti yang dijual oleh distributor besi yang dikenal juga
dengan sebutan besi beton. Dalam proyek pembangunan RSU BRI Medika Malang,
pembesian dilakukan bukan dilokasi proyek melainkan dilokasi yang berbeda yaitu
berdekatan dengan kantor WIKA Gedung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4.9 Lokasi pembesian
64
2. Pembengkokan besi
Seperti halnya mesin pemotong besi, alat pembengkok besi/baja yang
digerakkan dengan tenaga listrik juga lebih cocok untuk proyek dengan skala besar.
Di pasaran tersedia electric bar roller yang dapat menekuk besi/baja menjadi bentuk
melingkar (O) dengan diameter tertentu. Ada juga electric bar bender untuk
menekuk besi menjadi berbagai bentuk profil sesuai kebutuhan, seperti
begel/sengkang. Maka dari itu, mesin tersebut dapat digunakan untuk menekuk besi
polos maupun besi ulir.
3. Merangkai besi
Besi/baja yang telah dipotong dan/atau ditekuk sesuai ketentuan selanjutnya
harus dirangkai, baik secara terpisah, seperti rangka sloof, kolom praktis, dll. atau
perakitan langsung di lokasi, seperti pembesian balok, pelat lantai, dll.. Beberapa
alat yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah meteran dan penanda; gunting
kawat bendrat; dan alat pengikat kawat bendrat/rebar. Ada pengikat kawat manual,
seperti ngao dan kateha; ada juga alat elektrik “rebar tying”, tetapi masih relatif
mahal dan cenderung dipakai pada proyek besar.
4. Pemindahan besi ke lokasi proyek
Pada tahap ini besi yang sudah dirangkai menjadi Sloof, kolom, balok dan
yang lainnya dapat dipindahkan menggunakan truck dan diangkat menggunakan
crane. Pemindahan pembesian dilakukan pada saat rangkaian besi sudah akan
dipasang karena jika belum ingin dipasang dan sudah dipindahkan ke lokasi proyek
maka akan mengganggu pekerjaan yang lainnya dan mempersempit lokasi pada
proyek tersebut.
5. Pemasangan besi
Pemasangan pembesian dilakukan setelah besi selesai dirangkai dan
dipindahkan pada lokasi proyek. Pembesian pada proyek RSU BRI Medika Malang
ini dilakukan secara langsung diproyek dan ada juga yang lokasinya terpisah pada
proyek, adapun pembesian yang dilakukan diluar proyek yaitu pembesian kolom,
balok, sloof dan lai-lain. Sedangkan pembesian yang dilakukan pada proyek yaitu
pembesian STP, dinding prnahan tanah dan lain-lain.
65
Berikut adalah detail perencanaan pembesian yang digunakan pada proyek :
a. Detail kolom
66
b. Detail balok
67
c. Detail pelat
68
Gambar 4.14 Pembesian pelat
69
2. Bar bender
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokan baja
tulangan dengan diameter yang sesuai kapasitas alat. Bar bender dapat
mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi. Cara kerja
alat ini adalah dengan memasukkan baja yang akan dibengkokan, lalu
sudutnya diatur sesuai dengan sudut yang direncanakan dan panjang
pembengkokannya. Setelah itu baja tulangan dibengkokan dengan menekan
pedal sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai sudut dan
pembengkokan yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4.14 Bar bender
70
Gambar 4.17 Dump truck
4. Tower crane
Tower Crane (TC) adalah alat berat yang berfungsi untuk mengangkat
dan memindah material atau muatan baik secara vertikal maupun dengan
gerak kearah horizontal. Mekanisme kerjanya dengan prinsip kerja tali untuk
menurunkan muatan ke tempat yang telah ditentukan. Puncak tiang dari tower
crane terdiri dari rotation boom and winch yang berfungsi untuk menarik
muatan ke atas atau ke bawah. Dan spesialnya lagi winch tersebut dapat
bergerak maju mundur sepanjang boom. Winch dapat berputar 360 derajat
dari boom tower crane. Beban ujung max pada tower crane adalah 2,4 ton.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.16 Tower crane.
71
4.3 Pekerjaan Scaffolding dan Bekisting
72
Frame scaffolding memiliki beberapa komponen yang harus dirangkai pada
saat penggunaannya, yaitu sebagai berikut :
1. Main frame
Sesuai dengan namanya, main frame merupakan bagian dari
scaffolding yang berperan sebagai komponen utama. Main frame ini terdiri dari
berbagai macam tipe dan ukuran. Jika ketinggian satu main frame belum
mencukupi ketinggian yang dibutuhkan, maka dapat ditambahkan main frame
lagi di atasnya (arah vertikal). Selain main frame, ada juga dikenal ladder frame
dan beam frame yang fungsinya sama dengan main frame, namun hanya
berbeda di ketinggian frame.
2. Cross Brace atau Diagonal Brace
Sesuai dengan namanya, cross brace merupakan dua pipa yang salin
bersilangan yang berfungsi untuk memberikan jarak horizontal antar main
frame sekaligus memberikan daya dukung pada scaffolding agar tidak goyang
dan dapat berdiri tegak. Selain itu, cross brace dapat mengurangi faktor tekuk
yang terjadi pada standard scaffolding terutama ketika main frame
disambungkan ke atas dengan main frame yang lain. Pemasangan cross brace
relatif mudah yaitu dengan memasukkan pen yang ada pada tiap-tiap frame ke
lubang yang tersedia pada ujung-ujung cross brace kemudian dikunci dengan
brace locking yang ada di badan main frame.
3. Joint Pin and Lock pin
Joint pin and lock pin merupakan komponen scaffolding yang berfungsi
sebagai penyambung dan pengunci antar main frame dengan main frame di
atasnya.
4. Base Jack
Merupakan bagian dari scaffolding yang berfungsi sebagai kaki dari
main frame yang dapat pula diatur ketinggiannya untuk menambah ketinggian
scaffolding sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan. Selain itu, base jack
juga berfungsi sebagai bagian yang meratakan ketinggian scaffolding agar
antar main frame dapat berdiri dengan ketinggian yang rata.
73
5. U-Head jack
Merupakan bagian teratas dari scaffolding karena fungsinya untuk
menahan balok gelagar (balok yang menyalurkan beban-beban dari bekisting
ke scaffolding) yang juga dapat diatur ketinggiannya sama seperti adjustable
base jack. Bagian ini disebut U-head karena bentuknya yang menyerupai huruf
‘U’. Dalam pemasangannya, U-head disambungkan ke main frame, sedangkan
bagian yang berbentuk U dipasangkan balok gelagar.
74
Berikut ini langkah-langkah pembongkaran scaffolding :
1. Langkah awal yang perlu dilakukan untuk membongkar scaffolding adalah
dengan menurunkan u-head atau cat walk perancah
2. Dilanjutkan dengan pembongkaran frame scaffolding
3. Saat pembongkaran bekisting cetak, maka susunan frame pertama tidak
perlu dibongkar
4. Selanjutnya melepas join pin dan cross brace.
75
baik dengan siklus pembongkaran yang cepat serta dapat dipakai pada
pekerjaan konstruksi beton yang besar.
Berikut ini adalah metode pemasangan bekisting balok, pelat, dan kolom :
1. Bekisting balok
- Survey memberi tanda atau marking elevasi pinjaman pada kolom
struktur, marking ini dijadikan acuan dalam menentukan elevasi balok
- Menyetel scaffolding di antara dua kolom sebagai penyangga bekisting
balok. Saat pemasangan scaffolding tentu harus tahu terlebih
dahulu Bagian-bagian dari scaffolding seperti yang sudah dijelaskan
pada artikel sebelumnya
- Setelah scaffolding disusun, langkah selanjutnya adalah memasang
gelagar balok. Gelagar ini bisa menggunakan jenis kayu apapun yang
terpenting kuat. Gelagar tersebut diletakkan pada U-head. Gelagar bisa
menggunakan kayu kruing atau glugu ukuran 12/8
- Langkah selanjutnya memasang kayu suri-suri berukuran 12/6 dengan
jarak antar suri-suri 40-50 cm. Suri-suri ini menumpu diatas kayu
gelagar dengan cara dipaku
- Memasang Bodeman atau bekisting balok bagian bawah/bottom
- Menyetel kembali elevasi bodeman dengan cara menaikkan atau
menurunkan scaffolding agar sesuai dengan elevasi rencana
- Merangkai besi tulangan balok di atas bodeman
- Memasang tembereng atau bekisting sisi kanan dan kiri balok. Untuk
memperkuat bekisting dipasang support kayu pada sisi bekisting
2. Bekisting pelat
- Tahapan selanjutnya adalah pemasangan bekisting pelat. Pertama setel
dan rangkai terlebih dahulu scaffolding
- Memasang gelagar kayu pada U-head scaffolding. Kemudian
memasang rangka kayu diatasnya dengan jarak yang lebih rapat maks
50 cm
- Memasang multiplek ukuran 12 mm atau disesuaikan dengan
kebutuhan
76
3. Bekisting kolom
- Menetapkan posisi yang pas pada kolom dengan alat ukur
- Membuat tanda untuk sepatu kolom berdasarkan pada ukuran kolom
yang telah direncanakan dengan menarik benang yang dibasahi dengan
cat. Kemudian, ditarik dari ujung-ujung kolomnya serta mengontrol
kelurusan atas posisi kolom-kolom lain
- Memasang sepatu kolom
- Memasang serta melengkapi tulangan kolom meliputi pemasangan
beton decking pada sisi-sisi bagian luar tulangan
- Memasang panel cetakan atau bekisting yang sudah dilapisi minyak.
Lalu, memasang penutup pada bagian sudut pertemuan panel sebagai
tindakan antisipasi jika terjadi kebocoran
- Memasang klem kolom berdasarkan rencana
- Posisikan letak cetakan atau bekisting agar vertikal dan disangga
dengan kuat, seharusnya menggunakan thedolile
- Membersihkan kotoran ataupun sisa-sisa potongan kayu, kawat, atau
lain-lain yang ada di dalam cetakan atau bekisting melalui cleanout
hole
- Cor beton hingga ketinggian yang telah direncanakan, yaitu lebih dari
2,5 cm di atas elevasi dasar balok
- Setelah beton dirasa cukup kuat, maka cetakan atau bekisting bisa
dilepas
77
Pada proyek RSU BRI Medika Malang ini menggunakan beton ready mix
dari PT. Unggul Jaya Beton dengan mutu beton 30 Mpa. Pengecoran dilakukan
pada malam dan siang hari, untuk pengecoran siang hari dilakukan untuk sekala
pengecoran yang kecil dan pada malam hari untuk sekala pengecoran yang besar.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.19 Pengecoran dan Gambar 4.20
Denah rencana pengecoran
78
4.4.1 Metode Pelaksanaan
Pengecoran pada kolom dan shear wall biasanya memiliki volume yang
kecil, sehingga dapat menggunakan bucket dan pipa tremie yang kemudian
diangkut menggunakan tower crane ke tempat kolom/shear wall yang ingin di cor.
Berikut adalah tahapan pekerjaan pengecoran kolom dan shear wall :
1. Tuangkan beton ke dalam bucket dari concrete truck
2. Pasang pipa tremi ke bucket
3. Bucket yang sudah terisi dengan beton dipindahkan dengan menggunakan tower
crane ke tempat elemen struktur yang akan di lakukan pengecoran
4. Posisikan agar tinggi jatuh saat penuangan beton ready mix dibawah 2 m agar
tidak terjadi segregasi dikarenakan agregat yang lebih berat akan jatuh terlebih
dahulu
5. Setelah operator tower crane menyesuaikan posisi bucket, maka beton ready mix
dapat dialirkan dari bucket ke elemen struktur melalui pipa tremie
6. Segera setelah penuangan beton ke bekisting, beton dipadatkan menggunakan
electric vibrator
7. Setelah bekisting terisi sampai penuh atau sampai batas yang ditentukan (stop
cor) beton kemudian diratakan.
Pengecoran pada balok dan pelat memiliki volume yang masif, sehingga
perlu menggunakan concrete pump. Berikut adalah tahapan pekerjaan pengecoran
balok dan pelat :
1. Beton dari truk ready mix di alirkan ke concrete pump
2. Dari concrete pump beton ready mix akan dipompa dan dialirkan ke elemen
struktur yang akan di cor. Pompa dapat disesuaikan dengan cara disambung atau
dilepas, serta terdapat pemutar pipa sehingga penuangan beton dapat dilakukan
secara merata
3. Segera setelah beton di tuang, maka beton diratakan dengan penggaruk agar
beton dapat tersebar secara merata. Setelah itu, akan dilakukan pemadatan
dengan menggunakan concrete vibrator
4. Pemadatan beton dilakukan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam
beton sehingga beton dapat menjadi lebih padat dan menghasilkan mutu beton
79
yang baik. Pemadatan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari terjadinya
bleeding, biasanya pemadatan tidak boleh dilakukan lebih dari 30 detik
5. Setelah beberapa saat, maka permukaan beton akan diratakan dan diperhalus
menggunakan papan kayu.
2. Concrete vibrator
Concrete vibrator merupakan suatu alat yang digunakan pada
pekerjaan konstruksi pada saat pengecoran. Alat ini berfungsi memadatkan
adonan beton yang dimasukan kedalam bekisting. Tujuannya adalah agar
angin atau udara yang masih pada ada pada adonan tersebut dapat keluar
sehingga tidak menimbulkan rongga atau lubang. Dengan melakukan
pemadatan dengan mesin vibrator juga mempunyai manfaat untuk
menghasilkan beton yang kuat dan tahan lama serta menghasilkan permukaan
yang halus pada beton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.22
Concrete vibrator
80
Gambar 4.25 Concrete vibrator
3. Concrete bucket
Concrete bucket adalah alat yang dipakai untuk mengangkut beton
yang berasal dari truck mixer concrete sampai pada lokasi pengecoran. Jika
pengetesan dan pengecekan slump telah dilakukan dan semua standar mutu
telah diputuskan, beton yang masih ada didalam truck mixer concrete ini bisa
dipindah atau dimasukan ke dalam concrete bucket. Setelah masuk, adonan
material ini bisa diangkut menggunakan tower crane. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 4.23 Concrete bucket
81
4. Tower crane
Tower crane didalam pekerjaan pengecoran berguna untuk menangkut
concrete bucket dari mixer truck ke lokasi yang akan dicor, dengan
menggunakan tower crane pengeceron akan lebih mudah, lebih menghemat
waktu, dan menghemat pekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 4.24 Tower crane
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada pekerjaan dibidang Teknik Sipil, sudah pasti banyak pekerjaan yang
saling berkesinambungan, maka diperlukan kerja sama yang baik antar unsur-
unsur pelaksana proyek. Untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan diperlukan
juga perencanaan dan perhitungan yang matang. Selain menjadi tanggung jawab
personil, faktor penting yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan suatu proyek
juga dipengaruhi oleh metode kerja yang diterapkan, kualitas bahan bangunan
yang dipakai dan dalam pelaksanaan kerja dalam proyek.
Dari hasil Praktek Kerja Nyata yang penulis kerjakan selama 30 hari kerja
di Proyek RSU BRI Medika Malang, pekerjaan yang berlangsung berjalan dengan
baik. Hal lain yang penulis dapatkan adalah banyak mendapat masukan
pengalaman ataupun pengetahuan yang sebelumnya belum pernah penulis
dapatkan.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil laporan Praktek Kerja Nyata kami memperoleh beberapa
kesimpulan antara lain sebagai berikut:
1. Keberhasilan suatu proyek ditentukan oleh banyak faktor, misalnya perencanaan
yang matang baik dari segi struktur maupun non-struktur dan cara pelaksanaan
yang baik dan benar dilapangan. Misalnya Pengawasan yang rutin akan
meminimalisir kegagalan suatu pekerjaan.
2. Manajemen sumber daya manusia dan material yang baik dan optimal merupakan
kunci kelancaran suatu proyek pembangunan konstruksi. Pada proyek RSU BRI
Medika Malang, pihak konsultan pengawas melakukan pengecekan standar
material yang datang, apakah layak digunakan atau tidak. Hal ini merupakan
bagian yang sangat menentukan karena masuk dalam anggaran konstruksi itu
sendiri. Selain itu kualitas material menjamin adanya hal yang tidak diinginkan.
83
3. Menentukan kebutuhan besi sesuai dengan yang direncanakan untuk proses
pabrikasi sangatlah penting agar tidak terjadi keterlambatan dalam pekerjaan
proyek.
4. Dalam suatu proyek dibutuhkan suatu sistem manajemen organisasi proyek yang
mengatur para pelaku proyek sehingga masing-masing unsur mengetahui dengan
jelas tugasnya.
5. Koordinasi yang baik antara pihak-pihak yang terlibat sangat mendukung
keberhasilan suatu proyek.
5.2 Saran
Dari Hasil Laporan Praktek Kerja Nyata terdapat beberapa saran guna
memperbaiki cara bagaimana kerja kedepannya yaitu:
1. Lebih meningkatkan keamanan dalam proses pelaksanaan baik dari pekerjaan
maupun dari peralatannya, dapat mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.
2. Perawatan peralatan sehabis pakai perlu ditingkatkan, agar alat tetap pada
kondisi baik dan masih layak digunakan untuk pekerjaan selanjutnya sehingga
bisa menghemat biaya.
3. Menjaga komunikasi yang baik antara kontraktor pelaksana dengan pekerja
dilapangan agar produk yang dihasilkan memiliki mutu yang baik.
84
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, Ali 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang Yogyakarta : Graha Ilmu
http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.co.id/2016/01/macam-macam
,pondasi.html. Ilmu Konstruksi Teknik Sipil. (2016, 1 Januari). Macam-
,Macam Pondasi. Diperoleh 15 November 2017
http://www.dreamarsitek.com/pengertian-sloof-dan-fungsi-dari-sloof/. Dream
,Arsitek. (2016, 13 Mei). Pengertian Sloof dan Fungsi Dari Sloof. Diperoleh
,17 November 2017
https://www.ilmutekniksipil.com/struktur-bangunan/lantai-struktur-bangunan.
,Admin. (2013, 1 Februari). Lantai Struktur Bangunan. Diperoleh 17
,November 2017
http://pu.bantulkab.go.id/berita/96-kolom-bangunan-pengertian-jenis-dan-
,fungsinya. PU Bantul Kabupaten. (2014, 3 September). Kolom Bangunan
,Pengertian Jenis dan Fungsinya. Diperoleh 20 November 2017
85
LAMPIRAN A:
GAMBAR
STRUKTUR
Denah penempatan pondasi pilecap