Oleh:
MUHAMMAD PANGESTU
NIM. 1741230005
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Pangestu
Nim : 1741230005
Jurusan : Teknik Mesin
Program Studi : D-IV Produksi dan Perawatan
Judul : Departemen Rancang Bangun Pembuatan
Desain Tangki Air Kapasitas 20000m3
Ir. Pipit Wahyu Nugroho, MT. Dr. Drs. Moh Hartono, MT.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Industri yang dilaksanakan pada
tanggal 1 Januari – 28 Februari 2021 di PT Petrokimia Gresik.
Praktek Kerja Industri ini merupakan bagian dari kurikulum Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang, yang harus ditempuh oleh mahasiswa.
Tujuan dari Praktek Kerja Industri ini adalah untuk menerapkan dan
mengembangkan pengetahuan yang didapatkan di bangku kuliah serta
mempelajari perbedaan atau perbandingan antara teori dan praktek nya dalam
berbagai pertimbangan. Penulisan laporan ini didasarkan pada pengamatan dan
tanya jawab di lapangan maupun media tatap muka virtual serta didukung oleh
teori dan literatur dan bimbingan dosen yang ada di jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Malang.
Saya menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai wacana
bagi mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang.
Muhammad Pangestu
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
2.3.2 Arti..................................................................................................6
2.4.2 Misi.................................................................................................6
v
BAB III. PENGENALAN UNIT PRODUKSI DAN BIRO RANCANG BANGUN
3.2.4 Workshop......................................................................................14
3.5 K3PG........................................................................................................15
vi
3.15 Deskripsi...................................................................................................31
5.1 Simpulan...................................................................................................42
5.2 Saran.........................................................................................................43
Daftar pustaka....................................................................................................44
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tak bisa dipungkiri bahwa perkembangan dan persaingan didunia industri
indonesia sangatlah pesat , dengan berkembangnya dunia industri para pekerja
atau calon pekerja juga harus memumpuni agar bisa bersain di dunia industri dan
berkontribusi didalamnya, untuk itu perguruan tinggi merupakan wadah atau
tempat untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas, berkepribadian
mandiri, dan memiliki kemampuan intelektual yang baik, merasa terpangil untuk
semakin meningkatkan mutunya.
Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) sebagai sebuah institusi
(peguruan tinggi) di indonesia selalu berupaya untuk mengembangkan sumber
daya manusia dan IPTEK guna untuk menunjang perkembangan didunia industri,
lulusan dari Politeknik Negeri Malang diharapkan mampu untuk bersaing dan
berkembang. Sejalan dengan upaya tersebut, maka kerjasama dengan industri
sangat diperlukan, yang dalam hal ini bisa dilakukan dengan jalan Study Ekskursi,
Kerja Praktek, Magang, Joint Research, dan lain sebagainya.
Mahasiswa juga perlu memiliki wawasan tentang dunia kerja yang
berkaitan dengan industrialisasi, sehubungan dengan kondisi obyektif Indonesia
yang merupakan negara berkembang, dimana teknologi masuk dan diaplikasikan
oleh industri terlebih dahulu. Diharapkan lulusan mahasiswa dari perguruan tinggi
akan lebih mengenal perkembangan industrial.
Kebijakan link and match yang telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional merupakan upaya dari pihak pemerintah untuk menjebatani
kesenjangan antara perguruan tinggi dengan dunia kerja (industri) dalam rangka
memberikan sumbangan yang lebih besar dan sesui (menjadi Partner in Progress)
bagi pembangunan bangsa dan negara.
Kerja praktek atau praktek kerja industri (prakerin) merupakan salah satu
kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa D4 Teknik Mesin Produksi
dan Perawatan – Politeknik Negeri Malang. Kegiatan ini bertujuan untuk
menabah pengetahuan mahasiswa tentang hal – hal yang terjadi di dunia indurti.
ix
Permasalahan yang ada di industri diharapkan dapat menunjang
pengetahuan mahasiswa tentang hal – hal yang ada di dunia industri, sehingga
mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap menghadapi
tantangan era globalisasi.
Untuk itu kerja prakterk dijadikan salah satu syarat kelulusan mahasiswa
di Politeknik Negeri Malang, yang diharapkan bagi tiap-tiap mahasiswa untuk
mengenal kondisi di lapangan kerja dan untuk melihat keselarasan antara ilmu
pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan aplikasi praktis di dunia
kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Rumuasan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh departemen rancang bangun dalam perusahaan PT.
PETROKIMIA ?
2. Bagaimana proses pembuatan desain tangki kapasitas 20000 m3 ?
3. Bagaimana keadaan langsung didunia industri atau dilapangan tempat
kerja ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengaruh departemen rancang bangun dalam
perusahaan PT. PETROKIMIA.
2. Untuk menjelaskan proses pembuatan desain tangki kapasitas 20000 m3.
3. Untuk menjelaskan bagaimana keadaan langsung didunia industri atau
dilapangan tempat kerja.
1.4 Tempat dan Waktu
Praktek kerja industri dilakuka di PT. PETROKIMIA GRESIK yang
beralamat di Jl. Veteran No.241, Tenggulunan, Gending, Kec. Kebomas,
Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61123. Waktu pelaksanaan 1 januari 2021 – 28
februari 2021.
x
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan PT. Petrokimia Gresik.
PT. Petrokimia Gresik adalah suatu Badan Usaha Milik Negara dibawah
koordinasi Menteri Pendayagunaan BUMN, pada awalnya berdirinya disebut
Proyek Petrokimia Surabaya.
PT. Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk kedua di Indonesia setelah
PT. Pupuk Sriwijaya di Palembang dan juga merupakan pabrik pupuk terlengkap.
Pada tahun 1964 berdaarkan inpres RI No. I/Instr/1963 PT. Petrokimia Gresik
dikerjakan oleh kontraktor Cosindit Sp.A dari Italia, namun pada tahun 1968
proyek sempat terhenti karena terjadi pergolakan politik dan keadaan ekonomi
memburuk.
Pada tanggal 10 Juli 1972 proyek Petrokimia Surabaya diresmikan oleh
Presiden Soeharto sebagai usaha berbentuk perusahaan umum dengan nama
PERUM PETROKIMIA GRESIK. Pada tanggal 10 Juli 1975 berubah menjadi
perseroan dengan nama PT. PETROKIMIA GRESIK (PERSERO). Pada tahun
1997 berdasarkan PP No. 28/1997 PT. Petrokimia Gresik telah berubah status
menjadi Holding Company bersama PT Pupuk Sriwijaya Palembang. Pada
awalnya perusahaan ini berada dibawah Derektorat Industri Kimia Dasar, tetapi
sejak tahun 1992 berada dibawah departemen perindustrian dan pada tahun 1998
PT. Petrokimia Gresik dibawah naungan Departemen Pendayagunaan BUMN.
Pada masa perkembangan PT. Petrokimia Gresik telah mengalami
beberapa kali perluasan yang telah dilakukan sebagai berikut:
1. Perluasan Pertama (29 Agustus 1979)
Pabrik pupuk TSP I yang dikerjakan oleh Spie Batignoless dari
Perancis dilengkapi dengan sarana pelabuhan, unit penjernihan air di
Gunung Sari dan Booster Pump di kandangan untuk meningkatkan
kapasitasnya menjadi 760 m3/jam.
2. Perluasan Kedua (30 juli 1983)
Pabrik TPS II oleh spie Batignoless yang disertai perluasan
pelabuhan dan unit penjernihan air Babat dengan kapasitas 1500 m3/jam.
11
3. Perluasan Ketiga (10 Oktober 1984)
Pembangunan Pabrik Asam Phospat dan produk samping yang
meliputi Pabrik Asam Sulfat, Pabrik Asam Phospat (ZA II), Pabrik
Cement Reterder, Pabrik Aluminium Florida, Pabrik Aluminium Sulfat
dan Unit Utilitas yang dikerjakan oleh Hitachi Zosen.
4. Perluasan Keempat (2 Mei 1986)
Pabrik Pupuk ZA III yang ditangani oleh tenaga-tenaga PT.
Petrokimia Gresik mulai dari studi kelayakan sampai pengoperasian.
5. Perluasan Kelima (29 April 1994)
Pembangunan Pabrik Amoniak dengan teknologi Proses Kellog
Amerika dan Pabrik Urea baru dengan teknologi ASEC-TEC Jepang.
Konstruksinya ditangani oleh PT. Inti Karya Persada Teknik (IKPT)
Indonesia. Pembangunan dimulai awal tahun 1991 dan ditargetkan
beroperasi pada bulan Agustus tahun 1993, namun mengalami
keterlambatan sehingga baru beroperasi mulai tanggal 29 April 1994.
6. Perluasan Keenam (25 Agustus 2000)
Pembangunan Pabrik Pupuk Phonska dengan menggunakan
teknologi Proses oleh INCRO Spanyol. Konstruksinya ditangani oleh PT.
Rekayasa Industri mulai awal tahun 1999 dengan kapasitas produksi
300.000 ton/tahun dan ditargetkan pada bulan Agustus 2000.
2.2 Lokasi Industri PT. Petrokimia Gresik
Kawasan industri PT. Petrokimia terletak diareal selua 450 Ha, sementara
luas areal tanah yang telah ditangani adalah 300 Ha. Areal tanah yang ditempati
berada di tiga Kecamatan yang meliputi 10 desa yaitu :
1. Kecamatan Gresik, meliputi :
Desa Ngipik, dea Karangturi, desa Sukorame, desa Tlogo Pojok.
2. Kecamatan Kebomas, meliputi :
Desa Kebomas, dea Tlogo Patut, desa Randu Agung.
3. Kecamatan Manyar, meliputi Desa Roomo Meduran, desa Pojok Pesisir,
desa Tepen.
12
Dipilihnya Gresik sebagai lokasi pendirian Pabrik Pupuk merupakan hasil
study kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek – proyek Industri
(BP3I) dibawah Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan dengan atas
dasar pertimbangan keuntungan teknis dan ekonomis yang optimal antara lain :
1. Tersedianya lahan yang kurang produktif.
2. Tersedianya sumber air dari sungai Brantas dan sungai Bengawan Solo.
3. Dekat dengan daerah konsumen pupuk terbesar yaitu perkebunan dan petani
tebu.
4. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkat
peralatan pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku dan
pendistribusian hasil produksi melalui angkatan laut.
5. Dekat dengan Surabaya yang melangkapi kelengkapan yang memadai antara
lain tersedianya tenaga terlatih.
2.3 Logo Perusahaan dan Arti
13
2.3.1. Dasar Pemilihan Logo
Binatang kerbau dipilih sebagai logo karena :
1. Untuk menghormati daerah Kebomas
2. Mempunyai sikap bekerja keras, loyalitas dan jujur.
3. Dikenal masyarakat luas Indonesia dan sahabat petani.
2.3.2. Arti Logo
Logo PT. Petrokimia Gresik mempunyai tiga unsur utama yaitu :
1. Kerbau dengan warna kuning emas yang mempunyai arti :
Penghomatan terhadap daerah tempat perusahaan berada yaitu
Kecamatan Kebomas.
Sifat positif kerbau yaitu dikenal suka bekerja, ulet dan loyal.
Warna kuning emas melambangkan keagungan.
2. Daun Hijau berujung lima yang mempunyai arti :
Daun hijau melamabangkan kesuburan dan kesejahteraan.
Lima melambangkan kelima sila pancasila.
3. Tulisan PG berwarna putih yang mempunyai arti :
PG kepanjangan dari Petrokimia Gresik.
Warna putih melambangkan kesucian.
Arti keseluruhan dari Logo Perusahaan adalah :
“ Dengan hati yang bersih dan suci berdasarkan sila kelima Pancasila,
Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur menuju
keagungan bangsa”.
2.4 Visi Misi dan Tata Nilai Perusahaan
2.4.1 Visi
Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainya yang berdaya saing
tinggi dan produknya paling diminati konsumen
2.4.2 Misi
14
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan
operasional dan pengembangan usaha Perusahaan;
1. Amanah
- Definisi : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan
- Panduan Perilaku :
15
- Panduan Perilaku :
16
Harmonis
Loyal
Adaptif
Kolaboratif
17
BAB III
18
4. Nitrogen (cair) dengan kapasitas sebasar 1 ton / jam
5. Oksigen (gas) dengan kapasitas sebesar 600.000 ton / tahun.
6. Oksigen (cair) dengan kapasitas sebesar 0,9 ton / jam.
3.1.2 Unit Produksi II (Unit Pupuk Phospat)
Yang terdiri dari :
1. Pabrik Pupuk Fosfat I (1979)
Dengan kapasitas 500.000 ton / tahun. Produk berupa TSP, pabrik pupuk
Fosfat I telah diubah menjadi pabrik RFO-I pada tahun 2002 dengan produksi
pupuk phonska, dengan kapasitas 550.000 ton/tahun. Pada tanggal 14
Oktober 2009 pabrik RFO-I telah diresmikan oleh menteri BUMN menjadi
pabrik Phonska II
2. Pabrik Pupuk Fosfat II (1983)
Dengan kapasitas 500.000 ton / tahun. Produksi berupa pupuk TSP sejak
januari 1995 diubah menjadi SP-36. pada tahun 2009 pabrik TF-II telah
dimodifikasi untuk memproduksi pupuk phonska dengan kapasitas 600.000
ton/tahun, dan telah diresmikan oleh Meneg BUMN pada tanggal 14 Oktober
2009 menjadi pabrik phonska III
3. Pabrik Pupuk Majemuk (2000)
Kapasitas produksi sebesar 300.000 ton / tahun. Produksi berupa pupuk
Phonska.
4. Pabrik pupuk NPK Kebomas
a. Pabrik NPK Granulasi I (2005)
Kapasitas produksi sebesar 100.000 ton/tahun.
b. Pabrik NPK Granulasi II (2008)
Kapasitas produksi sebesar 100.000 ton/tahun.
c. Pabrik NPK Granulasi III dan IV (2009)
Kapasitas produksi sebesar 2X 10.000 ton/tahun.
5. Pabrik pupuk ZK (2004)
Kapasitas produksi 10.000 ton/tahun dan produk samping berupa HCL dengan
kapasitas produksi 20.000 ton/tahun.
6. Pabrik pupuk ROP Granule I (2009)
19
Pabrik pupuk ROP Granule I memproduksi pupuk SP-36 atau SP-18 dengan
kapasitas produksi 500.000 ton/tahun. Pabrik pupuk ROP Granule I telah
diresmikan oleh Meneg BUMN menjadi pabrik TF-1 pada tanggal 14 oktober
2009.
7. Pabrik pupuk ROP Granule II (2009)
Memproduksi pupuk SP-36/SP-18 dengan kapasitas produksi 500.000
ton/tahun. Pabrik pupuk ROP Granule II telah diresmikan oleh Meneg
BUMN menjadi pabrik TF-2 pada tanggal 14 oktober 2009.
20
a. Kapasitas Dermaga
1. Kapasitas bongkar muat 3.000.000 – 5.000.000 ton / tahun.
2. Kapasitas sandar 6 kapal sekaligus, terdiri dari :
3 kapal berbobot mati 40.000 – 60.000 DWT (sisi laut)
3 kapal berbobot mati 10.000 DWT (sisi darat)
b. Fasilitas Bongkar Muat.
1. 2 crane bongkar curah dengan kapasitas masing – masing 350 ton/jam.
2. 1 crane muat terpadu dengan kapasitas muat curah 120 ton/jam dan
dalam kantong kemasan @ 50 kg dengan kapasitas 120 ton / jam.
3. Continuous ship unloader untuk membongkar bahan curah dengan
kapasitas 1000 ton/jam.
4. 3 jalur ban berjalan yang terdiri dari :
1 buah ban berjalan yang berguna untuk mengangkut bahan baku dari
kapal ke unit.
1 buah ban berjalan yang berguna untuk mengangkut produksi berupa
kantong yang dengan berat 50 kg.
1 buah ban berjalan yang berguna untuk mengangkut produksi yang
berupa produk curah.
5. Fasilitas perpipaan untuk mengangkut bahan cair.
3.2.2 Unit Pengolahan Air
Kebersihan air bersih untuk keperluan air proses produksi dan keperluan
lainya dipenuhi oleh dua unit pengolahan air, yaitu :
a. Pengolahan Air Gunung Sari Surabaya.
Dari sungai brantas dialirkan melalui pipa sepanjang 22 km dengan diameter
14 in yang berkapasitas 720 m3/jam.
b. Pengolahan Air Babat Lamongan
Dari sungai bengawan solo dialirkan ke Gresik dengan pipa berdiameter 28 in
sepanjang 60 km dengan kapasitas sebesar 1500 – 2500 m3/jam
21
3.2.3 Pembangkit Tenaga Listrik
Di PT. Petrokimia Gresik terdapat 2 unit pembangkit tenaga listrik antara
lain :
a. Gas Turbin Generator untuk unit produk pupuk nitrogen dengan kapaitas 32
MW.
b. Steam Turbin Generator untuk unit produk asam fosfat dengan kapasitas 20
MW.
Pembangkit listrik untuk keperluan penerangan pabrik, perumahan dinas
Petrokimia gresik dan lain – lainnya menggunakan jasa PLN sebesar 15 MW.
3.2.4 Work Shop
Merupakan tempat pembuatan suku cadang dan fabrikasi peralatan
pabrik. Unit ini dimanfaatkan baik untuk kepentingan perusahaan sendiri maupun
perusahaan lain.
3.2.5 Ban Berjalan (Belt Conveyor)
Ban berjalan merupakan saran penunjang transportasi bahan baku dan
hasil produksi yang menghubungkan antara unit pabrik I, II dan III dengan
dernaga sepanjang 25 km.
3.2.6 Kereta Api
Kereta api merupakan sarana transportasi yang digunakan untuk
menyalurkan hasil produksi dari PT. Petrokimia Gresik ke kota lainnya agar
penyaluran lebih lancar dan tepat waktu.
3.3 Anak Perusahaan dan Perusahaan Patungan
Beberapa anak perusahaan dan perusahaan patungan yang dimiliki PT.
Petrokimia Gresik antara lain :
1. PT. Petrokimia Kayaku
Hasil Produksi : Insektisida, Herbisida, dan Fungisida
Saham : PT. Petrokimia Gresik 60 %
Nippon Kayaku 20 %
Mitsubishi 20 %
2. PT. Petrosida Gresik
Hasil Produksi : Diazinon, Carbofuron, Carbaryl, MIPC.
22
Saham : PT. Petrokimia Gresik 99,99 % Yayasan 0,01 %
3. PT. Petronika
Hasil Produksi : DOP (Diocthyl Phthalat)
Saham : PT. Petrokimia Gresik 20 %
4. PT. Petrowidada.
Hasil Produksi : Phythalic Anhydride, Maleik Anhydride
Saham : PT. Petrokimia Gresik 1,47 %
5. PT. Petrocentral
Hasil Produksi : Sodium Tripoly Phosphate
Saham : PT. Petrokimia Gresik 9,8 %
6. Kawasan Industri Gresik.
Bergerak dibidang pengolahan kawasan industri Gresik dan pengoperasian
Export Processing Zone (EPZ). Saham yang dimiliki PT. Petrokimia Gresik
sebesar 35 % dan Semen Gresik 65 %.
3.4 Yayasan Petrokimia Gresik
Yayasan dibentuk pada tanggal 26 Juni 1965,. Misi utamanya ialah
mengusahakan kesejahteraan karyawan dan pensiunam PT. Petrokimia Gresik.
Salah satu program yang dilakukan adalah pembangunan sarana perumahan bagi
karyawan.
Sampai dengan tahun 1999, Program Yayasan Petrokimia Gresik lainnya
adalah pemeliharaan kesehatan para pensiunan PT Petrokimia Gresik serta
menyediakan sarana bantuan sosial dan menyelenggarakan pelatihan bagi
karyawan yang memasuki Masa Persiapan Purna Tugas (MPP).
3.5 K3PG
Untuk lebih meningkatkan kesejahteraan karyawan sejak 13 Agustus 1983
telah didirikan sebuah koperasi dengan nama Koperasi Karyawan Keluarga Besar
Petrokimia Gresik (K3PG).
K3PG
1. Sebagai salah satu anggota dari Petrokimia Gresik yang bergerak dibidang
perkoperasian.
23
2. Sebagai saran petrokimia Gresik, ketenangan kerja karyawan dan
keluarga.
3. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Beberapa Penghargaan K3PG
1. Koperasi Fungsional Terbaik I Nasional 1989.
2. Koperasi Fungsional Teladan Nasional 1990.
3. Koperasi Fungsional Teladan Nasional 1991.
4. Koperasi Fungsional Andalan Pemula Jawa Timur 1990.
5. Koperasi Fungsional Andalan Tingkat Jawa Timur 1991.
Bidang Usaha K3PG
1. Unit Pertokoan
2. Unit Apotik
3. Unit Kantin
4. Unit Pompa Bensin (SPBU)
5. Unit Simpan Pinjam
6. Jasa Cleaning Service, Service AC, Foto copy dan lain – lain.
3.6 Sistem K3 di PT. Petrokimia Gresik
Keselamatan dan kesehatan kerja mutlak harus dilakukan dalam
perusahaan sebagai usaha mencegah dan mengendalikan kerugian yang
diakibatkan dari adanya kecelakaan, kebakaran, kerusakan harta benda perusahaan
dan kerusakan lingkungan serta bahaya-bahaya lainnya. Sasaran pencapaian
pengelolaan K3 adalah nihilnya kecelakaan yang disertai dengan produktivitas
yang tinggi sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai secara optimal.
Penerapan K3 di PT Petrokimia Gresik sebagai usaha penjabaran Undang-
Undang No.1 tahun 1970 dari peraturan K3 lainnya dalam melakukan
perlindungan terhadap aset perusahaan baik sumber daya manusia dan faktor
produksi lainnya. K3 sedah terintegrasi didalam semua fungsi perusahaan baik
fungsi perencanaan, produksi dan pemasaran serta fungsi-gungsi lainnya yang ada
dalam perusahaan. Tanggung jawab pelaksana K3 di perusahaan merupakan
kewajiban seluruh karyawan maupun semua orang yang bekerja atau berada di
lingkungan PT. Petrokimia Gresik.
24
Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kebijakan pengelolaan K3
yang diambil oleh pimpinan perusahaan yaitu komitmen manajemen,
kepemimpinan yang tegas, organisasi K3 dalam struktur organisasi perusahaan,
sarana dan prasarana yang memadai, integritas K3 pada semua fungsi perusahaan
dan dukungan semua karyawan dalam K3.
Pada proses penerapan K3 itu sendiri, perusahaan menggunakan filosofi
dasar pelaksanaan K3 sebagai berikut :
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkna perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan dalam meningkatkan produksi dan produktivitas.
2. Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu jaminan keselamatan.
3. Setiap sumber-sumber produksi yang digunakan secara efisien dan efektif.
4. Pengurus/Pimpinan perusahaan diwajibkan memenuhi dan mematuhi semua
syarat-syarat dan ketentuan K3 yang berlaku pada perusahaan dan tempat kerja
yang dijalankan.
5. Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan mentaati semua
persyaratan K3.
6. Tercapainya kecelakaan nihil.
Sebagai dasar usaha pelaksanaan K3 dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan yaitu nihil kecelakaan adalah dengan adanya teori sebab terjadinya
kecelakaan yang menyebutkan bahwa :
1. 88 % kesalahan manusia (unsafe action) yang disebabkan kurangnya
pengetahuan, kelalaian dan sikap meremehkan atau ketidaktahuan, memakai
jalan pintas serta tidak mematuhi peraturan.
2. 10 % kondisi tidak aman (unsafe condition) yang disebabkan peralatan
pelindung tidak memenuhi syarat, peralatan yang rusak, bising, terlalu sesak,
ventilasi dan penerangan yang kurang, house keeping yang kurang, pemaparan
radiasi dan sebagainya.
3. 2 % lain-lainnya (force mayor), misalkan gempa bumi dan peristiwa yang
lain.
3.7 Sasaran Pelaksanaan K3 di PT. Petrokimia Gresik
Adapun sasarn pelaksanaan K3 di PT. Petrokimia Gresik yaitu :
25
1. Memenuhi UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
2. Memenuhi Permenaker No.5 tahun 1996 tentang SMK3.
3. Mencapai nihil kecelakaan.
3.8 Batasan dan Sasaran Keselamatan Kerja
26
2. Ekonomi
Berupaya menghindarkan kerugian bagi perusahaan dan kegiatan produksi
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
3. Sosial
Berusaha menciptakan kesejahteraan sosial dan memberikan masyarakat
perlindungan terhadap bahaya-bahaya yang timbul akibat dari kegiatan
perusahaan.
4. Hukum
Berusaha melaksanakan perundang-undangan yang berlaku dan ditetapkan
oleh perusahaan.
3.9 Kebijakan K3
Maksud dan tujuan K3 adalah memberikan arah dalam menerapkan
Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Tujuan umum yaitu menciptakan sistem K3 di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
dapat terintegrasi dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif.
Sedangkan tujuan khususnya antara lain :
1. Meningkatkan kesejahteraan dan K3 karyawan.
2. Mencegah terjadinya kejadian yang merugikan perusahaan akibat kecelakaan.
3. Semua karyawan wajib memahami, menghayati dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan K3 dan menjaga kebersihan lingkungan.
Adapun pokok-pokok kebijakan K3 adalah sebagai berikut :
1. Direksi berusaha untuk selalu meningkatkan perlindungan keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja bagi setiap orang yang berada di tempat kerja yang
dapat merugikan perusahaan.
2. Perusahaan menerapkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Permenaker No.5 tahun 1996 tentang
SMK3 dan norma-norma di bidang K3.
3. Setiap pejabat/pimpinan unit bertanggung jawab atas pematuhan ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh setiap orang pada unit kerja.
27
4. Setiap orang yang berada di tempat kerja wajib menerapkan serta
melaksanakan ketentuan dan pedoman K3.
5. Jika terjadi kecelakaan dan keadaan darurat atau bencana alam, seluruh
karyawan wajib ikut melakukan tindakan penanggulangan.
3.10 Organisasi K3
Organisasi K3 Struktural seperti Gambar 3.1 dibentuk agar dapat
menjamin penerapan K3 di PT. Petrokimia Gresik sesuai dengan Undang-Undang
No.1 tahun 1970 serta peraturan K3 lainnya dan penerapan K3 dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya sehingga tercapai kondisi yang aman, nyaman dan produktif.
Organisasi struktural yang membidangi K3 adalah biro Lingkungan dan K3 (LK3)
dibawah Kompartemen Teknik sertya jajaran Direktorat Produksi.
28
5. Melakukan pengawasan tentang ketaatan terhadap peraturan dan prosedur
keselamatan kerja di tempat kerja.
6. Melakukan kontrol secara efektif dan proaktif di pabrik dan kawasan
perusahaan dalam upaya meminimalisasi sikap dan kondisi yang tidak aman
serta kebersihan lingkungan.
7. Melakukan penyidikan dan membuat laporan kecelakaan bila terjadi
kecelakaan di tempat kerja agar hal tersebut tidak terulangi lagi di kemudian
hari.
8. Menyediakan alat pelindung bagi karyawan serta mendistribusikannya sesuai
dangan tingkat bahaya pada unit kerja.
9. Mengesahkan surat ijin kerja bagi karyawan yang bekerja di lingkungan yang
mempunyai potensi bahaya besar.
10. Memberikan surat ijin mengemudi kendaraan dinas perusahaan bagi karyawan
yang berwenang.
11. Melakukan pengembangan K3 sejalan dengan perkembangan perusahaan.
12. Melakukan pemeriksaan lingkungan.
13. Sebagai anggota tim pembuat JSA pada pekerjaan-pekerjaan berbahaya.
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dibentuk sebagai
penjabaran Undang-Undang No.1 tahun 1970 Bab VI pasal 10 tentang P2K3.
P2K3 di PT. Petrokimia Gresik merupakan pengarah kegiatan K3 yang
merupakan kebijakan K3 dari Top Manajemen dan dibentuk sejak 1981 dengan
tugas pembinaan dan pengawasan atas penerapan K3 di perusahaan. Selain itu
P2K3 merupakan wadah kerja sama antara unsur pimpinan perusahaan dan
karyawan dalam menangani masalah K3 di perusahaan. Adapun latar belakang
terbentuknya antara lain untuk meningkatkan komitmen pimpinan perusahaan,
mempercepat pengambilan keputusan K3 dan sebagai upaya pengawasan K3
secara tidak langsung.
Manfaat adanya P2K3 antara lain :
1. Pengembangan kerjasama dibidang K3.
2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi tenaga kerja terhadap K3.
3. Sebagai forum komunikasi dalam bidang K3.
29
4. Menciptakan tempat kerja yang aman.
Tugas pokok P2K3 antara lain :
1. Memberikan saran dan pertimbangan di bidang K3 kepada
pengusaha/pengurus.
2. Mengembangkan kerjasama, saling pengertian dan partisipasi aktif di bidang
K3 antar pimpinan dan karyawan dalam rangka melancarkan usaha produktif.
3. Menyelenggarakan pembinaan karyawan dalam usaha pencegahan atau
penaggulangan kecelakaan, kebakaran dan penyakit akibat kerja.
4. Melakuakn pemeriksaan K3 di seluruh karyawan yang dibagi 12 zona
pengawasan dan melaksanakan sidang bulan P2K3 untuk pembahasan.
Obyek pengawasan P2K3 yaitu sikap kerja yang membahayakan, keadaan
yang membahayakan dan kebersihan lingkungan kerja.
3.11 Program Kecelakaan Nihil
Sebagai usaha mencapai kecelakaan nihil, harus didukung oleh semua
jajaran karyawan untuk turut serta secara aktif dan bertanggung jawab terhadap
program K3 yang diarahkan kepada pengamanan dan perbaikan terhadap
ketimpangan yang ada dalam perencanaan, pengorganisasian, pengembangan dan
pengawasan secara terpadu dalam semua kegiatan perusahaan.
Aktifitas K3 yang dilakukan untuk mencapai kecelakaan nihil diantaranya
adalah :
1. Penerapan SMK3 pada operasional perusahaan sesuai dengan Permenaker
No.5 tahun 1996.
2. Pelatihan dan penyegaran K3 pada seluruh karyawan sesuai dengan jenjang
jabatan.
3. Pengawasan peraturan K3.
4. Pemeriksaan P2K3.
5. Promosi K3 dengan pagging system.
6. Penerapan safety permit sesuai dengan PR-14-0119 tentang surat ijin
keselamatan kerja.
7. Pembagian alat pelindung diri (AP).
8. Pemasang safety sign dan poster K3.
30
9. Kampanye bulan K3.
10. Investigasi kecelakaan tentang pelaporan dan penyidikan kecelakaan kerja.
11. Audit SMK3 internal dan eksternal.
12. Pelatihan penaggulangan keadaan darurat pabrik.
13. Pembinaan K3 pada tenaga baru.
14. Membuat rencana dan melakukan pemeriksaan lingkungan kerja.
Rekomendasi sanksi K3 yang diberikan kepada pimpinan unit kerja
terhadap anak buahnya yang melakukan pelanggaran peraturan, prosedur dan
pelaksanaan ketentuan-ketentuan K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan
menjadi tanggung jawabnya. Bobot rekomendasi yang akan diberikan sebagai
berikut :
1. Bobot sanksi terberat diberikan sesuai dengan tanggung jawabnya.
2. Pelaksana yang melakukan pelanggaran.
Jenis pelanggaran yang direkomendasikan :
1. Pelanggaran peraturan, prosedur dan ketentuan K3 yang ditetapkan
perusahaan.
2. Kecelakaan kerja yang berdasarkan hasil investigasi, tidak menggunakan alat
pelindung diri yang telah disediakan oleh perusahaan secara tepat.
Rekomendasi sanksi terhadap tenaga kerja batuan dariluar perusahaan
adalah terhadap tenaga bantuan yang melakukan pelanggaran peraturan, prosedur
dan ketentuan K3 sesuai dengan bobot pelanggarannya akan dikembalikan ke
perusahaan pemasok tenaga kerja yang bersangkutan.
Rekomendasi sanksi bagi kontraktor yang tidak memenuhi persyaratan K3
adalah pekerjaannya akan dihentikan sampai persyaratan K3 yang diisyaratkan
dipenuhi oleh perusahaan yang bersangkutan.
3.12 Implementasi K3 di Tempat Kerja
Aspek K3 telah dimulai pada tahap pra-insiden dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tahap desain yaitu teknis, ekonomis dan lingkungan.
2. Hazard and Operability Study (Hazops).
Hazops tersebut dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
31
a. Metode dengan menggunakan metode buku baku.
b. Dilakukan pada peralatan atau instalasi tertentu yang berpotensi bahaya tinggi
(tangki amoniak).
c. Dibentuk tim Hazops : unit produksi, pemeliharaan, proses engineer dan K3.
Dalam proses implementasi K3 terdapat 3 macam tahap implementasi,
yaitu program pencegahan kecelakaan pra-operasi dan penanganan insiden dan
pasca insiden. Pada program pencegahan kecelakaan pasca pra-operasi terdapat
penerapan sistem managemen kontraktor (contractor managemen system),
penerapan K3 kontraktor meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Proses tender :
Hal-hal yang dilakukan pada proses tender yaitu :
a. Di dalam kontrak dicantumkan persyaratan K3 yang wajib dipenuhi
termasuk asuransi tenaga kerja kontraktor.
b. Disamping diberikan penjelasan teknis disampaikan juga aspek K3.
c. Diberikan buku pedoman K3 kontraktor.
2. Tenaga kerja yang dipekerjakan wajib memiliki kartu ijin bekerja yang
dikeluarkan Departemen Keamanan dan mengikuti safety induction sebelum
melakukan pekerjaan, diberikan penjelasan tentang bahaya kerja, alat
pelindung diri yang digunakan dan diberikan penjelasan tentang penggunaan
alat pemadam api ringan.
Implementasi K3 pada program pencegahan kecelakaan tahap operasi
adalah sebagai berikut :
1. Keselamatan peralatan proses
Implementasi K3 pada keselamatan peralatan proses meliputi :
a. Program Pemeliharaan/Maintenance yang meliputi : Preventive,
Breakdown dan Turn Around, oleh Departemen Pemeliharaan masing-
masing unit pabrik.
b. Program Inspeksi dengan melaksanakan predictive maintenance, oleh
Biro Inspeksi Teknik.
c. Review Hazops untuk peralatan/sistem yang dimodifikasi.
d. Program evaluasi proses.
32
e. Pengendalian teknis, administrative dan penyediaan alat pelindung diri.
2. Penerapan manajemen operasi
Untuk mengukur kemungkinan dan dampak terhadap pencapaian target
perusahaan dilakukan pengendalian terhadap :
a. Ketidakandalan peralatan pabrik, yang disebabkan karena kerusakan
peralatan atau penurunan kinerja peralatan.
b. Kesalahan operasi yang disebabkan karena kesalahan manusia (human
error), salah prosedur/instruksi kerja yang dapat mengakibatkan
kecelakaan, peledakan, kebocoran dan kebakaran.
c. Tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi, karena adanya kesalahan
pada saat operasi sehingga berdampak pada lingkungan hidup dan
tuntutan masyarakat yang dapat meningkatkan social cost dan
rendahnya good will terhadap perusahaan.
3. Pelaksanaan pengawasan K3 secara ketat.
Kegiatan ini dilaksankan oleh :
a. Pimpinan unit kerja, yaitu setiap pimpinan unit kerja bertanggung
jawab atas K3 di unit kerjanya, meningkatkan pre contact
control/pengawasan sebelum pekerjaan, contact control/pengawasan
saat pelaksanaan, past contact control/pengawasan saat selesai
pekerjaan dan membentuk Tim JSA.
b. Pengawasan safety inspector, yaitu menjalankan fungsi pengawasan,
Pembina, advisor & fasilitator di bidang K3, yaitu melakukan control
proaktif dan reaktif, meningkatkan pengawasan terhadap pemenuhan
ketentuan K3 terhadap semua pekerjaan dan setiap di tempat kerja
termasuk pengawasan pelaksanaan safety permit, menjadi Tim JSA dan
meningkatkan pengawasan dan mengukur area explosive gas.
4. Implementasi pengendalian dengan safety permit.
Safety permit diterapkan pada saat melakukan pekerjaan pada unit
instalasi yang berbahaya dan pekerjaan yang berbahaya, pelaksanaannya
sebagai berikut :
a. Telah diintregasikan di setiap unit kerja.
33
b. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab atas keselamatan proses, hal ini
merupakan implementasi komitmen manajemen di bidang K3.
c. Pimpinan pelaksana bertanggung jawab terhadap keselamatan
pelaksanaan pekerjaan.
d. Safety Inspector bertanggung jawab terhadap pengukuran gas
berbahaya dan memberikan rekomendasi apabila dipandang perlu.
5. Pelaksanaan safety sign, safety tag dan lock out system.
Safety sign sebagai tanda peringatan terhadap risiko bahaya,
seperti kondisi tempat kerja yang tidak aman. Safety tag sebagai kartu
tanda peringatan/larangan bagi yang tidak berkepentingan/bertanggung
jawab terhadap pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan penggantian
sistem perpipaan dan atau berhubungan dengan pekerjaan listrik dan
berpotensi bahaya tinggi. Lock out system sebagai upaya
peringatan/larangan mengubah dan atau mengoperasikan suatau peralatan
yang sedang dilakukan perbaikan selain yang bertanggung jawab, sehingga
aktifitas perbaikan tersebut dapat dijamin keselamatan kerjanya.
6. Pelaksanaan Safety Talk, Safety Patrol dan Housekeeping.
Safety talk merupakan pesan K3 yang diberikan secara singkat
sebelum pekerjaan. Safety patrol dilakukan secara rutin mingguan di unit
kerja dengan tim pelaksana Sub P2K3 unit kerja setempat dan Safety
Representative, obyek pengawasannya adalah unsafe condition, unsafe
action dan housekeeping. Housekeeping dilakukan secara rutin dengan
melakukan pembagian zona disesuaikan dengan area kerja per unit
kegiatan, didalamnya diterapkan prinsip-prinsip 5R dan pengawasannya
oleh Pimpinan unit kerja.
7. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
Pengembangan sumber daya manusia selalu ditingkatkan sebagai
upaya untuk menunjang pengendalian bahaya kerja pada tahap operasi,
upaya yang dilakukan :
a. Perbakan/penyempurnaan quality plan, instruksi kerja dan prosedur
kerja.
34
b. Meningkatkan kompetensi operator melalui program pelatihan secara
terpadu melalui in house training, on the job training maupun off the
job training.
c. Meningkatkan pengawasan dan disiplin kerja.
d. Memberlakukan sistem reward dan punishment dibidang K3.
e. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan pekerjaan antar unit secara
teratur.
f. Peningkatan kesehatan kerja karyawan dengan upaya preventif, yaitu
pemerikasaan kesehatan berkala, memberikan gizi kerja, mengadakan
fasilitas dan melaksanakan olahraga dan pemberian suplemen pada saat
pekerjaan crash program dan shutdown. Upaya promotif, yaitu
mengadakan sosialisasi program kesehatan kerja. Upaya kuratif, yaitu
memberikan pengobatan bagi karyawan yang sakit.
8. Pemasangan safety poster.
Safety poster dipasang sesuai dengan bahaya kerja di area kerja
sengan warna dasar yang digunakan. Warna biru seperti pada gambar 3.2
menunjukkan ketentuan pada gambar wajib untuk dilaksanakan di area
yang bersangkutan, warna hijau seperti pada gambar 3.2 merupakan tanda
penunjuk pelaksanaan, warna kuning seperti pada gambar 3.2 merupakan
tanda peringatan yang mungkin terjadi pada area yang terpasang safety
poster ini, sedangkan untuk warna merah seperti pada gambar 3.2
merupakan tanda larangan yang tidak boleh dikerjakan oleh setiap orang
yang berada di area yang bersangkutan.
35
Gambar 3.2. Safety Poster
36
c. Simulasi/uji coba prosedur PKDP/STDL di masing-masing pabrik
melibatkan Tim Organisasi PKDP dan seluruh jajaran serta sumber
daya perusahaan.
d. Sebagai pemenuhan terhadap sertifikasi ISO-14000 dan Sistem
Manajemen K3 Permen Naker No.05/Men/1996.
e. Bagi unit kerja berpotensi bahaya tinggi disiapkan peralatan keadaan
darurat secara memadai.
3. Penerapan Investigasi Kecelakaan
Penerapan investigasi kecelakaan dilakukan sebagai upaya
mencegah kejadian yang sama di unit kerja tempat kejadian maupun unit
kerja lainnya, untuk menunjang kegiatan ini dibentuk tim investigasi
yang terdiri dari pimpinan unit kerja, pelaksana pekerja, K3 dan unit
kerja terkait lainnya. Pada penerapannya setiap unit kerja terkait harus
segera melakukan tindak lanjut rekomendasi. Setelah proses investigasi
dilakukan perbaikan/rehabilitasi.
3.13 Evaluasi Kinerja K3
Evaluasi kinerja K3 dapat dilihat dari tingkat kekerapan
kecelakaan/frequency rate (FR), tingkat keparahan kecelakaan/severity rate (SR)
dan audit K3 (safety audit). Frequency rate atau tingkat kekerapan kecelakaan
adalah parameter yang digunakan untuk menghitung atau mengukur tingkat
kekerapan kecelakaan kerja untuk setiap satu juta jam kerja orang. Persamaan
yang digunakan untuk mengukur frequency rate dapat dilihat pada persamaan
(3.1)
Kompartemen
Engineering
38
Manager
Rancang Bangun
Administrasi
3.15 Deskripsi
Biro Rancang Bangun adalah salah satu unit yang bertanggung jawab atas
terselenggaranya fungsi rancang bangun untuk mendukung kelancaran operasional
pabrik dan unit pendukungnya, proyek-proyek pengembangan serta penjualan jasa
luar. Terlaksananya kegiatan rancang bangun untuk mendukung kelancaran
operasional pabrik dan unit pendukungnya, proyek-proyek pengembangan serta
penjualan jasa luar dengan membangun kerjasama tim yang kuat dan jaringan
informasi yang luas.
3.16 Visi dan Misi
Terlaksananya kegiatan rancang bangun untuk mendukung kelancaran
operasional pabrik dan unit pendukungnya, proyek-proyek pengembangan serta
39
penjualan jasa luar dengan membangun kerjasama tim yang kuat dan jaringan
informasi yang luas.
40
8. Bertanggung jawan atas pelaksanaan instruksi atasan, sistem dan prosedur
petunjuk pelaksanaan serta ketentuan atau peraturan perusahaan lainnya
secara konsisten di unit kerjanya.
9. Bertanggung jawab untuk menentukan metode kerja yang efektif dalam
rangka peningkatan produktivitas, efisiensi sumber daya, dan peningkatan
pola partisipasi karyawan di bawah tanggung jawabnya dalam program
perbaikan berkelanjutan.
10. Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pendistribusian data informasi
laporan mengenai bidang yang menjadi tanggung jawab, baik untuk
kepentingan intern maupun ekstern perusahaan sesuai tingkat kebutuhan
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
41
Engineering Drawing: memuat ukuran utama equipment yang di-design
dan estimasi berat. Di-issue-kan ke bagian proses, sipil, listrik/instrument,
dan pelanggan/peminta jasa.
Loading Data: biasanya diperoleh dari vendor data (manufacture catalog)
dan bersifat sebagai acuan (reference).
Requisition: persyaratan design yang diperlukan dalam pengadaan
(pembelian) sebagai panduan bagi manufacture dalam perencanaan,
fabrikasi, pengetesan, dan pengangkutan equipment.
Detail Drawing : perhitungan detail berdasarkan masukan dari bagian Sipil
berupa Building & Elevation serta Foundation Layout.
BOM: bill of material berisi list raw material yang di-issue-kan kepada
manufacture.
RKS/TOR: rencana kerja & syarat2 teknis/term of reference adalah
dokumen pelelangan pengadaan barang dan jaa teknis untuk dalam/luar
negeri.
2. Rotating Equipment
Keluaran design bagian ini adalah :
Data Sheet : berisi detail spesifikasi design. Di-issue-kan ke bagian proses,
listrik/instrument, dan pelanggan/peminta jasa.
Loading Data: biasanya diperoleh dari vendor data (manufacture catalog)
dan bersifat sebagai acuan (reference).
Requisition: persyaratan design yang diperlukan dalam pengadaan
(pembelian) sebagai panduan bagi manufacture dalam perencanaan,
fabrikasi, pengetesan, dan pengangkutan equipment.
3. Design Piping
Adapun bagian – bagian yang berhubungan dengan proses ini adalah :
a. Piping Material Spesification : proses, listing
b. Piping Arrangement Drawing : proses, listing, sipil
42
d. Piping Cross Section Drawing : listing, sipil
e. Loading Data : sipil
f. Flexibility Analysis : koordinator pekerjaan
g. Layout & Detail Support Drawing : sipil.
h. Requisition for Pipe & Support : pelanggan/peminta jasa
i. Requisition for Insulation & Painting : pelanggan/peminta jasa
j. Material Take Off : koordinator pekerjaan
k. RKS/TOR : pelanggan/peminta jasa
l. Piping Standard Drawing : pelanggan/peminta jasa
m. Work Volume for Insulation & painting: koordinator pekerjaan
n. General Arrangement : proses, listing, sipil.
3.20 Sistem Kerja
Dalam pelaksanaan tugasnya, biro rancang bangun bagian proses memiliki
prosedur dalam pelaksanaan tugasnya :
Start
Perancangan/Pradesign
Penghitungan Teknik
43
BAB IV
TUGAS KHUSUS PERHITUNGAN SHELL DESIGNT TANGKI AIR
KAPASITAS 20000m3
4.1 Perhitungan Shell Designt Tangki Air Kapasitas 20000m3
Diket : V= 20000 m3
D= 40 m
Dit : t=?
22
20000= . 202 . t
7
22
20000= . 400. t
7
20000=1257,142857.t
20000
t =
1257,142857
t = 15,90909091 / 16 m.
Jadi diketahui bahwa ketinggian untuk tanki kapasitas 20000 m3 dan diameter 40
m yaitu: 16 m.
44
Perhitungan Shell Design:
45
341,2084 .51,4934 . 1 341,2084 .51,4934
¿ + 0,01 ¿
20000 22500
17569,99 17569,99
¿ +0,01 ¿
20000 22500
td = 0,8885 inch. tt = 0,7809 inch.
2. h2 = H – 1,6
= 16 – 1,6 = 14,4 (konfersi ke ft= 47,24409 ft)
( 2,6 ) D ( h2−1 ) G ( 2,6 ) D ( h2−1 )
t d= +CA t t=
sd St
46
4. h4 = h3 – 1,6
= 12,8 – 1,6 = 11,2 m (konfersi ke ft= 36,74541 ft)
( 2,6 ) D ( h4 −1 ) G ( 2,6 ) D ( h4 −1 )
t d= +CA t t=
sd St
47
( 2,6 ) 131,234 (26,2467−1 ) 1 ( 2,6 ) 131,234 (26,2467−1 )
¿ +0,01 ¿
20000 22500
341,2084 .25,2467 . 1 341,2084 .25,2467
¿ + 0,01 ¿
20000 22500
8614,386112 8614,386112
¿ + 0,01 ¿
20000 22500
td = 0,4408 inch. tt = 0,3829 inch.
7. h7 = h6 – 1,6
= 8 – 1,6 = 6,4 m (konfersi ke ft= 20,9974 ft)
( 2,6 ) D ( h7 −1 ) G ( 2,6 ) D ( h7−1 )
t d= +CA t t=
sd St
48
td = 0,2622 inch.
9. h9 = h8 – 1,6
= 4,8 – 1,6 = 3,2 m (konfersi ke ft= 10,4987 ft)
( 2,6 ) D ( h9 −1 ) G ( 2,6 ) D ( h9−1 )
t d= +CA t t=
sd St
51
menangani unit amoniak, urea, dan asam sulfat I/III. Untuk UP II
menangani unit pupuk fosfat I, pupuk fosfat II, phonska, kalium sulfat,
ROP granul I dan II, dan NPK granulasi I, II, III, dan IV. Untuk UP III
menangani unit asam sulfat, asam fosfat, aluminium fluarida, cement
retarder, dan ammonium sulfat.
5.2 Saran
1. Memberikan waktu mahasiswa datang berkunjung ke perusahaan agar
mengerti bagaimana situasi dan suasana di dunia industri.
2. Mengoptimalkan waktu praktek kerja industri dengan materi yang lebih
banyak.
52
DAFTAR PUSTAKA
Putri suwarno dan Fitri setyowati. 2013. LAPORAN KERJA PRAKTEK I PT.
PETROKIMIA GRESIK. Jurusan teknik mesin fakultas teknologi
industri ITS : Surabaya.
53
Lampiran
1. Laporan kegiatan harian
2. Nilai pembimbing lapangan
3. Nilai Dosen pembimbing
4. Surat balasan dari perusahaan (diterima PKL)
54
KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIKNEGERI MALANG
Jl. Soekarno-Hatta No. 9 PO Box 04 Malang 65141
Telp (0341) 404424 – 404425 Fax (0341) 404420
www.polinema.ac.id
PARAF
HARI/TAN KEGIATAN YANG
NO HASIL (PEMBIMBING
GGAL DILAKUKAN
LAPANGAN)
1 Senin, 04 Induksi atau pengenalan Pengenalan sistem
Januari 2021 dengan tema “Progam prakerin selama di
Induksi Praktek Kerja PT. PETROKIMIA
Industri Mahasiswa dan GRESIK.
Siswa PT. PETROKIMIA
GRESIK. Tahun 2021.
2 Selasa, 05 Pemberian materi dan vidio Mengetahui profil
Januari 2021 Company Profil dan K3 perusahaan dan
menejemen k3
peruahaan
55
4 Kamis, 07 Pemberian materi mengenai Mengetahui
Januari 2021 majemen keamanan di PT. keamanan
PETROKIMIA GRESIK. keamanan yang ada
Secara fisik maupun non di PT.
fisik dan materi mengenai PETROKIMA
web recruitment sdm GRESIK. Dan alur
recruitment di PT.
PETROKIMIA
GRESIK
56
9 Kamis, 14 Mempelajari materi yang Menanbah
Januari 2021 ada di EU ( Enterprise wawasan dengan
University ) materi yang ada di
EU ( Enterprise
University )
57
13 Rabu, 20 meeting zoom bersama Lebih mengenal
Januari 2021 pembimbing yaitu pak lagi peralatan
FIDIYARTO, S.T peralatan yang
mengenai peralatan digunakan di PT.
peralatan seperti pump, PETROKIMIA
turbin dll dan sudah GRESIK dan profil
mengerjakan EU tentang risetnya.
profil riset PT.
PETROKIMIA GRESIK
14 Kamis, 21 mengerjakan EU tentang Mengetahui tata
Januari 2021 Pengemasan produk AlF3 cara atau alur
pengemasan produk
A1F3
58
22 Selasa 2, mengerjakan EU tentang Mengetahui
Februari 2021 Pemisahan Silika (Silica bagaimana cara
Separation) Pemisahan Silika
(Silica Separation)
59
34 Jumat 19, Memperbaiki hitungan Membahas tugas
Februari 2021 ketebalan tangki khusus bersama
anggota
35 Senin, 22 mengerjakan laporan pkl mengerjakan atau
Februari 2021 mencicil laporan
bab IV
36 Selasa 23, mengerjakan laporan pkl mengerjakan atau
Februari 2021 mencicil laporan
bab V
37 Rabu 24, Memberikan hasil perhitungan Mendapatkan hasil yg
Februari 2021 ke pembimbing pkl benar
Dosen Pembimbing
60
KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIKNEGERI MALANG
Jl. Soekarno-Hatta No. 9 PO Box 04 Malang 65141
Telp (0341) 404424 – 404425 Fax (0341) 404420
www.polinema.ac.id
B. ASPEK TEKNIS
No Aspek Yang Dinilai Nilai Keterangan
(dengan
angka)
1 Pemahaman Materi API 650 85 Sangat Baik
2 Material Selection 85 Sangat Baik
3 Perhitungan Ketebalan Shell tangki 85 Sangat Baik
Nilai Rata-rata 85
Komentar :
Penguasaan materi dalam prinsip perancangan desain tanki API 650 sudah sangat
baik, perlu diperhatikan lebih lagi terkait pengetahuan tentang steel material
Skala Penilaian:
80 <N≤ 100 : Sangat baik (A)
73 <N≤ 80 : Lebih dari baik (B+)
65 <N≤ 73 : Baik (B)
60 <N≤ 65 : Lebih dari cukup (C+)
50 <N≤ 60 : Cukup (C)
39 <N≤ 50 : Kurang (D)
*)Catatan: Ttd pembimbing lapangan dan distempel perusahaan
KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIKNEGERI MALANG
Jl. Soekarno-Hatta No. 9 PO Box 04 Malang 65141
Telp (0341) 404424 – 404425 Fax (0341) 404420
www.polinema.ac.id
Catatan: (1) Laporan PKL harus diserahkan ke koordinator PKL paling lambat
empat minggu dari pelaksanaan PKL, (2) Nilai Total Minimum yaitu C, jika Nilai
Total Minimum D, berarti mahasiswa yang bersa sangkutan diwajibkan
melakukan PKL ulang di tempat lain, (3) Konversi dan Penetapan Nilai Akhir
adalah wewenang Koordinator PKL (4) Skala Penilaian 81 – 100: Sangat Baik
(A), 74 – 80: Lebih dari Baik (B+), 66 - 73: Baik (B), 61 – 65: Lebih dari Cukup
(C+), 51 – 60: Cukup (C), 40 – 50: Kurang (D)