DI BANJARMASIN
Oleh :
KHAIRULLAH
B010318031
TAHUN 202
LEMBAR PENGESAHAN
HASIL LAPORAN PRAKTEK INDUSTRI
Yang bertanda tangan dibawah ini. Dosen Pembimbing Praktek Kerja Industri
Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dengan ini menyatakan bahwa laporan Praktek Industri Mahasiswa :
Nama : Khairullah
NIM : B010318031
Tempat PKL : PT. BANUA LIMA SEJURUS
Telah diperiksa dan siap untuk dipresentasikan dalam seminar Praktek Industri ,
serta dapat diajukan dalam salah satu mata kuliah.
Banjarmasin,……………………….2021
Dosen Pembimbing
i
LEMBAR ASISTENSI
Banjarmasin, 2021
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat
dan Karunianya serta ilmu – Nya jualah sehingga dapat terselesaikannya laporan
Praktek Lapangan ini.
Pada dasarnya laporan Praktek kerja lapangan ini disusun sebagai salah satu
syarat bagi mahasiswa Politeknik Negri Banjarmasin Jurusan Teknik Mesin yang telah
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
2. Bapak Kasim , ST., M.Pd., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Poletiknik Negri
Banjarmasin.
3. Bapak Jarot Wijayanto, M.Eng selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan hingga terselesaikannya laporan ini.
6. Kedua Orang Tua serta semua pihak yang telah membantu dalam menulis laporan
ini hingga terselesaikannya. Semoga laporan dan makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
iii
Penyusun menyadari bahwa laporan ini banyak terdapat kekurangan dan jauh
dari kesempurnaaan oleh karena ini segala kritikan dan saran yang bersifat
membangun, demi perbaikan dan penyempurnaaan laporan di masa mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bagi kita semua, khususnya penulis maupun semua pihak yang memerlukan.
Banjarmasin, 27 Januari
2021
PENULIS
PPPPPPPPenulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI ....................................... 29
4.1. Produk Yang Dikerjakan ......................................................... 29
4.1.1 Mesin Perkakas ................................................................ 29
4.1.2 Pengelasn ........................................................................ 36
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4.11 Proses pembubutan ............................................................... 35
Gambar 4.12 Hasil pembubutan alur mangal cutter ................................................ 36
Gambar 4.13 Gambar pondasi yang dibentuk.............................................. 36
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Industri merupakan salah satu kurikulum pada Program Studi
Teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin, yang diwajibkan dilaksanakan dalam
rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk dapat menyelesaikan semester 5.
Melalui kerja praktek, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan teori-teori yang
diperoleh selama mengikuti perkuliahan untuk kemudian dapat dianalisa dan
memecahkan masalah yang timbul dilapangan, serta memperoleh pengalaman
yang berguna dalam mewujudkan pola kerja yang akan dihadapi nantinya setelah
mahasiswa menyelesaikan studinya.
Seiring dengan bertambah pesatnya pembangunan di Indonesia. Hal
tersebut tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan di sector industri.
Pembangunan industri adalah sebagian upaya untuk meningkatkan nilai tambah
yang ditujukan untuk memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
Dalam melaksanakan perkmbangan industri, perlu dilakukan agar struktur industri
menjadi lebih kokoh dan mempererat keterkaitan antar sector industry dan sector
lainnya. Demikian pula dikembangkannya keterkaitannya yang menguntungkan
dan saling menunjang antar industri kecil, industri menengah dan industri besar
ini.
Dalam hal ini kami mahasiswa Politeknik Negri Banjarmasin Jurusan Teknik
Mesin ingin memperdalam pengetahuan tentang berbagai macam proses
pengoprasian Mesin Perkakas, Pengelasan, Quality Control seperti pengoprasian
mesin bubut, mesin frais,mesin las,mesin bor di PT. Banua Limasejurus.
1
2
4
5
LANDASAN TEORI
3.1 Mesin Perkakas
Mesin perkakas dapat didefinisikan sebagai suatu mesin atau peralatan
yang dapat berfungsi untuk memotong atau mendeformasikan suatu material
menjadi suatu produk jadi maupun setengah jadi dalam bentuk dan ukuran
tertentu seperti yang dikendaki. Proses pemotongan dan pembentukan ini
mesin memerlukan alat bantu potong yang sering dinamakan alat potong atau
pahat potong. Kata mesin perkakas biasanya digunakan untuk mesin atau
peralatan yang pengoperasiannya tidak menggunakan tenaga manusia secara
langsung. Para ahli sejarah teknologi berpendapat bahwa mesin perkakas
sesungguhnya lahir ketika keterlibatan manusia dihilangkan dalam proses
pembentukan atau proses pemotongan dari berbagai macam peralatan untuk
menghasilkan suatu produk tertentu.
8
9
utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan
eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut
berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk. seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.3 sebagai berikut. seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.3 sebagai berikut.
2. Membubut Dalam
3. Membubut Tirus
4. Membubut Permukaan
5. Memotong
6. Membuat Ulir
Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat
(Gambar 2). Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi
utama dari ulir segi empat pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu :
kisar (pitch), dan sudut helix. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir
segi empat adalah pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur
ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat
dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida. seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.6 sebagai berikut.
• Pahat ulir
Gambar 3.7 Pahat ulir metris untuk ulir luar dan ulir dalam (tommyK,2016)
Gambar 3.8 Proses pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan (tommyK,2016)
Gambar 3.9 Setting pahat bubut untuk proses pembuatan ulir luar
(tommyK,2016)
Gambar 3.10 Kecepatan potong proses bubut rata dan proses bubut ulir untuk pahat
HSS(tommyK,2016)
15
1. Bidang miring,
2. Bidang cekung,
3. Alur-V,
16
4. Alur dalam,
5. Bidang datar,
6. Bidang tegak,
7. Bidang bertingkat
Pahat yang digunakan pada mesin sekrap mirip dengan pahat yang dipakai
pada mesin bubut, di mana kedua pahat tersebut memiliki satu mata pemotong
yang menyayat Pahat sekrap menyayat benda kerja dalam satu arah, yaitu
pada waktu bergerak ke depan yang disebut sebagai gerak kerja. Setelah
melakukan penyayatan Pahat akan bergerak ke belakanag kembali ke posisi
semula hal ini sering disebut gerak bebas. seperti ditunjukkan pada Gambar
3.13 sebagai berikut.
Gambar 3.13 Penyayatan benda kerja oleh pahat sekrap. (pusat lingkaran,2016)
Selain itu dikenal juga mesin sekrap tegak yang sering disebut sebagai slotter
atau mesin tusuk. Pada mesin sekrap mendatar pahatnya bergerak maju-
mundur secara mendatar, sementara pada mesin tusuk (slotter) pahatnya
bergerak naik turun secara vertical. Pada umumnya mesin tusuk ini digunakan
untuk membuat alur-alur pada benda kerja.
18
mendatar. Untuk menggerakkan meja mesin naik atau turun dapat dilakukan
dengan cara pertama-tama mengendorkan mur pengikat pada penopang meja,
kemudian putar eretan meja arah tegak dengan menggunakan tuas engkol.
Apabila kedudukan meja yang diinginkan telah tercapai, maka mur pengikatnya
diketatkan kembali. Untuk menggerakkan meja mesin dalam arah mendatar
dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis. Menggerakkan meja
dalam arah mendatar secara manual dapat dilakukan sebagai berikut: putar
eretan meja arah mendatar dengan menggunakan tuas engkol. Jika tuas
engkol diputar ke kanan, maka meja akan bergerak mendekati operator. Dan
sebaliknya bila tuas engkol diputar ke kiri (berlawanan arah jarum jam) maka
meja akan bergerak menjauhi operator.Bagian-bagaian mesin yang
melaksanakan gerakan meja arah mendatar secara otomatis terdiri dari: pin
eksentrik, batang pendorong, pal, rumah pal, dan roda racet yang terdapat
pada eretan meja arah mendatar. Untuk menggerakkan meja dalam arah
mendatar secara otomatis dapat dilakukan sebagai berikut : Pada posisi netral,
pal (pawl) berada di dalam rumah pal yang terletak di atas roda racet. Untuk
menggerakan meja menjauhi operator, maka pal diputar 90° kemudian pal
diturunkan sehingga masuk ke dalam celah antara gigi-gigi roda racet dengan
posisi pal ke arah depan. Dengan demikian gerakan batang pendorong akan
diteruskan ke roda racet melalui pal tersebut sehingga roda racet berputar.
Dengan berputarnya roda racet ke arah kiri maka meja mesin akan bergeser
menjauhi operator. seperti ditunjukkan pada Gambar 3.16 sebagai berikut.
20
1. Poros meja,
2. Roda racet,
3. Batang pendorong,
4. Pal,
5. Roda gigi,
6. Pin eksentris,
7. Batang penghubung
c. Lengan (Ram)
Lengan mesin sekrap dipasang pada bagian atas rangka mesin. Dalam
operasinya lengan ini dapat digerakkan lurus bolak-balik (maju-mundur) pada
alur yang terdapat di bagian atas rangka mesin. Lengan digerakkan oleh
mekanisme penggerak lengan yang terdapat di bagian dalam rangka mesin
yang terdiri dari: batang ayun beralur (slotted link), blok luncur (sliding block)
dan roda gigi penggerak (bull gear). seperti ditunjukkan pada Gambar 3.17
sebagai berikut.
21
Lengan mesin sekrap dipasang pada bagian atas rangka mesin. Dalam
operasinya lengan ini dapat digerakkan lurus bolak-balik (maju-mundur) pada
alur yang terdapat di bagian atas rangka mesin. Lengan digerakkan oleh
mekanisme penggerak lengan yang terdapat di bagian dalam rangka mesin
yang terdiri dari: batang ayun beralur (slotted link), blok luncur (sliding block)
dan roda gigi penggerak (bull gear). Bila mesin dihidupkan maka motor
penggerak melalui puli akan memutarkan roda gigi penggerak. Putaran roda
gigi penggerak akan memutarkan blok luncur yang terdapat di dalam alur dari
batang ayun, sehingga batang ayun akan bergerak secara berayun. Gerakan
batang ayun ini akan membuat lengan mesin bergerak maju-mundur.
Gerakan lengan mesin akan membuat pahat yang terpasang pada rumah pahat
di bagian kepala lengan juga akan bergerak maju-mundur sesuai dengan
panjang langkah lengan. Besarnya panjang langkah dari lengan dapat diatur
dengan cara memutarkan poros pengatur langkah (stroke regulator shaft).
Dengan diputarnya poros pengatur langkah ini, maka blok luncur (sliding block)
yang terdapat di dalan alur batang ayun (slotted link) akan bergeser. Jika blok
luncur bergeser menjauhi titik pusat roda gigi penggerak (bull gear), maka
langkah lengan akan semakin panjang. Dan sebaliknya bila blok luncur digeser
mendekati titik pusat roda gigi penggerak, maka langkah lengan akan semakin
pendek. Selain mesin sekrap yang digerakkan secara mekanis seperti
dijelaskan di atas, ada juga mesin sekrap yang digerakan secara hidrolik
22
Gambar 3.18 Rumah pahat dan pelat rumah pahat (pusat lingkaran,2016)
Memiringkan posisi kotak ayun ini biasanya dilakukan pada waktu menyekrap
bidang-bidang bersudut atau bidang-bidang tegak, dengan tujuan agar pahat
tidak menggesek benda kerja.
bergerak turun mendekati benda kerja yang terpasang pada meja mesin. Dan
sebaliknya, bila handel diputar ke kiri (berlawanan arah jarum jam), maka
eretan pahat akan bergerak naik sehingga pahat pun akan ikut bergerak naik .
Di bagian bawah tuas eretan pahat terdapat piringan skala (micrometer dial)
yang dapat digunakan untuk menentukan seberapa jauh atau berapa mm
pahat bergerak dari posisinya ketika handel diputar. Eretan pahat dapat juga
diputar atau disetel ke samping kiri atau ke samping kanan sesuai dengan
kemiringan diinginkan.
Arus yang digunakan dalam proses ini adalah 95 A sampai 300 A,. Arus
yang digunakan adalah AC atau DC. Dngan Voltase 220V Spesimen ST37
.Elektroda E60B .Panjang elektroda 350 mm Diameter elektroda 2,6 mm.
Pola pemindahan logam cair sangat mempengaruhi sifat mampu las dari
logam. Secara umum dapat dikatakan bahwa logam mempunyai sifat
mampu las tinggi bila pemindahan terjadi dengan butiran yang halus.
Sedangkan pola pemindahan cairan dipengaruhi oleh besar kecilnya arus
dan juga oleh komposisi dari bahan fluks yang digunakan. Selama proses
pengelasan, bahan fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda
mencair dan membentuk terak (slag) yang kemudian menutupi logam cair
yang terkumpul di tempat sambungan dan bekerja sebagai penghalang
oksidasi. Dalam beberapa fluks bahannya tidak dapat terbakar, tetapi
berubah menjadi gas yang juga menjadi pelindung dari logam cair terhadap
oksidasi dan memantapkan busur.
2. Las Gesek
Pada tahun 1950, AL Chudikov, seorang ahli mesin dari Uni Sovyet,
mengemukakan hasil pengamatannya tentang teori tenaga mekanik dapat
diubah menjadi energi panas.Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian
mesin yang bergerak menimbulkan banyak kerugian karena sebagian
tenaga mekanik yang dihasilkan berubah menjadi panas. Chudikov
berpendapat, proses demikian mestinya bias dipakai pada proses
27
4. Las Suara
Awal tahun 1960 ditandai dengan penemuan las yang menggunakan
suara frekuensi tinggi (Ultrasonic Welding). Las ini juga menggunakan
listrik dalam proses kerjanya, tidak ada aliran listrik pada benda kerja,
panas yang ditimbulkan semata-mata hasil proses dan sifatnya hanya
membantu dalam proses penyatuan benda kerja.
Suara yang digunakan berkisar antara 10000 sampai 175000 Hz,
getaran suara disalurkan melalui sosotrode yang dipasang pada benda
kerja. Kemudian tekanan yang diterapkan pada benda kerja selama
proses. Kelebihan proses ini adalah sesuai untuk benda tipis dan tidak
terpengaruh jenis bahan yang disambungkan. Tidak dipakainya energi
panas sebagai energi utama merupakan kelebihan sendiri pada bahan
tertentu dan tipis, hanya saja kurang berhasil untuk ketebalan benda kerja
diatas 2,5mm x 2.
-Line
-Ring
-Continuous seam
5. Las Exsplosive
Las eksplosive (Exsplosive Welding atau EXW) dikembangkan dari
pengamatan seseorang dimasa PD I, ada pecahan-pecahan bom yang
melekat kuat pada logam lain yang tertumbuk. Carl dalam penelitiannya
menyimpulakan bahwa pecahan bom tersebut menempel karena efek jet
pada saat terjadi tumbukan. Efek jet mampu membersihkan kotoran yang
melekat pada permukaan kedua benda sehingga terjadi kontak antar atom
kedua benda dan menghasilkan ikata yang cukup kuat.
6. Las Laser
Pada tahun 1955 para ahli fisika berhasil menemukan sinar laser,
secara sederhana dapat dikatakan sinar yang diproduksi pada panjang
gelombang tertentu dan parallel, kemudian diperbesar, sinar tersebut
selanjutnya difokuskan. Panas yang dihasilkan pada titik focus sangat
tinggi. Menjelang tahun 1970, laser mulai diterapkan pad alas, laser
sebagai sinar dapat diatur secara akurat sehingga las laser sangatsesuai
untuk peralatan-peralatan khusus.
Las laser dapat dipakai untuk mengelas benda-benda dengan ketebalan
0,13mm sampai 29mm pada kecepatan geser berkisar dari 21 mm/dt
sampai 1,2 mm/dt. Persoalan yang timbul pad alas laser sama halnya
dengan las electron, kerenggangan benda kerja sangat kecil antara 0,03
sampai 0,15.sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara
pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena
perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional
cara-cara pengklasifikasi tersebut pada waktu ini dapat dibagi dua
golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan
energi yang digunakan.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
4.1 Produk yang dikerjakan di industri
4.1.1 Mesin Perkakas
A. Jobsheet Repair alur Mangal Cutter
29
30
1000.𝑐𝑠
n=
𝜋 .𝐷
Keterangan :
Penyelesaian : n =….?
Diketahui :
D = 462mm
CS = 15 m/mnt
π = 3,14
Ditanyakan: n = ………?
Jawab :
1000.𝑐𝑠
n=
𝜋 .𝐷
1000.15
n=
3,14.462
n = 45 RPM
33
E. Kecepatan pemakanan
F = f x n (mm/menit).
Keterangan :
Diketahui :
F = 1 mm
N = 45 mm
F=fxn
F = 1 x 45
F = 45 rpm
L = ℓa + ℓ (mm)
F = f.n (mm/menit)
Keterangan :
F = pemakanan dalam satu putaran (mm/Put)
n = putaran benda kerja (Rpm)
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
ℓa = Jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata
F = kecepatan pemakanan mm/menit
Diketahui :
L = 699 mm
F = 45 rpm
Penyelesaian :
L
tm =
F
699
tm =
45
tm = 15 menit
34
4.1.2 Pengelasan
Pondasi Motor dan Gear box ini tempat dimana motor dan
gear box diletakan.
37
Alat :
1. Mesin Las
2. Las blender potong
3. Elektroda RD diameter 4mm
4. Kapur tulis
5. Sarung tangan las
6. Topeng las
7. Palu las
Bahan :
C. Langkah Pembutan
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek kerja lapangan (PKL) mahasiswa dapat
menyimpulkan terkait beberapa jobsheet yaitu :
PT.BANUA LIMA SEJURUS ialah merupakan perusahaan yang bergerak
dalam industri pembuatan karet remah dimana dalam produksi tahap awal
mendapatkan kapasitan 45.000 pertahun.
Pada Mesin Bubut sebaiknya ketajaman dan sudut mata pahat yang benar
sangat berpengaruh pada hasil permukaan benda kerja karena akan
menghasilkan permukaan yang kasar. Dalam proses pembubutan, menyenter
benda kerja adalah dasar dari proses bubut. Jika pada saat penyenteran benda
kerja tidak dilakukan dengan benar maka hasil pembubutan akan kurang
memuaskan.
5.2 Saran
Adapun yang dapat penulis berikan dalam praktek kerja lapangan dual system
ini adalah :
1. Patuhilah peraturan yang berlaku di industri agar kedepannya bisa terjalin
silaturahmi yang baik.
2. Selalu memakai alat pelindung diri pada saat melakukan pekerjaan. Agar
terhindar dari kecelakaan kerja.
3. Tanyakan hal yang tidak mengerti pada karyawan yang ada di industri agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
41
DAFTAR PUSTAKA
42