Disusun Oleh:
Restu Budy Prasetyo
NIM 3201203027
Oleh:
Restu Budy Prasetyo
3201203027
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diseminarkan pada tangga l 4
November 2014 dan diterima sebagai kelengkapan mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Pontianak.
Disahkan Oleh:
Mengetahui:
H. Irawan Suharto, MT
NIP: 19710311199802100
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerahnya dapat mengikuti Praktek Kerja Lapangan pada semester 5 dan dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini yang berjudul Mesin Mixer
pada tepat waktu.
Adapun laporan ini merupakan hasil pengamatan dan kegiatan selama masa
Praktek Kerja Lapangan. Dari penulisan laporan ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan yang luas dalam mempersiapkan diri di dunia kerja.
Dalam menyusun laporan ini, saya mendapat bantuan dari berbagai pihak,
baik dalam praktek lapangan, pengumpulan data, maupun saat penulisan. Untuk
itu pada kesempatan ini, saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak tersebut, yaitu:
1. Kedua orang tua saya yakni Bapak Karsimin dan Ibu Fatimah yang telah
memberi do’a dan dukungan selama ini
2. Ketua Jurusan Teknik Elektro, H. Irawan Suharto,MT
3. Ketua Program Studi Teknik Listrik, Ruskardi,MT
4. Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan, Wahyu Widodo,MT
5. Koordinator Praktek Kerja Lapangan, Dwi Harjono,MT
6. Pembimbing dilapangan, Mantep Sugiarto
7. Para teknisi di Tempat Praktek Kerja Lapangan
8. Rekan-rekan Praktek Kerja lapangan
9. Dan teman-teman yang telah membantu menganalisa dalam menyusun
laporan Praktek Kerja Lapangan
Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan memberikan pangangan positif untuk meningkatkan pengetahuan,
Amin.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................ 1
BAB 4. PENUTUP................................................................................... 35
4.1 Kesimpulan................................................................................ 35
4.2 Saran ......................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 37
LAMPIRAN.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
- Tujuan umum:
Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan proses
pelaksanaan suatu kegiatan proyek atau industri kontruksi
sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas
sehingga dapat mempersiapkan diri dalam mengisi
kebutuhan pada dunia industri.
- Tujuan khusus:
1. Meningkatkan potensi mahasiswa dalam dunia kerja Industri.
2. Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar
peserta menguasai kopetensi keahlian produktif yang
standar.
3. Menginternalisasi sikap nilai dan budaya industri yang
berorientasi kepada standar mutu, nilai-nilai ekonomi dan
jiwa kewirausahaan, serta membentuk etos kerja yang
produktif, dan kompetitif.
4. Sebagai latihan untuk membiasakan diri siswa membuat
tulisan berupa laporan akhir pelaksanaan praktik kerja
industri.
1.3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dilaksanakan oleh
Politeknik Negeri Pontianak adalah dapat memberi manfaat
sebagai berikut :
PENGENALAN PERUSAHAAN
Pada sekitar bulan juni pada tahun 1996 di bangunlah pabrik PT Indofood
CBP Sukses Makmur di kota Pontianak.Tepatnya,pabrik PT.Indofood CBP Sukses
Makmur terletak di jalan raya wajok hulu 10,7 km, kecamatan dan kabupaten
mempawah.pabrik PT Indofood CBP sukses makmur didirikan oleh Lim Siong
Hio. Sampai saat ini, terdapat 15 pabrik instant Noodle di indonesia.khususnya
provinsi kalimatan, terdapat 2 pabrik, juga terdapat pada provinsi sumatera 5
pabrik di jawa terdapat 6 pabrik, dan di sulawesi terdapat 2 pabrik.
Visi
Misi
b) Admin Teknik
Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja,
menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta
tunjangan karyawan. Membuat laporan akutansi proyek dan
menyelesaikan perpajakan serta retribusi.
c) Section Supervisor
Bertugas membantu teknik supervisor menangani orang-orang yang
memproduksi dan atau melakukan pelayanan, dan bertanggung jawab
memerintahkan kepada karyawan bagian untuk melakukan suatu tugas
tertentu.
d) Teknik Field
Adalah teknisi yang bertugas untuk mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan dari lapangan dan tanggung jawab atas ketelitian hasil yang
didapat.
e) Teknik Workshop
Bertanggung jawab atas kelancaran operasional mekanis dan mesin-mesin
dan peralatan produksi.
f) Teknik PM Produksi
Bertugas sebagai desain dan pemelihan mesin (process engineering),
desain peralatan-peralatan bantu(tools, jigs dan fixtures), estimasi biaya,
sistem perawatan (maintenance) dan pengepakan (packaging).
g) Teknik PM Utility
Bertugas untuk menyediakan dukungan kualitas dalam menjaga dan
mengoperasikan utilitas fasilitas untuk menjamin kelancaran kegiatan
manufaktur di pabrik kami.
h) Operator Boiler
Adalah orang yang mengawasi operasi meisn boiler dari sebuah pabrik
industri. Dan operator boiler meiliki ruang kontrol sendiri. Umumnya
operator ditugaskan untuk unit tertentu, dimana mereka bertanggung
jawab untuk fungsi tertentu atau bidang peralatan, dan juga bertanggung
jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan dengan cara
yang aman.
i) Operator RO
Adalah orang yang mengawasi operasi RO (Reverse Osmosis) adalah
proses mengolah air asin atau payau menjadi air tawar atau sering dikenal
dengan istilah desalinasi dari sebuah pabrik industri. Umumnya operator
ditugaskan untuk unit tertentu, dimana mereka bertanggung jawab dalam
proses penyulingan air bersih untuk fungsi boiler dan bagian produksi, dan
juga bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang
dilakukan dengan cara yang aman.
j) Operator Genset
Adalah orang yang mengawasi operasi meisn genset dari sebuah pabrik
industri. Umumnya operator ditugaskan untuk unit tertentu, dimana
mereka bertanggung jawab untuk fungsi tertentu atau bidang peralatan,
dan juga bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang
dilakukan dengan cara yang aman.
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing
(pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian), steaming
(pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan pencetakan), frying
(penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan). Proses yang
terjadi pada setiap tahap adalah :
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari
slitter secara kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang
memiliki tekanan upa yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan
akan berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya
adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses
steaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang
menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.
Gambar 4. Steaming
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada
ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian
mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan
menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
Gambar 6. Frying
Cooling atau Pendinginan
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari
sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan
dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan
mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C
sebelum dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah
sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama
beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada
permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur.
Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
Gamber 7. Cooling
Secara Sistematis alur proses produksi mie instan dapat dilihat pada diagram
berikut.
Gambar 8. Diagram Alur Produksi Mie Instan
Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini
tidak terlalu membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu banyak karena
pengerjaan produksi dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM yang
dibutuhkan pada proses produksi sebatas pengawas jalannya produksi.
Tepung Terigu
Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung
terigu dalam pembuatan mie instan, antara lain memberi atau membentuk adonan
selama proses pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain dan
mendistribusikan secara merata, mengikat gas selama proses penggorengan,
membentuk struktur mie instan, serta sebagai sumber karbohidrat dan protein.
Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis tepung terigu sebagai
bahan baku utama, yaitu strong flour (tepung keras cap Cakra Kembar), medium
flour (tepung setengah keras cap Segitiga Biru) dan soft flour (tepung lunak cap
Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung tersebut bukan dianggap kelas-kelas mutu
tepung, tetapi mempunyai klasifikasi khusus sehingga akan disesuaikan untuk
tujuan penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung tersebut sudah mengandung telur
sehingga mempunyai kadar protein tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie instan. Adapun standar
bahan baku tepung terigu dapat terlihat pada Tabel 1.
Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah terigu yang bermutu paling baik
untuk pembuatan roti dan mie karena memiliki kandungan protein yang paling
tinggi, yaitu sebesar 13 % yang dihasilkan dari 100% hard wheat.
Tepung Tapioka
Alkali
Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM,
Tbk melibatkan beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya
dalam perusahaan, yaitu Departemen ASP, PPIC, Purchasing (Pembelian), Ware
House (Gudang), PDQC dan Finance and Accounting. Ke enam bagian ini
memegang peranan penting dalam pengadaan bahan baku baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga produksi dapat berlangsung karena ketersediaan
bahan baku tersebut.
3.1.1.4. Sistem Persediaan Bahan Baku
Penerimaan
Penyusunan
Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara
diangkat oleh kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer,
bahan baku terlebih dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar
satu lapisan dengan lapisan lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak
terkontak langsung dengan lantai. Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10
zak per palet.
Pengeluaran
Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO)
yaitu bahan baku yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari
gudang untuk proses produksi. Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang
mempunyai batas kadaluarsa dan kerugian akibat penyimpanan yang terlalu lama.
Bahan baku tepung terigu mempunyai batas penyimpanan di gudang bahan baku,
yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan melebihi satu bulan akan
menimbulkan kutu pada tepung terigu.
2.5. Output Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle merupakan salah satu
cabang perusahaan yang dimiliki Salim Group yang memproduksi mie instan.
Jenis produk mie instant yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur,
Tbk Pontianak dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Produk yang Dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
1 Indomie 8
2 Indomie Spesial 2
3 Indomie vegan 2
5 Indomie Kriuk 3
6 Indomie Jumbo 2
7 Indomie SQN 6
8 Indomie Paket 4
9 Supermie Reguler 4
10 Supermie Sedaaap 3
11 Supermie Go Series 3
12 Sarimi 6
14 Sakura 6
15 Intermi 1
16 POP Mie 15
17 Mie Telor 2
18 Anak Mas 2
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi
dengan memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan
memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran
dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan
bakar dan udara dari luar. Seperti kebanyakan boiler yang anda kenal,
mesin ini terdiri dari bejana sebagai alat untuk memproduksi uap dan
dengan segala peralatan pembantu operasi dan alat-alat proteksinya.
Blade di bagian ujung mixer posisinya harus diperhatikan yaitu sisi tajam
harus searah putaran mixer.
Cara setting ini sangat penting karena setting yang tidak tepat akan
berdampak ke terigu tumpah keluar sebelum waktunya. Apabila tekanan angin
yang kurang dengan tiba-tiba.
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang
lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja ke satu arah.
Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada didalam
silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi awal
dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa beban.
3.4.8. Komponen Yang Ada Pada Mixer
Cara Mengatasinya
Untuk motor yang rusak dibawa keluar pabrik untuk di sevice di tempat
lain, agar mesin mixer tetap bekerja motor diganti dengan yang baru,
dikarenakan keterbatasan alat untuk menggulung kawat elmail.
Dengan memperbaiki spiral conveyor di ruang workshop dengan alat dan
bahan yang sudah tersedia. Agar conveyor tidak terjadi masalah tersebut,
oparator harus mengecek keseluruhan bagian mesin sebelum proses
mixing dilakukan.
Agar blade mixer tidak bengkok atau patah, mixer harus dilakukakn proses
start dan stop sedikit demi sedikit, sampai dengan putaran blade terlihat
ringan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen dan meiliki penyebaran
yang sempurna. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan
dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda.
Pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk
atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.
Jika terjadi kelebihan terigu pada mixer yang dikarenakan operator lupa
memindahkan selang flexible pada output screw conveyor, dan langsung
ditambahkan air larutan alkali, perlakuan ini tidak benar. Jangan sekali-kali
dipaksakan mixer diberi beban yang berlebihan karena akan berdampak ke
mekanisme di transmisi mixer dapat rusak dan motor akan over load.
4.2. Saran
Berdasarkan apa yang telah penulis lalui selama tujuh minggu di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Cabang Pontianak, penulis mempunyai
beberapa usulan yang disarankan bagi kebaikan segala pihak yang terkait dengan
praktek kerja lapangan ini, yakni :
https://www.scribd.com/doc/217462943/MAKALAH-MIXING-docx
http://alfyandiishaq.wordpress.com/2012/06/20/mixing-pencampuran-
bahan/
https://www.scribd.com/doc/217462943/MAKALAH-MIXING-docx