Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk


Jl. Wajok Hulu Km. 10,7 Siantan, Pontianak 78351
Kalimantan Barat, Indonesia

Disusun Oleh:
Restu Budy Prasetyo
NIM 3201203027

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2014
HALAMAN PENGESAHAN
DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk

Oleh:
Restu Budy Prasetyo
3201203027
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diseminarkan pada tangga l 4
November 2014 dan diterima sebagai kelengkapan mata kuliah Praktek Kerja
Lapangan Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Pontianak.

Disahkan Oleh:

Dosen Penguji Dosen Pembimbing

Ir. Hadi Sugiarto Ir. Wahyu Widodo,MT


NIP: 196105091992031003 NIP: 195812231992031001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Teknik


Elektro

H. Irawan Suharto, MT
NIP: 19710311199802100

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerahnya dapat mengikuti Praktek Kerja Lapangan pada semester 5 dan dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini yang berjudul Mesin Mixer
pada tepat waktu.

Adapun laporan ini merupakan hasil pengamatan dan kegiatan selama masa
Praktek Kerja Lapangan. Dari penulisan laporan ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan yang luas dalam mempersiapkan diri di dunia kerja.

Dalam menyusun laporan ini, saya mendapat bantuan dari berbagai pihak,
baik dalam praktek lapangan, pengumpulan data, maupun saat penulisan. Untuk
itu pada kesempatan ini, saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak tersebut, yaitu:

1. Kedua orang tua saya yakni Bapak Karsimin dan Ibu Fatimah yang telah
memberi do’a dan dukungan selama ini
2. Ketua Jurusan Teknik Elektro, H. Irawan Suharto,MT
3. Ketua Program Studi Teknik Listrik, Ruskardi,MT
4. Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan, Wahyu Widodo,MT
5. Koordinator Praktek Kerja Lapangan, Dwi Harjono,MT
6. Pembimbing dilapangan, Mantep Sugiarto
7. Para teknisi di Tempat Praktek Kerja Lapangan
8. Rekan-rekan Praktek Kerja lapangan
9. Dan teman-teman yang telah membantu menganalisa dalam menyusun
laporan Praktek Kerja Lapangan

Saya menyadari masih ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan


laporan ini, maka dari itu saya meminta saran yang membangun dari semua pihak
untuk perbaikan dan penyempurnaan.

Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan memberikan pangangan positif untuk meningkatkan pengetahuan,
Amin.

Pontianak, Oktober 2014

Restu Budy Prasetyo


NIM : 3201203027

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Prakerin.............................................................. 1


1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan.................................................. 2
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan................................................ 3

BAB 2. PENGENALAN PERUSAHAAN............................................ 4

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan....................................................... 4


2.2 Struktur Organisasi.................................................................... 6
2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja........................................................ 8

BAB 3. KEGIATAN YANG DILAKUKAN........................................ 9

3.1 Gambar Umum Proses Produksi................................................ 9


3.1.1. Bahan Baku (Input) PT.Indofood CBP Sukses Makmur... 15
3.1.1.1. Bahan Baku Utama...................................................... 15
3.1.1.2. Bahan Baku Penunjang................................................ 17
3.1.1.3. Pemasok Bahan Baku.................................................. 17
3.1.1.4. Sistem Persediaan Bahan Baku.................................... 19
3.1.2. Output Produksi PT.Indofood CBP Sukses Makmur,Tbk.. 20
3.2 Materri Yang Diminati................................................................ 23
3.2.1. Mesin mixer......................................................................... 23
3.2.2. Boiler Batubara.................................................................... 24
3.2.3. Mesin Rool Press................................................................. 25
3.3 Lingkup Kegiatan........................................................................ 25
3.4 Tugas Selama Praktek.................................................................. 26
3.4.1. Pengertian Mixer................................................................... 26
3.4.2. Klasifikasi Mixer.................................................................. 27
3.4.3. Cara Mengperasikan Mixer.................................................. 27
3.4.4. Fungsi Timer Pada Mixer..................................................... 29
3.4.5. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Pada Mixer..................... 30
3.4.6. Cara Setting Blade................................................................ 31
3.4.7. Cara Setting Air Cylinder Lock Mixer................................. 32
3.4.8. Komponen yang ada pada Mixer........................................ 33
3.4.9. Gangguan-gangguan Pada Mixer......................................... 34

BAB 4. PENUTUP................................................................................... 35

4.1 Kesimpulan................................................................................ 35
4.2 Saran ......................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 37

LAMPIRAN.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Prakerin


Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu bagian
dari program Pendidikan Sistem Ganda, dilaksanakan untuk
mendapat pengalaman kerja nyata di industri. Program ini
merupakan perwujudan dari kebijakan “Link and Match” antara
pendidikan di kampus dan tuntunan kebutuhan industri. Program
Pendidikan Sistem Ganda sangat dibutuhkan dalam penguasaan
kopetensi dan pembentukan sikap profesi mahasiswa seperti
tercermin dalam tujuan pendidikan dan pelatihan di Politeknik
Negeri Pontianak yaitu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di
kampus terutama bertujuan untuk membekali peserta diklat
mengembangkan pepribadian, potensi akademik, dan dasar-
dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran
program normatif, adaftif, dan produktif.

Dan menurut Undang-Undang Nomor 2 / 1989 tentang


Sistem pendidikan Nasional, dan peraturan Pemerintah Nomor
29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 39 tahun 1992 tentang Peranan masyarakat
Dalam Pendidikan Nasional, dan berikut merupakan dasar
hukum:

1. GBHN tahun 1993;

2. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional : Bab IV ,Pasal


10 (1);
3. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional : Bab VIII, Pasal
33;
4. Undang –Undang Sistem Pendidikan Nasional : Bab XII Pasal
47 (1);
5. Peraturan Pemerintah No.29, Bab XI, Pasal 29 (1);

6. Peraturan Pemerintah No.39, Bab III, Pasal 4 (8);


7. Peraturan Pemerintah No.39, Bab VI, Pasal 8 (2);

8. Peraturan Pemerintah No.39, Bab VI, Pasal 10 ;

9. Peraturan Pemerintah No.29, Bab XIII, Pasal 32 (2);

10. Kep. Mendikbud No. 0490/U/1992, Pasal 33;

11. Kep. Mendikbud No.080/U/1993.

1.2. Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Dalam melakukan Praktik Kerja Lapangan ( PKL )
pendidikan dan pelatihan di dunia kerja oleh Politeknik Negeri
Pontianak memiliki tujuan umum dan tujuan khusus yakni:

- Tujuan umum:
Agar mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan proses
pelaksanaan suatu kegiatan proyek atau industri kontruksi
sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas
sehingga dapat mempersiapkan diri dalam mengisi
kebutuhan pada dunia industri.

- Tujuan khusus:
1. Meningkatkan potensi mahasiswa dalam dunia kerja Industri.
2. Memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar
peserta menguasai kopetensi keahlian produktif yang
standar.
3. Menginternalisasi sikap nilai dan budaya industri yang
berorientasi kepada standar mutu, nilai-nilai ekonomi dan
jiwa kewirausahaan, serta membentuk etos kerja yang
produktif, dan kompetitif.
4. Sebagai latihan untuk membiasakan diri siswa membuat
tulisan berupa laporan akhir pelaksanaan praktik kerja
industri.
1.3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dilaksanakan oleh
Politeknik Negeri Pontianak adalah dapat memberi manfaat
sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa, dapat mempraktekkan ilmu di dunia


Industri yang diberikan di sekolah dengan benar sehingga
tujuan dari sistem ganda dapat terrealisasi dengan baik.
2. Bagi dunia Industri, dapat memberikan secara tidak
langsung bantuan tenaga dalam pekerjaan yang ada dunia
industri.
3. Bagi Politeknik, dapat mempromosikan dan memperkenal
kan Politeknik Negeri Pontianak ke dunia kerja atau dunia
Industri di Masyarakat luas bahwa Politeknik Negeri
Pontianak mempunyai mahasiswa yang memiliki etos kerja
yang bisa diperhitungkan dan memiliki harga jual di dunia
industri.
4. Selain itu membentuk mental dan motivasi mahasiswa
Politeknik sebagai tenaga kerja yang siap kerja serta mampu
mandiri serta berjiwa pekerja keras, jujur, bertanggung
jawab serta ulet dalam bekerja.
BAB II

PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Berdirinya PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

Mie instan yang diproduksi PT.Indofood berasal dari jepang. Seiring


jatuhnya bom hirosima dan nagasaki di jepang, orang jepang bermigrasi ke
indonesia.pada waktu itu pula, ada beberapa orang jepang yang membuat mie
pertama kalinya.mie instan pertama kalinya di kenalkan oleh orang jepang yang
bernama Monokukudo. Mie instan pertama kalinya di bawa ke indonesia sekitar
tahun 1970-an. Mie pertama di kenal adalah mie rasa kaldu ayam.

Pada sekitar bulan juni pada tahun 1996 di bangunlah pabrik PT Indofood
CBP Sukses Makmur di kota Pontianak.Tepatnya,pabrik PT.Indofood CBP Sukses
Makmur terletak di jalan raya wajok hulu 10,7 km, kecamatan dan kabupaten
mempawah.pabrik PT Indofood CBP sukses makmur didirikan oleh Lim Siong
Hio. Sampai saat ini, terdapat 15 pabrik instant Noodle di indonesia.khususnya
provinsi kalimatan, terdapat 2 pabrik, juga terdapat pada provinsi sumatera 5
pabrik di jawa terdapat 6 pabrik, dan di sulawesi terdapat 2 pabrik.

Tujuan didirikan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Pontianak :

- Karena adanya permintaan pasar yang cukup tinggi


- Karena permintaanyang sangat banyak dari konsumen

Dasar hukum pendirian perusahaan adalah berdasarkan pada PMDN


( Penanaman Modal Dalam Negeri)

Sarana dan prasarana penunjang kegiatan perusahaan seperti intrastruktur,


surat izin, lokasi , dan sebagainya.

Pertimbangan memilih usaha :

- Tempat yang strategis


- Sarana dan prasarananya banyak/lengkap
- Adanya Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam
(SDA) yang cukup.
Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
adalah realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra,
nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.

Visi

“Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan


produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di
industri makanan”.

Misi

“Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di


bidang industri makanan”.
2.2. Struktur Organisasi
a) Technical Supervisor
Mempunyai tugas melakukan pengawasan tehadap kualitas, kuantitas dan
waktu pelaksanaan pekerjaan, peneraparan manajemen konstruksi,
monitoring dan evaluasi kemajuan pekerjaan dan menyiapkan dokumen
atau data pelaksanaan pekerjaan.

b) Admin Teknik
Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja,
menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta
tunjangan karyawan. Membuat laporan akutansi proyek dan
menyelesaikan perpajakan serta retribusi.

c) Section Supervisor
Bertugas membantu teknik supervisor menangani orang-orang yang
memproduksi dan atau melakukan pelayanan, dan bertanggung jawab
memerintahkan kepada karyawan bagian untuk melakukan suatu tugas
tertentu.

d) Teknik Field
Adalah teknisi yang bertugas untuk mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan dari lapangan dan tanggung jawab atas ketelitian hasil yang
didapat.

e) Teknik Workshop
Bertanggung jawab atas kelancaran operasional mekanis dan mesin-mesin
dan peralatan produksi.

f) Teknik PM Produksi
Bertugas sebagai desain dan pemelihan mesin (process engineering),
desain peralatan-peralatan bantu(tools, jigs dan fixtures), estimasi biaya,
sistem perawatan (maintenance) dan pengepakan (packaging).

g) Teknik PM Utility
Bertugas untuk menyediakan dukungan kualitas dalam menjaga dan
mengoperasikan utilitas fasilitas untuk menjamin kelancaran kegiatan
manufaktur di pabrik kami.

h) Operator Boiler
Adalah orang yang mengawasi operasi meisn boiler dari sebuah pabrik
industri. Dan operator boiler meiliki ruang kontrol sendiri. Umumnya
operator ditugaskan untuk unit tertentu, dimana mereka bertanggung
jawab untuk fungsi tertentu atau bidang peralatan, dan juga bertanggung
jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang dilakukan dengan cara
yang aman.

i) Operator RO
Adalah orang yang mengawasi operasi RO (Reverse Osmosis) adalah
proses mengolah air asin atau payau menjadi air tawar atau sering dikenal
dengan istilah desalinasi dari sebuah pabrik industri. Umumnya operator
ditugaskan untuk unit tertentu, dimana mereka bertanggung jawab dalam
proses penyulingan air bersih untuk fungsi boiler dan bagian produksi, dan
juga bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang
dilakukan dengan cara yang aman.

j) Operator Genset
Adalah orang yang mengawasi operasi meisn genset dari sebuah pabrik
industri. Umumnya operator ditugaskan untuk unit tertentu, dimana
mereka bertanggung jawab untuk fungsi tertentu atau bidang peralatan,
dan juga bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan yang sedang
dilakukan dengan cara yang aman.

2.3. Pelaksanaan Deskripsi Kerja


Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk cabang Kalimantan Barat diselenggarakan selama 7 minggu,
yang dimulai pada tanggal 1 September 2014 sampai dengan 17 Oktober 2014 dan
dimulai pada pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 16.00 sore. Kegiatan
dilaksanakan setiap hari kecuali hari minggu atau hari libur lainnya
Adapun yang dilakukan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini
adalah menerapkan semua yang kami pelajari pada proses belajar did perkuliahan
kedalam suatu lingkungan industri untuk mengetahui dan merasakan kerja yang
seungguhnya.
BAB III

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

3.1. Gambar Umum Proses Produksi

Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing
(pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian), steaming
(pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan pencetakan), frying
(penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan). Proses yang
terjadi pada setiap tahap adalah :

 Mixing atau Pencampuran

Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-


material yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan
beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau
homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau
dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses
pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35 °
C.
Gambar 1. Proses Mixing

 Pressing atau Pengepresan

Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin


pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press.
Adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada
saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll press
sehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus
dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan
jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12 –
1,18 mm.

Gambar 2. Proses Pressing


 Slitting atau Pembentukan Untaian

Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan


kemudian siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut
dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net,
sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.

Gambar 3. Proses Slitting

 Steaming atau Pengukusan

Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari
slitter secara kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang
memiliki tekanan upa yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan
akan berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya
adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses
steaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang
menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses
penggorengan atau frying.
Gambar 4. Steaming

 Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan

Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada
ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian
mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan
menggunakan alat berupa pisau yang berputar.

Gambar 5. Cutting and Folder


 Frying atau Penggorengan

Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok


pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam
hal ini minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu.
Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie
dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4%
sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.

Gambar 6. Frying
 Cooling atau Pendinginan

Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari
sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan
dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan
mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C
sebelum dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah
sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama
beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada
permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur.
Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.

Gamber 7. Cooling

Secara Sistematis alur proses produksi mie instan dapat dilihat pada diagram
berikut.
Gambar 8. Diagram Alur Produksi Mie Instan

Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini
tidak terlalu membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu banyak karena
pengerjaan produksi dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM yang
dibutuhkan pada proses produksi sebatas pengawas jalannya produksi.

Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki


PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu
jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang
besar, permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali
berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau menengah.

2.4. Bahan Baku (Input) PT. Indofood CBP Sukses Makmur


3.1.1.1. Bahan Baku Utama

Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam


pembuatan mie instan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa
perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Adapun bahan baku tersebut adalah :

 Tepung Terigu

Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung
terigu dalam pembuatan mie instan, antara lain memberi atau membentuk adonan
selama proses pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain dan
mendistribusikan secara merata, mengikat gas selama proses penggorengan,
membentuk struktur mie instan, serta sebagai sumber karbohidrat dan protein.

Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis tepung terigu sebagai
bahan baku utama, yaitu strong flour (tepung keras cap Cakra Kembar), medium
flour (tepung setengah keras cap Segitiga Biru) dan soft flour (tepung lunak cap
Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung tersebut bukan dianggap kelas-kelas mutu
tepung, tetapi mempunyai klasifikasi khusus sehingga akan disesuaikan untuk
tujuan penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung tersebut sudah mengandung telur
sehingga mempunyai kadar protein tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie instan. Adapun standar
bahan baku tepung terigu dapat terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Standar Bahan Baku Tepung Terigu

No Jenis Tepung PH Kadar Air (%) Gluten (%) Protein (%)

1 Cakra Kembar 5,5-6,8 14,5 (max) 31 (min) 13

2 Segitiga Biru 5,5-6,8 14 (max) 25 (min) 10,5-11,5

3 Segitiga Hijau 5,5-6,8 14 (max) 21 (min) 9

Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah terigu yang bermutu paling baik
untuk pembuatan roti dan mie karena memiliki kandungan protein yang paling
tinggi, yaitu sebesar 13 % yang dihasilkan dari 100% hard wheat.

 Tepung Tapioka

Tepung tapioka digunakan untuk membentuk tekstur mie menjadi lebih


keras, sehingga adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Tepung
tapioka yang baik digunakan untuk pembuatan mie instan adalah memiliki pH 4-
8 dan kadar pati 80%. Tepung tapioka ini diperoleh dari perusahaan Darma
Grindo, Lampung. Tepung tapioka ini dikemas dalam karung dengan berat per
karung 50 kg.

3.1.1.2. Bahan Baku Penunjang


 Air

Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten, mengkontrol


kepadatan dan suhu adonan, melarutkan garam dan bahan-bahan tambahan
lainnya, sehingga bahan-bahan tersebut dapat tersebar secara merata dalam
adonan. Air yang digunakan harus air bersih, baik secara kimiawi maupun mikro
biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM).

 Alkali

Alkali merupakan campuran dari zat antioksidan, pengemulsi, pengatur


keasaman, pengental, pengembang, pewarna, mineral dan penguat rasa yang aman
untuk dikonsumsi dan berfungsi untuk membuat bentuk, warna, rasa dan mutu
mie instan lebih baik.

Identifikasi kebutuhan bahan baku adalah penentuan jumlah bahan baku


yang diperlukan untuk produksi mendatang. Identifikasi tersebut dilakukan
berdasarkan perkiraan penjualan produk mie instan yang dihasilkan perusahaan
dan pemakaian bahan baku pada periode sebelumnya.

3.1.1.3. Pemasok Bahan Baku

PT. Indofood Sukses Makmur TBK Pontianakbekerja sama dengan beberapa


pemasok (supplier) yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku (raw material) dan
bahan pendukung lainnya. Adapun supplier-supplier yang ditunjuk untuk
pengadaan bahan baku dan bahan pendukung produksi mie instan dapat dilihat
dibawah ini.
Tabel 2 Supplier Raw Material

No Material Supplier Lokasi


1 Tepung Terigu Bogasari Flour Mills Jakarta
2 Minyak goreng Salim Ivomas Jakarta
3 Bumbu PT. Food Ingredient Development Cikampek
Raci Pack Jakarta
4 Karton Packing
Puri Nusa Bandung
Supermova
Prima Makmur
5 Etiket Jakarta
Respati
Cipta Kemas Abadi

Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM,
Tbk melibatkan beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya
dalam perusahaan, yaitu Departemen ASP, PPIC, Purchasing (Pembelian), Ware
House (Gudang), PDQC dan Finance and Accounting. Ke enam bagian ini
memegang peranan penting dalam pengadaan bahan baku baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga produksi dapat berlangsung karena ketersediaan
bahan baku tersebut.
3.1.1.4. Sistem Persediaan Bahan Baku

Penyimpanan bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse


(Gudang). Dalam manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle , PT. ISM, Tbk
terdapat penanganan bahan baku, yaitu :

 Penerimaan

Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan


mengontrol jumlah yang diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan
selanjutnya Departemen Quality Control akan mengambil contoh untuk
memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan jumlah bahan baku tepung
terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan
oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg per
zak, dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per zak
49,85 kg. Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan
juga telah memperhitungkan rendemennya sehingga berat per zak 24,55-24,85 kg.

 Penyusunan

Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara
diangkat oleh kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer,
bahan baku terlebih dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar
satu lapisan dengan lapisan lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak
terkontak langsung dengan lantai. Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10
zak per palet.

 Pengeluaran

Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO)
yaitu bahan baku yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari
gudang untuk proses produksi. Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang
mempunyai batas kadaluarsa dan kerugian akibat penyimpanan yang terlalu lama.
Bahan baku tepung terigu mempunyai batas penyimpanan di gudang bahan baku,
yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan melebihi satu bulan akan
menimbulkan kutu pada tepung terigu.
2.5. Output Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle merupakan salah satu
cabang perusahaan yang dimiliki Salim Group yang memproduksi mie instan.
Jenis produk mie instant yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur,
Tbk Pontianak dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3 Produk yang Dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

NO PRODUK JUMLAH VARIAN RASA

1 Indomie 8

2 Indomie Spesial 2

3 Indomie vegan 2

4 Indomie Regional Flavor 11

5 Indomie Kriuk 3

6 Indomie Jumbo 2

7 Indomie SQN 6
8 Indomie Paket 4

9 Supermie Reguler 4

10 Supermie Sedaaap 3

11 Supermie Go Series 3

12 Sarimi 6

13 Sarimi Extra Besar 6

14 Sakura 6

15 Intermi 1

16 POP Mie 15

17 Mie Telor 2
18 Anak Mas 2

19 POP Bihun Spesial 4

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana


produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar.
Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas
maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan
inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.

Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi


instan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :

1. Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan


2. Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng
melainkan dikeringkan.

Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu,


minyak bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah
untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak
sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen.
Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke dalam karton.
Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan dan
kemudian menuju gudang untuk disalurkan.
3.2. Materi Yang Diamati
3.2.1. Mesin Mixer
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen dan meiliki
penyebaran yang sempurna. Prinsip pencampuran didasarkan pada
peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang
mempunyai sifat yang berbeda. Pencampuran dapat dikarakterisasi dari
waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang
dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.
Berdasarkan sifat dari bahannya pencampuran bahan dapat dibedakan atas
pemcampuran bahan cair, bahan viskos, dan pencampuran bahan padat.
Pencampuran bahan padat seperti tepung memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan bahan cair yaitu memenuhi ruang, ada aliran bahan
ke pengaduk, tidak memerlukan gaya gunting yang besar dan tenaga yang
diperlukan relatif kecil. Tetapi pada bahan yang padat aliran bahan ke
pengaduk bukan karena sendirinya tetapi ada gaya yang diberikan oleh
pengaduk tersebut. Pencampuran bahan padat berguna untuk mencampur
bahan yang meiliki sifat berbeda dan dapat diproses pada saat yang
bersamaan, hal ini juga dilakukan untuk merubah fisik dari bahan tepung
tersebut, dan juga merubah karakteristik bahan tersebut baik dari rasa dan
baunya.

Gambar 8. Mesin Mixer


3.2.2. Bioler Batubara

Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi
dengan memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan
memanfaatkan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran
dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan
bakar dan udara dari luar. Seperti kebanyakan boiler yang anda kenal,
mesin ini terdiri dari bejana sebagai alat untuk memproduksi uap dan
dengan segala peralatan pembantu operasi dan alat-alat proteksinya.

Perdaan utama adalah pada sumber panasnya yaitu biasanya boiler


menggunakan minyak atau gas sebagai bahan bakar tetapi dalam
pebahasan kali ini saya akan menguraikan tentang boiler dengan bahan
bakar yang menggunakan batu bara, yang mana diperlukan perangkat-
perangkat pendukung untuk memaksimalkan penggunaan boiler batu bara
ini, seperti Chain grate stoker, Ash Conveyor, Grit Arrester dan ID fan dll
berikut penguraian dari perangkat-perangkat atau alat-alat pendukung
pengoprasian boiler batu bara

Gambar 9. Boiler Batubara


3.2.3. Mesin Rool Press
Mesin Press Roller merupakan salah satu bagian dari mesin produksi mi.
Mesin ini digunakan pada proses Pressing dan slitting. Pressing
merupakan proses dimana adonan di bentuk menjadi lembaran-lembaran
mi melalui beberapa rool sheet sampai tercapai ketebalan tertentu.
Sedangkan slitting merupakan proses pembentukan lembaran adonan
menjadi untaian-untaian mi bergelombang. Tujuan pressing adalah
membentuk struktur gluten dengan arah yang sama secara merata sehingga
lembaran adonan menjadi lembut dan elastis atau sering disebut dengan
proses pembentukan tekstur mi.

Gambar 10. Mesin Rool Press


3.3. Lingkup Kegiatan
Adapun lingkup kerja di PT.Indofood setiap minggunya bermacam-macam
seperti, saya melakukan perawatan mesin produksi, membersihkan mesin rool
press dari sisa tepung untuk pembuatan mie yang biasa menempel di sela-sela
mesin, dan perbaikan penerangan di ruang produksi. Saya selain melakukan
instalasi penerangan, saya juga mendapatkan ilmu baru yang tidak saya dapat di
perkuliahan, seperti belajar las dan bubut. Saya membuat paking atau paken yang
biasa digunakan untuk sambungan pipa besi agar tidak terjadi kebocoran pada
sambungan pipa. Melakukan service ac, seperti mengisi gas preon untuk ac, dalam
negisi gas preon ac, arus masuk dan keluar harus sama, untuk mengukurnya bisa
menggunakan tang ampere. Selain itu saya juga melepaskan evaporator.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagiana atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Pada
minggu selanjutnya saya melakukan service mesin mixer seperti mengganti motor
dan gear box pada mixer, dari situlah saya tertarik untuk mengambil tugas mesin
mixer untuk seminar Praktek kerja Industri.

3.4. Tugas Selama Praktek


3.4.1. Pengertian Mixer
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen dan meiliki penyebaran
yang sempurna. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan
dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda.
Pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk
atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.
Berdasarkan sifat dari bahannya pencampuran bahan dapat dibedakan atas
pemcampuran bahan cair, bahan viskos, dan pencampuran bahan padat.
Pencampuran bahan padat seperti tepung memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan bahan cair yaitu memenuhi ruang, ada aliran bahan ke
pengaduk, tidak memerlukan gaya gunting yang besar dan tenaga yang diperlukan
relatif kecil. Tetapi pada bahan yang padat aliran bahan ke pengaduk bukan karena
sendirinya tetapi ada gaya yang diberikan oleh pengaduk tersebut. Pencampuran
bahan padat berguna untuk mencampur bahan yang meiliki sifat berbeda dan
dapat diproses pada saat yang bersamaan, hal ini juga dilakukan untuk merubah
fisik dari bahan tepung tersebut, dan juga merubah karakteristik bahan tersebut
baik dari rasa dan baunya.
3.4.2. Klasifikasi Mixer
a) Damper adalah alat yang berfungsi sebagai pintu untuk menurunkan
adonan tepung yang sudah homogen menuju ke bak fedder untuk
melakukan proses pressing
b) Hopper adalah komponen yang digunakan untuk pemisah dan penyortiran
pada tepung atau sebagai pengayak tepung agar hanya tepung yang halus
dan bersih saja yang akan masuk ke dalam mesin mixer.
c) Cinveyor adalah suatu sistem yang berfungsi untuk meminndahkan atau
menyedot tepung dari hopper yang langsung menuju ke mixer.
d) Valve adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau
mengontrol aliran air alkali dari tangki induk menuju ke wighing tank
e) Weighing Tank adalah sebuah alat untuk menampung air alkali yang di
suplai dari tangki induk alkali
f) Blade Mixer adalah alat sejenis baling-baling yang berfungsi untuk
mencampur adonan dan bumbu- bumbu agar tercampur rata atau homogen.

3.4.3. Cara Mengoperasikan Mixer

Dengan asumsi telah tersedianya:

a) bahan baku utama


b) air larutan alkali
c) suplai listrik
1. Naikkan semua no fuse breaker (NFB) maka lampu power panel menyala.
Tekan tombol ON start preperation, kemudian dumper akan menutup dan
setelah 2 detik lock bekerja
2. Isi tepung terigu ke dalam mesin hopper sebanyak 10 zak. Tekan tombol
ON start untuk melakukan proses pegayakan pada mesin hopper, tekan
tombol push button ON screw conveyor untuk menyedot terigu dari
hopper dan tekan tombol OFF screw conveyor terigu sudah habis,
kemudian:
a) Putar selector switch discharge ke posisi ON
b) Putar selector switch scale up ke posisi ON
c) Putar selector switch mixer ke posisi auto
3. Tekan push button 4 ( pada gambar), maka motor pada mixer akan bekerja,
dalam waktu bersamaan T1(timer 1) bekerja untuk menentukan mixing
time selama kurang lebih 15 menit
4. T11 (Timer 11) juga akan bekerja selama 2 menit untuk menghidupkan
gear pump guna mengisi air larutan alkali ke weighing tank sampai
mengenai electrode water level switch dibagian atas
5. Kemudian setelah air alkali mengenai electrode water level, T11 akan off
dan dilanjutkan oleh T12 bekerja selama 4 menit untuk memerintahkan air
alkali turun ke mixer melalui pinch valve.
6. Setelah T1 telah mencapai 15 menit, maka adonan siap diturunkan dan
melalui T2 maka T1 akana off, dan 0,2 detik kemudian T4 akan bekerja
dan melepas kunci dumper.
7. Stelah kunci dumper melepas kemudian T4 off dan dilanjutkan dengan T5
yang akan bekerja selama 2 detik untuk membuka dumper mixer.
8. Setelah dumper terbuka maka T5 akan off dan dilanjutkanoleh T2 ON
selama 10 detik untuk memerintahkan dumper menutup kembali.
9. Setelah dumper menutup maka T2 off dan dilanjutkan oleh T3 ON selama
1 detik untuk memerintahkan kunci bekerja.
3.4.4. Fungsi Timer pada mixer
3.4.5. Hal-hal yang harus di perhatikan pada mixer
1. Arah putaran blade tidak terbalik ( lihat gambar)
2. Operator mixer dilarang meninggalkan adonan dalam mixer lebih dari
5 menit
3. Cara-cara menjalankan mixer sewaktu tiba-tiba listriknya mati
sedangkan adonan masih dalam proses mixing; maka setelah listrik
hidup kembali, agar dapat dilakukan start dan stop sedikit demi
sedikit sampai dengan putaran blade terlihat ringan. Jangan sekali-kali
menghidupkan blade mixer sekaligus karen akan dapat mengakibatkan
pada blade mixer menjadi bengkokbahkan ada yang patah.
4. Seandainya terjadi kelebihan terigu pada mixer yang dikarenakan
operator lupa memindahkan selang flexible pada output screw
conveyor, dan langsung ditambahkan air larutan alkali, perlakuan ini
tidak benar. Jangan sekali-kali dipaksakan mixer diberi beban yang
berlebihan karena akan berdampak ke mekanisme di transmisi mixer
dapat rusak dan motor akan over load
Gambar 11. Blade Mixer dan Mesin Mixer tampak atas
3.4.6. Cara Setting Blade

seandainya haabis melakukan over hold (penggantian blade yang patah


dengan yang baru) dan sebelum menyambung pada chain coupling, maka yang
harus di perhatikan dan sebagai patokan adalah:

Sudut 90 ° antara salah satu blade dengan blade yang disebelahnya,


karena jika pemasangan chain coupling semarangan tidak berpatokan pada
keterangan atau petunjuk diatas maka akan dapat terjadi tamrakan diantara kedua
blade.

Blade di bagian ujung mixer posisinya harus diperhatikan yaitu sisi tajam
harus searah putaran mixer.

Gambar 12. Cara Seting Blade Mixer


3.4.7. Cara setting air cylinder lock mixer

Cara setting ini sangat penting karena setting yang tidak tepat akan
berdampak ke terigu tumpah keluar sebelum waktunya. Apabila tekanan angin
yang kurang dengan tiba-tiba.

Berikut ini cara setting air cylinder lock (lihat gambar).

Gambar 13. Cara setting air sylinder lock

Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston, sisi yang
lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja ke satu arah.
Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada didalam
silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi awal
dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa beban.
3.4.8. Komponen Yang Ada Pada Mixer

Motor penggerak mixer = 7,5 kw

Isi gear box :

- Gigi nylon warna biru muda = M6 x 55 z MC nylon


- Gigi besi = M6 x 55 z
- Gigi spur gear kecil = M6 x 15 z
- Timming pulley motor = M18 x 14 z
- Timming pulley gear box = M18 x 84 z
- Timming belt = 570 II
- Bearing AS NO = UC 310
- Untuk dumper = type=SD 1008 200 A.B
- Untuk lock atau kunci = 4 buah
- Jumlah baling-baling = 8 buah type = CDO.2 B 40 merk
SMC
- Rpm baling-baling = 68 buah
- Penyetelan baling-baling = 90 °
- Bearing = 6310 / 6309 z
3.4.9. Gangguan-gangguan Pada Mixer
Gangguan- gangguan yang terjadi pada mesin mixer adalah:
 overload pada motor conveyor. Overload terjadi dikarenakan adanya beban
lebih dan karena tepung yang basah pada saat conveyor menyedot tepung
atau pada saat menyedot tepung spiral pada conveyor bengkok membuat
motor tidak berputar.
 Over Load pada mixer disebabkan mixer terlalu diberikan beban yang
berlebihan karena akan berdampak ke mekanisme di transmisi mixer.
 Conveyor yang bengkok disebabkan pada saat menyedot tepung ke mixer,
conveyor menyedot tepung yang basah dan sudah menjadi keras.
 Blade mixer bengkok atau patah yang diakibatkan karena saat listrik
padam dan kemudian hidup kembali, blade mixer di nyalakan secara
sekaligus.

Cara Mengatasinya

 Untuk motor yang rusak dibawa keluar pabrik untuk di sevice di tempat
lain, agar mesin mixer tetap bekerja motor diganti dengan yang baru,
dikarenakan keterbatasan alat untuk menggulung kawat elmail.
 Dengan memperbaiki spiral conveyor di ruang workshop dengan alat dan
bahan yang sudah tersedia. Agar conveyor tidak terjadi masalah tersebut,
oparator harus mengecek keseluruhan bagian mesin sebelum proses
mixing dilakukan.
 Agar blade mixer tidak bengkok atau patah, mixer harus dilakukakn proses
start dan stop sedikit demi sedikit, sampai dengan putaran blade terlihat
ringan.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen dan meiliki penyebaran
yang sempurna. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan
dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda.
Pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk
atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.

Jika terjadi kelebihan terigu pada mixer yang dikarenakan operator lupa
memindahkan selang flexible pada output screw conveyor, dan langsung
ditambahkan air larutan alkali, perlakuan ini tidak benar. Jangan sekali-kali
dipaksakan mixer diberi beban yang berlebihan karena akan berdampak ke
mekanisme di transmisi mixer dapat rusak dan motor akan over load.

Untuk khusus di sistem produksi dibagian mixer, operator perlu bekerja


dengan hati-hati dan teliti agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Tetapi hal ini
tidak perlu dicemaskan dikarenakan pada setiap kesalahan atau kerusakan semua
dapat diatasi dan diperbaiki sesuai dengan tata cara perbaikan yang telah ada.

4.2. Saran

Berdasarkan apa yang telah penulis lalui selama tujuh minggu di PT.
Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Cabang Pontianak, penulis mempunyai
beberapa usulan yang disarankan bagi kebaikan segala pihak yang terkait dengan
praktek kerja lapangan ini, yakni :

1. Perlunya saling berkomunikasi antara mahasiswa PKL dengan pihak


yang menjadi sasaran latihan demi terjalinnya kerja sama yang baik dan
antara mahasiswa PKL dengan Dosen Pembimbing.

2. Mahasiswa harus mempersiapkan diri sebelum dan selama


melaksanakan PKL, sehingga apa yang dipelajari waktu kuliah dapat
diaplikasikan di tempat pelaksanaan praktek. Terkait hal ini seorang
mahasiswa hendaknya menguasai satu bidang secara mendalam.
Sehingga dalam dunia kerja, ia mempunyai satu kemampuan yang
matang dan dikuasai, serta mampu bersaing dengan baik.

3. Untuk mahasiswa yang PKL selanjutnya, sebelum melaksanakan


kegiatan PKL, kita perlu melakukan observasi tempat PKL dan
mengetahui bagaimana sistem aturan yang ada di Perusahaan atau
Industri tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/217462943/MAKALAH-MIXING-docx

http://alfyandiishaq.wordpress.com/2012/06/20/mixing-pencampuran-
bahan/

https://www.scribd.com/doc/217462943/MAKALAH-MIXING-docx

Harisandy Jefri .2011. Praktek Kerja Lapangan. Ketel Uap


(Boiler).Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai