Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PEMBANGUNAN UNIT PRODUKSI DAN SARANA PENDUKUNG SPAM


KECAMATAN SANGA – SANGA

MUHAMMAD SYAWAL ASIS


1911102443049

PROGRAM TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH KALIMANTAN TIMUR

2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK

PEMBANGUNAN UNIT PRODUKSI DAN SARANA PENDUKUNG SPAM

KECAMATAN SANGA – SANGA

Laporan ini disusun guna memenuhi syarat akademik Program Studi S1 Teknik
Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan
Timur

MUHAMMAD SYAWAL ASIS


1911102443049

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing


Teknik Sipil

( PITOYO, ST.,M.SC) (FITRIYATI AGUSTINA, ST.,MT)


NIDN : 11912840 NIDN : 1105088003

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang


telahmelimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat melakukan Kerja
Praktik dan menyusun laporan Kerja Praktik ini. Sholawat seta salam kami ucapkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat-sahabatnya yang telah
membawa kita dari zaman jahiliah menuju alam yang penuh ilmu seperti sekarang
ini. Penulis Laporan Kerja Praktik ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
kurikulum guna menyelesaikan studi Strata 1 pada Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Saya mengucapkan terima kasih selama melaksanakan Kerja Praktik,
maupun dalam menyelesaikan laporan penyusun banyak menerima kritik dan saran,
dukungan dan bimbingan serta petunjuk-petunjuk yang senantiasa sangat
bermanfaat.
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Setiaji selaku rektor Universitas
MuhammadiyahKalimantan Timur
2. Bapak Prof. Ir. Sarjito, MT.,Ph.D., IPM selaku dekan Fakultas Teknik
Sipil Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
3. Bapak Pitoyo, S.T.,M.Sc. Selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil
UniversitasMuhammadiyah Kalimantan Timur.
4. Ibu Fitriyati Agustina, S.T., M.T Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.
5. Bapak Agus Suranta, S.T selaku Deputy Quality Control yang telah
menjadipembimbing lapangan/proyek untuk kerja praktik
6. PT. Tirta Sarama Mulia Technology sebagai Kontraktor Pelaksan yang
telah membantu dalam pengumpulan data laporan.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Kalimantan Timur
8. Kepada Ibu saya yang selalu mendoakan dan mendukung saya selama ini
9. Dan rekan-rekan baik saya saya selalu mendukung menyusun laporan ini

ii
Dengan segenap kerendahan hati dan keterbatasan kemampuan, saya selaku
penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena
itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
meyempurnakan laporan ini.

Samarinda, 18 November 2022


Penyusun

( Muhammad Syawal Asis )


NIM. 1911102443049

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Tujuan Kerja Praktik ......................................................................2
1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktik ........................................................2
1.4 Manfaat Kerja Praktik ....................................................................3
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik ..............................3
BAB II ORGANISASI PROYEK ......................................................................4
2.1 Deskripsi Proyek ............................................................................4
2.2 Bentuk dan Struktur Organisasi Proyek .........................................5
2.3 Uraian Tugas ..................................................................................6
2.3.1 Direktur ..............................................................................6
2.3.2 Manager Keuangan ............................................................6
2.3.3 Manager Pelaksana .............................................................6
2.3.4 Manager Teknik .................................................................7
2.3.5 K3 Konstruksi ....................................................................7
BAB III RUANG LINGKUP PEKERJAAN PROYEK ...................................9
3.1 Pekerjaan yang diamati ..................................................................9
3.1.1 Kegiatan Pengangkutan/Mobilisasi ....................................9
3.1.2 Pembuatan Gudang Sementara dan Direksi Keet.............10
3.1.3 Penyiapan dan Pembersihan Lahan ..................................10
3.1.4 Penggalian dan Penimbunan Tanah .................................10
3.2 Pekerjaan IPA Kapasitas 50L/dt ..................................................10
3.3 Pekerjaan Ruang Panel dan Pompa ..............................................10
3.4 Pekerjaan Mekanikal Elektrikal ...................................................11
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .........................................................12
4.1 Metode Pengumpulan Data ..........................................................12
4.1.1 Pengambilan Data Primer.................................................12

iv
4.1.2 Pengambilan Data Sekunder ............................................13
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................14
5.1 Uraian Umum ...............................................................................14
5.2 Pekerjaan Plat Raft .......................................................................14
5.3 Alat dan Material..........................................................................14
5.3.1 Alat ...................................................................................14
5.3.2 Bahan dan Material ..........................................................18
5.3.3 Metode Pelaksanaan .........................................................21
BAB VI PENUTUP ............................................................................................27
6.1 Kesimpulan ..................................................................................27
6.2 Saran .............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................28
LAMPIRAN ..........................................................................................................29

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai salah satu Badan Usaha
Milik Pemerintah Kutai Kartanegara yang selalu berupaya memberikan layanan
terbaik kepada masyarakat dibidang pelayanan jasa air minum yang memenuhi
persyaratan yang berlaku sejalan dengan perkembangan Kutai Kartanegara dan
melihat laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat, oleh karena itu PDAM Kutai
Kartanegara terus berusaha meningkatkan pelayanan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat secara optimal melalu pertambahan kapasitas produksi dengan
membangun instalasi pengelohan air dan perluasan jaringan distribusi, agar syarat
kuantitas, kualitas dan kapasitas dapat terpenuhi, dimana sumber dana
pengembangan tersebut diharapkan diperoleh dari tertibnya warga masyarakat
(pelanggan) membayar rekening penagihan pemakaian air secara teratur dan
bantuan dari pihak pemerintah daerah maupun Lembaga terkait lain nya.
Sebagai tindak lanjut dalam memenuhi kebutuhan air pada daerah Kutai
Kartanegara perlu penambahan sebuah bangunan pengolahan air bersih yang
dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Pada daerah ini sebelumnya sudah terdapat pengolahan air
dengan kapasitas 820 ltr/dtk, namun semakin bertambahnya cakupan daerah
pelayanan maka diperlukan pengolahan air bersih dengan kapasitas yang lebih
besar.
Oleh karena itu, PDAM Tirta Kencana IPA Sanga-sanga sebagai salah satu
perusahaan di bidang industri air bersih di Kutai Kartanegara yang
mendistribusikan air bersih untuk kebutuhan penduduk perlu melakukan
penanganan strategis guna memenuhi pelanggannya untuk jangka menengah
maupun jangka panjang. Saat ini air baku yang dihasilkan berasal dari Sungai
Mahakam . Sebagai tindak lanjut alternatif pemecahan masalah pelayanan air bersih
dan ketersediaan air baku adalah dengan menambah instalasi pengolahan air dengan
kapasitas 50 ltr/dtk.

1
Dengan demikian, pada kerja praktik dengan Sistem Pengawasan
Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Bersih 50 lt/dt, dilakukan cara mendesain
unit-unit instalasi pengolahan air dan cara pengoperasiannya guna dapat menambah
pengetahuan
1.2 Tujuan Kerja Praktik
Tujuan dari dari pelaksaan kerja praktik di Proyek Pembangunan Unit
Produksi dan sarana Pendukung Spam kecamatan sanga-sanga antara lain :
a) Mempelajari dan memahami pelaksanaan pekerjaan pembangunan Unit
Produksi dan sarana Pendukung Spam kecamatan sanga sanga.
b) Mempelajari pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan Unit Produksi
dan sarana Pendukung Spam serta pengaplikasian teori-teori dalam
perkuliahan di lapangan
c) Mampu mengembangkan teori-teori dasar dan pengetahuan yang
d) Didapatkan dalam perkuliahan serta mampu menjelaskan secara ril di
lapangan
e) Memahami perencanaan dan tahapan dalam pelaksanaan pembangunan
f) proyek gedung serta menerapkan metode dan teori di lapangan
g) Mempelajari dan memahami permasalahan serta kendala yang akan terjadi
h) pada pelaksanaan proyek gedung dan bagaimana menyikapi masalah-
masalah tersebut.
i) Mempelajari dan memahami K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) selama
j) Pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar terhindar dari kecelakaan kerja.
1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktik
Penyusunan laporan Kerja Praktik (KP) ini di mengarah pada rencana
pekerjaan dan pengamatan pekerjaan yang ada di lapangan secara langsung sejak
dimulainya Kerja Praktik (KP) sampai kegiatan Kerja Praktik (KP) selesai. Karena
itu seluruh kegiatan pada proyek dari awal sampai akhir tidak didokumentasikan
dilaporan ini. Kerja Praktik (KP) ini dimulai pada saat tahapan dilapangan sudah
sampai dengan tahapan pembuatan pondasi ( borefile ) dengan perkiraan progres
dilapangan baru sekitar 17%. Selama kegiatan Kerja Praktik (KP) ruang lingkup
yang diamati dan dilaporkan pada laporan ini adalah pekerjaan Plat Raft

2
1.4 Manfaat Kerja Praktik
Manfaat yang dapat diperoleh dari kerja praktik ini yaitu :
a) Memiliki wawasan baru, pengetahuan dan pengalaman secara langsung
terkait dengan pembangunan gedung bertingkat.
b) Memiliki pengalaman terkait penerapan teori yang telah didapatkan dalam
perkuliahan didalam praktik lapangan.
c) Mendapat ilmu dan pengetahuan baru yang tidak didapatkan di masa
perkuliahan
d) Mengetahui secara langsung permasalahan yang dapat terjadi di dalam
pelaksanaan pembangunan proyek dan dapat menemukan solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
e) Mendapatkan pengetahuan terhadap efisiensi waktu dan biaya sehingga
menjadi lebih ekonomis.
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik
Kerja Praktik (KP) dilaksanakan dalam kurun waktu maksimal 60 hari
terhitung sejak diterbitkannya surat pengantar Kerja Praktik (KP) dengan nomor
602/620/CK-IV/2022. Lokasi pelaksanaan Kerja Praktik (KP) berada di proyek
Pembangunan unit produksi dan saran pendukung spam kecamatan sanga-sanga,
kabupaten kutai kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Untuk detail lokasi dapat
dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Denah Lokasi Kerja Praktik


Sumber : google maps

3
BAB II
ORGANISASI PROYEK

2.1 Deskripsi Proyek


Menurut (Udan) aturan yang berasal dari berbagai macam bagian baik
manusia ataupun lainnya menjadi satu kesatuan yang teratur.
(Winargi, 2016) menyatakan bahwa organisasi merupakan elemen yang amat
diperlukan di dalam kehidupan manusia, organisasi membantu kita melaksanakan
hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sebagai
individu.
Jadi dapat disimpulkan dalam bahasa yang lebih sederhana, bahwa organisasi
merupakan seluruh proses dalam mengelompokkan orang, alat, tugas tanggung
jawab, dan wewenang yang dimiliki sedemikian rupa hingga memunculkan
kesatuan yang bisa digerakkan dalam mencapai tujuan. Organisasi dapat
memudahkan dalam melaksanakan pengawasan serta penentuan personil yang
diperlukan untuk menjalankan tugas yang sudah ditentukan
Unit produksi spam adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk
mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi dan/atau
biologi, yang guna nya sangat penting untuk pengunaan warga sekitar agar bisa
mendapatkan air yang bersih dan hiegenis, Untuk pelaksanaan Pekerjaan
pembangunan unit produksi dan sarana pendukung spam, secara garis besar data-
data pekerjaan sebagai berikut.
a) Nama Proyek : Pembangunan Unit Produksi Dan
Sarana Pendukung Spam
b) Lokasi Proyek : Kabupaten Kutai Kartanegara
c) Nomor Kontrak : 602/620/CK-IV/2022
d) Tanggal Kontrak : 26 April 2022
e) Waktu Pelaksanaan : 224 Hari Kalender
f) Nilai Kontrak : Rp. 15.369.486.977,35,-
g) Sumber Dana : APBD Provinsi Kalimantan Timur
h) Pemilik Proyek : PT. Tirta Sarana Mulia Technology
i) Nama Kontraktor : PT. Tirta Sarana Mulia Technology

4
2.2 Bentuk dan Struktur Organisasi Proyek
Setiap Setiap proyek kontruksi perlu memiliki struktur organisasi. Dengan
adanya keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi
proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat
melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai.
Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cara yang efisien dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Struktur organisasi pada proyek Pengembangan Unit Produksi Dan Sarana
Penunjang Spam Sanga-sanga Kapasitas 50 L/Dt

REZA LESMANA, S. T.
Direktur

NOVITA ASTRI
NURLAILI
Manager Keuangan

PRASETYO HERLAMBANG, S. T.
Manager Pelaksana

SUNARTI KUSUMARANI, S.T.


Manager Teknik

ROBY WAHYUONO
K3 Konstruksi
Gambar 2.1 Bagan Organinasi

5
2.3 Uraian Tugas
2.3.1 Direktur
1. Menandatangani kontrak dan adendumnya dengana pengguna jasa.
2. Mempelajari dan memahami kontrak kerja yang akan dilaksanakan.
3. Memimpin dan mengarahkan semua kegiatan pelaksanaan sesuai
rencana pelaksanaan pekerjaan.
4. Memantau dan mengarahkan proses pelaksanaan pekerjaan guna
mendapatkan hasil yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
5. Melakukan monitoring dan pemeliharaan serta melakukan perbaikan bila
terjadi.
6. Bertanggung jawabkan atas semua pelaksanaan baik kualitas maupun
kuantitas.
2.3.2 Manager Keuangan
1. Mempersiapkan rencana anggaran lapangan kepada project manager.
2. Mempersiapkan pembayaran tagihan-tagihan dari pekerjaan, peralatan,
bahan dan lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan.
3. Membuat laporan keuangan kepada direktur.
4. Mempersiapkan pembayaran mingguan kepada pekerja sesuai laporan
opname di lapangan.
5. Membuat surat menyurat, administrasi kontrak, perijinan dan lain
sebagainya.
2.3.3 Manager Pelaksana
1. Mengkoordinasikan semua pekerjaan dengan pengawas pekerjaan
(Direksi Lapangan dan PPK) guna kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
2. Membuat rencana pelaksanaan pekerjaan, jadwal waktu pekerjaan,
sehingga pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
3. Merencanakan pengadaan jumlah peralatan, material, bahan dan tenaga
kerja serta pengaturannya di lapangan.
4. Melakukan evaluasi pekerjaan dan membuat perhitungan MC 0% s.d MC
100% bersama direksi lapangan dan pengawas pekerjaan dan
memonitoring pekerjaan selama proses pelaksanaan dan masa
pemeliharaan.

6
5. Mengarahkan dan memantau proses kegiatan guna menghasilkan
pekerjaan yang diharapkan.
6. Bertanggung jawab pada seluruh hasil pekerjaan agar terselenggaranya
pengendalian mutu, waktu, biaya dan kuantitas pekerjaan sesuai dengan
kontrak.
7. Bertanggungjawab seluruh masalah administrasi kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan sampai proses penagihan (keuangan).
8. Melakukan rapat dengan staf pembantu PPK/ PPK (direksi pekerjaan)
untuk evaluasi kemajuan pekerjaan.
9. Membuat laporan mingguan dan bulanan.
10. Melakukan koordinasi dengan seluruh team/personil pelaksana
pekerjaan.

2.3.4 Manager Teknik


1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan memberi instruksi kepada
mandor mengenai kualitas dan kuantitas pekerjaan.
2. Menjaga dan mengamankan serta merencanakan tempat penyimpanan
peralatan, bahan dan material sesuai kebutuhan dalam menunjang
terlaksananya pekerjaan.
3. Menghitung kemajuan pekerjaan, hasil opname setiap hari bersama
pengawas lapangan.
4. Membuat laporan harian dan mingguan bersama pengawas lapangan.
5. Memantau proses pelaksanaan pekerjaan guna mendapatkan hasil
pekerjaan sesuai kontrak dan syarat teknis dengan prosedur pelaksanaan
yang ditentukan.
6. Membuat atau menghitung volume pekerjaan yang terpasang, MC 0%
s.d MC 100% dan gambar pelaksanaan bersama pengawas lapangan.
7. Melakukan pengambilan gambar pelaksanaan (dokumentasi) untuk
setiap kegiatan yang dilaksanakan.

2.3.5 K3 Konstruksi
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 Konstruksi.

7
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi.
3. Merencanakan dan menyusun program K3.
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
5. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
6. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis
K3, jikadiperlukan.

8
BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN PROYEK

3.1 Pekerjaan yang diamati


Persiapan pelaksanaan konstruksi dimulai sejak pengguna jasa mengeluarkan
Surat Perintah Kerja (SPK) kepada penyedia barang/jasa pemborongan. Penyedia
barang/jasa pemborongan pertama-tama harus menyiapkan gambar kerja sebelum
melaksanakan pekerjaan dan disetujui oleh pengguna jasa. Dimensi dalam gambar
perancangan harus benar atau berskala. Disamping itu penyedia barang/jasa harus
mengurus perizinan dari lembaga atau instansi terkait dengan pelaksanaan kegiatan
konstruksi.
Beberapa hal yang dipersiapkan oleh penyedia barang/jasa:
a. organisasi kerja;
b. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan termasuk rencana pengalihan
lalu lintas dan perencanaan pelaksanaan Keamanan dan Keselamatan
Kerja (K3);
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal pengadaan bahan; mobilisasi peralatan, termasuk papan
pengumuman proyek, rambu-rambu pengamanan/peringatan, peralatan
K3, dan mobilisasi personil;
e. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan.
3.1.1 Kegiatan Pengangkutan/Mobilisasi
Material dan Peralatan Mencakup kegiatan pengangkutan/mobilisasi
material dan peralatan dari luar ke lokas kegiatan/proyek, maupun pengangkutan di
dalami lokasi kegiatan/proyek.
Jenis alat-alat berat yang diperkirakan akan dipakai untuk proyek ini adalah sebagai
berikut:
 Roller
 Excavator
 Dump Truck
 Roger Bore pile

9
3.1.2 Pembuatan Gudang Sementara dan Direksi Keet
Pada umumnya gudang sementara dipergunakan untuk penyimpanan
material, peralatan konstruksi dan tempat tinggal pekerja/buruh proyek. Sementara
direksi keet adalah kantor sementara para pekerja pelaksana lapangan.
3.1.3 Penyiapan dan Pembersihan Lahan
Kegiatan ini meliputi pembersihan tanaman atau tumbuhan liar (land
clearing) yang ada di dalam areal proyek yangbakal dibangun.
3.1.4 Penggalian dan Penimbunan Tanah
kegiatan ini meliputi pekerjaan penggalian, penimbunan, perataan dan
pemadatan tanah untuk badan jalan menuju lokasi proyek dan sarana pelengkap
lainnya.
3.2 Pekerjaan IPA Kapasitas 50L/dt
Pekerjaan IPA kapasitas 50L/dt adalah salah satu tahapan pekerjaan pada
projek ini. Tahapan ini terdiri dari:
1. Pekerjaan Tanah
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Pasangan dan Beton
4. Pekerjaan Wallpipe
5. Pekerjaan Kusen dan Pintu Alumunium
6. Pekerjaan Perpipaan
7. Pekerjaan Media Filter
8. Pekerjaan Plat Setler
9. Pekerjaan Penerangan
3.3 Pekerjaan Ruang Panel dan Pompa
Pekerjaan ruang panel dan pompa berisikan pekerjaan kelistrikan serta
Pompa untuk mendukung kinerja dari IPA tersebut. Pekerjaan ruang panel dan
pompa meliputi sebagai berikut:
1. Pekerjaan Tanah, Struktur Beton dan Pasangan
2. Pekerjaan Cat-catan
3. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
4. Pekerjaan Instalasi Listrik
5. Pekerjaan Lain-lain

10
3.4 Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
Pekerjaan mekanikal adalah pengadaan dan pemasangan alat-alat penggerak
yang mencakup pompa, kompresor, blower, generator, termasuk alat-alat
pendukung dan aksesorisnya . Serta pekerjaan elektrikal meliputi semua bahan ,
peralatan cara pelaksanaan dan pemasangan. Pekerjaan mekanikal elektrikal
dilaksanakan melalui tahapan-tahapan pekerjaan sebagai berikut:
1. Pompa Backwash
2. Pompa Blower
3. Pompa Air Baku
4. Dosing Alum
5. Pompa Distribusi
6. Pekerjaan Lain-lain (Lampu PJU dan Comissioning)

11
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Pengumpulan Data


Dalam melakukan kegiatan Kerja Praktik ini, saya melakukan beberapa
metode dalam mamperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan Laporan
Kerja Praktik ini. Adapun metode-metode yang digunakan untuk memperoleh data-
data antara lain.
4.1.1 Pengambilan Data Primer
a) Metode Pengamatan Secara Langsung
Pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi di
lapangan dan mempelajari secara langsung dengan mengikuti kegiatan
yang dilakukan pada saat Kerja Praktik. Hal-hal yang diamati secara
langsung pada saat Kerja Praktik antara lain.
 Tahapan pelaksanaan yang ada pada proyek Pengembangan Unit
Produksi Dan Sarana Penunjang Spam Sanga - Sanga Kapasitas 50
L/Dt
 Sistem koordinasi dan komunikasi, serta penyelesaian masalah
antara semua pihak yang terlibat dalam proyek Pengembangan Unit
Produksi Dan Sarana Penunjang Spam Sanga - Sanga Kapasitas 50
L/Dt.
b) Metode Interview / Wawancara
Metode ini biasanya dilakukan dengan cara mewawancarai secara
langsung kepada semua pihak yang terlibat, seperti pengawas lapangan,
kontraktor, dan pekerja yang berada di lokasi proyek. Metode ini
dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada pihak yang terkait
dalam proyek ini.
c) Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai lampiran pada laporan Kerja Praktik
berupa dokumentasi foto.

12
4.1.2 Pengambilan Data Sekunder
Pengambilan dengan menggunakan metode data sekunder adalah dengan
cara pengambilan data langsung mengenai proyek yang dibutuhkan dalam laporan
praktik kerja lapangan ini. Contohnya adalah gambar rencana pekerjaan, data hasil
pengujian, organisasi proyek, jadwal

13
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Uraian Umum


Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang sangat singkat ini, maka
disini saya hanya memberikan laporan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
sesuai dengan waktu yang diberikan. Pada saat Praktik Kerja Lapangan dimulai,
pekerjaan telah berjalan ±25%, oleh karena itu untuk pekerjaan lain yang telah
dilaksanakan sebelumnya tidak dilaporkan secara detail dalam laporan ini. Dalam
laporan ini kegiatan pelaksanaan proyek yang akan dibahas adalah mengenai
pekerjaan Plat Raf dan Perawatan beton (Curing).

5.2 Pekerjaan Plat Raft


Plat raft atau lebih dikenal dengan sebutan pondasi rakit adalah pelat beton
yang berbentuk seperti rakit yang melebar keseluruh bagian dasar bangunan, yang
digunakan untuk meneruskan beban struktur bangunan ke struktur bagian bawah
(pondasi) dan ke lapisan tanah dasar atau bebatuan di bawahnya. Proyek ini
menggunakan plat raft dikarenakan muka air tanah cukup tinggi dan daya dukung
tanah yang tidak memadai sehingga dapat meminimalisir penurunan tanah akibat
beban struktur dan lebih ekonomis karena galian tanah lebih sedikit karena
hanya berada di titik yang terdapat kolom strukturnya dan penggunaannya
pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi batu belah, baik sebagai
penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti gempa, angin, ledakan,
dan lain-lain.
Proyek Pembangunan Unit Produksi Dan Sarana Pendukung Spam
menggunakan mutu beton K300 kg/cm2 untuk pengecoran di seluruh bagian plat
raft. Pengerjaan plat raft dibagi menjadi 2 zona.
5.3 Alat dan Material
5.3.1 Alat
Peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pengecoran Plat Raft Proyek
Pembangunan Unit Produksi Dan Sarana Pendukung Spam Kecamtan Sanga-
sanga antara lain adalah :

14
1. Truck Mixer
Truck Mixer adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut beton segar
ready mix dari tempat pembuatan beton (batching plant) menuju lokasi
pengecoran. Truk tersebut memiliki molen yang berfungsi sebagai alat pengaduk
beton yang akan bekerja selama perjalanan. Alat ini berputar terus-menerus seharah
jarum jam yang bertujuan untuk menghindari pengerasan beton dan tidak terjadi
pemisahan agregat serta menjaga mutu beton dan nilai slump yang telah
direncanakan. Truck Mixer terlihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Truck Mixer

2. Truck Mounted Concrete Pump


Truck Mounted Concrete Pump adalah alat pompa yang menggunakan pipa
untuk memompa campuran beton ready mix dari truck mixer ke tempat yang akan
dicor. Truck Mounted Concrete Pump terlihat pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Truck Mounted Concrate Pump

15
3. Concerate trowel machine
Concrete Trowel Machine merupakan alat yang digunakan untuk meratakan
dan menghaluskan permukaan beton hasil pengecoran. Alat ini bisa diaplikasikan
pada berbagai jenis pekerjaan, misal pada pekerjaan lantai, dinding, bahkan sampai
pelapisan anti bocor. Keadaan beton yang rata dengan konsisten hingga menjadikan
beton lebih kuat dan juga awet. Concrete Trowel Machine terlihat pada Gambar 5.3.

Gambar 5.3. Concrete Trowel Machine

4. Concrete Vibrator
Concrete Vibrator adalah alah yang menimbulkan getaran yang berfungsi
untuk memadatkan dan menggerakkan beton agar memperkecil terjadinya rongga
di dalam campuran beton dan beton. Concrete Vibrator terlihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Concrete Vibrator

5. Alat Pengujian Slump


Pengukuran slump berdasarkan peraturan PBI 1971 N.I.-2 dilakukan dengan
alat sebagai berikut:

16
a. Kerucut Abrams, digunakan sebagai wadah untuk memasukkan beton
segar selama proses pengujian slump. Kerucut abrams berbentuk
kerucut terbanjung dengan bagian atas dan bawah terbuka. Diameter
atas kerucut 10cm, diameter bawah 20 cm, dan tinggi kerucut
abrams 30 cm. Kerucut Abrams dapat dilihat pada Gambar 3.5.
b. Besi Penusuk, digunakan sebagai alat untuk meratakan beton segar
dan mengurangi adanya rongga udara yang berada di dalam kerucut
Abrams. Besi penusuk memiliki panjang 60 cm, dan diameter 16 mm.
Beton segar ditusuk sebanyak ±20 kali.
c. Alat pelat besi, sebagai alat dari kerucut abrams sehingga campuran
beton tida bersentuhan langsung dengan permukaan tanah.
d. Mistar pengukur, digunakan untuk mengukur tinggi slump campuran
beton segar.
e. Sekop, digunakan untuk memasukkan campuran beton segar
kedalam kerucut abrams
f. Pengukur suhu beton, digunakan untuk mengetahui tinggi suhu beton
segar yang akan dilakukan pengujian slump
g. Cetakan beton, yaitu cetakan sample beton pada setiap 2 truck mixer
sekali untuk dilakukakn pengujian kuat tekan beton dengan dimensi
tinggi 30 cm, dan diameter 25 cm. Cetakan beton dapat dilihat pada
Gambar 5.6.

Gambar 5.6 Kerucut Abrahms dan alas

17
Gambar 5.7 Cetakan Beton

6. Thermocouple
Thermocouple merupakan alat yang berfungsi sebagai alat pengukur suhu
beton yang telah berumur 1-7 hari pada titik yang sudah ditetapkan. Thermocouple
terlihat pada Gambar 5.8.

Gambar 5.8 Thermocouple

5.3.2 Bahan dan Material


Bahan dan Material yang digunakan untuk pelaksanaan Pembangunan Unit
Dan Sarana Pendukung Spam antara lain adalah :
1. Beton Segar Ready Mix K300 kg/cm2
Beton segar ready mix K300 kg/cm2 sebagai bahan utama untuk struktur beton
bertulang pada pelat, kolom dan balok. Beton segar ready mix K300 kg/cm2
didapatkan dari suplyer PT. DAP BETON dalam kondisi low heat yaitu dalam
keadaan suhu rata rata 20o C dengan nilai slump sebesar 14 ± 2 cm. Beton segar
ready mix K300 kg/cm2 terlihat pada Gambar 5.9.

18
Gambar 5.9 Beton segar ready mix K300 kg/cm2.

2. Baja Tulangan Ulir


Baja tulangan ulir berfungsi sebagai penahan gaya tarik pada konstruksi beton
bertulang seperti pelat, balok dan kolom. Tujuan penggunaan baja tulangan ulir
adalah untuk memperkuat ikatan antara besi dan beton agar lebih mengikat.
Diameter tulangan yang digunakan dalam pembuatan plat raft adalah sebagai
berikut :
a. Tulangan baja ulir D25 (tulangan utama),
b. Tulangan baja ulir D19 (tulangan pinggang), dan
c. Tulangan baja ulir D13 (tulangan sengkang)
Baja tulangan yang digunakan pada seluruh plat raft menggunakan
spesifikasi baja fy 400 MPa. Baja tulangan dapat dilihat pada gambar 5.10

.
Gambar 5.10 Baja Tulangan Ulir.

19
3. Beton Decking (Tahu Beton)
Beton Decking (Tahu Beton) berguna untuk spasi yang dibentuk sesuai dengan
ukuran selimut beton yang diinginkan. Pada Plat Raft memiliki dimensi tebal
decking 70 mm untuk kondisi pengecoran langsung di atas muka tanah dan 50 mm
untuk kondisi pengecoran tidak langsung di atas muka tanah atau plat raft bagian
atas. Beton Decking (Tahu Beton) terlihat pada gambar 5.11

Gambar 5.11 Beton Decking (Tahu Beton).

4. Calbond (lem perekat beton)


Caldbond (lem perekat beton) adalah cairan yang digunakan sebagai perekat
antara beton lama dan baru. Caldbond (lem perekat beton) dapat dilihat pada
gambar 5.12.

Gambar 5.12 Calbond.

5. Zat Additive (Superplasticizier)


Bahan additive (Superplasticizier) digunakan sebagai bahan campuran beton
agar mempercepat waktu pengerasan dan peningkatan nilai slump. Bahan additive
(Superplasticizier) dapat dilihat pada gambar 5.13.

20
Gambar 5.13 Superplasticizier

5.3.3 Metode Pelaksanaan


Dalam pekerjaan pengecoran plat raft ini terdiri dari beberapa tahapan
pekerjaan seperti :
a) Uji Slump
Slump test adalah salah satu pekerjaan konstruksi bangunan untuk
mengetahui mutu beton segar sebelum diterima dan diaplikasikan kedalam
pekerjaan pengecoran. Nilai slump dilihat berdasarkan nilai runtuh/turun sampel
adukan beton dari ketinggian kerucut abrams. Pada Proyek Pada Pengembangan
Unit Produksi dan Sarana Penunjang Spam Sanga-Sanga perencana menggunakan
ketentuan nilai slump 14 ± 2 cm dengan suhu tidak lebih dari 20°C. jika . Pada
pengujian tersebut dapat ditambahkan zat adiktif tipe d jika beton ready mix
memiliki nilai uji slump rendah dan adiktif tipe f jika nilai uji slump terlalu tinggi
atau dilakukan reject. Apabila nilai slump memenuhi syarat, maka beton segar
ready mix dapat digunakan sebagai sample uji tekan beton dan digunakan di
lapangan
b) Persiapan Pengerjaan Pengecoran
Sebelum memulai pekerjaan pengecoran beberapa hal harus diperhatikan
agar mendapatkan hasil yang sesuai rencana. Pekerja wajib memakai alat pelindung
yang lengkap sebelum turun kelapangan agar memenuhi persyaratan K3 untuk
menjaga keselamatan pekerja. Elevasi dan ukuran sudah harus sesuai dengan yang
direncanakan. Kemudian bekisting harus dipastikan kuat tanpa ada kotoran sampah.
Semua persiapan dan pembesian akan diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh
direksi pengawas.

21
c) Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran dilakukan secara bertahap dengan menggunakan
concrete pump. Berikut tahapan-tahapan yang harus dilakukan pada pekerjaan
pengecoran.
1. Pembesian tulangan plat raft dilakukan sebelum dilakukan pengecoran di
zona 12 dan 13. Penulangan Plat raft menggunakan tulangan D25. Untuk
sengkang menggunakan D13 dan D10. Tulangan pinggang yang berfungsi
untuk mengurangi defleksi menggunakan tulangan D19. Proses
pemasangan pembesian terlihat pada gambar 5 .14

Gambar 5.14 Proses pemasangan pembesian

2. Pemasangan Bekisting pada saluran U-Gutter. Fungsi gutter adalah sebagai


selaluran untuk menampung dan mengaliri limbah air. Pekerjaan
pemasangan bekisting terlihat pada gambar 5.15

Gambar 5.15 Proses pemasangan gutter

22
3. Melakukan pembersihan lokasi pengecoran dari air, sampah, kotoran debu
dan juga tanah yang melekat di tulangan dan juga lantai kerja. Proses
pembersihan lokasi terlihat pada gambar 5.15.

Gambar 5.15 Proses pembersihan

4. Melakukan penyiraman di lokasi pengecoran agar adanya keseimbangan


suhu antara beton baru dengan beton lama atau beton baru dengan lantai
kerja secara Bersama-sama mengadakan ikatan suhu satu sama lain
menjadi kesatun kokoh seperti gambar 5.16

Gambar 5.16 Penyiraman area

5. Campuran beton segar yang berasal dari truck mixer dipompa dengan
menggunakan truck mounted concrete pump kemudian dituangkan ke zona
yang akan dilakukan pengecoran. Proses penuangan beton dilakukan dan
diratakan secara bersamaan dengan penggaruk agar beton tersebar secara
merata. Selain itu concrete vibrator juga digunakan selama pengecoran
berlangsung, hal ini bertujuan untuk memadatkan beton dan menghindari
adanya rongga udara yang terperangkap di dalam beton. Proses ini
dilakukan tidak boleh lebih dari 30 detik untuk menghindari terjadinya

23
bleeding. Proses penuangan campuran beton dan pemadatan dapat dilihat
pada gambar 5.18 dan proses penebaran campuran beton pada gambar 5.19

Gambar 5.18 Proses penuangan campuran beton dan pemadatan

Gambar 5.19 Proses penebaran campuran beton

6. Pada kondisi beton yang sudah mengering, dilakukan perataan permukaan


beton menggunakan concrete trowel yang sudah ditaburi sika terlebih
dahulu. Proses ini juga dikenal dengan pekerjaan floor hardener. Agar
mendapatkan hasil yang maksimal dilakukan leveling menggunakan
waterpass guna untuk perataan permukaan beton. Pekerjaan floor hardener
terlihat pada gambar 5.20

Gambar 5.20 Pekerjaan floor hardener

24
d) Perawatan Beton
Perawatan beton adalah pekerjaan yang dilakukan setelah beton mulai
mengeras dengan tujuan agar beton tidak cepat kehilangan air dan tetap menjaga
kelembaban/suhu beton sehingga menghindari terjadinya retak pada permukaan
beton dan dapat mencapai butu beton yang direncanakan. Pada laboratorium,
proses perawatam beton dilakukan dengan cara merendamkan sample beton
kedalam air selama 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Pada lapangan, proses perawatan
beton dilakukan dengan melapisi permukaan beton dengan plastik yang kemudian
diberi sterofoam diatasnya. Plastik digunakan untuk mengurangi proses
penguapan dan sterofoam digunakan untuk mengurangi panas beton yang terpapar
langsung dengan sinar matahari. Setelah tiga hari, penggunaan plastik dan
sterofoam diganti dengan karung goni yang sudah direndam air terlebih dahulu.
Hal ini bertujuan agar kelembaban dan suhu beton tetap terjaga. Jika beton
mengalami peningkatan suhu yang cukup tinggi dan terjadi penguapan yang cukup
besar, maka mutu beton menjadi berkurang. Proses curing dapat dilihat pada
gambar 5.21

Gambar 5.21 Proses perawatan beton

25
e) Pengecekan Suhu
Pengecekan suhu beton merupakan salah satu pekerjaan untuk mengetahui
mutu beton. Pengecekan dilakukan pada bagian ambient, top, middle, dan bottom.
Perbedaan temperatur pada proses Perawatam beton dapat menyebabkan crack
pada permukaan beton. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu beton yaitu
thermocouple. Suhu yang ditoleransi pada beton plat raft pada pembangunan
Spam yaitu dibawah 80° C. Pengecekan suhu beton ini dilakukan selama tujuh
hari dan dilakukan pada pukul 08.00, 12.00, 14.00, 16.00, 20.00. Proses
pengecekan suhu beton dapat dilihat pada gambar 5.22

Gambar 5.22 Cek suhu beton

26
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Selama melakukan kerja praktik pada proyek pembangunan dan
pengembangan mipa spam mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan
pengalaman. Dengan kerja praktik ini penulis mendapatkan ilmu yang selama ini
tidak didapatkan pada saat teori di perkuliahan. Berdasarkan kerja praktik tersebut,
dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil pengamatan langsung dilapangan
yaitu ditemukan keretakan pada plat raft yang dikarenakan kurangnya
maintenance beton.
6.2 Saran
Selama melaksanakan kerja praktik di proyek pembangunan dan
pegembangan spam ada beberapa saran sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan proyek pembangunan antara lain.
1. Diharapkan pelaksana mengkontrol,mengecek dan memastikan para tukang
dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan standar yang ada dan sesuai dengan
desain rencana terutama dalam penulangan
2. Diharapkan bagian K3 lebih sering mengecek ketertiban para pekerja yang ada
di lapangan dalam hal kelengkapan APD
3. Pengawas diharapkan mengawasi pekerjaan yang dilakukan secara rutin dan
teratur, sehingga pekerjaan proyek tersebut sesuai dengan yang telah di
rencanakan

27
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional, 1995, SNI 03-3976-1995 Tata Cara


Pengadukan Pengecoran Beton
Badan Standarisasi Nasional, 2008, SNI 1972:2008 Cara Uji Slump
Beton, Pusjatan-Balitbang PU, Indonesia
Kementerian Pekerjaan Umum, 2010. Melaksanakan Pekerjaan
Pengecoran Beton.
Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum.
Wijaya, 2010, Metode Pelaksanaan Pekerjaan Borepile.

28
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Kerja Praktik

29
Lampiran 2. Surat Balasan Permohonan Izin Kerja Praktik.

30
Lampiran 3. Lembar Mentoring Kerja Praktik

31
32
33
34
35
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Kerja Praktik
LEMBAR KONSULTAS
KERJA PRAKTIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UMKT
Nama : Muhammad Syawal Asis
Nim 1911102443049

No. Tanggal Uraian Tanda


Tangan

1 28/8/2022 Pembahasan topik untuk judul laporan kp

2 3/9/2022 Pengajuan judul laporan kp

3 4/9/2022 Mempelajari panduan penulisan

4 15/9/2022 Pembahasan bab 1

5 16/9/2022 Pembahasan bab 1

6 28/9/2022 Pembahasan bab 2 dan bab 3

7 2/9/2022 Revisi bab 2 dan bab 3

36
8 13/9/2022 Pembahasan bab 4

9 24/9/2022 Revisi bab 4

10 13/11/202 Revisi bab 4


2

11 26/11/202 Pembahasan bab 5


2

12 6/12/2022 Pembahasan bab 5

13 8/12/2022 Persetujuan laporan untuk seminar

14 9/12/2022 Laporan acc seminar

Dosen Pembimbing

Fitriyati Agustina, S.T., M.T


NIDN. 110508800

37
Lembar 5. Berita Acara Penilaian kerja praktik.

38
Lampiran 6. Jenis kegiatan yang diikuti (dokumentasi)

Pengerjaan Plat lantai Pembersihan plat lantai

Pembuatan Slump Slump Test Sebelum pengecoran

39
40

Anda mungkin juga menyukai