Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

PROYEK PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DI PT. PANDEGA DESAIN WEHARIMA / PLANNING & WORKSHOP (PDW)

JAKARTA SELATAN

Disusun Oleh :

Frederikus Henggu Hamapati – 17043000018

Dosen Pembimbing :

Dr.Ir. Erlina Laksmiani Wahjutami, MT.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

2020

i
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

Judul KP : PROYEK PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Nama Perusahaan : PT. Pandega Desain Weharima / Planning Workshop


(PDW)
Nama : Fredrikus Henggu Hamapati

NIM : 17043000018

Fakultas/ Jenjang : Fakultas Teknik Arsitektur / S1

Periode KP : 02 Maret 2020 s/d 08 Mei 2020

Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya saya sendiri dan
dapat dipublikasikan sepenuhnya oleh Universita Merdeka Malang. Segala kutipan
dalam bentuk apa pun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Mengenai isi dan
tulisan adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan Universitas Merdeka
Malang.

Demikian Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.

Malang, 01 juli 2020

ii
( Frederikus Henggu Hamapati )

LEMBAR PENGESAHAN

Judul KP : PROYEK PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Nama Perusahaan : PT. Pandega Desain Weharima / Planning Workshop

Nama : Frederikus Henggu Hamapati

NIM : 17043000018

Program Studi : Fakultas Teknik Arsitektur / S1

Periode KP : 02 Maret 2020 s/d 08 Mei 2020

Menyetujui,

Dosen Pembimbing KP Koordinator KP

( Dr.Ir. Erlina Laksmiani Wahjutami, MT.) (Dr.Ir. Erlina Laksmiani Wahjutami, MT. )

Ketua Jurusan Teknik Arsitektur


Fakultas Teknik Unmer Malang

( Dr.Ir Erna Winansih, MT )

iii
ABSTRAKSI

Frederikus Henggu Hamapati, 17043000018

Kuliah Kerja Praktek. Jurusan Teknik Arsitektur

Universitas Merdeka Malang

Pada penulisan laporan kerja praktek ini, penulis melaporkan hasil kerja pada
sebuah PT / konsultan arsitektur dimana penulis memiliki tugas membantu PT /
Konsultan arsitektur dalam perencanaan, Konsep pengerjaan gambar Prokonstruksi
proyek yang sementara dilaksanakan. Gambar prokonstruksi di dalam perencanaan
adalah gambar proyek yang ditangani oleh PT / Konsultan pemenang.
Tujuan adanya kerja praktek bagi mahasiswa adalah untuk menerapkan ilmu
yang di dapatkan selama kuliah, menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
proses pengembangan desain, standar gambar, kualitas gambar dalam proses
penggambaran, untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat pada suatu proyek,
mengetahui tata cara kerja atau tingkatan yang berlaku diperusahaan dalam menjalani
proses kerja, baik dalam tim maupun individual.
Hasil yang didapat adalah berupa ilmu pengetahuan tentang bagaimana
bekerja pada PT / konsultan arsitektur, bagaimana tata cara dan tingkatan yang
berlaku di perusahaan dalam menjalani proses kerja, cara memahami dan juga
membuat konsep yang baik serta gambar/ standar gambar yang baik. Kesimpulan
yang diperoleh adalah rangkuman kerja penulis selama melakukan kerja praktek pada
PT / konsultan arsitek dan juga permasalahan yang terjadi.

Kata kunci :PT / Konsultan Arsitektur, Standar Gambar, Prokonsturksi

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI......................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... iii

ABSTRAKSI.................................................................................................. iv

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Kuliah Kerja Praktek...................................... 1

1.2 Tujuan Dan Sasaran ............................................................. 2

1.3 Lingkup Pekerjaan.................................................................. 2

1.4 Metode Pelaksanaan Kerja Profesi........................................ 3

1.5 Metode Perolehan Data......................................................... 3

1.6 Sistematika Laporan............................................................... 4

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK ................................................................... 6

2.1 Latar Belakang Perusahaan................................................... 6

2.2 Portofolio Perusahaan ........................................................... 6

2.5 Administrasi Proyek................................................................ 8

2.8 Lingkup Pekerjaan.................................................................. 10

v
BAB 3 HASIL PEMBAHASAN .................................................................. 11

3.1 Gambaran Umum Proyek Yang Sedang

Ditangani Perusahaan............................................................ 11

3.2 Gambaran Umum Proyek Yang Praktikan

Tangani………………………………...……………………….... 12

3.3 Organisasi Proyek.................................................................. 12

3.4 Organisasi Lapangan............................................................. 15

3.5 Perencanaan Masterplan Kawasan

Perkantoran Kemensetneg Sayap Barat – Jakarta


Pusat ………………………………………………….……….… 16

3.5.1 Gambaran Umum .……………………….……………... 16

3.5.2 Kendala Dan Masalah ………………………………….. 17


3.5.3 Software Yang Digunakan ..……………….…………... 17
3.5.4 Tujuan Dan Sasaran …...…………………..…………... 17
3.5.5 Produk Yang Dikerjakan …..………………………….... 18
3.5.7 Pekerjaan Desain …..…………………………...………. 22

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ..……………………………………… 71

4.1 Kesimpulan ...………………………………………….……… 71

2.7 Saran ……………………………………………………...……. 71

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….…….. 72

LAMPIRAN ………………………………………………………….……..…. 73

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada TUHAN YANG MAHA ESA atas berkat dan karunianya
sehingga sampai saat ini masih diberikan Kesehatan, kehidupan, dan yang paling
berharga saat saya mampu menyelesaikan Laporan Kerja Profesi walau kondisi yang
tidak kondusif karena adanya virus COVID-19.

Tujuan laporan ini dibuat adalah untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan mata kuliah kerja profesi di program studi sarjana Arsitektur Unmer
Malang. Begitu banyak bimbingan dan dorongan yang di dapat penulis selama proses
penyusunan laporan kerja praktek ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya semua hambatan dan
cobaan selama KP di PDW Architects di Jakarta Selatan yang tidak
kondusif dengan adanya virus COVID-19 namun, laporannya dapat
terselesaikan.
2. Kedua adalah orang terhebat yang selalu ada buat penulis yaitu Orang tua
karena selalu memberikan semangat, bimbingan, dukungan serta doa
selama menjalani kuliah kerja profesi di PDW Architects Jakarta Selatan.
3. Ibu Dr.Ir. Erlina Laksmiani Wahjutami, MT. Selaku dosen pembimbing mata
kuliah kerja praktek atas saran dan bimbingan dalam proses penyelesaian
laporan kerja praktek shingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
dengan baik
4. Ibu Dr.Ir Erna Winansih, MT. Selaku ketua prodi Teknik Arsitektur Unmer
Malang yang selalu memberikan motivasi selama di jakarta.
5. PT. PDW ARCHITECTS yang telah menerima penulis untuk Kerja Profesi
di kantornya.
6. Pak Didit, Pak Dizkri, Pak Roy, Pak kevin, Pak Fatan, yang sudah
membantu dan memberikan masukan setiap kesalahan yang dilakukan saat
menggambar.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan praktek kerja profesi ini dapat
bermanfaat dan dapat memberikan banyak kegunaan bagi yang membacanya, penulis
menyadari bahwa laporan praktek kerja profesi kurang sempurna karena waktu yang
tidak kondusif dengan bertepatan mewabahnya COVID-19.

vii
Penyusun,

Frederikus Henggu Hamapati

Malang, 01 Juli 2020

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kuliah Kerja Praktek

Praktek Kerja Profesi (PKP) merupakan salah satu mata kuliah wajib dengan 3
SKS yang wajib di tempuh oleh mahasiswa arsitektur Universitas Merdeka
Malang(UNMER) yang sudah menempuh 100 SKS, telah lulus pada mata kuliah SKB
III (struktur dan konstruktur bangunan III), SPA IV (studio perancangan arsitektur IV),
dan telah lulus pada mata kuliah Pengolahan Proyek. Namun, pada kali ini prodi
arsitektur UNMER Malang melakukan terobosan baru bagi penulis yang melakukan
praktek kerja profesi (PKP) tanpa harus lulus dari mata kuliah Pengolahan Proyek
tetapi dapat diambil disaat yang bertepatan pada saat PKP sehingga dapat
pelaporannya juga berbeda. Praktek Kerja Profesi (PKP) diharapkan penulis dapat
menerapkan seberapa ilmu yang didapatkan selama mendapatkan ilmu arsitektur di
kampus dan mampu berkontribusi pada tempat PKP. Dibalik kemampuan kita pastinya
ada kekurangan sehingga dengan adanya Praktek Kerja Profesi diharapkan
mahasiswa penempuh PKP dapat bertanya dan dapat memperluas pengetahuan
tentang arsitektur sebenarnya di lapangan.

Pengetahuan tentang ilmu arsitektur oleh mahasiswa arsitektur perlu diimbangi


dengan praktek dilapangan, sehingga kurikulum arsitektur mengharuskan melakukan
PKP bagi mahasiswa sebagai calon arsitek regenerasi arsitektur dan diharapkan
kemampuan dalam berarsitektur dapat beradaptasi, memahami struktur/sistem dan
aturan dalam berarsitektur, serta mampu meningkatkan kualitas diri dan menemukan
arsitek jati diri yang baru sebagai temuan.

Praktek Kerja Profesi (PKP) ini berlangsung selama 60 hari kerja, tetapi tidak
semua kantor menyetujui dan sependapat dengan waktu PKP penulis yang dibuat dari
kampus sehingga menulis perlu menanyakan pada kaprodi/ dosen pembimbing /dosen
pengampu PKP dan pihak kantor yang akan di tujukan untuk mendapatkan kesepakan.

viii
Pada pelaksanaanya dilapangan , penulis melakukan kegiatan pengamatan,
mempelajari, memahami,mendokumentasikan dan turut serta dalam kegiatan
perencana dan perancangan saat PKP berlangsung. Dengan demikian penulis dapat
mengimbangi antara teori dan fakta dilapangan. Pada Praktek Kerja Profesi (PKP)
penulis mendapatkan kesempatan untuk mempelajari bidang perencana dan
perancangan pada PT. PDW ARCHITECTS, Jakarta,Selatan,DKI Jakarta. Penulis
menyusun laporan ini dari Praktek Kerja Profesi (PKP) sebagai pembantu perencana
dalam penyusunan gambar kerja FORCON (for construction) pada proyek CIBIS
(ofifice).

Tujuan Dan Sasaran

Dalam proses belajar pasti ada tujuan, begitu juga dalam proses Praktek Kerja
Profesi, Tujuan dari PKP bagi penulis agar dapat memperluas tentang ilmu arsitekur
dan dapat mengimplementasikan pada Praktek Kerja Profesi secara langsung pada
lapangan, mampu menguasai Bahasa gambar lapangan karena gambar lapangam
memiliki tingkat kesulitan bagi calon arsitek, sehingga dengan adanya PKP diharapkan
sudah mampu bekerja dan bersaing pada arsitektur yang sebanarnya.

Maka dari itu kuliah kerja profesi ini ditujukan untuk memberikan pengalaman pada
praktikan mengenai dunia professional yang sebenarnya, Dengan mata kuliah kerja
profesi, diharapkan mahasiswa dapat memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman
yang cukup sehingga mampu bekerja sebagai seorang arsitek yang berkualitas dan
mampu bersaing di bidang tersebut.

1.1. Lingkup Pekerjaan

Pada proses Praktek Kerja Profesi berlangsung penulis melakukan gambar


kerja FORCON pada proyek CIBIS yang sementara berjalan dengan
menyesuaikan pada kondisi lapangan. Penulis tidak dapat mendapatkan data
secara rinci karena bertepatan dengan kondisi yang tidak kondusif saat dengan
adanya COVID-19 yang mewabah didunia.

1.2. Metode Pelaksanaan Kerja Profesi

Metode yang harus ditempuh selama mahasiswa melaksanakan kerja praktek


profesi adalah :

ix
1. Mendapatkan surat pengantar jurusan yang telah ditanda tangani ketua
jurusan. Surat pengantar menjelaskan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
sedang mengambil mata kuliah Kerja Profesi di sebuah insansi di luar kampus,
yaitu sebuah perusahaan biro konsultan arsitektur.
2. Menghubungi perusahaan atau biro konsultan yang di tuju dan menyertakan
surat pengantar dari jurusan , CV(Curiculum vitae) dan portofolio. Calon
praktikan.
3. Selanjutnya perusahaan atau biro konsultan akan menghubungi calon praktikan
apabila memenuhi kriteria dari perusahaan atau biro konsultan dan
mengirimkan surat terima lewat EMAIL penulis.
4. Praktikan kmudian melaksanakan kerja profesi selama minimal 60 hari kerja
efektif di perusahaan atau biro konsultan.
5. Setelah menjalani masa kerja praktek Selma minimal 60 hari kerja efektif di
perusahaan atau biro konsultan, praktikan mendapatkan surat keterangan
bahwa praktikan telah selesai melaksanakan kerja profesi selama jangka waktu
yang telah di tentukan dan dilampiri lembar penilaian yang dibuat dan di
tandatangani oleh pemimpin perusahaan atau biro konsultan tersebut.

1.3. Metode Perolehan Data

Wawancara
Wawancara dilakukan dengan narasumber manager perusahaan dan para staf
dimana kerja profesi dilaksanakan, wawancara ini dilakukan untuk memperoleh
dat-data mengenai profil dan system kerja perusahaan.

1.4. Sistematika Laporan

Agar penulisan ini dapat terarah, dipahami, dan dimengerti dengan baik, maka
penulis dalam menyusun laporan ini menyajikan sistematika pembahasan sebagai
berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

x
Pada bab ini berisi gambaran umum dari kegiatan kerja praktek
secara umum yang meliputi: Latar Belakang Kerja Praktek,
Tujuan Kerja Praktek, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,
Sistematika Penulisan, Metode Penulisan.

BAB II : DISKRIPSI PROYEK

Pada bab ini Memaparkan profil atau data pokok proyek dan
profil singkat perusahaan tempat mahasiswa magang atau
praktek; proses perolehan proyek dan dokumen acuan serta
dokumen produk proyek; organisasi proyek dan organisasi
lapangan serta lingkup penugasan personil, termasuk
mahasiswa praktikan; lingkup pekerjaan proyek –menurut
bidang pekerjaan praktek (Pelaksanaan/Pengawasan/
Perencanaan dan Perancangan); dan persyaratan khusus (bila
ada).

BAB III : HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini mendeskripsikan proses pelaksanaan pekerjaan,


alat dan material terpakai, sumberdaya manusia dan tenaga ahli
yang terlibat, permasalahan dan penyelesaiannya, Rapat
Koordinasi dan Pelaporan Berkala atau Produk Akhir Pekerjaan..

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan hasil pengamatan dan


pelaksanaan praktek kerja; serta saran-saran bagi
mahasiswa/calon praktikan, institusi proyek dan almamater.

xi
BAB 2

DESKRIPSI PROYEK

2.1. Latar Belakang Perusahaan

PT. Pandega Desain Weharima / Perencanaan & Pengembangan Lokakarya


(PDW) sebagai entitas bisnisnya - adalah firma konsultasi perencanaan dan desain,
yang berspesialisasi pada perencanaan strategis, perencanaan dan desain perkotaan
dan lingkungan, serta karya arsitektur.

PDW berafiliasi dengan konsultan profesional dari berbagai disiplin ilmu,


terutama desainer interior, konsultan struktural, mekanik, dan listrik. MDA dan PDW
mengembangkan pengalaman signifikan dalam bekerja sama dengan badan
pemerintah nasional dan provinsi dan layanan publik, serta perusahaan swasta.
Proyek meliputi rencana induk kota-kota baru, blok super dan real estat, desain dan
pedoman konservasi dan revitalisasi bersejarah, pedoman desain perkotaan, serta
desain arsitektur multi-lantai.

Mohammad Danisworo, Ir., M.Arch., MUP, PhD., Profesor Arsitektur dan


Desain Perkotaan dari Departemen Arsitektur, Institut Teknologi Bandung (ITB) di
perusahaan dengan tim inti MDA mendirikan perusahaan pada tahun 1997. Mr.
Danisworo secara aktif memimpin MDA dalam memelihara jaringan yang luas dan
asosiasi dengan perusahaan dan konsultan di Indonesia dan negara-negara lain,
seperti Amerika Serikat, Singapura dan Australia.

Ketika didirikan pada tahun 1997, PDW telah melayani klien di seluruh dunia
dari Dubai ke Vietnam, Medan ke Dili. Kami memperlakukan klien kami sebagai
individu yang unik dan memfasilitasi ide mereka melalui prinsip desain kami. Mainkan
cara kami untuk mendapatkan ruang publik dan desain bangunan karena menjadi satu
dalam harmoni yang sempurna. Setiap desain dengan hati-hati berencana untuk
menjadi bagian dari alam, bukan sebagai lingkungan buatan, tetapi sebagai bagian
dari solusi berkelanjutan dan untuk melestarikan sumber daya alam.

xii
2.2. Portofolio Perusahaan

PDW Architects mulai mengerjakan proyek dan kompetisi sejak tahun 1997.
Kegiatan arsitektural yang di lakukan yaitu kegiatan urban design dan masterplan,
bangunan arsitektural, kompetisi arsitektural, kompetisi nasional maupun internasional,
pameran, ekskursi arsitektural dan seminar-seminar arsitektural.

Berapa proyek dan kompetisi yang PDW ARCHITECTS anatara lain :

1. Urban Design dan Masterplan


2. Arsitektur
3. Kompetisi
4. Event + Exhibition

2.3. Administrasi Proyek

2.4.1 Proses Perolehan Proyek

PDW Architects mendapat kan proyek-proyeknya sejauh ini melalui


beberapa cara antara lain.

1. Membuat Proposal Design

PDW Architects mendapat informasi dari pihak-pihak yang dikenal


mengenai proyek yang akan dibangun dan belum memiliki konsultan
perencana. kemudian PDW Architects membuat proposal desain untuk owner
proyek tersebut. Owner yang menyukai proposal dari PDW Architects
kemudian memberikan proyek miliknya kepada PDW Architects.

2. Melalui Proses Penunjukan

Proyek yang di dapat melalui proses penunjukan antara lain karena owner
telah mengenal arsitek/principle PDW Architects atau pihak yang bekerja di
dalam PT. PDW Arscitects sehingga Owner kemudian mempercayakan untuk
merancang proyek tersebut.Terdapat juga proyek yang di dapat dari
rekomendasi konsultan lain terhadap PDW Architects.

3. Melalui Kompetisi

xiii
PDW Architects mengetahui bahwa ada terdapat kompetisi perancangan
dari forum, iklan, website ataupun langsung dari IAI. Kemudian PDW Architects
mengikuti kompetisi tersebut dan kemudian mendapatkan proyek apabila telah
memenangkan kompetisi/sayembara tersebut.

2.4.2 Dokumen Proyek


1. Dokumen Proyek Melalui Proposal
a. KAK
b. Laporan Proyek
2. Dokumen Proyek Melalui Penunjukan
a. KAK
b. Laporan Proyek
3. Dokumen Proyek Melalui Kompetisi
a. KAK
b. Panel Pengumpulan
c. Laporan proyek

2.6. Lingkup Pekerjaan


1) Tahap Desain Lanjut
a. Mempelajari pembuatan gambar kerja dan DED.
b. Mempelajari pembuatan RKS dan RAB.

xiv
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. CIBIS Business Park Tower 5 & 6


Cibis merupakan proyek yang ditangani oleh PDW Architects dari
tahun 2018 dengan 9 toweryang berfungsi sebagai Business Park, CIBIS
akan menawarkan Anda ruang kantor yang fleksibel dan canggih untuk
memenuhi kebutuhan bisnis unik Anda. Memadukan yang terbaik di
perkotaan kontemporer yang bekerja dengan berbagai kegiatan ritel,
semuanya dirancang untuk membuat berbisnis menjadi lebih mudah.
Situs 27 ha Didorong oleh ranah publik,40% Ruang terbuka Fokus
pada komunitasPenyewa profil tinggi bercampur dengan industri kreatif
(Facebook, Google, St. Martin's College, Universal Music, Louis
Vuitton)Pengembangan berorientasi transitPengalaman ritel yang
unikPerumahan campuran, tempat kerja, pendidikan, ritel, budaya Visi dan
merek yang kuat.

xv
3.2. Prinsip Desain Ide Besar

3.3. Site Analysis Site Parameter

xvi
xvii
Karakter Desain
 Menara kembar mengapit alun-alun - membingkai pandangan ke arah CIBIS
Sembilan
 Atrium bertindak sebagai ruang transisi antara area utama

xviii
 Menara secara responsif secara klimatis ditunjukkan melalui orientasi
matahari dan desain fasad intuitif mereka

3.4. Prinsip Desain Desain Awal

3.5. Studi Desain Study

Karakter desain:

xix
 Lapangan umum baru sebagai perluasan alun-alun dibuat di GF
 Desain lantai dasar permeabel meningkatkan konektivitas Alunalun
dengan CIBIS Sembilan
 Desain lantai dasar permeable meningkatkan konektivitas Alunalun
dengan CIBIS Nine
 Halaman utama drop off langsung terkait dengan pengalaman
alunalun
 Jejak gedung baru menghasilkan cakupan yang lebih kecil
 Kemunduran terhadap menara 2 & 7 meningkat - semakin
berkurangnya masalah yang dihadapi

Karakter Desain
 Plat lantai
bujursangkar seluas
4.000 meter
persegi
menghasilkan ruang
kantor yang ef ektif
 Ukuran pelat lantai
tipikal didasarkan
pada profil CIBIS
Nine
 Proporsi bangunan
bujursangkar untuk
mengoptimalkan
tampilan potensial &
siang hari

xx
3.6. Desain Studi Axonometry

xxi
Total Height : 120.0m Number of Floors : 20 floors
Typical Floor Size : 4,000sqm Total GFA : 76,250sq

 Menara baru mengorientasikan pandangannya ke arah alun-alun dan


membingkai ruang
 Kotak baru yang dibentuk di GF memperkuat sumbu dan konektivitas
antara bidang-bidang utama
 Menara sekarang terkena radiasi matahari - solusi cerdas yang
diperlukan untuk mengurangi masalah ini
 Tinggi menara gabungan saat ini adalah 20 lantai - sedikit lebih tinggi
dari sebelumnya

xxii
3.7. Kit of Parts

xxiii
xxiv
xxv
3.8. Design Study 01

xxvi
xxvii
xxviii
xxix
3.9. Desain Study 02

xxx
xxxi
xxxii
xxxiii
xxxiv
xxxv
xxxvi
3.10. Design Study 03

xxxvii
xxxviii
xxxix
xl
3.11. Standar Gambar PDW-Achitects

xli
xlii
BAB 4

xliii
xliv
KESIMPULAN DAN SARAN

xlv
xlvi
4.1 Kesimpulan

xlvii
xlviii
xlix
Kerja Praktek (KP) yang telah penulis lalui selama 3 bulan di Konsultan PT.

3.12. POLA PARKIR MOBIL


Hasil uji beda (Post Hoc) menyatakan bahwa ada perbedaan yang
bermakna antara beban kerja Periode 0-I, (p < 0,05). Pengukuran
beban kerja rerata Periode 0 sebesar 25,08±5,15 denyut/min, Periode I
sebesar 20,03±5,13 denyut/min. Penurunan beban kerja pengguna
parkir Periode Periode 0-I sebesar 17,57%. Menurut Grandjean (1988),
kategori beban kerja pengguna parkir basement termasuk kategori
sedang [14]. Penurunan beban kerja merupakan pengaruh dari
perbaikan kondisi parkir yang mengakibatkan terjadinya perubahan
terhadap mikroklimat di tempat kerja. Perubahan ini meliputi penurunan
kelembaban, kecepatan angin, kebisingan dan peningkatan penerangan
yang terjadi di tempat parkir basement. Hasil uji beda (Post Hoc)
menyatakan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara penggunaan
energi otot Periode 0-I (p < 0,05). Perhitungan penggunaan energi otot
rerata Periode 0 sebesar 1,46±0,25 kkal/min. Periode I sebesar
1,35±0,26 kkal/min. Penurunan penggunaaan energi otot pengguna
parkir Periode 0-I sebesar 29,96%. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, pada basement parkir mobil terutama perubahan perbaikan
penitipan helm, perbaikan rambu, perbaikan lampu penerangan, dapat
menurunkan penggunaan energi otot yang paling optimal sebesar
29,96% pada periode 0-I. Penurunan penggunaan energi otot yang
terjadi tentu dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan
pengguna parkir sebagai pengguna parkir. Hasil uji beda (Wilcoxon)
menyatakan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kemudahan
parkir Periode 0-I (p < 0,05) . Hasil pengujian menghasilkan Periode 0
sebesar 15,86±1,31, Periode IV sebesar 20,14±3,68. Peningkatan
kepuasan pengguna parkir terhadap kemudahan parkir, yaitu: Periode I-
IV sebesar 35,79%. Hasil uji beda (Wilcoxon) menyatakan bahwa ada
perbedaan yang bermakna antara kenyamanan parkir Periode 0 (p <
0,05). Hasil pengujian menghasilkan Periode 0 sebesar 29,13±6,02,
Periode IV sebesar 40,87±2,68. Peningkatan kepuasan pengguna
parkir terhadap kenyamanan parkir, yaitu: Periode 0-I sebesar 54,63%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, parkir basement mobil terutama
perubahan perbaikan penitipan helm, perbaikan rambu, perbaikan

l
lampu penerangan, meningkatkan kepuasan dilihat dari kemudahan
parkir yang paling optimal sebesar 64,63% pada periode 0-I.
Peningkatan kemuhan dan kenyamanan memarkir kendaraan yang
terjadi tentu dapat memberikan dampak positif terhadap kepuasan
pengguna parkir sebagai pengguna parkir. Hasil uji beda (Post Hoc)
menyatakan bahwa ada perbedaan yang bermakna produktivitas
Periode Periode 0-I (p < 0,05). Perhitungan produktivitas subyektif
parkir rerata Periode 0 sebesar 1,19±0,09 skor/denyut
dan Periode I sebesar 1,88±0,24 skor/denyut. Peningkatan
produktivitas parkir, yaitu: Periode 0-I sebesar 29,50%. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, pada parkir basement mobil terutama
perubahan perbaikan penitipan helm, perbaikan rambu, perbaikan
lampu penerangan, dapat meningkatkan produktivitas parkir yang
paling optimal sebesar 29,50% pada periode 0-I. Peningkatan
produktivitas parkir yang terjadi tentu dapat memberikan dampak
positif terhadap kepuasan pengguna parkir sebagai pengguna parkir.

3.13. Ketentuan Parkir


Perencanaan tempat parkir dengan sirkulasi tidak mengganggu
kelancaran lalu lintas. Pada perencanaan bangunan gedung , kewajiban
penyediaan fasilitas parkir dapat diterapkan :
 Di halaman /pelataran didalam daerah perencanaan.
 Didalam bangunan (sebagian bangunan utama, bangunan
khusus parkir dana tau basement)

 Standar jumlah parkir


Standar jumlah parkir yang wajib disediakan dapat diuraikan seperti
pada table berikut.

li
 Tata letak dan dimensi parkir

ALTERNATIH TATA LETAK PARKIR

(1) Ukuran unit parkir 1 (satu) mobil (sedan/van) ditentutakan minimum


lebar 2.30 m dan panjang 4.50 m pada posisi tegak lurus, khusus untuk
parkir sejajar ditentukan minimum lebar 2.30 m dan panjang 6.0 m. ratio
di dalam bangunan 25 m² / mobil.

lii
(2) Apabila pada salah satu ujung jalan pada tempat parkir tersebut buntu,
maka harus disediakan ruang maneuver agar kendaraan dapat parkir
dan keluar kembali dengan mudah.

UKURAN UNIT PARKIR PARKIR DENGAN


MANUVER KENDARAAN
(3) Apabila disediakan pedestrian pada posisi parkir tegak lurus/menyudut,
maka lebar pedestrian ditentukan minimum 1.50.

 Parkir di halaman
1. Pada penataan halaman parkir harus mengupayakan adanya
pohon-pohon peneduh dan untuk jumlah parkir > 20 mobil harus
disediakan ruang duduk /tunggu untuk supir dengan ukuran
minimum 2 X 3 m²
2. Perkerasan halaman parkir harus menggunakan material resep
air.

liii
3. Pangaturan parkir pada ruang terbuka diantara GSJ – BSB di
atur sebagai berikut :

4. Pintu masuk / keluar kendaraan ke/ arah daerah perencanaan


minimum 20m dari tikungan.
5. Bagi persil yang tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut
diatas, letak pintu masuk/ keluar diletakkan pada ujung sisi muka
yang paling jauh dari tikungan tersebut.

 Parkir dalam bangunan


Penempatan fasilitas parkir di dalam bangunan (baik pada sebagian
bangunan utama, gedung khusus parkir maupun basement) lebih
ketat ketentuan-ketentuan, yaitu sebagai berikut:
1. Tinggi maksimal ruang bebas struktur (head room) untuk ruang
parkir ditentukan 2.25m.

2. Setiap lantai parkir harus memiliki sarana transportasi dana tau


sirkulasi vertical untuk orang dengan ketentuan bahwa tangga

liv
spiral dilarang digunakan. Radius pelayanan tangga tersebut
25m untuk yang tidak dilengkapi sprinkler dana tau 40m untuk
yang dilengkapi sprinkler.
3. Pada setiap lantai sebagai ruang parkir , bila luas lantainya
mencapai 500 m² atau lebih harus dilengkapi ramp naik dan
turun minimum masing-masing 2 unit.
4. Lebar ramp lurus 1 (satu) arah minimum 3m dan untuk 2 (dua)
arah harus ada pemisah minimum selebar 50 cm sehingga lebar
minimum (3.00+0.50+3.00)=6.50 m.
5. Ramp spiral 2 (dua) arah ditentukan jari-jari terpendek 4
m,dengan lebar minimum (3.50+0.50+3.50)=7.50m. bagi
bangunan parkir yang menggunakan ramp spiral, maka
ketinggian bangunan tersebut tidak boleh melebihi 5 (lima) lapis.

6. Kemiringan ramp lurus ditentukan maksimum 1 banding 5 atau


12 dengan ruang bebas struktur dikanan dan kiri selebar 60 cm.
7. Ramp diluar bangunan minimum berjarak 60cm dari pagar/
batas daerah perencanaan. Ramp di luar bangunan minimum
berjarak 3m dari GSB.
8. Pada setiap lantai untuk ruang parkir bila dapat menampung
lebih dari 20 kendaraan harus disediakan ruang tunggu/kantin
supir.
9. Perencanaan luas bangunan basemnent danh atau substrukttur
harus sedimikian rupa sehingga dapat memenuhi batasan KDH
yang ditetapkan.
10. Bangunan basement wajib memenuhi ketentuan jarak bangunan
minimum 3 (tiga) meter dengan GSJ (garis sepadan jalan) dan
atau pagar/batas daerah perencanaan.

lv
3.14. Ramp
ramp Ramp adalah bidang miring yang di pasang sebagai pengganti
tangga. Landai memungkinkan pengguna kursi roda, serta orang-orang
yang mendorong kereta bayi, kereta, atau benda beroda lain, agar
pengguna benda beroda lebih mudah untuk terakses kedalam sebuah
bangunan.
Untuk mendapatkan kemiringin pada ramp agar dapat
menghasilkan kenyamanan dan aman. Kita dapat melakukan dengan
perhitungan dan mengunakan rumus untuk mendapatkan kemringan
yang kita inginkan.

Perhitungan sudut kemiringan ramp

Sudut kemiringan adalah persentase yang dihasilkan dari rasio antara


tinggi yang harus ditempuh (h) dan panjang bidang horizontal (d),
dikalikan dengan 100.

lvi
Kemiringan dinyatakan sebagai persentase = (h / d) x 100

Dari rumus ini, kita dapat mengetahui nilai yang diperlukan. Sebuah
tanjakan ramp dengan ketinggian 1 meter dan panjang horizontal 10
meter, akan memiliki kemiringan sebesar 10%.

Sudut kemiringan maksimum yang disarankan untuk ramp di area


terbuka dapat dibuat dengan melihat tinggi yang harus ditempuh dan
panjang area yang ada. Berdasarkan pertimbangan rata-rata dari
berbagai negara, sudut kemiringan sebesar 10-12% ditujukan untuk
ketinggian yang rendah. Apabila ketinggiannya membutuhkan lebih
banyak usaha pencapaian, sudut kemiringan perlu dikurangi untuk
mengejar sudut yang lebih kecil, yaitu;

 8% untuk ketinggian hingga 50 cm


 6% untuk ketinggian hingga 100 cm
 5% untuk ketinggian hingga 150 cm
 4% untuk ramp bagi lansia (dan anak-anak)

Apabila diukur berdasarkan panjang horizontal pada tanjakan rampnya


maka sudut kemiringan rampnya dihitung sebagai berikut;

 Jarak pendek hingga 1.5 m, kemiringan harus kurang dari 12%


 Jarak hingga 3 m, kemiringan harus kurang dari 10%

lvii
 Jarak hingga 9 m, harus kurang dari 8%
 Perhitungan tersebut dengan kondisi selalu mempertimbangkan
pertimbangan di atas tentang ketinggian.

Hindari jalur ramp yang memiliki panjang berlebihan tanpa jeda.


Panjang maksimum yang disarankan adalah 9 meter. Hal ini karena kita
harus mempertimbangkan kemampuan orang difabel dan barang,
upaya yang diperlukan mereka untuk naik dan turun tanpa bantuan
kursi roda serta lalulintas pengangkutan barang yang berat.

Contoh perhitungan jarak yang diperlukan (d)

Contoh, untuk menempuh tinggi 54 cm kita akan menggunakan sudut


kemiringan 6%, maka hasilnya adalah panjang horizontal sejauh 9 m.

Dalam satuan meter;


6 = (0.54m / d) x 100
d = 0.54m / 0.06
d = 9 meter

lviii
Contoh skematis untuk desain ramp di area dalam ruangan

Untuk sudut kemiringan ramp dalam ruangan perhitungannya


pun sama, semakin ia membutuhkan upaya pergerakan, maka sudut
kemiringan tanjakannya semakin dikecilkan;

 10% untuk ketinggian hingga 30 cm


 8% untuk ketinggian hingga 75 cm
 6% untuk ketinggian hingga 150 cm
 5% untuk ramp bagi lansia (dan anak-anak)

Sedangkan untuk panjang horizontal ramp dihitung sebagai berikut;

 Jarak pendek hingga 3 m, kemiringan harus kurang dari 10%


 Jarak menengah 3 – 6 m, kemiringan harus kurang dari 8%
 Jarak 6 – 9 m, harus kurang dari 6%

3.15. Perhitungan tangga darurat.

Perlu digarisbawahi jika penyelamatan tentunya tidak hanya untuk


kebakaran, bencana lain pun juga perlu menggunakan jalur evakuasi.

Selain itu Peraturan Pemerintahan RI Nomor 36 Tahun 2005, Pasal 59 pun


juga menyebutkan jika setiap gedung harus menyediakan sarana evakuasi
yang meliputi:

1. Sistem peringatan bahayaa bagi pengguna, dapat berupa alarm


kebakaran dan/ atau sistem peringatan menggunakan audio/ tata suara.

2. Pintu keluar darurat

3. Jalur evakuasi, dan

lix
4. Penyediaan tangga darurat/ kebakaran.

Dengan adanya sarana tersebut akan menjamin keselamtan pengguna gedung


dan mempermudah mereka saat perlu dilakukan evakuasi.

Perlu diingat juga, jika tangga darurat atau jalur evakuasi juga wajib
mempertimbangkan jumlah, kondisi pengguna gedung, dan jarak ke tempat
yang lebih aman. Pun begitu, pintu dar urat juga perlu dilengkapi dengan tanda
atau arahan yang mudah dibaca. Selain dua peraturan tadi, sarana evakuasi
juga ditulis secara tegas di Peraturan Pemerintahan PUPR Nomor 14 Tahun
2017 tentang persyaratan kemudahan bangunan gedung. Peraturan tersebut
berbunyi, jika setiap bangunan gedung harus menyediakan sarana evakuasi
yang meliputi akses eksit, eksit, dan eksit pelapisan.

1. Akses Eksit
Atau sarana evakuasi yang mengarah ke pintu ini harus sangat dipikirkan.
Sebagai penanda masuk ke tangga darurat, akses eksit harus terproteksi dari
bahaya kebakaran, alisan tahan dengan api setidaknya sampai waktu tertentu.
Lokasinya pun harus bebas dari hambatan yang tidak menghalangi pintu
keluar, akses ke dalam, jalan keluar, atau visibilitas akses eksit. Penting juga
dipikirkan tentang penanda yang jelas dan mudah dilihat. Biasanya si dipasang
di sepanjang jalur evakuasi menuju akses eksit. Pintunya pun harus mudah
dikenali dan ruangannya bisa berkapasitas lebih dari 50 orang. Pikirkan juga
tentang lebar akses eksitnya. Ukur titik tersempit akses eksis minimal bisa
dilewati oleh kursi roda dan cukup untuk orang-orang yang akan
dievakuasi.Akses eksit di luar ruangan dapat melalui balkon, serambii atau atap
yang juga dilengkapi dinding pengaman dan menggunakan material penutup
lantai yang solid.

2. Eksit
Eksit harus tentu harus dilengkapi dengan tangga tertutup dan terlindung
dinding dan tentunya tahan api, serta memiliki pegangan.

Penanda eksit yang dipasangkan di sana juga harus memiliki warna khusus,
misalnya saja merah.

lx
Biasanya si memiliki ukuran huruf paling kecil 15 cm.

3. Eksit Pelepasan
Adalah ujung dari jalur keluar yang umumnya berada di luar ruangaan. Sama
dengan akses eksit, eksit pelepasan juga harus mudah terlihat dan memiliki
akses langsung ke ruang terbuka yang aman.

Syarat Tangga Darurat


Tangga darurat baik dalam gedung rendah maupun tinggi sengaja
disediakan sebagai dua sarana. Benar-benar sebagai tangga darurat dan
satunya sebagai tangga kebakaran. Keduanya pun memiliki syarat yang
berbeda. Sejatinya tangga darurat hanya digunakan sebagai alat jalan lain saat
eskalator atau pun lift tidak befungsi dengan baik.Sedangkan tangga kebakaran
sengaja dirancang untuk digunakan saat kebakaran melanda. Untuk itu faktor
keselamatan jadi pondasi utama tangga kebakaran. Jika biasnya tangga
darurat diletakkan di dekat lobby lift namun jika tangga kebakaran biasanya
dibangun pada tempat tertentu. Jelas yang memenuhi persyaratan
keselamatan terhadap bahaya, seperti halnya;

1. Diletakkan di dalam ruangan tangga kebakaran yang mana


di dalam dan di luarnya diberi lampu emergency otomatis
yang dapat menunjukkan arah keluar.
2. Jelas tangganya pun harus terbuat dari bahan material yang
kuat terhadap kebakaran dalam waktu tertentu
3. Letaknya di dalam ruangan yang kedap api berdinding cukup
tebal dan minimum tidak bisa ikut terbakar dalam waktu
dekat, sehingga dapat menjadi jalur evakuasi.
4. Rungan memiliki udara tekan dapat pula menggunakan
pressure fan guna menambah tekanan pada udara di
dalam ruang.
5. Pintu terbuat dari besi yang tahan api yang dapat dibuka ke
arah dalam ruang tangga, namun untuk pintu paling atas dan
bawah bukaan ke arah luar. Lebih penting lagi, pintu keluar
tangga kebakaran yang berada di paling dasar harus
terhubung langsung dengan udara luar.

lxi
6. Ukuran lebar tangga dihitung sesuai kapasitas penghuni

Kontruksi Tangga Darurat

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008


menyebutkan jika semua tangga darurat, terutama pada bangunan tinggi harus
aman dan terlindung dari api dan gas panas yang beracun. Pada SNI 03-1746-
2000 butir 5.2 menyebutkan jika kriteria tangga darurat ada beberapa point, di
antaranya:

1. Kontruksi
Tangga yang dijadikan jalur evakuasi haruslah tangga
permanen.Setidaknya setiap tangga wajib menggunakan bahan-bahan
yang tidak mudah terbakar dan tahan kokoh.

2. Bordas Tangga
Antara tangga dan bordas haruslah memiliki lebar yang sama. Dalam
bangunan baru harusnya tiap bordes tangga memiliki dimensi yang telah
diukur sesuai dengan arah lintasan sama dengan lebar tangga. Lebarnya
boleh tidak lebih dari 120cm asal jalur tangganya lurus.

3. Pemukaan Anak Tangga


Sebagai jalur evakuasi, pemukaaan anak tangga dan bordas pun harus
padat dan tidak licin. Agar memudahkan pengguna saat melintasinya.
Permukaan pun tak boleh menonjol yang dapat menyebabkan pengguna
tergelincir. Kemiringan anak tangga pun setidaknya kurang dari sama
dengan 2 cm per meter. Pun begitu untuk tinggi antara anak tangga satu
dengan yang lainnya juga perlu diperhitungkan. Tidak hanya itu, kedalaman
anak tangganya pun juga perlu dipertimbangkan.

4. Pagar Pengaman dan Pegangan Tangga


Jalur evakuasi yang jalan keluarnya lebih dari 75 centi meter di atas lantai
atau di bawah tanah harus dilengkapi pula dengan pengaman guna
mencegah kejatuhan terbuka. Penting pula dilengkapi dengan pegangan

lxii
tangga pada kedua sisinya agar memdahkan pengguna. Pegangan tangga
sebaiknya ada berjarak 75 cm dari pegangan selanjutnya atau dari sisi
pegangan yang lain. Untuk tinggi pegangan maksimal bisa setinggi 80-90
cm.

Denah Tangga Darurat


Setelah berbicara tentang keamanan tangga darurat beserta partikel yang
harus ada, kini beralih ke denah tangga darurat.Denah yang dimaksud di
sini adalah penandaan yang tepat agar tidak membingungkan pengguna.
Perencanaan penanda tangga darurat atau kebakaran juga diatur dalam
beberapa kriteria yang telah tertulis dalam Peraturan Menteri pekerjaan
umum Nomor: 26/PRT/m/2008 Bab 3 Butir 3.8.4.

Setelah berbicara tentang keamanan tangga darurat beserta partikel yang


harus ada, kini beralih ke denah tangga darurat.Denah yang dimaksud di
sini adalah penandaan yang tepat agar tidak membingungkan pengguna.
Perencanaan penanda tangga darurat atau kebakaran juga diatur dalam
beberapa kriteria yang telah tertulis dalam Peraturan Menteri pekerjaan
umum Nomor: 26/PRT/m/2008 Bab 3 Butir 3.8.4.

Su
mber: homedesignideas.com

lxiii
1. Setiap tingkatan harus menunjukkan tingkatan lantai,
misalnya “Lantai 1, Lantai 2,” dan seterusnya.
2. Memberikan informasi lantai teratas dan ke bawah dari ruang
tangga yang terlindung.
3. Menunjukkan tingkat lantai dari dan ke arah eksit pelepasan.
4. Diletakkan di dalam ruang terlindungi di tempat mendekati
1,5 m di atas bordes lantai dalam satu posisi yang mudah
terlihat jika pintu dalam posisi terbuka atau tertutup
sekalipun.

5. Diberikan tulisan jalur “EXIT” pada dinding ataupun pintu dan


harus terpasang kuat.
6. Huruf identifikasi jalur tangga harus ditempatkan pada
bagian atas dari penandaan dengan tinggi minimum 2,5 cm
dan harus memenuhi ketentuan tentang “karakter huruf”.
7. Angka level lantai harus ditempatkan di tengah-tengah
penandaan dengan tinggi angka minimum 12,5 cm.Itu tadi
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat membangun
tangga darurat atau tangga kebakaran.

lxiv
Dari kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran bahwa dalam
perancangan terlebih dahulu harus melihat referensi-referensi dan peraturan yang
berkaitan dengan rancangan tersebut. Dan tidak hanya menggambar, namun juga
mengetahui fungsi, memberikan informasi, berkonsep yang dipakai agar sesuai
dengan desain dan suasana lokasi yang mendukung. Penggambaran respon site
bukan hanya sekedar menggambar namun juga harus memikirkan bagaimana
fungsinya, peletakannya, penerapannya kesinambunganya dengan kingkup sekitar
dan apa yang dapat ditunjukkan pada salah satu kawasan yang dibuat secara
arsitektural.

Dan ketika melaksanakan kerja praktek di konsultan sebanyak mungkin kita


harus mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya yang tidak bisa kita dapatkan
dalam metode pembelajaran di bangku kuliah. Dan juga harus berani beradaptasi di
lingkungan pekerjaan serta percaya diri guna meningkatkan potensi diri yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pdw architects. 2020. Laporan Kuliah Praktek.pdw architects: .


2. UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstuksi.

lxv
LAMPIRAN

N TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN


O
[ 22-10
2018

Keterangan :

Hari pertama KP, rapat koordinasi mingguan, pengenalan


kantor, tata cara kerja kantor.

Membuat 3d modeling eksisting “Sayembara kantor bupati


Sleman”

lxvi
2 23-10
2018

Keterangan :

Membuat 3d modeling interior aula dan mushola “Sayembara


kantor bupati Sleman”

N TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN


O
24-10
2018

lxvii
Keterangan :
Melanjutkan 3d modeling interior aula dan mushola “Sayembara
kantor bupati Sleman”

4 25-10
2018

Keterangan :
Membuat orientasi transformasi desain “Sayembara kantor bupati
Sleman”

lxviii
N TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN
O
5 26-10
2018

Keterangan :
Membuat rendering video animasi “Sayembara kantor bupati
Sleman”

6 29-10
2018

lxix
Keterangan :

Rapat koordinasi mingguan


Mempelajari dan memahami KAK “Sayembara Museum HAM Omah
Munir” serta mencari data” preseden, HAM dan biografi Munir

NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN


30-10
2018

Keterangan :

Membuat 3d modeling site “Sayembara Museum HAM Omah


Munir”

lxx
8 31-10
2018

Keterangan :

Diskusi pengolahan dan konsep bentukan masa dengan principal


arsitek dan junior arsitek “Sayembara Museum HAM Omah Munir”

NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN

lxxi
9 01-11
2018

Keterangan :

Membuat dan mengolah 3d modeling masa utama “Sayembara


Museum HAM Omah Munir”

lxxii
10 02-11
2018

Keterangan :
Membuat modeling interior caffe museum “Sayembara Museum
HAM Omah Munir”

NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN

lxxiii
11 05-11
2018

Keterangan :

Rapat koordinasi mingguan


Melanjutkan dan merevisi modeling interior caffe museum
“Sayembara Museum HAM Omah Munir”

lxxiv
12 06-11
2018

Keterangan :

Membuat 3d modeling interior kantor”


Membuat area pamer pada selasar “Sayembara Museum HAM
Omah Munir”

NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN

lxxv
13 07-11
2018

Keterangan :

Melanjutkan 3d modeling kantor museum


Membuat gambar potongan

lxxvi
14 08-11
2018

Keterangan :

Melanjutkan 3d modeling kantor museum


Menyusun konsep mikro dan makro di panel sesuai arahan
principal
NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN

lxxvii
15 09-11
2018

Keterangan :

Membuat renering video animasi dan visual sequen “Sayembara


Museum HAM Omah Munir”

lxxviii
16 12-11
2018

Izin tidak masuk kantor (sakit)

NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN

lxxix
17 13-11
2018

Keterangan :

Diskusi tentang sayembara landmark dan sculpture kemayoran


dengan principal arsitek dan arsitek LABO,
Membuat 3d modeling eksisting site sculpture dan landmark
kemayoran

lxxx
18 14-11
2018

Keterangan :

Melanjutkan 3d modeling eksisting site sculpture dan landmark


kemayoran.
Diskusi konsep sculpture dan landmark

NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN

lxxxi
19 15-11
2018

Keterangan :

Membuat modeling sculpture sesuai hasil diskusi dan konsep dari


dan dengan principal

lxxxii
20 16-11
2018

Keterangan :

Melanjutkan 3d modeling sculpture sesuai konsep dan arahan dari


principal

NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN

lxxxiii
21 19-11
2018

Keterangan :

Melanjutkan mengolah revisi sclupure sesuai arahan principal


Meletakkan pada site juga mengolah orientasi masa

lxxxiv
22 20-11
2018

Libur kantor ( Maulid Nabi Muhammad SAW)

NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN

lxxxv
23 21-11
2018

Keterangan :

Melanjutkan mengolah revisi sclupure


Membuat 3d untuk skema material

lxxxvi
24 22-11
2018

Keterangan :

Membuat tampak sculpture dan di susun sesuai panel.


Membuat potongan sclupture

NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN

lxxxvii
25 23-11
2018

Keterangan :

Melanjutkan membuat tampak dan skema material

26 26-11
2018

lxxxviii
Keterangan :

Rapat koordinasi mingguan


Membantu melanjutkan area selasar Masterplan “Kantor Sekretaris
Negara”

NO TANGGAL PEKERJAAN DAN KETERANGAN

lxxxix

Anda mungkin juga menyukai