di PT PB Tbk
Semester Ill Tahun Akademi 2021/2022
Oleh:
JHON RIZKY SAPUTRA
NIM. 2103051
TEKNIK PEMBUATAN GARMEN
Oleh:
JHON RIZKY SAPUTRA
NIM. 2103051
TEKNIK PEMBUATAN GARMEN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya . Terselesaikannya Laporan Praktik Industri ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak dan keluarga yang tiada hentinya memberikan semangat
dan dukungan serta doanya kepada penulis. Untuk itu penulis menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
laporan ini. Penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada :
Dengan ini penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis
dapat memperbaiki. Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
untuk menambah ilmu dan pengetahuan seputar dunia kerja atau inspirasi bagi
pembaca.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................1
1.3 Manfaat.........................................................................................................2
2.3.1 Pemodalan.............................................................................................7
2.3.2 Pemasaran.............................................................................................8
2.4 Ketenagakerjaan...........................................................................................9
iii
3.1.2 Budaya kerja 6S...................................................................................15
BAB IV PENUTUP................................................................................................29
4.1 Kesimpulan.................................................................................................29
4.2 Saran..........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................31
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
1.3 Manfaat
B. Dapat mengenal dan menyesuaikan dinamika dan kondisi nyata dunia kerja
diperusahaan.
3. Bagi AK Tekstil Solo
Mendapatkan feedback dari mahasiswa dan perusahaan dalam upaya
menyempurnakan kurikulum yang relevan serta sesuai dengan kebutuhan di
industri, sehingga dapat mewujudkan konsep link and match dalam
meningkatkan kualitas layanan pada stakeholders.
2
6. Dalam mencari informasi diharuskan pada waktu yang tepat dan
mempersiapkan pertanyaan sebelum bertanya sehingga tidak menyita waktu
pekerja dalam bekerja
PT PB Tbk memproduksi Polo Shirt, Golf Shirt, Track Suit, Sweat Shirt, dan
Pants menggunakan bahan seperti Single Jersey, Pique, Fiece in Cotton,
Polyester, dan lain-lain. Untuk produk bagi wanita seperti Short Pants, Casual
Pants, dan Dress Shirt menggunakan bahan seperti Poplin, Twill, Dubby, dan
sebagainya. Sedangkan untuk produksi jaket seperti Basic Jacket, Coat, Ski
Jacket, Down Jacket, Track Suit, Travel Pants, dan lain-lain menggunakan bahan
Nylon, Polyester, Micro Fiber, dan lainnya. PT PB Tbk merupakan perusahaan
garment yang dulunya beorientasi pada pasar dalam negeri dan luar negeri. Tapi
sekarang PT. PB Tbk sudah berubah menjadi berorientasi 100% ekspor. Kini PT
PB Tbk merupakan pemasok untuk Calvin Klein, New York & Co, Nautica, Liz
Claiborne, Perry Ellis, Marks dan Spencer, Aborcombie & Fitch, Lana Bryant,
Nike, Adidas, Reebok, The North Face, Champion, Bonfire, Salomon, Sprayway,
Hugo Boss, Victoria Secrect, Wilson Sporting Goods, dan lain-lain. PT PB
Boyolali merupakan salah satu perusahaan tekstil yang sangat berkembang
hingga kini. Pangsa pasar PT PB Tbk tersebar dari mulai Amerika Serikat, Eropa
Barat dan Timur, Kanada, Jepang, Australia dan di berbagai negara di dunia.
Perkembangan perusahaan ini semakin bagus sehingga perusahaan ini berani
untuk membuat penawaran sahamnya untuk pertama kali di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada 16 Agustus 1990 dan mengubah statusnya menjadi sebuah
perusahaan terbuka.
3
Pada tahun 2011, PT PB membuka anak perusahaan yang bernama PT Hollit
International. Dengan terjalinnya kerjasama ini, diharapkan terbentuknya sebuah
sinergi yang kuat sebagai sebuah kelompok perusahaan tekstil di Asia. Untuk ke
depannya diharapkan PT PB Tbk berkembang secara cepat untuk menjadi
sebuah perusahaan yang besar dengan keunikan dalam industri tekstil di
pasaran global.
Pada awal tahun 2011, PT PB Tbk telah berhasil membuka kantor cabangnya
hingga ke Singapura, Hongkong dan Taiwan. Di kantor cabang tersebut hanya
melayani jual beli barang. Hingga saat ini, PT PB Tbk telah mempekerjakan
lebih dari 21.500 orang karyawan. Dengan pencapaian bisnis yang diraihnya
sampai sekarang telah mengantarkan PT PB Tbk menjadi salah satu perusahaan
tekstil terbesar di Indonesia.
Pada tahun 2017, PT PB Tbk telah memiliki konsumen apparel- apparel besar
dunia seperti: UNIQLO, BROOKS, BELK, Billabong, ChistoWpher & Banks, Coin,
Energy, The North Face, Adidas, Lacoste, S.Oliver, Exxpress, Mavic, Ralph
Lauren, Prada, H&M, YONEX, NIKE, NEW BALANCE, dan masih banyak lagi.
4
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
5
F. Me re-organisasi rentang waktu atau jadwal yang diperlukan
G. Melakukan pemilihan, pemesanan dan bahan pembelian
H. Mengorganisir perbaikan dan pemeliharaan rutin peralatan produksi
I. Menjadi penghubun denganpembeli, pemasaran dan staff penjualan
J. Mengawasi pekerjaan staff junior
2. Asisten Manager
A. Membantu manager dalam melakukan kontrol terkait operasioanl produksi dan
mesin produksi
B. Membantu manager dalam mengatur, merencanakan dan menerapkan strategi
C. Melakukan evalusai harian, mingguan, dan bulanan terhadap pencapaian
produksi
D. Mengawasi dan memotifasi staff dalam melakukan pekerjaannya
E. Mendorong proses rekrutmen dan pelatihan dan pengembangan
F. Amankan kepatuhan terhadap kebijakan dan pedoman perusahaan
3. Supervisor
A. Membuat perencanaan dan pernintaan semua kebutuhan untuk proses produksi
B. Mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi semua tugas
bawahannya agar sesuai perencanaan, prosedur dan standar
operasional produksi
C. Bertanggung jawab dalam pencapain target produksi dan kualitas
standar hasil produksi
D. Memberi bimbingan pada bawahannya agar bawahannya dapat
meningkatkan kemampuannya dan melakukan penilaian kinerja
bahawannya
E. Memimpin dan mengawasi proses pelaksanaan produksi agar sesuai
dengan standar perusahaan
F. Bertanggung jawab pada ketertiban dan kedisiplinan bawahannya
G. Membuat laporan kerja dan analisa permasalahan kerja yang terjadi
kepada atasan secara berkala
H. Bertanggung jawab pada kebersihan area kerja dan keselamatan
bawahannya.
4. Asisten supervisor
6
A. Membantu supervisor dalam melakukan tugasnya
B. Membantu dalam memberikan bimbingan kepada operator dalam
melaksanaan tugasnya
C. Membantu mengawasi kinerja operator
D. Membantu mencatat hasil target yang diperoleh operator
Pada bagian subbab ini akan dijelaskan system permodalan dan pemasaran
yang ada di PT PB. Permodalan merupakan unsur pokok utama dalam
menjalankan usahanya, hal ini disebabkan karena modal merupakan salah satu
unsur dimana perusahaan dapat menjalankan usahanya dan mendapatkan
keuntungan. Modal juga merupakan pondasi dari suatu perusahaan, semakin
kuat pondasinya maka semakin kuat juga perusahaan tersebut.
Pemasaran merupakan suatu system dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta mendistribusikan
produk yang dapat memuaskan keinginan dalam mencapai tujuan perusahaan.
2.3.1 Pemodalan
PT PB merupakan Perseroan Terbuka yang permodalannya berasal dari saham.
PT PB mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1981 dan terdaftar sebagai
perusahaan public dengan nomor registrasi S1-121/SHM/MK-10/1990 tanggal 28
Juni 1990 dengan kode di bursa saham yaitu PBRX, saham perseroan pertama
kali ditawarkan kepada masyarakat di tahun 1990 dan telah tercatat di Bursa
Efek Indonesia sejak 16 Agustus 1990. Nomor Lisensi Industri PBRX adalah
230/DJA I/IVT-III/Non PMA-PMDN/VII/1992, tanggal 29 Juli 1992. Modal dasar
PBRX Rp 300.000.000.000, - (12.000.000.000 saham). Dengan komposisi
pemegang saham per Desember 2019 adalah 27.98% saham dipegang oleh PT
7
Trisetijo Manunggal Utama, 16% dipegang oleh PT Ganda Sawit Utama, 6.95%
dipegang oleh UBS AG Singapore S/A Burlingham International Ltd dan 49.07%
saham dipegang oleh public. Berikut merupakan anak perusahaan dari PT PB
Tbk yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini:
Beberapa pemilik saham dari PT PB dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini.
Modal Disetor
NO Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase
(IDR)
PT Trisetijo Manunggal
2. 1.812.523.923 45.313.098.075 27,98%
Utama
Sumber :https://www.idnfinancials.com/id
2.3.2 Pemasaran
PT PB menggunakan dua jenis sistem pemasaran produk yaitu job order
(pesanan) dan direct selling. Pada system job order (orderan), perusahaan
membuat produk sesuai dengan permintaan buyer, PT PB memasok apparel
untuk brand: Uniqlo, Adidas, The North Face, Salomon, Arcteryx, J Crew, Dillard,
8
LL Bean, Macy’s, Orvis, Stella Mc Certney, Spyder, Mavic, Strellson, Oviesse,
coin spa, Brooks Brothers, Holy Fashion, Atomic, Lacoste, Kathmandu, Duluth,
Indygena, Polo Ralph Lauren, Starling, Tom Tailor, Haddad, Cristhoper, Banks,
Berghause, Columbia, Oakley, Hunter, Prada, Betabrand, Damart, Banana
Republic, Joe Brown, Scotch & Soda, IKEA dan masih banyak lainya. Pada
sistem yang kedua, direct selling (langsung) Produk yang dipasarkan di outlet
dengan brand local diantaranya yaitu: Zoe Label, Zoe black, Sokya, Salt in
Pepper, Asylum, FTL dan Wastu. Konsumennya sudah menyebar luas
diantaranya Filipina, Thailand, Singapura, Jepang, korea, china, Amerika, Rusia,
Eropa dan masih banyak negara yang lain.
2.4 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja PT PSS berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
9
Tabel 2. 3 Jumlah Tingkat Pendidikan
Pembagian tenaga kerja PT PSS berdasarkan tingkat jabatan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
2 Manager 6
3 Asisten Manager 6
4 Chief 34
5 Supervisior 45
6 Asisten supervisior 64
7 Staff 57
8 Utility 23
9 Admin 63
10 Operator 2.644
11 Helper 210
10
2.2.2 Distribusi Tenaga Kerja
Distribusi tenaga kerja di PT PB Tbk dengan cara melakukan recruitment dengan
sistem RSTS ( Root source to school ) yaitu perekrutan karyawan dari siswa -
siswa yang sudah lulus. Untuk perekrutan karyawan bisa dilakukan oleh bagian
HRD dengan strategi khusus atau bisa juga dengan menggunakan jasa
outsourcing, bergantung dengan posisi yang dibutuhkan. Penerimaan kayawan
sesuai dengan kebutuhan department misalnya untuk bagian operator sewing
dan warehouse maka penempatanya nanti akan di departemen tersebut,
pelatihan karyawan juga sesuai dengan posisi yang diisi oleh karyawan.
11
A. Induction Training
Induction training yaitu training yang diberikan untuk karyawan baru di
hari pertama masuk kerja. Induction training akan diberikan oleh
beberapa departemen, terdiri dari:
12
memegang satu atau dua proses saja, maka dari itu perusahaan
mengadakan training matrik skill agar operator sewing lebih bisa
mengembangkan skill nya di berbagai mesin dan proses jahit.
2. Tunjangan
A. BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial)
BPJS adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan sebagai
program jaminan sosial. Ada beberapa tunjangan BPJS diantaranya
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
B. Tunjangan Hari Raya
Tunjangan Hari Raya merupakan pendapatan non upah yang wajib
dibayarkan kepada karyawan menjelang hari raya.
C. Tunjangan Hasil Kerja (Insentif)
Tunjangan Hasil Kerja (insentif) merupakan tunjangan yang diberikan
ketika target atau hasil kerja perusahaan terpenuhi selama satu tahun
melebihi target yang ditetapkan.
D. Premi Hadir
Premi Hadir merupakan tunjangan yang besar nominalnya tergantung
pada jumlah kehadiran karyawan, yang berdasarkan catatan absensi satu
periode penggajian.
E. Premi Lembur
Premi Lembur merupakan tunjangan yang harus dibayarkan perusahaan
kepada karyawan yang bekerja lebih dari jam kerja normal.
13
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI
14
2. Target untuk material dari adidas dan manajemen
Adidas dalam hal ini juga membuat sebuah target material, dimana metode
L2L dimana pengambilan material dari area terdekat. Lead time material
merupakan lama proses produksi material dari PO diberikan buyer, dan lead
time garment merupakan lama proses dimulai dari material ready sampai ke
buyer.
Wujud L2L yang mempercepat lead time yaitu dengan pengambilan Tier 2
atau material setengah jadi dari Indonesia atau negara terdekat dari
Indonesia, seperti vetnam, malaysia. Dimana berfungsi supaya pengiriman
yang cepat dan lead time produksi sebagai prioritas dapat dilaksanakan,
serta menghemat biaya dari CIF (Cost, Insurance, Freight) dimana biaya
lebih murah dan efisien. Strategi yang digunakan dalam rangka
meningkatkan L2L yang dinilai dengan KPI oleh adidas, yaitu dengan
perbaikan development dan rencana bisnis jangka panjang dengan
mengajak perusahaan Tier 2 ber investasi jangka panjang di Indonesia.
Sedangkan untuk tier 4 harus memiliki sertifikat dari BCI (untuk material
cotton) dan GRS (untuk bahan dari polyester). Sustainbility adidas
merupakan garmen yang dapat di daur ulang dengan proses khusus, surat
menyurat jelas dan dapat dibuktikan dengan tracking. Adidas melakukan ini
sebagai bentuk kepedulian untuk alam.
15
2. Set In Order (Rapi) yaitu segala sesuatu diletakkan sesuai posisi yang
ditetapkan sehingga siap saat akan digunakan. Untuk penerapan dari sikap
ini pekerja diharuskan menciptakan sistem penyimpanan sehingga
memudahkan dikenali, ditemukan dan dikembalikan ke kondisinya
standartnya
3. Shine (Resik) yaitu kegiatan atau aktivitas membersihkan peralatan dan
daerah kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi
yang baik. Dalam hal ini, pekerja diharapkan dapat menjaga peralatan kerja
dalam kondisi yang baik
4. Standardize (Rawat) yaitu menerapkan 3S sebelumnya dijadikan standar
disetiap bekerja. Wujud penerapan dilakukan dengan melaksanakan dan
menerapkan 3S dengan baik
5. Sustain (Rajin) yaitu kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam
menjalankan seluruh 6S, penerapannya dengan pekerja memiliki kesadaran
dalam melaksanakan 6S dan menjadikan sebagai budaya sehari-hari
6. Safety (Aman) yaitu menerapkan perilaku kerja yang aman ditempat kerja
dengan menekankan pada usaha antisipasi terjadinya kecelakaan kerja
sebagai penerpannya yaitu dengan menjaga agar lingkungan tetap kondusif
dan seluruh pekerja merasa aman dan nyaman dalam bekerja
Mahasiswa dalam materi ini membuat pola pakaian wanita dilakukan secara
manual, dikarenakan keterbatasan komputer yang support dengan software
CAD. Sebelum menggambar pola, diberikan bagian-bagian yang diukur untuk
nantinya menjadi acuan saat pembuatan pola. Bagian yang diukur yaitu
16
Neckline(Lingkar leher), Accros Shoulder, Chest, Waist, Back Legth, Sleeve
Legth, Sleeve Width dan Sleeve Opening. Pemateri memberikan ukuran atau
measurenment dari bagian-bagian yang diukur, untuk perlengkapan yang
digunakan yaitu penggaris lurus, metline, pensil dan penghapus. Mahasiswa
dibentuk menjadi beberapa kelompok yang masing-masing berisi 2-3 orang,
dalam pembuatannya, diajarkan metode yang efisien dimana dapat membuat
garis melengkung dengan menggunakan penggaris lurus. Untuk pola yang
dibuat dibuat seperti dibawah ini.
17
Berikut penjelasan dari masing-masing bagian dari flow dari awal hingga akhir
proses produksi:
18
produk memenuhi standar kualitas dari buyer
9. Packing adalah departemen yang melakukan proses pengemasan pakaian
dalam polybag (jika diperlukan adanya tambahan hanger maka harus
ditambahkan), dan memasukkannya dalam carton box sesuai dengan
regulasi masing-masing buyer dan garmen siap untuk dikirim.
10. Final Inspection terdiri dari pemeriksaan dari sudut pandang buyer (kualitas
garmen, size dan shape garmen, cara melipat garmen, shipping mark,
ukuran polybag/carton box) yang dilakukan sebelum atau sesudah garmen
dikemas. Pemeriksaan dapat dilakukan secara sampling maupun
keseluruhan 100%.
11. Finished Good atau barang jadi merupakan hasil produksi yang sudah
dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris dan kelengkapan lainnya
serta telah disetujui oleh buyer. Barang tersebut perlu dipersiapkan
dokumennya sebelum siap dikirim.
12. Shipping adalah proses pengiriman barang sesuai dengan ketentuan yang
disepakati oleh Merchandiser dan Buyer. Pengiriman dapat dilakukan
melalui jalur darat, laut, ataupun udara
19
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas, yaitu
1. Lingkungan kerja, berasal dari budaya kerja dan geografi pada perusahaan
2. Kompetensi, dimana diperlukan pengembangan kompetensi yang baik
3. Sarana Produksi, yaitu dengan pengoptimalan Mesin dan Alat Produksi
4. SDM(Sumber Daya Manusia), yang perlu taat regulasi dan SOP, dimana
memiliki motivasi kerja tinggi dan adanya kesehatan yang harus terjamin
Dalam proses produksi sering terdapat produktivity issue, dan untuk mengetahui
secara jelas permasalahan yang muncul maka diperlukan identifikasi dengan
menggunakan metode SMART(Spesifik, Measurable, Achieveable, Relevant
and Time bound). Dan untuk penyelesaian atau pencarian solusi, diperlukan
penentuan probabilitas solusi yaitu potensi manfaat, kelayakan dan keuntungan
kerugian dari solusi yang akan digunakan.
20
Pada proses produksi terdapat dua bagian Quality Control, yaitu QC inline
bertugas mengontrol proses pengambungan panel panel menjadi garment jadi
dan QC Endline yang bertugas mengecek 100 % garment jadi dengan metode A
Clock Waist System atau pengecekan searah jarum jam. Selain preparation dan
produksi, terdapat QC yang independen, QA auditor merupakan QC independen
yang bertugas sebagai penjembatan antara factory dan buyer, QC PSO(Product
Safety Officer) yang bertugas untuk menjaga keamanan product agar tidak
terkontaminasi logam apapun.
Dalam quality control selalu berlawanan dengan cacat atau defect, yaitu
penyimpangan dari standar / spesifikasi yang telah ditentukan. Berikut jenis-jenis
cacat atau defect:
1. Jahitan
A. Stitch putus (Broken Stitch)
B. Stitch terlompat (Jump Stitch)
C. Stitch kendor atau terlalu kencang
D. Jumlah stitch per inch tidak sesuai dengan spesifikasi
E. Jahitan yang terbuka atau pinggiran yang kasar
F. Bekas lubang atau jejak jarum akibat perbaikan (Needle Hole)
G. Jahitan yang berkerut (Puckering)
H. Benang lebih yang belum dirapikan
I. Jahitan yang terlalu dalam dari pinggir
2. Emblishment
A. Penempatan yang salah
B. Pewarnaan / penempatan warna yang salah
C. Grafik / pita yang salah
D. Ukuran yang salah
E. Penutupan yang kurang baik
F. Registrasi yang kurang baik
G. Printing yang belum mantap
H. Stitch yang jelek / tidak kuat
3. Closure
A. Rusak dan warnanya salah
B. Tidak berfungsi
C. Salah tempat
D. Hilang
21
E. Tidak sesuai spesifikasi
4. Konstruksi, tidak sesuai spesifikasi
5. Label
A. Salah/tidak sesuai spesifikasi
B. Tidak kuat
C. Salah warna / salah tempat
6. Bahan Baku
A. Crocking E. Haireness
B. Holes F. Bleeding
C. Pilling G. Menciut
D. Shadding H. Slub
7. Ukuran, melewati batas aturan
Penyebab kecelakaan kerja dapat diurutkan, yaitu penyebab langsung dan tidak
langsung, penyebab langsung, kecelakaan kerja dan menimbulkan kerugian
Bahaya K3 adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpontensi
menimbulkan cidera dan atau penyakit akibat kerja. Untuk faktor bahaya K3
berasal dari faktor biologi (Bakteri, virus, jamur, dll), faktor kimia (Bahan reaktif,
korosif,dll), faktor fisik (ketinggian, konstruksi, dll), faktor biometrik (Postur,
desain tempat mesin, dll), faktor psikologi (stress, kekerasan, pelecehan). Cara
compliance dalam mengatasi K3, yaitu Penyuluhan, Safety talk, Safety training,
Safety inspection, Safety investigasi, Safety meeting, Safety audit, Pemantauan
lingkungan kondisi kerja, Penyediaan alat K3.
22
ketika ada sebuah keadaan darurat, yaitu klasifikasi emergency, emergency
plan, pick up point, prosedur emergency, klinik dan rumah sakit serta peralatan
dan pelindung diri. Proteksi kebakaran yang wajib dimiliki atau diterapkan yaitu
dengan penempatan alat pemadam dan sensor otomatis ketika terjadi insiden
kebakaran. Alat proteksi : Apar, Hydrant, Spinkler, jalur evakuasi dan alarm
system.
Prima Training School merupakan hasil kerja sama antara PT PSS dengan PT
PB tbk & Group, dimana tujuan dari kegiatan training nanti menghasilkan output
SDM (karyawan) yang mempunyai skill dan juga pendalaman skill bagi karyawan
lama, dan menjadikan mereka mahir. Alur proses yang ditempuh di PTS yang
dimulai dengan paper exercise (paper 1-10), machine exercise, fabric exercise
(fabric 1-6), macine special, final test (short pants), graduate, line produksi.
23
Dimana pada penyampaian materi tersebut mengenalkan standar yang
sudah ditetapkan pada perusahaan mengenai istilah – istilah jahit dan
bagian garment yang diproduksi.
4. Penerapan budaya 6S diindustri dan line produksi (lingkungan kerja)
Budaya 6S yang disampaiakan meliputi: Sort, Set in Order, Shine,
Standarize, Sustain, Safety.
1. Fabric Exercise
Fabric exercise, merupakan metode latihan menjahit dengan kain, dalam
metode ini peserta magang diusahakan mampu menguasai teknik jahit
secara real dari langkah yang sederhana hingga ke tingkat yang lebih sulit.
Metode Fabric exercise sangat membantu melatih kestabilan handling
tangan saat menjahit dengan kondisi kain yang tingkat elastisitas dan
ketebalan yang berbeda dalam setiap jenis kain yang digunakan. Peserta
24
magang dicontohkan teknik menjahit lalu dilakukan penilaian dengan melihat
waktu yang dihasilkan dan kecepatan yang mahasiswa hasilkan. Pada fabric
exercise yang dilakukan yaitu menjahit hemming renteng, back tack, dan
sebagainya.
2. Critical Process
Pada tahap ini peserta magang mengerjakan critical proses yang dimana
proses tersebut sering menjadi permasalahan dalam line produksi. Yang
critical process antara lain: menjahit hood, membuat saku bobo, saku tempel
(stitch 1/16, obras, dan stitch tempel), zipper (attach dan stitch 1/16). Untuk
penilaian dilihat dari kualitas jahitan peserta magang yang dimana diberikan
Batasan waktu serta sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan, sebelum
nantinya akan memasuki final test.
25
waktu 25 detik, dan lain sebagainya. Dengan dilakukannya perhitungan
kecepatan pada pembuatan rok dapat menjadikan mahasiswa lebih mudah
dalam Final test yaitu pembuatan short pants dan dengan hasil yang
maksimal.
3. Garment Exercise
Pada fase Garment exercise peserta magang diajarkan membuat beberapa
produk garmen berupa saku bobok double welt, Saku bobok double welt dan
flap, Saku bobok zipper, collar, slit lengan, saku bobok variasi dan pocket
cargo.
26
2. Membuat dan Menganalisa LBR Worksheet
Setelah dilakukan pengambilan cycle time, selanjutnya data cycle time
dimasukkan ke Line Balancing Worksheet, yaitu lembaran yang
menunjukkan beban kerja(LBR) dan efficiency dari suatu line produksi
sewing. Dalam LBR Worksheet berisi data cycle time operator dan GSD,
nama operator, proses yang dikerjakan, jenis mesin, style, smv, target
produksi, takt time, pewarnaan pada bagian bottleneck, data dalam bentuk
diagram yang ada pada suatu line. Dari LBR tersebut dapat dengan jelas
diihat bagian yang memiliki bottleneck dengan melihat hasil cycle time. LBR
dapat diupdate maksimal 3 kali update, dan dilakukan setelah improvement.
3. Melakukan Balancing
Line Balancing yaitu penyeimbangan beban kerja yang dialokasikan pada setiap
proses sehingga setiap proses selesai pada waktu yang seimbang dan
mencegah terjadinya Bottle Neck ( terjadinya penumpukan pada salah satu
proses jahit yang menyebabkan output yang didapat di line tidak sesuai
dengan target yang diinginkan) maka line berjalan dengan baik dan teratur.
Berdasarkan data cycle time yang telah diambil, kemudian dimasukkan ke
dalam Line Balancing Rate (LBR). Dari LBR tersebut dapat dilihat dan
menganalisa apa yang menjadi sumber permasalahan di dalam line.
Permasalahan yang perlu dimonitoring yaitu effisiensi, cycle time tinggi atau
bottleneck, perbandingan antara cycle time actual dan cycle time GSD, WIP
yang masih diatas takt time dan beban kerja operator. Dalam proses ini IE
Produksi menganalisa proses mana saja yang harus dibalancing dan
dilakukan improvement, agar pembagian beban kerja seimbang dan target
dapat terpenuhi serta tidak ada operator yang memiliki beban lebih.
4. Melakukan Monitoring
27
Setelah improvement yang dilakukan berhasil, selanjutnya dilakukan
pengawasan hasil dari imoprovment dan konsistensi output. IE Production
juga melakukan pengawasan apabila sewaktu-waktu terjadi Down Time (hal
yang mengakibatkan terhambat suatu proses) yang membuat terganggunya
proses produksi dan menambah WIP (Work In Process) diproses yang
mengalami down time. Untuk itu IE Production harus segera dilakukan
perbaikan agar tidak menambah WIP dan output menjadi menurun.
28
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
29
demikian mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang
diperoleh dari kampus secara maksimal.
2. Pihak kampus lebih sering melakukan monitoring terhadap mahasiswa
yang melaksanakan Praktik Industri, sehingga kampus pun bisa mengerti
situasi yang ada pada industri dan mungkin dapat di jadikan acuan
pemberian materi yang lebih relevan dengan kemajuan dunia industri saat
ini.
3. Komunikasi antara kampus dengan pihak industri terkait materi yang
diberikan, untuk penulis saat ini tidak melakukan kegiatan sesuai dengan
timeline dari kampus dikarenakan dari pihak industri memiliki timeline
sendiri yang berbeda.
4. Bagi mahasiswa yang melakukan kegiatan Praktek Industri (PI) saran yang
paling penting adalah mengikuti segala peraturan yang berada di Industri.
Selain itu, juga harus menjaga nama baik kampus AK Tekstil Solo.
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2015): Jobdesc Manager, Ast Manager, Supervisor, Staff, diakses dari
https://jobdeskchambers.blogspot.com , pada 20 November 2022.
Buku Pedoman Praktik Kerja Lapangan Akademi Komunitas Industri Tekstik dan
Produk Tekstil Surakarta.
31